1. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II
Tentang :
LIABILITAS JANGKA PENDEK,PROVISI DAN KONTIJENSI
Oleh :
KELOMPOK 1
AKHLI FIKRI 2030403002
ANISA DAYANTI 2030403005
APRISA ANGRARIANI 2030403007
HANIF PANGESTU 2030403031
Dosen Pengampu:
ELFINA YENTI, SE. M. Si. AK
ATIKA AMOR,SE.M.Si
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Liabilias jangka pendek,provisi dan kontijensi
“dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi keuangan menengah II.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang liabilitas jangka pendek,provisi
dan kontijensi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Elfina Tentu selaku dosen pembimbing.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Batusangkar,14 Maret 2022
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah .................................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Peranan Liabilitas .................................................................................................... 3
B. Menghitung Utang Berbunga Jangka Pendek ......................................................... 3
C. Provisi dan Kontijensi ............................................................................................. 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia akuntansi PSAK dibutuhkan untuk membantu proses penyusunan
laporan keuangan agar tersaji sesuai dengan dasar atau aturan akuntansi berterima
umum. Sehingga tidak ada keraguan didalamnya. Salah satu yang perlu dipahami dan
dipelajari dalam dunia akuntansi adalah mengetahui PSAK No 57 secara lebih rinci
yang memberikan dasar memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak
ada panduan yang eksplisit. Dimana PSAK ini tidak wajib diterapkan untuk unsur –
unsur yang tidak material. PSAK ini bertujuan untuk mengatur pengakuan dan
pengukuran provisi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan
informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Dengan
demikian, pengguna dapat memahami sifat, waktu dan jumlah yang terkait dengan
informasi tersebut.
PSAK ini diterapkan oleh semua entitas dalam akuntansi untuk provisi,
liabilitas kontinjensi, dan aset kontinjensi, kecuali yang ditimbulkan dari kontrak
eksekutori dan hal – hal yang dicakup dalam PSAK lain.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai penerapan
PSAK No 57 dan menyajikannya dalam bentuk sebuah makalah tentang Provisi,
Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi pada PSAK No 57.
B. Rumusan Masalah
Sebagaimana telah diketahui bahwa akuntansi merupakan suatu proses
pengolahan data atau transaksi yang terjadi pada perusahaan sehingga menghasilkan
suatu informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepantingan. Maka dapat
dirumuskan masalah yang timbul :
1. Apa saja peranan tentang liabilitas ?
2. Bagaimana cara menghitung utang berbunga jangka pendek liabilitas jangka
pendek terkait dengan operasi entitas?
3. Apa itu provisi dan kontinjensi dan bagaimana cara menghitungnya?
C. Tujuan
Tujuan untuk membuat makalah ini adalah untuk :
1. Mampu menjelaskan peranan liabilitas
5. 2
2. Mampu menghitung utang berbunga jangka pendek liabilitas jangka pendek
terkait dengan operasi
3. Mampu menjelaskan dan menghitung provisi dan kontinjensi
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peranan liabilitas
Entitas hampir semua memiliki kewajiban(liabilitas) untuk mendanai
kegiatannya. Jarang sekali entitas hanya menggunakan ekuitas dalam mendanai
entitas. Bahkan untuk beberapa etitas dengan skala besar jumlah utang melebihi
modal entitas. Entitas dengan utang yang yang tinggi dapat diartikan sesuatu yang
tidak baik. Jumlah liabilitas tinggi, namun entitas memiliki kemampuan membayar
pokok utang dan bunganya akan menghasilkan manfaat bagi entitas dan pemegang
saham.
Penggunaan liabilitas untuk mendanai entitas harus dipertimbangkan dengan
baik sehingga tetap memberikan manfaat bagi entitas. Liabilitas yang terkait dengan
operasi biasanya tidak ada bunga, liabilitas operasional ini lebih sering diperoleh oleh
sebuah perusahaan karena penundaan pembayaran kepada pemasok, pemerintah,
karyawan, atau kepada pihak lain. Liabilitas dengan bunga mampu menghasilkan
manfaat untuk entitas jika bunga pinjaman lebih rendah dibandingkan imbal dari hsil
investasi yang didanai pinjaman.
Entitas menggunakan prinsip matching dalam memutuskan penggunaan
liabilitas, prinsip matching mengharuskan entitas memadankan antara bentuk
investasi dan jenis pendanaan yang digunakan. Jika entitas membutuhkan dana untuk
mendanai ekspansi produksi guna memenuhi tambahan permintaan produksi maka
entitas akan menggunakan liabilitas jangka pendek. Sebaliknya jika entitas akan
melakukan ekspansi untuk membangun pabrik maka memilih menggunakan liabilitas
jangka panjang. Konsep matching ini juga terkait dengan konsep periode
pengembalian investasi (payback period).
B. Menghitung Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Pendek adalah hutang perusahaan kepada pihak ketiga yang
harus dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun.
Termasuk dalam klasifikasi liabilitas lancar, jika:
1. Menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya yaitu
jangkawaktu antara perolehan asset untuk pemprosesan dan realisasinya dalam
bentuk kas atau setara kas.
7. 4
2. Liabiilitas tersebut tujuannya adalah untuk diperdagangkan.
3. Jatuh tempo penyelesaian liablitias tersebut adalah dalam jangka waktu 12 bulan
setelah periode pelaporan; atau tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda
penyelesaian liabilitas sealam sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode
pelaporan.
Jenis-jenis liabilitas jangka pendek antara lain:
a. Utang usaha atau utang dagang
b. Wesel bayar
c. Utang bank jangka pendek
d. Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo
e. Liabilitas jangka pendek yang didanai Kembali
f. Utang dividen
g. Pendapatan diterima dimuka
h. Utang PPN / PPnBM
i. Utang pajak penghasilan
j. Utang gaji
k. Utang pajak pihak ketiga
Utang Dagang
Utang dagang (Account Payable) adalah jumlah yang belum dibayarkan atas
barang atau jasa yang telah diserahkan atau diselesaikan dari supplier. Pada utang
dagang terdapat perjanjian pembelian seperti 2/10, n/30 maksud dari perjanjian
pembelian tersebut adalah pembelian akan diberikan potongan 2% jika dibayarkan
dalam waktu 10 hari, dalam jangka waktu kredit 30 hari.
Contoh Soal:PT. Kenanga tanggal 1 November 2013 membeli peralatan secara kredit
sebesar Rp.20.000.000, syarat pembelian 2/10,n/30.
Jurnalnya:
Peralatan 20.000.000
Utang dagang 20.000.000
Jika dilunansi pada tanggal 10 November 2013,dengan asumsi jika di lunasi dalam
jangka waktu 10 hari akan mendapatkan potongan 2%
Utang dagang 20.000.000
8. 5
Kas 19.600.000
Potongan pembelian 400.000
Jika dilunasi pada tanggal 15 November 2013, dengan asumsi tidak mendapatkan
potongan
Utang dagang 20.000.000
Kas 20.000.000
Wesel bayar
Wesel Bayar atau Notes Payable adalah janji untuk membayar sejumlah tertentu
padawaktu yang telah ditentukan.Wesel bayar diterbitkan untuk melunasi utang atau
pembayaran pembelian yang dapat bersifat jangka pendek atau jangka panjang. Wesel
bayar seringkali berbunga atau tidakdapat berbunga, jika tidak berbunga maka
diterbitkan dengan diskon
a. Wesel bayar- berbunga
PT. Kenanga melunasi utang dagang sebesar Rp.20.000.000 pada tanggal 1
Desember 2013 dengan menerbitkan wesel bayar 90 hari, bunga 12%
Utang dagang 20.000.000
Wesel bayar 20.000.000
Mencatat beban bunga dengan asumsi wesel bayar 90 hari bunga 12%
31 Desember 2013 Beban bunga 200.000
Utang bunga 200.000
*Mencatat beban bunga
30/360 x 12% x Rp.20.000.000 : Rp.200.000
Mencatat pelunasan wesel
Keterangan Debet Kredit
Beban bunga
Utang bunga
Beban bunga
Kas
20.000.000
200.000
400.000
20.600.0000
9. 6
b. Wesel bayar – tanpa bunga
PT. Kenanga melunasi utang dagang sebesar Rp. 20.000.000 pada 1 Desember
2013 dengan menerbitkan wesel bayar sebesar Rp.22.400.000 jangka waktu
360 hari, tanpa bunga.
Utang dagang 20.000.000
Wesel bayar 20.000.000
31 Desember 2013
Beban bunga 200.000
Wesel bayar 200.000
Wesel dilunasi tanggal 1 desember 2014
Utang Bank Jangka Pendek
Termasuk ke dalam klarifikasi sebagai liabilitas jangka pendek.Pencacatan
transaksi pada utang bank jangka pendek hampir sama dengan wesel bayar.Biaya
transaksinya akan menambah nilai utang dan provisi akan mengurangi nilai
utang.Terdapat bunga dan tingkat suku bunga akan dihitung ulang untuk memperoleh
tarif bungaefektif. Tarif bunga efektif tersebut digunakan untuk menghitung bunga.
Contoh Soal:
PT. Kenanga pada 1 Oktober 2013 menerima utang dari Bank Permata sebesar
Rp.100.000.000 dipotong biaya provisi 4%. Tingkat suku bunga sebesar 15%. Bunga
dan pokok dibayar saat jatuh tempo.
Jurnal: Tarif bunga efektif yang digunakan sebesar 19,79%
Keterangan Debet Kredit
Beban bunga
Wesel bayar
Wesel bayar
Kas
2.200.000
22.400.000
2.200.000
22.400.000
10. 7
Kas 96.000.000
Utang bank 96.000.000
31 Desember 2013-bunga (3/12 x 19,79% x 96.000.000)
Beban bunga 4.750.000
Utang bunga 4.750.000
Utang bank dilunasi 1 Oktober 2014
Beban bunga 14.250.000
Utang bunga 4.750.000
Utang bank 96.000.000
Kas 115.000.000
Liabilitas Jangka Panjang Yang Akan Jatuh Tempo
Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo periode berikutnya atau current
portion oflongterm liability adalah liabilitas jangka panjang yang akan dilunasi
periode berikutnyadiklasifikasikan menjadi liabilitas jangka pendek, kecuali:
A. Dilunasi dengan akumulasi dana yang tidak diklasifikasikan sebagai aset
lancer
B. Dibiayai kembali atau dilunasi dengan penerbitan liabilitas jangka panjang
yang baru
C. Dikonversi menjadi saham
Liabilitas jangka panjang walaupun akan jatuh tempo tetap diklasifikasikan
sebagai liabilitas jangka pendek.Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo
dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan,diklasifikasikan dalam jangka
pendek. Dengan menggunakan utang bank jangka panjang Jika entitas melakukan
usaha untuk memperpanjang liabilititas jangka panjang yangakan jatuh tempo atau
melakukan pendanaan liabilitas jangka pendek menjadi liabilitas jangka
panjang,namun dilakukan antara akhir periode pelaporan dan tanggal penyelesaian
pelaporan keuangan,maka peristiwa tersebut diungkapkan dengan peristiwa yang
tidakmemerlukan penyesuaian (Non-adjusting events) Sesuai dengan PSAK 8
Peristiwa Setelah Pelaporan
11. 8
Liabilitas Jangka Pendek Yang Akan Dibiayai Kembali
Liabilitas jangka pendek yang akan dibiayai kembali yang akan jatuh tempo
dalam 12 bulan setelah periode pelaporan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka
pendek, jika entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk membiayai
kembali.Pelanggaran perjanjian utang yang mengakibatkan kreditur meminta
percepatan pembayaran,maka liabilitas tersebut disajikan sebagai liabilitas jangka
pendek meskipun krediturmengijinkan penundaan pembayaran selama 12 bulan
setelah tanggal pelaporan tetapi persetujuan tersebut diperoleh setelah tanggal
pelaporan.
Utang Dividen
Utang dividen yang diakui hanyalah dividen tunai atau dividen yang diberikan
dalam bentukaset. Utang dividen diakui pada saat pengumuman dividen dalam Rapat
Umum PemegangSaham (RUPS).Dividen saham tidak dicatat oleh penerima dan
tidak ada pengakuan utang. Dividen sahamakan dicatat dengan mereklasifikasikan
saldo laba ke modal atau agio saham.
Contoh: tanggal 30 Desember 2002 diumumkan akan dibagikan deviden
sebesarRp500.000,00 kepada para pemegang saham, maka perusahaan akan
menjurnal:
Laba ditahan 500.000.0000
Utang deviden 500.000.0000
Pendapatan diterima dimuka
Pada saat kas diterima dari pelanggan, entitas akan mencatat pendapatan
diterima dimuka. Jika pekerjaan telag diselesaikan atau barang telah dikirimkan,
pendapatanditerima dimuka tersebut akan didebit dan diakui sebagai pendapatan
(kredit)
Utang PPN / PPnBM
PPN adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai yang
diciptakan oleh perusahaan. PPN sebenarnya ditanggung oleh konsumen sebagai
pemakai barang atau jasa,namun pengusaha kena pajak atau entitas yang bertugas
melakukan pemungutan pajak. PPN tidak mempengaruhi nilai penjualan atau
12. 9
persediaan (pembelian) kecuali PPN yangtidak dapat dikreditkan.Hal ini sesuai
dengan PSAK 14 Persediaan dan PSAK 16 Aset Tetap Yang menyatakan bahwa
pajak yang dapat dikreditkantidak boleh menambah harga perolehan persediaan dan
aset tetap. Utang PPN akan dibayarkan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya.
Jika PPNmasukan lebih besar,maka kelebihan pembayaran PPN ini akan
dikompensasi pada pembayaran pajak periode berikutnya atau dimintakan
restitusi.Sebelum restitusidiberikan,pihak raja akan melakukan pemeriksaan.
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) adalah pajak yang dikenakan
atas penjualan barang mewah. PPnBM tidak dapat dikreditkan. Bagi produsen
barangmewah,PPnBM yang dikenakan harus disetorkan ke kas negara. Bagi importir
barang mewah, PPnBM dibayarkan ke kas negara bersamaan dengan pembayaran
pajak impordan bea masuk.
Utang pajak penghasilan
Beban pajak penghasilan terdiri dari dua yaitu pajak kini dan pajak
tangguhan.Pajak kiniadalah pajak yang dihitung menurut ketentuan pajak atas
penghasilan yang diperolehentitas dalam satu periode.Pajak kini juga merupakan
pajak terutang dalam satu tahunfiskal yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan
(SPT) tahunan ditambah pajak final jika ada.
Utang gaji
Imbalan kerja diberikan dalam bentuk gaji, tunjangan, bonus, pension, dan
lainnya, untukmengelola pembayaran gaji, entitas biasanya memilki sistem gaji
(payroll system) yangdapat menghitung gaji untuk tiap karyawan, potongan untuk tiap
invidu. Gaji menurutUU Pajak Penghasilan merupakan penghasilan bagi pihak yang
menerima gaji dan entitasyang .membayarkan harus memotong pajak saat
pembayaran gaji dilakukan. Pajak yangdipotong oleh badan atas gaji dan penghasilan
lain yang diterima oleh pekerja disebut PPh Pasal 21. Gaji perbulan tersebut
disetahunkan, kemudian dikalikan dengan tariffyang berlaku (PPh Pasal 17 untuk
wajib pajak pribadi untuk mendapatkan pajak setahun.
Utang pajak pihak ketiga
Pajak yang dipotong di antaranya adalah PPh 21 atas gaji yang diterima
pekerja.PPh 26atas penghasilan yang diterima wajib pajak luar negeri,PPh 23 atas
13. 10
jasa,sewa,bunga royalti.Jika pembayaran pajak tidak dilakukan bersamaan dengan
pembayaran kepada pihak ketiga maka akan timbul utang pajak penghasilan.
C.Provisi dan Kontijensi
Istilah umum yang digunakan untuk sesuatu yang memiliki ketidakpastian
dari sisi keajadian dan jumlah adalah kontinjensi. Dalam akuntansi, kontinjensi
dapat muncul sebagai liabilitas kontinjensi atau aset kontinjensi. Liabilitas
kontinjensi lebih sering dijumpai dibandingkan dengan aset kontinjensi. Prinsip
konservatisme dan kehati-hatian menyebabkan aset kontinjensi tidak akan pernah
diakui sampai aset tersebut diperoleh. Aset kontinjensi jika potensi terjadinya
tinggi dan nilainya dapat diestimasi dengan andal, hanya boleh diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan. PSAK 57 mengatur penyajian dan
pengungkapan untuk provisi dan kontinjensi.
Istilah Provisi dibedakan dari kontinjensi untuk menjelaskan terminologi
yang berbeda. Dalam PSAK 57, provisi disebut sebagai kewajiban diestimasi.
Liabilitas kontinjensi hanya diungkapkan dalam laporan keuangan. Istilah provisi
dapat juga diartikan sebagai pencadangan suatu penurunan yang merupakan akun
lawan aset seperti penurunan nilai, depresiasi. Provisi diakui dalam laporan
keuangan, pengukurannya dengan cara melakukan estimasi. Perbedaan provisi dan
liabilitas lain, terletak pada kepastian dari sisi jumlah dan waktu. Namun provisi
telah memenuhi definisi umumliabilitas yaitu merupakanA kewajiban kini, timbul
dari peristiwa masa lalu dan mengakibatkan keluarnya sumber daya entitas.
Liabilitas Kontinjensi menurut PSAK 57 adalah :
1. Liabilitas Potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pastivdengan terjadi atau tidak terjadinya stau
peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada
dalam kendali entitas.
2. Liabilitas Kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak
diakui karena:
a. Tidak terdapat kemungkinan besar (probable) entitas mengeluarkan
sumber daya untuk menyelesaikan liabilitasnya.
b. Jumlah liabilitas tersebut tidak dapat diukur secara andal.
Liabilitas kontinjensi terdiri dari dua kelompok, kewajiban potensial dan
kewajiban kini yang tidak diakui karena tidak terdapat kemungkinan pengeluaran
14. 11
sumber daya atau tidak dapat diukur dengan andal. Dikatakan kewajiban potensial
karena baru berbentuk kemungkinan, namun jika terjadi akan menyebabkan
pengeluaran sumber daya. Kewajiban potensial dengan berlalunya waktu dapat
berubah menjadi “kemungkinan besar terjadi” sehingga diakui sebagai liabilitas
kini. Ketika liabilitas kontinjensi dapat diukur dengan andal, liabilitas ini akan
diakui sebagai liabilitas kini. Kondisi sebaliknya dapat terjadi, liabilitas
kontinjensi semakin kecil kemungkinan terjadi dan semakin tidak dapat diukur
dengan andal, sehingga tidak perlu diungkapkan dalam laporan keuangan.
Provisi diakui jika memenuhi tiga syarat, yaitu :
1. Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum, konstruktif) sebagai
akibat peristiwa masa lalu.
2. Kemungkinan besar (probable) penyelesaian liabilitas tersebut
mengakibatkan arus keluar sumber daya.
3. Estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas nilainya dapat diukur
dengan andal dapat dibuat.
Provisi diukur sebelum memperhitungkan pajak karena dampak pajak dari provisi
dan perubahannya diatur dalam PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan.
PENGUNGKAPAN PROVISI
Untuk setiap jenis provisi, entitas mengungkapkan :
1. Nilai tercatat pada awal dan akhir periode.
2. Provisi tambahan yang dibuat dalam periode bersangkutan, termasuk
peningkatan jumlah provisi yang ada.
3. Jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada
provisi selama periode bersangkutan.
4. Jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode
bersangkutan.
5. Peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini yang
timbul karena berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat
diskonto.
Jika kemungkinan besar terjadi arus masuk manfaat ekonomi, maka entitas
mengungkapkan uraian singkat mengenai kharakteristik aset kontinjensi pada
akhir periode pelaporan dan jika praktis, estimasi dampak keuangannya,
diukur sesuai dengan prinsip yang berlaku bagi provisi.
15. 12
PENGGANTIAN
Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan provisi diganti
oleh pihak ketiga, maka penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan
bahwa penggantian pasti akan diterima jika entitas menyelesaikan kewajiban.
Penggantian tersebut diakui sebagai aset yang terpisah. Jumlah yang diakui
sebagai penggantian tidak boleh melebihi nilai provisi.
Dalam laporan laba rugi komprehensif, beban yang terkait dengan provisi
dapat disajikan secara neto setelah dikurangi jumlah yang diakui sebagai
penggantian nya.
Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk
mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya
untuk menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi
dibatalkan.
Jika provisi didiskontokan, maka nilai tercatatnya akan meningkat pada setiap
periode untuk mencerminkan berlalunya waktu. Peningkatan ini diakui sebagai
biaya pinjaman.
Provisi hanya dapat digunakan untuk pengeluaran yang berhubungan dengan
tujuan pembentukan provisi. Membebankan pengeluaran untuk mengurangi
provisi yang semula diakui untuk tujuan lain akan menghilangkan pengaruh dari
dua peristiwa yang berbeda
Contoh Kontijensi
Selama bulan September PT. Manajemen Keuangan Network menjual peralatan
produk seharga Rp.140.000.000 dengan garansi 6 bulan. Biaya untuk
memperbaiki kerusakan yang masih dilindungi garansi diperkirakan sebesar 6%
dari harga jual. Buat Jurnal untuk
1. Estimasi beban garansi pada tanggal 30 September
2. Pekerjaan yang masih dilindungi garansi pada tanggal 11 Oktober
Jawaban:
a. Beban garansi bulan September: 6% x Rp.140.000.000 = Rp.8.400.000
Beban garansi produk 8.400.000
Utang garansi produk 8.400.000
b. Mengganti kompeten yang rusak masih dilindungi garansi
Utang Garansi produk 290.000
17. 14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jika sebagai akibat dari kejadian masa lampau, timbul kemungkinan entitas
akan mengeluarkan sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis dalam rangka
menyelesaikan kewajiban masa kini
Kemungkinan kewajiban yang keberadaannya akan menjadi pasti hanya
dengan terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa yang belum pasti di
masa depan, yang (peristiwa itu) tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.
Jika sebagai akibat dari kejadian masa lalu, terdapat kemungkinan timbul aset yang
keberadaannya akan menjadi pasti hanya dengan terjadinya atau tidak terjadinya satu
atau lebih peristiwa yang belum pasti di masa depan, yang (peristiwa itu) tidak
sepenuhnya berada dalam kendali entitas.Sebagian atau seluruh pengeluaran yang
dilakukan untuk menyelesaikan suatu provisi diharapkan akan diganti atau ditanggung
oleh pihak ketiga.
PSAK 57 (revisi 2009) mengatur penyajian dan pengungkapan untuk provisi
dan kontinjensi.
B. Saran
Penggunaan liabilitas untuk menandai entitas harus dipertimbangkan dengan
baik sehingga tetap memberikan manfaat bagi entitas. Liabilitas yang terkait dengan
operasi biasanya tidak ada bunga. Liabilitas operasional ini biasanya diperoleh
perusahaan karena penundaan pembayaran kepada pemasok, pemerintah, karyawan
atau pihak lain. Entitas akan memperoleh keuntungan karena dapat menunda
pembayaran dan menggunakan dana tersebut untuk investasi atau aktivitas lain.
18. 15
DAFTAR PUSTAKA
Kieso,weygandt,walfield, IFRS, John Willey;Intermediate Accounting
Dwi Martani, Slide OCW Universitas Indonesia;Departemen Akuntansi FEUI
Ikhmawati Dewi; Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan Kontijensi