SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
TERAPI DIET SALURAN
PENCERNAAN ATAS
(DISFAGIA, ESOFAGITIS, ULKUS
PEPTIKUM, GASTRITIS)
DIETETIK I
AVIANI HARFIKA SGZ MSI
SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
DISFAGIA
Disfagia adalah kesulitan
menelan karena adanya
gangguan aliran makanan pada
saluran cerna.
Hal ini dapat terjadi karena
kelainan system saraf endokrin,
pasca stroke, adanya massaatau
tumor yang menutupi saluran
cerna. Pasien memerlukan
penanganan khusus tentang cara
pemberian maupun bentuk
makanannya.
DIET DISFAGIA
Tujuan:
1. menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam
saluran pernapasan
2. mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan
SYARAT DIET DISFAGIA
1. Cukup energi, protein dan zat gizi lainnya
2. Mudah dicerna, porsi makanan kecil, sering diberikan
3. Cukup cairan
4. Bentuk makanan tergantung pada kemampuan menelan. Diberikan
secara bertahap dimulai dari makanan cair penuh/cair kental, makanan
saring, makanan lunak
5. Makanan cairan jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan
tersedak
6. Pemberian dapat per oral, melalui pipa selang/sonde
MACAM DIET DISFAGIA DAN INDIKASI
PEMBERIAN
Disfagia dapat terjadi pada lansia, adanya gangguan syaraf menelan,
tumor esofagus, pasca stroke. Bentuk maknan tergantung pada cara
pemberian.
Bila diberikan melalui pipa/sonde : makanan cair penuh
Bila diberika per oral : makanan cair kental, saring atau lunak
Cara memesan diet : MCP/MCK/MS/ML
ESOFAGITIS
Esofagitis adalah peradangan
yang disebabkan oleh
kerusakan pada jaringan
esofagus.
Esofagitis menyebabkan rasa
sakit, kesulitan menelan dan
nyeri pada dada. Penyebab
esophagitis antara lain cairan
lambung yang kembali
esofagus, infeksi, alergi
DIET DISFAGIA
Tujuan:
1. menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan
ke dalam saluran pernapasan
2. mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan
SYARAT DIET DISFAGIA
1. Cukup energi, protein dan zat gizi lainnya
2. Mudah dicerna, porsi makanan kecil, sering diberikan
3. Cukup cairan
4. Bentuk makanan tergantung pada kemampuan menelan. Diberikan
secara bertahap dimulai dari makanan cair penuh/cair kental, makanan
saring, makanan lunak
5. Makanan cairan jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan
tersedak
6. Pemberian dapat per oral, melalui pipa selang/sonde
ULKUS PEPTIKUM
Tukak lambung atau ulkus peptikum adalah
suatu luka pada lapisan mukosa duodenum
(bagian atas dari usus kecil) atau lambung.
Penyebab utama bakteri Helicobacter pylori
(H. Pylori)
Alkohol berat, stress, merokok dan
penggunaan obat obatan tertentu
DIET PASCA-HEMATEMESIS MELENA
Hematemesis melena adalah keadaan muntah dan buang air besar
berupa darah akibat luka atau kerusakan pada saluran cerna.
Tujuan diet:
1. Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat
pada saluran cerna, mengurangi risiko perdarahan ulang,
mencegah aspirasi
2. Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin
DIET PASCA-HEMATEMESIS MELENA
Syarat diet :
1. Tidak merangsang saluran cerna
2. Tidak meninggalkan sisa
3. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama
24-48 jam untuk memberi istirahat pada lambung
4. Diet diberikan jik perdarahan pada lambung atau duodenum
sudah tidak ada
JENIS DIET PASCA-HEMATEMESIS MELENA
Diet diberikan dalam bentuk cair jernih tiap 2-3 jam pasca
perdarahan. Nilai gizi makanan ini sangat rendah sehingga diberikan
selama 1-2 hari saja (makanan cair jernih)
GASTRITIS
Banyak faktor yang menyebabkan
gastritis seperti merokok, jenis obat,
alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut,
radiasi, alergi atau intoksitasi dari bahan
makanan dan minuman, garam empedu,
iskemia dan trauma langsung, bakteri
H.Pylori
Gastritis adalah proses inflamasi pada
mukosa dan submukosa lambung atau
gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh faktor iritasi dan infeksi.
1. GASTRITIS AKUT
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superfisial.
Pada gastritis ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil mukosa
edema, merah dan terjadi erosi kecil dan perdarahan
gastritis akut berulang dapat menyebabkan gastritis kronik
1. GASTRITIS KRONIS
Gastritis kronik adalah suatu peradangan
permukaan mukosa lambung yang bersifat
menahun sering bersifat multifaktor
Gastritis kronik ditandai dengan atropi
progresif epitel kelenjar disertai hilangnya
sel parietal dan chief cell di lambung,
dinding lambung menjadi tipis dan
permukaan mukosa menjadi rata
DIET PENYAKIT LAMBUNG
Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus
peptikum, pasca operasi lambung dan kanker lambung. Gangguan ini sering
dihubungkan dengan emosi, makan terlalu cepat karena kurang dikunyah dan
merokok.
Gangguan pada lambung umumnya berupa sindrom dyspepsia yaitu kumpulan
gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri epigastrum, kembung, nafsu makan
berkurang dan rasa cepat kenyang.
Tujuan diet : untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak
memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam
lambung yang berlebihan.
SYARAT DIET PENYAKIT LAMBUNG
1. Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan
2. Energi protein cukup sesuai kemampuan pasien
3. Lemak rendak yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total, dapat
ditingkatkan seara bertahap
4. Rendah serat
5. Cairan cukup, terutama bila muntah
6. Tidak mengandung bahan makanan dan bumbu yang tajam
7. Laktosa rendah, umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak
8. Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang
9. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral selama 24-48 jam
untuk memberikan istirahat pada lambung
DIET LAMBUNG I
Diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus peptikum pasca
perdarahan, dan tifus abdominalis berat.
Makanan diberikan dalam bentuk saring dan perpindahan dari diet
pasca hematemesis melena atau setelah fase akut teratasi.
Makanan diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena
memosankan serta kurang energi, zat besi, vitamin C dan tiamin.
DIET LAMBUNG II
Diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I kepada pasien
ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan.
Makanan berbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali
makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan.
Makanan ini cukup energi, protein, vitamin C tetapi kurang tiamin
DIET LAMBUNG III
Diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II kepada pasien
ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis yang
hampir sembuh.
Makanan berbentuk lunak atau biasa bergantung pada toleransi
pasien. Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber Karbohidrat Beras dibubur atau ditim, kentang
dipure, macaroni direbus, mi, bihun,
tepung-tepungan dibuat
bubur/puding
Beras etan, beras tumbuk, jagung,
ubi, talas, cake, dodol, kue berlemak
tinggi dan terlalu manis
Sumber Protein hewani Daging sapi empuk, ikan hati, ayam
digiling atau dicincang, diebus, telur
didadar
Daging, ikan, ayam yang diawet,
digoeng, dagig babi
Sumber Protein Nabati Tempe, tahu, direbus, ditim, ditumis,
kcang dihaluskan
Tahu, tempe digoreng, kacang tanah,
tolo kacang merah
Sumber lemak Margarin, mentega untuk menumis,
santan encer
Lemak hewan, santan kental
Sayuran Sayuran yang tidak menimbulkan gas
dan rendah seratlabu, wortel,
bayam, tomat
Sayuran yang menimbulkan gas,
sayuran mentah, berserat tinggi
Buah-buahan Pepaya, pisang jeruk manis, sari
buah
Buah yang menimbulkan gas, dan
berserat tinggi
bumbu Yang tidak merangsang pencernaan Cabe, lada, cuka, asam, jahe
Minuman Sirup Bersoda dan mengandung alcohol,
the, kopi

More Related Content

What's hot

Laporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascitesLaporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascitesRatna Arditya
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militusCahya
 
10 asuhan gizi pada ginjal dan saluran kemih
10   asuhan gizi pada ginjal dan saluran kemih10   asuhan gizi pada ginjal dan saluran kemih
10 asuhan gizi pada ginjal dan saluran kemihEmmy Kardinasari
 
Leaflet gizi seimbang pada post partum
Leaflet gizi seimbang pada post partumLeaflet gizi seimbang pada post partum
Leaflet gizi seimbang pada post partumSeptian Muna Barakati
 
Ppt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangPpt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangVivi Amelia
 
MODIFIKASI RESEP.ppt
MODIFIKASI RESEP.pptMODIFIKASI RESEP.ppt
MODIFIKASI RESEP.pptmerlin485713
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziaditya kusuma
 
Nutrisi pada pasien hipertensi
Nutrisi pada pasien hipertensiNutrisi pada pasien hipertensi
Nutrisi pada pasien hipertensiRizky maulana
 
Training materi Nutrisi Enteral
Training materi Nutrisi EnteralTraining materi Nutrisi Enteral
Training materi Nutrisi Enteralsuhandono
 
Gizi menyusui
Gizi menyusuiGizi menyusui
Gizi menyusuiKindal
 
Komponen Non Gizi
Komponen Non GiziKomponen Non Gizi
Komponen Non Giziwinautm
 
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratFanny K. Sari
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Indri Wati
 

What's hot (20)

Laporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascitesLaporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascites
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militus
 
10 asuhan gizi pada ginjal dan saluran kemih
10   asuhan gizi pada ginjal dan saluran kemih10   asuhan gizi pada ginjal dan saluran kemih
10 asuhan gizi pada ginjal dan saluran kemih
 
3 kb 3 modul 3 gizi
3 kb 3 modul 3 gizi3 kb 3 modul 3 gizi
3 kb 3 modul 3 gizi
 
Dasar Ilmu Gizi
Dasar Ilmu GiziDasar Ilmu Gizi
Dasar Ilmu Gizi
 
Leaflet gizi seimbang pada post partum
Leaflet gizi seimbang pada post partumLeaflet gizi seimbang pada post partum
Leaflet gizi seimbang pada post partum
 
Ppt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangPpt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbang
 
pengawasan mutu pangan
pengawasan mutu panganpengawasan mutu pangan
pengawasan mutu pangan
 
MODIFIKASI RESEP.ppt
MODIFIKASI RESEP.pptMODIFIKASI RESEP.ppt
MODIFIKASI RESEP.ppt
 
Pola Makan Pada Diabetes
Pola Makan Pada DiabetesPola Makan Pada Diabetes
Pola Makan Pada Diabetes
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan gizi
 
Nutrisi pada pasien hipertensi
Nutrisi pada pasien hipertensiNutrisi pada pasien hipertensi
Nutrisi pada pasien hipertensi
 
Gizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energiGizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energi
 
Bahan makan penukar
Bahan makan penukarBahan makan penukar
Bahan makan penukar
 
Training materi Nutrisi Enteral
Training materi Nutrisi EnteralTraining materi Nutrisi Enteral
Training materi Nutrisi Enteral
 
Gizi menyusui
Gizi menyusuiGizi menyusui
Gizi menyusui
 
Komponen Non Gizi
Komponen Non GiziKomponen Non Gizi
Komponen Non Gizi
 
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
 
Vegetarian diet
Vegetarian dietVegetarian diet
Vegetarian diet
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
 

Similar to TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx

DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN pjj_kemenkes
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Indri Wati
 
PPT gizi dan diet penyakit lambung
PPT gizi dan diet penyakit lambungPPT gizi dan diet penyakit lambung
PPT gizi dan diet penyakit lambungSTIKes dr.Sismadi
 
Diet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empeduDiet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empeduwokwok
 
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptxMateri 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptxOlaMajene
 
Bentuk makanan
Bentuk makananBentuk makanan
Bentuk makanandinartanti
 
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anakKelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anaknindyM1
 
2-Askep nutrisikeperawatankesehatan.pptx
2-Askep nutrisikeperawatankesehatan.pptx2-Askep nutrisikeperawatankesehatan.pptx
2-Askep nutrisikeperawatankesehatan.pptxRusliansyah2
 
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanSistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanMina Audina
 
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteralAsuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteralOkta-Shi Sama
 
Gangguan Sistem Pencernaan Makanan
Gangguan Sistem Pencernaan MakananGangguan Sistem Pencernaan Makanan
Gangguan Sistem Pencernaan MakananAlya Titania Annisaa
 
gizi diet pada bayi dan anak
gizi diet  pada bayi dan anakgizi diet  pada bayi dan anak
gizi diet pada bayi dan anaksiakadurban
 
Gangguan Makan & Masalah Gizi pada Atlet.pdf
Gangguan Makan & Masalah Gizi pada Atlet.pdfGangguan Makan & Masalah Gizi pada Atlet.pdf
Gangguan Makan & Masalah Gizi pada Atlet.pdfgizifik
 
ASUHAN GIZI DEWASA DENGAN COVID 19.pdf
ASUHAN GIZI DEWASA DENGAN COVID 19.pdfASUHAN GIZI DEWASA DENGAN COVID 19.pdf
ASUHAN GIZI DEWASA DENGAN COVID 19.pdfGiziKembangan
 
prinsip diet pada pre eklamsi & eklamsia
prinsip diet pada pre eklamsi & eklamsiaprinsip diet pada pre eklamsi & eklamsia
prinsip diet pada pre eklamsi & eklamsiarukiyanahbaru
 

Similar to TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx (20)

DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
 
PPT gizi dan diet penyakit lambung
PPT gizi dan diet penyakit lambungPPT gizi dan diet penyakit lambung
PPT gizi dan diet penyakit lambung
 
Diet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empeduDiet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empedu
 
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptxMateri 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
 
Modul iii gizi kb 1
Modul iii gizi kb 1Modul iii gizi kb 1
Modul iii gizi kb 1
 
Bentuk makanan
Bentuk makananBentuk makanan
Bentuk makanan
 
Modul iii gizi kb 3
Modul iii gizi kb 3Modul iii gizi kb 3
Modul iii gizi kb 3
 
3 modul gizi kb 1 3
3 modul gizi kb 1 33 modul gizi kb 1 3
3 modul gizi kb 1 3
 
Masalah gz pd bumil
Masalah gz pd bumilMasalah gz pd bumil
Masalah gz pd bumil
 
Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA
Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA
Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA
 
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anakKelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
 
2-Askep nutrisikeperawatankesehatan.pptx
2-Askep nutrisikeperawatankesehatan.pptx2-Askep nutrisikeperawatankesehatan.pptx
2-Askep nutrisikeperawatankesehatan.pptx
 
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanSistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
 
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteralAsuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral
 
Gangguan Sistem Pencernaan Makanan
Gangguan Sistem Pencernaan MakananGangguan Sistem Pencernaan Makanan
Gangguan Sistem Pencernaan Makanan
 
gizi diet pada bayi dan anak
gizi diet  pada bayi dan anakgizi diet  pada bayi dan anak
gizi diet pada bayi dan anak
 
Gangguan Makan & Masalah Gizi pada Atlet.pdf
Gangguan Makan & Masalah Gizi pada Atlet.pdfGangguan Makan & Masalah Gizi pada Atlet.pdf
Gangguan Makan & Masalah Gizi pada Atlet.pdf
 
ASUHAN GIZI DEWASA DENGAN COVID 19.pdf
ASUHAN GIZI DEWASA DENGAN COVID 19.pdfASUHAN GIZI DEWASA DENGAN COVID 19.pdf
ASUHAN GIZI DEWASA DENGAN COVID 19.pdf
 
prinsip diet pada pre eklamsi & eklamsia
prinsip diet pada pre eklamsi & eklamsiaprinsip diet pada pre eklamsi & eklamsia
prinsip diet pada pre eklamsi & eklamsia
 

Recently uploaded

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 

Recently uploaded (20)

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 

TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx

  • 1. TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS (DISFAGIA, ESOFAGITIS, ULKUS PEPTIKUM, GASTRITIS) DIETETIK I AVIANI HARFIKA SGZ MSI
  • 3. DISFAGIA Disfagia adalah kesulitan menelan karena adanya gangguan aliran makanan pada saluran cerna. Hal ini dapat terjadi karena kelainan system saraf endokrin, pasca stroke, adanya massaatau tumor yang menutupi saluran cerna. Pasien memerlukan penanganan khusus tentang cara pemberian maupun bentuk makanannya.
  • 4.
  • 5. DIET DISFAGIA Tujuan: 1. menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam saluran pernapasan 2. mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan
  • 6. SYARAT DIET DISFAGIA 1. Cukup energi, protein dan zat gizi lainnya 2. Mudah dicerna, porsi makanan kecil, sering diberikan 3. Cukup cairan 4. Bentuk makanan tergantung pada kemampuan menelan. Diberikan secara bertahap dimulai dari makanan cair penuh/cair kental, makanan saring, makanan lunak 5. Makanan cairan jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan tersedak 6. Pemberian dapat per oral, melalui pipa selang/sonde
  • 7. MACAM DIET DISFAGIA DAN INDIKASI PEMBERIAN Disfagia dapat terjadi pada lansia, adanya gangguan syaraf menelan, tumor esofagus, pasca stroke. Bentuk maknan tergantung pada cara pemberian. Bila diberikan melalui pipa/sonde : makanan cair penuh Bila diberika per oral : makanan cair kental, saring atau lunak Cara memesan diet : MCP/MCK/MS/ML
  • 8. ESOFAGITIS Esofagitis adalah peradangan yang disebabkan oleh kerusakan pada jaringan esofagus. Esofagitis menyebabkan rasa sakit, kesulitan menelan dan nyeri pada dada. Penyebab esophagitis antara lain cairan lambung yang kembali esofagus, infeksi, alergi
  • 9.
  • 10. DIET DISFAGIA Tujuan: 1. menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam saluran pernapasan 2. mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan
  • 11. SYARAT DIET DISFAGIA 1. Cukup energi, protein dan zat gizi lainnya 2. Mudah dicerna, porsi makanan kecil, sering diberikan 3. Cukup cairan 4. Bentuk makanan tergantung pada kemampuan menelan. Diberikan secara bertahap dimulai dari makanan cair penuh/cair kental, makanan saring, makanan lunak 5. Makanan cairan jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan tersedak 6. Pemberian dapat per oral, melalui pipa selang/sonde
  • 12. ULKUS PEPTIKUM Tukak lambung atau ulkus peptikum adalah suatu luka pada lapisan mukosa duodenum (bagian atas dari usus kecil) atau lambung. Penyebab utama bakteri Helicobacter pylori (H. Pylori) Alkohol berat, stress, merokok dan penggunaan obat obatan tertentu
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16. DIET PASCA-HEMATEMESIS MELENA Hematemesis melena adalah keadaan muntah dan buang air besar berupa darah akibat luka atau kerusakan pada saluran cerna. Tujuan diet: 1. Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada saluran cerna, mengurangi risiko perdarahan ulang, mencegah aspirasi 2. Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin
  • 17. DIET PASCA-HEMATEMESIS MELENA Syarat diet : 1. Tidak merangsang saluran cerna 2. Tidak meninggalkan sisa 3. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi istirahat pada lambung 4. Diet diberikan jik perdarahan pada lambung atau duodenum sudah tidak ada
  • 18. JENIS DIET PASCA-HEMATEMESIS MELENA Diet diberikan dalam bentuk cair jernih tiap 2-3 jam pasca perdarahan. Nilai gizi makanan ini sangat rendah sehingga diberikan selama 1-2 hari saja (makanan cair jernih)
  • 19. GASTRITIS Banyak faktor yang menyebabkan gastritis seperti merokok, jenis obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi, alergi atau intoksitasi dari bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia dan trauma langsung, bakteri H.Pylori Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi.
  • 20.
  • 21. 1. GASTRITIS AKUT Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superfisial. Pada gastritis ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil mukosa edema, merah dan terjadi erosi kecil dan perdarahan gastritis akut berulang dapat menyebabkan gastritis kronik
  • 22. 1. GASTRITIS KRONIS Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun sering bersifat multifaktor Gastritis kronik ditandai dengan atropi progresif epitel kelenjar disertai hilangnya sel parietal dan chief cell di lambung, dinding lambung menjadi tipis dan permukaan mukosa menjadi rata
  • 23.
  • 24. DIET PENYAKIT LAMBUNG Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum, pasca operasi lambung dan kanker lambung. Gangguan ini sering dihubungkan dengan emosi, makan terlalu cepat karena kurang dikunyah dan merokok. Gangguan pada lambung umumnya berupa sindrom dyspepsia yaitu kumpulan gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri epigastrum, kembung, nafsu makan berkurang dan rasa cepat kenyang. Tujuan diet : untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.
  • 25. SYARAT DIET PENYAKIT LAMBUNG 1. Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan 2. Energi protein cukup sesuai kemampuan pasien 3. Lemak rendak yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total, dapat ditingkatkan seara bertahap 4. Rendah serat 5. Cairan cukup, terutama bila muntah 6. Tidak mengandung bahan makanan dan bumbu yang tajam 7. Laktosa rendah, umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak 8. Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang 9. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral selama 24-48 jam untuk memberikan istirahat pada lambung
  • 26. DIET LAMBUNG I Diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus peptikum pasca perdarahan, dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan perpindahan dari diet pasca hematemesis melena atau setelah fase akut teratasi. Makanan diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena memosankan serta kurang energi, zat besi, vitamin C dan tiamin.
  • 27. DIET LAMBUNG II Diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I kepada pasien ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan. Makanan berbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan. Makanan ini cukup energi, protein, vitamin C tetapi kurang tiamin
  • 28. DIET LAMBUNG III Diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II kepada pasien ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan berbentuk lunak atau biasa bergantung pada toleransi pasien. Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.
  • 29. Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan Sumber Karbohidrat Beras dibubur atau ditim, kentang dipure, macaroni direbus, mi, bihun, tepung-tepungan dibuat bubur/puding Beras etan, beras tumbuk, jagung, ubi, talas, cake, dodol, kue berlemak tinggi dan terlalu manis Sumber Protein hewani Daging sapi empuk, ikan hati, ayam digiling atau dicincang, diebus, telur didadar Daging, ikan, ayam yang diawet, digoeng, dagig babi Sumber Protein Nabati Tempe, tahu, direbus, ditim, ditumis, kcang dihaluskan Tahu, tempe digoreng, kacang tanah, tolo kacang merah Sumber lemak Margarin, mentega untuk menumis, santan encer Lemak hewan, santan kental Sayuran Sayuran yang tidak menimbulkan gas dan rendah seratlabu, wortel, bayam, tomat Sayuran yang menimbulkan gas, sayuran mentah, berserat tinggi Buah-buahan Pepaya, pisang jeruk manis, sari buah Buah yang menimbulkan gas, dan berserat tinggi bumbu Yang tidak merangsang pencernaan Cabe, lada, cuka, asam, jahe Minuman Sirup Bersoda dan mengandung alcohol, the, kopi