PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
PERKEMBANGAN REMAJA
1. MAKALAH PERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA
REMAJA AKHIR
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:
Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu: Prawidya Lestari, M.Pd.I.
Disusun Oleh:
1.Reva Aldian Saputra (2086208020)
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDATUL ULAMA
PURWOREJO
2021
2. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Masa remaja adalah suatu masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa
perubahannya meliputi perubahan biologis,kogniif,dan sosial-emosional.Menurut
Hurlock (1980) istilah remaja berasal dari bahasa latin adolescence yang artinya
“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”.Istilah adolescence dalam arti luas,mencakup
kematangan mental,emosional,fisik,dan sosial.Masa remaja disebut sebagai masa sosial
karena sepanjang masa remaja hubungan sosial semakin tampak jelas dan sangat
dominan (Yusuf,2006).Dalam Islam,kata remaja lebih dikenal dengan kata baligh yang
menunjukan bahwa seseorang tidak kanak-kanak lagi.
Hurlock (1980) membagi usia remaja menjadi dua periode yaitu remaja awal
dari usia 13 sampai 16/17 tahun dan remaja akhir usia 16/17 sampai 18
tahun.Sedangkan menurut Papalia et.al (2008),masa remaja dimulai usia 11 atau 12
sampai remaja akhir atau awal dua puluhan,dan masa tersebut membawa perubahan
besar saling berkaitan.Agar lebih jelas mengenai perkembangan remaja penulis akan
beberapa aspek,seperti Observasi terhadap fase pubertas dan adolesensi,memperhatikan
lingkungan yang mempengaruhi pubertas,mengamati perkembangan fisik,sosial,bahasa
serta seksual masa puber,perkembangan remaja yang sekolah dan bekerja,serta
memperhatikan aspek lainnya.Dengan demikian,dari latar belakang diatas dapat
memunculkan rumusan masalah sebagai berikut.
B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana bentuk-bentuk dari fase masa remaja?
2.Apa faktor yang mempengaruhi pubertas?
3. 1
3.Bagaimana bentuk perkembangan fisik,sosial,bahasa,dan seksual masa puber serta
kemampuan kognitif?
4.Bagaimana perkembangan remaja yang sekolah dan remaja yang bekerja?
5.Apa maksud dari kedewasaan,keadaan “mondig” dan emansipasi remaja?
6.Apa hubungan remaja dan pekerjaan,remaja,dan masyarakat?
7.Bagaimana pekembangan moralitas,sikap pendirian,dan pandangan hidup pada
remaja?
8.Apa tugas-tugas perkembangan masa remaja?
9.Bagaimana strategi guru dalam pembelajaran anak SMA/SMK/MA?
C.Tujuan
Ditinjau dari rumusan masalah,maka tujuannya sebagai berikut.
1.Mengetahui fase pubertas dan adolesensi.
2.Mengetahui faktor lingkungan yang mempengaruhi pubertas.
3.Mengetahui perkembangan fisik,sosial,bahasa,dan seksual serta perkembangan
kognitifnya.
4.Memahami perkembangan remaja yang sekolah dan yang bekerja.
5.Memahami kedewasaan,keadaan “mondig” dan emansipasi remaja.
6.Mengetahui hubungan remaja dan pekerjaan,remaja dan masyarakat.
7.Memahami perkembangan moralitas,sikap pandangan hidup pada remaja.
5. 2
BAB II
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL (PUBERTAS) DAN MASA REMAJA
AKHIR
A.Fase Pubertas dan Adolensensi
Jiwa memberontak atau sering diungkapkan dalam kata “ngeyelan” yang telah
dipredikatkan terhadap remaja harus dilihat sebagai bentuk perspektif orang dewasa,dan
tidak seluruhnya sebagai cirikhas kelompok usia ini.Pada kenyataannya,sikap
memberontak ini upaya remaja guna mencari jati diri untuk menemukan adanya
keunikan dalam kepribadian individu,dan merupakan suatu tahapan penting
pembentukan kepribadian.
Masa remaja (adolensensi) ialah fase dimana transisi dari masa anak-anak ke
masa dewasa.Umumnya,masa remaja ditandai dengan pubertas,proses yang mengarah
kepada kematangan seksual.Masa remaja dimulai pada usia 12-18 tahun atau awal usia
dua puluhan,dan masa tersebut membawa peluang untuk tumbuh bukan hanya dalam
perkembangan fisik,tetapi juga dalam kompetensi kognitif,kompetensi psikososial
,otonominya,harga diri seseorang,dan intimasi.Secara psikologis masa remaja adalah
masa dimana remaja berintergrasi dengan masyarakat dewasa,usia dimana remaja tidak
lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih dewasa tetapi berada dalam
tingkatan yang sama.Hurlock,1999).1
Masa remaja dimulai pada saat remaja secara seksual menjadi matang dan
berakhir pada usia remaja mencapai usia batas sesuai hukum.Masa remaja ialah waktu
meningkatnya perbedaan diantara anak anak muda mayoritas,yang diarahkan untuk
mengisi masa dewasa dan menjadikannya produktif,dan minoritas yang akan berhapan
1 Andi Thahir,(2018)Psikologi Perkembangan.Diambil pada 17 Maret 2021,dari www.Aura-
Publishing.com,hlm147.
6. 3
dengan masalah besar (Offer & Schonert-Reichl,1992).2 Kondisi remaja Indonesia saat
ini menghadapi permasalahan yang rumit dibandingkan dengan remaja pada waktu
dulu.Permasalahan yang terjadi antara lain kehamilan pada usia remaja,tingkat kematian
yang tinggi akibat kecelakaan,bunuh diri,dan pembunuhan.
Fase Pubertas atau masa remaja awal adalah periode dimana perkembangan anak
dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual.Masa puber merupakan masa
kematangan alat seksual dan reproduksi disertai dengan perubahan dalam pertumbuhan
somatis dan perspwktif psikologi.Kata Pubertas diambil dari bahasa latin yang berarti
“usia kedewasaan”.Tahap pubertas meliputi:Tahap Prapuber,tahap ini bertumpang
tindih dengan satu atau dua tahun terakhir masa kanak-kanak pada saat anak dianggap
sebagai prapuber,bukan anak tetapi juga belum remaja.Dalam fase prabuper,seks
sekunder mulai mengalami perubahan-perubahan tapi organ reproduksinya belum
sepenuhnya berkembang.Kedua,tahap puber dimana terjadi garis pembagi antara masa
anak dan masa remaja.Pada perempuan ditandai dengan haid dan laki-laki ditandai
dengan mimpi basah.Ciri seks sekunder terus berkembang dan organ memproduksi
sel.Ketiga,tahap Pascapuber dimana tahap tumpang tindih dengan tahun pertama dan
kedua masa remaja.Ciri seks sekunder berkembang dengan baik dan berfungsi secara
matang.3
B.Faktor lingkungan yang Mempengaruhi Pubertas
Remaja sebenarnya adalah fase dimana peralihan masa anak-anak ke masa
remaja yang sedang mencari jati dirinya.Masa Remaja dimulai pada usia 12-18 tahun
atau awal usia dua puluhan.Fase ini anak diminta untuk menjadi produktif dan siap
untuk mengahadapi permasalahan besar.secara universal,tahap ini anak biasanya
memiliki emosi yang labil dan cenderung masih bersifat egois.Oleh sebab itu,ketika
anak sedang pada fase pubertas harus didukung dengan lingkungan yang baik untuk
perkembangan tersebut.
2 ibid.,
3 Elizabeth B. Hurlock,Psikologi Perkembangan (Jakarta:Erlangga,1993),hlm185.
7. 4
Emosi remaja yang masih labil dan masih mengedepankan sikap egoisnya
apabila tidak didukung dengan lingkungan yang tepat,akan menyebabkan
ketidaksempurnaan tahap pubertasnya.Pada dasarnya,remaja pada fase pubertas sedang
mencari jati dirinya.Sebagai contoh,apabila remaja berada dilingkungan keluarga yang
kurang harmonis menyebabkan remaja mengalami tekanan sehingga muncul dorongan
untuk melakukan penyimpangan.Anak pun terjerumus dalam dunia hitam,seperti
menjadi anak yang premantal,salah pergaulan sehingga masuk dalam seks
bebas,pembunuhan,dan narkoba.Untuk itu diperlukan lingkungan yang baik agar anak
menjadi pribadi yang baik pula,seperti jika anak bergaul dengan anak pondok maka
anak tersebut pun akan mengikuti.Waktu remajanya pun tidak sia-sia diisi dengan
perihal yang positif.
C.Bentuk Perkembangan Fisik,kognitif,Bahasa,Sosial,dan Seks pada Masa Puber
a.Perkembangan Fisik
Seseorang akan mengalami perkembangan fisik meliputi tinggi ataupun berat
badan yang sangat pesat pertumbuhannya pada fase remaja dikenal dengan growth
spurt.Tahap ini merupakan tahap pertama dari beberapa tahap perubahan yang
membawa perubahan pada fisik dan seksual.Pada usia 12 Tahun,tinggi badan rata-rata
remaja putra di AS sekitar 150 cm dan tinggi remaja putri sekitar 154 cm.Namun pada
usia 18 tahun,remaja putra memiliki tinggi sekitar 177 cm,remaja putri hanya sekitar
163 cm.Ketepatan pertumbuhan tertinggi remaja putri pada usia 11-12 tahun,sedangkan
pada remaja putra lebih lambat dua tahun.Pada masa pertumbuhan maksimum
ini,remaja putri bertambah tinggi sekitar 3 inci,sedangkan remaja putra bertambah lebi
dari 4 inci per tahunnya.(Marshall,dalam Seifert &Hoffnung,1987).4
Sama halnya dengan tinggi badan,pertumbuhan berat badan juga meningkat
pada masa remaja.Pertumbuhan berat lebih sulit diprediksi daripada pertumbuhan tinggi
badan,dan lebih dipengaruhi oleh diet,olahraga,dan pola hidup.Tubuh remaja putri pada
4 ibid.,hlm149.
8. 5
masa remaja lemak pada tubuh lebih banyak dibanding dengan remaja putra.Selama
masa pubertas,jumlah lemak pada tubuh remaja putra mengalami penurunan sekitar 18-
19 % menjadi 11 % dari bobot tubuh.Sementara,pada remaja putri mengalami
kenaikkan yang awalnya sekitar 21% menjadi sekitar 26-27 % (Sinclair,dalam Seifert
& Hoffnung,1987).
Pada masa ini,remaja mengalami perubahan fisik yang lebih awal dan cepat
berakhir daripada orang tuannya.Kecenderungan ini disebut trend secular.Trend Secular
terjadi karena tingkat kesehatan dan gizi,serta kondisi hidup yang lebih baik.Sebagai
bentuk contoh trend secular,pada abad-abad yang lalu,remaja putri mulai menstruasi
sekitar umur 15-17 tahun,sekarang sekitar 12-14 tahun.Pada tahun 1880,remaja putra
mencapai tinggi badan maksimum pada usia 23-24 tahun dan remaja putri pada usia 19-
20 tahun,sedangkan saat ini remaja putra mencapai tinggi maksimum usia 18-20 tahun
dan remaja putri usia 13-14 tahun.5
b.Perkembangan Kognitif
Mengacu pada Piaget,remaja memasuki level tertinggi perkembangan kognitif
pada tahap Operasi Formal ketika mereka mengembangkan kemapuan berpikir
abstrak.Perkembangan ini,yang biasa terjadi pada usia 11 tahun,memberi cara fleksibel
agar dapat mengolah data.Tidak terbatas oleh disini dan sekarang,mereka sudah dapat
mengetahui waktu historis dan ruang angkasa.Mereka berpikir dapat berpikir
menggunakan kerangka apa yang mungkin yang terjadi,bukan hanya apa yang
terjadi.Mereka dapat menguji dan menyusun hipotesa.Pikiran tahap ini fleksibel yang
tidak dimiliki pada tahap operasional konkret dan kemampuan berpikir abstrak memiliki
implikasi emosional.Salah satu bagian perkembangan kognitif yang masih ada dalam
diri remaja adalah masih bersikap egosentrisme.Bentuk cara berpikir egosentrik ialah
personalfable yang menganggap individu unik dan tidak terpengaruh hukum
alam.Kepercayaan ini mendorong perilaku merusak diri oleh remaja yang berpikir
dirinya terlindung dari bahaya secara magis.
5 ibid.,
9. 6
c.Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial pada masa remaja merupakan bentuk kebingungan
identitas dan fase ini merupakan pencarian jati diri dan perannya dalam bermasyarakat
serta ditandai dengan perkembangan fisik dan psikis remaja.6Sosialisasi anak mulai
meluas dan berkembang,mereka akan bersosialisasi dengan teman sebayanya,kemudian
mereka sampai melupakan orang tua karena lebih mementingkan pergaulan dengan
temannya sehingga menimbulkan pertentangan.Umumnya mereka belum bekerja dan
belum mampu mencukupi kebutuhannya sendiri.
d.Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa selalu berkaitan dengan kemampuan kognitifnya apabila
kemampuan kognitifnya baik dalam berbahasa pun sudah baik.Namun,apabila
kemapuan kognitif belum berkembang sempurna dan masih sederhana maka bahasa
yang digunakan pun sederhana.7Kemampuan berbahasa pada remaja biasanya
terpengaruh dengan lingkungan sebayanya yang lebih biasa menggunakan bahasa gaul.
e.Perkembangan Seksual
Pubertas adalah pada fase remaja awal dengan perkembangan kematangan fisik
dan seksual sepenuhnya.Pubertas ditandai dengan perubahan pada ciri seks primer dan
sekunder.Ciri seks sekunder memungkikan terjadinya reproduksi.Pada wanita,ditandai
pada perubahan vagina,uterus,tuba falopi,dan ovaries.Perubahan pada wanita ditandai
dengan menstruasi.Pada pria,perubahan terjadi pada penis,scrotum,testis,prostate
gland,dan seminal vesicles. Ditandai dengan peristiwa mimpi basah.Ciri seks sekunder
pada wanita meliputi perubahan ukuran buah dada,tumbuh rambut pada bagian
6 Novina Suprobo,Perkembangan Sosial Pada MasaAnak Akhir dan Remaja,dalam
https://novinasuprobo.wordpress.com/2008/06/18/perkembangan-sosial-pada-masa-anak-anak-akhir-
dan-remaja/,diakses pada 20 Maret2021.
7 Imam Malik,Perkembangan Bahasa Peserta Didik Usia Remaja,dalam
https://imammalik11.wordpress.com/2014/04/12/perkembangan-bahasa-peserta-didik-usia-
remaja/,diakses 20 Maret2021.
10. 7
tertentu,pinggul membesar,tekstur kulit.Pada pria meliputi dada lebih bidang,suara
membesar,tumbuh rambut pada bagian tertentu.8
D.Perkembangan Pada Remaja yang Sekolah dan Remaja yang Bekerja
Pada umumnya,remaja merupakan masa untuk mencari ilmu sebagai bentuk
pengembangan kognitif dan kemapuan sosialnya.Remaja yang bersekolah umumnya
masih memikirkan cita-citanya kelak,masih mencari kesenangan pribadi belum
memikirkan kehidupan ke depan,dan merupakan masa bergaul dengan teman
sebayanya.Namun, ada juga remaja yang memilih untuk bekerja.Penyebab remaja
memilih untuk bekerja antara lain faktor ekonomi yang terpaksa untuk putus sekolah
dan bekerja,Faktor psikologis yang dimana berhubungan dengan tingkat perkembangan
yang dicapai,ingin memiliki nafkah sendiri,dan keinginan untuk hidup mandiri.Adapun
faktor sosiologis dimana remaja yang berada pada strata sosial yang rendah kurang
minat untuk bersekolah.9
Remaja yang bekerja bersifat kurang pengetahuan dan kurang teoritis dibanding
dengan remaja yang bersekolah yang luas dalam pengetahuan.Remaja yang bekerja
dihadapkan dengan lingkungan pekerja yang dapat digolongkan sudah dewasa karena
telah menghasilkan nafkah dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.Pekerjaan
yang membutuhkan pendidikan formal menuntut proses belajar yang sesuai dengan arti
belajar dalam situasi bekerja.Sekolah sediri tidak dapat menjelaskan keseluruhan proses
pekerjaan ini.
E.Kedewasaan,Keadaan “Mondig”,dan Emansipasi Remaja
Definisi kedewasaan sebagai bentuk tahapan dalam perkembangan
(Wijngaarden,1963;Andriesen,1974) ditinjau dari beberapa segi tapi sebetulnya kurang
tepat.Dewasa dalam bahasa Belanda adalah “volwassen” vol artinya penuh dan wassen
artinya tumbuh. Jadi “volwassen” dapat diartikan sudah tumbuh dengan penuh atau
8 Andi Thahir,(2018)Psikologi Perkembangan...,hlm 150.
9 digilib.uin-suka.ac.id.
11. 8
selesai tumbuh.Jonkergouw (1971) mengemukakan bahwa dalam undang-undang
Nederland no. 42 terdapat batas-batas umur antara 14 dan 25 tahun yang sebagian
dimaksudkan untuk perlindungan para remaja terhadap masyarakat dan sebagian
sebagai perlindungan masyarakat terhadap para remaja. Dengan begitu maka istilah
kedewasaan lebih menunjuk pada suatu pengertian sosiologis daripada perkembangan
psikologisnya.10
Di Negara Indonesia batas kedewasaan usia 21 tahun,dengan ini,pada usia
tersebut remaja dianggap sudah dewasa dan sudah dianggap memiliki tanggung jawab
terhadap tindakan-tindakannya.Pada masa ini,remaja membebaskan dari proktesi orang
tuannya.Di Indonesia sikap ingin membebaskan dirinya dari generasi tua ini mungkin
masih disertai dengan rasa hormat dan menjaga distansi antara orang muda dan orang
tua sesuai dengan norma-norma yang dipercaya.
Sikap membebaskan diri dari generasi tua dalam bahasa Belanda dikenl dengan
isitilah “mondig”.Istilah “mondig” hanya dapat diterangkan bahwa dalam
perkembangan anak muda telah dicapai stadium yang membuat mereka berusaha untuk
mencari norma-norma sendiri, bersikap mandiri. Sifat khas perkembangan anak muda
dalam masa hidup ini paling baik dapat dilukiskan dengan istilah emansipasi.
Emansipasi ialah suatu tahapan, dalam tahapan itu individu selama berkembang dan
bersama-sama orang lain yang ada dalam keadaan yang sama belajar untuk
mengaktualisasi dirinya sebagai orang-orang yang di dalam kelompok itu
mendemonstrasikan individualitasnya sendiri. Proses emansipasi secara jelas menandai
perkembangan sebagai suatu proses perubahan yang fundamental.11
F.Hubungan Remaja dan Pekerjaan,Remaja dan Masyarakat
Dalam kondisi yang normal maka seseorang dapat memilih pekerjaan yang
disukainya.Ketika dihadapkan dengan kondisi banyaknya orang yang menganggur,maka
banyak pula orang yang mencari pekerjaan namun lapangan pekerjaan yang kalah
10 Pramono Sudibyo,dalam https://pramonosudibyo.wordpress.com,diakses 20 Maret2021.
11 ibid.,
12. 9
banding dengan pencari kerja. Pada anak-anak dan remaja unsur subjektifnya tadi masih
sangat menguasai hingga pilihannya tadi tidak bisa terlalu realistis.Ginzberg (1951)
telah membuat penataan dalam data mengenai proses pemilihan pekerjaan melaliu
teknik-teknik interview dalam penelitian longitudinal dan trasversal. Ia membedakan
adanya 3 periode :12
a.Periode fantasi sebelum umur 11 tahun.
Pada periode ini anak melakukan identifikasi dengan orang dewasa.Misalnya
anak kecil yang ingin menjadi jendral mengungkapkan sedikit banyak sifat wataknya
yang kel;ak ikut menentukan pekerjaannya.
b.Periode tentatif.
Disini ada konfrontasi antara berbagai macam perhatian, penelitian kecakapan
sendiri dan pendapat akan nilai-nilai dari pihak orang lain.
c.Periode realitas mulai kurang lebih 17 tahun.
Disini terjadi suatu pilihan yang definitif, timbul karena kompromi antara
pendekatan subjektif, yang timbul pada periode tentatif, dengan kemungkinan-
kemungkinan praktisnya.Menurut Wiegersma pemilihan yang “pasti” ditentukan oleh
sejumlah faktor esensial dan faktor kebetulan. Faktor esensial dibedakan antara faktor
yang memberikan batas dan yang memberikan arah. Faktor yang memberikan batas
menentukan batas kemampuan seseorang atas dasar potensi psikis dan fisik dan juga
atas dasar pembentukan dan bantuan yang dating dari lingkungan. Faktor yang
memberikan arah dan dorongan datang dari sejumlah faktor personal, sosiologis, sosial-
ekonomis, dan sifat watak seseorang.
12 ibid.,
13. 10
Pengaruh faktor kebetulan kebanyakan adalah kejadian insidental dalam hidup
seseorang yang dapat menentukan batas kemungkinan seseorang memperoleh pekerjaan
ataupun memberikan arahnya. Kekompleksan keseluruhan faktor-faktor ini
menyebabkan anak muda membutuhkan nasehat dan bimbingan dalam memilih suatu
pekerjaan.
Remaja dalam Masyarakat
Hubungan seseorang dengan masyarakat menjadi semakin penting pada masa
remaja. Khususnya dalam proses emansipasi perlu ada tinjauan bagaimana hubungan
remaja dengan masyarakatnya. Dalam mendidik remaja perlu diarahkan kepada hal-hal
yang baik untuk menjaga keselarasan antara individu dan masyarakat. Hal ini sering
menimbulkan bahan konflik karena remaja mempunyai ideal dan cita-cita sendiri yang
tidak ditemukan dalam masyarakat. Dalam hal ini remaja akan mengalami pertentangan
antara apa yang diidam-idamkan dengan kenyataan yang ada.
Pertentangan antara remaja dan masyarakat ini menurut Mollenhauer ada 6
macam yaitu :13
a.Pertentangan antara integrasi dan partisipasi kritis.
b.Pertentangan antara kesempatan dan usaha kea rah peningkatan status sosial.
c.Pertentangan antara sugesti mengenai kehidupan yang serba enak dengan kenyataan
yang ada (masih tergantung dengan orang tua).
d.Pertentangan antara perhatian mengenai faktor ekonomi dan pembentukan
kepribadian.
e.Pertentangan antara fungsi politis dalam pembentukan kepribadian dengan sifat
sebenarnya yang tidak politis.
G. Perkembangan Moralitas,Sikap Pendirian dan Sikap Pandangan Hidup pada Remaja
13 ibid.,
14. 11
Menurut Further menganggap bahwa “kehidupan moral” ialah permasalahan
yang pokok dalam masa remaja. Oleh karen itu,diperlukan peninjauan perkembangan
moralitas mulai dari individu berada di dunia untuk dapat mengerti.Dalam tingkatan nol
anak menganggap baik apa yang sesuai dengan permintaan dan keinginannya.
Tingkatan ini bersamaan dengan stadium sensori-motorik dalam perkembangan
intelegensi.Apabila anak sudah melaksanakan tingkatan kedua menganggap baik atau
buruk dengan dasar akibat yang ditimbulkan oleh suatu tingkah laku atau hukuman.
Tingkat perkembangan sosial-kognitif pada seorang remaja adalah sebagai berikut :14
a.Tingkat egosentris, anak belum bisa membedakan antara perspektif orang lain.
b.Tingkat subjektif, anak sekarang sadar bahwa ada perspektif dari orang lain.
c.Tingkat refleksi diri, sekarang ada perspektif yang menyebelah atau yang tidak timbal
balik pada anak.
d.Tingkat koordinasi perspektif,dalam tingkatan ini anak mulai mengerti suatu situasi-
interaksi dari sudut pandang orang ketiga yang netral.Sifat netral dari koordinasi
perspektif adalah bahwa anak seakan-akan mendapatkan diri diluar dirinya sendiri dan
melihat interaksinya antara dirinya sendiri dan orang lain dan sudut posisi orang ketiga
dan dari posisi itu dapat menemukan hubungan yang timbal balik antara berbagai
perspektif.
Menurut Kohlberg kebanyakan orang tidak mencapai tingkat post-konvensional
atau terlambat mencapainya yang dapat disebabkan oleh pengaruh kultur atau sub-kultur
dan juga dipengaruhi oleh pendidikan moral. Van der Ven (1985) membedakan antara
pendidikan nilai-nilai melalui pemilihan bebas remaja, dan komunikasi nilai yang sesuai
14 ibid.,
15. 12
dengan pendapat Habermas, berarti bahwa para remaja dibimbing untuk dating pada
pilihan sendiri melalui komunikasi rasional dan argumentasi.15
Pembahasan selanjutnya mengenai sikap pendirian dan pandangan hidup
remaja.Mengembangkan suatu pandangan hidup sebagai suatu kesatuan nilai yang
integral (Krathwohl, 1964) adalah satu hasil yang dicapai oprang dewasa, karena hal ini
memungkinkan seseorang untuk menempatkan semua kejadian, kebenaran, dan nilai-
nilai dalam satu sudut pandangan tertentu yang mencakup segalanya.
Menurut Pruser (1972) maka perasaan aman sebagai perasaan religious yang
dapat menyebabkan orang justru mengingkari religi. Pruser mengatakan mengenai
kemurtatan irrasional sebagai : “Nampaknya orang lebih cenderung untuk mencari
hiburan,ketenangan dan pemenuhan langsung kebutuhan kanak-kanak akan keamanan
,kehangatan dan ketetapan dari pada mencari pembaruan religi atau suatu cara baru
yang kreatif untuk menghubungkan religi dengan tuntutan-tuntutan dunia
modern.dalam hubungan ini timbullah pertanyaan apakah dalam masa remaja juga
terjadi semacam kesadaran beragama.biasanya orang beragama,karena orang tuanya
beragama atau menirukan orang tuanya beragama.Allen dan Spika mengusulkan suatu
perbedaan antara “consensual religion”dan “committed religion”sebagai dua macam
religius yang berbeda satu sama lain dalam 5 macam factor,yaitu : isi , kejelasan ,
kompleksitas , fleksibilitas, dan sifat penting atau tidaknya.
Dengan demikian “ consensual “dan “commited religion”yang diteliti oleh
Allen dan Spika, menurut Fortmann berbeda dlam hal :16
a.Isi : berakar pada dasar-dasr yang abstrak lawan sifat yang konkrit dan pragmatis.
b.Kejelasan : jawaban-jawaban yang jelas , terang lawan jawaban-jawaban yang tidak
jelas dan bersifat rutin.
15 ibid.,
16 ibid.,
16. 13
c.Kompleksitas : jawaban-jawaban yang kaya dan terdiferensial lawan yang sederhana
berpangkal pada pertentangan-pertentangan yang radikal.
d.Fleksibilitas : terbuka lawan tertutup bagi pendapat orang lain.
e.Penting : soal minat pribadi lawan bukan minat pribadi,meskipun dianggap penting
karena tradisi.
Religi “consensual” yang lebih bersifat konvensional kurang menarik bagi anak-
anak muda.beberapa penelitian menyatakan bahwa kaum muda jaman sekarang (
amerika) lebih menitikberatkan pada keTuhanan yang bersifat pribadi daripada ke
Tuhanan yang dilembagakan ,dibanding dengan generasi yang lebih tua.Menurut
Rumke (1949)maka perkembangan ke Tuhanan yang sehat berlangsung melalui
beberapa stadium. Stadium Yang tertinggi adalah penyeraha diri pada Tuhan sebagai
dasar dan tujuan pokok kehidupan.17
H.Tugas Perkembangan Masa Remaja
Tugas-tugas Perkembangan Remaja merupakan sikap dan perilaku dirinya
sendiri dalam menyikapi lingkungan sekitar.Perubahan pada fisik maupun
psikologisnya mendorong anak agar dapat beradaptasi dengan lingkungan dan tantangan
kehidupan yang ada didepannya.Tugas perkembangan remaja disertai dengan
berkembangnya kapasitas intelekual,stres,dan harapan baru yang dialaminya membuat
mudah mengalami kegangguan.Stres,kesedihan,kecemasan,kesepian,dan keraguan pada
dirinya membuat remaja terdorong untuk melakukan kenakalan.Menurut Karl C.
Garrison membagi 6 kelompok tugas perkembangan yang berbeda,yaitu:18
a.Menerima keadaan jasmani
b.Memperoleh hubungan baru lebih matang dengan teman sebaya lawan jenis
c.Menerima keadaan dan melaksakan pembelajaran kehidupan sesuai gender
17 ibid.,
18 https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/resource/view.php?id=68636
17. 14
d.Mendapat kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
e.Mendapat kesanggupan berdiri sendiri dalam hal yang berkaitan dengan masalah
ekonomi
f.Memperoleh nilai dan falsafah hidup
I.Strategi Guru dalam Pembelajaran Anak SMA/SMK/MA
Dewasa ini terdengar kabar mengenai mutu pendidikan,mutunya yang
menurun,entah sistem pendidikannya,entah hasilnya.Agar kita lebih memahami
mengenai sub yang akan dibahas,terlebih dahulu kita mengetahui arti dan tujuan
pendidikan.Pendidikan ialah usaha yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku yang
sedemikian rupa sehingga menjadi tingkah laku yang diinginkan.19Setiap anak harus
mengalami dan menjalani tahapan perubahan yang cukup lama,sebelum ia hidup dalam
lingkungan masyarakat.Kita lihat anak yang baru lahir masih bergantung pada orang
lain.Tingkah lakunya yang awalnya terdiri dari gerakan yang tidak berarti diubah
menjadi berarti.Maka diperlukan pendidikan.Tujuan pendidikan sebenarnya untuk
mendidik anak agar anak mengalami masa bahagia.Anak di didik juga untuk
mengembangkan kemampuan intelektualnya.Mutu siswa tergantung pada pendidiknya.
Strategi yang bisa dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran khususnya
pada jenjang SMA/SMK/MA,meliputi kedisiplinan guru dalam mendidik
muridnya.Dengan strategi ini siswa akan terbentuk jiwa kedisiplinan,yang diawali
disiplin dalam pengumpulan tugas,cara berpakaian dan lainnya.Kemudian,dalam
pembelajaran guru diharapkan dapat menjadi pelawak.Bukan berarti menjadi pelawak
tetapi dalam pembelajaran suasana kelas harus ceria,dibumbui lelucon agar kelas tidak
tegang.Lalu,guru juga dapat sebagai teman,yang mana dapat menerima problematik
yang dialami siswa dan memberikan solusi.
19 Lilik Wahyu Utomo,Pengantar Psikologi Perkembangan (Purworejo:Universitas Muhammadiyah
Purworejo,2016),hlm149.
18. 15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Remaja adalah masa peralihan dari anak menuju dewasa meliputi perubahan
fisik,sosial-emosional,dan kognitifnya.Masa remaja diawali umur 11-12 tahun sampai
tahap remaja akhir atau umur dua puluhan.Lingkungan sangat mempengaruhi
perkembangan masa puber.Apabila anak berada pada lingkungan yang kondusif maka
akan tercipta kepribadian yang baik,juga sebaliknya.Perkembangan pada fase
remaja,meliputi perkembangan fisik,seks,bahasa,serta sosial.
19. 16
DAFTAR PUSTAKA
Andi Thahir,Psikologi Perkembangan.2018
Hurlock,Elizabeth B.,Psikologi Perkembangan,Jakarta:Erlangga,1993.
Wahyu Utomo,Lilik,Pengantar Psikologi Perkmebangan,Purworejo:Universitas Muhammadiyah
Purworejo,2016.
INTERNET
Novina Suprobo,Perkembangan Sosial Pada Masa Anak Akhir dan Remaja,dalam
https://novinasuprobo.wordpress.com/2008/06/18/perkembangan-sosial-pada-masa-anak-anak-akhir-dan-
remaja/,diakses pada 20 Maret 2021.
Imam Malik,Perkembangan Bahasa Peserta Didik Usia Remaja,dalam
https://imammalik11.wordpress.com/2014/04/12/perkembangan-bahasa-peserta-didik-usia-
remaja/,diakses 20 Maret 2021.
digilib.uin-suka.ac.id.
Pramono Sudibyo,dalam https://pramonosudibyo.wordpress.com,diakses 20 Maret 2021.
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/resource/view.php?id=68636