SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
www.futurumcorfinan.com
Page 1
Borrowing Borrowing Borrowing, Why NOT?
(DRAF KASAR)
Pendahuluan
Pertumbuhan kredit di Indonesia rata-rata 20% dalam ____ ini menunjukkan bahwa
perusahaan masih mengandalkan pinjaman dari bank dalam pembiayaan usaha yang
sedang berjalan maupun ekspansi usaha ke bidang yang sama atau ke bidang usaha yang
baru.
Artinya dalam pembiayaan usaha, perusahaan akan selalu dihadapkan pada pilihan untuk
menggabungkan pendanaan dari:
 modal sendiri atau laba yang ditanamkan kembali ke dalam perusahaan (retained
earnings), dan
 mengajukan proposal pinjaman ke bank atau lembaga keuangan lainnya.
Dalam dunia manajemen keuangan (corporate finance), dicakup dalam capital structure
atau struktur kapital.
Sukarnen
DILARANG MENG-COPY, MENYALIN,
ATAU MENDISTRIBUSIKAN
SEBAGIAN ATAU SELURUH TULISAN
INI TANPA PERSETUJUAN TERTULIS
DARI PENULIS
Untuk pertanyaan atau komentar bisa
diposting melalui website
www.futurumcorfinan.com
www.futurumcorfinan.com
Page 2
Sebagaimana banyak dijelaskan dalam buku-buku corporate finance, dalam lingkungan
pasar kapital yang sempurna (perfect capital market), struktur kapital tidak mempunyai
pengaruh kepada nilai suatu perusahaan. Artinya kehadiran pinjaman yang umum dikenal
sebagai “leverage” adalah murni merupakan pertukaran (trade-off) antara resiko dan imbal
hasil (risk-return trade off), dengan kata lain, struktur kapital (pilihan antara menggunakan
modal sendiri atau ekuitas dengan pilihan pinjaman) tidak mempunyai banyak signifikansi.
Nilai perusahaan akan seluruhnya tergantung hanya pada arus kas operasional di masa
depan yang diharapkan akan terealisasi dan biaya kapital (cost of capital) dari arus kas
operasional tersebut, dan bukan bagaimana arus kas tersebut akan didanai atau dibagi
antara pemegang saham dengan kreditur perusahaan (debtholder).
Tentunya pasar kapital sempurna tidak kita jumpai dalam pasar nyata, artinya dimana-mana
yang kita lihat adalah pasar kapital tidak sempurna (imperfect capital market).
Dalam dunia fisika, suatu pengungkit atau “lever” adalah alat yang digunakan untuk
menaikkan kekuatan dan sebagai “ongkosnya” adalah adanya gerakan yang lebih cepat.
Dalam bisnis, OPM = financial leverage, adalah alat yang digunakan untuk menaikkan
tingkat imbal hasil yang diharapkan dengan dan sebagai “ongkosnya” adalah adanya
kenaikan atau tingkat resiko yang lebih besar. Secara teknisnya, financial leverage
melibatkan melakukan substitusi atas ekuitas modal pemilik dengan pendanaan pinjaman
berbiaya tetap, dan adanya substitusi akan dengan demikian menaikkan biaya bunga tetap,
dan sebagai “ongkosnya’, variabilitas atau tingkat ketidak-stabilan tingkat imbal hasil kepada
pemilik menjadi naik pula.
Financial leverage adalah pedang bermata dua, menaikkan tingkat imbal kepada pemilik
plus juga menaikkan tingkat resikonya.
Pertanyaannya selalu pada umumnya ada 2 (dua) kategori:
Berapa banyak mesti meminjam
Namun menurut penulis, yang jauh lebih kritikal, adalah kapan tahu bahwa meminjam
lebih baik daripada menggunakan modal sendiri, dikenal sebagai OPM = Other
People’s Money.
www.futurumcorfinan.com
Page 3
Emery, Douglas R., John D. Finnerty dan John D. Stowe. Corporate Financial Management.
Edisi ketiga. New Jersey : Pearson International Edition. 2007. Halaman 450-453.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan suatu perusahaan atas struktur kapital adalah:
1. Kemampuan untuk melakukan pembayaran bunga dan pokok pinjaman
2. Kemampuan untuk memanfaatkan “tax shield” sepenuhnya
3. Kemampuan untuk aset mendukung pinjaman (perlindungan terhadap kondisi tidak
likuid)
4. Tingkat akses perusahaan ke pasar modal
5. Faktor-faktor dinamis dan manajemen hutang sepanjang waktu
Faktor yang pertama, tentunya kemampuan untuk membayar baik pembayaran beban
bunga maupun melunasi pokok pinjaman.
Berbeda dengan modal sendiri yang pada umumnya tidak memiliki komitmen atau janji
tertulis untuk perusahaan memberikan “bunga” dan mengembalikan modal awal yang
ditanamkan kedalam suatu perusahaan, maka pinjaman jelas berbeda, terutama pinjaman
yang diperoleh dari dunia perbankan.
[insert ketentuan Bank Indonesia terkait analisa kredit]
Di sini akan ada perjanjian akad kredit dimana tertuang komitmen perusahaan sebagai
debitur untuk melakukan pembayaran bunga setiap periode yang disepakati (umumnya
setiap bulan) dan pelunasan kembali pokok pinjaman, baik yang berbentuk skedul tetap
cicilan atau bertahap, atau pelunasan berbentuk balon (yaitu dilakukan pada akhir tanggal
jatuh tempo periode pinjaman). Mengingat perjanjian ini bersifat tertulis dan mengikat secara
kontrak, maka ketidakmampuan perusahaan sebagai debitur untuk memenuhi isi kontrak
tersebut, akan merupakan kejadian wan prestasi atau default, yang memungkinkan pihak
bank sebagai kreditur memiliki hak untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya, termasuk
melelang aset debitur yang dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman tersebut.
Mengingat bisnis adalah suatu usaha yang beresiko, dan produk atau jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan memiliki siklus tertentu, serta kondisi internal dan eksternal perusahaan
mengalami perubahan, yang dapat saja ada pada titik nadir atau kondisi perekonomian dan
industri yang tidak kondusif, yang mengakibatkan arus kas pemasukan minim, perusahaan
selain membayar bunga, juga mesti pertama-tama mampu membeli bahan baku, membayar
pekerja, dan semua overhead produksi, serta distribusi produk, administrasi kantor untuk
www.futurumcorfinan.com
Page 4
menagih dan sebagainya. Komitmen-komitmen inilah yang perlu dipastikan oleh perusahaan
dapat dipenuhi.
Contoh pabrik kertas – membeli bahan kertas dari para pengumpul dalam bentuk uang
tunai; Tanpa ketersediaan uang tunai, maka proses produksi akan terganggu.
Artinya perusahaan sebelum setuju mengadakan komitmen memperoleh fasilitas kredit dari
bank, maka perusahaan mesti memastikan bahwa ia akan mampu memenuhi kewajiban
pembayaran bunga dan pokok pinjaman TEPAT WAKTU, terlepas apapun kondisi
perusahaan. Bahkan dalam kondisi pailit, perusahaan tetap akan terikat pemenuhan semua
kewajibannya kepada pihak bank.
Dapat dikatakan perusahaan yang menerapkan prinsip kehati-hatian dalam memperoleh
pinjaman dari bank, akan menyisakan ruang bagi kapasitas hutangnya, artinya tidak akan ia
menghabiskan semua kapasitas hutangnya, akan terdapat margin of safety (unused debt
capacity) untuk mengendalikan resiko dari tekanan keuangan (financial distress).
Margin of Safety banyak dibicarakan dalam buku Graham, Benjamin dan David L. Dodd.
Security Analysis: Principles and Technique. Edisi kedua. New York: McGraw-Hill
Companies, Inc. 1934.
Untuk mengukur kapasitas debt-servicing, dapat digunakan beberapa cara, antara lain:
Interest coverage ratio = EBIT//biaya bunga
EBIT di sini = Earnings Before Interest and Tax
Ada beberapa komentar yang bisa dimasukkan di sini:
EBIT di sini, walaupun pada umumnya, analis akan mengacu ke EBIT dari laporan laba rugi
perusahaan, namun penulis lebih menganjurkan penggunaan EBIT berbasis arus kas,
karena EBIT diambil dari pendapatan, dan banyak pendapatan yang tidak ditagih sesuai
dengan periode pekerjaan, misalnya karena dokumen pekerjaan masih tidak lengkap,
padahal pekerjaan secara fisik sudah selesai.
Dan kemungkinan dokumen bolak-balik ada di departemen Operasi, dan belum masuk ke
Akunting untuk ditagihkan, dan dicatatkan ke pendapatan periode berjalan.
EBIT sudah memasukkan biaya penyusutan, jadi walaupun tidak uang kas yang keluar,
namun secara prinsip, perusahaan sudah harus mencadangkan uang sejumlah biaya
penyusutan guna penggantian aset tetap pada akhir masa manfaatnya. Inipun masih kurang
www.futurumcorfinan.com
Page 5
mengingat bahwa ada faktor inflasi dan kenaikan harga dan perubahan kurs valuta asing,
yang dapat mengakibatkan bahwa harga beli mesin baru lebih tinggi dari harga sebelumnya.
Di samping itu EBIT memiliki kelemahan signifikan menurut penulis sebagai interest
coverage ratio, karena EBIT tidak memperhitungkan perubahan kebutuhan modal kerja.
Modal kerja adalah unsur yang sangat kritikal bagi keberlangsungan perusahaan, hal ini
mesti dimasukkan dalam kalkulasi penentuan jumlah yang dapat digunakan untuk
membayar beban bunga.
Biaya bunga, umumnya akan diambil dari angka yang dilaporkan di laporan laba rugi
sebagai beban bunga. Menurut penulis, inipun juga tidak terlalu tepat, mengingat bahwa
perusahaan debitur ada kemungkinan memperoleh pendanaan leasing atau pembiayaan
konsumen untuk perolehan aset perusahaan. Pembiayaan ini kalau masuk dalam sewa
operasional, dimana seluruh jumlah cicilan bulanan dibukukan sebagai beban sewa, maka
biaya bunga di Laporan Laba Rugi menjadi kurang representatif menggambarkan seluruh
beban bunga perusahaan. Dalam beban sewa ini ada unsur beban bunga mengingat bahwa
pembayaran tersebut tertunda (deferred payment) artinya, perusahaan memperoleh
pembiayaan yang dicicil pembayarannya, sehingga pasti ada unsur bunga yang dimasukkan
dalam perhitungan jumlah cicilan periodic tersebut.
Di sini apabila tidak diketahui secara pasti unsur bunga yang ada dalam beban sewa
tersebut, dianjurkan untuk beban bunga = beban bunga yang dilaporkan debitur + 1/3 dari
beban sewa. 1/3 tampaknya merupakan suatu usaha untuk mendekati unsur bunga dalam
biaya sewa. Setiap rating company memiliki cara-cara-nya sendiri dalam memperhitungkan
unsur operating lease ini.
Berman, Mindy (Managing Director, Corporate Finance, Jones Lang LaSalle). Capitalization
of Operating Leases by Credit Rating Agencies: Different Agencies Use Different Methods.
Financial Watch ELT. Februari 2007.
Securities and Exchange Commission di Amerika Serikat menganjurkan penggunaan “fixed
charge coverage ratio” = EBIT + 1/3 Biaya Sewa / [Biaya bunga + 1/3 Biaya Sewa], namun
demikian, dimungkinkan saja digunakan seluruh “Biaya Sewa” untuk konservatifnya,
sehingga:
Fixed Charge Coverage Ratio = [EBIT + Biaya Sewa] / [Biaya Bunga + Biaya Sewa]
www.futurumcorfinan.com
Page 6
Dalam konteks pinjaman bank, pembayaran debitur ke bank tidak hanya bunga pinjaman,
tetapi juga pembayaran pokok pinjaman. Ini menjadi sangat relevan pada saat pembayaran
pokok pinjaman dilakukan secara cicilan atau secara bertahap.
Debt service coverage ratio = [EBIT + 1/3 Biaya Sewa] / [Biaya Bunga + 1/3 Biaya Sewa +
Pembayaran Pokok Pinjaman/ 1- Tarif Pajak Perusahaan]
Pembayaran Pokok Pinjaman perlu dibagi dengan (1- Tarif Pajak Perusahaan) karena
pembayaran pokok pinjaman tidak sama dengan pembayaran bunga dimana pembayaran
bunga dapat sebagai pengurang penghasilan sehingga akan mengurangi pajak penghasilan
perusahaan, namun pembayaran pokok pinjaman akan mengurangi langsung akun “Hutang
atau Pinjaman Bank” di Neraca sehingga tidak ada pengurangan beban pajak penghasilan.
Di sini, tampak bahwa pembayaran bunga dan biaya sewa adalah sebagai pengurang pajak,
karena penghasilan kena pajak akan lebih kecil, sedangkan pembayaran pokok pinjaman
diambil dari uang dana sesudah pajak.
Standard & Poor Corporate Ratings Criteria:
[insert]
~~~~~~ ####### ~~~~~~
www.futurumcorfinan.com
Page 7
Disclaimer
This material was produced by and the opinions expressed are those of FUTURUM as of the date of
writing and are subject to change. The information and analysis contained in this publication have
been compiled or arrived at from sources believed to be reliable but FUTURUM does not make any
representation as to their accuracy or completeness and does not accept liability for any loss arising
from the use hereof. This material has been prepared for general informational purposes only and is
not intended to be relied upon as accounting, tax, or other professional advice. Please refer to your
advisors for specific advice.
This document may not be reproduced either in whole, or in part, without the written permission of the
authors and FUTURUM. For any questions or comments, please post it at www.futurumcorfinan.com
© FUTURUM. All Rights Reserved

More Related Content

What's hot

Resume uas pertengahan semester 2
Resume uas pertengahan semester 2Resume uas pertengahan semester 2
Resume uas pertengahan semester 2Yadi Wijaya
 
Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02Lia Ivvana
 
Keputusan pembiayaan 1 (fianncing decission)
Keputusan pembiayaan 1 (fianncing decission)Keputusan pembiayaan 1 (fianncing decission)
Keputusan pembiayaan 1 (fianncing decission)Throne Rush Indo
 
Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03Lia Ivvana
 
Obligasi konversi bagian 1 pendahuluan
Obligasi konversi bagian 1 pendahuluanObligasi konversi bagian 1 pendahuluan
Obligasi konversi bagian 1 pendahuluanFuturum2
 
RESUME BAB 16 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 16 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURARESUME BAB 16 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 16 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURAfiqifazriana
 
sumber sumber keuangan perusahaan
sumber sumber keuangan perusahaansumber sumber keuangan perusahaan
sumber sumber keuangan perusahaanayudya fitri
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iyalifadli98
 
Sumber sumber dana
Sumber sumber danaSumber sumber dana
Sumber sumber danagustiratna
 
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangMene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangDevy Sylvia Silaban
 
Presentasi Pembelanjaan
Presentasi PembelanjaanPresentasi Pembelanjaan
Presentasi PembelanjaanRizka Aprilia
 
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiManajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiLia Ivvana
 
manajemen bisnis
manajemen bisnismanajemen bisnis
manajemen bisnisDea Daulika
 

What's hot (20)

Pendanaan/Modal
Pendanaan/ModalPendanaan/Modal
Pendanaan/Modal
 
Resume uas pertengahan semester 2
Resume uas pertengahan semester 2Resume uas pertengahan semester 2
Resume uas pertengahan semester 2
 
Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17
 
Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02
 
Keputusan pembiayaan 1 (fianncing decission)
Keputusan pembiayaan 1 (fianncing decission)Keputusan pembiayaan 1 (fianncing decission)
Keputusan pembiayaan 1 (fianncing decission)
 
Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19
 
Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03
 
Obligasi konversi bagian 1 pendahuluan
Obligasi konversi bagian 1 pendahuluanObligasi konversi bagian 1 pendahuluan
Obligasi konversi bagian 1 pendahuluan
 
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGANANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
Hutang dan saham preferen
Hutang dan saham preferenHutang dan saham preferen
Hutang dan saham preferen
 
RESUME BAB 16 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 16 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURARESUME BAB 16 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 16 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
 
Jefry sebelum uts
Jefry sebelum utsJefry sebelum uts
Jefry sebelum uts
 
sumber sumber keuangan perusahaan
sumber sumber keuangan perusahaansumber sumber keuangan perusahaan
sumber sumber keuangan perusahaan
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan i
 
Sumber sumber dana
Sumber sumber danaSumber sumber dana
Sumber sumber dana
 
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangMene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
 
Obligasi dan reksadana
Obligasi dan reksadanaObligasi dan reksadana
Obligasi dan reksadana
 
Presentasi Pembelanjaan
Presentasi PembelanjaanPresentasi Pembelanjaan
Presentasi Pembelanjaan
 
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiManajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
 
manajemen bisnis
manajemen bisnismanajemen bisnis
manajemen bisnis
 

Similar to Borrowing borrowing borrowing, why not (draf kasar)

Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Salsabila P A
 
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad WahyuManajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad WahyuMuhammadWahyu60
 
Implementasi manajemen keuangan pada perusahaan (pertemuan 13)
Implementasi manajemen keuangan pada perusahaan (pertemuan 13)Implementasi manajemen keuangan pada perusahaan (pertemuan 13)
Implementasi manajemen keuangan pada perusahaan (pertemuan 13)syafii_ahmad
 
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdfMAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdfAprisaangrariani
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Salsabila P A
 
Artikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaanArtikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaanwardahmega
 
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURARESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURAfiqifazriana
 
Kapan kita tahu meminjam uang baik untuk roe pemegang saham
Kapan kita tahu meminjam uang baik untuk roe pemegang sahamKapan kita tahu meminjam uang baik untuk roe pemegang saham
Kapan kita tahu meminjam uang baik untuk roe pemegang sahamFuturum2
 
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.Futurum2
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04DeaIvana1
 
STRATEGI PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdf
STRATEGI  PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdfSTRATEGI  PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdf
STRATEGI PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdfLUTFIMUSTAKIM
 
Working Capital Management/Abshor.marantika/Gracelina Pusparani/3-04
Working Capital Management/Abshor.marantika/Gracelina Pusparani/3-04Working Capital Management/Abshor.marantika/Gracelina Pusparani/3-04
Working Capital Management/Abshor.marantika/Gracelina Pusparani/3-04grcln
 
Resume manajemen keuangan. furkon choerul a. 11011700748
Resume manajemen keuangan. furkon choerul a. 11011700748Resume manajemen keuangan. furkon choerul a. 11011700748
Resume manajemen keuangan. furkon choerul a. 11011700748furkon choerul
 
Mengukur dan Mengendalikan Aktiva yang Dikelola
Mengukur dan Mengendalikan Aktiva yang DikelolaMengukur dan Mengendalikan Aktiva yang Dikelola
Mengukur dan Mengendalikan Aktiva yang DikelolaAjeng Pipit
 
Pemilihan Sumber Pembiayaan.docx
Pemilihan Sumber Pembiayaan.docxPemilihan Sumber Pembiayaan.docx
Pemilihan Sumber Pembiayaan.docxChelseaAng2
 

Similar to Borrowing borrowing borrowing, why not (draf kasar) (20)

Rmk 4 ima
Rmk 4 imaRmk 4 ima
Rmk 4 ima
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
 
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad WahyuManajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
 
Implementasi manajemen keuangan pada perusahaan (pertemuan 13)
Implementasi manajemen keuangan pada perusahaan (pertemuan 13)Implementasi manajemen keuangan pada perusahaan (pertemuan 13)
Implementasi manajemen keuangan pada perusahaan (pertemuan 13)
 
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdfMAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
 
Artikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaanArtikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaan
 
struktur modal
struktur modalstruktur modal
struktur modal
 
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURARESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
 
Kapan kita tahu meminjam uang baik untuk roe pemegang saham
Kapan kita tahu meminjam uang baik untuk roe pemegang sahamKapan kita tahu meminjam uang baik untuk roe pemegang saham
Kapan kita tahu meminjam uang baik untuk roe pemegang saham
 
PPT.KELOMPOK 7.pptx
PPT.KELOMPOK 7.pptxPPT.KELOMPOK 7.pptx
PPT.KELOMPOK 7.pptx
 
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.
 
Pembelanjaan
PembelanjaanPembelanjaan
Pembelanjaan
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
 
STRATEGI PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdf
STRATEGI  PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdfSTRATEGI  PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdf
STRATEGI PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdf
 
Working Capital Management/Abshor.marantika/Gracelina Pusparani/3-04
Working Capital Management/Abshor.marantika/Gracelina Pusparani/3-04Working Capital Management/Abshor.marantika/Gracelina Pusparani/3-04
Working Capital Management/Abshor.marantika/Gracelina Pusparani/3-04
 
Resume manajemen keuangan. furkon choerul a. 11011700748
Resume manajemen keuangan. furkon choerul a. 11011700748Resume manajemen keuangan. furkon choerul a. 11011700748
Resume manajemen keuangan. furkon choerul a. 11011700748
 
Mengukur dan Mengendalikan Aktiva yang Dikelola
Mengukur dan Mengendalikan Aktiva yang DikelolaMengukur dan Mengendalikan Aktiva yang Dikelola
Mengukur dan Mengendalikan Aktiva yang Dikelola
 
Pemilihan Sumber Pembiayaan.docx
Pemilihan Sumber Pembiayaan.docxPemilihan Sumber Pembiayaan.docx
Pemilihan Sumber Pembiayaan.docx
 
Manajemen Kas
Manajemen KasManajemen Kas
Manajemen Kas
 

More from Futurum2

Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...
Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...
Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...Futurum2
 
Are P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn Discussion
Are P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn DiscussionAre P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn Discussion
Are P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn DiscussionFuturum2
 
NPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn Discussion
NPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn DiscussionNPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn Discussion
NPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn DiscussionFuturum2
 
Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...
Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...
Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...Futurum2
 
Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...
Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...
Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...Futurum2
 
A quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draft
A quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draftA quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draft
A quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draftFuturum2
 
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansiMenggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansiFuturum2
 
Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...
Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...
Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...Futurum2
 
Ignacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black Berry
Ignacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black BerryIgnacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black Berry
Ignacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black BerryFuturum2
 
REIT “rasa indonesia” kontrak investasi kolektif dana investasi real estat
REIT “rasa indonesia”  kontrak investasi kolektif dana investasi real estatREIT “rasa indonesia”  kontrak investasi kolektif dana investasi real estat
REIT “rasa indonesia” kontrak investasi kolektif dana investasi real estatFuturum2
 
Proyek remodel refresh di sektor ritel kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...
Proyek remodel refresh di sektor ritel  kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...Proyek remodel refresh di sektor ritel  kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...
Proyek remodel refresh di sektor ritel kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...Futurum2
 
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetapSurplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetapFuturum2
 
Perpetuity and growing pepetuity formula derivation
Perpetuity and growing pepetuity formula derivationPerpetuity and growing pepetuity formula derivation
Perpetuity and growing pepetuity formula derivationFuturum2
 
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Futurum2
 
15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...
15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...
15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...Futurum2
 
15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)
15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)
15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)Futurum2
 
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805Futurum2
 
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Futurum2
 
Hutang dagang dengan fasilitas anjak piutang
Hutang dagang dengan fasilitas anjak piutangHutang dagang dengan fasilitas anjak piutang
Hutang dagang dengan fasilitas anjak piutangFuturum2
 
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...Futurum2
 

More from Futurum2 (20)

Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...
Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...
Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...
 
Are P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn Discussion
Are P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn DiscussionAre P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn Discussion
Are P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn Discussion
 
NPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn Discussion
NPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn DiscussionNPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn Discussion
NPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn Discussion
 
Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...
Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...
Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...
 
Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...
Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...
Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...
 
A quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draft
A quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draftA quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draft
A quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draft
 
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansiMenggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
 
Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...
Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...
Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...
 
Ignacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black Berry
Ignacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black BerryIgnacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black Berry
Ignacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black Berry
 
REIT “rasa indonesia” kontrak investasi kolektif dana investasi real estat
REIT “rasa indonesia”  kontrak investasi kolektif dana investasi real estatREIT “rasa indonesia”  kontrak investasi kolektif dana investasi real estat
REIT “rasa indonesia” kontrak investasi kolektif dana investasi real estat
 
Proyek remodel refresh di sektor ritel kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...
Proyek remodel refresh di sektor ritel  kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...Proyek remodel refresh di sektor ritel  kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...
Proyek remodel refresh di sektor ritel kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...
 
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetapSurplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
 
Perpetuity and growing pepetuity formula derivation
Perpetuity and growing pepetuity formula derivationPerpetuity and growing pepetuity formula derivation
Perpetuity and growing pepetuity formula derivation
 
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
 
15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...
15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...
15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...
 
15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)
15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)
15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)
 
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
 
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
 
Hutang dagang dengan fasilitas anjak piutang
Hutang dagang dengan fasilitas anjak piutangHutang dagang dengan fasilitas anjak piutang
Hutang dagang dengan fasilitas anjak piutang
 
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
 

Recently uploaded

Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 

Recently uploaded (16)

Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 

Borrowing borrowing borrowing, why not (draf kasar)

  • 1. www.futurumcorfinan.com Page 1 Borrowing Borrowing Borrowing, Why NOT? (DRAF KASAR) Pendahuluan Pertumbuhan kredit di Indonesia rata-rata 20% dalam ____ ini menunjukkan bahwa perusahaan masih mengandalkan pinjaman dari bank dalam pembiayaan usaha yang sedang berjalan maupun ekspansi usaha ke bidang yang sama atau ke bidang usaha yang baru. Artinya dalam pembiayaan usaha, perusahaan akan selalu dihadapkan pada pilihan untuk menggabungkan pendanaan dari:  modal sendiri atau laba yang ditanamkan kembali ke dalam perusahaan (retained earnings), dan  mengajukan proposal pinjaman ke bank atau lembaga keuangan lainnya. Dalam dunia manajemen keuangan (corporate finance), dicakup dalam capital structure atau struktur kapital. Sukarnen DILARANG MENG-COPY, MENYALIN, ATAU MENDISTRIBUSIKAN SEBAGIAN ATAU SELURUH TULISAN INI TANPA PERSETUJUAN TERTULIS DARI PENULIS Untuk pertanyaan atau komentar bisa diposting melalui website www.futurumcorfinan.com
  • 2. www.futurumcorfinan.com Page 2 Sebagaimana banyak dijelaskan dalam buku-buku corporate finance, dalam lingkungan pasar kapital yang sempurna (perfect capital market), struktur kapital tidak mempunyai pengaruh kepada nilai suatu perusahaan. Artinya kehadiran pinjaman yang umum dikenal sebagai “leverage” adalah murni merupakan pertukaran (trade-off) antara resiko dan imbal hasil (risk-return trade off), dengan kata lain, struktur kapital (pilihan antara menggunakan modal sendiri atau ekuitas dengan pilihan pinjaman) tidak mempunyai banyak signifikansi. Nilai perusahaan akan seluruhnya tergantung hanya pada arus kas operasional di masa depan yang diharapkan akan terealisasi dan biaya kapital (cost of capital) dari arus kas operasional tersebut, dan bukan bagaimana arus kas tersebut akan didanai atau dibagi antara pemegang saham dengan kreditur perusahaan (debtholder). Tentunya pasar kapital sempurna tidak kita jumpai dalam pasar nyata, artinya dimana-mana yang kita lihat adalah pasar kapital tidak sempurna (imperfect capital market). Dalam dunia fisika, suatu pengungkit atau “lever” adalah alat yang digunakan untuk menaikkan kekuatan dan sebagai “ongkosnya” adalah adanya gerakan yang lebih cepat. Dalam bisnis, OPM = financial leverage, adalah alat yang digunakan untuk menaikkan tingkat imbal hasil yang diharapkan dengan dan sebagai “ongkosnya” adalah adanya kenaikan atau tingkat resiko yang lebih besar. Secara teknisnya, financial leverage melibatkan melakukan substitusi atas ekuitas modal pemilik dengan pendanaan pinjaman berbiaya tetap, dan adanya substitusi akan dengan demikian menaikkan biaya bunga tetap, dan sebagai “ongkosnya’, variabilitas atau tingkat ketidak-stabilan tingkat imbal hasil kepada pemilik menjadi naik pula. Financial leverage adalah pedang bermata dua, menaikkan tingkat imbal kepada pemilik plus juga menaikkan tingkat resikonya. Pertanyaannya selalu pada umumnya ada 2 (dua) kategori: Berapa banyak mesti meminjam Namun menurut penulis, yang jauh lebih kritikal, adalah kapan tahu bahwa meminjam lebih baik daripada menggunakan modal sendiri, dikenal sebagai OPM = Other People’s Money.
  • 3. www.futurumcorfinan.com Page 3 Emery, Douglas R., John D. Finnerty dan John D. Stowe. Corporate Financial Management. Edisi ketiga. New Jersey : Pearson International Edition. 2007. Halaman 450-453. Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan suatu perusahaan atas struktur kapital adalah: 1. Kemampuan untuk melakukan pembayaran bunga dan pokok pinjaman 2. Kemampuan untuk memanfaatkan “tax shield” sepenuhnya 3. Kemampuan untuk aset mendukung pinjaman (perlindungan terhadap kondisi tidak likuid) 4. Tingkat akses perusahaan ke pasar modal 5. Faktor-faktor dinamis dan manajemen hutang sepanjang waktu Faktor yang pertama, tentunya kemampuan untuk membayar baik pembayaran beban bunga maupun melunasi pokok pinjaman. Berbeda dengan modal sendiri yang pada umumnya tidak memiliki komitmen atau janji tertulis untuk perusahaan memberikan “bunga” dan mengembalikan modal awal yang ditanamkan kedalam suatu perusahaan, maka pinjaman jelas berbeda, terutama pinjaman yang diperoleh dari dunia perbankan. [insert ketentuan Bank Indonesia terkait analisa kredit] Di sini akan ada perjanjian akad kredit dimana tertuang komitmen perusahaan sebagai debitur untuk melakukan pembayaran bunga setiap periode yang disepakati (umumnya setiap bulan) dan pelunasan kembali pokok pinjaman, baik yang berbentuk skedul tetap cicilan atau bertahap, atau pelunasan berbentuk balon (yaitu dilakukan pada akhir tanggal jatuh tempo periode pinjaman). Mengingat perjanjian ini bersifat tertulis dan mengikat secara kontrak, maka ketidakmampuan perusahaan sebagai debitur untuk memenuhi isi kontrak tersebut, akan merupakan kejadian wan prestasi atau default, yang memungkinkan pihak bank sebagai kreditur memiliki hak untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya, termasuk melelang aset debitur yang dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman tersebut. Mengingat bisnis adalah suatu usaha yang beresiko, dan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan memiliki siklus tertentu, serta kondisi internal dan eksternal perusahaan mengalami perubahan, yang dapat saja ada pada titik nadir atau kondisi perekonomian dan industri yang tidak kondusif, yang mengakibatkan arus kas pemasukan minim, perusahaan selain membayar bunga, juga mesti pertama-tama mampu membeli bahan baku, membayar pekerja, dan semua overhead produksi, serta distribusi produk, administrasi kantor untuk
  • 4. www.futurumcorfinan.com Page 4 menagih dan sebagainya. Komitmen-komitmen inilah yang perlu dipastikan oleh perusahaan dapat dipenuhi. Contoh pabrik kertas – membeli bahan kertas dari para pengumpul dalam bentuk uang tunai; Tanpa ketersediaan uang tunai, maka proses produksi akan terganggu. Artinya perusahaan sebelum setuju mengadakan komitmen memperoleh fasilitas kredit dari bank, maka perusahaan mesti memastikan bahwa ia akan mampu memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan pokok pinjaman TEPAT WAKTU, terlepas apapun kondisi perusahaan. Bahkan dalam kondisi pailit, perusahaan tetap akan terikat pemenuhan semua kewajibannya kepada pihak bank. Dapat dikatakan perusahaan yang menerapkan prinsip kehati-hatian dalam memperoleh pinjaman dari bank, akan menyisakan ruang bagi kapasitas hutangnya, artinya tidak akan ia menghabiskan semua kapasitas hutangnya, akan terdapat margin of safety (unused debt capacity) untuk mengendalikan resiko dari tekanan keuangan (financial distress). Margin of Safety banyak dibicarakan dalam buku Graham, Benjamin dan David L. Dodd. Security Analysis: Principles and Technique. Edisi kedua. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. 1934. Untuk mengukur kapasitas debt-servicing, dapat digunakan beberapa cara, antara lain: Interest coverage ratio = EBIT//biaya bunga EBIT di sini = Earnings Before Interest and Tax Ada beberapa komentar yang bisa dimasukkan di sini: EBIT di sini, walaupun pada umumnya, analis akan mengacu ke EBIT dari laporan laba rugi perusahaan, namun penulis lebih menganjurkan penggunaan EBIT berbasis arus kas, karena EBIT diambil dari pendapatan, dan banyak pendapatan yang tidak ditagih sesuai dengan periode pekerjaan, misalnya karena dokumen pekerjaan masih tidak lengkap, padahal pekerjaan secara fisik sudah selesai. Dan kemungkinan dokumen bolak-balik ada di departemen Operasi, dan belum masuk ke Akunting untuk ditagihkan, dan dicatatkan ke pendapatan periode berjalan. EBIT sudah memasukkan biaya penyusutan, jadi walaupun tidak uang kas yang keluar, namun secara prinsip, perusahaan sudah harus mencadangkan uang sejumlah biaya penyusutan guna penggantian aset tetap pada akhir masa manfaatnya. Inipun masih kurang
  • 5. www.futurumcorfinan.com Page 5 mengingat bahwa ada faktor inflasi dan kenaikan harga dan perubahan kurs valuta asing, yang dapat mengakibatkan bahwa harga beli mesin baru lebih tinggi dari harga sebelumnya. Di samping itu EBIT memiliki kelemahan signifikan menurut penulis sebagai interest coverage ratio, karena EBIT tidak memperhitungkan perubahan kebutuhan modal kerja. Modal kerja adalah unsur yang sangat kritikal bagi keberlangsungan perusahaan, hal ini mesti dimasukkan dalam kalkulasi penentuan jumlah yang dapat digunakan untuk membayar beban bunga. Biaya bunga, umumnya akan diambil dari angka yang dilaporkan di laporan laba rugi sebagai beban bunga. Menurut penulis, inipun juga tidak terlalu tepat, mengingat bahwa perusahaan debitur ada kemungkinan memperoleh pendanaan leasing atau pembiayaan konsumen untuk perolehan aset perusahaan. Pembiayaan ini kalau masuk dalam sewa operasional, dimana seluruh jumlah cicilan bulanan dibukukan sebagai beban sewa, maka biaya bunga di Laporan Laba Rugi menjadi kurang representatif menggambarkan seluruh beban bunga perusahaan. Dalam beban sewa ini ada unsur beban bunga mengingat bahwa pembayaran tersebut tertunda (deferred payment) artinya, perusahaan memperoleh pembiayaan yang dicicil pembayarannya, sehingga pasti ada unsur bunga yang dimasukkan dalam perhitungan jumlah cicilan periodic tersebut. Di sini apabila tidak diketahui secara pasti unsur bunga yang ada dalam beban sewa tersebut, dianjurkan untuk beban bunga = beban bunga yang dilaporkan debitur + 1/3 dari beban sewa. 1/3 tampaknya merupakan suatu usaha untuk mendekati unsur bunga dalam biaya sewa. Setiap rating company memiliki cara-cara-nya sendiri dalam memperhitungkan unsur operating lease ini. Berman, Mindy (Managing Director, Corporate Finance, Jones Lang LaSalle). Capitalization of Operating Leases by Credit Rating Agencies: Different Agencies Use Different Methods. Financial Watch ELT. Februari 2007. Securities and Exchange Commission di Amerika Serikat menganjurkan penggunaan “fixed charge coverage ratio” = EBIT + 1/3 Biaya Sewa / [Biaya bunga + 1/3 Biaya Sewa], namun demikian, dimungkinkan saja digunakan seluruh “Biaya Sewa” untuk konservatifnya, sehingga: Fixed Charge Coverage Ratio = [EBIT + Biaya Sewa] / [Biaya Bunga + Biaya Sewa]
  • 6. www.futurumcorfinan.com Page 6 Dalam konteks pinjaman bank, pembayaran debitur ke bank tidak hanya bunga pinjaman, tetapi juga pembayaran pokok pinjaman. Ini menjadi sangat relevan pada saat pembayaran pokok pinjaman dilakukan secara cicilan atau secara bertahap. Debt service coverage ratio = [EBIT + 1/3 Biaya Sewa] / [Biaya Bunga + 1/3 Biaya Sewa + Pembayaran Pokok Pinjaman/ 1- Tarif Pajak Perusahaan] Pembayaran Pokok Pinjaman perlu dibagi dengan (1- Tarif Pajak Perusahaan) karena pembayaran pokok pinjaman tidak sama dengan pembayaran bunga dimana pembayaran bunga dapat sebagai pengurang penghasilan sehingga akan mengurangi pajak penghasilan perusahaan, namun pembayaran pokok pinjaman akan mengurangi langsung akun “Hutang atau Pinjaman Bank” di Neraca sehingga tidak ada pengurangan beban pajak penghasilan. Di sini, tampak bahwa pembayaran bunga dan biaya sewa adalah sebagai pengurang pajak, karena penghasilan kena pajak akan lebih kecil, sedangkan pembayaran pokok pinjaman diambil dari uang dana sesudah pajak. Standard & Poor Corporate Ratings Criteria: [insert] ~~~~~~ ####### ~~~~~~
  • 7. www.futurumcorfinan.com Page 7 Disclaimer This material was produced by and the opinions expressed are those of FUTURUM as of the date of writing and are subject to change. The information and analysis contained in this publication have been compiled or arrived at from sources believed to be reliable but FUTURUM does not make any representation as to their accuracy or completeness and does not accept liability for any loss arising from the use hereof. This material has been prepared for general informational purposes only and is not intended to be relied upon as accounting, tax, or other professional advice. Please refer to your advisors for specific advice. This document may not be reproduced either in whole, or in part, without the written permission of the authors and FUTURUM. For any questions or comments, please post it at www.futurumcorfinan.com © FUTURUM. All Rights Reserved