Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
kebutuhan dan penilaian gizi
1. Kebutuhan gizi dan
penilaian gizi
Arimbi nadya W
M. Irfan Fahrizal
Rahmi yati
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2. PENDAHULUAN
Salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan adalah
perbaikan gizi masyarakat, gizi yang seimbang dapat meningkatkan
ketahanan tubuh, dapat meningkatkan kecerdasan dan menjadikan
pertumbuhan yang normal (Depkes RI, 2004). Sebaliknya gizi yang
tidak seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit sekali
ditanggulangi oleh Indonesia, masalah gizi yang tidak seimbang itu
adalah Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA),
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dan Anemia Gizi
Besi (Depkes RI, 2004 ).
3. KEBUTUHAN GIZI
Kebutuhan gizi (requirement) jumlah zat
gizi minimal yg diperlukan seseorang
untuk hidup sehat .
Kecukupan gizi (recommended) jumlah
zat gizi yg diperlukan seseorang atau
rata-rata kelompok orang agar hampir
semua orang (97,5% populasi) dpt hidup
sehat
4. ENERGI
Energi : energi dibutuhkan oleh manusia untuk bergerak atau
melakukan aktivitas fisik sehari-hari dan untuk mempertahankan
kehidupan. Berasal dari Karbohidrat, Lemak, Protein
5. energi digunakan utk mempertahankan hidup, mis :
mempertahankan tonus otot, pernapasan, sirkulasi darah, denyut jantung
dsb
energi utk kerja internal disebut : energi metabolisme basal (EMB) atau
aktivitas metabolisme basal (AMB)
diukur dlm kondisi tiduran rileks , 11-18 jam sesudah makan
lanjutan
EMB dipengaruhi oleh luas permukaan tubuh, jenis kelamin, status
kesehatan, kondisi fisiologis dsb
ditetapkan standar EMB adalah 1 kal per kg BB per jam (1
kal/BB/jam)
perhitungannya : 1 kal x BB x 24 jam
Untuk apa saja energi ?
Kerja internal
6. Energi yg dibutuhkan utk melakukan kegiatan
atau aktivitas fisik (berjalan, berlari, berolah raga,
menyapu, menulis, dsb)
energi utk kerja eksternal disebut juga energi
aktivitas atau energi cost yg diukur mell kegiatan yg
dilakukan
sangat ringan, ringan, sedang berat
Kerja eksternal
7. kebutuhan energi
Dimulai dari menghitung BB ideal (normal) meliputi :
Metode Brocca : TB – 100 – (10%)
Metode Key : TB (m) x TB (m) x 22
Fogarty International Convert
Pria : TB (m) x TB (m) x 22,4
Wanita : TB (m) x TB (m) x 20,9
Berdasarkan kategori IMT, dan ini yg dipakai di Indonesia utk orang
dewasa. IMT (indek massa tubuh) atau BMI (body mass index)
Diukur dengan cara :
8. status kategori Batas ambang
Kurus Kekurangan BB tingkat berat < 17,00
Kekurangan BB tingkat ringan 17,00 – 18,50
Normal ideal > 18,50 – 25,00
gemuk Kelebihan BB tingkat ringan
(overweight)
> 25,00 – 27,00
Kelebihan BB tingkat berat
(obesitas)
>27,00
kategori ambang batas IMT
9. Sita, seorang mahasiswi mempunyai BB
58 kg dan TB 170 cm, maka :
= 58/(1,7) X (1,7) = 20,069
IMT Sita = 20,069, maka Sita termasuk
memiliki BB normal ideal
contoh
10. Penilaian GIZI
Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari
data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara
untuk menemukan suatu populasi atau individu yang memiliki
risiko status gizi kurang maupun gizi lebih. Penilaian status gizi
terdiri dari dua jenis, yaitu:
•Penilaian Langsung
•Penilaian Tidak Langsung
11. Penilaian Tak Langsung
a. Survei konsumsi makanan melihat jumlah dan jenis makanan
yang dikonsumsi oleh individu
b. statistik vital data-data mengenai statistik kesehatan yang
berhubungan dengan gizi
c. faktor ekologi faktor biologis, faktor fisik, dan lingkungan
budaya.
12. Penilaian Langsung
a. Antropometri salah satu cara penilaian status gizi yang berhubungan
dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi
seseorang.
b. Klinis dapat dilihat pada jaringan epitel yang terdapat di mata, kulit,
rambut, mukosa mulut, dan organ yang dekat dengan permukaan tubuh
(kelenjar tiroid).
c. Biokimia Pemeriksaan biokimia disebut juga cara laboratorium
d. Biofisik melihat kemampuan fungsi jaringan dan melihat perubahan
struktur jaringan yang dapat digunakan dalam keadaan tertentu.
13. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi
Faktor eksternal
a. Pendapatan taraf ekonomi
b. Pendidikan sikap dan perilaku orang
tua atau masyarakat
c. Pekerjaan untuk menunjang
kehidupan keluarganya
d. Budaya mempengaruhi tingkah laku
dan kebiasaan.
14. Faktor internal
a. Usia semakin tua maka kebutuhan energi dan zat
gizi lain semakin menurun.
b. Kondisi Fisik Mereka yang sakit, yang sedang
dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya
memerlukan pangan khusus karena status kesehatan
mereka yang buruk.
c. Infeksi Infeksi dan demam dapat menyebabkan
menurunnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan
menelan dan mencerna makanan.
15. Masalah status gizi
1. Gizi kurang dapat terjadi karena seseorang mengalami
kekurangan salah satu zat gizi atau lebih di dalam tubuh.
Contoh masalah kekurangan gizi, antara lain KEP (Kekurangan
Energi Protein), GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium),
Anemia Gizi Besi (AGB).
16. 2. Status gizi lebih merupakan keadaan tubuh seseorang yang
mengalami kelebihan berat badan, yang terjadi karena kelebihan
jumlah asupan energi yang disimpan dalam bentuk cadangan berupa
lemak
Masalah gizi lebih ada dua jenis yaitu overweight dan
obesitas. Batas IMT untuk dikategorikan overweight adalah antara
25,1 – 27,0 kg/m2, sedangkan obesitas adalah ≥ 27,0 kg/m2.
17. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan
Angka Kecukupan Energi (AKE) merupakan
rata-rata tingkat konsumsi energi dengan pangan yang
seimbang yang disesuaikan dengan pengeluaran energi
pada kelompok umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan
aktivitas fisik.