2. Transfusi darah adalah proses menyalurkan
darah atau produk berbasis darah dari satu
orang ke sistem peredaran orang lainnya.
Transfusi darah berhubungan dengan
kondisi medis seperti kehilangan darah
dalam jumlah besar disebabkan trauma,
operasi, syok dan tidak berfungsinya organ
pembentuk sel darah merah.
3.
4. 1. Darah Lengkap/ Whole Blood (WB)
Diberikan pada penderita yang mengalami perdarahan
aktif yang kehilangan darah lebih dari 25 %.
5. 2. Darah Komponen
a.Sel Darah Merah (SDM)
1) Sel Darah Merah Pekat
Diberikan pada kasus kehilangan darah yang tidak terlalu
berat, transfusi darah pra operatif atau anemia kronik dimana
volume plasmanya normal.
2) Sel Darah Merah Pekat Cuci
Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma.
3) Sel Darah Merah Miskin Leukosit
Untuk penderita yang tergantung pada transfusi darah.
4) Sel Darah Merah Pekat Beku yang Dicuci
Diberikan untuk penderita yang mempunyai antibodi
terhadap sel darah merah yang menetap.
5) Sel Darah Merah Diradiasi
Untuk penderita transplantasi organ atau sumsum tulang.
6.
7. b.Leukossit/ Granulosit Konsentrat
Diberikan pada penderita yang jumlah leukositnya
turun berat, infeksi yang tidak membaik/ berat yang
tidak sembuh dengan pemberian Antibiotik, kualitas
Leukosit menurun.
9. d.Plasma dan Produksi
Plasma
Untuk mengganti
faktor pembekuan,
penggantian cairan yang
hilang.
Contoh : Plasma
Segar Beku untuk
penderita Hemofili. Krio
Presipitat untuk
penderita Hemofili dan
Von Willebrand
13. BAGAN TRANSFUSI DARAH
Golongan darah O
adalah DONOR
UNIVERSAL karena
dapat di
transfusikan ke
seluruh golongan
darah
Golongan darah AB
adalah RESIPIEN
UNIVERSAL karena
dapat menerima
semua jenis
golongan darah
15. Dari tabel nampak bahwa darah 0 dapat
mendonorkan darah kepada semua
golongan darah karena golongan darah 0
tidak mempunyai antigen yang dapat
digumpalkan. Sebaliknya golongan darah
AB dapat menerima semua golongan
darah karena tidak mempunyai zat anti
baik anti-A maupun anti-B. Meskipun
demikian, untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan, sebaiknya golongan
darah pendonor sama dengan golongan
darah penerima.
16. RESIKO TRANSFUSI DARAH
Sebuah penelitian melaporkan bahwa reaksi
transfusi yang tidak diharapkan ditemukan pada 6,6%
resipien, dimana sebagian besar (55%)) berupa
demam. Gejala lain adalah menggigil tanpa demam
sebanyak 14%, reaksi alergi (terutama urtikaria) 20%,
hepatitis serum positif 6%, reaksi hemolitik 4% dan
overload sirkulasi 1%.
17. 1.1. DemamDemam
Peningkatan suhu dapat
disebabkan oleh abtibodi leukosit,
antibodi trombosit, atau senyawa
pirogen. Untuk menghindarinya
dapat dilakukan uji cocok silang
antara leukosit donor dengan
serum resipien pada pasien yang
mendapat transfusi leukosit. Cara
lain adalah dengan memberikan
produk darah yang mengandung
sedikit leukosit, leukosit yang
harus dibuang pada produk ini
minimal 90% dari jumlah leukosit.
Transfusi juga dapat dilakukan
dengan memasang mikrofilter
yang mempunyai ukuran pori 40
mm.
18. 2. Reaksi Alergi (Urtikaria) dan Reaksi Anafilaksis2. Reaksi Alergi (Urtikaria) dan Reaksi Anafilaksis
• Reaksi alergi ringan yang menyerupai urtikaria timbul pada
3% transfusi. Meskipun darah yang diberikan sudah tepat,
sebagian orang akan mengalami reaksi alergi selama atau
segera setelah menjalani transfusi darah. Reaksi alergi ini
diduga terjadi akibat adanya bahan terlarut di dalam plasma
donor yang bereaksi dengan antibodi resipien. Gejalanya
berupa ruam kulit yang gatal, yang dapat diatasi dengan
antihistamin.
• Renjatan anafilaksis terjadi pada 1 dari 20.000 transfusi.
Anafilaksis adalah reaksi alergi yang lebih serius bahkan
dapat mengancam jiwa. Gejala dari reaksi ini terjadi hanya
beberapa menit setelah transfusi dimulai, seperti
angioderma, muka merah (flushes), urtikaria, gawat
pernapasan, hipotensi, dan renjatan (syok).
19.
20. 3.Risiko Transfusi Darah: Cedera Paru Akut Akibat Transfusi3.Risiko Transfusi Darah: Cedera Paru Akut Akibat Transfusi
Merupakan suatu kondisi klinik berupa manifestasi
hipoksemia akut dan edema pulmoner bilateral yang terjadi
dalam 6 jam setelah transfusi. Ada juga sindrom TRALI
(Transfusion-associated Acute Lung Injury) yang tertunda
yang terjadi hingga 72 jam setelah transfusi diberikan.
Cedera paru akut disebabkan oleh plasma donor yang
mengandung antibodi yang melawan leukosit pasien. Angka
kejadiannya dilaporkan sekitar 1 dari 1.200 sampai 25.000
transfusi; Finlay dkk memperkirakan bahwa angka tersebut
sebenarnya lebih tinggi, namun tidak dilaporkan sebagai
TRALI. Manifestasi klinis yang ditemui adalah dispnea
(kesulitan bernafas), takipnea (nafas cepat), demam,
takikardi (nadi cepat), hipo-/hipertensi, dan leukopenia akut
(jumlah sel darah putih rendah) sementara.
21. Enak ya, tinggal
tenang trus gue
yang ngerjain
Jangan
keras”,
nanti
ketahuan!
BONGALOE! Inikan komik(mungkin)