Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang keragaman manusia dan kesederajatan.
2. Keragaman di Indonesia terlihat dari suku bangsa, agama, ideologi, dan status ekonomi.
3. Diskriminasi merupakan masalah yang dapat memengaruhi kerukunan jika tidak dikelola dengan baik.
1. LAPORAN HASIL DISKUSI
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN
Oleh:
Kelompok 5
1. ARDYAN BAGUS S. (130810201267)
2. DANNY YUDHA T. (130810201252)
3. RIZAL FARIS S. (130810201151)
4. ALDYNO FAUZIE (130810201087)
5. RELA GUSTI AYU (131810201075)
6. IMROATUS SOLEHA (131810201027)
7. KHOLIFATUS SADIYAH (131810201034)
8. ERVIN BUDI FEBRIAWAN (131810201076)
9. JONIAR DIMAS W (131810201052)
UNIVERSITAS JEMBER
2014
2. RINGKASAN MATERI
A. MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN
1. Makna keragaman
Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat
perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras,
agama dan keyakinan, ideology, dat kesopanan, serta situasi ekonomi.
2. Makna Kesederajatan
Kesederajatan artinya adalah sama tingkatan (pangkat, kedudukan).
Dengan demikian makna kesederajatan disini adalah suatu kondisi dimana
dalam perbedaan dan keragaman yang ada manusia tetap memiliki suatu
kedudukan yang sama dan satu tingkat hierarki.
B. UNSUR-UNSUR KERAGAMAN DALAM MASYARAKAT INDONESIA
1. Suku Bangsa dan Ras
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia sangat beragam.
Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokan besar manusia
yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah seperti rambut, warna kulit, ukuran-
ukuran tubuh, mata, ukuran kepala dan lain sebagainya.
Macam-macam ras yang ada di Indonesia seperti ras Mongoloid Melayu muda
(Sulawesi), ras Mongoloid Melayu tua (Batak dan Toraja). Ras Austroloid
(NTT). Dan kelompok terbesar yang tidak termasuk kelompok pribumi adalah
golongan China yang termasuk Astratic Mongoloid.
2. Agama dan Keyakinan
Agama mengandung ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi. Ikatan
tersebut berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai
kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap dengan pancaindra, yang mempunyai
pengaruh besar terhadap kehidupan manusia sehari-hari.
Agama sebagai bentuk kepercayaan Yang dianggap sebagai agama,
memiliki ciri umum yang hamper sama, baik dalam agama primitive maupun
agama monoteisme. Menurut Robert H.Thouless, bahwa agama berpusat pada
Tuhan atau dewa –dewa sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh
diabaikan (psikologi agama : 14)
3. Dalam praktiknya, fungsi agama dalam masyarakat antara lain :
1. Berfungsi edukatif
2. Berfungsi penyelamat
3. Berfungsi sebagai perdamaian
4. Berfungsi sebagai social control
5. Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
6. Berfungsi transformatif
7. Berfungsi kreatif
8. Berfungsi subtimatif
3. Ideology dan politik
Ideologi ialah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh
kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan
antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental. Ideology membantu untuk
lebih memeperkuat landasan moral bagi sebuah tindakan. Politik mencakup
baik konflik antara individu-individu dan kelompok untuk memperoleh
kekuasaan, yang digunakan oleh pemenang bagi keuntungannya sendiri atas
kerugian dari yang ditaklukan.
4. Tata karma
Tata krama pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat,
tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu. Tata krama
dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat dan terdiri dari aturan-aturan
yang kalau dipatuhi diharapkan akan tercipta interaksi social yang tertib dan
efektif di dalam masyarakat yang bersangkutan.
5. Kesenjangan ekonomi
Bagi sebagian Negara berkembang, perekonomian akan menjadi salah satu
perhatian yang terus ditingkatkan. Hal ini tentu saja menjadi sebuah pemicu
adanya kesenjangan yang tidak dapat dihindari lagi.
6. Kesenjangan social
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan
bermacam tingkat, pangkat, dan strata social yang hierarkis. Hal ini dapat
4. terlihat dan dirasakan dengan adanya penggolongan orang-orang berdasarkan
kasta.
Hal ini dapat menimbulkan kesenjangn social yang dapat membahayakan
kerukunan masyarakat dan bahkan memicu perang antar suku.
C. PENGARUH KERAGAMAN TERHADAP KEHIDUPAN
BERAGAMA, BERMASYARAKAT, BERNEGARA, DAN
KEHIDUPAN GLOBAL
Masalah suku bangsa dan, kesatuan-kesatuan nasioanal di Indonesia telah
menunjukkan kepada kita bahwa suatu negara yang multietnik memerlukan
suatu kebudayaan nasional untuk menginfestasikan peranan identitas nasional
dan solidaritas nesional diantara warganya. Di kehidupan sehar-hari,
kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan agama, bersama-sama dengan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, mewaris perilku dan kegiatan
kita.
Sifat dasar yang dimiliki oleh masyarakat majemuk:
a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang seringkali
memiliki kebudayaan yang berbeda.
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang
bersifat non-komplementer.
c. Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota masyarakat
tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
d. Secara relatif sering terjadi konflik di antar kelompomk yang satu dengan
yang lainnya.
e. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling
ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang
lain.
Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan
tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Seperti :
1. Disharmonisasi
5. 2. Perilaku diskriminitif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu
akan memunculkan masalah lain.
3. Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri
Hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh
pengaruh negatif dari keragaman, yaitu:
1. Semangat religius
2. Semangat nasionalisme
3. Semangat pluralisme
4. Semangat humanisme
5. Dialog antar umat beragama
6. Membangun komunikasi
Keterbukaan, kedewasaan sikap, pemikiran global, yang bersifat inklusif, serta
kesadaran kebersamaan dalam mngarungi sejarah yang menyatu dalam
keragaman, dan beragam dalam kesatuan.
D. PROBLEMATIKA DISKRIMINASI
Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap
seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok,
golongan, status dan kelas social-ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh,
usia, orientasi seksual, pandangan ideology dan politik, serta batas Negara, dan
kebangsaan seseorang.
Tuntutan atas kesamaan hak bagi setiap manusia didasarkan atas prinsip-
prinsip HAM. Yang memiliki sifat universal dan tanpa pengecualian yang saling
tergantung. Sehingga sikap-sikap yang didasarkan pada ethnosentrisme, rasisme,
religious fanatisme dan discrimination dipandang sebagai tindakan yang
menghambat kesederajatan dan demokrasi, penegakan hokum dalam kerangka
pemajuan dan pemenuhan HAM.
Terdapat pula landasan hokum yang mendasari prinsio non-diskriminasi di
Indonesia seperti pada pasal 281 Ayat (2) UUD NKRI 1945 dan pasal 3 UU
No.30 tahun 1999 tentang HAM.
6. - Pencantuman prinsip ini dapa awal pasal dan berbagai instrumen hokum yang
mengatur HAM pada dasarnya menunjukkan bahwa diskriminasi telah menjadi
sebuah realitas yang problematic, sehingga:
a. Komunitas internasional telah mengakui bahwa diskriminasi masih terjadi
di berbagai belahan dunia; dan
b. Prinsip nondiskriminasi harus mengawali kesepakatan antarbangsa untuk
dapat hidup dalam kebebasan, keadilan, dan perdamaian.
Pada dasarnya diskriminasi tidak begitu saja, akan tetapi karena adanya
beberapa factor penyebab. Antara lain:
1. Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan,
terutama ekonomi.
2. Tekanan dan intimidasi yang dilakukan oleh kelompok dominan kepada
golongan yang lebih lemah.
3. Ketidakberdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka
dapatkan membuat mereka terus terpuruk dan menjadi korban
diskriminan.
Problematika lain yang harus di waspadai adalah disintegrasi bangsa. Dari
kajian yang dilakukan terdapat enam faktor utama yang secara gradual menjadi
penyebab terjadinya proses ini, yaitu:
Kegagalan kepemimpinan, Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama,
Krisis politik, Krisis social, Demoralisasi tentara dan polisi, dan Investasi asing
E. MANUSIA BERADAB TERHADAP KERAGAMAN
Masyarakat sebagai satu komunitas yang beragam dengan penuh
perbedaan pandangan bahkan kepentingan. Sebagaimana Tuhan telah
menciptakan manusia dengan keragamannya. Keragaman tersebut telah meluas
dalam wujud perbedaan status, kondisi ekonomi, relasi, sosial sampai cita-cita
perorangan maupun kelompok. Apabila perbedaan tersebut tidak dilandasi dengan
sikap arif maka akan menuai konsentrasi panjang berupa konflik bahkan
kekerasan di tengah-tengah masyarakat kita.
7. Dalam hal ini terdapat beberapa teori yang menunjukkan penyebab
komflik di tengah masyarakat, yaitu: Teori hubungan masyarakat, Teori identitas,
Teori kesalahfahaman antar budaya, dan Teori transformasi.
Realitas keragaman budaya bangsa ini tentu membawa konsekuensi
munculnya persoalan gesekan antar budaya, yang mempengaruhi dinamika
kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, manusia yang beradab harus bersikap
terbuka dalam melihat semua perbedaan dari keragaman yang ada, menjunjung
tinggi nilai-nilai kesopanan dan tidak menjadikan keragaman sebagai kekayaan
bangsa melainkan sebagai pengikat persatuaan seluruh masyarakat dalam
kebudayaan yang beranekaragam.
Faktor-faktor terjadinya perubahan sosial budaya
1. Faktor eksternal yaitu Akulturasi, Difusi, Penetrasi, Invasi, Asimilasi,
Hibridisasi, Milenarisasi
2. Faktor internal yaitu Sistem pendidikan yang maju (meliputi Inovasi,
Discovery, Invention, dan Enkulturasi), Menghargai hasil karya orang lain,
Adanya keterbukaan di dalam masyarakat , Adanya toleransi terhadap
perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation), Penduduk yang
heterogen.
Termain 1 (2 pertanyaan)
Pertanyaan 1
Oleh : Rosyid (121910101060)
1. Jika terdapat suatu kasus dalam sebuah tempat (sebagai contoh asusila),
menurut sudu tpandang warga setempat asusila sah-sah saja dilakukan,
tetapi dalam segi hukum tindakan asusila melangga rnorma, bagaimana
menurut kelompok anda ditinjau dari segi ISBDnya?
Jawab:
- Menurut segi ISBDnya, kita harus lihat dari tempat atau wilayah dari
terjadinya tindakan asusila tersebut. Apabila tindakan tersebut terjadi di
Amerika Serikat atau Negara dimana Tindakan tersebut sah-sah saja maka
tindakan tersebut merupakan hal biasa dan begitu pula sebaliknya.
8. Pertanyaan 2
Oleh : Septia (131810201067)
1. Apakah maksud dari eksklusivisme, rasialis dan disharmonisasi?
Jawab:
- eksklusivisme adalah paham yang mempunyai kecenderungan untuk
memisahkan diri dari masyarakat.
- rasialis adalah suatu penekanan pada ras atau pertimbangan rasial.
- disharmonisasi adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara
manusia dengan dunia lingkungannya.
Termain 2 (2 pertanyaan)
Pertanyaan 1
Oleh : Yulia (131810201074)
1. Faktor-faktor terjadinya perubahan sosial budaya yaitu terbagi atas faktor
eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yaitu akulturasi, difusi,
penetrasi, invasi, asimilasi, hibridisasi dan milenarisasi. Apa maksud dari
akulturasi, difusi, penetrasi, invasi, asimilasi, hibridisasi dan milenarisasi
dan berikan contohnya
Jawab :
- Akulturasi atau cultural contact berarti suatu kebudayaan tertentu yang
dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing yang sedemikian rupa
sehingga lambat laun unsur-unsur kebudayaan asing tersebut melebur dan
menyatu ke dalam kebudayaan sendiri, tetapi tidak menyebabkan hilangnya
kepribadian.
Contoh: Saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa,
sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa Jawa.
- Difusi ialah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat
lain, sedikit demi sedikit, hal ini berlangsung berkaitan dengan terjadinya
perpindahanatau penyebaran manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Contoh: Cara berpakaian para pejabat belanda di tiru oleh penguasa pribumi
9. - Penetrasi ialah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing secara paksa,
sehingga merusak kebudayaan bangsa yang didatangi penetrasi tersebut.
Contoh: masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia.
- Invasi yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan
setempat dengan peperangan (penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain.
Contoh: di Indonesia yang awalnya tidak mengerti tentang bahasa Korea,
sekarang lebih mengerti tentang bahasa Korea karena penyebaran film Korea
yang ada di Indonesia.
- Asimilasi adalah proses penyesuaian seseorang atau kelompok orang asing
terhadap kebudayaan setempat.
Contoh: Terjadi pada masyarakat Batak dan Tionghoa di Sumatra Utara.
pendatang sehingga mereka berusaha belajar bahasa Batak dan menyesuaikan
diri dengan adat istiadat setempat karena dianggap menguntungkan bagi usaha
perdagangan mereka. Sebaliknya, anggota masyarakat Batak Toba yang tinggal
di Medan berusaha menyesuaikan diri dengan kebudayaan masyarakat
setempat yang didominasi etnik Tionghoa..
- Hibridisasi adalah perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan
campuran antara orang asing dengan penduduk setempat.
Contoh : Dulu banyak orang menggunakan kebaya, namun saat ini masyarakat
lebih suka menggunakan pakaian barat.
- Milenarisasi merupakan salah satu bentuk gerakan kebangkitan, yang berusaha
mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama
menderita dalam kedudukan sosial yang rendah dan memiliki ideologi
subkultural yang baru.
Contoh : Pembebasan budak di Zaman Rasullullah SAW.
Pertanyaan 2
Oleh : Gilang (121910101079)
1. Agama berfungsi sebagai perdamaian, namun pada saat ini banyak
permasalahan yang muncul karena agama. Gimana cara menanggulangi
hal tersebut?
10. 2. Untuk kedepannya bisakah agama islam menjadi 1 aliran?
3. Apakah fungsi agama sebagai social control?
Jawab:
1. Pendidikan dan pengetahuan tentang pemahaman agama yang relatif
benar memang sangat dibutuhkan, karena itu merupakan sumber utama
mengenai kemungkinan diciptakannya sebuah kebersamaan dalam
perbedaan. Kita harus mulai mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa
hidup di negara Indonesia yang memang sudah disepakati sebagai negara
kesatuan republik Indonesia yang dihuni oleh berbagai macam suku,
agama, ras dan lainnya. Untuk itu kita harus memberikan pengertian
bahwa perbedaan itu sudah menjadi sebuah keniscayaan dan tidak
mungkin dapat dihindari atau bahkan dihilangkan.
Kita tentu harus percaya seratus persen atas akidah yang kita anut, tetapi
karena kita sudah berkomitmen untuk hidup bersama dan berdampingan
secara damai dengan seluruh masyarakat indonesia dan masyaakat dunia,
maka kita harus bisa menghormati dan menghargai keyakinan pihak lain.
Klaim sesat kepada pihak lain yang tidak sama pendangannya merupakan
hal tabu yang sudah seharusnya ditinggalkan. Secara teori semua orang
berhak atas penafsiran dan pemahaman atas ajaran agama masing masing,
dan klaim sesat tersebut tentu sangat dipengaruhi oleh aspek mayoritas
dan minoritas.
Kita dapat menggambarkan kalau misalnya sebuah aliran menjadi
mayoritas di suatu daerah atau negara, maka ia akan dapat menentukan
apakah aliran yang berbeda dengannya tersebut sebagai aliran sesat.
Tetapi sebaliknya ketika aliran yang dianggap sesat tersebut ternyata
menjadi mayoritas di daerah atau negara lain, maka ia juga akan dapat
menghakimi aliran yang bertentangan dengannya sebagai aliran yang
sesat. Dan begitu seterusnya, sehingga klaim saling sesat itu akan terus
terjadi dan menjadi penyebab timbulnya permusuhan dan kekerasan.
11. Untuk itu yang paling bijaksana ialah saling menghormati diantara para
pemeluk agama dan penganut pandangan yang berbeda. Sikap toleran
kepada sesama umat manusia yang mempunyai pandangan dan
kepercayaan berbeda tersebut merupakan sikap yang memang harus
diambil oleh kita, kalau memang kita konsisten dengan komitmen untuk
hidup bersama dan berdampingan dengan semua umat manusia, dengan
tidak membedakan ras, suku, agama dan lainnya.
2. Tidak bisa, karena dari berbagai aliran yang ada mereka mempercayai dan
meyakini bahwa aliran yang mereka yakinilah yang paling benar.
3. Fungsi agama sebagai social control :
- Agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adt yang dipandang
baik bagi kehidupan moral warga masyarakat.
- Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral (yang
dianggap baik) dari serbuan destruktif dari agama baru dan dari sistem
Negara.