Perbedaan evaluasi formatif dan sumatif berdasarkan referensi berikut:
Fitzpatrick, J. L., Sanders, J. R., Worthen, B. R. Program evaluation: Alternative approaches and practical guidelines (4th ed.). Boston: Pearson
1. Evaluasi Formatif
dan Sumatif
Evaluasi dan Akuntabilitas Program Pembangunan Sosial
----------------------------
Pascasarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2021
2. Model evaluasi formatif dan sumatif
pertama kali dikemukakan oleh
Michael Scriven (1967)
Pada evaluasi, Scriven tidak hanya menekankan pada
pencapaian hasil tetapi juga memberikan perhatian pada
aspek proses.
3. Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi formatif: evaluasi yang biasanya dilakukan berulang kali
ketika ada suatu produk atau program yang sedang dikembangkan,
dengan tujuan menyediakan informasi bagi perbaikan program (menilai
manfaat atau nilai dari suatu bagian program)
Evaluasi sumatif: evaluasi yang menilai hasil program atau dampaknya,
berdasarkan informasi sebelum dan sesudah program dilaksanakan.
● Scriven (1991a) mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai “evaluasi
yang dilakukan bagi, atau oleh, pengamat atau pembuat keputusan
manapun (berbeda dengan pengembang) yang memerlukan kesimpulan nilai
untuk alasan-alasan lain di samping pembangunan.”
4. Audiens Evaluasi Formatif & Sumatif
Audiens
Evaluasi sumatif
Evaluasi formatif
Orang-orang
yang berada
dalam posisi
untuk membuat
perubahan dalam
program
Orang-orang yang
menyampaikan
program atau
orang-orang yang
dekat dengannya
Pembuat
kebijakan atau
administrator
Konsumen
potensial:
mahasiswa, guru,
karyawan,
manajer atau
pejabat instansi
yang dapat
mengadopsi
program
5. Program Audiens Evaluasi formatif Evaluasi sumatif
Jadwal Pembelajaran baru
yang dikembangkan dan
diimplementasikan di salah
satu SMA
● Dewan sekolah
● Administrator
● Kepala sekolah
● Orang tua
● Siswa
● Masyarakat
● Pemangku kepentingan
Terkait
● Kehadiran
● Nilai
● Partisipasi
ekstrakurikuler
● Dampak jadwal
pada kenakalan
Menentukan apakah
jadwal tersebut harus
dilanjutkan dan
diperluas ke SMA lain
di kabupaten
Contoh perluasan evaluasi formatif menjadi evaluasi sumatif
6. ● Evaluasi program sangat penting dilakukan baik saat
pengembangan/saat program berlangsung (formatif),
maupun saat program telah berakhir (sumatif).
● Beberapa organisasi terlalu fokus pada evaluasi sumatif;
padahal dalam proses pengembangan program, tanpa
evaluasi formatif akan menjadi tidak lengkap dan tidak
efisien.
● Data formatif dapat membantu mengidentifikasi masalah
atau kelemahan dalam model atau teori program sehingga
kemudian dapat dimodifikasi/diperbaiki saat program
sedang berjalan.
BALANCE BETWEEN FORMATIF
AND SUMMATIVE
Sumatif
Formatif
7. Hubungan Evaluasi Formatif dan Sumatif
● Meskipun evaluasi formatif lebih sering terjadi
pada tahap awal pengembangan program dan
evaluasi sumatif pada tahap selanjutnya, akan
salah jika menganggapnya terbatas pada
kerangka waktu tersebut.
● Program yang sudah mapan (well-established
program) dapat mengambil manfaat dari evaluasi
formatif, sementara program baru yang
bermasalah dapat dihentikan berdasarkan
keputusan sumatif.
● Penekanan relatif (relative emphasis) pada evaluasi
formatif dan sumatif berubah sepanjang umur
program (program life).
8. Perbedaan Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif Evaluasi Sumatif
Kegunaan Meningkatkan program Membuat keputusan tentang masa depan
program atau adopsi program
Audiens Manajer dan staf program Administrator, pembuat kebijakan,
dan/atau calon konsumen atau lembaga
pendanaan
Dilakukan oleh Evaluator internal, didukung evaluator
eksternal
Evaluator eksternal, didukung evaluator
internal
Karakteristik utama Memberikan feedback sehingga
personel program dapat meningkatkan
programnya
Memberikan informasi yang
memungkinkan pengambil keputusan
untuk memutuskan apakah akan
melanjutkan atau menghentikan program,
atau mengadopsinya
9. Perbedaan Evaluasi Formatif dan Sumatif [lanj..]
Evaluasi Formatif Evaluasi Sumatif
Kendala desain Informasi apa yang dibutuhkan?
Kapan?
Standar atau kriteria apa yang akan
digunakan untuk membuat keputusan?
Tujuan pengumpulan data Diagnostik Judgmental - menghakimi
Frekuensi pengumpulan
data
Sering Jarang
Ukuran sampel Seringkali kecil Biasanya besar
Pertanyaan yang diajukan Apa yang sedang dikerjakan?
Apa yang perlu
ditingkatkan/diperbaiki?
Bagaimana bisa
ditingkatkan/diperbaiki?
Apa hasilnya? Dengan siapa?
Dalam kondisi bagaimana?
Dengan pelatihan apa?
Berapa biayanya?
10. BEYOND FORMATIVE AND SUMMATIVE
Kontribusi evaluasi terhadap
pemikiran konseptual, bukan
keputusan atau penilaian
instrumental langsung tentang
suatu objek.
Evaluasi untuk pembelajaran
organisasional jangka panjang
yang luas, dan perbaikan
berkelanjutan.
Proses evaluasi lebih
penting daripada hasil
evaluasi itu sendiri.
Michael Patton (1996) menjelaskan 3 tujuan evaluasi yang
tidak termasuk dalam dimensi formatif atau sumatif,
antara lain:
11. KONTRIBUSI EVALUASI TERHADAP PEMIKIRAN
KONSEPTUAL, BUKAN KEPUTUSAN ATAU PENILAIAN
INSTRUMENTAL LANGSUNG TENTANG SUATU OBJEK
Evaluator telah menemukan bahwa hasil evaluasi sering tidak
langsung digunakan, melainkan digunakan secara bertahap atau
konseptual untuk mengubah pemikiran stakeholders tentang klien
yang mereka layani, tentang model logika atau teori program, atau
tentang bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
12. EVALUASI UNTUK PEMBELAJARAN
ORGANISASIONAL JANGKA PANJANG YANG
LUAS, DAN PERBAIKAN BERKELANJUTAN.
Evaluasi perkembangan Patton termasuk dalam kategori ini.
Hasil dari evaluasi tersebut tidak digunakan untuk perbaikan
program secara langsung (tujuan formatif), tetapi untuk
membantu organisasi mempertimbangkan arah masa depan,
perubahan, dan adaptasi yang harus dilakukan karena temuan
penelitian baru, atau perubahan dalam konteks program dan
lingkungannya.
(Preskill [2008]; Preskill dan Torres [2000].)
13. ● Penelitian tentang penggunaan evaluasi telah menemukan bahwa
partisipasi dalam proses evaluasi dapat berdampak penting.
● Salah satu tujuan evaluasi adalah untuk meningkatkan demokrasi, seperti
memberdayakan publik atau kelompok stakeholders dengan memberi
mereka informasi atau suara melalui evaluasi agar pembuat kebijakan dapat
mengetahui kebutuhan atau keadaan mereka.
EVALUASI DI MANA PROSESNYA
LEBIH PENTING DARIPADA
PENGGUNAAN HASIL
14. ● Perbedaan antara evaluasi formatif dan sumatif tetap
menjadi salah satu yang utama ketika mempertimbangkan
jenis keputusan yang akan dilayani dalam evaluasi tersebut.
● Namun, penting pula untuk mengingat tujuan lain dari
evaluasi, sehingga ketika kita mengenali dan
mempertimbangkan tujuan ini saat merencanakan evaluasi,
setiap evaluasi dapat mencapai potensi penuhnya.
15. Penilaian Kebutuhan, Proses,
dan Evaluasi Hasil
● Perbedaan antara evaluasi formatif dan sumatif utamanya berkaitan dengan jenis keputusan
atau penilaian yang akan dibuat dengan hasil evaluasi. Perbedaan pada penekanan
relatifnya merupakan salah satu hal yang penting dilakukan pada awal suatu penelitian,
karena memberikan informasi pada evaluator mengenai konteks, niat, dan potensi
penggunaan studi, serta memiliki implikasi untuk audiens yang paling tepat untuk penelitian
ini.
● Namun, istilah ini tidak menentukan sifat pertanyaan yang akan dibahas oleh penelitian.
Chen (1996) telah mengusulkan tipologi untuk memungkinkan pertimbangan proses dan
hasil dengan dimensi formatif dan sumatif, dan menambahkan penilaian kebutuhan ke dalam
campuran.
17. Outcome
Outcome atau studi dampak
lebih fokus dalam
menjelaskan, menyelidiki,
atau menentukan
perubahan yang terjadi atas
hasil suatu program pada
komunitas atau penerima
manfaat program dan
orang-orang di sekitarnya
(keluarga dari si penerima
manfaat, rekan kerja, dll).
Asesmen Kebutuhan
● Menentukan apakah
masalah atau kebutuhan
tersebut nyata/ada dan
secara jelas
mendeskripsikan masalah
tersebut
● Membuat rekomendasi
untuk mengurangi
masalah tersebut; melalui
berbagai macam
intervensi yang efektif →
untuk mencapai tujuan
yang diinginkan
Proses
● Biasa disebut monitoring →
menjelaskan bagaimana
program tersebut dijalankan
● Melihat lebih detil berbagai
macam masalah yang terjadi
dalam suatu program.
Contoh: karakteristik klien atau
murid yang sedang diobservasi,
kualifikasi orang yang
menjalankan program,
karakteristik lingkungan dari
program yang sedang berjalan,
atau aktivitas itu sendiri
18.
19. Referensi
● Fitzpatrick, J. L., Sanders, J. R., Worthen, B. R. Program evaluation:
Alternative approaches and practical guidelines (4th ed.). Boston: Pearson