1. I.
PENDAHULUAN
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling ber interaksi satu sama lain.
Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum
maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia. Seperti apa saja masa lansia?
Mari kita pelajari bersama dengan melampirkan sup bab dibawah ini.
II.
RUMUSAN MASALAH
A. Apa artinya usia lanjut ?
B. Apa saja ciri-ciri usia lanjut?
C. Bagaimana penyesuaian diri terhadap fisik bagi lansia?
D. Apa pengaruh di masa lansia terhadap psikologi?
III.
PEMBAHASAN
A. Pngertian usia lanjut
Usia tua adalah periade penutupan dalam rentang hidup seseorang,
yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu
yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.
Bila seseorang yang sudah beranjak jauh dari periode hidupnya yang terdahulu, ia
sering melihat masa lalunya.1
Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang
ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin
menurun.Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya
penuurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu
sama lain.
1
380.
Elisabet Hurlock, B, psikologi perkembangan, (edisi kelima), Jakarta:erlangga 1993 hal
2. B. Ciri-ciri usia lanjut.
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Seperti yang telah di katakana berulang-ulang orang tidak pernah
bersifat statis. Karna itu orang sering berubah secara konstan. Selama
bagian awal dari khidupan perubahan itu bersifat evulusional dalam
arti orang slalu menuju kepada kedewasaan dan keberfungsian.
Sebaliknya pada bagian selanjutnya, mereka tidak evulusional lagi,
yang mencabut reggresi kepada tahap awal. Perubahan- perubahan ini
sesuai dengan kodrat manusia yang pada umumnya terkenal dengan
istilah “menua” perubahan-perubahan tersebut mempengaruhi struktu
baik-fisik maupun mentalnya dan keberfungsianya juga.
2. Usia tua di nilai dengan kreteria yang berbeda.
Karna usia tua tersendiri kabur dan tidak jelas dan tidak dapat di batasi
pada ank muda, maka oang cenderung menilai tua itu dalam hal
penampilan dan kegiatan fisik. Bagi usia tua, anak-anak adalah lebih
kecil dibandingkan dengan orang dewasa dan harus dirawat, sedang
orang dewasa sudah besar dan dapat merawat diri sendiri. Orang tua
mempunya rambut putih dan tidak lama lagi berhenti dari pekerjaan
sehari-hari.
3. Sikap social terhadap usia lanjut.
Pendapat klise tentang usia lanjut mempunyai pengaruh yang besar
tehadap sikap social baik terhadap usia lanjut maupun terhdaporang
berusia lanjut. Dan karna pendapatnya klise tidak menyenangkan,
maka sikap social tampaknya tidak menyenangkan seperti yng telah di
terangkan Bernet, “adalah sulit untuk mengungkapkan usia lanjut atau
sulit juga menyuguhka daya tarik seksual” dalam kondisi demikian.
4. Menua membutuhkan perubahan peran.
Dalam kebudayaan amaerika. Dimana efisiensi, kekuatn kecepatan dan
kemenarikan bentuk fisik sangat di hargai, mengakibatkan orang
berusia lanjut sering di anggap tidak ada gunaya lagi. Karna mereka
tidak dapat bersaing dengan usia muda lagi dalam berbagai bidang
3. tertentu. Dimana kreteria nilai sangat di perlukan, dan sikap social
terhadap mereka tidak menyenangkan.
5. Keinginan menjadi muda lagi.
Setatus kelompok minoritas yang di kenakan pada usia lanjut secara
alami telah membangkitkan keinginan untuk tetap muda selama
mungkin dan ingin dim permuda selama tanda-tanda menua tampak.
Berbagai cara kuno, obat yang termanjur untuk segala penyakit zat
kimia tukang sihir dan ilmu ghaib di gunakan untuk mencapau tujuan
tersebut
2
C. Penyesuaian fisik.
1. Perubahan penampilan.
Bischof mengatakn bahwa menua “berarti peraliahan dari kacamata
bifocal ke trifocal, dan dari gigi palsu ke kematian” pendpat semacam ini
menyarankan bahwa kebanyakan tanda-tanda yang paling jelas dari usia
lanjut adalah perubahan pada wajah. Bahkan walaupun wanita
menggunakan kosmetik untuk menutupi tanda-tanda ketuaan tetepi selalu
banyak aspek yang tidak dapat di tutupinya.misalnya perubahan yang
terjadi pada bagian bagian tubuh lainya.
2. Perubahan bagian dalam tubuh.
Walaupun perubahan didalam tubuh (parubahan internal) tidak dapat di
amati seperti di bagian luar namun perubahan tersebut juga jelas terjadi
dan menyebar ke seluruh organ bagian dalam juga. Perubahan yang terjadi
kerangka tubuh (skeleton) di akibatkan dari mengerasnya tulang-tulang.
Menumpuknya garam mineral dan modifikasi pada susunan organ tulang
bagian dalam. Akibatnya tulang menggempur dan mudah retak. Atau
patah. Dan sembuhnyapun lambat sesuai dengan bertambahnya usia.
3. Perubahan panca indra.
Pada uia lanjut fungsi seluruh organ pengindran kurang mempunyai
sensitivitas dan evisiensi kerja di bandingkan yang di miliki orang yang
2
Ibid Elisabet Hurlock, B, psikologi perkembangan, (edisi kelima), hal 385
4. lebih muda.bagaimanapun juga karna dalam banyak kasus perubahan indra
berlangsung secara lambat dan bertahap, maka setiap individu mempunyai
kesempatan untuk melakukan penyesuaina terhadap perubahan tesebut.
Lebih lanjut pemakaian kacamata dan alat bantu untuk mendengar hamper
secara sempurna dapat mengatasi kerusakan indra melihat atau kehilangan
pendengaran.
D. Pengaruh psikologi.
Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap psikologi lansia. Faktorfaktor tersebut hendaklah disikapi secara bijak sehingga para lansia dapat
menikmati hari tua mereka dengan bahagia. Adapun beberapa faktor yang dihadapi
para lansia yang sangat mempengaruhi kesehatan jiwa mereka adalah sebagai
berikut:
1. Penurunan Kondisi Fisik
Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi
adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology),
misalnya tenaga berkurang, enerji menurun, kulit makin keriput, gigi makin
rontok, tulang makin rapuh, dsb. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah
memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini semua
dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologik maupun
sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan
kepada orang lain.
2. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali
berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti : Gangguan jantung,
gangguan metabolisme, misal diabetes millitus, vaginitis, baru selesai operasi :
misalnya prostatektomi, kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna
atau nafsu makan sangat kurang, penggunaan obat-obat tertentu, seperti
antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer.
5. 3. Perubahan Aspek Psikososial
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami
penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses
belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga
menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi
psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan
kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia
menjadi kurang cekatan.
Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga
mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan
kepribadian lansia. Beberapa perubahan tersebut dapat dibedakan berdasarkan 5
tipe kepribadian lansia sebagai berikut:
1. Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy), biasanya tipe ini
tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
2. Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada
kecenderungan mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia
tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
3. Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy), pada tipe ini biasanya
sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu
harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup
meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi
jika tidak segera bangkit dari kedukaannya.
4. Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah
memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak
keinginan yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga
menyebabkan kondisi ekonominya menjadi morat-marit.
5. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy), pada lansia tipe ini
umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain
atau cenderung membuat susah dirinya.
4. Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan
6. Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun
tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan
hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun
sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran,
kegiatan, status dan harga diri. Reaksi setelah orang memasuki masa pensiun lebih
tergantung dari model kepribadiannya seperti yang telah diuraikan pada point tiga
di atas.
Bagaimana menyiasati pensiun agar tidak merupakan beban mental
setelah lansia? Jawabannya sangat tergantung pada sikap mental individu dalam
menghadapi masa pensiun. Dalam kenyataan ada menerima, ada yang takut
kehilangan, ada yang merasa senang memiliki jaminan hari tua dan ada juga yang
seolah-olah acuh terhadap pensiun (pasrah). Masing-masing sikap tersebut
sebenarnya punya dampak bagi masing-masing individu, baik positif maupun
negatif. Dampak positif lebih menenteramkan diri lansia dan dampak negatif akan
mengganggu kesejahteraan hidup lansia. Agar pensiun lebih berdampak positif
sebaiknya ada masa persiapan pensiun yang benar-benar diisi dengan kegiatankegiatan untuk mempersiapkan diri, bukan hanya diberi waktu untuk masuk kerja
atau tidak dengan memperoleh gaji penuh.3
.
5. Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat
Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak
fisik dan sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan
pada lansia. Misalnya badannya menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang,
penglihatan kabur dan sebagainya sehingga sering menimbulkan keterasingan.
Hal itu sebaiknya dicegah dengan selalu mengajak mereka melakukan aktivitas,
selama yang bersangkutan masih sanggup, agar tidak merasa terasing atau
diasingkan. Karena jika keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk
berkomunikasi dengan orang lain dan kdang-kadang terus muncul perilaku regresi
seperti mudah menangis, mengurung diri, mengumpulkan barang-barang tak
3
Psikologi Lansia | belajarpsikologi.com
7. berguna serta merengek-rengek dan menangis bila ketemu orang lain sehingga
perilakunya seperti anak kecil.
Dalam menghadapi berbagai permasalahan di atas pada umumnya
lansia yang memiliki keluarga bagi orang-orang kita (budaya ketimuran) masih
sangat beruntung karena anggota keluarga seperti anak, cucu, cicit, sanak saudara
bahkan kerabat umumnya ikut membantu memelihara dengan penuh kesabaran
dan pengorbanan. Namun bagi mereka yang tidak punya keluarga atau sanak
saudara karena hidup membujang, atau punya pasangan hidup namun tidak punya
anak dan pasangannya sudah meninggal, apalagi hidup dalam perantauan sendiri,
seringkali menjadi terlantar.
IV.
KESIMPULAN
Usia tua adalah periade penutupan dalam rentang hidup seseorang, yaitu
suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang
lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Bila
seseorang yang sudah beranjak jauh dari periode hidupnya yang terdahulu, ia
sering melihat masa lalunya.
1). Ciri-ciri usia lanjut.
a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
b. Usia tua di nilai dengan kreteria yang berbeda.
c. Sikap social terhadap usia lanjut
d. Menua membutuhkan perubahan peran.
e. Keinginan menjadi muda lagi.
2). Penyesuaian fisik.
a) Perubahan penampilan
b) Perubahan bagian dalam tubuh.
c) Perubahan panca indra.
3). Pengaruh psikologi.
a. Penurunan Kondisi Fisik.
b. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual.
c.
Perubahan Aspek Psikososial.
8. d. Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan.
e. Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat
a. PENUTUP
Demikianlah makalah psikologi perkembangan mengenai masa lansia
dapat bermanfaat bagi kita semua olehkarnyan semoga jika nanti kita sudah
mencapai masa tua ini kita lebih bisa berhati-hati dan dapat mengambil pelajaran
dari apa yang kita bahas pada hari ini amin.
9. DAFTAR PUSTAKA
Diane, papalia E dkk, human Developmen (psikologi
perkembangan) Jakarta: kencana prenada mediaGrup. 2008
Hurlock, Elisabet B, psikologi perkembangan, (edisi kelima), Jakarta:erlangga
1993
Psikologi Lansia | belajarpsikologi.com