SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
Slide OCW Universitas Indonesia
Oleh : Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
LIABILITAS JANGKA PENDEK ,
PROVISI, KONTIJENSI (PSAK 57)
1
Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 1
Agenda
Liabilitas Jangka Pendek1
PSAK 57 Provisi. Liabilitas Kontijensi dan Aset
Kontijensi2
Ilustrasi3
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 2
Setelah menyelesaian sessi ini diharapkan mahasiswa:
1. Mampu menjelaskan jenis-jenis liabilitas jangka
pendek
2. Mampu membuat jurnal transaksi liabilitas
jangka pendek
3. Mampu menyajikan dan mengungkapkan
liabilitas jangka pendek
4. Mampu menjelaskan provisi dan kontijensi
5. Mampu menyajikan provisi dan mengungkapkan
kontijensi
Sasaran Pembelajaran
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 3
 Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul
dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber
daya entitas.
Liabilitas
Ref. PSAK 57
kewajiban kini
peristiwa masa lalu
pengeluaran sumber daya
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 4
Liabilitas Jangka Pendek
 Klasifikasi liabilitas lancar, jika:
 mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus
operasi normalnya;
 memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
 liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu
12 bulan setelah periode pelaporan; atau
 tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas
selama sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
 Entitas mengklasifikasi liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut
sebagai liabilitas jangka panjang.
Ref. PSAK 1
Siklus operasi  jangka waktu antara perolehan aset
untuk pemrosesan dan realisasinya dalam bentuk kas
atau setara kas.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 5
Liabilitas Jangka Pendek
 Liabilitas jangka pendek termasuk kategori instrumen keuangan
 liabilitas keuangan
 Instrumen keuangan diatur dalam:
 PSAK 50 : Penyajian Instrumen Keuangan
 PSAK 55: Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan
 PSAK 60: Pengungkapan Instrumen Keuangan
 Liabilitas diukur dengan nilai wajar, nilai amortisasi atau harga
perolehan.
 Biaya transaksi untuk yang diukur dengan nilai wajar dibebankan
sebagi biaya periode berjalan, sedangkan untuk yang diukur selain
dengan nilia wajar dikapitalisasi.
 Pengaruh kapitalisasi biaya transaksi akan mempengaruhi
effective interest rate dan beban bunga yang diakui.
Ref. PSAK 55
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 6
 Utang Usaha
 Wesel Bayar
 Utang Bank jangka pendek
 Liabilitas jangka panjang
yang akan jatuh tempo
 Liabilitas jangka pendek
yang didanai kembali
 Utang dividen
Jenis – Jenis Liabilitas Jangka Pendek
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 7
 Uang muka pelanggan
 Pendapatan diterima
dimuka
 Utang PPN / PPnBM
 Utang pajak penghasilan
 Utang gaji
 Utang pajak pihak ketiga
Utang Dagang – Account Payable
 Jumlah yang belum dibayarkan atas barang
atau jasa yang telah diserahkan atau
diselesaikan dari suplier.
 Pengakuan pada tanggal penyerahan barang /
penyelesaian jasa.
 Dasar mencatat  faktur pembelian
 Perjanjiang pembelian misal 2/10, n/30 
pembelian akan diberikan potongan 2% jika
dibayarkan dalam waktu 10 hari, jangka waktu
kredit 30 hari.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 8
Ilustrasi Utang Dagang
 PT. Kenanga tanggal 1 Nopember 2X13
membeli peralatan secara kredit sebesar Rp
20.000.000. Syarat pembelian 2/10, n/30.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 9
1 Nopember 2X13
Persediaan 20.000.000
Utang Dagang 20.000.000
Jika dilunasi 10 Nopember 2X13
Utang Dagang 20.000.000
Kas 19.600.000
Potongan pembelian 400.000
Jika dilunasi 15 Nopember 2X13
Utang Dagang 20.000.000
Kas 20.000.000
Wesel Bayar – Notes Payable
 Janji untuk membayar sejumlah tertentu
pada waktu yang telah ditentukan.
 Diterbitkan untuk melunasi utang atau
membayar pembelian.
 Dapat bersifat jangka pendek atau
panjang
 Seringkali berbunga atau
dapat tidak berbunga
 Jika tidak berbunga diterbitkan
dengan diskon
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 10
Ilustrasi Wesel Bayar - berbunga
 PT. Kenanga melunasi utang dagang sebesar Rp
20.000.000 pada 1 Desember 2X13 dengan
menerbitkan wesel bayar 90 hari, bunga 12%.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 11
1 Desember 2X13
Utang Dagang 20.000.000
Wesel Bayar 20.000.000
31 Desember 2X13 – bunga (30/360*12%*20.000.000)
Beban Bunga 200.000
Utang Bunga 200.000
Wesel dilunasi 1 Maret 2X14
Wesel Bayar 20.000.000
Utang Bunga 200.000
Beban Bunga 400.000
Kas 20.600.000
Ilustrasi Wesel Bayar – tanpa bunga
PT. Kenanga melunasi utang dagang sebesar Rp 20.000.000 pada 1
Desember 2X13 dengan menerbitkan wesel bayar sebesar Rp
22.400.000, jangka waktu 360 hari, tanpa bunga.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 12
1 Desember 2X13
Utang Dagang 20.000.000
Wesel Bayar 20.000.000
31 Desember 2X13 – bunga (30/360*12%*20.000.000)
Beban Bunga 200.000
Wesel Bayar 200.000
Wesel dilunasi 1 Desember 2X14
Beban Bunga 2.200.000
Wesel Bayar 2.200.000
Wesel bayar 22.400.000
Kas 22.400.000
Hitung Effective interest rate  12%
Soal Kuis
PT. Mawar melakukan beberapa transaksi berikut ini pada
bulan Nopember 2X13.
 Membeli peralatan kantor pada 2 Nopember Rp
30.000.000 secara kredit (2/15, n/30). Dilunasi pada 15
Nopember 2X13.
 Menerbitkan wesel bayar 12 bulan tanpa bunga pada
16 Nopember 2X13 sebesar Rp 55.000.000, untuk
melunasi utang dagang sebesar Rp 50.000.000.
 Menerbitkan wesel bayar 3 bulan dengan bunga 8%
jangka waktu 3 bulan pada 30 Nopember untuk
membeli persediaan.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 13
Utang Bank jangka Pendek
 Utang bank jangka pendek diklasifikasikan
sebagai liabilitas jangka pendek.
 Pencatatan hampir sama dengan wesel bayar.
 Ada bunga
 Biaya transaksi menambah nilai utang dan
provisi akan mengurangi nilai utang.
 Tingkat suku bunga dihitung ulang untuk
memperoleh tarif bunga efektif.
 Tarif bunga efektif digunakan menghitung
bunga
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 14
Pokok utang-
provisi + biaya
transaksi
Tarif bunga
Effektive
Beban Bunga
Utang Bank jangka Pendek
PT. Kenanga pada 1 Oktober 2X13 menerima utang dari Bank
Permata sebesar Rp 100.000.000 dipotong provisi 4%. Tingkat suku
bunga sebesar 15%. Bunga dan pokok dibayar saat jatuh tempo.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 15
1 Oktober 2X13
Kas 96.000.000
Utang Bank 96.000.000
31 Desember 2X13 – bunga (3/12*19,79%*96.000.000)
Beban Bunga 4.750.000
Utang Bunga 4.750.000
Utang Bank dilunasi 1 Oktober 2X14
Beban Bunga 14.250.000
Utang Bunga 4.750.000
Utang Bank 96.000.000
Kas 115.000.000
Hitung Effective interest rate  19,79%
Utang Bank jangka Pendek
 Utang bank jangka pendek
diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka
pendek.
 Pencatatan hampir sama dengan wesel
bayar.
 Ada bunga
 Biaya transaksi menambah nilai utang
dan provisi akan mengurangi nilai utang
 mempengaruhi tarif bunga efektif
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 16
Liabilitas Jangka Panjang yang
akan Jatuh Tempo periode berikutnya
(Current portion of longterm liability)
 Liabilitas jangka panjang yang akan dilunasi
periode berikutnya diklasifikasikan menjadi
liabilitas jangka pendek kecuali:
 Dilunasi dengan akumulasi dana yang tidak
diklasifikasikan sebagai aset lancar
 Dibiayai kembali atau dilunasi dengan penerbitan
liabilitas jangka panjang yang baru.
 Dikonversi menjadi saham
Liabilitas jangka panjang walaupun akan jatuh tempo
tetap diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 17
Liabilitas Jangka Panjang yang
akan Jatuh Tempo periode berikutnya
(Current portion of longterm liability)
 Entitas harus menunjukkan kemampuan
untuk melengkapi proses pembiayaan ulang.
 Hutang tersebut dibiayai ulang sebelum
laporan keuangan diluncurkan, atau
 Entitas menandatangani perjanjian
pebiayaan ulang.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 18
Liabilitas Jangka Pendek Dibiayai Kembali
 Liabilitas keuangan yang dibiayai kembali yang akan jatuh
tempo dalam 12 bulan setelah periode pelaporan
diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika
entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk membiayai
kembali.
 Pelanggaran perjanjian utang yang mengakibatkan
kreditur meminta percepatan pembayaran, maka
liabilitas tersebut disajikan sebagai liabilitas jangka
pendek, meskipun kreditur mengijinkan penundaan
pembayaran selama 12 bulan setelah tanggal pelaporan
tetapi persetujuan tersebut diperoleh setelah tanggal
pelaporan
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 19
Ref. PSAK 1
 Utang dividen diakui pada saat pengumuman
dividen dalam Rapat Umum Pemegang Saham
 Utang dividen yang diakui hanyalah dividen
tunai atau dividen yang diberikan dalam
bentuk aset
 Dividen saham tidak dicatat oleh penerima dan
tidak ada pengakuan utang. Dividen saham
akan dicatat dengan mereklasifikasikan saldo
laba ke modal /agio saham
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 20
Utang Dividen
 PSAK 57 (IAS 37) ini bertujuan untuk
mengatur
 pengakuan dan pengukuran provisi,
kewajiban kontinjensi dan aset
kontinjensi serta
 untuk memastikan informasi memadai
telah diungkapkan dalam CaLK
 Agar para pengguna dapat memahami
sifat, waktu, dan jumlah yang terkait
dengan informasi tersebut.
Tujuan & Ruang Lingkup PSAK 57
Provision
Contingent liabilities
Contingent assets
21Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Ref. PSAK 57
PSAK diterapkan oleh semua entitas dalam
akuntansinya, kecuali yang timbul dari:
(a) kontrak eksekutori, kecuali jika kontrak tersebut
bersifat memberatkan (onerous);
(b) hal-hal yang telah dicakup dalam PSAK lain.
Contoh: PSAK 34; 46; 30; 24; 28; 36
Pernyataan ini tidak berlaku untuk instrumen keuangan
(termasuk garansi) yang termasuk dalam ruang lingkup
PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran.
Pengecualian
PSAK 57
Par 5
22Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Ref. PSAK 57
 Kontrak eksekutori adalah kontrak yang kedua belah pihak
terkaitnya belum melaksanakan kewajiban kontrak atau telah
melaksanakan sebagian kewajiban mereka dengan proporsi
yang sama.
 Provisi adalah liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti
 Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya dapat
mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi.
Definisi
23Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Ref. PSAK 57
Provisi diakui jika:
(a) entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat
hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai
akibat peristiwa masa lalu;
(b) kemungkinan besar penyelesaian kewajiban
tersebut mengakibatkan arus keluar sumber
daya yang mengandung manfaat ekonomi;
dan
(c) estimasi yang andal mengenai jumlah
kewajiban ter sebut dapat dibuat.
Jika kondisi di atas tidak terpenuhi, maka provisi
tidak diakui.
Pengakuan Provisi
Present
obligation
Probable
outflow
Reliable
estimate
Past event
24Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Ref. PSAK 57
 Dalam kasus kewajiban kini tidak
dapat ditentukan secara jelas:
 setelah mempertimbangkan semua
bukti tersedia,
 terdapat kemungkinan lebih besar
terjadi daripada tidak terjadi bahwa
 kewajiban kini telah ada,
 pada akhir periode pelaporan.
Present Obligation
Contoh: Tuntutan
Hukum
Par 15
More likely than not
End of Reporting
Period
Pengakuan Provisi
25Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Ref. PSAK 57
Pertimbangan bukti-bukti yang tersedia:
(a) besar kemungkinannya bahwa kewajiban
kini telah ada pada akhir periode pelaporan,
entitas mengakui provisi (jika kriteria
pengakuan terpenuhi); dan
(b) jika besar kemungkinan bahwa kewajiban
kini belum ada pada akhir periode
pelaporan, entitas mengungkapkan
kewajiban kontinjensi.
(c) Pengungkapan tidak diperlukan jika
kemungkinan arus keluar sumber daya kecil.
more likely than not
provision
Disclose a Contingent
Liability
Remote:
No disclosure
Pengakuan Provisi
26Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Past events Present obligation
Obligating events
Legal Obligation
Constructive
Obligation
Kewajiban hukum timbul
dari:
(a) suatu kontrak (secara
eksplisit atau implisit);
(b) peraturan perundang-
undangan; atau
(c) pelaksanaan produk
hukum lainnya.
Kewajiban konstruktif :
(a) berdasarkan praktik baku masa lalu,
dan
(b) menimbulkan ekspektasi kuat bahwa
entitas akan melaksanakan tanggung
jawab tersebut.
Pengakuan Provisi
27Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
 Provisi diakui hanya bagi kewajiban yang timbul dari
peristiwa masa lalu, yang terpisah dari tindakan entitas
pada masa datang (yaitu penyelenggaraan entitas pada
masa datang).
 “Independent of future actions”
 Contoh:
 denda atau biaya pemulihan pencemaran lingkungan, yang
mengakibatkan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban
itu tanpa memandang tindakan entitas pada masa datang.
 biaya kegiatan purna-operasi (decommissioning) instalasi minyak atau
instalasi nuklir sebatas jumlah yang harus ditanggung entitas untuk
memperbaiki kerusakan yang telah ditimbulkan.
Pengakuan Provisi
PSAK 57
Par 19
28Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
 Contoh ...
 ketika terjadi kerusakan lingkungan, entitas tidak terikat
untuk menanggulanginya. Akan tetapi, perbuatan yang
mengakibatkan kerusakan tersebut akan menjadi peristiwa
yang mengikat pada saat terbit peraturan perundang-
undangan baru yang mengharuskan kerusakan itu untuk
ditanggulangi atau pada saat entitas mengumumkan secara
terbuka untuk menanggulangi kerusakan tersebut sehingga
menimbulkan kewajiban konstruktif.
 Jika terdapat sejumlah kewajiban serupa (misalnya garansi
atau jaminan produk, atau kontrak-kontrak serupa),
 kemungkinan arus keluar sumber daya untuk
menyelesaikan kewajiban tersebut ditentukan dengan
mempertimbangkan keseluruhannya sebagai suatu
kelompok kewajiban.
Pengakuan Provisi
PSAK 57
Par 21;
24
29Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Ref. PSAK 57
Pengakuan Provisi
30Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Liabilitas Kontijensi
 No Recognition  Disclosed
 Liabilitas kontijensi yang tidak memenuhi kriteria sebagai
provisi diklasifikasikan sebagai liablitas kontijensi.
 Liabilitas kontijensi tidak diakui dalam laporan keuangan dan
hanya diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
 Keberasaan liablitas kontijensi harus dievaluasi apakah
berubah :
 menjadi provisi karena menjadi probable dan dapat diukur
dengan andal; atau
 Menjadi kemungkinan kecil sehingga tidak perlu
diungkapkan
31Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Ref. PSAK 57
Entitas tidak diperkenankan mengakui aset
kontinjensi. (PSAK 57 par 31)
Contingent Assets
 No Recognition  Disclosed
Aset kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa
masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau
tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan yang
tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.
32Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Ref. PSAK 57
1. Estimasi terbaik
 Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban
kini pada akhir periode pelaporan. (par 36)
2. Risiko dan Ketidakpastian
 Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban
kini pada akhir periode pelaporan. (par 42)
3. Nilai Kini
 Jika dampak nilai waktu uang cukup material, maka jumlah
provisi adalah nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban. (par 45)
Pengukuran
33Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
4. Peristiwa Masa Depan
 Peristiwa masa depan yang dapat mempengaruhi jumlah yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu kewajiban harus
tercermin dalam jumlah provisi jika ada bukti obyektif bahwa
peristiwa itu akan terjadi. (PSAK 57 par 48)
5. Rencana Pelepasan Aset
 Keuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan aset
tidak boleh dipertimbangkan dalam menghitung suatu provisi
(PSAK 57 par 51)
Pengukuran
34Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
 Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk
menyelesaikan provisi diganti oleh pihak ketiga,
 penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa
penggantian pasti diterima pada saat entitas menyelesaikan
kewajibannya.
 Penggantian tersebut diakui sebagai aset yang terpisah.
 Jumlah yang diakui sebagai penggantian tidak boleh melebihi
nilai provisi.
 Dalam laporan laba rugi komprehensif, beban yang berkaitan
dengan provisi dapat disajikan secara neto setelah dikurangi
jumlah yang diakui sebagai penggantiannya.
Penggantian
35Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Ref. PSAK 57
 Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan 
estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber
daya kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi
tersebut dibatalkan. (PSAK 57 par 59)
 Jika kewajiban diestimasi didiskonto, maka nilai
tercatatnya akan meningkat pada setiap periode untuk
mencerminkan berlalunya waktu. Peningkatan ini diakui
sebagai biaya pinjaman (PSAK 57 par 60)  unwinding of
the discount
 Provisi hanya dapat digunakan untuk pengeluaran yang
berhubungan langsung dengan tujuan pembentukan
provisi tersebut. (PSAK 57 par 61)
Perubahan dan Penggunaan Provisi
36Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Ref. PSAK 57
 Jika entitas terikat dalam suatu kontrak
memberatkan, maka kewajiban kini
menurut kontrak tersebut diukur dan diakui
sebagai provisi. (PSAK 57 par 66)
Kontrak memberatkan
Kontrak memberatkan adalah kontrak yang biaya tidak
terhindarkan untuk memenuhi kewajiban kontraknya
melebihi manfaat ekonomis yang akan diterima dari
kontrak tersebut.
37Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
 Restrukturisasi adalah program yang direncanakan dan
dikendalikan oleh manajemen dan secara material
mengubah:
(a) lingkup kegiatan usaha suatu entitas; atau
(b) cara mengelola usaha tersebut.
 Contoh:
(a) penjualan atau penghentian suatu lini usaha;
(b) penutupan lokasi usaha dalam suatu negara atau kawasan ke
negara atau kawasan lain;
(c) perubahan dalam struktur manajemen, misalnya menghilangkan
satu lapis manajemen; dan
(d) reorganisasi mendasar yang memiliki dampak signifi kan pada
karakteristik dan fokus operasi entitas.
Restrukturisasi
38Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
 Kewajiban konstruktif untuk melakukan restrukturisasi
muncul hanya jika entitas memiliki rencana formal yang
rinci dan menciptakan ekpektasi yang valid pada pihak-
pihak yang terkena dampak restrukturisasi (rinci, lihat PSAK
57 par 72)
 Provisi restrukturisasi hanya mencakup pengeluaran
langsung yang timbul dari restrukturisasi, yaitu yang
memenuhi kedua persyaratan berikut ini:
(a) benar-benar harus dikeluarkan dalam rangka
restrukturisasi; dan
(b) tidak terkait dengan aktivitas yang masih berlangsung
pada entitas.
Restrukturisasi
39Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Untuk setiap jenis provisi, entitas harus mengungkapkan:
(a) nilai tercatat pada awal dan akhir periode;
(b) provisi tambahan yang dibuat dalam periode
bersangkutan, termasuk peningkatan jumlah pada
provisi yang ada;
(c) jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan
dibebankan pada provisi selama periode
bersangkutan;
(d) jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan
selama periode bersangkutan; dan
(e) peningkatan, selama periode yang bersangkutan,
dalam nilai kini yang timbul karena berlalunya waktu
dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto.
Pengungkapan
40Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Entitas juga harus mengungkapkan pula:
(a) uraian singkat mengenai karakteristik kewajiban dan
perkiraan saat arus keluar sumber daya terjadi;
(b) indikasi mengenai ketidakpastian saat atau jumlah arus
keluar tersebut jika diperlukan dalam rangka
menyediakan informasi yang memadai, entitas harus
mengungkap kan asumsi utama yang mendasari
prakiraan peristiwa masa depan
(c) jumlah estimasi penggantian yang akan diterima
dengan menyebutkan jumlah aset yang telah diakui
untuk estimasi penggantian tersebut.
Pengungkapan
41Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Contoh 1
 PT. Intan menjual produknya dengan memberikan jaminan atau garansi produk
kepada para pembeli produknya. Berdasarkan kontrak penjualan, produsen
menjamin akan memperbaiki atau mengganti produk yang dalam jangka waktu dua
tahun sejak tanggal penjualannya jika terjadi kerusakan. Berdasarkan pengalaman
masa lalu, terdapat kemungkinan besar bahwa akan terjadi klaim atas jaminan
yang diberikan.
42
Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu yang
mengikat. Penjualan produk dengan jaminan, yang selanjutnya menimbulkan
kewajiban hukum.
Keluarnya sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis dalam
rangka penyelesaian kewajiban. Terdapat kemungkinan besar terjadi
pengeluaran sumber daya karena jaminan yang diberikan (paragraf 24).
Simpulan. Entitas harus mengakui kewajiban provisi sebesar estimasi
terbaik biaya perbaikan dan/atau penggantian yang mungkin perlu dikeluarkan
dalam rangka menjamin produk yang dijual sebelum akhir periode pelaporan
(par 14 dan 24).
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Ref. PSAK 57
Contoh 2
 PT. Mulia bergerak pada industri minyak melakukan pencemaran lingkungan, tetapi
perusahaan melakukan pembersihan atas pencemaran tersebut hanya sebatas
diwajibkan oleh peraturan. Salah satu negara tempat entitas tersebut beroperasi
tidak memiliki peraturan yang mengatur tentang pembersihan atas pencemaran
lingkungan, dan entitas tersebut telah melakukan pencemaran di negara tersebut
selama beberapa tahun. Pada tanggal 31 Desember 2X0 dapat dipastikan bahwa
RUU yang mewajibkan pembersihan tanah yang dicemarkan akan diberlakukan
segera setelah akhir tahun.
43
1. Peristiwa yang mengikat adalah pencemaran tanah karena dapat
dipastikan peraturan perundang-undangan yang akan diberlakukan
mengharuskan pembersihan atas pencemaran lingkungan.
2. Terdapat kemungkinan besar bahwa hal ini (keluarnya sumber daya) akan
terjadi.
3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar estimasi
terbaik biaya pembersihan.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Ref. PSAK 57
Contoh 3
 PT. Matahara perusahaan ritel yan mempunyai kebijakan mengembalikan
uang pembelian dari pelanggan yang tidak puas, meskipun tidak ada
kewajiban hukum yang mengharuskan entitas untuk mengembalikan uang
konsumen.
44
1. Peristiwa mengikat adalah peristiwa penjualan produk, yang
menimbulkan kewajiban konstruktif karena tindakan entitas telah
menciptakan ekspektasi yang valid bagi pembeli bahwa entitas akan
mengembalikan uang mereka.
2. Terdapat kemungkinan besar keluarnya sumber daya, yaitu sebagian
barang akan dikembalikan dan perusahaan mengembalikan uang
pelanggan (par 24)
3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar
estimasi terbaik dari biaya pengembalian (lihat paragraf 10 (defi nisi
kewajiban konstruktif ), 14, 17 dan 24.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Ref. PSAK 57
Contoh 4
 Pemerintah mengumumkan perubahan dalam peraturan Pajak Penghasilan.
 Akibatnya, perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan harus
melakukan pelatihan ulang terhadap sejumlah besar pegawai penjualan dan
administrasi agar dapat terus memenuhi peraturan yang berlaku di bidang
jasa keuangan.
 Pada akhir periode pelaporan, pelatihan ulang terhadap karyawan belum
dilakukan.
45
1. Belum timbul kewajiban karena peristiwa yang mengikat (yaitu
pelatihan ulang) belum terjadi.
2. Provisi tidak diakui (par 14 dan 17-19).
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Referensi Utama
 Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, IFRS edition, John Wiley
 Standar Akuntansi Keuangan
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI
 International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material
The Institute of Chartered Accountants, England and Wales
Slide OCW Universitas Indonesia
Oleh : Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
Irsyad dan Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 47

More Related Content

What's hot

UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2DIANA LESTARI
 
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan KontijensiMateri AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan KontijensiRyan Gamof
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting IntermediateCh10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting IntermediateMaiya Maiya
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinyaHutria Angelina Mamentu
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2iyandri tiluk wahyono
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Rose Meea
 
Ch07 - accounting intermediate - IND
Ch07 - accounting intermediate - INDCh07 - accounting intermediate - IND
Ch07 - accounting intermediate - INDMaiya Maiya
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahDeddi Nordiawan
 
Psak 46 pajak penghasilan 25032015
Psak  46 pajak penghasilan 25032015Psak  46 pajak penghasilan 25032015
Psak 46 pajak penghasilan 25032015PPA FEUI
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorresa_putra
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Livi Pungus
 
Bab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaanBab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaansony4de
 

What's hot (20)

Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
 
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan KontijensiMateri AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
 
02.sapd beban&belanja
02.sapd beban&belanja02.sapd beban&belanja
02.sapd beban&belanja
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
 
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting IntermediateCh10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
 
Akuntansi koperasi
Akuntansi koperasiAkuntansi koperasi
Akuntansi koperasi
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
 
Kewajiban dan ekuitas
Kewajiban dan ekuitasKewajiban dan ekuitas
Kewajiban dan ekuitas
 
Ch07 - accounting intermediate - IND
Ch07 - accounting intermediate - INDCh07 - accounting intermediate - IND
Ch07 - accounting intermediate - IND
 
PPh 26
PPh 26PPh 26
PPh 26
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
 
Rasio Keuangan
Rasio KeuanganRasio Keuangan
Rasio Keuangan
 
Psak 46 pajak penghasilan 25032015
Psak  46 pajak penghasilan 25032015Psak  46 pajak penghasilan 25032015
Psak 46 pajak penghasilan 25032015
 
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditor
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham
 
Bab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaanBab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaan
 

Viewers also liked

Arti accounting departement chapter 2
Arti accounting departement chapter 2Arti accounting departement chapter 2
Arti accounting departement chapter 2fitrahusaid
 
Pengantar Akuntansi - BAB III
Pengantar Akuntansi - BAB IIIPengantar Akuntansi - BAB III
Pengantar Akuntansi - BAB IIIrusdiman1
 
Perdagangan internasional, pelayaran dan kepelabuhanan
Perdagangan internasional, pelayaran dan kepelabuhananPerdagangan internasional, pelayaran dan kepelabuhanan
Perdagangan internasional, pelayaran dan kepelabuhananRyev Arviyn
 
CONTOH SOAL KASUS IMPLEMENTASI SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA
CONTOH SOAL  KASUS IMPLEMENTASI SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASACONTOH SOAL  KASUS IMPLEMENTASI SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA
CONTOH SOAL KASUS IMPLEMENTASI SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASAfitrahusaid
 
Gamifying Healthy and Smart cities who ak2
Gamifying Healthy and Smart cities who ak2Gamifying Healthy and Smart cities who ak2
Gamifying Healthy and Smart cities who ak2Games for Health Finland
 

Viewers also liked (7)

Wesel Tagih
Wesel TagihWesel Tagih
Wesel Tagih
 
Arti accounting departement chapter 2
Arti accounting departement chapter 2Arti accounting departement chapter 2
Arti accounting departement chapter 2
 
Pengantar Akuntansi - BAB III
Pengantar Akuntansi - BAB IIIPengantar Akuntansi - BAB III
Pengantar Akuntansi - BAB III
 
Perdagangan internasional, pelayaran dan kepelabuhanan
Perdagangan internasional, pelayaran dan kepelabuhananPerdagangan internasional, pelayaran dan kepelabuhanan
Perdagangan internasional, pelayaran dan kepelabuhanan
 
Cost of capital
Cost of capitalCost of capital
Cost of capital
 
CONTOH SOAL KASUS IMPLEMENTASI SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA
CONTOH SOAL  KASUS IMPLEMENTASI SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASACONTOH SOAL  KASUS IMPLEMENTASI SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA
CONTOH SOAL KASUS IMPLEMENTASI SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA
 
Gamifying Healthy and Smart cities who ak2
Gamifying Healthy and Smart cities who ak2Gamifying Healthy and Smart cities who ak2
Gamifying Healthy and Smart cities who ak2
 

Similar to PSAK57

MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdfMAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdfAprisaangrariani
 
Meet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdf
Meet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdfMeet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdf
Meet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdfMasnaAbdulBaqi
 
PPT UTANG LANCAR
PPT UTANG LANCARPPT UTANG LANCAR
PPT UTANG LANCARNurul Qamar
 
Analisa ap hutang pendek
Analisa ap hutang pendekAnalisa ap hutang pendek
Analisa ap hutang pendekSadeg Sadeh
 
Utang jangka pendek
Utang jangka pendekUtang jangka pendek
Utang jangka pendekPrass Anjar
 
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan MenengahBab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan MenengahKaniaPutri34
 
Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban jangka Panjang
Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban jangka PanjangKewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban jangka Panjang
Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban jangka PanjangDesi Nurmalasari
 
1 Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan Kontinjensi.pptx
1 Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan Kontinjensi.pptx1 Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan Kontinjensi.pptx
1 Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan Kontinjensi.pptxSyahrulFujiana
 
PSAK-55-Pengakuan-Instrumen-Keuangan-IAS-39-18122013-pokok.pptx
PSAK-55-Pengakuan-Instrumen-Keuangan-IAS-39-18122013-pokok.pptxPSAK-55-Pengakuan-Instrumen-Keuangan-IAS-39-18122013-pokok.pptx
PSAK-55-Pengakuan-Instrumen-Keuangan-IAS-39-18122013-pokok.pptxajimaulana33
 
Ch.13 kewajiban lancar
Ch.13 kewajiban lancarCh.13 kewajiban lancar
Ch.13 kewajiban lancarbetavanjava
 
Pertemuan 11.pptx
Pertemuan 11.pptxPertemuan 11.pptx
Pertemuan 11.pptxSaveFile1
 
Bab 2 piutang dagang
Bab 2 piutang dagangBab 2 piutang dagang
Bab 2 piutang dagangRian Ekawati
 
Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)
Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)
Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)Dela Pandu Asworo
 
Akuntansi Kewajiban Desa.pptx
Akuntansi Kewajiban Desa.pptxAkuntansi Kewajiban Desa.pptx
Akuntansi Kewajiban Desa.pptxssuserb5ed70
 

Similar to PSAK57 (20)

Liabilitas SR
Liabilitas  SRLiabilitas  SR
Liabilitas SR
 
Akuntansi Perpajakan
Akuntansi PerpajakanAkuntansi Perpajakan
Akuntansi Perpajakan
 
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdfMAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
 
Meet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdf
Meet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdfMeet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdf
Meet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdf
 
PPT UTANG LANCAR
PPT UTANG LANCARPPT UTANG LANCAR
PPT UTANG LANCAR
 
HUTANG LANCAR d3.ppt
HUTANG LANCAR d3.pptHUTANG LANCAR d3.ppt
HUTANG LANCAR d3.ppt
 
Analisa ap hutang pendek
Analisa ap hutang pendekAnalisa ap hutang pendek
Analisa ap hutang pendek
 
Kewajiban Lancar
Kewajiban LancarKewajiban Lancar
Kewajiban Lancar
 
Utang jangka pendek
Utang jangka pendekUtang jangka pendek
Utang jangka pendek
 
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan MenengahBab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
 
Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban jangka Panjang
Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban jangka PanjangKewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban jangka Panjang
Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban jangka Panjang
 
1 Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan Kontinjensi.pptx
1 Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan Kontinjensi.pptx1 Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan Kontinjensi.pptx
1 Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan Kontinjensi.pptx
 
PSAK-55-Pengakuan-Instrumen-Keuangan-IAS-39-18122013-pokok.pptx
PSAK-55-Pengakuan-Instrumen-Keuangan-IAS-39-18122013-pokok.pptxPSAK-55-Pengakuan-Instrumen-Keuangan-IAS-39-18122013-pokok.pptx
PSAK-55-Pengakuan-Instrumen-Keuangan-IAS-39-18122013-pokok.pptx
 
P2 soal praktik
P2 soal praktikP2 soal praktik
P2 soal praktik
 
Ch.13 kewajiban lancar
Ch.13 kewajiban lancarCh.13 kewajiban lancar
Ch.13 kewajiban lancar
 
Pertemuan 11.pptx
Pertemuan 11.pptxPertemuan 11.pptx
Pertemuan 11.pptx
 
Bab 2-piutang
Bab 2-piutangBab 2-piutang
Bab 2-piutang
 
Bab 2 piutang dagang
Bab 2 piutang dagangBab 2 piutang dagang
Bab 2 piutang dagang
 
Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)
Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)
Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)
 
Akuntansi Kewajiban Desa.pptx
Akuntansi Kewajiban Desa.pptxAkuntansi Kewajiban Desa.pptx
Akuntansi Kewajiban Desa.pptx
 

PSAK57

  • 1. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI LIABILITAS JANGKA PENDEK , PROVISI, KONTIJENSI (PSAK 57) 1 Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 1
  • 2. Agenda Liabilitas Jangka Pendek1 PSAK 57 Provisi. Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi2 Ilustrasi3 Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 2
  • 3. Setelah menyelesaian sessi ini diharapkan mahasiswa: 1. Mampu menjelaskan jenis-jenis liabilitas jangka pendek 2. Mampu membuat jurnal transaksi liabilitas jangka pendek 3. Mampu menyajikan dan mengungkapkan liabilitas jangka pendek 4. Mampu menjelaskan provisi dan kontijensi 5. Mampu menyajikan provisi dan mengungkapkan kontijensi Sasaran Pembelajaran Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 3
  • 4.  Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber daya entitas. Liabilitas Ref. PSAK 57 kewajiban kini peristiwa masa lalu pengeluaran sumber daya Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 4
  • 5. Liabilitas Jangka Pendek  Klasifikasi liabilitas lancar, jika:  mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya;  memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;  liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; atau  tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.  Entitas mengklasifikasi liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai liabilitas jangka panjang. Ref. PSAK 1 Siklus operasi  jangka waktu antara perolehan aset untuk pemrosesan dan realisasinya dalam bentuk kas atau setara kas. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 5
  • 6. Liabilitas Jangka Pendek  Liabilitas jangka pendek termasuk kategori instrumen keuangan  liabilitas keuangan  Instrumen keuangan diatur dalam:  PSAK 50 : Penyajian Instrumen Keuangan  PSAK 55: Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan  PSAK 60: Pengungkapan Instrumen Keuangan  Liabilitas diukur dengan nilai wajar, nilai amortisasi atau harga perolehan.  Biaya transaksi untuk yang diukur dengan nilai wajar dibebankan sebagi biaya periode berjalan, sedangkan untuk yang diukur selain dengan nilia wajar dikapitalisasi.  Pengaruh kapitalisasi biaya transaksi akan mempengaruhi effective interest rate dan beban bunga yang diakui. Ref. PSAK 55 Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 6
  • 7.  Utang Usaha  Wesel Bayar  Utang Bank jangka pendek  Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo  Liabilitas jangka pendek yang didanai kembali  Utang dividen Jenis – Jenis Liabilitas Jangka Pendek Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 7  Uang muka pelanggan  Pendapatan diterima dimuka  Utang PPN / PPnBM  Utang pajak penghasilan  Utang gaji  Utang pajak pihak ketiga
  • 8. Utang Dagang – Account Payable  Jumlah yang belum dibayarkan atas barang atau jasa yang telah diserahkan atau diselesaikan dari suplier.  Pengakuan pada tanggal penyerahan barang / penyelesaian jasa.  Dasar mencatat  faktur pembelian  Perjanjiang pembelian misal 2/10, n/30  pembelian akan diberikan potongan 2% jika dibayarkan dalam waktu 10 hari, jangka waktu kredit 30 hari. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 8
  • 9. Ilustrasi Utang Dagang  PT. Kenanga tanggal 1 Nopember 2X13 membeli peralatan secara kredit sebesar Rp 20.000.000. Syarat pembelian 2/10, n/30. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 9 1 Nopember 2X13 Persediaan 20.000.000 Utang Dagang 20.000.000 Jika dilunasi 10 Nopember 2X13 Utang Dagang 20.000.000 Kas 19.600.000 Potongan pembelian 400.000 Jika dilunasi 15 Nopember 2X13 Utang Dagang 20.000.000 Kas 20.000.000
  • 10. Wesel Bayar – Notes Payable  Janji untuk membayar sejumlah tertentu pada waktu yang telah ditentukan.  Diterbitkan untuk melunasi utang atau membayar pembelian.  Dapat bersifat jangka pendek atau panjang  Seringkali berbunga atau dapat tidak berbunga  Jika tidak berbunga diterbitkan dengan diskon Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 10
  • 11. Ilustrasi Wesel Bayar - berbunga  PT. Kenanga melunasi utang dagang sebesar Rp 20.000.000 pada 1 Desember 2X13 dengan menerbitkan wesel bayar 90 hari, bunga 12%. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 11 1 Desember 2X13 Utang Dagang 20.000.000 Wesel Bayar 20.000.000 31 Desember 2X13 – bunga (30/360*12%*20.000.000) Beban Bunga 200.000 Utang Bunga 200.000 Wesel dilunasi 1 Maret 2X14 Wesel Bayar 20.000.000 Utang Bunga 200.000 Beban Bunga 400.000 Kas 20.600.000
  • 12. Ilustrasi Wesel Bayar – tanpa bunga PT. Kenanga melunasi utang dagang sebesar Rp 20.000.000 pada 1 Desember 2X13 dengan menerbitkan wesel bayar sebesar Rp 22.400.000, jangka waktu 360 hari, tanpa bunga. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 12 1 Desember 2X13 Utang Dagang 20.000.000 Wesel Bayar 20.000.000 31 Desember 2X13 – bunga (30/360*12%*20.000.000) Beban Bunga 200.000 Wesel Bayar 200.000 Wesel dilunasi 1 Desember 2X14 Beban Bunga 2.200.000 Wesel Bayar 2.200.000 Wesel bayar 22.400.000 Kas 22.400.000 Hitung Effective interest rate  12%
  • 13. Soal Kuis PT. Mawar melakukan beberapa transaksi berikut ini pada bulan Nopember 2X13.  Membeli peralatan kantor pada 2 Nopember Rp 30.000.000 secara kredit (2/15, n/30). Dilunasi pada 15 Nopember 2X13.  Menerbitkan wesel bayar 12 bulan tanpa bunga pada 16 Nopember 2X13 sebesar Rp 55.000.000, untuk melunasi utang dagang sebesar Rp 50.000.000.  Menerbitkan wesel bayar 3 bulan dengan bunga 8% jangka waktu 3 bulan pada 30 Nopember untuk membeli persediaan. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 13
  • 14. Utang Bank jangka Pendek  Utang bank jangka pendek diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek.  Pencatatan hampir sama dengan wesel bayar.  Ada bunga  Biaya transaksi menambah nilai utang dan provisi akan mengurangi nilai utang.  Tingkat suku bunga dihitung ulang untuk memperoleh tarif bunga efektif.  Tarif bunga efektif digunakan menghitung bunga Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 14 Pokok utang- provisi + biaya transaksi Tarif bunga Effektive Beban Bunga
  • 15. Utang Bank jangka Pendek PT. Kenanga pada 1 Oktober 2X13 menerima utang dari Bank Permata sebesar Rp 100.000.000 dipotong provisi 4%. Tingkat suku bunga sebesar 15%. Bunga dan pokok dibayar saat jatuh tempo. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 15 1 Oktober 2X13 Kas 96.000.000 Utang Bank 96.000.000 31 Desember 2X13 – bunga (3/12*19,79%*96.000.000) Beban Bunga 4.750.000 Utang Bunga 4.750.000 Utang Bank dilunasi 1 Oktober 2X14 Beban Bunga 14.250.000 Utang Bunga 4.750.000 Utang Bank 96.000.000 Kas 115.000.000 Hitung Effective interest rate  19,79%
  • 16. Utang Bank jangka Pendek  Utang bank jangka pendek diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek.  Pencatatan hampir sama dengan wesel bayar.  Ada bunga  Biaya transaksi menambah nilai utang dan provisi akan mengurangi nilai utang  mempengaruhi tarif bunga efektif Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 16
  • 17. Liabilitas Jangka Panjang yang akan Jatuh Tempo periode berikutnya (Current portion of longterm liability)  Liabilitas jangka panjang yang akan dilunasi periode berikutnya diklasifikasikan menjadi liabilitas jangka pendek kecuali:  Dilunasi dengan akumulasi dana yang tidak diklasifikasikan sebagai aset lancar  Dibiayai kembali atau dilunasi dengan penerbitan liabilitas jangka panjang yang baru.  Dikonversi menjadi saham Liabilitas jangka panjang walaupun akan jatuh tempo tetap diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 17
  • 18. Liabilitas Jangka Panjang yang akan Jatuh Tempo periode berikutnya (Current portion of longterm liability)  Entitas harus menunjukkan kemampuan untuk melengkapi proses pembiayaan ulang.  Hutang tersebut dibiayai ulang sebelum laporan keuangan diluncurkan, atau  Entitas menandatangani perjanjian pebiayaan ulang. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 18
  • 19. Liabilitas Jangka Pendek Dibiayai Kembali  Liabilitas keuangan yang dibiayai kembali yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan setelah periode pelaporan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk membiayai kembali.  Pelanggaran perjanjian utang yang mengakibatkan kreditur meminta percepatan pembayaran, maka liabilitas tersebut disajikan sebagai liabilitas jangka pendek, meskipun kreditur mengijinkan penundaan pembayaran selama 12 bulan setelah tanggal pelaporan tetapi persetujuan tersebut diperoleh setelah tanggal pelaporan Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 19 Ref. PSAK 1
  • 20.  Utang dividen diakui pada saat pengumuman dividen dalam Rapat Umum Pemegang Saham  Utang dividen yang diakui hanyalah dividen tunai atau dividen yang diberikan dalam bentuk aset  Dividen saham tidak dicatat oleh penerima dan tidak ada pengakuan utang. Dividen saham akan dicatat dengan mereklasifikasikan saldo laba ke modal /agio saham Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 20 Utang Dividen
  • 21.  PSAK 57 (IAS 37) ini bertujuan untuk mengatur  pengakuan dan pengukuran provisi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta  untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam CaLK  Agar para pengguna dapat memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Tujuan & Ruang Lingkup PSAK 57 Provision Contingent liabilities Contingent assets 21Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI Ref. PSAK 57
  • 22. PSAK diterapkan oleh semua entitas dalam akuntansinya, kecuali yang timbul dari: (a) kontrak eksekutori, kecuali jika kontrak tersebut bersifat memberatkan (onerous); (b) hal-hal yang telah dicakup dalam PSAK lain. Contoh: PSAK 34; 46; 30; 24; 28; 36 Pernyataan ini tidak berlaku untuk instrumen keuangan (termasuk garansi) yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Pengecualian PSAK 57 Par 5 22Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI Ref. PSAK 57
  • 23.  Kontrak eksekutori adalah kontrak yang kedua belah pihak terkaitnya belum melaksanakan kewajiban kontrak atau telah melaksanakan sebagian kewajiban mereka dengan proporsi yang sama.  Provisi adalah liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti  Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya dapat mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi. Definisi 23Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI Ref. PSAK 57
  • 24. Provisi diakui jika: (a) entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu; (b) kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi; dan (c) estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban ter sebut dapat dibuat. Jika kondisi di atas tidak terpenuhi, maka provisi tidak diakui. Pengakuan Provisi Present obligation Probable outflow Reliable estimate Past event 24Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI Ref. PSAK 57
  • 25.  Dalam kasus kewajiban kini tidak dapat ditentukan secara jelas:  setelah mempertimbangkan semua bukti tersedia,  terdapat kemungkinan lebih besar terjadi daripada tidak terjadi bahwa  kewajiban kini telah ada,  pada akhir periode pelaporan. Present Obligation Contoh: Tuntutan Hukum Par 15 More likely than not End of Reporting Period Pengakuan Provisi 25Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI Ref. PSAK 57
  • 26. Pertimbangan bukti-bukti yang tersedia: (a) besar kemungkinannya bahwa kewajiban kini telah ada pada akhir periode pelaporan, entitas mengakui provisi (jika kriteria pengakuan terpenuhi); dan (b) jika besar kemungkinan bahwa kewajiban kini belum ada pada akhir periode pelaporan, entitas mengungkapkan kewajiban kontinjensi. (c) Pengungkapan tidak diperlukan jika kemungkinan arus keluar sumber daya kecil. more likely than not provision Disclose a Contingent Liability Remote: No disclosure Pengakuan Provisi 26Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
  • 27. Past events Present obligation Obligating events Legal Obligation Constructive Obligation Kewajiban hukum timbul dari: (a) suatu kontrak (secara eksplisit atau implisit); (b) peraturan perundang- undangan; atau (c) pelaksanaan produk hukum lainnya. Kewajiban konstruktif : (a) berdasarkan praktik baku masa lalu, dan (b) menimbulkan ekspektasi kuat bahwa entitas akan melaksanakan tanggung jawab tersebut. Pengakuan Provisi 27Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
  • 28.  Provisi diakui hanya bagi kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang terpisah dari tindakan entitas pada masa datang (yaitu penyelenggaraan entitas pada masa datang).  “Independent of future actions”  Contoh:  denda atau biaya pemulihan pencemaran lingkungan, yang mengakibatkan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban itu tanpa memandang tindakan entitas pada masa datang.  biaya kegiatan purna-operasi (decommissioning) instalasi minyak atau instalasi nuklir sebatas jumlah yang harus ditanggung entitas untuk memperbaiki kerusakan yang telah ditimbulkan. Pengakuan Provisi PSAK 57 Par 19 28Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
  • 29.  Contoh ...  ketika terjadi kerusakan lingkungan, entitas tidak terikat untuk menanggulanginya. Akan tetapi, perbuatan yang mengakibatkan kerusakan tersebut akan menjadi peristiwa yang mengikat pada saat terbit peraturan perundang- undangan baru yang mengharuskan kerusakan itu untuk ditanggulangi atau pada saat entitas mengumumkan secara terbuka untuk menanggulangi kerusakan tersebut sehingga menimbulkan kewajiban konstruktif.  Jika terdapat sejumlah kewajiban serupa (misalnya garansi atau jaminan produk, atau kontrak-kontrak serupa),  kemungkinan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban tersebut ditentukan dengan mempertimbangkan keseluruhannya sebagai suatu kelompok kewajiban. Pengakuan Provisi PSAK 57 Par 21; 24 29Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI Ref. PSAK 57
  • 30. Pengakuan Provisi 30Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
  • 31. Liabilitas Kontijensi  No Recognition  Disclosed  Liabilitas kontijensi yang tidak memenuhi kriteria sebagai provisi diklasifikasikan sebagai liablitas kontijensi.  Liabilitas kontijensi tidak diakui dalam laporan keuangan dan hanya diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan  Keberasaan liablitas kontijensi harus dievaluasi apakah berubah :  menjadi provisi karena menjadi probable dan dapat diukur dengan andal; atau  Menjadi kemungkinan kecil sehingga tidak perlu diungkapkan 31Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI Ref. PSAK 57
  • 32. Entitas tidak diperkenankan mengakui aset kontinjensi. (PSAK 57 par 31) Contingent Assets  No Recognition  Disclosed Aset kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas. 32Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI Ref. PSAK 57
  • 33. 1. Estimasi terbaik  Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. (par 36) 2. Risiko dan Ketidakpastian  Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. (par 42) 3. Nilai Kini  Jika dampak nilai waktu uang cukup material, maka jumlah provisi adalah nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban. (par 45) Pengukuran 33Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
  • 34. 4. Peristiwa Masa Depan  Peristiwa masa depan yang dapat mempengaruhi jumlah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kewajiban harus tercermin dalam jumlah provisi jika ada bukti obyektif bahwa peristiwa itu akan terjadi. (PSAK 57 par 48) 5. Rencana Pelepasan Aset  Keuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan aset tidak boleh dipertimbangkan dalam menghitung suatu provisi (PSAK 57 par 51) Pengukuran 34Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
  • 35.  Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan provisi diganti oleh pihak ketiga,  penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa penggantian pasti diterima pada saat entitas menyelesaikan kewajibannya.  Penggantian tersebut diakui sebagai aset yang terpisah.  Jumlah yang diakui sebagai penggantian tidak boleh melebihi nilai provisi.  Dalam laporan laba rugi komprehensif, beban yang berkaitan dengan provisi dapat disajikan secara neto setelah dikurangi jumlah yang diakui sebagai penggantiannya. Penggantian 35Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI Ref. PSAK 57
  • 36.  Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan  estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi tersebut dibatalkan. (PSAK 57 par 59)  Jika kewajiban diestimasi didiskonto, maka nilai tercatatnya akan meningkat pada setiap periode untuk mencerminkan berlalunya waktu. Peningkatan ini diakui sebagai biaya pinjaman (PSAK 57 par 60)  unwinding of the discount  Provisi hanya dapat digunakan untuk pengeluaran yang berhubungan langsung dengan tujuan pembentukan provisi tersebut. (PSAK 57 par 61) Perubahan dan Penggunaan Provisi 36Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI Ref. PSAK 57
  • 37.  Jika entitas terikat dalam suatu kontrak memberatkan, maka kewajiban kini menurut kontrak tersebut diukur dan diakui sebagai provisi. (PSAK 57 par 66) Kontrak memberatkan Kontrak memberatkan adalah kontrak yang biaya tidak terhindarkan untuk memenuhi kewajiban kontraknya melebihi manfaat ekonomis yang akan diterima dari kontrak tersebut. 37Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
  • 38.  Restrukturisasi adalah program yang direncanakan dan dikendalikan oleh manajemen dan secara material mengubah: (a) lingkup kegiatan usaha suatu entitas; atau (b) cara mengelola usaha tersebut.  Contoh: (a) penjualan atau penghentian suatu lini usaha; (b) penutupan lokasi usaha dalam suatu negara atau kawasan ke negara atau kawasan lain; (c) perubahan dalam struktur manajemen, misalnya menghilangkan satu lapis manajemen; dan (d) reorganisasi mendasar yang memiliki dampak signifi kan pada karakteristik dan fokus operasi entitas. Restrukturisasi 38Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
  • 39.  Kewajiban konstruktif untuk melakukan restrukturisasi muncul hanya jika entitas memiliki rencana formal yang rinci dan menciptakan ekpektasi yang valid pada pihak- pihak yang terkena dampak restrukturisasi (rinci, lihat PSAK 57 par 72)  Provisi restrukturisasi hanya mencakup pengeluaran langsung yang timbul dari restrukturisasi, yaitu yang memenuhi kedua persyaratan berikut ini: (a) benar-benar harus dikeluarkan dalam rangka restrukturisasi; dan (b) tidak terkait dengan aktivitas yang masih berlangsung pada entitas. Restrukturisasi 39Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
  • 40. Untuk setiap jenis provisi, entitas harus mengungkapkan: (a) nilai tercatat pada awal dan akhir periode; (b) provisi tambahan yang dibuat dalam periode bersangkutan, termasuk peningkatan jumlah pada provisi yang ada; (c) jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada provisi selama periode bersangkutan; (d) jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan; dan (e) peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini yang timbul karena berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto. Pengungkapan 40Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
  • 41. Entitas juga harus mengungkapkan pula: (a) uraian singkat mengenai karakteristik kewajiban dan perkiraan saat arus keluar sumber daya terjadi; (b) indikasi mengenai ketidakpastian saat atau jumlah arus keluar tersebut jika diperlukan dalam rangka menyediakan informasi yang memadai, entitas harus mengungkap kan asumsi utama yang mendasari prakiraan peristiwa masa depan (c) jumlah estimasi penggantian yang akan diterima dengan menyebutkan jumlah aset yang telah diakui untuk estimasi penggantian tersebut. Pengungkapan 41Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
  • 42. Contoh 1  PT. Intan menjual produknya dengan memberikan jaminan atau garansi produk kepada para pembeli produknya. Berdasarkan kontrak penjualan, produsen menjamin akan memperbaiki atau mengganti produk yang dalam jangka waktu dua tahun sejak tanggal penjualannya jika terjadi kerusakan. Berdasarkan pengalaman masa lalu, terdapat kemungkinan besar bahwa akan terjadi klaim atas jaminan yang diberikan. 42 Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu yang mengikat. Penjualan produk dengan jaminan, yang selanjutnya menimbulkan kewajiban hukum. Keluarnya sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis dalam rangka penyelesaian kewajiban. Terdapat kemungkinan besar terjadi pengeluaran sumber daya karena jaminan yang diberikan (paragraf 24). Simpulan. Entitas harus mengakui kewajiban provisi sebesar estimasi terbaik biaya perbaikan dan/atau penggantian yang mungkin perlu dikeluarkan dalam rangka menjamin produk yang dijual sebelum akhir periode pelaporan (par 14 dan 24). Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI Ref. PSAK 57
  • 43. Contoh 2  PT. Mulia bergerak pada industri minyak melakukan pencemaran lingkungan, tetapi perusahaan melakukan pembersihan atas pencemaran tersebut hanya sebatas diwajibkan oleh peraturan. Salah satu negara tempat entitas tersebut beroperasi tidak memiliki peraturan yang mengatur tentang pembersihan atas pencemaran lingkungan, dan entitas tersebut telah melakukan pencemaran di negara tersebut selama beberapa tahun. Pada tanggal 31 Desember 2X0 dapat dipastikan bahwa RUU yang mewajibkan pembersihan tanah yang dicemarkan akan diberlakukan segera setelah akhir tahun. 43 1. Peristiwa yang mengikat adalah pencemaran tanah karena dapat dipastikan peraturan perundang-undangan yang akan diberlakukan mengharuskan pembersihan atas pencemaran lingkungan. 2. Terdapat kemungkinan besar bahwa hal ini (keluarnya sumber daya) akan terjadi. 3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar estimasi terbaik biaya pembersihan. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI Ref. PSAK 57
  • 44. Contoh 3  PT. Matahara perusahaan ritel yan mempunyai kebijakan mengembalikan uang pembelian dari pelanggan yang tidak puas, meskipun tidak ada kewajiban hukum yang mengharuskan entitas untuk mengembalikan uang konsumen. 44 1. Peristiwa mengikat adalah peristiwa penjualan produk, yang menimbulkan kewajiban konstruktif karena tindakan entitas telah menciptakan ekspektasi yang valid bagi pembeli bahwa entitas akan mengembalikan uang mereka. 2. Terdapat kemungkinan besar keluarnya sumber daya, yaitu sebagian barang akan dikembalikan dan perusahaan mengembalikan uang pelanggan (par 24) 3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar estimasi terbaik dari biaya pengembalian (lihat paragraf 10 (defi nisi kewajiban konstruktif ), 14, 17 dan 24. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI Ref. PSAK 57
  • 45. Contoh 4  Pemerintah mengumumkan perubahan dalam peraturan Pajak Penghasilan.  Akibatnya, perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan harus melakukan pelatihan ulang terhadap sejumlah besar pegawai penjualan dan administrasi agar dapat terus memenuhi peraturan yang berlaku di bidang jasa keuangan.  Pada akhir periode pelaporan, pelatihan ulang terhadap karyawan belum dilakukan. 45 1. Belum timbul kewajiban karena peristiwa yang mengikat (yaitu pelatihan ulang) belum terjadi. 2. Provisi tidak diakui (par 14 dan 17-19). Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
  • 46. Referensi Utama  Intermediate Accounting Kieso, Weygandt, Walfield, IFRS edition, John Wiley  Standar Akuntansi Keuangan Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI  International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material The Institute of Chartered Accountants, England and Wales
  • 47. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com http://staff.blog.ui.ac.id/martani/ Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 47