SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
OBAT SUSUNAN SARAF PUSAT
Susunan saraf terdiri dari :
• Susunan saraf pusat : terdiri dari otak dan
sum sum tulang belakang.
• Susunan saraf perifer : susunan saraf otonom
dan susunan saraf motoris
Sistem saraf perifer berfungsi meneruskan impuls
saraf listrik dari dan ke susunan saraf pusat
melalui masing-masing neuron.
Impuls diterima oleh sel-sel penerima (reseptor)
untuk kemudian diteruskan ke otak atau sum
sum tulang belakang.
Impuls saraf yang berhubungan dengan pusat nyeri
(di otak),pusat tidur (di hipothalamus), dan
kapasitas mental yang menjadi fungsi dikulit
otak(cortex).
Kesadaran akan perasaan sakit terbentuk dari
dua proses yakni penerimaan perangsang
nyeri di otak besar dan reaksi emosional dari
individu terhadapnya.
Analgetika mempengaruhi proses pertama
dengan jalan meningkatkan ambang
kesadaran akan perasaan sakit.
Narkotika menekan reaksi psikis yang
diakibatkan oleh perangsang nyeri itu.
Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam
beberapa golongan besar :
1. Psikofarmaka yang meliputi :
a. Psikoleptika : jenis obat yang ada pada
umumnya menekan dan atau menghambat
fungsi2 tertentu dari SSP, yakni hipnotika,
sedative dan transquillizers
b. Psiko-analeptika : jenis obat yang menstimulisasi
seluruh SSP yakni antidepresiva dan
psikostimulansia.
2. Jenis obat untuk gangguan neurologis seperti
antiepileptika dan penyakit parkinson.
3. Jenis obat yang menghalau atau memblokir
perasaan sakit yakni, analgetika dan
anastetika umum dan lokal.
4. Jenis obat vertigo dan obat migrain.
ANALGETIKA
. Jenis obat untuk gangguan neurologis seperti
antiepileptika dan penyakit parkinson.
3. Jenis obat yang menghalau atau memblokir
perasaan sakit yakni, analgetika dan
anastetika umum dan lokal.
4. Jenis obat vertigo dan obat migrain.
2. Analgetika narkotik khusus digunakan untuk
menghalau rasa nyeri hebat seperti fractura
dan kanker.
Penanganan rasa nyeri
Berdasarkan proses terjadinya, rasa nyeri dapat di
lawan dengan bebearapa cara,yakni :
a. Merintangi terbentuknya rangsangan pada
reseptor nyeri perifer dengan analgetika perifer.
b. Merintangi penyaluran rangsangan di saraf-saraf
sensoris, misalnya dengan anastetika lokal
c. Blokade pusat nyeri di SSP dengan analgetika
sentral (narkotik) atau dengan anestetika umum.
Analgetika perifer
Secara kimiawi analgetika perifer dapat dibagi
dalam beberapa kelompok yakni :
a. Parasetamol
b. Salisilat : asetosal, salisilamida, dan benorilat
c. Penghambat prostaglandin (NSAID’s): ibuprofen
d. Derivat-derivat antranilat : mefenamat, asam
niflumat glafenin, floktafenin.
e. Derivat-derivat pirazolinon:isopropilfenazon,
fenilbutazon, dan lain-lain.
Analgetik AntiRadang
dan Obat-obat Rema
Guna menanggulangi gejala nyeri,peradangan
dan kekakuan banyak digunakan analgetik
antiradang dan kortikosteroid.
a. NSAIDs
b. Kortikosteroid
NSAIDs berkhasiat analgetik, antipiretis, serta anti
radang dan sering sekali digunakan untuk
menghalau gejala penyakit rema.
Obat ini efektif untuk peradangan lain akibat
trauma ( pukulan, benturan atau kecelakaan),
juga misalnya setelah pembedahan atau pada
memar akibat olahraga.
Obat ini dipakai juga untuk mencegah
pembengkakan, keluhan tulang pinggang dan
nyeri haid.
Penggolongan secara kimiawi
Obat-obat dibagi dalam beberapa kelompok :
a. Salisilat : asetosal
b. Asetat : diklofenac, indometasin, dan sulindac
c. Propionat : ibuprofen, ketoprofen,
flurbiprofen,dll
d. Oxicam : piroxicam, tenoxicam, meloxicam.
e. Antranilat : mefenaminat, nifluminat.
f. Pirazolon : fenilbutazon,
g. Lainnya : benzidamin krem 3 %
Kortikosteroida berdaya menghambat
fosfolipase, sehingga pembentukkan baik dari
prostaglandin maupun leukotrien dihalangi.
Oleh karena itu efeknya terhadap gejala rema
lebih baik dari NSAIDs. Tetapi efek sampingnya
yang lebih berbahaya pada dosis tinggi dan
penggunaan lama.
Analgetika Narkotik
Analgetika narkotik disebut juga opioida adalah
zat yang bekerja terhadap reseptor opioid
khas di SSP, hingga persepsi nyeri dan respon
emosional terhadap nyeri berubah (dikurangi).
tetapi bila analgetika tersebut digunakan terus
menerus, pembentukan reseptor-reseptor
baru di stimulasi dan produksi endorfin di
ujung saraf otak dirintangi akibatnya terjadilah
kebiasaan dan ketagihan.
WHO telah menyusun suatu program
penggunaan analgetika untuk nyeri hebat
yang menggolongkan obat dalam 3 kelas :
1. non-opioida : NSAIDs termasuk asetosal da
kodein
2. Opioida lemah : tramadol, kodein, kombinasi
parasetamol dan kodein.
3. Opioida kuat : morfin dan derivat-derivatnya
serta zat-zat sintesis opioid.
Efek samping dari morfin dan opioid lainnya :
- Supresi SSP misalnya menekan pernapasan, dan batuk,
hipothermia, dan perubahan suasana jiwa (mood), mual dan
muntah serta menurunnya aktivitas mental dan mtoris.
- Saluran cerna : motilitas berkurang, kolik batu empedu.
- Saluran urogenital : retensi urin dan waktu persalinan
diperpanjang.
- Saluran napas : bronchkonstriksi, pernapasan menjadi lebih dangkal
dan frekuensinya menurun
- Sistem sirkulasi : vasodilatasi, hipertensi, dan bradycardia
- Histamin-liberator : gatal-gatal karena menstimulasi pelepasan
histamin.
- Kebiasaan dengan resiko adiksi pada penggunaan lama, bila terapi
dihentikan dapat terjadi gejala abstinensi.
Sedativa dan Hipnotika
Hipnotika atau obat tidur ( yun : hypnos = tidur)
adalah zat-zat yang dalam dosis
terapidiperuntukkan meningkatkan keinginan
faali untuk tidur dan mempermudah atau
menyebabkan tidur.
Termasuk dalam psikoleptika yang mencakup
obat-obat yang menekan atau menghambat
fungsi2 SSP tertentu.
Sedativa berfungsi menurunkan aktivitas,
mengurangi ketegangan, dan menenangkan
penggunanya. Keadaan sedasi juga merupakan
efek samping dari banyak obat yang khasiat
utamanya tidak menekan SSP misalnya
antikolinergik.
Hipnotika menimbulkan rasa kantuk, mempercepat
tidur dan sepanjang malam mempertahankan
keadaan tidur yang menyerupai tidur alamiah.

More Related Content

What's hot (20)

Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
 
Obat pelumpuh otot dan ganglion
Obat pelumpuh otot dan ganglionObat pelumpuh otot dan ganglion
Obat pelumpuh otot dan ganglion
 
Obat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem sspObat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem ssp
 
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Analgesik nonopioid
Analgesik nonopioidAnalgesik nonopioid
Analgesik nonopioid
 
7 farmakologi sistem syaraf otonom
7 farmakologi sistem syaraf otonom7 farmakologi sistem syaraf otonom
7 farmakologi sistem syaraf otonom
 
Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
Konsep psikofarmaka
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
SIstem Saraf Pusat II
SIstem Saraf Pusat IISIstem Saraf Pusat II
SIstem Saraf Pusat II
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusat
 
Anestesi umum-fk-ur
Anestesi umum-fk-urAnestesi umum-fk-ur
Anestesi umum-fk-ur
 
Modul 2 kb 3
Modul 2 kb 3Modul 2 kb 3
Modul 2 kb 3
 
Anestetika
AnestetikaAnestetika
Anestetika
 
antikonvulsi_anti parkinson_psikotropik
antikonvulsi_anti parkinson_psikotropikantikonvulsi_anti parkinson_psikotropik
antikonvulsi_anti parkinson_psikotropik
 
antikonvulsi anti-parkinson-psikotropik
antikonvulsi anti-parkinson-psikotropikantikonvulsi anti-parkinson-psikotropik
antikonvulsi anti-parkinson-psikotropik
 
Makalah psikofarmaka
Makalah psikofarmakaMakalah psikofarmaka
Makalah psikofarmaka
 
Analgetika
AnalgetikaAnalgetika
Analgetika
 
Terapi somatik
Terapi somatikTerapi somatik
Terapi somatik
 
Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
Konsep psikofarmaka
 

Similar to Obat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNA

SISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxSISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxelly394769
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem sarafnataliaayp
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdfFARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdfYonetaSrangenge1
 
Modul farmakologi 2 kb 3.-
Modul farmakologi 2 kb 3.-Modul farmakologi 2 kb 3.-
Modul farmakologi 2 kb 3.-pjj_kemenkes
 
Obat Sistem Pernafasan & Persyarafan.pdf
Obat Sistem Pernafasan & Persyarafan.pdfObat Sistem Pernafasan & Persyarafan.pdf
Obat Sistem Pernafasan & Persyarafan.pdfsonyaawitan
 
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.ppt
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.pptMatriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.ppt
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.pptSriHariatiDongge
 
PPT PATOLOGI SSP 3.pptx
PPT PATOLOGI SSP 3.pptxPPT PATOLOGI SSP 3.pptx
PPT PATOLOGI SSP 3.pptxRirinAnggreni1
 
Modul pembelajaran ft nyeri
Modul pembelajaran ft nyeriModul pembelajaran ft nyeri
Modul pembelajaran ft nyeriaditya romadhon
 
Analgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiAnalgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiNunung Ayu Novi
 
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi Nyeri,Paliatif.pdf
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi  Nyeri,Paliatif.pdfdr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi  Nyeri,Paliatif.pdf
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi Nyeri,Paliatif.pdfNursela13
 

Similar to Obat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNA (20)

Modul 2 kb 3
Modul 2 kb 3Modul 2 kb 3
Modul 2 kb 3
 
ppt farmakologi kelompok 3.pptx
ppt farmakologi kelompok 3.pptxppt farmakologi kelompok 3.pptx
ppt farmakologi kelompok 3.pptx
 
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxSISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
 
psikofarma4.pptx
psikofarma4.pptxpsikofarma4.pptx
psikofarma4.pptx
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdfFARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
 
Modul farmakologi 2 kb 3.-
Modul farmakologi 2 kb 3.-Modul farmakologi 2 kb 3.-
Modul farmakologi 2 kb 3.-
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Obat Sistem Pernafasan & Persyarafan.pdf
Obat Sistem Pernafasan & Persyarafan.pdfObat Sistem Pernafasan & Persyarafan.pdf
Obat Sistem Pernafasan & Persyarafan.pdf
 
Percobaan
Percobaan Percobaan
Percobaan
 
Nyeri psikogenik pit 2022
Nyeri psikogenik pit 2022Nyeri psikogenik pit 2022
Nyeri psikogenik pit 2022
 
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.ppt
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.pptMatriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.ppt
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.ppt
 
Pain management
Pain managementPain management
Pain management
 
PPT PATOLOGI SSP 3.pptx
PPT PATOLOGI SSP 3.pptxPPT PATOLOGI SSP 3.pptx
PPT PATOLOGI SSP 3.pptx
 
Modul pembelajaran ft nyeri
Modul pembelajaran ft nyeriModul pembelajaran ft nyeri
Modul pembelajaran ft nyeri
 
Analgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiAnalgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesi
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeri Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
97035240 makalah-morfin-fix
97035240 makalah-morfin-fix97035240 makalah-morfin-fix
97035240 makalah-morfin-fix
 
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi Nyeri,Paliatif.pdf
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi  Nyeri,Paliatif.pdfdr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi  Nyeri,Paliatif.pdf
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi Nyeri,Paliatif.pdf
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Obat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNA

  • 2. Susunan saraf terdiri dari : • Susunan saraf pusat : terdiri dari otak dan sum sum tulang belakang. • Susunan saraf perifer : susunan saraf otonom dan susunan saraf motoris
  • 3. Sistem saraf perifer berfungsi meneruskan impuls saraf listrik dari dan ke susunan saraf pusat melalui masing-masing neuron. Impuls diterima oleh sel-sel penerima (reseptor) untuk kemudian diteruskan ke otak atau sum sum tulang belakang. Impuls saraf yang berhubungan dengan pusat nyeri (di otak),pusat tidur (di hipothalamus), dan kapasitas mental yang menjadi fungsi dikulit otak(cortex).
  • 4. Kesadaran akan perasaan sakit terbentuk dari dua proses yakni penerimaan perangsang nyeri di otak besar dan reaksi emosional dari individu terhadapnya. Analgetika mempengaruhi proses pertama dengan jalan meningkatkan ambang kesadaran akan perasaan sakit. Narkotika menekan reaksi psikis yang diakibatkan oleh perangsang nyeri itu.
  • 5. Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar : 1. Psikofarmaka yang meliputi : a. Psikoleptika : jenis obat yang ada pada umumnya menekan dan atau menghambat fungsi2 tertentu dari SSP, yakni hipnotika, sedative dan transquillizers b. Psiko-analeptika : jenis obat yang menstimulisasi seluruh SSP yakni antidepresiva dan psikostimulansia.
  • 6. 2. Jenis obat untuk gangguan neurologis seperti antiepileptika dan penyakit parkinson. 3. Jenis obat yang menghalau atau memblokir perasaan sakit yakni, analgetika dan anastetika umum dan lokal. 4. Jenis obat vertigo dan obat migrain.
  • 7. ANALGETIKA . Jenis obat untuk gangguan neurologis seperti antiepileptika dan penyakit parkinson. 3. Jenis obat yang menghalau atau memblokir perasaan sakit yakni, analgetika dan anastetika umum dan lokal. 4. Jenis obat vertigo dan obat migrain.
  • 8. 2. Analgetika narkotik khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat seperti fractura dan kanker.
  • 9. Penanganan rasa nyeri Berdasarkan proses terjadinya, rasa nyeri dapat di lawan dengan bebearapa cara,yakni : a. Merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer dengan analgetika perifer. b. Merintangi penyaluran rangsangan di saraf-saraf sensoris, misalnya dengan anastetika lokal c. Blokade pusat nyeri di SSP dengan analgetika sentral (narkotik) atau dengan anestetika umum.
  • 10. Analgetika perifer Secara kimiawi analgetika perifer dapat dibagi dalam beberapa kelompok yakni : a. Parasetamol b. Salisilat : asetosal, salisilamida, dan benorilat c. Penghambat prostaglandin (NSAID’s): ibuprofen d. Derivat-derivat antranilat : mefenamat, asam niflumat glafenin, floktafenin. e. Derivat-derivat pirazolinon:isopropilfenazon, fenilbutazon, dan lain-lain.
  • 11. Analgetik AntiRadang dan Obat-obat Rema Guna menanggulangi gejala nyeri,peradangan dan kekakuan banyak digunakan analgetik antiradang dan kortikosteroid. a. NSAIDs b. Kortikosteroid
  • 12. NSAIDs berkhasiat analgetik, antipiretis, serta anti radang dan sering sekali digunakan untuk menghalau gejala penyakit rema. Obat ini efektif untuk peradangan lain akibat trauma ( pukulan, benturan atau kecelakaan), juga misalnya setelah pembedahan atau pada memar akibat olahraga. Obat ini dipakai juga untuk mencegah pembengkakan, keluhan tulang pinggang dan nyeri haid.
  • 13. Penggolongan secara kimiawi Obat-obat dibagi dalam beberapa kelompok : a. Salisilat : asetosal b. Asetat : diklofenac, indometasin, dan sulindac c. Propionat : ibuprofen, ketoprofen, flurbiprofen,dll d. Oxicam : piroxicam, tenoxicam, meloxicam. e. Antranilat : mefenaminat, nifluminat. f. Pirazolon : fenilbutazon, g. Lainnya : benzidamin krem 3 %
  • 14. Kortikosteroida berdaya menghambat fosfolipase, sehingga pembentukkan baik dari prostaglandin maupun leukotrien dihalangi. Oleh karena itu efeknya terhadap gejala rema lebih baik dari NSAIDs. Tetapi efek sampingnya yang lebih berbahaya pada dosis tinggi dan penggunaan lama.
  • 15. Analgetika Narkotik Analgetika narkotik disebut juga opioida adalah zat yang bekerja terhadap reseptor opioid khas di SSP, hingga persepsi nyeri dan respon emosional terhadap nyeri berubah (dikurangi). tetapi bila analgetika tersebut digunakan terus menerus, pembentukan reseptor-reseptor baru di stimulasi dan produksi endorfin di ujung saraf otak dirintangi akibatnya terjadilah kebiasaan dan ketagihan.
  • 16. WHO telah menyusun suatu program penggunaan analgetika untuk nyeri hebat yang menggolongkan obat dalam 3 kelas : 1. non-opioida : NSAIDs termasuk asetosal da kodein 2. Opioida lemah : tramadol, kodein, kombinasi parasetamol dan kodein. 3. Opioida kuat : morfin dan derivat-derivatnya serta zat-zat sintesis opioid.
  • 17. Efek samping dari morfin dan opioid lainnya : - Supresi SSP misalnya menekan pernapasan, dan batuk, hipothermia, dan perubahan suasana jiwa (mood), mual dan muntah serta menurunnya aktivitas mental dan mtoris. - Saluran cerna : motilitas berkurang, kolik batu empedu. - Saluran urogenital : retensi urin dan waktu persalinan diperpanjang. - Saluran napas : bronchkonstriksi, pernapasan menjadi lebih dangkal dan frekuensinya menurun - Sistem sirkulasi : vasodilatasi, hipertensi, dan bradycardia - Histamin-liberator : gatal-gatal karena menstimulasi pelepasan histamin. - Kebiasaan dengan resiko adiksi pada penggunaan lama, bila terapi dihentikan dapat terjadi gejala abstinensi.
  • 18. Sedativa dan Hipnotika Hipnotika atau obat tidur ( yun : hypnos = tidur) adalah zat-zat yang dalam dosis terapidiperuntukkan meningkatkan keinginan faali untuk tidur dan mempermudah atau menyebabkan tidur. Termasuk dalam psikoleptika yang mencakup obat-obat yang menekan atau menghambat fungsi2 SSP tertentu.
  • 19. Sedativa berfungsi menurunkan aktivitas, mengurangi ketegangan, dan menenangkan penggunanya. Keadaan sedasi juga merupakan efek samping dari banyak obat yang khasiat utamanya tidak menekan SSP misalnya antikolinergik. Hipnotika menimbulkan rasa kantuk, mempercepat tidur dan sepanjang malam mempertahankan keadaan tidur yang menyerupai tidur alamiah.