Materi ini berisi materi mata kuliah Moderasi Beragama UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan yang memberikan pemahaman dan sikap dalam mencerminkan dan mewujdukan Islam Rahmatan Lil Alamin Pokok Pembahasan dalam meteri ini meliputi: Definisi dan Urgensi Moderasi Beragama, Komitmen Kebangsaaan, Anti Kekerasan. Toleransi, Akomodatif Terhadap budaya lokal
PAK berwawasan Kemajemukan dalam Membina Sikap Toleransi Beragama SiswaDella Gita Van Gobel
PAK dalam konteks kemajemukan berbicara tentang bagaimana pendidikan agama Kristen diselenggarakan dalam suatu masyarakat plural dimana materi kurikulum PAK perlu digarap dengan sungguh-sungguh untuk dapat mencerminkan penerimaan atas kemajemukan.
Materi ini berisi materi mata kuliah Moderasi Beragama UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan yang memberikan pemahaman dan sikap dalam mencerminkan dan mewujdukan Islam Rahmatan Lil Alamin Pokok Pembahasan dalam meteri ini meliputi: Definisi dan Urgensi Moderasi Beragama, Komitmen Kebangsaaan, Anti Kekerasan. Toleransi, Akomodatif Terhadap budaya lokal
PAK berwawasan Kemajemukan dalam Membina Sikap Toleransi Beragama SiswaDella Gita Van Gobel
PAK dalam konteks kemajemukan berbicara tentang bagaimana pendidikan agama Kristen diselenggarakan dalam suatu masyarakat plural dimana materi kurikulum PAK perlu digarap dengan sungguh-sungguh untuk dapat mencerminkan penerimaan atas kemajemukan.
2. Indonesia yang Plural dan Multikultural
Indonesia adalah masyarakat majemuk (plural society) dan masyarakat
multikultural (multikultur society)
Merupakan masalah yang rawan dan sering memicu ketegangan atau
konflik antar kelompok termasuk masalah agama
Ada 4 pilar pokok sebagai milai-nilai perekat bangsa (Pancasila, UUD
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika)
Kerukunan dan Keharmonisan hidup seluruh masyarakat akan senantiasa
terpelihara dan terjamin selama nilai-nilai tersebut dipegang teguh secara
konsekwen oleh masing-masing warga negara
3. Kerukunan Hidup Umat Beragama
Berarti perihal hidup rukun yaitu hidup
dalam suasana baik dan damai, tidak bertengkar,
bersatu hati dan bersepakat antar umat yang
berbeda-beda agamanya atau antara umat dalam
satu agama
4. AGAMA ISLAM MERUPAKAN
RAHMAT BAGI SELURUH ALAM
Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera,
penyebaran diri, taat, dan patuh. Pengertian tersebut
menunjukkan bahwa islam adalah agama yang
mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian,
keselamatan, dan keselamatan kehidupan umat
manusia pada khususnya, dan semua makhluk Allah
pada umumnya.
5. AGAMA ISLAM MERUPAKAN
RAHMAT BAGI SELURUH ALAM
Fungsi islam sebagai rahmat tidak begantung pada penerimaan atau penilaian manusia.
Substansi rahmat terletak pada fungsi ajaran tersebut dan fungsi itu baru akan dirasakan
baik oleh manusia sendiri maupun oleh makhluk- makhluk yang lain apabila manusia
sebagai pengemban amanah Allah telah menaati ajaran tersebut. Fungsi islam sebagai
rahmat Allah bagi semua alam itu dijelaskan oleh Allah dalam QS. Al-Anbiya [21]:107.
Artinya : “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.
6. AGAMA ISLAM MERUPAKAN
RAHMAT BAGI SELURUH ALAM
Kata ukhuwah berarti persaudaraan,
maksudnya perasaan simpati dan empati
antara dua orang atau lebih. Ukhuwah
atau persaudaraan berlaku sesama umat
islam, yang disebut Ukhuwah Islamiyah,
dan berlaku pula pada semua umat
manusia secara universal tanpa
membedakan agama, suku dan aspek-
aspek kekhususan lainnya, yang disebut
ukhuwah insaniyah.
7. Faktor Pendukung dalam upaya mewujudkan
kerukunan hidup beragama
• Adanya sikap inklusif, tenggang rasa, saling percaya,
menghargai, hormat menghormati, dan toleransi antar
umat beragama
• Adanya nilai-nilai luhur budaya yang telah berakar
dalam masyarakat seperti gotong royong
• Tidak memaksa seseorang untuk memeluk agama
tertentu
• Melaksanakan ibadah sesuai agamanya masing-masing
• Adanya konsensus-konsensus nasional
• Mematuhi peraturan keagamaan baik dalam agamnya
maupun peraturan negara atau pemerintah sehingga
tercipta kerjasama dikalangan interm umat beragama
8. ● Adanya sikap ekslusif,kurang bersahabat dan sifat fanatisme dangkal.
● Cara – cara agresif dalam dakwah agama yang ditunjukan kepada orang yang telah
beragama.
● Pendirian tempat ibadah tanpa menghiraukan perundang-undangan yang berlaku.
● Pengaburan nilai-nilai ajaran agama antara suatu agama dengan agama lain.
● Warisan politik penjajah.
● Semakin bergesernya pola hidup berdasarkan kekeluargaan atau gotong royong ke arah
kehidupan individualis.
FAKTOR PENGHAMBAT DALAM UPAYA
MEWUJUDKAN KERUKUNAN HIDUP
BERAGAMA
9. ● Memberdayakan institusi keagamaan.
● Membimbing umat beragama,melayani dan menyediakan
kemudahan beribadah.
● Tidak mencampuri urusan akidah dan ibadah sesuatu agama.
● Melindungi agama dari penyalahgunaan dan penodaan.
● Mengembangkan wawasan multikultural bagi segenap lapisan
dan unsur masyarakat melalui jalur pendidikan,penyuluhan.
STRATEGI PEMBINAAN KERUKUNAN
UMAT BERAGAMA
10. Langkah-Langkah Strategis dalam Memantapkan
Kerukunan Hidup Umat Beragama
Diarahkan kepada 4(empat) strategi yang mendasar yakni:
• Para pembina formal termasuk aparatur pemerintah dan para pembina
nonformal(tokoh agama dan tokoh masyarakat) merupakan komponen penting
dalam pembinaan kerukunan antar umat beragama
• Masyarakat umat beragama di Indonesia yang sangat heterogen perlu
ditingkstkan sikap mental dan pemahaman terhadap ajaran agama serta tingkat
kedewasaan berfikir agar tidak menjurus ke sikap primordial.
• Peraturan pelaksanaan yang mengatur kerukunan hidup umat beragama perlu
dinabarkan dan disosialisasikan agar bisa dimengerti oleh seluruh lapisan
masyarakat, dengan demikian diharapkan tidk terjadi kesalahpahaman dalam
penerapan baik oleh aparat maupun oleh masyarakat, akibat adanya kurang
informasi atau saling pengertian diantara sesama umat beragama.
• Perlu adanya pemantapan fungsi terhadap wadah-wadah musyawarah antar
umat beragama untuk menjembatani kerukunan antar umat beragama.
12. Sebab-Sebab permusuhan/pertikaian
bernuansa agama
- Agama sering diperalat atau ditunggangi
demi kepentingan lain yang bersifat politik
atau ekonomi
- Fanatisme sempit kurang memahami
agamanya dan agama orang lain
- Merasa posisi dan pengaruhnya terancam karena
adanya agama lain,merasa agama lain sebagai
saingan
- Pencemaran simbol-simbol agama oleh
pemeluk agama lain, hal ini sering membakar
emosi massa dan menimbulkan masalah
13. Menurut Dr. Ali Masrur, M.Ag, salah satu masalah
dalam komunikasi antar agama sekarang ini, khususnya
di Indonesia, munculnya sikap toleransi malas-malasan
(lazy tolerance) sebagaimana diungkapkan P.Knitter.
sikap ini muncul sebagai akibat dari pola perjuangan
tak langsung (indirect encounter) antar agama,
khususnya menyangkut persoalan teologi yang sensitif.
Sehingga kalangan umat beragama merasa enggan
mendiskusikan masalah-masalah keimanan.
Rendahnya Sikap Toleransi Kepentingan Politik Sikap
Fanatisme
KENDALA-KENDALA DALAM
MENCAPAI KERUKUNAN ANTAR
UMAT BERAGAMA
14. Di kalangan islam, pemahaman agama secara eksklusif juga ada dan
berkembang. Bahkan akhir-akhir ini, di Indonesia telah tumbuh dan
berkembang pemahaman keagamaan yang dapat dikategorikan sebagai islam
radiakal dan fundamentalis, yakni pemahaman keagamaan yang menekankan
praktik keagamaan tanpa melihat bagaimana sebuah ajaran agama
seharusnya diadaptasikan dengan situasi dan kondisi masyarakat.
I
KERUKUN
AN
15. SOLUSI
● Penerapan sejarah sosial dalam perjumpaan islam dan non islam di Indonesia akan sangat
relevan, karena ia akan dapat mengungkapkan sisi-sisi lain hubungan para penganut kedua
agama ini diluar bidang politik, yang sangat boleh jadi berlangsung dalam saling pengertian dan
kedamaian, yang pada gilirannya mewujudkan kehidupan bersama secara damai (peaceful co-
existence) diantara para pemeluk agama yang berbeda