SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Pendidikan Kewarganegaraan 
Di susun oleh : 
- M. Agung Laksono 
- Aisyatul Mardhiah 
- Bukhori Muslim 
- Meisy Hana 
- Modesta Rusyda Sitorus 
- Tara Danaswara 
Kelas : X – Mia 2 
SMA NEGRI 1 KRAMATWATU 
JL. PANCORAN NO. 1 (0254) 230860 
KRAMATWATU, SERANG, BANTEN, 
INDONESIA
A. Sistem Pemerintahan Republik Indonesia 
a. Pengertian Pemerintahan. 
Pemerintah merupakan kemudi dalam bahasa latin asalnya 
Gubernaculum. Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kewenangan 
untuk membuat kebijakan dalam bentuk( penerapan hukum dan undang-undang) 
di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada 
di bawah kekuasaan mereka. Pemerintah berbeda dengan pemerintahan. 
Pemerintah merupakan organ atau alat pelengkap jika dilihat dalam arti 
sempit pemerintah hanyalah lembaga eksekutif saja. 
Sedangkan arti pemerintahan adalah semua mencakup aparatur negara 
yang meliputi semua organ-organ, badan atau lembaga, alat kelengkapan 
negara yang menjalankan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan negara. 
Lembaga negara yang dimaksud adalah lembaga eksekutif, legislatif, dan 
yudikatif. 
Pemerintahan dalam arti sempit adalah semua aktivitas, fungsi, tugas dan 
kewajiban yang dijalankan oleh lembaga untuk mencapai tujuan negara. 
Pemerintah dalam arti luas adalah semua aktivitas yang terorganisasi yang 
bersumber pada kedaulatan dan kemerdekaan, berlandaskan pada dasar 
negara, rakyat, atau penduduk dan wilayah negara itu demi tercapainya 
tujuan negara. Pemerintahan juga dapat didefinisikan dari segi struktural 
fungsional sebagai sebuah sistem struktur dan organisasi dari berbagai dari 
berbagai macam fungsi yang dilaksanakan atas dasar-dasar tertentu untuk 
mencapai tujuan negara(Haryanto dkk, 1997:2-3). 
C.F Strong mendefinisikan pemerintahan dalam arti luas sebagai segala 
aktivitas badan-badan publik yang meliputi kegiatan legislatif, eksekutif, dan 
yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara. Sedangkan pemerintahan 
dalam arti sempit adalah segala kegiatan badan-badan publik yang hanya 
meliputi kekuasaan eksekutif. 
b. Teori bentuk republik 
Teori bentuk pemerintahan republik di bagi menjadi dua yaitu : 
1. Ajaran Klasik 
2. Ajaran Modern 
Penjelasan : 
 Ajaran Klasik 
Berdasarkan ajaran klasik, bentuk pemerintahan dapat dibedakan menjadi 3 
(tiga) golongan yaitu : Monarkhi, Aristokrasi dan Demokrasi.
Pembagian itu berdasarkan kreteria jumlah orang yang memegang 
kekuasaan pemerintahan negara. Pembagian bentuk pemerintahan menjadi 3 
golongan tersebut mula pertama kali berasal dari Herodotus yang kemudian 
dilanjutkan dan dikembangkan oleh Plato, Aristoteles, dan Polybios. 
Plato : membagi bentuk pemerintahan menjadi : 
1. Aristokrasi : pemerintahan yang dipegang sekelompok orang yang 
dapat mencerminkan rasa keadilan. 
2. Timokrasi : pemerintahan yang dipimpin oleh sekelompok orang yang 
mengingin kan kemashuran dan kehormatan 
3. Oligarkhi : pemerintahan yang dipimpin oleh sekelompok orang yang 
dipengaruhi kemewahan atau harta kekayaan. 
4. Demokrasi : pemerintahan yang dipegang oleh rakyat. 
5. Tyrani : pemerintahan yang dipimpin oleh seoarang yang jauh dari rasa 
keadilan. 
Menurut Plato, bentuk pemerintahan tersebut di atas dapat berubah secara 
siklus, dari Aristokrasi - Timokrasi - Oligarkhi - Demokrasi - Tyrani dan 
berputar kembali kebentuk asal. 
Aristoteles : 
Berdasarkan kreteria kuantitas (jumlah orang yang memgang kekuasaan) dan 
kualitas (ditujukan untuk siapakah pelaksanaan pemerintahan itu), Aristoteles 
membagi bentuk pemerintahan menjadi : 
1. Monarkhi : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh seorang 
(raja/kaisar) yang ditujukan untuk kepentingan umum. Bentuk monarkhi 
dapat merosot menjadi Tyrani. 
2. Tyrani : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh seorang (raja/kaisar) 
yang kekuasaannya ditujukan untuk kepentingan sendiri. 
3. Aristokrasi : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh 
sejumlah/beberapa orang terbaik (misalnya kaum cerdik pandai atau 
bangsawan), yang kekuasaannya ditujukan untuk kepentingan umum.
Bentuk aristokrasi dapat merosot menjadi oligarkhi dan bentuk oligarkhi 
dapat melahirkan Plutokrani atau Plutokrasi. 
4. Oligarkhi : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh beberapa orang, 
yang kekuasaannya untuk kepentingan kelompok mereka sendiri. 
5. Plutokrani : Adalah pemerintahan yang dijalankan oleh orang–orang 
kaya untuk kepentingan mereka sendiri. 
6. Polity : Adalah pemerintahan yang dipegang banyak orang, yang 
pelaksanaan pemerintahannya ditujukan untuk kepentingan umum. 
7. Demokrasi : Adalah pemerintahan yang kekuasaan tertinggi negara 
dipegang oleh rakyat. 
Menurut Aritoteles, bentuk pemerintahan demokrasi merupakan bentuk 
pemerosotan dari bentuk polity. Sehingga menurutnya bentuk Monarkhi, 
Aristokrasi dan Polity merupakan bentuk pemerintahan yang ideal (terbaik). 
Pendapat Aristoteles berbeda dengan pendapat Plato, dimana Plato 
berpendapat bahwa bentuk demokrasi merupakan bentuk ideal (terbaik) yang 
dapat merosot menjadi mobokrasi (Okhlokrasi). 
Polybios : 
Dalam teorinya (disebut Cyclus Polybios), ia menyatakan bahwa bentuk 
pemerintahan negara mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara 
siklus yaitu bentuk Monarkhi – Aristokrasi – Demokrasi akan selalu berganti– 
ganti dan berputar ke bentuk asal. 
 Teori Modern 
Dalam teori modern, bentuk pemerintahan dibedakan antara bentuk Monarkhi 
dan Republik. Pembagian bentuk pemerintahan menjadi Monarkhi dan 
Republik mula pertama kali dikemukakan oleh Nicollo Machiavelli. Dalam 
bukunya yang berjudul “Il Principe”, ia menyatakan bahwa Monarkhi 
merupakan pemerintahan negara yang dipegang oleh seorang, yang dalam 
menjalankan kekuasaannya untuk kepentingan semua orang, sedangkan 
Republik berasal dari kata “Res–Publika” yang berarti organisasi kenegaraan 
yang mengurus kepentingan bersama. Akan tetapi Machiavelli tidak
memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai kreteria yang dapat digunakan 
untuk membedakan kedua bentuk tersebut. 
Ada beberapa kreteria atau ukuran untuk membedakan antara Monarkhi dan 
Republik yang dikemukakan oleh para ahli : 
George Jellinek 
Pembedaan antara Monarkhi dan Republik adalah berdasarkan cara 
pembentukan kehendak negara : 
 Jika kehendak negara terjelma sebagai kehendak seseorang (secara 
psychologis), maka terdapat bentuk pemerintahan Monarkhi. 
 Jika kehendak negara terjelma sebagai kehendak rakyat atau kemauan 
dari hasil peristiwa secara yuridis, maka terdapat bentuk Republik. 
Leon Duguit 
Pembedaan antara Monarkhi dan Republik adalah berdasarkan cara 
penunjukkan kepala negara : 
 Monarkhi adalah bentuk pemerintahan yang kepala negaranya (raja) 
memperoleh kedudukan berdasarkan hak waris secara turun temurun 
dan masa jabatannya tidak ditentukan dalam batas waktu tertentu. 
 Republik adalah bentuk pemerintahan yang kepala negaranya (lazim 
disebut Presiden) memperoleh kedudukan karena dipilih melalui 
pemilihan dan memegang jabatannya dalam kurun waktu tertentu. 
Pembedaan atas dasar penunjukkan kepala negara yang dilakukan Leon 
Duguit itulah yang banyak diterima dan dianut oleh negara–negara modern 
pada masa sekarang. 
Otto Koellreutter 
Pandangan Otto Koellreutter sependapat dengan Leon Duguit. Ia 
membedakan Monarkhi dan Republik atas dasar kreteria “Kesamaan” dan 
“Ketidak samaan”.
 Monarkhi : merupakan bentuk pemerintahan atas dasar ukuran 
ketidaksamaan yaitu bahwa setiap orang tidak dapat menjadi kepala 
negara. 
 Republik : merupakan bentuk pemerintahan berdasarkan kesamaan 
yaitu bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk menjadi kepala 
negara. 
Selain kedua bentuk tersebut di atas, Otto Koellreutter menambahkan bentuk 
ketiga yaitu Pemerintahan Otoriter (Autoritarien Fuhrerstaat) yaitu suatu 
pemerintahan yang dipegang oleh satu orang yang bersifat mutlak. Dalam 
pemerintahan otoriter kepala negara diangkat berdasarkan pemilihan, akan 
tetapi didalam berkuasa makin lama makin berkuasa secara mutlak. Contoh : 
Jerman pada masa Hittler, Italia pada masa Musolini. 
Macam–macam Monarkhi : 
1. Monarkhi Absolut. Contoh : Perancis pada masa Louis XIV. 
2. Monarkhi Konstitusional. Contoh antara lain Belanda, Inggris, Denmark, 
Perancis tahun 1771 – 1792, dsb. 
3. Monarkhi Parlementer. Contoh antara lain : Inggris, Belanda, Belgia, 
Thailand, Jepang, dsb. 
Macam–macam Bentuk Pemerintahan : 
1. Republik Absolut (disebut juga Diktatur). Krenenburg menyebut dengan 
istilah Autokrasi, sedangkan Otto Koellreuter menyebut dengan istilah 
Otoriter. Contoh : Jerman pada masa Hittler, Uganda pada masa Idi 
Amin. Pada masa sekarang Autokrasi modern dimanifestasikan dalam 
bentuk sistem satu partai (partai tunggal). Diktatur ada 4 macam yaitu : 
(a) Diktatur legal adalahpemerintahan yang dipimpin oleh seorang 
untuk masa tertentu bila negara dalam keadaan bahaya; (b) Diktatur 
nyata adlalah pemerintahan diktatur yang tidak bersifat legal dan 
negara masih bersifat demokrasi; (c) Diktatur partai adalah
pemerintahan yang didukung oleh satu partai; dan (d) Diktatur proletar 
adalah pemerintahan yang didukung oleh kaum proletar (buruh dan 
petani kecil). 
2. Republik Konstitusional adalah bentuk pemerintahan berdasarkan 
hukum yang berlaku. Contoh negara yang memakai sistem ini antara 
lain : Amerika Serikat, Indonesia berdasarkan UUD 1945. 
3. Republik Parlementer adalah suatu sistem pemerintahan dimana 
pemerintah (eksekutif) bertanggung jawab kepada Parlemen. Dalam 
sistem pemerintahan ini, parlemen mempunyai kekuasaan yang besar 
dan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap 
eksekutif. Menteri dan perdana menteri bertanggung jawab kepada 
parlemen . Contoh negara yang memakai sistem ini antara lain : 
Indonesia pada KRIS 1949 dan UUDS 1950, India, Pakistan, Israel, 
Perancis, dsb. 
4. Aristokrasi 
Berasal dari bahasa Yunani kuno aristo yang berarti “terbaik” dan 
kratia yang berarti “untuk memimpin”. Aristokrasi dapat diterjemahkan 
menjadi sebuah sistem pemerintahan yang dipimpin oleh individu yang 
terbaik. 
5. Demokrasi 
Yaitu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara 
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan 
warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara 
tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang 
membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan 
legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang 
saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu 
sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara 
ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi 
dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances. Ketiga 
jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga 
pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan 
melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan 
yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-
lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki 
kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, 
keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib 
bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya 
(konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum 
legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan. Contoh negara yang 
memakai sistem ini antara lain : Indonesia, Amerika Serikat, Jerman, 
dsb 
6. Demokrasi totaliter 
Yaitu sebuah istilah yang diperkenalkan oleh sejarahwan Israel, 
J.L. Talmon untuk merujuk kepada suatu sistem pemerintahan di mana 
wakil rakyat yang terpilih secara sah mempertahankan kesatuan negara 
kebangsaan yang warga negaranya, meskipun memiliki hak untuk 
memilih, tidak banyak atau bahkan sama sekali tidak memiliki 
partisipasi dalam proses pengambilan keputusan pemerintah. 
Ungkapan ini sebelumnya telah digunakan oleh Bertrand de Jouvenel 
dan E.H. Carr. 
7. Emirat 
Emirat (bahasa Arab: imarah, jamak imarat) adalah sebuah 
wilayah yang diperintah seorang emir, meski dalam bahasa Arab istilah 
tersebut dapat merujuk secara umum kepada provinsi apapun dari 
sebuah negara yang diperintah anggota kelompok pemerintah. Contoh 
penggunaan dalam arti yang terakhir disebut adalah Uni Emirat Arab, 
yang merupakan sebuah negara yang terdiri dari tujuh emirat federal 
yang masing-masing diperintah seorang emir. 
8. Federal 
adalah kata sifat (adjektif) dari kata Federasi. Biasanya kata ini 
merujuk pada pemerintahan pusat atau pemerintahan pada tingkat 
nasional. Federasi dari bahasa Belanda, federatie, berasal dari bahasa 
Latin; foeduratio yang artinya “perjanjian”. federasi pertama dari arti ini 
adalah “perjanjian” daripada Kerajaan Romawi dengan suku bangsa 
Jerman yang lalu menetap di provinsi Belgia, kira-kira pada abad ke 4 
Masehi. Kala itu, mereka berjanji untuk tidak memerangi sesama, tetapi 
untuk bekerja sama saja.
9. Meritokrasi 
Berasal dari kata merit atau manfaat, meritokrasi menunjuk suatu 
bentuk sistem politik yang memberikan penghargaan lebih kepada 
mereka yang berprestasi atau berkemampuan. Kerap dianggap sebagai 
suatu bentuk sistem masyarakat yang sangat adil dengan memberikan 
tempat kepada mereka yang berprestasi untuk duduk sebagai 
pemimpin, tetapi tetap dikritik sebagai bentuk ketidak adilan yang 
kurang memberi tempat bagi mereka yang kurang memiliki kemampuan 
untuk tampil memimpin. Dalam pengertian khusus meritokrasi kerap di 
pakai menentang birokrasi yang sarat KKN terutama pada aspek 
nepotisme. 
10. Monarkisme 
adalah sebuah dukungan terhadap pendirian, pemeliharaan, 
atau pengembalian sistem kerajaan sebagai sebuah bentuk 
pemerintahan dalam sebuah negara. 
11. Negara Kota 
adalah negara yang berbentuk kota yang memiliki wilayah, 
memiliki rakyat,dan pemerintahan berdaulat penuh. Negara kota 
biasanya memiliki wilayah yang kecil yang meiliki luas sebesar kota 
pada umumnya. Negara-negara kota dewasa ini adalah Singapura, 
Monako dan Vatikan. 
12. Oligarki 
(Bahasa Yunani: Ὀλιγαρχία, Oligarkhía) adalah bentuk 
pemerintahan yang kekuasaan politiknya secara efektif dipegang oleh 
kelompok elit kecil dari masyarakat, baik dibedakan menurut kekayaan, 
keluarga, atau militer. Kata ini berasal dari kata bahasa Yunani untuk 
“sedikit” (ὀλίγον óligon) dan “memerintah” (ἄρχω arkho). 
13. Otokrasi 
adalah suatu bentuk pemerintahan yang kekuasaan politiknya 
dipegang oleh satu orang. Istilah ini diturunkan dari bahasa Yunani 
autokratôr yang secara literal berarti “berkuasa sendiri” atau “penguasa 
tunggal”. Otokrasi biasanya dibandingkan dengan oligarki (kekuasaan 
oleh minoritas, oleh kelompok kecil) dan demokrasi (kekuasaan oleh 
mayoritas, oleh rakyat). 
14. Plutokrasi 
merupakan suatu sistem pemerintahan yang mendasarkan suatu 
kekuasaan atas dasar kekayaan yang mereka miliki. Mengambil kata
dari bahasa Yunani, Ploutos yang berarti kekayaan dan Kratos yang 
berarti kekuasaan. riwayat keterlibatan kaum hartawan dalam politik 
kekuasaan memang berawal di kota Yunani, untuk kemudian diikuti di 
kawasan Genova, Italia 
B. Sistem Pemerintahan Demokrasi Berdasarkan Pancasila 
a. Demokrasi Pancasila 
Demokrasi yang secara resmi mengkristal didalam UUD 1945 dan yang 
saat berlaku di Indonesia biasa di sebut “Demokrasi Pancasila”. Meskipun 
sebenarnya dasar-dasar konstitusional bagi demokrasi di Indonesia 
sebagaimana yang berlaku sekarang ini sudah ada dan berlaku jauh sebelum 
tahun 1965 tetapi istilah “Demokrasi Pancasila” itu baru dipopulerkan sesudah 
lahir Orde Baru (1966).1[3] 
Kendati secara retorik dan “resmi” sering dinyatakan bahwa “Demokrasi 
Pancasila” merupakan koreksi total atas sistem-sistem demokrasi yang 
“menyimpang” dalam masa-masa sebelumnya, namun praktek-praktek politik 
seperempat abad terakhir memperlihatkan masih berlimpahnya distorsi.2[4] 
Wilopo mengemukakan bahwa di dalam sistem UUD 1945 jelas ada 
keseimbangan atau checks and balances yang khas antara Pemerintah dan 
DPR; DPR kuat karena tidak dapat di bubarkan oleh Pemerintah dan begitu 
pula Pemerintah kuat karena tidak dapat dijatuhkan oleh DPR.3[5] 
b. Pengertian Demokrasi Pancasila 
Secara teoritis banyak yang menganggap bahwa demokrasi adalah usaha 
untuk menghormati hak-hak individu, karena di Negara-negara liberal ataupun 
komunis disaksikan keruntuhan ketiranian, lalu diusahakanlah pemerintahan 
rakyat drngan berbagai pola dan model yang berkembang pada masing-masing 
system politik pemerintahan
Demos berarti rakyat dan cratein berarti kekuasaan, dengan demikian 
kekuasaan ada ditangan rakyat,dalam arti kekuasaan untuk, oleh, dan dari 
rakyat banyak. Lebih diharapkan agar terjadi kebebasan berkarya, kebebasan 
menampilkan kebolehan dan penemuan ilmiah, kebebasan pers, kebebasan 
berpendapat, yang pada gilirannya cenderung melupakan dan mengabaikan 
pertimbangan agama (religious). 
Bersamaan dengan munculnya Negara sebagai organisasi terbesar yang 
relative awet dan kokoh dalam kehidupan bermasyarakat, maka pemerintahan 
mutlak harus ada untuk membarenginya.Yaitu munculnya keberadaan dua 
kelompok, yaitu pihak yang memerintah dan pihak yang diperintah. 
Demokrasi pancasila berusaha untuk menyeimbangkan apa yang 
dibicarakan tersebut di muka. Hak-hak individu yang tertera dalam sila 
keempat “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam 
permusyawaratan/perwakilan” harus diseimbangkan dengan sila ketiga 
“Persatuan Indonesia” yang memuat peraturan dalam mewujudkan 
kesatuan.Hal ini karena sila-sila pancasila itu sendiri harus saling kait dan 
menguatkan.4[6] 
Uraian tentang topik ini juga ada pengertian harfiah tanpa mengabaikan 
pengertian umumnya meskipun hingga saat ini belum diperoleh suatu 
kesepakatan tentang pengertian umum demokrasi pancasila apabila suatu 
definisi ilmiah. Berikut ini akan di uraikan secara berturut-turut : 
 Pengertian harfiah 
Demokrasi pancasila, sepintas lalu dapat diartikan sebagai 
“pemerintahan rakyat yang berdasarkan nilai-nilai falsafah pancasila”, atau “ 
pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat yang dituntun oleh lima prinsip 
dasar yaitu sila-sila pancasila”.
Pengertian harfiah tersebut diatas ini adalah pengertian yang tercipta 
dari perpaduan pengertian kata demokrasi dan pengertian kata pancasila. 
Dari pengertian tersebut diperoleh gambaran bahwa: 
a. Demokrasi atau pemerintahan rakyat yang digunakan oleh 
pemerintah/bangsa indonesia adalah sistem pemerintahan rakyat 
yang dijiwai dan dituntun oleh nilai-nilai pandangan hidup bangsa 
indonesia (pancasila) hasil masyarakat/bangsa indonesia sendiri. 
b. Demokrasi yang berarti pemerintahan rakyat , pada dasarnya adalah 
transformasi nilai-nilai falsafah pancasila menjadi suatu bentuk dan 
sistem pemerintahan khas indonesia. 
c. Demokrasi pancasila atau pemerintahan rakyat yang dituntun oleh 
nilai-nilai pancasila adalah konsekuensi atau tindak lanjut dari 
komitmen masa orde baru yakni pelaksanaan pancasila dan uud 
1945 secara murni dan konsekuen di bidang pemerintahan/politik. 
d. Untuk melaksanakan demokrasi pancasila dengan baik, prasyarat 
utamanya adalah pemahaman/penghayatan sungguh-sungguh akan 
akan nilai falsafat pancasila. 
e. Melaksanakan demokrasi pancasiladengan benar berarti 
mengamalkan pancasila melaui politik pemerintahan. 
 Pengertian Umum Populer 
Melaui sub topik ini akan diketengahkan beberapa rumusan pengertian 
umum tentang pengertian demokrasi pancasila baik yang bersifat popular 
maupun yang merupakan pendapat para sarjana yang tercantum didalam 
berbagai karya ilmiah/ karya tulis. 
a. Pengertian umum populer 
Pengertian kata pancasila dalam ungkapan demokrasi pancasila, tidak 
terungkap melalui rumusan tersebut. Atau dengan perkataan lain, pengertian 
demokrasi pancasila menurut rumusan tadi hanya ,mengeksplisitkan satu 
prinsip dasar yaitu sila ke-4 dari kelima pancasila.
Disamping rumusan pengertian di atas, ada pula rumusan lainnya, yaitu: “ 
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi politik, demokrasi ekonomi dan 
demokrasi social-budaya sekaligus”. Maksudnya, ialah bahwa demokrasi 
pancasila adalah suatu sistem pemerintahan rakyat yang mengandung nilai-nilai 
politik, ekonomi, dan social-budaya. 
b. Pengertian Para Ahli 
Karya tulis tentang demokrasi Pancasila yang sedang beredar sehingga 
saat ini tercatat sangat-sangat terbatas juimlahnya. 
Dari karya-karya yang telah ada dapat dibaca rumusan tentang pengertian 
demokrasi yang berbeda-beda aksentuasinya karena berbeda-beda pula 
sudut tinjauannya. Rumusan-rumusan yang dimaksudkan, di antaranya : 
 Prof. Dr. Hazairin, S.H., 
“Demokrasi Pancasila, sebagai istilah dipergunakan oleh MPRS 1968 
ialah pada dasarnya demokrasi sebagaimanayang telah dipraktekkan oleh 
semua pihak-pihak bagsa Indonesia semenjak dahulu kala dan masih 
dijumpai sekarang ini dalam praktek hidup masyarakat hukum adat, seperti 
desa, kuria, marga, nagari dan wanua”. 
Rumusan di atas mengigatkan kita bahwa Demokrasi Pancasila adalah 
demokrasi asli Indonesia atau suatu sistem pemerintahan rakyat asli 
Indonesia dan yang bertumbuh dari kesatuan-kesatuan masyarakat adat 
Indonesia 
 Sri Soemantri, S.H., 
“Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat 
kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan yang mengandung 
semangat Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, 
persatuan Indonesia, dan keadilan sosial.” 
Rumusan diatas dapat di pandang sebagai rumusan pengertian 
demokrasi pancasila yang sangat lengkap meskipun sepintas lalu kelihatan 
seolah-olah hanya merangkaikan rumusan kalimat kelima sila pancasila 
menjadi satu kalimat.
c. Sistem Pemerintahan Menurut Demokrasi Pancasila 
Demokrasi.Itulah sistem pemerintahan yang diterapkan oleh Indonesia 
saat ini setelah melewati 32 tahun masa ketidaktransparanan terhadap 
publik.Indonesia kini boleh mengecap indahnya demokrasi.Pers bisa 
mengkritik pemerintah dan bukan berperan sebagai kaki tangan 
pemerintah.Masyarakat bebas berekspresi, mengutarakan pendapatnya, 
melakukan aksi unjuk rasa dan lain sebagainya.Pemerintah pun kini juga lebih 
dituntut untuk transparan dan tidak menutup-nutupi koreng yang ada 
dibadannya sendiri.Demokrasi telah mengubah masyarakat menjadi semakin 
aktif.Ini merupakan sebuah konsekuensi logis mengingat demokrasi sangat 
menjunjung tinggi pendapat setiap orang.Tidak ada lagi hal-hal yang 
sebenarnya melarang setiap pribadi untuk berbicara.Bagi pemerintah, 
demokrasi telah mengubah pemerintah untuk lebih bisa menerima masukan-masukan 
dan pendapat-pendapat dari masyarakat. 
sistem pemerintahan demokrasi Pancasila menurut prinsip-prinsip yang 
terkandung di dalam Batang Tubuh UUD 1945 berdasarkan tujuh sendi 
pokok, yaitu sebagai berikut: 
1. Indonesia ialah Negara yang Berdasarkan Hukum 
Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechsstaat), tidak berdasarkan 
atas kekuasaan belaka (Machsstaat).Hal ini mengandung arti bahwa baik 
pemerintah maupun lembaga-lembaga negara lainnya dalam melaksanakan 
tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan tindakannya bagi rakyat 
harus ada landasan hukumnya.Persamaan kedudukan dalam hukum bagi 
semua warga negara harus tercermin di dalamnya. 
2. Indonesia Menganut Sistem Konstitusional 
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak 
bersifat absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas).Sistem 
konstitusional ini lebih menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan 
tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan konstitusi, di samping oleh 
ketentuan-ketentuan hukum lainnya yang merupakan pokok konstitusional, 
seperti TAP MPR dan Undang-undang.
3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) 
MPR sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi seperti telah 
disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa 
(kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya 
oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah lembaga negara tertinggi sebagai 
penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan negara 
yang tertinggi, MPR mempunyai Tugas pokok, tugas pokok MPR, yaitu : 
a. Menetapkan UUD 
b. Menetapkan GBHN 
c. Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden 
Wewenang MPR, yaitu : 
a. Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga 
negara lain, seperti penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan 
kepada Presiden 
b. Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaan 
GBHN 
c. Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil 
Presiden 
d. Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya 
apabila presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan 
UUD 1945 
e. Mengubah undang-undang. 
4. Presiden 
Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah 
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).Di bawah MPR, presiden ialah 
penyelenggara pemerintah negara tertinggi.Presiden selain diangkat oleh 
majelis juga harus tunduk dan bertanggung jawab kepada majelis.Presiden 
adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR. 
5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi 
pelaksanaan mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden 
dan DPR harus saling bekerja sama dalam pembentukan undang-undang 
termasuk APBN. Untuk mengesahkan undang-undang, presiden harus 
mendapat persetujuan dari DPR.Hak DPR di bidang legislative ialah hak 
inisiatif, hak amandemen, dan hak budget. 
Hak DPR di bidang pengawasan meliputi: 
a. Hak tanya/bertanya kepada pemerintah 
b. Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada 
pemerintah 
c. Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah 
d. Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal 
e. Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah. 
6. Menteri Negara 
Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak 
bertanggung jawab kepada DPR.Presiden memiliki wewenang untuk 
mengangkat dan memberhentikan menteri negara.Menteri ini tidak 
bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden.Berdasarkan hal 
tersebut, berarti sistem kabinet kita adalah kabinet 
kepresidenan/presidensil.Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab 
kepada presiden, tetapi mereka bukan pegawai tinggi biasa, menteri ini 
menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya berada di bawah 
koordinasi presiden. 
7. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Terbatas 
Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan 
diktator, artinya kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan
sungguh-sungguh suara DPR. Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat 
dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR merangkap menjadi 
anggota MPR.DPR sejajar dengan presiden. 
d. Fungsi Demokrasi Pancasila 
Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut: 
1. Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara 
Contohnya: Ikut menyukseskan Pemilu, ikut menyukseskan Pembangunan, 
ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan, dll. 
2. Menjamin tetap tegaknya negara RI. 
3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan 
sistem konstitusional 
4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila 
5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara 
lembaga Negara 
6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab 
Contohnya: Presiden adalah Mandataris MPR dan Presiden bertanggung 
jawab kepada MPR. 
e. Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila 
Prinsip merupakan kebenaran yang pokok/dasar orang berfikir, bertindak 
dan lain sebagainya. Dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara 
umum, terdapat dua landasan pokok yang menjadi dasar yang merupakan 
syarat mutlak untuk harus diketahui oleh setiap orang yang menjadi pemimpin 
negara / rakyat / masyarakat / organisasi / partai / keluarga, yaitu: 
1. Suatu negara itu adalah milik seluruh rakyatnya, jadi bukan milik 
perorangan atau milik suatu keluarga/kelompok/golongan/partai, dan bukan 
pula milik penguasa negara. 
2. Siapapun yang menjadi pemegang kekuasaan negara, prinsipnya adalah 
selaku pengurusa rakyat, yaitu harus bisa bersikap dan bertindak adil
terhadap seluruh rakyatnya, dan sekaligus selaku pelayana rakyat, yaitu 
tidak boleh/bisa bertindak zalim terhadap tuannyaa, yakni rakyat. 
Adapun prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut: 
1. Pemerintahan berdasarkan hukum: dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan: 
a) Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak 
berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat). 
b) Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat 
absolutisme (kekuasaan tidak terbatas). 
c) Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan MPR. 
2. Perlindungan terhadap hak asasi manusia. 
3. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah. 
4. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan 
badan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah 
dan kekuasaan lain contoh Presiden, BPK, DPR, DPA atau lainnya. 
5. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk 
menyalurkan aspirasi rakyat. 
6. Pelaksanaan Pemilihan Umum. 
7. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR 
(pasal 1 ayat 2 UUD 1945), yang berbunyai Kedaulatan adalah di tangan 
rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat 
8. Keseimbangan antara hak dan kewajiban. 
9. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada 
Tuhan YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain. 
10. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita Nasional. 
f. Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila 
Dalam bukunya, Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran 
Kewarganegaraan, Idris Israil (2005:52-53) menyebutkan ciri-ciri demokrasi 
Indonesia sebagai berikut: 
1. Kedaulatan ada di tangan rakyat.
2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong. 
3. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai 
mufakat. 
4. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi. 
5. Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban. 
6. Menghargai hak asasi manusia. 
7. Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan 
disalurkan melalui wakil-wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya 
demonstrasi dan pemogokan karena merugikan semua pihak. 
8. Tidak menganut sistem monopartai. 
9. Pemilu dilaksanakan secara luber. 
10. Mengandung sistem mengambang. 
11. Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas. 
12. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum. 
g. Perkembangan Demokrasi Di Indonesia 
Haruslah diakui, bahwa kehidupan bangsa Indonesia sejak berabad-abad 
tak dapat dihindarkan telah mempengaruhi asas demokrasi yang di anut 
undang-undang dasar 1945 sehingga demokrasi yang harus dipraktekkan di 
indonesia mempunyai corak khusus bila di bandingkan dengan demokrasi-demokrasi 
yang hidup di negara-negara lain. Ke khasan demokrasi di 
indonesia bisa dilihat pada beberapa hal yang sifatnya cukup mendasar: 
Pertama, sistem lembaga perwakilan rakyak yang memiliki pola yang tidak 
jelas, unicameral, bicameral atau trikameral.Hal ini dengan adanya mpr 
sebagai lembaga negara.Dalam konteks ketatanegaraan secara keberadaan 
mpr ini tidak dikenal.Hal ini berimplikasi pada pola hubungan lembaga 
legislative dan lembaga eksekutif dalam fungsi dan kedudukan masing-masing 
serta hubungan dalam bidang perundang-undangan. 
Kedua, aparatur demokrasi di tingkat pusat yang menjadi poros-poros 
kekuasaan tidak hanya terdiri dari tiga macam lembaga negara, tetapi terdiri 
dari empat lembaga negara yang memegang kekuasaan yaitu kekuasaan
eksaminatif oleh bpk, kekuasaan legislative oleh mpr, dpr dan dpd, kekuasaan 
eksekutif oleh presiden, dan kekuasaan yudisial oleh MA dan MK. 
Ketiga, hubungan antara tiga poros kekuasaan tidak memakai model 
pemisahan tetapi model pembagian kekuasaan yang membuka kemungkinan 
saling mempengaruhi. 
Dengan demikian, untuk mengetahui perkembangan demokrasi dari suatu 
negara terlebih dahulu haruslah mengetahui undang-undang dasar dan 
sejarah perkembangannya dinegara tersebut, sebab pemakaian asas 
demokrasi didalam suatu negara pastilah dicantumkan di dalam undang-undang 
dasar itu, tak terkecuali di indonesia. 
Pada tahun 1945, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945, Demokrasi 
Pancasila yang dijiwai oleh falsafah Pancasila kembali berfungsi secara 
operasional/nyata.hal ini terbukti dengan adanya pemecahan perbedaan 
pendapat di kalangan PPKI menyangkut tujuh kata di belakang sila 
Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan 
syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya). 
C. Kedaulatan Negara Republik Indonesia 
a. Pengertian 
Kedaulatan berasal dari bahasa Arab (daulah), yang berarti kekuasaan 
tertinggi. Menurut Jean Bodin (tokoh ilmu negara), kedaulatan dalam negara 
ialah kekuasaan tertinggi dalam negara yang tidak berasal dari kekuasaan 
lain. Berdasarkan pengertian tersebut maka kedaulatan memiliki sifat : 
a. asli, tidak terbagi bagi, mutlak, dan permanen. Karena kekuasaan yang 
tertinggi itu tidak berasal dari pemberian kekuasaan yang lebih tinggi. 
b. tidak terbagi-bagi artinya utuh dimiliki oleh pemegang kedaulatan itu 
tanpa dibagi kepada pihak lain. 
c. Permanen / abadi, artinya kedaulatan itu tetap, tidak berubah berada 
dalam kekuasaan pemegang kedaulatan tersebut. 
d. Tunggal berarti hanya ada satu kekuasaan tertinggi, sehingga 
kekuasaan itu tidak dapat dibagi-bagi. Dengan demikian, kedaulatan 
sebagai kekuasaan tertinggi. 
Pengertian kedaulatan rakyat berhubungan erat dengan pengertian 
perjanjian masyarakat dalam pembentukan asal mula negara. Negara 
terbentuk karena adanya perjanjian masyarakat. Perjanjian masyarakat 
disebut juga dengan istilah kontrak sosial. Ada beberapa ahli yang telah
mempelajari kontrak sosial, antara lain Thomas Hobbes, John Locke, dan 
Jean Jaques Rousseau. Kedaulatan adalah suatu hak eksklusif untuk 
menguasai suatu wilayah pemerintahan, masyarakat, atau atas diri sendiri 
terdapat penganut dalam dua teori yaitu berdasarkan pemberian dari Tuhan 
atau Masyarakat. 
Beberapa pemikiran mengenai kedaulatan dan pemegang kedaulatan 
suatu negara setelah revolusi Perancis dikemukakan oleh Jean-Jacques 
Rousseau dalam karyanya Du Contrat Social Ou Principes Du Droit Politique 
(Mengenai Kontrak Sosial atau Prinsip-prinsip Hak Politik) membagi tingkat 
kedaulatan menjadi dua yaitu de facto dan de jure. 
De facto, 
Yaitu, Pengakuan yang diberikan oleh suatu negara kepada negara 
lain yang wilayahnya berdasarkan kenyataan (fakta). 
De jure 
Yaitu, Pengakuan yang diberikan oleh suatu negara kepada negara lain 
yang wilayahnya berdasarkan hukum yang resmi 
b. Teori Kedaulatan Rakyat 
Muncullah teori-teori kedaulatan yang mencoba merumuskan siapa dan 
apakah yang berdaulat dalam suatu negara: 
1. Kedaulatan Tuhan. 
2. Kedaulatan Raja 
3. Kedaulatan Rakyat. 
4. Kedaulatan Negara. 
5. Kedaulatan Hukum. 
Bentuk kedaulatan negara dan hukum menunjukkan kedaulatan yang tidak 
dipegang oleh suatu persoon. 
1. Kedaulatan Tuhan 
Teori kedaulatan Tuhan dimana kekuasaan yang tertinggi ada pada 
Tuhan, jadi didasarkan pada agama. Apabila pemerintah negara itu berbentuk 
kerajaan (monarki) maka dinasti yang memerintah disana dianggap turunan 
dan mendapat kekuasaannya dari Tuhan. Raja bisa menetapkan kepercayaan 
atau agama yang harus dianut atau dipeluk oleh rakyat/warganya. Misalnya 
jika Tenno Heika di Jepang dianggap berkuasa sebagai turunan dari Dewa 
matahari. 
Tokoh – tokoh yang menganut adalah : 
1) Augustin 
2) Thomas Aquinas 
3) Marsilius 
2. Kedaulatan Raja 
Teori kedaulatan bahwa kekuasaan yang tertinggi ada pada raja hal ini 
dapat digabungkan dengan teori pembenaran negara yang menimbulkan 
kekuasaan mutlak pada raja/ satu penguasa. Kebijakan Raja bias melebihi
kontitusi, bahkan dapat melanggar hokum moral sehingga raja dapat berbuat 
atau bertindak sewenang – wenang. 
Tokoh – tokoh yang menganut yaitu : 
1) Thomas Hobbes. 
2) L’etat cest moi yang diungkapkan oleh Louis XVI 
3) Nicollo Machiaverlli 
4) Hegel 
3. Kedaulatan Rakyat 
Teori ini lahir dari reaksi pada kedaulatan raja. Sebagai pelopor teori ini 
adalah Jean Jacques Rousseau (1712-1778). Menurut beliau bahwa raja 
memerintah hanya sebagai wakil rakyat, sedangkan kedaulatan penuh 
ditangan rakyat dan tidak dapat dibagikan kepada pemerintah itu. Itu 
sebabnya Rosseau dianggap sebagai Bapak Kedaulatan Rakyat. Teori ini 
menjadi inspirasi banyak negara termasuk Amerika Serikat dan Indonesia, 
dan dapat disimpulkan bahwa trend dan simbol abad 20 adalah tentang 
kedaulatan rakyat. 
Menurut teori ini, rakyatlah yang berdaulat dan mewakilkan atau 
menyerahkan kekuasaannya kepada negara. Kemudian negara memecah 
menjadi beberapa kekuasaan yang diberikan pada pemerintah, ataupun 
lembaga perwakilan. Bilamana pemerintah ini melaksanakan tugasnya tidak 
sesuai dengan kehendak rakyat, maka rakyat akan bertindak mengganti 
pemerintah itu. Kedaulatan rakyat ini, didasarkan pada kehendak umum yang 
disebut “volonte generale” oleh Rousseau. Apabila Raja memerintah hanya 
sebagai wakil, sedangkan kedaulatan penuh ditangan rakyat dan tidak dapat 
dibagikan kepada pemerintah itu. 
Tokoh – tokoh yang menganut adalah : 
1) John Locke 
2) Jean Jacques Rousseau 
3) Montesquie 
4. Kedaulatan Negara 
Menurut paham ini, Negaralah sumber dalam negara. Dari itu negara 
(dalam arti government= pemerintah) dianggap mempunyai hak yang tidak 
terbatas terhadap life, liberty dan property dari warganya. Warga negara 
bersama-sama hak miliknya tersebut, dapat dikerahkan untuk kepentingan 
kebesaran negara. Mereka taat kepada hukum tidak karena suatu perjanjian 
tapi karena itu adalah kehendak negara. 
Sehingga praktis rakyat tidak mempunyai kewenangan apa-apa dan tidak 
memiliki kedaulatan. Tetapi wewenang tertinggi tersebut berada pada negara. 
Sebenarnya negara hanyalah alat, bukan yang memiliki kedaulatan. Karena 
pelaksanaan kedaulatan adalah negara, dan negara adalah abstrak maka 
kedaulatan ada pada raja. 
Tokoh – tokoh yang menganut adalah : 
1) Jean Bodin 
2) George Jellinek
3) Hitler 
4) Musolini 
5. Kedaulatan Hukum 
Teori ini menunjukkan kekuasaan yang tertinggi terletak pada hukum yang 
bersumber pada kesadaran hukum pada setiap orang. Maka dalam suatu 
Negara yang menganut teori ini sering disebut Rechts Souvereinities bahwa 
baik raja, rakyat, dan Negara harus taat serta patuh pada hokum. Siapa yang 
melanggar hukum harus dikenakan sanksi/hukuman. 
Menurut teori ini, hukum adalah pernyataan penilaian yang terbit dari 
kesadaran hukum manusia. Dan hukum merupakan sumber kedaulatan. 
Kesadaran hukum inilah yang membedakan mana yang adil dan mana yang 
tidak adil. Teori ini dipakai oleh Indonesia dengan mengubah Undang-Undang 
Dasarnya, dari konsep kedaulatan rakyat yang diwakilkan menjadi kedaulatan 
hukum. Kedaulatan hukum tercantum dalam UUD 1945 “Kedaulatan ada 
ditangan rakyat dan dilaksanakan oleh Undang-Undang Dasar. 
Tokoh yang menganut teori ini adalah : 
1) Krabbe 
2) Immanuel Kant 
3) Kranenburg 
c. Teori Kedaulatan yang Dianut oleh Negara Republik Indonesia 
Berdasarkan uraian tentang jenis kedaulatan seperti yang telah di 
jelaskan, Bangsa Indonesia diketahui menganut kedaulatan rakyat. Dasar 
dari penjelasan tersebut, dapat dilihat di dalam Pancasila sila ke-4. Isinya 
adalah ”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam 
permusyawaratan perwakilan”. 
Bukti lain bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dapat kita temukan 
di dalam isi Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke-4, yang perumusannya 
sebagai berikut: 
”….. maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam 
suatu Undang-undang Dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu 
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan 
berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan 
beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah 
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan 
mewujudkan suatu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia”. 
Bagaimana di dalam pasal-pasal UUD 1945? Dalam UUD 1945 pasal 1 
ayat 2, ditegaskan bahwa kedaulatan adalah ditangan rakyat dan 
dilaksanakan menurut Undang-undang Dasar. 
Berdasarkan uraian tentang kedaulatan rakyat tersebut, jelaslah bahwa 
negara kita termasuk penganut teori kedaulatan rakyat. Rakyat memiliki
kekuasaan yang tertinggi dalam negara, tetapi pelaksanaanya diatur oleh 
undang-undang dasar. 
Selain dari penganut jenis kedaulatan rakyat, ternyata UUD Negara RI 
Tahun 1945, juga menganut jenis kedaulatan hukum. Hal tersebut dapat 
ditemukan di dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945, isinya adalah negara 
Indonesia adalah negara hukum. Artinya negara kita bukan negara 
kekuasaan. Bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan 
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diatur menurut hukum yang 
berlaku. Misalnya peraturan berlalu lintas di jalan raya diatur oleh peraturan 
lalu lintas. Menebang pohoh dihutan diatur oleh peraturan, supaya tidak 
terjadi penggundulan hutan yang berakibat banjir, dan contoh lainnya. 
Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 juga merupakan dasar bahwa negara kita 
menganut kedaulatan hukum isi lengkapnya adalah segala warga negara 
bersamaan kedudukkanya dalam hukum dan pemerintahan serta wajib 
menjunjung hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya. 
Maknanya bahwa setiap warga negara yang ada di wilayah negara kita 
kedudukan sama di dalam hukum, jika melanggar hukum siapapun akan 
mendapat sanksi. Misalnya rakyat biasa, atau anak pejabat jika mereka 
melanggar harus diberikan sanksi, mungkin berupa kurungan (penjara) atau 
dikenakan denda. 
d. Macam – Macam Kedaulatan Rakyat 
Kedaulatan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 
a. Kedaulatan ke dalam (internal sovereignity), yaitu negara berhak 
mengatur segala kepentingan rakyat melalui berbagai lembaga Negara 
dan perangkat lainnya tanpa campur tangan negara lain. 
b. Kedaulatan ke luar (external sovereignity) yaitu negara berhak untuk 
mengadakan hubungan atau kerjasama dengan negara-negara lain, 
untuk kepentingan bangsa dan negara. 
e. Cara Pandang Tentang Kedaulatan 
Ada dua ajaran atau faham yang memberikan pengertian tentang 
kedaulatan ini, yaitu: 
1. Monisme, yang menyatakan bahwa kedaulatan adalah tunggal, tidak dapat 
dibagi-bagi, dan pemegang kedaulatan adalah pemegang wewenang 
tertinggi dalam negara (baik yang berwujud persoon atau lembaga). Jadi 
wewenang tertinggi yang menentukan wewenang-wewenang yang ada 
dalam negara tersebut (Kompetenz-Kompetenz). 
2. Pluralisme, ajaran yang menyatakan bahwa negara bukanlah satu-satunya 
organisasi yang memiliki kedaulatan (Harold J Laski). Banyak organisasi - 
organisasi lain yang ‘berdaulat‘ terhadap orang-orang dalam masyarakat. 
Sehingga, tugas negara hanyalah mengkoordinir (koordineren) organisasi 
yang berdaulat di bidangnya masing-masing. Keadaan ini oleh Baker 
disebutkan sebagai “Polyarchisme”. Di lingkungan ajaran Katholik dikenal 
dengan nama “subsidiaristeit beginsel” (prinsip subsidiaritas). Ajaran
Pluralisme ini lahir karena ajaran Monisme terlalu menekankan soal 
kekuatan atau menekankan (force) hukum dalam melihat masyarakat 
negara, dan kurang menekankan soal kehendak (will) dari rakyat seperti 
yang diajarkan Rousseau. 
f. Kedaulatan Menurut UUD 1945 
1. Kedaulatan Menurut UUD 1945 Sebelum Perubahan 
Indonesia adalah salah satu negara yang menganut teori 
kedaulatan rakyat. Hal itu terlihat dalam Pembukaan UUD 1945 yang 
berbunyi: “.....susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan 
rakyat.....”. selanjutnya dijelaskan pula dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945 
hasil dekrit 5 juli 1959 atau sebelum perubahan yang berbunyi: 
“Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh 
Majelis Permusyawaratan Rakyat”. Menurut pasal tersebut maka MPR 
adalah penjelmaan rakyat indonesia sebagai satu-satunya lembaga 
yang memegang kedaulatan rakyat sepenuhnya. 
2. Kedaulatan Menurut UUD 1945 Setelah Perubahan 
Perubahan UUD 1945 ketiga tahun 2001 yang diantaranya 
mengubah rumusan pasal 2 ayat (2) UUD 1945 yang bunyinya menjadi: 
“Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang- 
Undang Dasar”. Perubahan rumusan pasal 2 ayat (2) UUD 1945 
tersebut membawa kosekuensi dan implikasi yang signifikan terhadap 
fungsi dan kewenangan dari lembaga negara, terutama pada lembaga 
MPR sebagai pelaksana kedaulatan rakyat sepenuhnya. Dengan 
demikian MPR tidak lagi sebagai satu-satunya lembaga yang 
melakukan kedaulatan rakyat. Kedaulatan tetap dipegang oleh rakyat, 
namun pelaksanaanya dilakukan oleh beberpa lembaga negara yang 
memperoleh amanat dari rakyat dalam menyelenggarakan 
pemerintahan negara. 
g. Peran Lembaga Negara 
UUD 1945 Bab I Bentuk dan Kedaulatan, Pasal 1 (2) menyatakan, 
bahwa Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut 
Undang-Undang Dasar. Dengan ketentuan itu dapat diartikan, bahwa pemilik 
kedaulatan dalam negara Indonesia ialah rakyat. Pelaksanaan ke-daulatan 
ditentukan menurut Undang-Undang Dasar. 
Pelaksana kedaulatan negara Indonesia menurut UUD 1945 adalah rakyat 
dan lembaga-lembaga negara yang berfungsi menjalankan tugas-tugas 
kenegaraan sebagai representasi kedaulatan rakyat. Lembaga-lembaga 
negara menurut UUD 1945 adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), 
Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK), Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi, Dewan Perwakilan 
Daerah (DPD), Pemerintah Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 
(DPRD), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Komisi Yudisial. Pelaksanaan 
kedaulatan rakyat menurut Undang-Undang Dasar 1945 inilah sebagai sistem 
peme-rintahan Indonesia. Dengan kata lain sistem pemerintahan Indonesia 
adalah pemerintahan yang didasarkan pada kedaulatan rakyat sebagaimana 
ditentukan oleh Undang-Undang Dasar 1945. Penjelasan pelaksanaan 
kedaulatan rakyat berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 diuraikan lebih 
lanjut di bawah ini. 
UUD 1945 menentukan, bahwa rakyat secara langsung dapat 
melaksanakan kedaulatan yang dimilikinya. Keterlibatan rakyat sebagai 
pelaksana kedaulatan dalam UUD 1945 ditentukan dalam hal : 
a. Mengisi keanggotaan MPR, karena anggota MPR yang terdiri atas 
anggota DPR dan anggota DPD dipilih me¬lalui pemilihan umum (Pasal 2 
(1)). 
b. Mengisi keanggotaan DPR melalui pemilihan umum (Pasal 19 (1)). 
c. Mengisi keanggotaan DPD (Pasal 22 C (1)). 
d. Memilih Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pa-sangan secara 
langsung (Pasal 6 A (1)). 
Lembaga-lembaga negara menurut UUD 1945 adalah Majelis 
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), Mahkamah 
Konstitusi, Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Pemerintah Daerah, Dewan 
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan 
Komisi Yudisial. 
Adapun penjelasan tentang lembaga-lembaga negara pelaksanaan 
kedaulatan rakyat berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 diuraikan lebih 
lanjut di bawah ini : 
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) 
Pasal 2 (1) UUD 1945 menyatakan, bahwa MPR ter¬diri atas anggota 
DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih 
lanjut dengan undang-undang. Pemilihan umum anggota DPR dan anggota 
DPD diatur melalui UU No. 12 Tahun 2003. Sedangkan keten-tuan tentang 
susunan dan kedudukan MPR diatur dengan UU No. 22 Tahun 2003 tentang 
Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD. 
MPR merupakan lembaga permusyawaratan rakyat yang berkedudukan 
sebagai lembaga negara. Dengan kedudukannya sebagai lembaga negara, 
MPR bukan lagi sebagai lembaga tertinggi negara. 
MPR mempunyai tugas dan wewenang se-bagai berikut: 
a. Mengubah dan menetapkan UUD, 
b. Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan 
umum dalam Sidang Paripurna MPR; 
c. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahka¬mah Konstitusi 
untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi 
kesempatan untuk menyampaikan penjelasan di Sidang Paripurna 
MPR; 
d. Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Pre-siden 
mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan 
kewajibannya dalam masa jabatannya; 
e. Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diajukan Presiden 
apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa 
jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu enam puluh hari. 
f. Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya berhenti 
secara bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua paket calon 
Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau 
gabungan partai politik yang paket calon Presiden dan Wakil Presiden-nya 
meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan 
sebelumnya, sampai habis masa jabatannya selambat-lambatnya 
dalam waktu tiga puluh hari; 
g. Menetapkan Peraturan Tata Tertib dan kode etik MPR. 
2. Presiden 
UUD 1945 mengatur, bahwa calon Presiden dan calon Wakil Presiden 
harus memenuhi syarat sebagai berikut: 
a. warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah 
menerima kewarganegaraan lain karena kehen¬daknya sendiri (Pasal 6 
(1) UUD 1945). 
b. tidak pernah mengkhianati negara (Pasal 6 (1) UUD 1945). 
c. mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan 
kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Pre-siden (Pasal 6 (1) UUD 
1945). 
d. dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat (Pasal 6 A 
(1)) UUD 1945). 
e. diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai poli¬tik peserta 
pemilihan umum sebelum pelaksanaan pe¬milihan umum (Pasal 6 A (2) 
UUD 1945). 
3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 
Anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum (Pasal 19 (1) UUD 1945). 
Sedangkan susunan keanggotaan DPR diatur melalui undang-undang (Pasal 
19 (2) UUD 1945). Fungsi DPR ditegaskan dalam Pasal 20A (1) UUD 1945, 
bahwa DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi 
pengawasan. Fungsi legislasi DPR antara lain diwujudkan dalam 
pembentukan undang-undang bersama Presiden. Fungsi anggaran DPR 
berupa penetapan anggaran pendapatan dan belanja negara yang diajukan 
Presiden. Sedangkan fungsi pengawasan DPR dapat meli- puti pengawasan 
terhadap pelaksanaan undang-undang, pengawasan terhadap pelaksanaan 
anggaran pendapatan dan belanja negara, dan pengawasan terhadap 
kebijakan pemerintah sesuai dengan jiwa UUD 1945.
4. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 
BPK merupakan lembaga negara yang bebas dan mandiri dengan 
tugas khusus untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan 
negara (Pasal 23 E (1) UUD 1945). Kedudukan BPK yang bebas dan mandiri, 
berarti terlepas dari pengaruh dan kekuasaan pemerintah, karena jika tunduk 
kepada pemerintah tidaklah mungkin dapat melakukan kewajibannya dengan 
baik. 
Dalam melaksanakan tugasnya, BPK berwenang me- minta keterangan yang 
wajib diberikan oleh setiap orang, badan instansi pemerintah, atau badan 
swasta sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang. 
5. Mahkamah Agung (MA) 
MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan 
kehakiman di samping Mahkamah Kons- titusi di Indonesia (Pasal 24 (2) UUD 
1945). Dalam melaksanakan kekuasaan kehakiman, MA membawa- hi 
beberapa macam lingkungan peradilan, yaitu Peradilan Umum, Peradilan 
Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara (Pasal 24 (2) 
UUD 1945). 
Oleh karena itu dalam melaksanakan tugas- nya, MA terlepas dari pengaruh 
pemerintah dan pe- ngaruh-pengaruh lembaga lainnya. Sebagai lembaga 
judikatif, MA memiliki kekuasaan dalam memutuskan permohonan kasasi 
(tingkat banding terakhir), memeriksa dan memutuskan sengketa tentang 
kewenangan mengadili, dan peninjauan kembali putusan pengadilan yang 
telah mem- peroleh kekuatan hukum tetap. MA juga berwenang untuk menguji 
peraturan perundang-undangan di bawah un- dang-undang terhadap undang-undang 
serta mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang. 
MA merupakan lembaga peradilan umum di Negara Kesatuan Republik 
Indonesia yang menganut sebagai negara hukum yang berdasarkan 
Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. 
6. Mahkamah Konstitusi 
UUD 1945 menyebutkan adanya Mahkamah Konstitusi. Mahkamah 
Konstitusi memiliki kewenangan untuk 
1) mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji undang-undang 
terhadap UUD, 
2) memutus seng- keta kewenangan lembaga negara yang 
kewenangannya diberikan oleh UUD, 
3) memutus pembuba- ran partai politik, 
4) memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum (Pasal 24 C (1)), 
5) wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan 
pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD (Pasal 
24 C (2) UUD 1945).
7. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 
DPD merupakan bagian dari keanggota- an MPR yang dipilih melalui 
pemilihan umum dari setiap propinsi (Pasal 2 (1) dan Pasal 22 C (1) UUD 
1945). DPD merupakan wakil-wakil propinsi (Pasal 32 UU No. 22 Tahun 
2003). Oleh karena itu, anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, dan 
selama bersidang bertempat tinggal di ibukota negara RI (Pasal 33 (4) UU No. 
22 Tahun 2003). 
Kewenangan DPD dituangkan dalam Pasal 22 D UUD 1945, yaitu : 
a. mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang yang berkaitan 
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan 
dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya 
alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan 
perimbangan keuangan pusat dan daerah; 
b. ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan 
otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan 
pemekaran serta peng- gabungan daerah, pengelolaan sumber daya 
alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan 
perimbangan keuangan pusat dan daerah; 
c. memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang 
APBN dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan 
pajak, pendidikan, dan agama. 
d. Melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan undang- undang 
mengenai: otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan 
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan 
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan 
APBN, pajak, pendidikan, dan agama, serta 
8. Pemerintah Daerah 
Pemerintahan daerah di- landasi oleh ketentuan UUD 1945 Pasal 18 
(1) yang me- nyatakan, bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi 
atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten 
dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai 
pemerintahan da- erah, yang diatur dengan undang- undang. 
Pemerintahan daerah dibedakan antara pemerintah- an daerah provinsi 
dan pemerintahan daerah kabupaten/ kota (Pasal 3 UU No. 32 Tahun 2004). 
Pemerintahan daerah provinsi terdiri atas pemerintah daerah provinsi dan 
DPRD provinsi. Sedangkan pemerintahan daerah kabupaten/kota terdiri atas 
pemerintah daerah kabupaten/kota dan DPRD kabupaten/kota. Dalam Pasal 
24 UU No. 32 Tahun 2004 dibedakan sebutan kepala daerah provinsi, 
kabupaten, dan kota. Pemerintah daerah provinsi dipimpin oleh Gubernur 
seba- gai kepala daerah provinsi. Pemerintah daerah kabupaten dipimpin oleh 
Bupati sebagai kepala daerah kabupaten. Pemerintah daerah kota dipimpin 
oleh Walikota sebagai kepala daerah kota.
9. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) 
DPRD dalam UU No. 22 Tahun 2003 tentang Su- sunan dan 
Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD di- nyatakan, bahwa DPRD terdiri 
atas DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. DPRD merupakan lembaga 
perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan 
pemerintahan daerah (Pasal 40 UU No. 32 Tahun 2004). 
DPRD Propinsi merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang 
berkedudukan sebagai lem baga daerah propinsi (Pasal 60 UU No. 22 Tahun 
2003). Sedangkan DPRD Kabupaten/Kota merupakan lembaga perwakilan 
rakyat daerah yang berkedudukan sebagai lembaga pemerintahan daerah 
kabupaten/kota (Pasal 76 UU No. 22 Tahun 2003). Fungsi DPRD secara 
umum sama dengan fungsi DPR, yaitu legislasi, anggaran, dan pengawasan. 
10. Komisi Pemilihan Umum 
Komisi pemilihan umum merupa-kan komisi yang bertanggung jawab 
akan pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia. Komisi pemilihan umum 
bersifat nasional, tetap, dan mandiri (Pasal 22 E (5) UUD 1945). Komisi 
pemilihan umum sebagai lembaga pemilihan umum yang selanjutnya disebut 
KPU (Pasal 1 (6) UU No. 22 Tahun 2007 ten- tang Penyelenggara Pemilihan 
Umum). KPU menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih anggota 
DPR, DPD, DPRD, Presiden dan Wakil Presiden, serta kepala daerah dan 
wakil kepala daerah secara langsung oleh rakyat (Pasal 1 (5) UU No. 22 
Tahun 2007). Susunan organisasi penyelenggara pe- milihan umum 
berdasarkan Pasal 4 UU No. 22 Tahun 2007 adalah : 
a. KPU berkedudukan di ibu kota negara Republik Indonesia. 
b. KPU Provinsi berkedudukan di ibu kota provinsi. 
c. KPU Kabupaten/Kota berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota. 
Dalam menyelenggarakan pemilihan umum, KPU berpedoman kepada asas 
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2 UU No. 22 Tahun 2007 sebagai 
berikut: 
a. Mandiri, 
b. Jujur, 
c. Adil, 
d. Kepastian hukum, 
e. Tertib penyelenggara pemilihan umum, 
f. Kepentingan umum, 
g. Keterbukaan, 
h. Proporsionalitas, 
i. Profesionalitas, 
j. Akuntabilitas, 
k. Efisiensi, dan 
l. Efektivitas.
11. Komisi Yudisial 
Komisi Yudisial adalah lembaga yang mandiri yang dibentuk oleh 
Presiden dengan persetujuan DPR (Pasal 24 B (3) UUD 1945). Anggota 
Komisi Yudisial harus mempu¬nyai pengetahuan dan pengalaman di bidang 
hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela (Pasal 24 B 
(2) UUD 1945). 
Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangka- tan hakim agung serta 
menjaga dan menegakkan kehor- matan, keluhuran martabat, dan perilaku 
hakim (Pasal 24 B (1) UUD 1945). 
h. Sikap Positif Kedaulatan Rakyat 
Secara umum dapat di- katakan bahwa partai politik adalah suatu 
kelompok yang teror- ganisasi yang anggota-anggotanya mempunyai 
orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk 
memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya) 
dengan cara konstitusional untuk melaksanakan kebijakan mer- eka. 
Sedangkan menurut Pasal 1 UU No. 2 Tahun 2008 tetang Partai Politik, 
bahwa yang disebut partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan 
dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas 
dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memper- juangkan dan 
membela kepentingan politik anggota, ma- syarakat, bangsa, dan negara, 
serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia 
berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 
Salah satu tugas dari partai politik adalah menyalur¬kan aneka ragam 
pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa 
sehingga kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat berkurang. Dalam 
masyara¬kat modern yang begitu luas, pendapat dan aspirasi se¬seorang 
atau suatu kelompok akan hilang tak berbekas seperti suara di padang pasir, 
apabila tidak ditampung dan digabung dengan pendapat dan aspirasi orang 
lain yang senada. Proses ini dinamakan “penggabungan kepenti-ngan” 
(interest aggregation). Sesudah digabung, pendapat dan aspirasi ini diolah 
dan dirumuskan dalam bentuk yang teratur. Proses ini dinamakan 
“perumusan kepentingan” (interest articulation). 
Melalui pemilihan seperti itulah akan dibentuk lem¬baga-lembaga negara 
sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Salah satu lembaga negara 
yang dibentuk dalam sistem pemerintahan Indonesia adalah DPRD.
D. Kesimpulan 
1. Dalam Teori Bentuk Pemerintahan Republik ada yang menganut 
ajaran klasik dan ajaran modern, 
2. Ajaran klasik di bedakan menjadi 3 golongan yaitu : monarkhi, 
aristokrasi, dan demokrasi. 
3. Ajaran modern di bedakan antara bentuk monarkhi dan republik. 
4. Sistem pemerintahan yaitu sekumpulan kesatuan yang membentuk 
organisasi yang melaksanakan hubungan satu sama lain untuk 
mengatur, melaksanakan, dan mempertahankan kekuasaan dengan 
cara mengatur individu satu sama lain. 
5. Demokrasi pancasila adalah sebuah sistem demokrasi pemerintahan, 
yang keduanya bisa di pakai negara manapun, dengan cara masing 
masing di indonesia, sendiri demokrasi itu mencerminkan kehidupan 
bermasyarakat, sistem demokrasi/pemerintahan liberal tidak akan 
cocok untuk di terapkan di indonesia karena adat dan budaya 
negara indonesia bertolak belakang dengan negara barat, NKRI 
harga mati, demokrasi pancasila harus di budayakan kepada anak 
cucu kita. 
6. Kedaulatan rakyat membawa konsekuensi, rakyat sebagai pemegang 
otoritas tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. UUD 
1945 menyatakan, bahwa Kedaulatan berada di tangan rakyat dan 
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. 
7. Dengan ketentuan itu dapat diartikan, bahwa pemilik kedaulatan dalam 
negara Indonesia ialah rakyat. Pelaksana kedaulatan negara Indonesia 
menurut UUD 1945 adalah rakyat dan lem¬baga-lembaga negara yang 
berfungsi menjalankan tugas-tugas kenegaraan sebagai representasi 
kedaulatan rakyat. 
8. Pelaksanaan pemerintahan Indone¬sia berdasarkan UUD 1945 tersebut 
dikenal dengan sistem pemerintahan Indonesia. 
9. Dalam membangun sikap positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem 
pemerintahan Indonesia antara lain dapat dilakukan dengan mengenal 
partai-partai politik, menghargai hasil pemilihan umum, dan menghormati 
ke¬beradaan lembaga-lembaga negara.

More Related Content

What's hot

PPKn SMA kelas X 2013
PPKn SMA kelas X 2013PPKn SMA kelas X 2013
PPKn SMA kelas X 2013Eri Krismiya
 
Objek Hukum Tata Negara
Objek Hukum Tata NegaraObjek Hukum Tata Negara
Objek Hukum Tata NegaraIsaka Yoga
 
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan IndonesiaPPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan Indonesiaworodyah
 
Kedaulatan rakyat PKN SMP
Kedaulatan rakyat PKN SMPKedaulatan rakyat PKN SMP
Kedaulatan rakyat PKN SMPlestaridiana28
 
Pkn sistem pemerintahan
Pkn sistem pemerintahanPkn sistem pemerintahan
Pkn sistem pemerintahanNonik Setyanik
 
Sistem pemerintahan-pada-masa-konstitusi-ris
Sistem pemerintahan-pada-masa-konstitusi-risSistem pemerintahan-pada-masa-konstitusi-ris
Sistem pemerintahan-pada-masa-konstitusi-risAkhmad Puryanto
 
Konsep Hukum Tata Negara Indonesia
Konsep Hukum Tata Negara IndonesiaKonsep Hukum Tata Negara Indonesia
Konsep Hukum Tata Negara IndonesiaSugeng Klinsman
 
Perbandingan konstitusi NKRI dengan negara liberal dan komunis
Perbandingan konstitusi NKRI dengan negara liberal dan komunisPerbandingan konstitusi NKRI dengan negara liberal dan komunis
Perbandingan konstitusi NKRI dengan negara liberal dan komunisIswi Haniffah
 
Bentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahanBentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahanSafira Aisyah
 
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan IndonesiaDinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesiarusdiman1
 
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesiaSistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesianurul khaiva
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahanoktavia ayu
 
Pengelolaan kekuasaan negara di tingkat pusat menurut undang - undang dasar n...
Pengelolaan kekuasaan negara di tingkat pusat menurut undang - undang dasar n...Pengelolaan kekuasaan negara di tingkat pusat menurut undang - undang dasar n...
Pengelolaan kekuasaan negara di tingkat pusat menurut undang - undang dasar n...Aang Gustaffi
 

What's hot (20)

PPKn SMA kelas X 2013
PPKn SMA kelas X 2013PPKn SMA kelas X 2013
PPKn SMA kelas X 2013
 
Objek Hukum Tata Negara
Objek Hukum Tata NegaraObjek Hukum Tata Negara
Objek Hukum Tata Negara
 
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan IndonesiaPPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Negara dan Konstitusi
Negara dan KonstitusiNegara dan Konstitusi
Negara dan Konstitusi
 
Makalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraanMakalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraan
 
Kedaulatan rakyat PKN SMP
Kedaulatan rakyat PKN SMPKedaulatan rakyat PKN SMP
Kedaulatan rakyat PKN SMP
 
Ketatanegaraan
KetatanegaraanKetatanegaraan
Ketatanegaraan
 
Pkn sistem pemerintahan
Pkn sistem pemerintahanPkn sistem pemerintahan
Pkn sistem pemerintahan
 
Sistem pemerintahan-pada-masa-konstitusi-ris
Sistem pemerintahan-pada-masa-konstitusi-risSistem pemerintahan-pada-masa-konstitusi-ris
Sistem pemerintahan-pada-masa-konstitusi-ris
 
Konsep Hukum Tata Negara Indonesia
Konsep Hukum Tata Negara IndonesiaKonsep Hukum Tata Negara Indonesia
Konsep Hukum Tata Negara Indonesia
 
Perbandingan konstitusi NKRI dengan negara liberal dan komunis
Perbandingan konstitusi NKRI dengan negara liberal dan komunisPerbandingan konstitusi NKRI dengan negara liberal dan komunis
Perbandingan konstitusi NKRI dengan negara liberal dan komunis
 
Bentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahanBentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahan
 
Sistem Pemerintahan
Sistem  PemerintahanSistem  Pemerintahan
Sistem Pemerintahan
 
Sistem konstitusi
Sistem konstitusiSistem konstitusi
Sistem konstitusi
 
Negara dan Konstitusi
Negara dan KonstitusiNegara dan Konstitusi
Negara dan Konstitusi
 
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan IndonesiaDinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesiaSistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 
Pengelolaan kekuasaan negara di tingkat pusat menurut undang - undang dasar n...
Pengelolaan kekuasaan negara di tingkat pusat menurut undang - undang dasar n...Pengelolaan kekuasaan negara di tingkat pusat menurut undang - undang dasar n...
Pengelolaan kekuasaan negara di tingkat pusat menurut undang - undang dasar n...
 

Viewers also liked

Teori dan filsafat politik pemerintahan
Teori dan filsafat politik pemerintahanTeori dan filsafat politik pemerintahan
Teori dan filsafat politik pemerintahanBKPP kabupaten Bandung
 
Makalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baikMakalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baikWarnet Raha
 
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanAdhi Panjie Gumilang
 
Presentation bentuk bentuk negara & bentuk-bentuk pemerintahan
Presentation bentuk bentuk negara & bentuk-bentuk pemerintahanPresentation bentuk bentuk negara & bentuk-bentuk pemerintahan
Presentation bentuk bentuk negara & bentuk-bentuk pemerintahanDavid Leonel situmorang
 
Perkembangan kedaulatan rakyat di Indonesia
Perkembangan kedaulatan rakyat di IndonesiaPerkembangan kedaulatan rakyat di Indonesia
Perkembangan kedaulatan rakyat di IndonesiaDoel Eka Purnadi
 
Teori kedaulatan
Teori kedaulatanTeori kedaulatan
Teori kedaulatanMeehawk
 
Kedaulatan Negara
Kedaulatan NegaraKedaulatan Negara
Kedaulatan Negaraarraditya
 
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)Edi Awaludin
 
Makalah pengertian dan prinsip prinsip demokrasi
Makalah pengertian dan prinsip prinsip demokrasiMakalah pengertian dan prinsip prinsip demokrasi
Makalah pengertian dan prinsip prinsip demokrasiahmad yani
 
Pemikiran plato
Pemikiran platoPemikiran plato
Pemikiran plato12345Nha
 
Bentuk bentuk negara
Bentuk bentuk negaraBentuk bentuk negara
Bentuk bentuk negaraFazrin Heros
 
Negara yang menganut kedaulatan tuhan
Negara yang menganut kedaulatan tuhanNegara yang menganut kedaulatan tuhan
Negara yang menganut kedaulatan tuhansman 1 ciomas
 
Bentuk negara : sistem pemerintahan polybios
Bentuk negara : sistem pemerintahan polybiosBentuk negara : sistem pemerintahan polybios
Bentuk negara : sistem pemerintahan polybiosAmphie Yuurisman
 
Makalah Sistem Pemerintahan Indonesia
Makalah Sistem Pemerintahan IndonesiaMakalah Sistem Pemerintahan Indonesia
Makalah Sistem Pemerintahan IndonesiaDini Audi
 
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"aliffya_irlandha
 

Viewers also liked (20)

Teori dan filsafat politik pemerintahan
Teori dan filsafat politik pemerintahanTeori dan filsafat politik pemerintahan
Teori dan filsafat politik pemerintahan
 
Makalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baikMakalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baik
 
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
 
Presentation bentuk bentuk negara & bentuk-bentuk pemerintahan
Presentation bentuk bentuk negara & bentuk-bentuk pemerintahanPresentation bentuk bentuk negara & bentuk-bentuk pemerintahan
Presentation bentuk bentuk negara & bentuk-bentuk pemerintahan
 
Perkembangan kedaulatan rakyat di Indonesia
Perkembangan kedaulatan rakyat di IndonesiaPerkembangan kedaulatan rakyat di Indonesia
Perkembangan kedaulatan rakyat di Indonesia
 
Sistem Pemerintahan di Dunia
Sistem Pemerintahan di Dunia Sistem Pemerintahan di Dunia
Sistem Pemerintahan di Dunia
 
Teori kedaulatan
Teori kedaulatanTeori kedaulatan
Teori kedaulatan
 
Teori Kedaulatan
Teori KedaulatanTeori Kedaulatan
Teori Kedaulatan
 
Kedaulatan Negara
Kedaulatan NegaraKedaulatan Negara
Kedaulatan Negara
 
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
 
Makalah pengertian dan prinsip prinsip demokrasi
Makalah pengertian dan prinsip prinsip demokrasiMakalah pengertian dan prinsip prinsip demokrasi
Makalah pengertian dan prinsip prinsip demokrasi
 
Teori Kedaulatan hukum
Teori Kedaulatan hukumTeori Kedaulatan hukum
Teori Kedaulatan hukum
 
Pemikiran plato
Pemikiran platoPemikiran plato
Pemikiran plato
 
Bentuk bentuk negara
Bentuk bentuk negaraBentuk bentuk negara
Bentuk bentuk negara
 
Identitas nasional
Identitas nasionalIdentitas nasional
Identitas nasional
 
Negara yang menganut kedaulatan tuhan
Negara yang menganut kedaulatan tuhanNegara yang menganut kedaulatan tuhan
Negara yang menganut kedaulatan tuhan
 
Identitas Nasional
Identitas NasionalIdentitas Nasional
Identitas Nasional
 
Bentuk negara : sistem pemerintahan polybios
Bentuk negara : sistem pemerintahan polybiosBentuk negara : sistem pemerintahan polybios
Bentuk negara : sistem pemerintahan polybios
 
Makalah Sistem Pemerintahan Indonesia
Makalah Sistem Pemerintahan IndonesiaMakalah Sistem Pemerintahan Indonesia
Makalah Sistem Pemerintahan Indonesia
 
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"
 

Similar to Pemerintahan

Similar to Pemerintahan (20)

Ppkn tendri
Ppkn tendriPpkn tendri
Ppkn tendri
 
Bentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahan
 
Bentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahan
 
Win
WinWin
Win
 
Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
Sistem pemerintahan presidensial dan parlementerSistem pemerintahan presidensial dan parlementer
Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
 
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasiDemokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
 
Teori Politik Moderen
Teori Politik ModerenTeori Politik Moderen
Teori Politik Moderen
 
Bentuk Pemerintahan - PKn kelas 10
Bentuk Pemerintahan - PKn kelas 10Bentuk Pemerintahan - PKn kelas 10
Bentuk Pemerintahan - PKn kelas 10
 
In mc. word
In mc. wordIn mc. word
In mc. word
 
Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 
BAB 2 LAGI
BAB 2 LAGIBAB 2 LAGI
BAB 2 LAGI
 
Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara
Sistem Pemerintahan di Berbagai NegaraSistem Pemerintahan di Berbagai Negara
Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara
 
Pengaruh Sistem Pemrintahan Reza
Pengaruh Sistem Pemrintahan RezaPengaruh Sistem Pemrintahan Reza
Pengaruh Sistem Pemrintahan Reza
 
Siti rohmah, isi, riyana kel tiga
Siti rohmah, isi, riyana kel tigaSiti rohmah, isi, riyana kel tiga
Siti rohmah, isi, riyana kel tiga
 
Bentuk bentuk Pemerintahan Negara
Bentuk bentuk Pemerintahan NegaraBentuk bentuk Pemerintahan Negara
Bentuk bentuk Pemerintahan Negara
 
Demokrasi-AinunSyarifatulFitri SMAN1 Dumi
Demokrasi-AinunSyarifatulFitri SMAN1 DumiDemokrasi-AinunSyarifatulFitri SMAN1 Dumi
Demokrasi-AinunSyarifatulFitri SMAN1 Dumi
 
Artikel jadi
Artikel jadiArtikel jadi
Artikel jadi
 
Ilmu negara
Ilmu negaraIlmu negara
Ilmu negara
 
Birokrasi dan partai politik
Birokrasi dan partai politikBirokrasi dan partai politik
Birokrasi dan partai politik
 
Materi 1 kwarganegaraan
Materi 1 kwarganegaraanMateri 1 kwarganegaraan
Materi 1 kwarganegaraan
 

Recently uploaded

Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 

Recently uploaded (7)

Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 

Pemerintahan

  • 1. Pendidikan Kewarganegaraan Di susun oleh : - M. Agung Laksono - Aisyatul Mardhiah - Bukhori Muslim - Meisy Hana - Modesta Rusyda Sitorus - Tara Danaswara Kelas : X – Mia 2 SMA NEGRI 1 KRAMATWATU JL. PANCORAN NO. 1 (0254) 230860 KRAMATWATU, SERANG, BANTEN, INDONESIA
  • 2. A. Sistem Pemerintahan Republik Indonesia a. Pengertian Pemerintahan. Pemerintah merupakan kemudi dalam bahasa latin asalnya Gubernaculum. Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan dalam bentuk( penerapan hukum dan undang-undang) di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada di bawah kekuasaan mereka. Pemerintah berbeda dengan pemerintahan. Pemerintah merupakan organ atau alat pelengkap jika dilihat dalam arti sempit pemerintah hanyalah lembaga eksekutif saja. Sedangkan arti pemerintahan adalah semua mencakup aparatur negara yang meliputi semua organ-organ, badan atau lembaga, alat kelengkapan negara yang menjalankan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan negara. Lembaga negara yang dimaksud adalah lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pemerintahan dalam arti sempit adalah semua aktivitas, fungsi, tugas dan kewajiban yang dijalankan oleh lembaga untuk mencapai tujuan negara. Pemerintah dalam arti luas adalah semua aktivitas yang terorganisasi yang bersumber pada kedaulatan dan kemerdekaan, berlandaskan pada dasar negara, rakyat, atau penduduk dan wilayah negara itu demi tercapainya tujuan negara. Pemerintahan juga dapat didefinisikan dari segi struktural fungsional sebagai sebuah sistem struktur dan organisasi dari berbagai dari berbagai macam fungsi yang dilaksanakan atas dasar-dasar tertentu untuk mencapai tujuan negara(Haryanto dkk, 1997:2-3). C.F Strong mendefinisikan pemerintahan dalam arti luas sebagai segala aktivitas badan-badan publik yang meliputi kegiatan legislatif, eksekutif, dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara. Sedangkan pemerintahan dalam arti sempit adalah segala kegiatan badan-badan publik yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif. b. Teori bentuk republik Teori bentuk pemerintahan republik di bagi menjadi dua yaitu : 1. Ajaran Klasik 2. Ajaran Modern Penjelasan :  Ajaran Klasik Berdasarkan ajaran klasik, bentuk pemerintahan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan yaitu : Monarkhi, Aristokrasi dan Demokrasi.
  • 3. Pembagian itu berdasarkan kreteria jumlah orang yang memegang kekuasaan pemerintahan negara. Pembagian bentuk pemerintahan menjadi 3 golongan tersebut mula pertama kali berasal dari Herodotus yang kemudian dilanjutkan dan dikembangkan oleh Plato, Aristoteles, dan Polybios. Plato : membagi bentuk pemerintahan menjadi : 1. Aristokrasi : pemerintahan yang dipegang sekelompok orang yang dapat mencerminkan rasa keadilan. 2. Timokrasi : pemerintahan yang dipimpin oleh sekelompok orang yang mengingin kan kemashuran dan kehormatan 3. Oligarkhi : pemerintahan yang dipimpin oleh sekelompok orang yang dipengaruhi kemewahan atau harta kekayaan. 4. Demokrasi : pemerintahan yang dipegang oleh rakyat. 5. Tyrani : pemerintahan yang dipimpin oleh seoarang yang jauh dari rasa keadilan. Menurut Plato, bentuk pemerintahan tersebut di atas dapat berubah secara siklus, dari Aristokrasi - Timokrasi - Oligarkhi - Demokrasi - Tyrani dan berputar kembali kebentuk asal. Aristoteles : Berdasarkan kreteria kuantitas (jumlah orang yang memgang kekuasaan) dan kualitas (ditujukan untuk siapakah pelaksanaan pemerintahan itu), Aristoteles membagi bentuk pemerintahan menjadi : 1. Monarkhi : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh seorang (raja/kaisar) yang ditujukan untuk kepentingan umum. Bentuk monarkhi dapat merosot menjadi Tyrani. 2. Tyrani : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh seorang (raja/kaisar) yang kekuasaannya ditujukan untuk kepentingan sendiri. 3. Aristokrasi : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh sejumlah/beberapa orang terbaik (misalnya kaum cerdik pandai atau bangsawan), yang kekuasaannya ditujukan untuk kepentingan umum.
  • 4. Bentuk aristokrasi dapat merosot menjadi oligarkhi dan bentuk oligarkhi dapat melahirkan Plutokrani atau Plutokrasi. 4. Oligarkhi : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh beberapa orang, yang kekuasaannya untuk kepentingan kelompok mereka sendiri. 5. Plutokrani : Adalah pemerintahan yang dijalankan oleh orang–orang kaya untuk kepentingan mereka sendiri. 6. Polity : Adalah pemerintahan yang dipegang banyak orang, yang pelaksanaan pemerintahannya ditujukan untuk kepentingan umum. 7. Demokrasi : Adalah pemerintahan yang kekuasaan tertinggi negara dipegang oleh rakyat. Menurut Aritoteles, bentuk pemerintahan demokrasi merupakan bentuk pemerosotan dari bentuk polity. Sehingga menurutnya bentuk Monarkhi, Aristokrasi dan Polity merupakan bentuk pemerintahan yang ideal (terbaik). Pendapat Aristoteles berbeda dengan pendapat Plato, dimana Plato berpendapat bahwa bentuk demokrasi merupakan bentuk ideal (terbaik) yang dapat merosot menjadi mobokrasi (Okhlokrasi). Polybios : Dalam teorinya (disebut Cyclus Polybios), ia menyatakan bahwa bentuk pemerintahan negara mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara siklus yaitu bentuk Monarkhi – Aristokrasi – Demokrasi akan selalu berganti– ganti dan berputar ke bentuk asal.  Teori Modern Dalam teori modern, bentuk pemerintahan dibedakan antara bentuk Monarkhi dan Republik. Pembagian bentuk pemerintahan menjadi Monarkhi dan Republik mula pertama kali dikemukakan oleh Nicollo Machiavelli. Dalam bukunya yang berjudul “Il Principe”, ia menyatakan bahwa Monarkhi merupakan pemerintahan negara yang dipegang oleh seorang, yang dalam menjalankan kekuasaannya untuk kepentingan semua orang, sedangkan Republik berasal dari kata “Res–Publika” yang berarti organisasi kenegaraan yang mengurus kepentingan bersama. Akan tetapi Machiavelli tidak
  • 5. memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai kreteria yang dapat digunakan untuk membedakan kedua bentuk tersebut. Ada beberapa kreteria atau ukuran untuk membedakan antara Monarkhi dan Republik yang dikemukakan oleh para ahli : George Jellinek Pembedaan antara Monarkhi dan Republik adalah berdasarkan cara pembentukan kehendak negara :  Jika kehendak negara terjelma sebagai kehendak seseorang (secara psychologis), maka terdapat bentuk pemerintahan Monarkhi.  Jika kehendak negara terjelma sebagai kehendak rakyat atau kemauan dari hasil peristiwa secara yuridis, maka terdapat bentuk Republik. Leon Duguit Pembedaan antara Monarkhi dan Republik adalah berdasarkan cara penunjukkan kepala negara :  Monarkhi adalah bentuk pemerintahan yang kepala negaranya (raja) memperoleh kedudukan berdasarkan hak waris secara turun temurun dan masa jabatannya tidak ditentukan dalam batas waktu tertentu.  Republik adalah bentuk pemerintahan yang kepala negaranya (lazim disebut Presiden) memperoleh kedudukan karena dipilih melalui pemilihan dan memegang jabatannya dalam kurun waktu tertentu. Pembedaan atas dasar penunjukkan kepala negara yang dilakukan Leon Duguit itulah yang banyak diterima dan dianut oleh negara–negara modern pada masa sekarang. Otto Koellreutter Pandangan Otto Koellreutter sependapat dengan Leon Duguit. Ia membedakan Monarkhi dan Republik atas dasar kreteria “Kesamaan” dan “Ketidak samaan”.
  • 6.  Monarkhi : merupakan bentuk pemerintahan atas dasar ukuran ketidaksamaan yaitu bahwa setiap orang tidak dapat menjadi kepala negara.  Republik : merupakan bentuk pemerintahan berdasarkan kesamaan yaitu bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk menjadi kepala negara. Selain kedua bentuk tersebut di atas, Otto Koellreutter menambahkan bentuk ketiga yaitu Pemerintahan Otoriter (Autoritarien Fuhrerstaat) yaitu suatu pemerintahan yang dipegang oleh satu orang yang bersifat mutlak. Dalam pemerintahan otoriter kepala negara diangkat berdasarkan pemilihan, akan tetapi didalam berkuasa makin lama makin berkuasa secara mutlak. Contoh : Jerman pada masa Hittler, Italia pada masa Musolini. Macam–macam Monarkhi : 1. Monarkhi Absolut. Contoh : Perancis pada masa Louis XIV. 2. Monarkhi Konstitusional. Contoh antara lain Belanda, Inggris, Denmark, Perancis tahun 1771 – 1792, dsb. 3. Monarkhi Parlementer. Contoh antara lain : Inggris, Belanda, Belgia, Thailand, Jepang, dsb. Macam–macam Bentuk Pemerintahan : 1. Republik Absolut (disebut juga Diktatur). Krenenburg menyebut dengan istilah Autokrasi, sedangkan Otto Koellreuter menyebut dengan istilah Otoriter. Contoh : Jerman pada masa Hittler, Uganda pada masa Idi Amin. Pada masa sekarang Autokrasi modern dimanifestasikan dalam bentuk sistem satu partai (partai tunggal). Diktatur ada 4 macam yaitu : (a) Diktatur legal adalahpemerintahan yang dipimpin oleh seorang untuk masa tertentu bila negara dalam keadaan bahaya; (b) Diktatur nyata adlalah pemerintahan diktatur yang tidak bersifat legal dan negara masih bersifat demokrasi; (c) Diktatur partai adalah
  • 7. pemerintahan yang didukung oleh satu partai; dan (d) Diktatur proletar adalah pemerintahan yang didukung oleh kaum proletar (buruh dan petani kecil). 2. Republik Konstitusional adalah bentuk pemerintahan berdasarkan hukum yang berlaku. Contoh negara yang memakai sistem ini antara lain : Amerika Serikat, Indonesia berdasarkan UUD 1945. 3. Republik Parlementer adalah suatu sistem pemerintahan dimana pemerintah (eksekutif) bertanggung jawab kepada Parlemen. Dalam sistem pemerintahan ini, parlemen mempunyai kekuasaan yang besar dan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap eksekutif. Menteri dan perdana menteri bertanggung jawab kepada parlemen . Contoh negara yang memakai sistem ini antara lain : Indonesia pada KRIS 1949 dan UUDS 1950, India, Pakistan, Israel, Perancis, dsb. 4. Aristokrasi Berasal dari bahasa Yunani kuno aristo yang berarti “terbaik” dan kratia yang berarti “untuk memimpin”. Aristokrasi dapat diterjemahkan menjadi sebuah sistem pemerintahan yang dipimpin oleh individu yang terbaik. 5. Demokrasi Yaitu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances. Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-
  • 8. lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan. Contoh negara yang memakai sistem ini antara lain : Indonesia, Amerika Serikat, Jerman, dsb 6. Demokrasi totaliter Yaitu sebuah istilah yang diperkenalkan oleh sejarahwan Israel, J.L. Talmon untuk merujuk kepada suatu sistem pemerintahan di mana wakil rakyat yang terpilih secara sah mempertahankan kesatuan negara kebangsaan yang warga negaranya, meskipun memiliki hak untuk memilih, tidak banyak atau bahkan sama sekali tidak memiliki partisipasi dalam proses pengambilan keputusan pemerintah. Ungkapan ini sebelumnya telah digunakan oleh Bertrand de Jouvenel dan E.H. Carr. 7. Emirat Emirat (bahasa Arab: imarah, jamak imarat) adalah sebuah wilayah yang diperintah seorang emir, meski dalam bahasa Arab istilah tersebut dapat merujuk secara umum kepada provinsi apapun dari sebuah negara yang diperintah anggota kelompok pemerintah. Contoh penggunaan dalam arti yang terakhir disebut adalah Uni Emirat Arab, yang merupakan sebuah negara yang terdiri dari tujuh emirat federal yang masing-masing diperintah seorang emir. 8. Federal adalah kata sifat (adjektif) dari kata Federasi. Biasanya kata ini merujuk pada pemerintahan pusat atau pemerintahan pada tingkat nasional. Federasi dari bahasa Belanda, federatie, berasal dari bahasa Latin; foeduratio yang artinya “perjanjian”. federasi pertama dari arti ini adalah “perjanjian” daripada Kerajaan Romawi dengan suku bangsa Jerman yang lalu menetap di provinsi Belgia, kira-kira pada abad ke 4 Masehi. Kala itu, mereka berjanji untuk tidak memerangi sesama, tetapi untuk bekerja sama saja.
  • 9. 9. Meritokrasi Berasal dari kata merit atau manfaat, meritokrasi menunjuk suatu bentuk sistem politik yang memberikan penghargaan lebih kepada mereka yang berprestasi atau berkemampuan. Kerap dianggap sebagai suatu bentuk sistem masyarakat yang sangat adil dengan memberikan tempat kepada mereka yang berprestasi untuk duduk sebagai pemimpin, tetapi tetap dikritik sebagai bentuk ketidak adilan yang kurang memberi tempat bagi mereka yang kurang memiliki kemampuan untuk tampil memimpin. Dalam pengertian khusus meritokrasi kerap di pakai menentang birokrasi yang sarat KKN terutama pada aspek nepotisme. 10. Monarkisme adalah sebuah dukungan terhadap pendirian, pemeliharaan, atau pengembalian sistem kerajaan sebagai sebuah bentuk pemerintahan dalam sebuah negara. 11. Negara Kota adalah negara yang berbentuk kota yang memiliki wilayah, memiliki rakyat,dan pemerintahan berdaulat penuh. Negara kota biasanya memiliki wilayah yang kecil yang meiliki luas sebesar kota pada umumnya. Negara-negara kota dewasa ini adalah Singapura, Monako dan Vatikan. 12. Oligarki (Bahasa Yunani: Ὀλιγαρχία, Oligarkhía) adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaan politiknya secara efektif dipegang oleh kelompok elit kecil dari masyarakat, baik dibedakan menurut kekayaan, keluarga, atau militer. Kata ini berasal dari kata bahasa Yunani untuk “sedikit” (ὀλίγον óligon) dan “memerintah” (ἄρχω arkho). 13. Otokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang kekuasaan politiknya dipegang oleh satu orang. Istilah ini diturunkan dari bahasa Yunani autokratôr yang secara literal berarti “berkuasa sendiri” atau “penguasa tunggal”. Otokrasi biasanya dibandingkan dengan oligarki (kekuasaan oleh minoritas, oleh kelompok kecil) dan demokrasi (kekuasaan oleh mayoritas, oleh rakyat). 14. Plutokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan yang mendasarkan suatu kekuasaan atas dasar kekayaan yang mereka miliki. Mengambil kata
  • 10. dari bahasa Yunani, Ploutos yang berarti kekayaan dan Kratos yang berarti kekuasaan. riwayat keterlibatan kaum hartawan dalam politik kekuasaan memang berawal di kota Yunani, untuk kemudian diikuti di kawasan Genova, Italia B. Sistem Pemerintahan Demokrasi Berdasarkan Pancasila a. Demokrasi Pancasila Demokrasi yang secara resmi mengkristal didalam UUD 1945 dan yang saat berlaku di Indonesia biasa di sebut “Demokrasi Pancasila”. Meskipun sebenarnya dasar-dasar konstitusional bagi demokrasi di Indonesia sebagaimana yang berlaku sekarang ini sudah ada dan berlaku jauh sebelum tahun 1965 tetapi istilah “Demokrasi Pancasila” itu baru dipopulerkan sesudah lahir Orde Baru (1966).1[3] Kendati secara retorik dan “resmi” sering dinyatakan bahwa “Demokrasi Pancasila” merupakan koreksi total atas sistem-sistem demokrasi yang “menyimpang” dalam masa-masa sebelumnya, namun praktek-praktek politik seperempat abad terakhir memperlihatkan masih berlimpahnya distorsi.2[4] Wilopo mengemukakan bahwa di dalam sistem UUD 1945 jelas ada keseimbangan atau checks and balances yang khas antara Pemerintah dan DPR; DPR kuat karena tidak dapat di bubarkan oleh Pemerintah dan begitu pula Pemerintah kuat karena tidak dapat dijatuhkan oleh DPR.3[5] b. Pengertian Demokrasi Pancasila Secara teoritis banyak yang menganggap bahwa demokrasi adalah usaha untuk menghormati hak-hak individu, karena di Negara-negara liberal ataupun komunis disaksikan keruntuhan ketiranian, lalu diusahakanlah pemerintahan rakyat drngan berbagai pola dan model yang berkembang pada masing-masing system politik pemerintahan
  • 11. Demos berarti rakyat dan cratein berarti kekuasaan, dengan demikian kekuasaan ada ditangan rakyat,dalam arti kekuasaan untuk, oleh, dan dari rakyat banyak. Lebih diharapkan agar terjadi kebebasan berkarya, kebebasan menampilkan kebolehan dan penemuan ilmiah, kebebasan pers, kebebasan berpendapat, yang pada gilirannya cenderung melupakan dan mengabaikan pertimbangan agama (religious). Bersamaan dengan munculnya Negara sebagai organisasi terbesar yang relative awet dan kokoh dalam kehidupan bermasyarakat, maka pemerintahan mutlak harus ada untuk membarenginya.Yaitu munculnya keberadaan dua kelompok, yaitu pihak yang memerintah dan pihak yang diperintah. Demokrasi pancasila berusaha untuk menyeimbangkan apa yang dibicarakan tersebut di muka. Hak-hak individu yang tertera dalam sila keempat “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” harus diseimbangkan dengan sila ketiga “Persatuan Indonesia” yang memuat peraturan dalam mewujudkan kesatuan.Hal ini karena sila-sila pancasila itu sendiri harus saling kait dan menguatkan.4[6] Uraian tentang topik ini juga ada pengertian harfiah tanpa mengabaikan pengertian umumnya meskipun hingga saat ini belum diperoleh suatu kesepakatan tentang pengertian umum demokrasi pancasila apabila suatu definisi ilmiah. Berikut ini akan di uraikan secara berturut-turut :  Pengertian harfiah Demokrasi pancasila, sepintas lalu dapat diartikan sebagai “pemerintahan rakyat yang berdasarkan nilai-nilai falsafah pancasila”, atau “ pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat yang dituntun oleh lima prinsip dasar yaitu sila-sila pancasila”.
  • 12. Pengertian harfiah tersebut diatas ini adalah pengertian yang tercipta dari perpaduan pengertian kata demokrasi dan pengertian kata pancasila. Dari pengertian tersebut diperoleh gambaran bahwa: a. Demokrasi atau pemerintahan rakyat yang digunakan oleh pemerintah/bangsa indonesia adalah sistem pemerintahan rakyat yang dijiwai dan dituntun oleh nilai-nilai pandangan hidup bangsa indonesia (pancasila) hasil masyarakat/bangsa indonesia sendiri. b. Demokrasi yang berarti pemerintahan rakyat , pada dasarnya adalah transformasi nilai-nilai falsafah pancasila menjadi suatu bentuk dan sistem pemerintahan khas indonesia. c. Demokrasi pancasila atau pemerintahan rakyat yang dituntun oleh nilai-nilai pancasila adalah konsekuensi atau tindak lanjut dari komitmen masa orde baru yakni pelaksanaan pancasila dan uud 1945 secara murni dan konsekuen di bidang pemerintahan/politik. d. Untuk melaksanakan demokrasi pancasila dengan baik, prasyarat utamanya adalah pemahaman/penghayatan sungguh-sungguh akan akan nilai falsafat pancasila. e. Melaksanakan demokrasi pancasiladengan benar berarti mengamalkan pancasila melaui politik pemerintahan.  Pengertian Umum Populer Melaui sub topik ini akan diketengahkan beberapa rumusan pengertian umum tentang pengertian demokrasi pancasila baik yang bersifat popular maupun yang merupakan pendapat para sarjana yang tercantum didalam berbagai karya ilmiah/ karya tulis. a. Pengertian umum populer Pengertian kata pancasila dalam ungkapan demokrasi pancasila, tidak terungkap melalui rumusan tersebut. Atau dengan perkataan lain, pengertian demokrasi pancasila menurut rumusan tadi hanya ,mengeksplisitkan satu prinsip dasar yaitu sila ke-4 dari kelima pancasila.
  • 13. Disamping rumusan pengertian di atas, ada pula rumusan lainnya, yaitu: “ Demokrasi Pancasila adalah demokrasi politik, demokrasi ekonomi dan demokrasi social-budaya sekaligus”. Maksudnya, ialah bahwa demokrasi pancasila adalah suatu sistem pemerintahan rakyat yang mengandung nilai-nilai politik, ekonomi, dan social-budaya. b. Pengertian Para Ahli Karya tulis tentang demokrasi Pancasila yang sedang beredar sehingga saat ini tercatat sangat-sangat terbatas juimlahnya. Dari karya-karya yang telah ada dapat dibaca rumusan tentang pengertian demokrasi yang berbeda-beda aksentuasinya karena berbeda-beda pula sudut tinjauannya. Rumusan-rumusan yang dimaksudkan, di antaranya :  Prof. Dr. Hazairin, S.H., “Demokrasi Pancasila, sebagai istilah dipergunakan oleh MPRS 1968 ialah pada dasarnya demokrasi sebagaimanayang telah dipraktekkan oleh semua pihak-pihak bagsa Indonesia semenjak dahulu kala dan masih dijumpai sekarang ini dalam praktek hidup masyarakat hukum adat, seperti desa, kuria, marga, nagari dan wanua”. Rumusan di atas mengigatkan kita bahwa Demokrasi Pancasila adalah demokrasi asli Indonesia atau suatu sistem pemerintahan rakyat asli Indonesia dan yang bertumbuh dari kesatuan-kesatuan masyarakat adat Indonesia  Sri Soemantri, S.H., “Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan yang mengandung semangat Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan keadilan sosial.” Rumusan diatas dapat di pandang sebagai rumusan pengertian demokrasi pancasila yang sangat lengkap meskipun sepintas lalu kelihatan seolah-olah hanya merangkaikan rumusan kalimat kelima sila pancasila menjadi satu kalimat.
  • 14. c. Sistem Pemerintahan Menurut Demokrasi Pancasila Demokrasi.Itulah sistem pemerintahan yang diterapkan oleh Indonesia saat ini setelah melewati 32 tahun masa ketidaktransparanan terhadap publik.Indonesia kini boleh mengecap indahnya demokrasi.Pers bisa mengkritik pemerintah dan bukan berperan sebagai kaki tangan pemerintah.Masyarakat bebas berekspresi, mengutarakan pendapatnya, melakukan aksi unjuk rasa dan lain sebagainya.Pemerintah pun kini juga lebih dituntut untuk transparan dan tidak menutup-nutupi koreng yang ada dibadannya sendiri.Demokrasi telah mengubah masyarakat menjadi semakin aktif.Ini merupakan sebuah konsekuensi logis mengingat demokrasi sangat menjunjung tinggi pendapat setiap orang.Tidak ada lagi hal-hal yang sebenarnya melarang setiap pribadi untuk berbicara.Bagi pemerintah, demokrasi telah mengubah pemerintah untuk lebih bisa menerima masukan-masukan dan pendapat-pendapat dari masyarakat. sistem pemerintahan demokrasi Pancasila menurut prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Batang Tubuh UUD 1945 berdasarkan tujuh sendi pokok, yaitu sebagai berikut: 1. Indonesia ialah Negara yang Berdasarkan Hukum Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (Machsstaat).Hal ini mengandung arti bahwa baik pemerintah maupun lembaga-lembaga negara lainnya dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan tindakannya bagi rakyat harus ada landasan hukumnya.Persamaan kedudukan dalam hukum bagi semua warga negara harus tercermin di dalamnya. 2. Indonesia Menganut Sistem Konstitusional Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas).Sistem konstitusional ini lebih menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan konstitusi, di samping oleh ketentuan-ketentuan hukum lainnya yang merupakan pokok konstitusional, seperti TAP MPR dan Undang-undang.
  • 15. 3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) MPR sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi seperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah lembaga negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi, MPR mempunyai Tugas pokok, tugas pokok MPR, yaitu : a. Menetapkan UUD b. Menetapkan GBHN c. Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden Wewenang MPR, yaitu : a. Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain, seperti penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden b. Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaan GBHN c. Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil Presiden d. Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya apabila presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD 1945 e. Mengubah undang-undang. 4. Presiden Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi.Presiden selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan bertanggung jawab kepada majelis.Presiden adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR. 5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
  • 16. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling bekerja sama dalam pembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk mengesahkan undang-undang, presiden harus mendapat persetujuan dari DPR.Hak DPR di bidang legislative ialah hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget. Hak DPR di bidang pengawasan meliputi: a. Hak tanya/bertanya kepada pemerintah b. Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada pemerintah c. Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah d. Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal e. Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah. 6. Menteri Negara Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR.Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri negara.Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden.Berdasarkan hal tersebut, berarti sistem kabinet kita adalah kabinet kepresidenan/presidensil.Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya berada di bawah koordinasi presiden. 7. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Terbatas Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan
  • 17. sungguh-sungguh suara DPR. Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR merangkap menjadi anggota MPR.DPR sejajar dengan presiden. d. Fungsi Demokrasi Pancasila Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut: 1. Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara Contohnya: Ikut menyukseskan Pemilu, ikut menyukseskan Pembangunan, ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan, dll. 2. Menjamin tetap tegaknya negara RI. 3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem konstitusional 4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila 5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga Negara 6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab Contohnya: Presiden adalah Mandataris MPR dan Presiden bertanggung jawab kepada MPR. e. Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila Prinsip merupakan kebenaran yang pokok/dasar orang berfikir, bertindak dan lain sebagainya. Dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara umum, terdapat dua landasan pokok yang menjadi dasar yang merupakan syarat mutlak untuk harus diketahui oleh setiap orang yang menjadi pemimpin negara / rakyat / masyarakat / organisasi / partai / keluarga, yaitu: 1. Suatu negara itu adalah milik seluruh rakyatnya, jadi bukan milik perorangan atau milik suatu keluarga/kelompok/golongan/partai, dan bukan pula milik penguasa negara. 2. Siapapun yang menjadi pemegang kekuasaan negara, prinsipnya adalah selaku pengurusa rakyat, yaitu harus bisa bersikap dan bertindak adil
  • 18. terhadap seluruh rakyatnya, dan sekaligus selaku pelayana rakyat, yaitu tidak boleh/bisa bertindak zalim terhadap tuannyaa, yakni rakyat. Adapun prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut: 1. Pemerintahan berdasarkan hukum: dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan: a) Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat). b) Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme (kekuasaan tidak terbatas). c) Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan MPR. 2. Perlindungan terhadap hak asasi manusia. 3. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah. 4. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain contoh Presiden, BPK, DPR, DPA atau lainnya. 5. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk menyalurkan aspirasi rakyat. 6. Pelaksanaan Pemilihan Umum. 7. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR (pasal 1 ayat 2 UUD 1945), yang berbunyai Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat 8. Keseimbangan antara hak dan kewajiban. 9. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain. 10. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita Nasional. f. Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila Dalam bukunya, Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan, Idris Israil (2005:52-53) menyebutkan ciri-ciri demokrasi Indonesia sebagai berikut: 1. Kedaulatan ada di tangan rakyat.
  • 19. 2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong. 3. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat. 4. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi. 5. Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban. 6. Menghargai hak asasi manusia. 7. Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan disalurkan melalui wakil-wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan pemogokan karena merugikan semua pihak. 8. Tidak menganut sistem monopartai. 9. Pemilu dilaksanakan secara luber. 10. Mengandung sistem mengambang. 11. Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas. 12. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum. g. Perkembangan Demokrasi Di Indonesia Haruslah diakui, bahwa kehidupan bangsa Indonesia sejak berabad-abad tak dapat dihindarkan telah mempengaruhi asas demokrasi yang di anut undang-undang dasar 1945 sehingga demokrasi yang harus dipraktekkan di indonesia mempunyai corak khusus bila di bandingkan dengan demokrasi-demokrasi yang hidup di negara-negara lain. Ke khasan demokrasi di indonesia bisa dilihat pada beberapa hal yang sifatnya cukup mendasar: Pertama, sistem lembaga perwakilan rakyak yang memiliki pola yang tidak jelas, unicameral, bicameral atau trikameral.Hal ini dengan adanya mpr sebagai lembaga negara.Dalam konteks ketatanegaraan secara keberadaan mpr ini tidak dikenal.Hal ini berimplikasi pada pola hubungan lembaga legislative dan lembaga eksekutif dalam fungsi dan kedudukan masing-masing serta hubungan dalam bidang perundang-undangan. Kedua, aparatur demokrasi di tingkat pusat yang menjadi poros-poros kekuasaan tidak hanya terdiri dari tiga macam lembaga negara, tetapi terdiri dari empat lembaga negara yang memegang kekuasaan yaitu kekuasaan
  • 20. eksaminatif oleh bpk, kekuasaan legislative oleh mpr, dpr dan dpd, kekuasaan eksekutif oleh presiden, dan kekuasaan yudisial oleh MA dan MK. Ketiga, hubungan antara tiga poros kekuasaan tidak memakai model pemisahan tetapi model pembagian kekuasaan yang membuka kemungkinan saling mempengaruhi. Dengan demikian, untuk mengetahui perkembangan demokrasi dari suatu negara terlebih dahulu haruslah mengetahui undang-undang dasar dan sejarah perkembangannya dinegara tersebut, sebab pemakaian asas demokrasi didalam suatu negara pastilah dicantumkan di dalam undang-undang dasar itu, tak terkecuali di indonesia. Pada tahun 1945, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945, Demokrasi Pancasila yang dijiwai oleh falsafah Pancasila kembali berfungsi secara operasional/nyata.hal ini terbukti dengan adanya pemecahan perbedaan pendapat di kalangan PPKI menyangkut tujuh kata di belakang sila Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya). C. Kedaulatan Negara Republik Indonesia a. Pengertian Kedaulatan berasal dari bahasa Arab (daulah), yang berarti kekuasaan tertinggi. Menurut Jean Bodin (tokoh ilmu negara), kedaulatan dalam negara ialah kekuasaan tertinggi dalam negara yang tidak berasal dari kekuasaan lain. Berdasarkan pengertian tersebut maka kedaulatan memiliki sifat : a. asli, tidak terbagi bagi, mutlak, dan permanen. Karena kekuasaan yang tertinggi itu tidak berasal dari pemberian kekuasaan yang lebih tinggi. b. tidak terbagi-bagi artinya utuh dimiliki oleh pemegang kedaulatan itu tanpa dibagi kepada pihak lain. c. Permanen / abadi, artinya kedaulatan itu tetap, tidak berubah berada dalam kekuasaan pemegang kedaulatan tersebut. d. Tunggal berarti hanya ada satu kekuasaan tertinggi, sehingga kekuasaan itu tidak dapat dibagi-bagi. Dengan demikian, kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi. Pengertian kedaulatan rakyat berhubungan erat dengan pengertian perjanjian masyarakat dalam pembentukan asal mula negara. Negara terbentuk karena adanya perjanjian masyarakat. Perjanjian masyarakat disebut juga dengan istilah kontrak sosial. Ada beberapa ahli yang telah
  • 21. mempelajari kontrak sosial, antara lain Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jaques Rousseau. Kedaulatan adalah suatu hak eksklusif untuk menguasai suatu wilayah pemerintahan, masyarakat, atau atas diri sendiri terdapat penganut dalam dua teori yaitu berdasarkan pemberian dari Tuhan atau Masyarakat. Beberapa pemikiran mengenai kedaulatan dan pemegang kedaulatan suatu negara setelah revolusi Perancis dikemukakan oleh Jean-Jacques Rousseau dalam karyanya Du Contrat Social Ou Principes Du Droit Politique (Mengenai Kontrak Sosial atau Prinsip-prinsip Hak Politik) membagi tingkat kedaulatan menjadi dua yaitu de facto dan de jure. De facto, Yaitu, Pengakuan yang diberikan oleh suatu negara kepada negara lain yang wilayahnya berdasarkan kenyataan (fakta). De jure Yaitu, Pengakuan yang diberikan oleh suatu negara kepada negara lain yang wilayahnya berdasarkan hukum yang resmi b. Teori Kedaulatan Rakyat Muncullah teori-teori kedaulatan yang mencoba merumuskan siapa dan apakah yang berdaulat dalam suatu negara: 1. Kedaulatan Tuhan. 2. Kedaulatan Raja 3. Kedaulatan Rakyat. 4. Kedaulatan Negara. 5. Kedaulatan Hukum. Bentuk kedaulatan negara dan hukum menunjukkan kedaulatan yang tidak dipegang oleh suatu persoon. 1. Kedaulatan Tuhan Teori kedaulatan Tuhan dimana kekuasaan yang tertinggi ada pada Tuhan, jadi didasarkan pada agama. Apabila pemerintah negara itu berbentuk kerajaan (monarki) maka dinasti yang memerintah disana dianggap turunan dan mendapat kekuasaannya dari Tuhan. Raja bisa menetapkan kepercayaan atau agama yang harus dianut atau dipeluk oleh rakyat/warganya. Misalnya jika Tenno Heika di Jepang dianggap berkuasa sebagai turunan dari Dewa matahari. Tokoh – tokoh yang menganut adalah : 1) Augustin 2) Thomas Aquinas 3) Marsilius 2. Kedaulatan Raja Teori kedaulatan bahwa kekuasaan yang tertinggi ada pada raja hal ini dapat digabungkan dengan teori pembenaran negara yang menimbulkan kekuasaan mutlak pada raja/ satu penguasa. Kebijakan Raja bias melebihi
  • 22. kontitusi, bahkan dapat melanggar hokum moral sehingga raja dapat berbuat atau bertindak sewenang – wenang. Tokoh – tokoh yang menganut yaitu : 1) Thomas Hobbes. 2) L’etat cest moi yang diungkapkan oleh Louis XVI 3) Nicollo Machiaverlli 4) Hegel 3. Kedaulatan Rakyat Teori ini lahir dari reaksi pada kedaulatan raja. Sebagai pelopor teori ini adalah Jean Jacques Rousseau (1712-1778). Menurut beliau bahwa raja memerintah hanya sebagai wakil rakyat, sedangkan kedaulatan penuh ditangan rakyat dan tidak dapat dibagikan kepada pemerintah itu. Itu sebabnya Rosseau dianggap sebagai Bapak Kedaulatan Rakyat. Teori ini menjadi inspirasi banyak negara termasuk Amerika Serikat dan Indonesia, dan dapat disimpulkan bahwa trend dan simbol abad 20 adalah tentang kedaulatan rakyat. Menurut teori ini, rakyatlah yang berdaulat dan mewakilkan atau menyerahkan kekuasaannya kepada negara. Kemudian negara memecah menjadi beberapa kekuasaan yang diberikan pada pemerintah, ataupun lembaga perwakilan. Bilamana pemerintah ini melaksanakan tugasnya tidak sesuai dengan kehendak rakyat, maka rakyat akan bertindak mengganti pemerintah itu. Kedaulatan rakyat ini, didasarkan pada kehendak umum yang disebut “volonte generale” oleh Rousseau. Apabila Raja memerintah hanya sebagai wakil, sedangkan kedaulatan penuh ditangan rakyat dan tidak dapat dibagikan kepada pemerintah itu. Tokoh – tokoh yang menganut adalah : 1) John Locke 2) Jean Jacques Rousseau 3) Montesquie 4. Kedaulatan Negara Menurut paham ini, Negaralah sumber dalam negara. Dari itu negara (dalam arti government= pemerintah) dianggap mempunyai hak yang tidak terbatas terhadap life, liberty dan property dari warganya. Warga negara bersama-sama hak miliknya tersebut, dapat dikerahkan untuk kepentingan kebesaran negara. Mereka taat kepada hukum tidak karena suatu perjanjian tapi karena itu adalah kehendak negara. Sehingga praktis rakyat tidak mempunyai kewenangan apa-apa dan tidak memiliki kedaulatan. Tetapi wewenang tertinggi tersebut berada pada negara. Sebenarnya negara hanyalah alat, bukan yang memiliki kedaulatan. Karena pelaksanaan kedaulatan adalah negara, dan negara adalah abstrak maka kedaulatan ada pada raja. Tokoh – tokoh yang menganut adalah : 1) Jean Bodin 2) George Jellinek
  • 23. 3) Hitler 4) Musolini 5. Kedaulatan Hukum Teori ini menunjukkan kekuasaan yang tertinggi terletak pada hukum yang bersumber pada kesadaran hukum pada setiap orang. Maka dalam suatu Negara yang menganut teori ini sering disebut Rechts Souvereinities bahwa baik raja, rakyat, dan Negara harus taat serta patuh pada hokum. Siapa yang melanggar hukum harus dikenakan sanksi/hukuman. Menurut teori ini, hukum adalah pernyataan penilaian yang terbit dari kesadaran hukum manusia. Dan hukum merupakan sumber kedaulatan. Kesadaran hukum inilah yang membedakan mana yang adil dan mana yang tidak adil. Teori ini dipakai oleh Indonesia dengan mengubah Undang-Undang Dasarnya, dari konsep kedaulatan rakyat yang diwakilkan menjadi kedaulatan hukum. Kedaulatan hukum tercantum dalam UUD 1945 “Kedaulatan ada ditangan rakyat dan dilaksanakan oleh Undang-Undang Dasar. Tokoh yang menganut teori ini adalah : 1) Krabbe 2) Immanuel Kant 3) Kranenburg c. Teori Kedaulatan yang Dianut oleh Negara Republik Indonesia Berdasarkan uraian tentang jenis kedaulatan seperti yang telah di jelaskan, Bangsa Indonesia diketahui menganut kedaulatan rakyat. Dasar dari penjelasan tersebut, dapat dilihat di dalam Pancasila sila ke-4. Isinya adalah ”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Bukti lain bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dapat kita temukan di dalam isi Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke-4, yang perumusannya sebagai berikut: ”….. maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia”. Bagaimana di dalam pasal-pasal UUD 1945? Dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 2, ditegaskan bahwa kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang Dasar. Berdasarkan uraian tentang kedaulatan rakyat tersebut, jelaslah bahwa negara kita termasuk penganut teori kedaulatan rakyat. Rakyat memiliki
  • 24. kekuasaan yang tertinggi dalam negara, tetapi pelaksanaanya diatur oleh undang-undang dasar. Selain dari penganut jenis kedaulatan rakyat, ternyata UUD Negara RI Tahun 1945, juga menganut jenis kedaulatan hukum. Hal tersebut dapat ditemukan di dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945, isinya adalah negara Indonesia adalah negara hukum. Artinya negara kita bukan negara kekuasaan. Bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diatur menurut hukum yang berlaku. Misalnya peraturan berlalu lintas di jalan raya diatur oleh peraturan lalu lintas. Menebang pohoh dihutan diatur oleh peraturan, supaya tidak terjadi penggundulan hutan yang berakibat banjir, dan contoh lainnya. Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 juga merupakan dasar bahwa negara kita menganut kedaulatan hukum isi lengkapnya adalah segala warga negara bersamaan kedudukkanya dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya. Maknanya bahwa setiap warga negara yang ada di wilayah negara kita kedudukan sama di dalam hukum, jika melanggar hukum siapapun akan mendapat sanksi. Misalnya rakyat biasa, atau anak pejabat jika mereka melanggar harus diberikan sanksi, mungkin berupa kurungan (penjara) atau dikenakan denda. d. Macam – Macam Kedaulatan Rakyat Kedaulatan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Kedaulatan ke dalam (internal sovereignity), yaitu negara berhak mengatur segala kepentingan rakyat melalui berbagai lembaga Negara dan perangkat lainnya tanpa campur tangan negara lain. b. Kedaulatan ke luar (external sovereignity) yaitu negara berhak untuk mengadakan hubungan atau kerjasama dengan negara-negara lain, untuk kepentingan bangsa dan negara. e. Cara Pandang Tentang Kedaulatan Ada dua ajaran atau faham yang memberikan pengertian tentang kedaulatan ini, yaitu: 1. Monisme, yang menyatakan bahwa kedaulatan adalah tunggal, tidak dapat dibagi-bagi, dan pemegang kedaulatan adalah pemegang wewenang tertinggi dalam negara (baik yang berwujud persoon atau lembaga). Jadi wewenang tertinggi yang menentukan wewenang-wewenang yang ada dalam negara tersebut (Kompetenz-Kompetenz). 2. Pluralisme, ajaran yang menyatakan bahwa negara bukanlah satu-satunya organisasi yang memiliki kedaulatan (Harold J Laski). Banyak organisasi - organisasi lain yang ‘berdaulat‘ terhadap orang-orang dalam masyarakat. Sehingga, tugas negara hanyalah mengkoordinir (koordineren) organisasi yang berdaulat di bidangnya masing-masing. Keadaan ini oleh Baker disebutkan sebagai “Polyarchisme”. Di lingkungan ajaran Katholik dikenal dengan nama “subsidiaristeit beginsel” (prinsip subsidiaritas). Ajaran
  • 25. Pluralisme ini lahir karena ajaran Monisme terlalu menekankan soal kekuatan atau menekankan (force) hukum dalam melihat masyarakat negara, dan kurang menekankan soal kehendak (will) dari rakyat seperti yang diajarkan Rousseau. f. Kedaulatan Menurut UUD 1945 1. Kedaulatan Menurut UUD 1945 Sebelum Perubahan Indonesia adalah salah satu negara yang menganut teori kedaulatan rakyat. Hal itu terlihat dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi: “.....susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.....”. selanjutnya dijelaskan pula dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945 hasil dekrit 5 juli 1959 atau sebelum perubahan yang berbunyi: “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”. Menurut pasal tersebut maka MPR adalah penjelmaan rakyat indonesia sebagai satu-satunya lembaga yang memegang kedaulatan rakyat sepenuhnya. 2. Kedaulatan Menurut UUD 1945 Setelah Perubahan Perubahan UUD 1945 ketiga tahun 2001 yang diantaranya mengubah rumusan pasal 2 ayat (2) UUD 1945 yang bunyinya menjadi: “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang- Undang Dasar”. Perubahan rumusan pasal 2 ayat (2) UUD 1945 tersebut membawa kosekuensi dan implikasi yang signifikan terhadap fungsi dan kewenangan dari lembaga negara, terutama pada lembaga MPR sebagai pelaksana kedaulatan rakyat sepenuhnya. Dengan demikian MPR tidak lagi sebagai satu-satunya lembaga yang melakukan kedaulatan rakyat. Kedaulatan tetap dipegang oleh rakyat, namun pelaksanaanya dilakukan oleh beberpa lembaga negara yang memperoleh amanat dari rakyat dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. g. Peran Lembaga Negara UUD 1945 Bab I Bentuk dan Kedaulatan, Pasal 1 (2) menyatakan, bahwa Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Dengan ketentuan itu dapat diartikan, bahwa pemilik kedaulatan dalam negara Indonesia ialah rakyat. Pelaksanaan ke-daulatan ditentukan menurut Undang-Undang Dasar. Pelaksana kedaulatan negara Indonesia menurut UUD 1945 adalah rakyat dan lembaga-lembaga negara yang berfungsi menjalankan tugas-tugas kenegaraan sebagai representasi kedaulatan rakyat. Lembaga-lembaga negara menurut UUD 1945 adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Badan Pemeriksa Keuangan
  • 26. (BPK), Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi, Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Pemerintah Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Komisi Yudisial. Pelaksanaan kedaulatan rakyat menurut Undang-Undang Dasar 1945 inilah sebagai sistem peme-rintahan Indonesia. Dengan kata lain sistem pemerintahan Indonesia adalah pemerintahan yang didasarkan pada kedaulatan rakyat sebagaimana ditentukan oleh Undang-Undang Dasar 1945. Penjelasan pelaksanaan kedaulatan rakyat berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 diuraikan lebih lanjut di bawah ini. UUD 1945 menentukan, bahwa rakyat secara langsung dapat melaksanakan kedaulatan yang dimilikinya. Keterlibatan rakyat sebagai pelaksana kedaulatan dalam UUD 1945 ditentukan dalam hal : a. Mengisi keanggotaan MPR, karena anggota MPR yang terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD dipilih me¬lalui pemilihan umum (Pasal 2 (1)). b. Mengisi keanggotaan DPR melalui pemilihan umum (Pasal 19 (1)). c. Mengisi keanggotaan DPD (Pasal 22 C (1)). d. Memilih Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pa-sangan secara langsung (Pasal 6 A (1)). Lembaga-lembaga negara menurut UUD 1945 adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi, Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Pemerintah Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Komisi Yudisial. Adapun penjelasan tentang lembaga-lembaga negara pelaksanaan kedaulatan rakyat berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 diuraikan lebih lanjut di bawah ini : 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Pasal 2 (1) UUD 1945 menyatakan, bahwa MPR ter¬diri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang. Pemilihan umum anggota DPR dan anggota DPD diatur melalui UU No. 12 Tahun 2003. Sedangkan keten-tuan tentang susunan dan kedudukan MPR diatur dengan UU No. 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD. MPR merupakan lembaga permusyawaratan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. Dengan kedudukannya sebagai lembaga negara, MPR bukan lagi sebagai lembaga tertinggi negara. MPR mempunyai tugas dan wewenang se-bagai berikut: a. Mengubah dan menetapkan UUD, b. Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan umum dalam Sidang Paripurna MPR; c. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahka¬mah Konstitusi untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa
  • 27. jabatannya setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan penjelasan di Sidang Paripurna MPR; d. Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Pre-siden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya; e. Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diajukan Presiden apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu enam puluh hari. f. Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua paket calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang paket calon Presiden dan Wakil Presiden-nya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan sebelumnya, sampai habis masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu tiga puluh hari; g. Menetapkan Peraturan Tata Tertib dan kode etik MPR. 2. Presiden UUD 1945 mengatur, bahwa calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehen¬daknya sendiri (Pasal 6 (1) UUD 1945). b. tidak pernah mengkhianati negara (Pasal 6 (1) UUD 1945). c. mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Pre-siden (Pasal 6 (1) UUD 1945). d. dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat (Pasal 6 A (1)) UUD 1945). e. diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai poli¬tik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pe¬milihan umum (Pasal 6 A (2) UUD 1945). 3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum (Pasal 19 (1) UUD 1945). Sedangkan susunan keanggotaan DPR diatur melalui undang-undang (Pasal 19 (2) UUD 1945). Fungsi DPR ditegaskan dalam Pasal 20A (1) UUD 1945, bahwa DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Fungsi legislasi DPR antara lain diwujudkan dalam pembentukan undang-undang bersama Presiden. Fungsi anggaran DPR berupa penetapan anggaran pendapatan dan belanja negara yang diajukan Presiden. Sedangkan fungsi pengawasan DPR dapat meli- puti pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, dan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah sesuai dengan jiwa UUD 1945.
  • 28. 4. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) BPK merupakan lembaga negara yang bebas dan mandiri dengan tugas khusus untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara (Pasal 23 E (1) UUD 1945). Kedudukan BPK yang bebas dan mandiri, berarti terlepas dari pengaruh dan kekuasaan pemerintah, karena jika tunduk kepada pemerintah tidaklah mungkin dapat melakukan kewajibannya dengan baik. Dalam melaksanakan tugasnya, BPK berwenang me- minta keterangan yang wajib diberikan oleh setiap orang, badan instansi pemerintah, atau badan swasta sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang. 5. Mahkamah Agung (MA) MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman di samping Mahkamah Kons- titusi di Indonesia (Pasal 24 (2) UUD 1945). Dalam melaksanakan kekuasaan kehakiman, MA membawa- hi beberapa macam lingkungan peradilan, yaitu Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara (Pasal 24 (2) UUD 1945). Oleh karena itu dalam melaksanakan tugas- nya, MA terlepas dari pengaruh pemerintah dan pe- ngaruh-pengaruh lembaga lainnya. Sebagai lembaga judikatif, MA memiliki kekuasaan dalam memutuskan permohonan kasasi (tingkat banding terakhir), memeriksa dan memutuskan sengketa tentang kewenangan mengadili, dan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah mem- peroleh kekuatan hukum tetap. MA juga berwenang untuk menguji peraturan perundang-undangan di bawah un- dang-undang terhadap undang-undang serta mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang. MA merupakan lembaga peradilan umum di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menganut sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. 6. Mahkamah Konstitusi UUD 1945 menyebutkan adanya Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi memiliki kewenangan untuk 1) mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji undang-undang terhadap UUD, 2) memutus seng- keta kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD, 3) memutus pembuba- ran partai politik, 4) memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum (Pasal 24 C (1)), 5) wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD (Pasal 24 C (2) UUD 1945).
  • 29. 7. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) DPD merupakan bagian dari keanggota- an MPR yang dipilih melalui pemilihan umum dari setiap propinsi (Pasal 2 (1) dan Pasal 22 C (1) UUD 1945). DPD merupakan wakil-wakil propinsi (Pasal 32 UU No. 22 Tahun 2003). Oleh karena itu, anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, dan selama bersidang bertempat tinggal di ibukota negara RI (Pasal 33 (4) UU No. 22 Tahun 2003). Kewenangan DPD dituangkan dalam Pasal 22 D UUD 1945, yaitu : a. mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah; b. ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta peng- gabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah; c. memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang APBN dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama. d. Melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan undang- undang mengenai: otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama, serta 8. Pemerintah Daerah Pemerintahan daerah di- landasi oleh ketentuan UUD 1945 Pasal 18 (1) yang me- nyatakan, bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan da- erah, yang diatur dengan undang- undang. Pemerintahan daerah dibedakan antara pemerintah- an daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/ kota (Pasal 3 UU No. 32 Tahun 2004). Pemerintahan daerah provinsi terdiri atas pemerintah daerah provinsi dan DPRD provinsi. Sedangkan pemerintahan daerah kabupaten/kota terdiri atas pemerintah daerah kabupaten/kota dan DPRD kabupaten/kota. Dalam Pasal 24 UU No. 32 Tahun 2004 dibedakan sebutan kepala daerah provinsi, kabupaten, dan kota. Pemerintah daerah provinsi dipimpin oleh Gubernur seba- gai kepala daerah provinsi. Pemerintah daerah kabupaten dipimpin oleh Bupati sebagai kepala daerah kabupaten. Pemerintah daerah kota dipimpin oleh Walikota sebagai kepala daerah kota.
  • 30. 9. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DPRD dalam UU No. 22 Tahun 2003 tentang Su- sunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD di- nyatakan, bahwa DPRD terdiri atas DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah (Pasal 40 UU No. 32 Tahun 2004). DPRD Propinsi merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai lem baga daerah propinsi (Pasal 60 UU No. 22 Tahun 2003). Sedangkan DPRD Kabupaten/Kota merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai lembaga pemerintahan daerah kabupaten/kota (Pasal 76 UU No. 22 Tahun 2003). Fungsi DPRD secara umum sama dengan fungsi DPR, yaitu legislasi, anggaran, dan pengawasan. 10. Komisi Pemilihan Umum Komisi pemilihan umum merupa-kan komisi yang bertanggung jawab akan pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia. Komisi pemilihan umum bersifat nasional, tetap, dan mandiri (Pasal 22 E (5) UUD 1945). Komisi pemilihan umum sebagai lembaga pemilihan umum yang selanjutnya disebut KPU (Pasal 1 (6) UU No. 22 Tahun 2007 ten- tang Penyelenggara Pemilihan Umum). KPU menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD, Presiden dan Wakil Presiden, serta kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung oleh rakyat (Pasal 1 (5) UU No. 22 Tahun 2007). Susunan organisasi penyelenggara pe- milihan umum berdasarkan Pasal 4 UU No. 22 Tahun 2007 adalah : a. KPU berkedudukan di ibu kota negara Republik Indonesia. b. KPU Provinsi berkedudukan di ibu kota provinsi. c. KPU Kabupaten/Kota berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota. Dalam menyelenggarakan pemilihan umum, KPU berpedoman kepada asas sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2 UU No. 22 Tahun 2007 sebagai berikut: a. Mandiri, b. Jujur, c. Adil, d. Kepastian hukum, e. Tertib penyelenggara pemilihan umum, f. Kepentingan umum, g. Keterbukaan, h. Proporsionalitas, i. Profesionalitas, j. Akuntabilitas, k. Efisiensi, dan l. Efektivitas.
  • 31. 11. Komisi Yudisial Komisi Yudisial adalah lembaga yang mandiri yang dibentuk oleh Presiden dengan persetujuan DPR (Pasal 24 B (3) UUD 1945). Anggota Komisi Yudisial harus mempu¬nyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela (Pasal 24 B (2) UUD 1945). Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangka- tan hakim agung serta menjaga dan menegakkan kehor- matan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim (Pasal 24 B (1) UUD 1945). h. Sikap Positif Kedaulatan Rakyat Secara umum dapat di- katakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok yang teror- ganisasi yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya) dengan cara konstitusional untuk melaksanakan kebijakan mer- eka. Sedangkan menurut Pasal 1 UU No. 2 Tahun 2008 tetang Partai Politik, bahwa yang disebut partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memper- juangkan dan membela kepentingan politik anggota, ma- syarakat, bangsa, dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Salah satu tugas dari partai politik adalah menyalur¬kan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat berkurang. Dalam masyara¬kat modern yang begitu luas, pendapat dan aspirasi se¬seorang atau suatu kelompok akan hilang tak berbekas seperti suara di padang pasir, apabila tidak ditampung dan digabung dengan pendapat dan aspirasi orang lain yang senada. Proses ini dinamakan “penggabungan kepenti-ngan” (interest aggregation). Sesudah digabung, pendapat dan aspirasi ini diolah dan dirumuskan dalam bentuk yang teratur. Proses ini dinamakan “perumusan kepentingan” (interest articulation). Melalui pemilihan seperti itulah akan dibentuk lem¬baga-lembaga negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Salah satu lembaga negara yang dibentuk dalam sistem pemerintahan Indonesia adalah DPRD.
  • 32. D. Kesimpulan 1. Dalam Teori Bentuk Pemerintahan Republik ada yang menganut ajaran klasik dan ajaran modern, 2. Ajaran klasik di bedakan menjadi 3 golongan yaitu : monarkhi, aristokrasi, dan demokrasi. 3. Ajaran modern di bedakan antara bentuk monarkhi dan republik. 4. Sistem pemerintahan yaitu sekumpulan kesatuan yang membentuk organisasi yang melaksanakan hubungan satu sama lain untuk mengatur, melaksanakan, dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu satu sama lain. 5. Demokrasi pancasila adalah sebuah sistem demokrasi pemerintahan, yang keduanya bisa di pakai negara manapun, dengan cara masing masing di indonesia, sendiri demokrasi itu mencerminkan kehidupan bermasyarakat, sistem demokrasi/pemerintahan liberal tidak akan cocok untuk di terapkan di indonesia karena adat dan budaya negara indonesia bertolak belakang dengan negara barat, NKRI harga mati, demokrasi pancasila harus di budayakan kepada anak cucu kita. 6. Kedaulatan rakyat membawa konsekuensi, rakyat sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. UUD 1945 menyatakan, bahwa Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. 7. Dengan ketentuan itu dapat diartikan, bahwa pemilik kedaulatan dalam negara Indonesia ialah rakyat. Pelaksana kedaulatan negara Indonesia menurut UUD 1945 adalah rakyat dan lem¬baga-lembaga negara yang berfungsi menjalankan tugas-tugas kenegaraan sebagai representasi kedaulatan rakyat. 8. Pelaksanaan pemerintahan Indone¬sia berdasarkan UUD 1945 tersebut dikenal dengan sistem pemerintahan Indonesia. 9. Dalam membangun sikap positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan Indonesia antara lain dapat dilakukan dengan mengenal partai-partai politik, menghargai hasil pemilihan umum, dan menghormati ke¬beradaan lembaga-lembaga negara.