SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Asyifa R.A.
Konsep Dasar
Ilmu Gizi
Pengertian gizi
Sejarah perkembangan
ilmu gizi
Penyakit yang
berhubungan dengan
defisiensi dan kelebihan
Pengertian Gizi
Di Indonesia, istilah gizi diadopsi dari bahasa Arab,
yaitu “ghiza” yang dalam dialek mesir dibaca ghizi,
artinya makanan yang menyehatkan
(Ilmu Gizi, Teori dan Aplikasi, 2017)
Gizi dapat bermakna:
Zat gizi
(nutrient)
Pengaturan gizi
makanan dan
minuman (diet)
Status gizi
(nutritional
status)
• Ilmu gizi (nutrition science)
adalah ilmu yang
mempelajari tentang
pangan dan hubungannya
dengan kesehatan manusia
(Olson, 1978)
Ilmu Gizi
Dalam Nutrition and Diet Therapy Reference Dictionary,
ilmu gizi didefinisikan sebagai ilmu mengenai pangan, zat gizi,
dan komponen lainnya dalam pangan, aktivitas, interaksi, dan
keseimbangannya sehubungan dengan kesehatan, penyakit,
proses pencernaan, metabolisme, transpor, utilisasi, dan
pengeluaran komponen pangan tersebut.
Era gizi
pangan
Era gizi
makro
Era gizi
mikro
Era gizi
seluler
molekuler
Era gizi
nutrigenetik
dan
nutrigenomik
Era gizi
holistik
Perkembangan Ilmu Gizi
perjalanan sejarah perkembangan ilmu gizi
dikelompokkan dalam 6 era utama:
± 5000 tahun yang lalu telah diyakini bahwa
dalam makanan dan minuman terkandung zat
yang mencegah rasa lapar dan haus serta
bermanfaat untuk tubuh. Bahkan dipercaya
bahwa praktik pengaturan makanan (diet) yang
baik akan mencegah penyakit dan
memperpanjang usia.
Pada tahun 1785, Antonie Lavoiser, Ahli kimia dari
Perancis, membuktikan bahwa tubuh manusia
memperoleh oksigen dari udara untuk proses metabolisme
dalam tubuh hingga menghasilkan energi, karbon dioksida
dan air, baik ketika istirahat maupun bergerak. Jumlah
oksigen yang digunakan dan karbon dioksida yang
dihasilkan berhubungan dengan jumlah makanan yang
dimakan dan aktivitas fisik.
Buku Handbook of Historical and Geographical Pathology
dan kajian-kajian gizi sebelumnya berhasil menginspirasi
peneliti awal abad ke-20 untuk mengungkap selain gizi
makro. Dimulai dengan istilah vitamin tahun 1912
dan pengujian hipotesis pada hewan , kemudian berlanjut
dengan uji klinis pada manusia, seperti yang dilakukan
oleh Mc.Collum (vitamin A), Casimir Funk (vitamin B),
Eijkman (vitamin B1), Hopkins, Goldberger (niasin), dll.
Diawali oleh temuan Robert Hooke tahun 1665 tentang sel
tumbuhan, dan teori tentang struktur dan fungsi sel tahun 1839
oleh Jakob Schleiden dan Theodor Schwann sejak saat itu kajian
tentang inti sel, mitokondria, dan mekanismenya semakin pesat.
Perkembangan Ilmu gizi disertai ilmu kimia dan biologi tentang
seluler dan molekuler tahun 1955 membawa era baru bagi ilmu
gizi, ditandai dengan temuan Eagle, 1955 untuk pertama kali
bahwa sel membutuhkan beragam zat gizi.
Era gizi genetik ditandai dengan dimulainya penelitian pemetaan
genom manusia (Human Genom Project) pada tahun 1998 dan
berakhir pada tahun 2005. Pada era ini terdapat pengembangan
pangan dengan biofortifikasi.
Lahirnya teori Barker, masih tingginya masalah gizi mikro, stunting, dan
obesitas, krisis pangan dunia 2008, publikasi Lancet tentang pentingnya
mengatasi gizi ibu dan anak, disertai dengan perhatian para ahli gizi dunia
mendorong PBB meluncurkan Scale-Up Nutrition (SUN) Movement pada
September 2010. di Indonesia gerakan ini dikenal dengan Gerakan
1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)
Under-nutrition
(Malnutrisi)
Over-nutrition
(Malnutrisi)
Kekurangan Energi Kronis (KEK)
Penurunan indeks massa
tubuh
Tingkat aktivitas fisik
Obesitas
Kelebihan vitamin dan
mineral
Status Gizi
Istilah “gizi kurang” mencakup berbagai
defisiensi:
Zat gizi makro
Karbohidrat, lemak,
protein
Zat gizi mikro
Vitamin larut air (tiamin,
riboflavin, dan niasin),
vitamin larut lemak (vit. A
dan Vit. D) dan mineral
(Iodin, Zin, Sn, dll)
Gizi Kurang (Undernutrition)
• Khasnya “casal’s
necklace”
• Diare
• Dermatitis
• Demensia
Defisiensi Niasin
(vitamin B3):
• Dikenal dengan
penyakit
“gondok
• Pembengkakan
kelenjar tiroid
Defisiensi Iodin
Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Pada tahun 1988, James, Ferro Luzzi, dn Waterlow membuat
perbedaan:
• “keadaan keseimbangan energi negatif,
yaitu kehilangan progresif energi tubuh”
• Contoh: kehilangan BB akut, anoreksia
nervosa, kanker, gangguan malabsorpsi
Kurang
Energi
Akut
• “keadaan stabil ketika orang tersebut
berada dalam keseimbangan energi
meskipun dengan “ganti rugi”
Kurang
Energi
Kronik
• “mengganti rugi” penurunan massa tubuh
Menyebabkan
adaptasi
reduksif
• Tubuh beradaptasi dengan asupan energi rendah
pada KEK untuk keberlangsungan hidup
Menjaga
homeostasis
• Mengurangi kapasitas kerja, kemampuan belajar,
dan kualitas hidup
Terdapat
konsekuensi
fungsional dan
struktural
• Kerawanan pangan (kemiskinan, gagal panen, konflik)
• Penyakit (penyakit menular, penyakit pencernaan
seperti hati dan kanker)
Merupakan
efek dari:
Yang terjadi pada Kekurangan Energi Kronis
Untuk mengidentifikasi KEK:
Menghitung BB
dan TB
Intake energi dan
pengeluarannya
Laju metabolisme
basal (BMR)
BMI < 16,0 16,0 - 16,9 17,0 - 18,4 > 18,5
Tingkat KEK III II I normal
BB
Massa
bebas
lemak
Cadangan
lemak
Laju
metabolisme
Aktivitas
fisik
Termogenesis
KEK
Over-Nutrition I (Obesitas)
Obesitas  ketidakseimbangan energi
Pengeluaran
Energi
Asupan
Energi< Diukur oleh:
IMT (Indeks Massa Tubuh)=
BB(kg)
TB2 (m2)
Klasifikasi untuk obesitas:
IMT Health Risk
Normal 18,5 – 24,9 Normal
Overweight 25 – 29,9 Increased
Obesitas I 30 – 34,9 Moderate
Obesitas II 35 – 39,9 Severe
Obesitas III > 40 Extremely high
Dampak
obesitas
bagi
kesehatan:
Penilaian
Risiko
Lingkar pinggang berkorelasi dengan jumlah lemak viseral
Lingkar pinggang yang lebih dari 102 cm pada laki-laki dan 88 cm
pada perempuan berhubungan dengan peningkatan risiko
komplikasi metabolisme
“Peningkatan ketersediaan makanan fortifikasi dan peningkatan
konsumsi suplemen makanan mempunyai dampak yang
merugikan bagi kesehatan terutama akibat kelebihan konsumsi
vitamin dan mineral”
Over-Nutrition II
(kelebihan vitamin dan mineral)
Pengaruh vitamin dan mineral
yang merugikan: konsep
Kegagalan
homeostasis
Dosis
ambang
Variasi
sensitifitas
individu
Pengaruh
bioavailabilitas
Batas atas
asupan yg
ditoleransi
Zat gizi UL dewasa Pengaruh merugikan
Retinol 3000 µg Teratogenisitas, hepatotoksisitas
Vitamin D 50 µg Hipokalsemia
Vitamin E 1000 mg Pengaruh hemoragik
Vitamin B6 25 mg Neuropati saraf
Asam folat 1000 µg Perkembangan neuropati/penyamaran anemia
defisiensi B12
Vitamin C 2000 mg Diare osmotik, gangguan pencernaan
Kalsium 2500 mg Sindrom susu-alkali
Magnesium 250 mg (suplemen) Diare osmotik
Fosfor 4000 mg Hiperfosfatemia
Zat besi 45 mg (suplemen) Pengaruh pencernaan
Zink 40 mg Penurunan status tembaga
Tembaga 10 mg Hepatotoksisitas
Mangan 11 mg Neurotoksisitas
Selenium 300 µg Selenosis klinis; kuku rapuh, rambut rontok
Iodin 1100 µg tirotoksikosis
US Food and Nutrition Board, European Food Safety Authority dan EU Scientific Committee on Food

More Related Content

What's hot

Food recall
Food recallFood recall
Food recallYuniar_
 
Modul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status giziModul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status gizimeiwulandari24
 
KEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN-NUTRISI.pptKEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN-NUTRISI.pptValny Majid
 
Kebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaKebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaBogazius08
 
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugs
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugsPerencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugs
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugsHusHa Hatimah
 
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratFanny K. Sari
 
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidananefisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidananLilik Supianti
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziaditya kusuma
 
Manajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya manusiaManajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya manusiaSiti Sahati
 
Gizi dalam situasi bencana ns
Gizi dalam situasi bencana nsGizi dalam situasi bencana ns
Gizi dalam situasi bencana nsEvi Fatimah
 
FUNGSI DAN KEBUTUHAN ZAT GIZI
FUNGSI DAN KEBUTUHAN ZAT GIZIFUNGSI DAN KEBUTUHAN ZAT GIZI
FUNGSI DAN KEBUTUHAN ZAT GIZISiti Ramla
 
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemakPengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemakmikikihg
 
Ppt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangPpt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangVivi Amelia
 
Obesitas pada Anak dan Remaja
Obesitas pada Anak dan RemajaObesitas pada Anak dan Remaja
Obesitas pada Anak dan RemajaSri Sumarni
 

What's hot (20)

Obesitas.ppt
Obesitas.pptObesitas.ppt
Obesitas.ppt
 
Food recall
Food recallFood recall
Food recall
 
Obesitas
ObesitasObesitas
Obesitas
 
Modul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status giziModul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status gizi
 
Dasar Ilmu Gizi
Dasar Ilmu GiziDasar Ilmu Gizi
Dasar Ilmu Gizi
 
KEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN-NUTRISI.pptKEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas DewasaNutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
 
Kebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaKebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remaja
 
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugs
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugsPerencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugs
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugs
 
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
 
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidananefisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
 
Standar profesi gizi
Standar profesi giziStandar profesi gizi
Standar profesi gizi
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan gizi
 
Manajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya manusiaManajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya manusia
 
Gizi dalam situasi bencana ns
Gizi dalam situasi bencana nsGizi dalam situasi bencana ns
Gizi dalam situasi bencana ns
 
FUNGSI DAN KEBUTUHAN ZAT GIZI
FUNGSI DAN KEBUTUHAN ZAT GIZIFUNGSI DAN KEBUTUHAN ZAT GIZI
FUNGSI DAN KEBUTUHAN ZAT GIZI
 
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemakPengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
 
Ppt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangPpt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbang
 
Gizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energiGizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energi
 
Obesitas pada Anak dan Remaja
Obesitas pada Anak dan RemajaObesitas pada Anak dan Remaja
Obesitas pada Anak dan Remaja
 

Similar to Konsep dasar ilmu gizi

Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptxKonsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptxJenitaFrisilia1
 
PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptxPENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptxpkmmasmambang
 
kebutuhan dan penilaian gizi
kebutuhan dan penilaian gizikebutuhan dan penilaian gizi
kebutuhan dan penilaian giziamirahmiyati12
 
Basic concept of nutrition
Basic concept of nutritionBasic concept of nutrition
Basic concept of nutritionYatty Sandy
 
Nutrition and Gut Microbiome #SHAPE
Nutrition and Gut Microbiome #SHAPENutrition and Gut Microbiome #SHAPE
Nutrition and Gut Microbiome #SHAPERiaQadariahArief
 
Kelompok 1 Dasar Ilmu Gizi.pptx
Kelompok 1 Dasar Ilmu Gizi.pptxKelompok 1 Dasar Ilmu Gizi.pptx
Kelompok 1 Dasar Ilmu Gizi.pptxNISAFATHONAH1
 
Kebutuhan nutrisi dewasa 03
Kebutuhan nutrisi dewasa 03Kebutuhan nutrisi dewasa 03
Kebutuhan nutrisi dewasa 03Indiey Syuhada
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziShanti Lestari
 
PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI pjj_kemenkes
 
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptxKonsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptxNurFaisyah7
 
S2-P6-Gizi-Kesehatan-Masyarakat.pdf
S2-P6-Gizi-Kesehatan-Masyarakat.pdfS2-P6-Gizi-Kesehatan-Masyarakat.pdf
S2-P6-Gizi-Kesehatan-Masyarakat.pdfWaOdeUlfaBerliana
 
Konsep dasar-ilmu-gizi oleh ibu jumirah
Konsep dasar-ilmu-gizi oleh ibu jumirahKonsep dasar-ilmu-gizi oleh ibu jumirah
Konsep dasar-ilmu-gizi oleh ibu jumirahSoni Fariski
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter iioothee
 
2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx
2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx
2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptxAtikaJatimi
 

Similar to Konsep dasar ilmu gizi (20)

Konsep ilmu gizi
Konsep ilmu giziKonsep ilmu gizi
Konsep ilmu gizi
 
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptxKonsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
 
GIZI dan Makanan
GIZI dan MakananGIZI dan Makanan
GIZI dan Makanan
 
PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptxPENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
 
kebutuhan dan penilaian gizi
kebutuhan dan penilaian gizikebutuhan dan penilaian gizi
kebutuhan dan penilaian gizi
 
Basic concept of nutrition
Basic concept of nutritionBasic concept of nutrition
Basic concept of nutrition
 
Nutrition and Gut Microbiome #SHAPE
Nutrition and Gut Microbiome #SHAPENutrition and Gut Microbiome #SHAPE
Nutrition and Gut Microbiome #SHAPE
 
Kelompok 1 Dasar Ilmu Gizi.pptx
Kelompok 1 Dasar Ilmu Gizi.pptxKelompok 1 Dasar Ilmu Gizi.pptx
Kelompok 1 Dasar Ilmu Gizi.pptx
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu gizi
 
Kebutuhan nutrisi dewasa 03
Kebutuhan nutrisi dewasa 03Kebutuhan nutrisi dewasa 03
Kebutuhan nutrisi dewasa 03
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu gizi
 
PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI
 
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptxKonsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
 
S2-P6-Gizi-Kesehatan-Masyarakat.pdf
S2-P6-Gizi-Kesehatan-Masyarakat.pdfS2-P6-Gizi-Kesehatan-Masyarakat.pdf
S2-P6-Gizi-Kesehatan-Masyarakat.pdf
 
Gizi
GiziGizi
Gizi
 
Konsep dasar-ilmu-gizi oleh ibu jumirah
Konsep dasar-ilmu-gizi oleh ibu jumirahKonsep dasar-ilmu-gizi oleh ibu jumirah
Konsep dasar-ilmu-gizi oleh ibu jumirah
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Ilmu gizi
Ilmu giziIlmu gizi
Ilmu gizi
 
Definisi
DefinisiDefinisi
Definisi
 
2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx
2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx
2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx
 

More from Asyifa Robiatul adawiyah

Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2Asyifa Robiatul adawiyah
 
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1Asyifa Robiatul adawiyah
 
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak MenularKonsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak MenularAsyifa Robiatul adawiyah
 
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi KesehatanIlmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi KesehatanAsyifa Robiatul adawiyah
 
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)Asyifa Robiatul adawiyah
 
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatanPendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatanAsyifa Robiatul adawiyah
 
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)Asyifa Robiatul adawiyah
 

More from Asyifa Robiatul adawiyah (20)

Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
 
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
 
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak MenularKonsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
 
Evaluasi dalam Promosi Kesehatan
Evaluasi dalam Promosi KesehatanEvaluasi dalam Promosi Kesehatan
Evaluasi dalam Promosi Kesehatan
 
Pembuatan desain media promosi kesehatan
Pembuatan desain media promosi kesehatan Pembuatan desain media promosi kesehatan
Pembuatan desain media promosi kesehatan
 
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi KesehatanKonsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
 
komunikasi kesehatan
komunikasi kesehatankomunikasi kesehatan
komunikasi kesehatan
 
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi KesehatanIlmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
 
Konsep Promosi Kesehatan
Konsep Promosi KesehatanKonsep Promosi Kesehatan
Konsep Promosi Kesehatan
 
Survei cepat
Survei cepatSurvei cepat
Survei cepat
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Langkah langkah pelaksanaan survei cepat
Langkah langkah pelaksanaan survei cepatLangkah langkah pelaksanaan survei cepat
Langkah langkah pelaksanaan survei cepat
 
Analisis data deskriptif
Analisis data deskriptifAnalisis data deskriptif
Analisis data deskriptif
 
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
 
Strategi mutu pelayanan kesehatan
Strategi mutu pelayanan kesehatanStrategi mutu pelayanan kesehatan
Strategi mutu pelayanan kesehatan
 
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatanPendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
 
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
 
Gizi ibu hamil
Gizi ibu hamilGizi ibu hamil
Gizi ibu hamil
 
Kebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status giziKebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status gizi
 
Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineralVitamin dan mineral
Vitamin dan mineral
 

Konsep dasar ilmu gizi

  • 2. Konsep Dasar Ilmu Gizi Pengertian gizi Sejarah perkembangan ilmu gizi Penyakit yang berhubungan dengan defisiensi dan kelebihan
  • 3. Pengertian Gizi Di Indonesia, istilah gizi diadopsi dari bahasa Arab, yaitu “ghiza” yang dalam dialek mesir dibaca ghizi, artinya makanan yang menyehatkan (Ilmu Gizi, Teori dan Aplikasi, 2017) Gizi dapat bermakna: Zat gizi (nutrient) Pengaturan gizi makanan dan minuman (diet) Status gizi (nutritional status)
  • 4. • Ilmu gizi (nutrition science) adalah ilmu yang mempelajari tentang pangan dan hubungannya dengan kesehatan manusia (Olson, 1978) Ilmu Gizi Dalam Nutrition and Diet Therapy Reference Dictionary, ilmu gizi didefinisikan sebagai ilmu mengenai pangan, zat gizi, dan komponen lainnya dalam pangan, aktivitas, interaksi, dan keseimbangannya sehubungan dengan kesehatan, penyakit, proses pencernaan, metabolisme, transpor, utilisasi, dan pengeluaran komponen pangan tersebut.
  • 5. Era gizi pangan Era gizi makro Era gizi mikro Era gizi seluler molekuler Era gizi nutrigenetik dan nutrigenomik Era gizi holistik Perkembangan Ilmu Gizi perjalanan sejarah perkembangan ilmu gizi dikelompokkan dalam 6 era utama: ± 5000 tahun yang lalu telah diyakini bahwa dalam makanan dan minuman terkandung zat yang mencegah rasa lapar dan haus serta bermanfaat untuk tubuh. Bahkan dipercaya bahwa praktik pengaturan makanan (diet) yang baik akan mencegah penyakit dan memperpanjang usia. Pada tahun 1785, Antonie Lavoiser, Ahli kimia dari Perancis, membuktikan bahwa tubuh manusia memperoleh oksigen dari udara untuk proses metabolisme dalam tubuh hingga menghasilkan energi, karbon dioksida dan air, baik ketika istirahat maupun bergerak. Jumlah oksigen yang digunakan dan karbon dioksida yang dihasilkan berhubungan dengan jumlah makanan yang dimakan dan aktivitas fisik. Buku Handbook of Historical and Geographical Pathology dan kajian-kajian gizi sebelumnya berhasil menginspirasi peneliti awal abad ke-20 untuk mengungkap selain gizi makro. Dimulai dengan istilah vitamin tahun 1912 dan pengujian hipotesis pada hewan , kemudian berlanjut dengan uji klinis pada manusia, seperti yang dilakukan oleh Mc.Collum (vitamin A), Casimir Funk (vitamin B), Eijkman (vitamin B1), Hopkins, Goldberger (niasin), dll. Diawali oleh temuan Robert Hooke tahun 1665 tentang sel tumbuhan, dan teori tentang struktur dan fungsi sel tahun 1839 oleh Jakob Schleiden dan Theodor Schwann sejak saat itu kajian tentang inti sel, mitokondria, dan mekanismenya semakin pesat. Perkembangan Ilmu gizi disertai ilmu kimia dan biologi tentang seluler dan molekuler tahun 1955 membawa era baru bagi ilmu gizi, ditandai dengan temuan Eagle, 1955 untuk pertama kali bahwa sel membutuhkan beragam zat gizi. Era gizi genetik ditandai dengan dimulainya penelitian pemetaan genom manusia (Human Genom Project) pada tahun 1998 dan berakhir pada tahun 2005. Pada era ini terdapat pengembangan pangan dengan biofortifikasi. Lahirnya teori Barker, masih tingginya masalah gizi mikro, stunting, dan obesitas, krisis pangan dunia 2008, publikasi Lancet tentang pentingnya mengatasi gizi ibu dan anak, disertai dengan perhatian para ahli gizi dunia mendorong PBB meluncurkan Scale-Up Nutrition (SUN) Movement pada September 2010. di Indonesia gerakan ini dikenal dengan Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)
  • 6.
  • 7.
  • 8. Under-nutrition (Malnutrisi) Over-nutrition (Malnutrisi) Kekurangan Energi Kronis (KEK) Penurunan indeks massa tubuh Tingkat aktivitas fisik Obesitas Kelebihan vitamin dan mineral
  • 9.
  • 11. Istilah “gizi kurang” mencakup berbagai defisiensi: Zat gizi makro Karbohidrat, lemak, protein Zat gizi mikro Vitamin larut air (tiamin, riboflavin, dan niasin), vitamin larut lemak (vit. A dan Vit. D) dan mineral (Iodin, Zin, Sn, dll) Gizi Kurang (Undernutrition)
  • 12. • Khasnya “casal’s necklace” • Diare • Dermatitis • Demensia Defisiensi Niasin (vitamin B3): • Dikenal dengan penyakit “gondok • Pembengkakan kelenjar tiroid Defisiensi Iodin
  • 13. Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada tahun 1988, James, Ferro Luzzi, dn Waterlow membuat perbedaan: • “keadaan keseimbangan energi negatif, yaitu kehilangan progresif energi tubuh” • Contoh: kehilangan BB akut, anoreksia nervosa, kanker, gangguan malabsorpsi Kurang Energi Akut • “keadaan stabil ketika orang tersebut berada dalam keseimbangan energi meskipun dengan “ganti rugi” Kurang Energi Kronik
  • 14. • “mengganti rugi” penurunan massa tubuh Menyebabkan adaptasi reduksif • Tubuh beradaptasi dengan asupan energi rendah pada KEK untuk keberlangsungan hidup Menjaga homeostasis • Mengurangi kapasitas kerja, kemampuan belajar, dan kualitas hidup Terdapat konsekuensi fungsional dan struktural • Kerawanan pangan (kemiskinan, gagal panen, konflik) • Penyakit (penyakit menular, penyakit pencernaan seperti hati dan kanker) Merupakan efek dari: Yang terjadi pada Kekurangan Energi Kronis
  • 15. Untuk mengidentifikasi KEK: Menghitung BB dan TB Intake energi dan pengeluarannya Laju metabolisme basal (BMR) BMI < 16,0 16,0 - 16,9 17,0 - 18,4 > 18,5 Tingkat KEK III II I normal
  • 17. Over-Nutrition I (Obesitas) Obesitas  ketidakseimbangan energi Pengeluaran Energi Asupan Energi< Diukur oleh: IMT (Indeks Massa Tubuh)= BB(kg) TB2 (m2)
  • 18. Klasifikasi untuk obesitas: IMT Health Risk Normal 18,5 – 24,9 Normal Overweight 25 – 29,9 Increased Obesitas I 30 – 34,9 Moderate Obesitas II 35 – 39,9 Severe Obesitas III > 40 Extremely high
  • 20. Penilaian Risiko Lingkar pinggang berkorelasi dengan jumlah lemak viseral Lingkar pinggang yang lebih dari 102 cm pada laki-laki dan 88 cm pada perempuan berhubungan dengan peningkatan risiko komplikasi metabolisme
  • 21. “Peningkatan ketersediaan makanan fortifikasi dan peningkatan konsumsi suplemen makanan mempunyai dampak yang merugikan bagi kesehatan terutama akibat kelebihan konsumsi vitamin dan mineral” Over-Nutrition II (kelebihan vitamin dan mineral) Pengaruh vitamin dan mineral yang merugikan: konsep Kegagalan homeostasis Dosis ambang Variasi sensitifitas individu Pengaruh bioavailabilitas Batas atas asupan yg ditoleransi
  • 22. Zat gizi UL dewasa Pengaruh merugikan Retinol 3000 µg Teratogenisitas, hepatotoksisitas Vitamin D 50 µg Hipokalsemia Vitamin E 1000 mg Pengaruh hemoragik Vitamin B6 25 mg Neuropati saraf Asam folat 1000 µg Perkembangan neuropati/penyamaran anemia defisiensi B12 Vitamin C 2000 mg Diare osmotik, gangguan pencernaan Kalsium 2500 mg Sindrom susu-alkali Magnesium 250 mg (suplemen) Diare osmotik Fosfor 4000 mg Hiperfosfatemia Zat besi 45 mg (suplemen) Pengaruh pencernaan Zink 40 mg Penurunan status tembaga Tembaga 10 mg Hepatotoksisitas Mangan 11 mg Neurotoksisitas Selenium 300 µg Selenosis klinis; kuku rapuh, rambut rontok Iodin 1100 µg tirotoksikosis US Food and Nutrition Board, European Food Safety Authority dan EU Scientific Committee on Food