SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Nama : Salsabila Azzahra
Nim : 1911102415112
Prodi : S1 Farmasi
Semester/Kelas: 1/G
TUGAS FARMAKOLOGI
1.Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI nomor 917/Menkes/Per/X/1999 yang kini telah
diperbaiki dengan Permenkes RI nomor 949/Menkes/Per/2000, penggolongan obat berdasarkan
keamanannya terdiri dari: obat bebas, bebas terbatas, wajib apotek, keras, psikotropik, dan
narkotik.
A.Obat wajib apotek
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di apotek tanpa
resep dokter. Pada penyerahan obat wajib apotek ini oleh apoteker terdapat kewajibankewajiban
sebagai berikut: memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat perpasien yang disebutkan
dalam obat wajib apotek yang bersangkutan, membuat catatan pasien serta obat yang diserahkan,
dan memberikan informasi mengenai dosis dan aturan pakai, kontra indikasi, efek samping, dan
lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien. Contoh analgetik yang termasuk dalam obat wajib
apotek adalah: antalgin dan asam mefenamat.
(Ariastuti, 2011)
Contoh Asma yang termasuk dalam obat wajib apotek adalah : salbutamol, terbutalin
Mekanisme Kerja Obat Analgesik dan Asma
a.Analgesik
Mekanisme analgesik di dalam tubuh yaitu dengan cara menghalangi pembentukan
rangsang dalam reseptor nyeri, saraf sensoris, dan sistem syaraf pusat (Arif, 2010). Analgesik
yang termasuk dalam golongan AINS bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase
yang akan mengubah asamMekanisme analgesik di dalam tubuh yaitu dengan cara menghalangi
pembentukan rangsang dalam reseptor nyeri, saraf sensoris, dan sistem syarafpusat
(Arif, 2010).
Analgesik yang termasuk dalam golongan AINS bekerja dengan cara menghambat enzim
siklooksigenase yang akan mengubah asam arakidonat menjadi prostaglandin di mana
prostaglandin adalah mediator nyeri, sedangkan analgesik golongan opioid bekerja di sentral
menempati reseptor di kornu dorsalis medulla spinalis yang menjaga pelepasan transmiter dan
rangsang nyeri sehingga terjadi penghambatan rasa nyeri (Ganiswarna dkk, 1995)
b. Asma
Mekanisme kerja dari obat ini adalah melalui stimulasi reseptor ß2 yang banyak terdapat di
trachea (batang tenggorok) dan bronchi, yang menyebabkan aktivasi dari suatu enzim di bagian
dalam membran (adenilsiklase). Enzim ini memperkuat pengubahan adenosinetrifosfat (ATP)
yang kaya energi menjadi cyclic-adenosine-monophospate (cAMP) dengan pembebasan energi
yang digunakan untuk proses-proses dalam sel
(Tjay dan Rahardja, 2007).
B.Obat Keras
Obat Keras Obat keras merupakan jenis obat berkhasiat keras, yang untuk memperolehnya harus
dengan menggunakan resep dokter. Biasanya obat jenis ini ditandai dengan lingkaran merah
bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf “K” di dalamnya, seperti dalam gambar berikut.
Penandaan:
Obat Keras dalam hal ini terdiri dari beberapa jenis obat, antara lain :
a. Daftar G atau obat keras, seperti antibiotik, antihipertensi, antidiabetes, dan lain
sebagainya.
b. Daftar O atau obat bius/anestesi, sejenis golongan obat narkotika.
c. OKT (Obat Keras Tertentu) atau psikotropika, seperti obat sakit jiwa, obat penenang,
obat tidur dan lain sebagainya.
d. OWA (Obat Wajib Apotek) juga dikategorikan sebagai obat keras yang bisa dibeli
dengan menggunakan resep dokter. Tetapi berbeda dengan jenis obat keras lainnya,
OWA juga bisa dibeli dengan takaran tertentu tanpa harus menggunakan resep dari
dokter, seperti obat asma, pil anti hamil, antihistamin, beberapa obat kulit tertentu, dan
lain sebagainya.
Mekanisme Kerja Penisilin dan Antihipertensi
a.Penisilin
Penisilin mempunyai mekanisme kerja dengan cara mempengaruhi langkah akhir sintesis
dinding sel bakteri (transpepetidase atau ikatan silang), sehingga membran kurang stabil secara
osmotik. Lisis sel dapat terjadi, sehingga penisilin disebut bakterisida. Keberhasilan penisilin
menyebabkan kematian sel berkaitan denganukurannya, hanya defektif terhadap organisme yang
tumbuh secara cepat dan mensintesis peptidoglikan dinding sel
(Mycek et al., 2001).
b.Antihipertensi
Penghambat Adrenoreseptor β ( β -Bloker) Mekanisme kerjanya antara lain: (1) penurunan
frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard sehingga menurunkan curah jantung, (2)
hambatan sekresi renin di sel-sel jukstaglomeruler ginjal dengan akibat penurunan produksi
angiotensin II; (3) efek sentral yang mempengaruhi aktivitas saraf simpatis, perubahan pada
sensitifitas baroreseptor penurunan tekanan darah oleh β -bloker per oral berlangsung lambat
yaitu terlihat dalam 24 jam sampai 1 minggu
(Gunawan et al., 2007).
C.Psikotropika
Psikotropika merupakan sejenis zat atau obat alamiah atau sintesis, bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang mengakibatkan
timbulnya perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika dibagi menjadi empat
golongan, Psikotropika golongan I, golongan II, Golongan III dan Psikotropika golongan IV
Contoh : Diazepam, Phenobarbital.
(Dewi dkk, 2019)
Golongan I : yaitu psikotropika yang di pergunakan untuk pengembangn ilmu pengetahuan
dan tidak dipergunakan untuk terapi dan memiliki sindrom ketergantungan kuat, contoh: Extasi
Golongan II : yaitu psikotropika yang dipergunakakn untuk pengobatan dan dapat digunakan
sebagai terapi serta untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan memiliki sindrom
ketergantungan kuat, contoh : Amphetamine
Golongan III : yaitu psikotropika yang digunakan sebagai obat dan banyak digunakan sebagai
terapi serta untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan memiliki sindrom ketrgantungan
sedang, contoh : Phenobarbital
Golongan IV : yaitu psikotropika yang dipergunakan sebagai pengobatan dan dan banyak
dipergunakan untuk terapi serta digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
memilikisindroma ketergantungan ringan, contoh : Diazepem, Nitrazepam
(Anonim, 2019)
Mekanisme Kerja Diazepam dan Phenobarbital
a. Diazepam
Diazepam memberikan pengaruh pada sistem syaraf pusat, yaitu menekan kerja sistem
syaraf pusat,sehingga terjadi penurunan kerja dari sistem syaraf. Pemberian diazepam secara oral
akan melewati saluran pencernaan, hepar dan ren. Jalur distribusi diazepam dalam tubuh diawali
dengan proses absorbsi oleh intestinum. Penyerapan oleh intestinum terjadi secara cepat karena
diazepam mempunyai tingkat kelarutan yang tinggi dalam lipid
(Katzung, 2002).
b.Fenobarbital
Fenobarbital dan obat golongan barbiturat lainya bekerja dengan mempengaruhi reseptor
GABA, resptor GABA yang dipengaruhi barbiturat adalah subtipe A (GABAA) dan B
(GABAB). Barbiturat akan memperpanjang pembukaan kanal ion klorida pada reseptor GABA,
yang akan mengakibatkan keadaan hiperpolariasi menjadi lebih panjang sehingga terjadi
peningkatan proses inhibisi. Barbiturat dapat mengurangi depolarisasi pada reseptor glutamat.
Pada dosis tinggi barbiturat dapat bersifat GABA mimetik, sehinga dapat mengaktfikan reseptor
GABA tanpa adanya GABA
(Katzung dan Masters 2012).
D.Narkotika
Narkotika merupakan sejenis obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis, yang keberadaannya bisa mengakibatkan terjadinya penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi hingga menghilangkan secara total rasa
nyeri. Selain itu narkotika juga bisa mangakibatkan timbulnyaketergantungan pemakai terhadap
keberadaan obat tersebut. Obat golongan ini pada kemasannya ditandai dengan lingkaran yang
didalamnya terdapat gambar palang merah, berwarna merah.
Penandaan:
Contoh : Morfin, Petidin
(Dewi dkk, 2019)
Narkotika terdiri dari tiga golongan, yaitu :
Golongan I : Narkotika yang hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan
tidak dipergunakan untuk terapi, serta memiliki potensi ketergantungan sangat tinggi, contohnya:
Cocain, Ganja, dan Heroin
Golongan II : Narkotika yang dipergunakan sebagai obat, penggunaan sebagai terapi, atau
dengan tujuan pengebangan ilmu pengetahuan, serta memiliki potensi ketergantungan sangat
tinggi, contohnya : Morfin, Petidin
Golongan III : Narkotika yang digunakan sebagai obat dan penggunaannya banyak
dipergunakan untuk terapi, serta dipergunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
memiliki potensi ketergantungan ringan, contoh: Codein
(Anonim, 2019)
Mekanisme Kerja Morfin dan Petidin
a.Morfin
Meningkatkan ambang rangsang nyeri
Mempengaruhi emosi : merubah reaksi yang timbul di kortek cerebri dithalamus
Memudahkan tidur : ambang rangsang meningkat (nyeri)
(Pratama, 2018)
b.Petidin
Mekanisme kerjanya adalah melalui blokade pada reseptor NMDA sehingga mengurangi
norepinefrin dan juga 5- hydroxytryptamine (5-HT), keduanya memiliki peranan dalam kontrol
termoregulasi. Suatu antagonis reseptor NMDA akan memodulasi termoregulasi pada area
preoptik hipotalamus anterior dan juga locus coeruleus. Mekanisme lain adalah dengan modulasi
reseptor NMDA pada tanduk dorsal dari medula spinalis yang memengaruhi transmisi nosiseptif
asenden.Obat ini tidak hanya memiliki efek sentral, tetapi juga memiliki efek relaksasi otot
ringan sehingga secara simultan akan mengurangi beratnya menggigil.
(Gunadi, 2015)
2. Obat Salmeterol dan (Tabri dkk, 2010) Obat Bronkodilator (Yuliana dkk, 2017)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. Narkoba/Napza. https://rs.unud.ac.id/narkoba-napza/. Diakses pada 8
Maret 2020.
Ariastuti, R. 2011. Profil Swamedikasi dan Hubungan antara Tingkat Pengetahuan
dengan Swamedikasi Nyeri Kepala pada Masyarakat di Kecamatan Banyudono Kabupaten
Boyolali. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Arif, M., 2010. Penggolongan Obat. 10th , Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
9-10.
Dewi, A., Wardaniati, I., Pratiwi, D., Valzon, M. 2019. Sosialisasi Gerakan Masyarakat
Cerdas menggunakan Obat di Desa Kumain Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Multidisiplin. 3(1)
Ganiswarna G., Sulistia. 1995. Farmakologi dan Terapi. 4 th, , Jakarta: Bagian
Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 467-481.
Gunawan, Sulistia Gan. Setiabudy, Rianto. Nafrialdi. Elysabeth. 2007. Farmakologi dan
Terapi Edisi 5. Jakarta: FKUI.
Gunadi, M., Fuadi, I., Bisri, T. 2015. Perbandingan Efek Pencegahan Magnesium Sulfat
dengan Petidin Intravena terhadap Kejadian Menggigil Selama Operasi Reseksi Prostat
Transuretra dengan Anestesi Spinal. Jurnal Anestesi Perioperatif. 3(3).
Katzung BG, Masters SB, Trevor, AJ. 2012. Basic & clinical pharmacology.
Katzung, B.G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 8. Penerbit Salemba Medika,
Jakarta.
Pratama, D. 2018. Mekanisme Kerja Dari Morfin.
https://www.scribd.com/document/380864982/Mekanisme-Kerja-Dari-Morfin. diakses pada
tanggal 8 Maret 2020.
Mycek, Mary. J., R.A. Harvey, dan P.C. Champe. 1997. Lippincott’s Illustrated Reviews
: Pharmacology. 2nd ed. Lippincott-Raven Publishers. USA. Terjemahan A. Agoes. 2001.
Farmakologi : Ulasan Bergambar. Edisi Kedua. Widya Medika. Jakarta.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam, 262, 269-271, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta
Tabri, N., Supriyadi, M., Yunus, F., Wiyono, W. 2010. The Efficacy of Combination of
Inhalation Salmeterol and Fluticasone Compare with Budesonide Inhalation to Control Moderate
Persistent Asthma by The Use of Asthma Control Test as Evaluation Tool. J Respir Indo. 30(3)
Yuliana, A dan Agustina, S. 2017. Terapi Nebulizer Mengurangi Sesak Nafas pada
Serangan Asma Bronkiale di Ruang IGD RSUD dr. Loekmono Hadikudus. Jurnal Profesi
Keperawatan. 4(1)

More Related Content

What's hot

Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologi
Nursing Crib
 
Analgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiAnalgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesi
Nunung Ayu Novi
 
Antimik efek samping_obat
Antimik efek samping_obatAntimik efek samping_obat
Antimik efek samping_obat
Poltekes TNI AU
 

What's hot (20)

Percobaan
Percobaan Percobaan
Percobaan
 
Yang Perlu Anda Ketahui tentang PTRM (Program Terapi Rumatan Metadon)
Yang Perlu Anda Ketahui tentang PTRM (Program Terapi Rumatan Metadon)Yang Perlu Anda Ketahui tentang PTRM (Program Terapi Rumatan Metadon)
Yang Perlu Anda Ketahui tentang PTRM (Program Terapi Rumatan Metadon)
 
Obat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lainObat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lain
 
Ppt mual muntah
Ppt mual muntahPpt mual muntah
Ppt mual muntah
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologi
 
farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)
 
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannyaMakalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
 
antikonvulsi anti-parkinson-psikotropik
antikonvulsi anti-parkinson-psikotropikantikonvulsi anti-parkinson-psikotropik
antikonvulsi anti-parkinson-psikotropik
 
Efek obat
Efek obatEfek obat
Efek obat
 
Praktikum sedasi
Praktikum sedasi Praktikum sedasi
Praktikum sedasi
 
Farmakologi i
Farmakologi iFarmakologi i
Farmakologi i
 
Analgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiAnalgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesi
 
Pengaruh narkotika dan psikotropika pada sistem koordinasi
Pengaruh narkotika dan psikotropika pada sistem koordinasiPengaruh narkotika dan psikotropika pada sistem koordinasi
Pengaruh narkotika dan psikotropika pada sistem koordinasi
 
Antimik efek samping_obat
Antimik efek samping_obatAntimik efek samping_obat
Antimik efek samping_obat
 
Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)
 
Penggolongan Obat
Penggolongan Obat Penggolongan Obat
Penggolongan Obat
 
Hampir jadi 2
Hampir jadi 2Hampir jadi 2
Hampir jadi 2
 
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obatFARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi DasarFarmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
Laporan toksikologi 6
Laporan toksikologi 6Laporan toksikologi 6
Laporan toksikologi 6
 

Similar to Tugas Teori Farmakologi 1

126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
nataliaayp
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusat
barkah1933
 
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxSISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
elly394769
 

Similar to Tugas Teori Farmakologi 1 (20)

Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
 
Modul farmakologi 2 kb 3.-
Modul farmakologi 2 kb 3.-Modul farmakologi 2 kb 3.-
Modul farmakologi 2 kb 3.-
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
psikofarma4.pptx
psikofarma4.pptxpsikofarma4.pptx
psikofarma4.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusat
 
Antipsikotik (Terjemahan Bahasa Indonesia, 3.0)
Antipsikotik (Terjemahan Bahasa Indonesia, 3.0)Antipsikotik (Terjemahan Bahasa Indonesia, 3.0)
Antipsikotik (Terjemahan Bahasa Indonesia, 3.0)
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi Dasar Farmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxSISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
 
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptxPPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
 
Obat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNA
Obat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNAObat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNA
Obat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNA
 
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
 
7 farmakologi sistem syaraf otonom
7 farmakologi sistem syaraf otonom7 farmakologi sistem syaraf otonom
7 farmakologi sistem syaraf otonom
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusat
 
Nyeri psikogenik pit 2022
Nyeri psikogenik pit 2022Nyeri psikogenik pit 2022
Nyeri psikogenik pit 2022
 
Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
Konsep psikofarmaka
 
Farmakologi dasar
Farmakologi dasarFarmakologi dasar
Farmakologi dasar
 
Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA
 

More from Salsabila Azzahra

More from Salsabila Azzahra (20)

Laporan Resmi Uji Difusi
Laporan Resmi Uji DifusiLaporan Resmi Uji Difusi
Laporan Resmi Uji Difusi
 
PPT Review Jurnal Mikrobiologi
PPT Review Jurnal MikrobiologiPPT Review Jurnal Mikrobiologi
PPT Review Jurnal Mikrobiologi
 
Review Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi GasReview Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi Gas
 
Perhitungan Klirens
Perhitungan KlirensPerhitungan Klirens
Perhitungan Klirens
 
Surat Pernyataan Keberatan Nilai
Surat Pernyataan Keberatan NilaiSurat Pernyataan Keberatan Nilai
Surat Pernyataan Keberatan Nilai
 
Laporan Resmi Uji Stabilitas Emulsi
Laporan Resmi Uji Stabilitas EmulsiLaporan Resmi Uji Stabilitas Emulsi
Laporan Resmi Uji Stabilitas Emulsi
 
Patofisiologi dan Etiologi SARS dan MERS
Patofisiologi dan Etiologi SARS dan MERS Patofisiologi dan Etiologi SARS dan MERS
Patofisiologi dan Etiologi SARS dan MERS
 
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
 
PPT Penyakit Parkinson + Script For Audio
PPT Penyakit Parkinson + Script For AudioPPT Penyakit Parkinson + Script For Audio
PPT Penyakit Parkinson + Script For Audio
 
Laporan Resmi Pembuatan Media I
Laporan Resmi Pembuatan Media ILaporan Resmi Pembuatan Media I
Laporan Resmi Pembuatan Media I
 
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi PartisiMakalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
 
Diagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for Audio
Diagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for AudioDiagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for Audio
Diagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for Audio
 
Laporan Sementara Uji Kelarutan
Laporan Sementara Uji KelarutanLaporan Sementara Uji Kelarutan
Laporan Sementara Uji Kelarutan
 
Laporan Sementara Teknik Sterilisasi
Laporan Sementara Teknik SterilisasiLaporan Sementara Teknik Sterilisasi
Laporan Sementara Teknik Sterilisasi
 
Laporan Resmi Uji Kelarutan
Laporan Resmi Uji KelarutanLaporan Resmi Uji Kelarutan
Laporan Resmi Uji Kelarutan
 
Laporan Sementara Uji Rheologi dan Viskositas
Laporan Sementara Uji Rheologi dan ViskositasLaporan Sementara Uji Rheologi dan Viskositas
Laporan Sementara Uji Rheologi dan Viskositas
 
Laporan Resmi Praktikum Teknik Sterilisasi
Laporan Resmi Praktikum Teknik SterilisasiLaporan Resmi Praktikum Teknik Sterilisasi
Laporan Resmi Praktikum Teknik Sterilisasi
 
Laporan Sementara Pembuatan Media I
Laporan Sementara Pembuatan Media ILaporan Sementara Pembuatan Media I
Laporan Sementara Pembuatan Media I
 
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Tugas Pengantar Ilmu LingkunganTugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
 
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus IntravenaTugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
 

Recently uploaded

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Recently uploaded (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

Tugas Teori Farmakologi 1

  • 1. Nama : Salsabila Azzahra Nim : 1911102415112 Prodi : S1 Farmasi Semester/Kelas: 1/G TUGAS FARMAKOLOGI 1.Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI nomor 917/Menkes/Per/X/1999 yang kini telah diperbaiki dengan Permenkes RI nomor 949/Menkes/Per/2000, penggolongan obat berdasarkan keamanannya terdiri dari: obat bebas, bebas terbatas, wajib apotek, keras, psikotropik, dan narkotik. A.Obat wajib apotek Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di apotek tanpa resep dokter. Pada penyerahan obat wajib apotek ini oleh apoteker terdapat kewajibankewajiban sebagai berikut: memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat perpasien yang disebutkan dalam obat wajib apotek yang bersangkutan, membuat catatan pasien serta obat yang diserahkan, dan memberikan informasi mengenai dosis dan aturan pakai, kontra indikasi, efek samping, dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien. Contoh analgetik yang termasuk dalam obat wajib apotek adalah: antalgin dan asam mefenamat. (Ariastuti, 2011) Contoh Asma yang termasuk dalam obat wajib apotek adalah : salbutamol, terbutalin Mekanisme Kerja Obat Analgesik dan Asma a.Analgesik Mekanisme analgesik di dalam tubuh yaitu dengan cara menghalangi pembentukan rangsang dalam reseptor nyeri, saraf sensoris, dan sistem syaraf pusat (Arif, 2010). Analgesik yang termasuk dalam golongan AINS bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase yang akan mengubah asamMekanisme analgesik di dalam tubuh yaitu dengan cara menghalangi pembentukan rangsang dalam reseptor nyeri, saraf sensoris, dan sistem syarafpusat (Arif, 2010). Analgesik yang termasuk dalam golongan AINS bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase yang akan mengubah asam arakidonat menjadi prostaglandin di mana prostaglandin adalah mediator nyeri, sedangkan analgesik golongan opioid bekerja di sentral
  • 2. menempati reseptor di kornu dorsalis medulla spinalis yang menjaga pelepasan transmiter dan rangsang nyeri sehingga terjadi penghambatan rasa nyeri (Ganiswarna dkk, 1995) b. Asma Mekanisme kerja dari obat ini adalah melalui stimulasi reseptor ß2 yang banyak terdapat di trachea (batang tenggorok) dan bronchi, yang menyebabkan aktivasi dari suatu enzim di bagian dalam membran (adenilsiklase). Enzim ini memperkuat pengubahan adenosinetrifosfat (ATP) yang kaya energi menjadi cyclic-adenosine-monophospate (cAMP) dengan pembebasan energi yang digunakan untuk proses-proses dalam sel (Tjay dan Rahardja, 2007). B.Obat Keras Obat Keras Obat keras merupakan jenis obat berkhasiat keras, yang untuk memperolehnya harus dengan menggunakan resep dokter. Biasanya obat jenis ini ditandai dengan lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf “K” di dalamnya, seperti dalam gambar berikut. Penandaan: Obat Keras dalam hal ini terdiri dari beberapa jenis obat, antara lain : a. Daftar G atau obat keras, seperti antibiotik, antihipertensi, antidiabetes, dan lain sebagainya. b. Daftar O atau obat bius/anestesi, sejenis golongan obat narkotika. c. OKT (Obat Keras Tertentu) atau psikotropika, seperti obat sakit jiwa, obat penenang, obat tidur dan lain sebagainya. d. OWA (Obat Wajib Apotek) juga dikategorikan sebagai obat keras yang bisa dibeli dengan menggunakan resep dokter. Tetapi berbeda dengan jenis obat keras lainnya, OWA juga bisa dibeli dengan takaran tertentu tanpa harus menggunakan resep dari dokter, seperti obat asma, pil anti hamil, antihistamin, beberapa obat kulit tertentu, dan lain sebagainya.
  • 3. Mekanisme Kerja Penisilin dan Antihipertensi a.Penisilin Penisilin mempunyai mekanisme kerja dengan cara mempengaruhi langkah akhir sintesis dinding sel bakteri (transpepetidase atau ikatan silang), sehingga membran kurang stabil secara osmotik. Lisis sel dapat terjadi, sehingga penisilin disebut bakterisida. Keberhasilan penisilin menyebabkan kematian sel berkaitan denganukurannya, hanya defektif terhadap organisme yang tumbuh secara cepat dan mensintesis peptidoglikan dinding sel (Mycek et al., 2001). b.Antihipertensi Penghambat Adrenoreseptor β ( β -Bloker) Mekanisme kerjanya antara lain: (1) penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard sehingga menurunkan curah jantung, (2) hambatan sekresi renin di sel-sel jukstaglomeruler ginjal dengan akibat penurunan produksi angiotensin II; (3) efek sentral yang mempengaruhi aktivitas saraf simpatis, perubahan pada sensitifitas baroreseptor penurunan tekanan darah oleh β -bloker per oral berlangsung lambat yaitu terlihat dalam 24 jam sampai 1 minggu (Gunawan et al., 2007). C.Psikotropika Psikotropika merupakan sejenis zat atau obat alamiah atau sintesis, bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang mengakibatkan timbulnya perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika dibagi menjadi empat golongan, Psikotropika golongan I, golongan II, Golongan III dan Psikotropika golongan IV Contoh : Diazepam, Phenobarbital. (Dewi dkk, 2019) Golongan I : yaitu psikotropika yang di pergunakan untuk pengembangn ilmu pengetahuan dan tidak dipergunakan untuk terapi dan memiliki sindrom ketergantungan kuat, contoh: Extasi Golongan II : yaitu psikotropika yang dipergunakakn untuk pengobatan dan dapat digunakan sebagai terapi serta untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan memiliki sindrom ketergantungan kuat, contoh : Amphetamine
  • 4. Golongan III : yaitu psikotropika yang digunakan sebagai obat dan banyak digunakan sebagai terapi serta untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan memiliki sindrom ketrgantungan sedang, contoh : Phenobarbital Golongan IV : yaitu psikotropika yang dipergunakan sebagai pengobatan dan dan banyak dipergunakan untuk terapi serta digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan memilikisindroma ketergantungan ringan, contoh : Diazepem, Nitrazepam (Anonim, 2019) Mekanisme Kerja Diazepam dan Phenobarbital a. Diazepam Diazepam memberikan pengaruh pada sistem syaraf pusat, yaitu menekan kerja sistem syaraf pusat,sehingga terjadi penurunan kerja dari sistem syaraf. Pemberian diazepam secara oral akan melewati saluran pencernaan, hepar dan ren. Jalur distribusi diazepam dalam tubuh diawali dengan proses absorbsi oleh intestinum. Penyerapan oleh intestinum terjadi secara cepat karena diazepam mempunyai tingkat kelarutan yang tinggi dalam lipid (Katzung, 2002). b.Fenobarbital Fenobarbital dan obat golongan barbiturat lainya bekerja dengan mempengaruhi reseptor GABA, resptor GABA yang dipengaruhi barbiturat adalah subtipe A (GABAA) dan B (GABAB). Barbiturat akan memperpanjang pembukaan kanal ion klorida pada reseptor GABA, yang akan mengakibatkan keadaan hiperpolariasi menjadi lebih panjang sehingga terjadi peningkatan proses inhibisi. Barbiturat dapat mengurangi depolarisasi pada reseptor glutamat. Pada dosis tinggi barbiturat dapat bersifat GABA mimetik, sehinga dapat mengaktfikan reseptor GABA tanpa adanya GABA (Katzung dan Masters 2012).
  • 5. D.Narkotika Narkotika merupakan sejenis obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang keberadaannya bisa mengakibatkan terjadinya penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi hingga menghilangkan secara total rasa nyeri. Selain itu narkotika juga bisa mangakibatkan timbulnyaketergantungan pemakai terhadap keberadaan obat tersebut. Obat golongan ini pada kemasannya ditandai dengan lingkaran yang didalamnya terdapat gambar palang merah, berwarna merah. Penandaan: Contoh : Morfin, Petidin (Dewi dkk, 2019) Narkotika terdiri dari tiga golongan, yaitu : Golongan I : Narkotika yang hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak dipergunakan untuk terapi, serta memiliki potensi ketergantungan sangat tinggi, contohnya: Cocain, Ganja, dan Heroin Golongan II : Narkotika yang dipergunakan sebagai obat, penggunaan sebagai terapi, atau dengan tujuan pengebangan ilmu pengetahuan, serta memiliki potensi ketergantungan sangat tinggi, contohnya : Morfin, Petidin Golongan III : Narkotika yang digunakan sebagai obat dan penggunaannya banyak dipergunakan untuk terapi, serta dipergunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan memiliki potensi ketergantungan ringan, contoh: Codein (Anonim, 2019)
  • 6. Mekanisme Kerja Morfin dan Petidin a.Morfin Meningkatkan ambang rangsang nyeri Mempengaruhi emosi : merubah reaksi yang timbul di kortek cerebri dithalamus Memudahkan tidur : ambang rangsang meningkat (nyeri) (Pratama, 2018) b.Petidin Mekanisme kerjanya adalah melalui blokade pada reseptor NMDA sehingga mengurangi norepinefrin dan juga 5- hydroxytryptamine (5-HT), keduanya memiliki peranan dalam kontrol termoregulasi. Suatu antagonis reseptor NMDA akan memodulasi termoregulasi pada area preoptik hipotalamus anterior dan juga locus coeruleus. Mekanisme lain adalah dengan modulasi reseptor NMDA pada tanduk dorsal dari medula spinalis yang memengaruhi transmisi nosiseptif asenden.Obat ini tidak hanya memiliki efek sentral, tetapi juga memiliki efek relaksasi otot ringan sehingga secara simultan akan mengurangi beratnya menggigil. (Gunadi, 2015) 2. Obat Salmeterol dan (Tabri dkk, 2010) Obat Bronkodilator (Yuliana dkk, 2017)
  • 7. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2019. Narkoba/Napza. https://rs.unud.ac.id/narkoba-napza/. Diakses pada 8 Maret 2020. Ariastuti, R. 2011. Profil Swamedikasi dan Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Swamedikasi Nyeri Kepala pada Masyarakat di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Arif, M., 2010. Penggolongan Obat. 10th , Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 9-10. Dewi, A., Wardaniati, I., Pratiwi, D., Valzon, M. 2019. Sosialisasi Gerakan Masyarakat Cerdas menggunakan Obat di Desa Kumain Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin. 3(1) Ganiswarna G., Sulistia. 1995. Farmakologi dan Terapi. 4 th, , Jakarta: Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 467-481. Gunawan, Sulistia Gan. Setiabudy, Rianto. Nafrialdi. Elysabeth. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: FKUI. Gunadi, M., Fuadi, I., Bisri, T. 2015. Perbandingan Efek Pencegahan Magnesium Sulfat dengan Petidin Intravena terhadap Kejadian Menggigil Selama Operasi Reseksi Prostat Transuretra dengan Anestesi Spinal. Jurnal Anestesi Perioperatif. 3(3). Katzung BG, Masters SB, Trevor, AJ. 2012. Basic & clinical pharmacology. Katzung, B.G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 8. Penerbit Salemba Medika, Jakarta. Pratama, D. 2018. Mekanisme Kerja Dari Morfin. https://www.scribd.com/document/380864982/Mekanisme-Kerja-Dari-Morfin. diakses pada tanggal 8 Maret 2020. Mycek, Mary. J., R.A. Harvey, dan P.C. Champe. 1997. Lippincott’s Illustrated Reviews : Pharmacology. 2nd ed. Lippincott-Raven Publishers. USA. Terjemahan A. Agoes. 2001. Farmakologi : Ulasan Bergambar. Edisi Kedua. Widya Medika. Jakarta. Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam, 262, 269-271, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta Tabri, N., Supriyadi, M., Yunus, F., Wiyono, W. 2010. The Efficacy of Combination of Inhalation Salmeterol and Fluticasone Compare with Budesonide Inhalation to Control Moderate Persistent Asthma by The Use of Asthma Control Test as Evaluation Tool. J Respir Indo. 30(3)
  • 8. Yuliana, A dan Agustina, S. 2017. Terapi Nebulizer Mengurangi Sesak Nafas pada Serangan Asma Bronkiale di Ruang IGD RSUD dr. Loekmono Hadikudus. Jurnal Profesi Keperawatan. 4(1)