Dokumen tersebut membahas reaksi biokimia pada Staphylococcus aureus melalui serangkaian uji laboratorium seperti uji katalase, fermentasi karbohidrat, mannitol salt agar, koagulase, Voges-Proskauer, dan lainnya. Hasil uji tersebut dapat membedakan spesies Staphylococcus dan mengidentifikasi S. aureus sebagai patogen oportunistik utama.
2. Uji Katalase
◻ Katalase: menguraikan H2O2 menjadi H2O
dan O2 berperan pada daya tahan bakteri
terhadap fagositosis
◻ Membedakan Staphylococcus dan
Streptococcus
◻ Positif terhadap Staphylococcus menghasilkan
gelembung gas pada tabung reaksi
3. Uji Fermentasi Karbohidrat
◻ Bakteri mampu memfermentasi karbohidrat,
menghasilkan asam
◻ Hasil glukosa, sukrosa, maltosa, dan laktosa
menunjukkan positif
◻ Indikator BTB pada reaksi positif akan
berubah menjadi warna kuning
4. Uji Mannitol Salt Agar
◻ Dilakukan untuk mengetahui kemampuan
memfermentasi mannitol pada Staphylococcus
sp. menjadi asam laktat
◻ Hasil positif (Staphylococcus aureus)
menunjukkan perubahan warna medium dari
merah menjadi kuning
5. Uji Koagulase
◻ Koagulase: menggumpalkan plasma oksalat
atau sitrat dengan bantua suatu faktor yang
terdapat dalam serum
◻ Staphylococcus aureus memberikan respon
positif dengan membentuk gumpalan pada
tabung
◻ Negatif: patogen oportunistik
6. Uji Voges-Proskauer
◻ Acetyl-methyl-carbinol atau asetoin salah satu
hasil produk pemecahan dextrose oleh enzim
bakteri
◻ Staphylococcus aureus menunjukkan hasil
yang positif dengan mengubah warna kuning
menjadi merah atau merah muda (Barritt’s
Reagen)
7. Uji A-Latex Agglutination
◻ Partikel latex yang dilapisi dengan IgG (dan
fibrinogen) dicampur dengan suspensi
Staphylococcus aureus pada kaca preparat
◻ Terlihat aglutinasi partikel latex
8. Uji Nuklease Thermostabil
◻ Nuklease: enzim fosfodiesterase yang dapat
memotong DNA atau RNA (memecah asam
nukleat)
◻ Staphylococcus aureus memberikan respon
positif, membentuk cincin berwarba merah
muda
9. Uji DNase
◻ Mengidentifikasi bakteri Staphylococcus yang
berpotensi patogen
◻ Respon positif: zona benng di sekitar koloni,
Dnase memecah DNA menjadi fosfo
mononukleotida
10. Uji Urea
◻ Hidrolisis urea dilakukan untuk melihat apakah
bakteri mampu menghasilkan enzim urease
◻ Untuk Staphylococcus hasil pada umumnya
positif, ditandai timbulnya warna merah
setelah diinkubasi
13. Referensi
Bhatia R, Ichhpujani RL. Essentials of Medical Microbiology. 4th ed. Peromila
M, editor. Jitendar P Vij. New Delhi, India: Jaypee Brothers Medical
Publishers. 2008.
Karimela, E. J., Ijong, F. G., & Dien, H. A. (2017). Karakteristik Staphylococcus
aureus yang di isolasi dari ikan asap pinekuhe hasil olahan
tradisional Kabupaten Sangihe. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan
Indonesia, 20(1), 188-198.
Samaranayake, L. 2012. Essential microbiology for Dentistry. 4th ed. Churchill
Livingstone : Elsevier.
Suerni, E., Alwi, M., & Guli, M. M. (2013). Uji Daya Hambat Ekstrak Buah
Nanas (Ananas comosus L. Merr.), Salak (Salacca edulis Reinw.)
dan Mangga Kweni (Mangifera odorata Griff.) terhadap Daya Hambat
Staphylococcus aureus. Biocelebes, 7(1).
Prasetyo, B., & Kusumaningrum, E. N. (2014). Deteksi gen tst isolat
Staphylococcus aureus melalui amplifikasi 23s rRNA asal susu
kambing dan sapi perah. Jurnal Kedokteran Hewan-Indonesian
Journal of Veterinary Sciences, 8(1).