Dokumen tersebut membahas tentang sistem golongan darah ABO dan Rhesus, termasuk antigen dan antibodi yang terkait, indikasi dan prosedur transfusi darah, serta komplikasi yang dapat timbul seperti eritroblastosis fetalis.
2. Aglutinogen dan Aglutinin
Terdapat di
permukaan
membran sel darah
merah
Disusun oleh
glikoprotein dan
gikolipid
Terdapat di plasma
darah
Merupakan
gammaglobulin
yang dihasilkan di
sumsum tulang dan
kelenjar limfe
Molekul IgM dan
IgG
Aglutinogen (Antigen) Aglutinin (Antibodi)
3. Sistem ABO
Antigen A dan B diturunkan secara dominan
menurut hukum Mendel
Berdasarkan sistem ini, manusia dapat
dikelompokkan menjadi 4 golongan darah
(Tipe A, B, AB, dan O)
4.
5. Sistem Rhesus
Pertama kali diteliti menggunakan darah
monyet rhesus
Tersusun dari antigen C, D, dan E
Antigen D adalah komponen yang paling
antigenik
6. Eritroblastosis Foetalis
Inkompatibilitas Rh dapat menyebabkan komplikasi
lain jika seorang ibu yang Rh-negatif mengandung
janin yang Rh-positif
Jaringan hematopoietik bayi mencoba untuk
mengganti sel-sel darah merah yang mengalami
hemolisis. Hati dan limpa menjadi sangat membesar
dan memproduksi sel darah merah dengan cara yang
sama seperti normal yang terjadi selama pertengahan
masa kehamilan. Oleh karena cepatnya produksi sel
darah merah, banyak bentuk sel darah merah yang
muda, meliputi bentuk blastik yang berinti banyak,
dilepaskan dari sumsum tulang bayi ke dalam sistem
sirkulasi, dan karena adanya sel darah merah dalam
bentuk blastik berinti ini, penyakit tersebut dinamakan
eritroblastosis fetalis
7.
8. Eritroblastosis Foetalis
Pengobatan yang dilakukan untuk eritroblastosis
fetalis adalah mengganti darah bayi yang baru
lahir dengan darah Rh-negatif. Sekitar 400 ml
darah Rh-negatif dimasukkan dalam waktu 1,5
jam atau lebih, sementara darah Rh-positif bayi
dikeluarkan
Pencegahan eritroblastosis foetalis adalah
dengan memasukkan globin imunoglobulin Rh
(antibodi anti-D) ke dalam darah ibu Rh-negatif
dengan usia kehamilan 28-30 minggu. Antibodi
anti-D juga diberikan kepada ibu Rh-negatif yang
telah melahirkan anak Rh-positif untuk mencegah
sensitisasi ibu terhadap antigen D
9. Memindahkan seluruh atau sebagian
komponen darah (hanya sel darah merah
atau plasma darah) ke aliran darah atau
langsung ke sumsum tulang merah.
Transfusi Darah
10. Indikasi Klinis
Transfusi dilakukan bila terjadi:
Kehilangan darah akut, bila 20–30% total volume
darah hilang dan perdarahan masih terus terjadi.
Anemia berat.
Syok septik (jika cairan IV tidak mampu
mengatasi gangguan sirkulasi darah dan sebagai
tambahan dari pemberian antibiotik)
Memberikan plasma dan trombosit sebagai
tambahan faktor pembekuan, karena komponen
darah spesifik yang lain tidak ada.
Transfusi tukar pada neonatus dengan ikterus
berat
11. Indikasi Laboratoris
Seseorang membutuhkan darah bila
jumlah sel komponen darahnya tidak mencukupi
untuk menjalankan fungsinya secara normal. Sel
darah merah indikatornya adalah kadar
hemoglobin (Hb). Indikasi transfusi secara
umum adalah bila kadar Hb menunjukkan
kurang dari 7g/dl (Hb normal pada pria adalah
13-18 g/dL sedangkan pada perempuan adalah
12-16 g/dL).
12. Jenis-jenis Transfusi
Darah lengkap (whole blood)
Sel darah merah (packed red
cell)
Trombosit
Plasma beku (fresh frozen
plasma)
13. Donor dan Resipien
AB = resipien universal
O = donor universal
Tetapi, tidak berarti bahwa darah boleh
ditransfusikan tanpa melakukan “crossmatch”
(pencocokan-silang) kecuali dalam keadaan
yang sangat darurat, karena selalu ada
kemungkinan timbul reaksi atau sensitisasi
akibat inkompatibilitas selain sistem
penggolongan ABO
14.
15. Pencocokan Silang
Dalam prosedur penentuan golongan darah
ABO, masing-masing tetes darah dicampur
dengan berbagai antiserum (larutan yang
mengandung antibodi)
Dalam prosedur penentuan faktor Rh, satu
tetes darah dicampur dengan antiserum yang
mengandung antibodi dan akan
mengaglutinasi sel darah merah yang
memperlihatkan antigen Rh
16.
17. Reaksi Transfusi
Reaksi aglutinasi
Reaksi hemolisis
Reaksi pirogenik
Reaksi akibat
antikoagulansia
Reaksi komplikasi
Akibat golongan darah donor
dan resipien tidak cocok
Akibat lain meskipun donor
dan resipien cocok
18. Kesulitan Melakukan Transfusi
Dapat disebabkan karena:
Keadaan umum penderita
Usia penderita
Pemilihan jarum punksi
Reaksi darah yang tidak cocok
Pemilihan jenis dan lokasi vena tempat jarum
Teknik transfusi
Penularan penyakit
Dosis dan konsentrasi darah
19. Referensi
Ganong, W. F., 2012. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi 24. Jakarta : EGC.
Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC.
Hakkai, Rie. 2006. Catatan Kuliah Fisiologi
Kedokteran. Jatinangor: Neo Science
Community Design Pro.
Tortora, GJ, Derrickson, B.2012. Principles of
Anatomy & Physiology13th Edition.United
States of America: John Wiley & Sons, Inc.