Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Nilai Moderasi Beragama pada budaya daerah_fix .pptx
1. Dr. Masmin Afif, M.Ag
NILAI MODERASI BERAGAMA PADA
BUDAYA DAERAH
Kementerian Agama
Kantor Wilayah D.I.Yogyakarta
Kakanwil Kemenag DIY
2. KMA 93 2022
entang Pedoman
Penyelenggaraan
Penguatan
Moderasi
Beragama Bagi
PNS Kemenag
PMA 18
2020
tentang
Renstra
Kementerian
Agama
2020-2024
Perpres 18
Tahun 2020
tentang
RPJMN
2020-2024
Perpres 83
Tahun 2015
tentang
Kementerian
Agama
UU 39
Tahun 1999
tentang Hak
Asasi
Manusia
UUD 1945
Negara menjamin
kemerdekaan tiap-
tiap penduduk untuk
memeluk agamanya
masing-masing dan
untuk beribadat
menurut agamanya
dan kepercayaannya
itu
Pasal 29 ayat (2)
Setiap orang bebas
memeluk agamanya
masing-masing dan
untuk beribadat
menurut agamanya
dan kepercayaannya
itu
Pasal 22 ayat (2)
Kementerian Agama
mempunyai tugas
menyelenggarakan
urusan pemerintahan
di bidang agama
untuk membantu
Presiden dalam
menyelenggarakan
pemerintahan negara
Pasal 2
Program Prioritas
memperkuat moderasi
beragama, yang
bertujuan untuk
mengukuhkan
toleransi, kerukunan
dan harmoni sosial,
menjadi tanggung
jawab Kementerian
Agama
Lampiran III
Kementerian Agama yang
profesional dan andal
dalam membangun
masyarakat yang saleh,
moderat, cerdas dan
unggul untuk mewujudkan
Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian
berdasarkan gotong
royong
Lampiran I
Dasar Hukum
Orientasi Pelopor PMB bertujuan
untuk membentuk role model MB;
Dilaksanakan oleh Satuan Kerja
dan/atau Rumah Moderasi Beragama;
Peserta berasal dari pegawai
Kementerian Agama dan/atau
masyarakat; Surat Keterangan
diterbitkan oleh Kepala Satuan Kerja
atau Rektor/Ketua PTKN; JP paling
sedikit 28 x 60 menit.
3. PROGRAM PRIORITAS KEMENTERIAN AGAMA
1
Penguatan Moderasi
Beragama
2
Transformasi
Digital
3
Revitalisasi KUA.
4
Cyber Islamic
University
5
Kemandirian
Pesantren
6
Religiousity Index
4. Berkembangnya cara pandang, sikap dan praktik
beragama yang berlebihan (ekstrem), yang
mengesampingkan martabat kemanusiaan
Moderasi beragama
merupakan perekat antara
semangat beragama dan
komitmen berbangsa. Di
Indonesia, beragama pada
hakikatnya adalah ber-
Indonesia dan ber-Indonesia itu
pada hakikatnya adalah
beragama
Moderasi Beragama
menjadi sarana
mewujudkan
kemaslahatan kehidupan
beragama dan berbangsa
yang harmonis, damai dan
toleran sehingga Indonesia
maju.
Indonesia adalah negara yang bermasyarakat
religius dan majemuk. Meskipun bukan negara
agama, masyarakat lekat dengan kehidupan
beragama dan kemerdekaan beragama
dijamin oleh konstitusi. Menjaga
keseimbangan antara hak beragama dan
komitmen kebangsaan menjadi tantangan
bagi setiap warga negara
Moderasi Beragama
Berkembangnya klaim kebenaran
subyektif dan pemaksaan kehendak atas
tafsir agama serta pengaruh
kepentingan ekonomi dan politik
berpotensi memicu konflik
Berkembangnya semangat beragama
yang tidak selaras dengan kecintaan
berbangsa dalam bingkai NKRI
Tantangan 3
Tantangan 1
Tantangan 2
Merawat
Keindonesiaan
Memperkuat esensi
ajaran agama
dalam kehidupan
masyarakat
Mengelola
keragaman tafsir
keagamaan dengan
mencerdaskan
kehidupan
keberagamaan
Kondisi kebangsaan
dan keagamaan
Moderasi
Beragama
Toleran, Harmonis,
Damai
Urgensi
5. RUMUSAN
MODERASI
BERAGAMA
Moderasi
Beragama
Cara pandang, sikap dan praktik
beragama.
Dalam kehidupan Bersama dengan
cara mengejawantahkan esensi
ajaran agama yang melindungi
martabat kemanusiaan dan
membangun keslahatan
berlandaskan prinsip adil,
berimbang dan menaati konstitusi
sebagai kesepakatan berbangsa.
Moderasi
beragama
Moderasi menurut kamus Bahasa,
1. Bahasa Indonesia: Pengurangan
kekerasan, penghindaran ke
ekstriman
2. Bahasa latin: ke-sedang-an
(tidak kelebihan, tidak
kekurangan)
3. Bahasa inggris (core, inti,
esensi), standar (etika)
4. Bahasa arab: wasath atau
wasathiyah, yang memiliki
padanan makna dengan
tawassuth (tengah-tengah),
I’tidal (adil), dan tawazun
(berimbang)
6. Diwujudkan dalam sikap
hidup amanah, adil, serta
menebar kebajikan dan kasih
sayang terhadap sesama
manusia
Memajukan Kehidupan
Umat Manusia
Mempromosikan dan
mengejawantahkan
pengamalan cara
pandang, sikap, dan
praktik keagamaan jalan
tengah
Memperkuat Nilai
Moderat
Menebar kebajikan dan
kedamaian, mengatasi
konflik dengan prinsip adil
dan berimbang serta
berpedoman pada
konstitusi
Mewujudkan
Perdamaian
Menjadikan nilai-nilai moral
universal dan pokok ajaran agama
sebagai pandangan hidup (world
view) dengan tetap berpijak pada jati
diri Indonesia
Menjunjung Tinggi
Keadaban Mulia
Mengutamakan sikap memanusiakan
manusia, baik laki-laki maupun
perempuan atas dasar kesetaraan
hak dan kewajiban warga negara
demi kemaslahatan bersama
Menghormati Harkat Martabat
Kemanusiaan
Menerima keberagaman
sebagai anugerah, dan
karenanya bersikap
terbuka terhadap
perbedaan
Menghargai
Kemajemukan
Muatan Pesan Keagamaan
Dalam Moderasi Beragama
Menjadikan konstitusi
sebagai panduan
kehidupan umat beragama
dalam berbangsa dan
bernegara, serta menaati
aturan hukum dan
kesepakatan bersama
Menaati Komitmen
Berbangsa
Dalam memperkuat muatan Moderasi Beragama
terdapat beberapa pesan dasar yang perlu terus
digaungkan:
7. MODERASI BERAGAMA KEMENAG RI
Anti kekerasan
Menolak Tindakan seseorang
atau kelompok tertentu yang
menggunakan cara-cara
kekerasan, baik secara fisik
maupun verbal, dalam
mengusung perubahan yang
diinginkan
Toleransi
Menghormati perbedaan dan
memberi ruang orang lain untuk
keyakinan, mengekspresikan
keyakinannya dan
menyampaikan pendapat.
Menghargai kesetaraan dan
sedia bekerjasama.
1. Komitmen Kebangsaan
2. Toleransi
3. Anti Kekerasan
4. Penerimaan terhadap tradisi
Komitmen
Kebangsaan
Penerimaan terhadap prinsip-
prinsip berbangsa yang
tertuang dalam konstitusi: UUD
1945 dan regulasi dibawahnya
Penerimaan
terhadap tradisi
Ramah dalam penerimaan
tradisi dan budaya local dalam
perilaku keagamaannya, sejauh
tidak bertentangan dengan
pokok ajaran agama
EMPAT INDIKATOR MODERASI BERAGAMA
Moderasi beragama bukan hal absurd yang tidak
dapat diukur. Keberhasilan moderasi beragama
dapat terlihat dari tingginya empat indicator utama
berikut ini serta beberapa indicator lain yang selaras
dan saling bertautan
8. TANTANGAN
HARI INI
BERITA HOAX DAN
UJARAN KEBENCIAN
INTOLERANSI DAN
RADIKALISME
TINGGINYA EXPEPEKTASI PUBLIK
TERHADAP LEMBAGA AGAMA DAN
TOKOH AGAMA SERTA TOKOH
PEMUDA
SENTIMEN AGAMA TINGGINYA SEMAGAT
BERAGAMA TANPA DIIMBANGI
PEMAHAMAN YANG CUKUP
KEBARAGAMAAN MINIM
NILAI
10. UPAYA MEMELIHARA KERUKUNAN
1. Kunjungan Tempat-Tempat Ibadah;
2. Dialog Kerukunan Tokoh Pemuda Lintas Agama;
3. Dialog Kerukunan Tokoh Agama/Tokoh Masyarakat
Lintas Agama;
4. Penguatan Moderasi Beragama Bagi ASN, Penyuluh,
Babinsa, Babinkamtibmas, dan Stakeholder Utama;
5. Kemah Mahasiswa Lintas Agama;
6. Desa Sadar Kerukunan;
7. Bantuan Operasinal FKUB Tingkat Provinsi;
8. Pemberian Tunjangan Penyuluh Agama Khonghucu
Non PNS.
11. Nilai Moderasi Beragama pada Budaya Daerah
melalui
BERAKHLAQUL KARIMAH SEBAGAI IMPLEMENTASI MODERASI BERAGAMA DI MASYARAKAT
akhlakul karimah
adalah nilai
moderat atau
tengah tengah
yang mampu
menjadi sikap
yang
mendamaikan
dan
menentramkan
bagi lingkungan
dimanapun kita
berada.
Pemeliharaan
keamanan dan
ketertiban umum
serta penegakan
hukum dengan
perspektif
pemenuhan hak
konstitusi dan
perspektif
Moderasi
Beragama
diperlukan
sebuah nilai yang
harus diajarkan
didalam
masyarakat
untuk mengatasi
pertentangan
yaitu penerapan
moderasi
beragama yang
tepat menuju
masyarakat yang
tentram
melalui
sikap
Konflik sosial
atau
pertentangan ini
karena adanya
keberagaman
cara pandang,
perasaan,
budaya, bahkan
kepentingan dan
menimbulkan
kehancuran
Moderasi
beragama
merupakan salah
satu nilai yang
saat ini
dikembangkan
dalam rangka
menuju
masyarakat yang
aman tentram
dan sentosa.
Berakhlakul
karimah dalam
kehidupan di
masyarakat
uipaya untuk
mengimplementa
sikan nilai
moderasi
beragama di
masyarakat.
pemaaf, amanah
dan netral
12. Norma sosial berakar dari kearifan lokal
masih dipegang teguh oleh
masyarakatnya. saling menghormati,
guyub rukun dan gotong royong.
kenduri dan nyadran diusung keluar
dengan melibatkan semua agama
Kegiatan ini bertujuan untuk merawat
kerukunan
Implementasi moderasi beragama
adalah kunci terciptanya toleransi dan
kerukunan antar umat beragama, baik
pada taraf lokal, nasional, dan maupun
global. Dengan mengimplementasikan
pada kehidupan sosial masing-masing
umat beragama maka akan bisa
memperlakukan orang lain secara
terhormat (Kementerian Agama RI, 2019,
p. 18).
Moderasi Beragama Berbasis Kearifan lokal Daerah
Lempuyangan sebagai kampung yang plural, moderasi beragama
menjadi sesuatu yang vital dalam menjalankan aktifitas
kesehariannya. Kata moderat disebut wasath atau wasathiyah dan
memiliki arti yang sama dengan kata-kata seperti tawassuth
(tengah), i'tidal (kebenaran), dan tawazun (keseimbangan).
moderasi berarti
mengedepankan keseimbangan
keyakinan, moral, dan karakter
dalam memperlakukan orang
lain sebagai individu dan dalam
berurusan dengan lembaga
negara (Kementerian Agama RI,
2019).
13. Nilai Moderasi pada
Budaya DAERAH
Pertama, Konsep “Pundak Panggul”. Dalam konsep ini, jika penghuni
memiliki perayaan tertentu, parpara tetangga di sekitar lingkungan
mereka juga harus diundang. Demikian juga, jika penduduk di
mereka sekitarnya mendapat musibah, mereka juga harus
membantu
Kedua, Konsep “Unggah-ungguh” (Etiket atau Kesopanan). Konsep
ini menunjukkan norma kesopanan menceritakan bagaimana
seseorang berperilaku terhadap yang lain. Lapisan dan posisi dari
struktur sosial, perbedaan usia, dan konteks pertemuan atau
percakapan harus “bener tur pener”, yaitu benar dan sesuai dengan
ketentuan
14. Ketiga, Konsep Tujuan Hidup Manusia. Tujuan hidup manusia
ditunjukkan dengan ungkapan “memayu hayuning bawana” yang
berarti memperindah keindahan semesta. Ungkapan ini
menunjukkan semuanya tindakan, perilaku, dan pekerjaan
seharusnya ditujukan untuk membuat keindahan dan kebaikan alam
semesta
s
Nilai-nilai kearifan lokal elaras dengan moderasi beragama
ditunjukkan oleh pandangan sosial, tata krama, dan tujuan hidup.
Berbagai ekspresi tradisi lokal menunjukkan hal-hal ini. Selain
memiliki fungsi pengajaran juga menjadi semacam kode etik bagi
masyarakat lokal
bahwa tujuan hidup melalui tuntunan agama selaras dengan
tujuan hidup yang dibingkai oleh kearifan lokal. Itulah konsep
memayu hayuning bawana yang sejalan dengan tujuan agama,
khususnya Islam, yaitu menjadi rahmat bagi alam semesta
(rahmatan lil alamin)
15. CONTOH PRAKTIK NYATA
1. Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta
membentuk percontohan Desa Sadar Kerukunan di lima
kabupaten/kota untuk memperkuat praktik moderasi beragama
masyarakat di DIY. (Sumber:
https://www.antaranews.com/berita/2424593/diy-bentuk-
percontohan-desa-sadar-kerukunan-di-lima-kabupaten-kota)
2. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Dr. Masmin Afif, M.Ag mengajak
seluruh pemangku kepentingan SMA/SMK termasuk SMAN 2 Wates untuk
sukseskan Pengelolaan Moderasi Beragama di SMA SMK Percontohan pada
Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. (Sumber:
https://smadawates.sch.id/read/144/kanwil-kemenag-diy-ajak-sman-2-wates-
sukseskan-pengelolaan-moderasi-beragama)
3. Kerukunan antara Masjid Syuhada dan Gereja HKBP (Huria Kristen
Batak Protestan) Kotabaru. Gereja HKBP dibangun pada masa
penjajahan Belanda tahun 1923. Kawasan tersebut didominasi oleh
orang-orang Belanda. Menariknya, sebelum Masjid Syuhada berhasil
dibangun pada tahun 1952, umat muslim di sekitar Kotabaru sering
meminjam Gereja HKBP untuk shalat jumat dan pengajian. Kisah ini
ditulis oleh Nurainun Mangungsong dan Vita Fitria dalam jurnal
“Jurnal Civics” Vol. 16 No. 1 Tahun 2019. Hal ini berlangsung sampai
saat ini. Saling bertukar lahan parkir saat ada peribadatan atau
upacara peringatan agama.
16. Terima
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
D.I.Yogyakarta
Daftar Pustaka
Alfalah, Ulfah Fauziah dan Sani Rahman. Toleransi Beragama dan Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama di Kampung
Toleransi. Syntax Idea, [S.l.], v. 1, n. 3, p. 121-131, july 2019. ISSN 2684-883X. Available at: <https://jurnal.syntax-
idea.co.id/index.php/syntax-idea/article/view/30
Haryanto, J. T. (2022). Religious Moderation in Javanese Culture in The Community of Trirenggo Village, Bantul,
Yogyakarta. Penamas, 35(1), 1-16.
Kementerian Agama. (2020, Januari 30). Bappenas: Urgensi Moderasi Beragama dalam RPJMN 2020-2024. (Kementerian
Agama) Dipetik Pebruari 25, 2022, dari kemenag. go.id: https://kemenag.go.id/read/bappenas-urgensi-moderasi-
beragama-dalamrpjmn-2020-2024-kv31o
Nugroho, F. J. (2021). Kenduren sebagai Ruang Merawat KeIndonesiaan. Prosiding Pelita Bangsa, 1(1), p. 14-25.
Rahmawati, A., & Haryanto, J. (2020). Penguatan Toleransi dan Identitas Sosial Melalui Halalbihalal Lintas Agama pada
Masyarakat Kampung Gendingan, Yogyakarta. Jurnal SMaRT Studi Masyarakat, Religi dan Tradisi, Volume 06 No. 01 Juni
2020, 33-47. doi:DOI: https://doi.org/10.18784/smart.v6i1.988
Suseno, F. M. (1984). Etika Jawa, Sebuah Analisa Falsafi Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia.
Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal sebagai Life Style di Kampung Lempuyangan
Suwanto
Pengurus Takmir Masjid Kagungan Dalem Lempuyangan dan
Ketua Pokja JBM RW 05 Kampung Lempuyangan