Analisis common size laporan keuangan PT Gudang Garam Tbk periode 2010-2014 menunjukkan bahwa perusahaan mengalokasikan sebagian besar asetnya pada aset lancar khususnya persediaan. Sementara untuk kewajiban, kewajiban jangka pendek lebih mendominasi dibandingkan kewajiban jangka panjang. Posisi ekuitas juga cenderung kuat selama periode tersebut.
1. i
TUGAS AKHIR
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Analisis Laporan Keuangan PT Gudang Garam, Tbk. Periode Tahun
2010-2014
Disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Analisis Laporan Keuangan
Dosen Pengampu:
Sakina Nusarifa Tantri, SE.
Oleh Kelompok 8:
1. Maghfira Fikrandita 13/344686/SV/03201
2. Karina Yuniarti 13/344847/SV/03362
3. Andita Kirana Dewi 13/344883/SV/03398
4. Dinda Orieama Yoga Pratica 13/344910/SV/03425
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015
2. ii
EXECUTIVE SUMMARY
Laporan keuangan merupakan suatu alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Agar laporan keuangan dapat berarti bagi
pihak-pihak yang berkepentingan maka perlu mengadakan analisa hubungan dari pos-
pos dalam suatu laporan keuangan . Dalam hal ini analisa rasio dapat dipakai dalam
memberikan gambaran keadaan keuangan yang sebenarnya mengenai perusahaan dan
sehat tidaknya perusahaan tersebut melakukan usahanya.
Permasalahan yang diambil adalah PT Gudang Garam Tbk. dapat memenuhi
kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya, bagaimana tingkat profitabilitas dan
bagaimana efektifitas dan kondisi PT Gudang Garam Tbk. dalam menggunakan
asetnya.
3. iii
DAFTAR ISI
EXECUTIVE SUMMARY........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. PROFIL SINGKATPERUSAHAAN ................................................................................. 2
B. TUJUAN ANALISIS......................................................................................................... 3
C. LINGKUP ANALISIS....................................................................................................... 3
D. DATA YANG DIGUNAKAN............................................................................................ 4
BAB II ANALISIS DAN INTERPRETASI.................................................................................... 5
A. ANALISIS VERTIKAL ( Analisis Common Size)................................................................ 5
B. ANALISIS HORIZONTAL (Analisis Perbandingan dan Trend)........................................ 13
C. ANALISIS RASIO KEUANGAN .................................................................................... 24
BAB III KESIMPULAN............................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 37
4. iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Analisis Common Size Neraca .......................................................................................... 7
Tabel 2 Analisis Common Size Laporan Laba Rugi ........................................................................ 9
Tabel 3 Analisis Common Size Laporan Arus Kas........................................................................ 11
Tabel 4 Analisis Perbandingan Neraca......................................................................................... 15
Tabel 5 Analisis Perbandingan Laporan Laba Rugi....................................................................... 17
Tabel 6 Analisis Perbandingan Laporan Arus Kas......................................................................... 19
Tabel 7 Analisis Trend Neraca..................................................................................................... 20
Tabel 8 Analisis Trend Laporan Laba Rugi .................................................................................. 22
Tabel 9 Analisis Trend Laporan Arus Kas.................................................................................... 23
5. 1
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Trend Neraca ................................................................................................................ 21
Grafik 2 Rasio Likuiditas ............................................................................................................ 26
Grafik 3 Rasio Solvabilitas.......................................................................................................... 29
Grafik 4 Rasio Profitabilitas ........................................................................................................ 32
Grafik 5 Rasio Aktivitas.............................................................................................................. 35
6. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN
Gudang Garam adalah produsen rokok kretek terkemuka, rokok kretek identik
dengan Indonesia yang merupakan salah satu sentra utama perdagangan rempah di dunia.
Didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Surya Wonowidjojo di Kediri. Pada akhir tahun 2014,
Gudang Garam dengan pangsa pasar rokok dalam negeri sekitar 21,9% (dihitung
berdasarkan riset pasar Nielsen) merupakan produsen rokok kretek terkemuka dengan
produk-produk yang sudah dikenal luas oleh masyarakat di seluruh Nusantara. Gudang
Garam menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 36.400 ribu orang yang sebagian besar
terlibat dalam produksi rokok, termasuk sigaret kretek tangan dan operator mesin
produksi, serta kegiatan operasional lainnya seperti distribusi, penjualan dan pemasaran.
Kesejahteraan karyawan menjadi perhatian utama, dari standar keselamatan kerja dan
penyediaan fasilitas kesehatan hingga pelatihan kepemimpinan,manajemen, administrasi
dan ketrampilan teknik, yang diselenggarakan di dalam maupun di luar
perusahaan.Gudang Garam secara tidak langsung juga mendukung penciptaan lapangan
kerja, bagi kurang lebih empat juta komunitas di sector perkebunan tembakau dan
cengkeh yang menyediakan bahan baku bagi Perseroan, serta sektor distribusi seperti
pengecer dan pedagang asongan yang tersebar di seluruh Indonesia. Industri rokok
sendiri,termasuk Perseroan, merupakan sumber utama pendapatan cukai dan pajak bagi
negara. Gudang Garam memiliki fasilitas produksi rokok kretek di dua lokasi. Pertama, di
kota Kediri, dengan jumlah penduduk 249 ribu jiwa yang merupakan pusat perdagangan
regional yang ramai sekaligus lokasi kantor pusat Perseroan.
Fasilitas produksi kedua berjarak 130 kilometer dari kota ini, tepatnya di Gempol.
Dari kedua fasilitas produksi ini Perseroan mampu memenuhi permintaan produk rokok
di masa mendatang. Perseroan memproduksi berbagai jenis rokok kretek, termasuk jenis
rendah tar dan nikotin (LTN) serta produk tradisional sigaret kretek tangan. Gudang
Garam memiliki fasilitas percetakan kemasan rokok, dan di samping itu juga memiliki
tiga anak perusahaan utama yaitu PT Surya Pamenang, yang memproduksi kertas karton
untuk kemasan rokok Gudang Garam, PT Surya Madistrindo, sebagai distributor tunggal
produk Perseroan, dan PT Surya Air sebagai penyedia layanan jasa penerbangan tidak
berjadwal. Saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BE I) dengan kode
GGRM diperdagangkan pada kisaran harga Rp 46.400 hingga Rp 64.250 per lembar
7. 3
saham sepanjang tahun 2012. Jumlah modal disetor dan ditempatkan tidak mengalami
perubahan pada tahun 2012, dan Perseroan membagikan dividen senilai Rp 1.000 per
saham dari laba tahun 2011 sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.
Visi :
"Menjadi perusahaan terkemuka kebangganan nasional yang bertanggung jawab
dan memberikan nilai tambah bagi para oemegang saham, serta manfaat bagi segenap
pemangku kepentingan secara berkesinambungan."
Misi :
Catur Dharma yang merupakan misi Perseroan:
1. Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan
suatu kebahagiaan.
2. Kerja keras, ulet, jujur, sehat, dan beriman adalah prasyarat kesuksesan.
3. Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerja sama dengan orang
lain.
4. Karyawan adalah mitra usaha yang utama.
B. TUJUAN ANALISIS
Informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk
berbagai pihak, seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak manajemen sendiri
dan pihak-pihak lain yang berkepentingan guna pengambilan keputusan sesuai dengan
bidangnya. Melalui penulisan tugas akhir Analisis Laporan Keuangan PT Gudang Garam,
Tbk. periode Tahun 2010-2014 ini, selain dimaksudkan untuk mengevaluasi laporan
keuangan PT. Gudang Garam, Tbk. periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014,
analisis ini bertujuan untuk mempelajari dan mengaplikasikan metode analisis laporan
keuangan yang telah diperoleh mahasiswa dalam pembelajaran mata kuliah analisis
laporan keuangan.
C. LINGKUP ANALISIS
Lingkup analisis yang dilakukan pada Analisis Laporan Keuangan PT Gudang
Garam, Tbk. Periode Tahun 2010-2014 meliputi:
Analisis Ratio
Analisis Vertikal (Analisis Common Size)
Analisis Horizontal (Analisis Perbandingan dan Analisis Trend)
8. 4
D. DATA YANG DIGUNAKAN
Data yang digunakan pada Analisis Laporan Keuangan PT Gudang Garam, Tbk.
periode Tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:
Data Primer
Laporan Keuangan PT Gudang Garam,Tbk. periode tahun 2010 sampai dengan
tahun 2014.
Data Sekunder
Teori serta Literatur dari berbagai sumber terkai dengan analisis laporan keuangan
secara umum dan PT Gudang Garam,Tbk. secara khusus.
9. 5
BAB II
ANALISIS DAN INTERPRETASI
Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan.
Salah satu tujuan utamanya yaitu untuk mengidentifikasi perubahan – perubahan pokok
pada trend, jumlah dan hubungan dan alasan perubahan – perubahan tersebut.Beberapa
tehnik analisis dapat digunakan pada analisis laporan keuangan untuk menekankan
pentingnya suatu data yang disajikan dan untuk mengevaluasi posisi perubahan. Beberapa
tehnik analisis yang dapat digunakan antara lain : analisis vertikal (analisis common –
size), analisis horizontal (analisis perbandingan dan analisis trend), dan analisis rasio
keuangan.
A. ANALISIS VERTIKAL ( Analisis Common Size)
Analisis vertikal yaitu analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan
keuangan pada periode tertentu yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu
dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama pada periode yang sama.
Laporan keuangan dalam prosentase per-komponen (common-size) menyatakan masing-
masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya. Sebuah neraca yang
disusun dalam prosentase per-komponen dapat memberikan informasi sebagai berikut :
Komposisi investasi suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang posisi
relative aktiva lancar terhadap aktiva tidak lancar.
Struktur modal yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi relative utang
perusahaan terhadap modal sendiri.
Untuk laporan laba rugi yang disajikan dalam common-size menggambarkan
distribusi setiap satu rupiah total penjualan/pendapatan kepada masing-masing elemen
biaya dan laba. Berikut penyajian laporan keuangan PT Gudang Garam, Tbk. dan anak
perusahaan dalam common-size.
12. 8
Analisis common size pada neraca tersebut menunjukkan PT Gudang Garam Tbk
menginvestasikan asset perusahaan sebagian besar kepada asset lancar yaitu berturut-turut
dari tahun 2010 sampai dengan 2014 sebesar 74,52%, 77,73% , 72,16% , 68,16% dan 66,26%
dari total asset perusahaan. Komposisi asset lancar pada tahun 2012 mengalami penurunan
dibandingkan posisi tahun 2010 dan 2011 dan tahun 2013 dan 2014 berturut-turut mengalami
penurunan. Sebaliknya komposisi asset tidak lancar mengalami kenaikan pada tahun 2012
sebesar 27,84%, walaupun sebelumnya pernah turun pada tahun 2011 sebesar 22,27% dari
angka tahun 2010 yaitu sebesar 25,48%. Sementara pada tahun 2013 dan 2014 berturut-turut
mengalami kenaikan menjadi 31,84% dan 33,74%. PT Gudang Garam Tbk menginvestasikan
sebagian besar asetnya pada persediaan berturut-turut sebesar 65,62%, 71,68%, 64,20%,
59,57%, dan 59,67% dari total nilai asset perusahaan dari tahun 2010 sampai dengan 2014.
Penurunan komposisi asset tidak lancar dari total asset PT Gudang Garam Tbk pada
tahun 2011 turut di pengaruhi dengan kenaikan total asset lancar perusahaan. Total asset PT
Gudang Garam Tbk sesungguhnya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, komposisi di
atas menggambarkan pergeseran jenis investasi dari asset PT Gudang Garam Tbk.
Sementara pada pos pasiva, kewajiban jangka pendek lebih mendominasi dari total liabilitas
perusahaan. Penurunan hanya terjadi pada tahun 2012 yang semula 34,62% menjadi 33,25%.
Sementara pada tahun 2013 meningkat sebesar 39,58% diikuti peningkatan tahun 2014 menjadi 40,85
Untuk kewajiban jangka panjang, persentase kewajiban jangka panjang tahun 2010 hingga 2014 lebih
banyak mengalami penurunan meski terjadi peningkatan di tahun 2012 yang semula 2,57 menjadi
2,65, selebihnya mengalami penurunan. Pada tahun 2010 kewajiban jangka panjang berada di angka
yang lebih besar yaitu sebesar 3,06%.
Untuk jumlah ekuitas, komposisi ekuitas lebih mendominasi daripada komposisi liabilitas di
pos passive ini. Total ekuitas dari tahun 2010 hingga 2014 berfluktuasi. Tahun 2011 terjadi penurunan
yang semula 69,35% menjadi 62,81%. Di tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi 64,10% namun
penurunan kembali terjadi di tahun 2013 menjadi 57,94% diikuti tahun 2014 sebesar 57,07%.
Besarnya komposisi permodalan menggambarkan kuatnya posisi perusahaan pada tahun 2010 yang
mana total ekuitas berada pada posisi 69,65%. Hal ini memberi keuntungan bagi pemegang saham PT
Gudang Garam Tbk yang mana hal ini tercermin dari besarnya saldo laba yang belum dicadangkan
dari tahun 2010 sampai dengan 2012 yang rata-rata berada di atas nilai 50% dari total kewajiban dan
ekuitas perusahaan. Karena nilai tersebut menjadi dasar perhitungan deviden yang akan dibagikan
kepada para pemegang saham.
14. 10
Analisis common size pada laporan laba rugi di atas menunjukkan perubahan
yang signifikan. Laba komprehensif tahun berjalan terus mengalami penurunan. Pada
tahun 2011 mengalami peningkatan yang semula 11,19% menjadi 11,84% yang kurang
signifikan. Sedangkan di tahun 2012 dan 2013 berturut-turut terjadi penurunan sebesar
8,30% dan 7,91%. Peningkatan kembali terjadi di tahun 2014 menjadi 8,28%. Penurunan-
penuruna tersebut terjadi karena beban bunga yang terus meningkat dan peningkatan
tahun 2014 terjadi karena penurunan beban penghasilan meski beban bunga tetap
meningalami peningkatan. Jika ditelusuri lebih lanjut pada catatan laporan keuangan PT.
Gudang Garam Tbk yang mana pada kenyataannya juga terjadi di Indonesia pada tahun
2012, kenaikan tersebut disumbangkan oleh naiknya biaya bahan baku rokok.
16. 12
Analisis common size pada laporan arus kas tersebut mengalami fluktuasi. Pada tahun 2011. Kas
bersih dari aktivitas operasi mengalami kerugian yaitu minus Rp 90.307 juta. Hal ini karena
peningkatan penerimaan kas dari pelanggan lebih kecil daripada peningkatan pembayaran kas kepada
pemasok dan karyawan, ditambah lagi pembayaran pajak penghasilan badan di tahun 2011 merupakan
jumlah yang paling tinggi disbanding tahun-tahun yang lain.
Untuk aktivitas investasi, pembelian asset tetap terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 hingga
2012 berturut-turut sebesar 100,27%, 100,81%, dan 103,67% sementara tahun 2013 terjadi penurunan
menjadi sebesar 100,76% diikuti oleh peningkatan di tahun 2014 menjadi sebesar 100,93%.
Sementara pada aktivitas pendanaan, penerimaan dari pinjaman jangka pendek lebih mendominasi.
namun, kas bersih dari aktivitas pendanaan pada tahun 2010 menunjukkan angka minus Rp 1.745.964
juta.
17. 13
B. ANALISIS HORIZONTAL (Analisis Perbandingan dan Trend)
Analisis horizontal (dinamis) adalah analisis yang dilakukan dengan cara
membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga dapat diketahui
perkembangan dan kecenderungannya. Analisis yang termasuk dalam analisis horizontal
misalnya analisis perbandingan dan analisis trend.
Analisis perbandingan (komparatif) adalah analisis laporan keuangan yang
bertujuan untuk mendapatkan informasi perkembangan keadaan keuangan perusahaan
(apakah akan mengalami kenaikan/penurunan) dengan cara membandingkan laporan
keuangan antara dua periode atau lebih.
Analisis trend merupakan bagian dari analisis perbandingan untuk melihat
kecenderungan arah posisi keuangan dalam waktu lebih dari tiga periode laporan
keuangan.
Berikut penyajian laporan keuangan PT Gudang Garam, Tbk. dan anak
perusahaan dalam analisis perbandingan dan analisis trend.
20. 16
Interpretasi analisis horizontal (analisis perbandingan) neraca PT Gudang Garam,
Tbk. yaitu untuk asset lancar pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 32,62%,
tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 1,41%. Kenaikan pada tahun 2011 paling besar
disebabkan meningkatnya persediaan, sedangkan pada tahun 2012 persediaan justru
mengalami kenaikan. Sementara pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 16%
diikuti penurunan tahun 2014 sebesar 11%. Pada asset tidak lancar, nilai asset PT Gudang
Garam, Tbk terus mengalami fluktuasi, pada tahun 2011 meningkat yang semula 11,15%
menjadi 43% kemudian mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 40% diikuti tahun
2014 sebesar 20%.
Total kewajiban jangka pendek mengalami kenaikan berturut-turut dari 2010 ke
2011 sebesar 59.57%, tahun 2011 ke 2012 sebesar 1,98%. Kenaikan utang jangka pendek
tahun 2011 angka paling besar berasal dari pinjaman jangka pendek dan utang usaha
kepada pihak ketiga, yang kenaikannya di atas 100% yaitu berturut-turut sebesar 129,69%
dan 329,87%. Total kewajiban jangka panjang tidak mengalami perubahan signifikan
selama 2010 s.d 2012. Hanya saja pada tahun 2013 meningkat sebesar 14,36% dan
langsung mengalami penurunan drastic pada tahun 2014 sebesar -4,02%. Pada tahun
2011 total kewajiban jangka panjang naik 6,81%, dan tahun 2012 naik sebesar 9,75% dari
total kewajiban jangka panjang tahun sebelumnya. Posisi total ekuitas tidak mengalami
perubahan yang signifikan. Hal yang sedikit menonjol diantara kenaikan akun-akun
ekuitas adalah penurunan di sisi ekuitas pada non controlling interest sebesar 14,24%
pada tahun 2012 yg mana pada tahun sebelumnya pernah naik pada tahun 2011 sebesar
24,20%. Hingga tahun 2014, total ekuitas meningkat sebesar 12,96%.
22. 18
Analisis perbandingan pada laporan laba rugi PT Gudang Garam Tbk. mengalami
laba, tetapi mengalami penurunan dari laba bersih tahun sebelumnya sebesar 17,94% dari
tahun 2011. Tahun 2011 PT Gudang Garam Tbk sempat mengalami kenaikan laba bersih
dibandingkan tahun 2010 yaitu sebesar 17,64%. Pencapaian terbaik yang dari laba bersih
yang dicatatkan PT. Gudang Garam Tbk selama masa operasional 5 tahun berturut-turut
yaitu tahun 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014 yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp.
5.395.293 juta. Pada tahun 2014 PT Gudang Garam Tbk mencatatkan Pendapatan/Total
Penjualan tertinggi yang naik sebesar 17,59% dari tahun 2013 tetapi mengalami kenaikan
biaya pokok penjualan sebesar 16,25% dari tahun sebelumnya. Hal inilah yang
menyebabkan penurunan Laba bersih yang dialami oleh PT Gudang Garam Tbk pada
tahun 2012 yaitu sebesar 17,94%. Beban pokok penjualan terbesar terjadi pada tahun
2012 yakni naik sebesar 25,47% dari tahun 2011 sehingga bedampak pada penurunan
laba perusahaan di tahun tersebut.
23. 19
Arus kas bersih dari aktivitas operasi terus mengalami penurunan dari tahun 2010
hingga 2014 meski terjadi peningkatan pada tahun 2012 sebesar Rp. 3.953.574 juta.
Arus kas bersih dari aktivitas investasi juga mengalami penurunan dai tahun ke
tahun, hanya saja pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 10% meski tetap di
angka minus Rp 5.069.199 juta.
Arus kas dari aktivitas pendanaan terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2011 yakni sebesar 200% dari tahun 2010.
Tabel 6 Analisis Perbandingan Laporan Arus Kas
25. 21
Interpretasi analisis trend dari neraca PT Gudang Garam, Tbk. di atas yaitu Asset
lancar dari tahun 2010 hingga 2014 terus mengalami peningkatan hanya saja terjadi
sedikit penurunan di tahun 2012 yang semula 131% menjadi 131%. Begitu juga dengan
asset tidak lancar yang terus mengalami peningkatan. Hanya saja trend asset tidak lancar
pada tahun 2013 dan 2014 lebih tinggi dari trend asset lancar. Untuk liabilitas jangka
pendek dan panjang terus mengalami peningkatan begitu juga dengan total ekuitas.
Grafik 1 Trend Neraca
26. 22
Trend laba komprehensif tahun berjalan mengalami penurunan di tahun 2012
namun kemudian kembali meningkat di tahun 2013 dan 2014. Hal ini dikarenakan
tingginya beban bahan baku di tahun 2012.
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
Rp Rp Rp Rp Rp % % % % %
Penjualan/pendapatanusaha 37.691.997Rp 41.884.352Rp 49.028.696Rp 55.436.954Rp 65.185.850Rp 100 111,12 130,08 147,08 172,94
Bebanpokokpenjualan 28.826.410Rp 31.754.984Rp 39.843.974Rp 44.563.096Rp 51.806.284Rp 100 110,16 138,22 154,59 179,72
Lababruto 8.865.587Rp 10.129.368Rp 9.184.722Rp 10.873.858Rp 13.379.566Rp 100 114,25 103,60 122,65 150,92
Pendapatanlainnya 53.315Rp 46.322Rp 73.299Rp 62.080Rp 67.845Rp 100 86,88 158,24 116,44 127,25
Bebanusaha 3.007.726Rp 3.290.726Rp 3.177.516Rp 4.224.052Rp 4.854.713Rp 100 109,41 96,56 140,44 161,41
Bebanlainnya 31.438Rp 4.511Rp 37.166Rp 7.199Rp 31.742Rp 100 14,35 823,90 22,90 100,97
Rugikurs,bersih 10.157Rp 12.480Rp 17.658Rp 12.965Rp 16.700Rp 100 122,87 141,49 127,65 164,42
LabaUsaha 5.869.581Rp 6.867.973Rp 6.025.681Rp 6.691.722Rp 8.577.656Rp 100 117,01 87,74 114,01 146,14
Bebanbunga 238.285Rp 253.002Rp 495.035Rp 755.518Rp 1.371.811Rp 100 106,18 195,66 317,06 575,70
Labasebelumpajak penghasilan 5.631.296Rp 6.614.971Rp 5.530.646Rp 5.936.204Rp 7.205.845Rp 100 117,47 83,61 105,41 127,96
Bebanpajakpenghasilan 1.416.507Rp 1.656.869Rp 1.461.935Rp 1.552.272Rp 1.810.552Rp 100 116,97 88,23 109,58 127,82
Laba/Total pendapatan komprehensiftahun berjalan 4.214.789Rp 4.958.102Rp 4.068.711Rp 4.383.932Rp 5.395.293Rp 100 117,64 82,06 104,01 128,01
Laba/Total pendapatan komprehensif
yg dapat diatribusikan kepada:
Pemilikentitas induk 4.146.282Rp 4.894.057Rp 4.013.758Rp 4.328.736Rp 5.368.568Rp 100 118,03 82,01 104,40 129,48
Kepentingannonpengendali 68.507Rp 64.045Rp 54.953Rp 55.196Rp 26.725Rp 100 93,49 85,80 80,57 39,01
4.214.789Rp 4.958.102Rp 4.068.711Rp 4.383.932Rp 5.395.293Rp 100 117,64 82,06 104,01 128,01
PT GUDANGGARAM, Tbk.
Analisis Common Size L/R
Periode 2010-2014
(Dalamjutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
Analisis Trend
Tabel 8 Analisis Trend Laporan Laba Rugi
27. 23
Trend aktivitas investasi mengalami peningkatan yang tajam di tahun 2010 hingga 2013
namun kembali mengalami penurunan di tahun 2014. Untuk trend aktivitas operasi terjadi
fluktuasi, peningkatan hanya terjadi pada tahun 2012 saja. Dan untuk aktivitas pendanaan,
penurunan tajam terjadi pada tahun 2011 dan 2013. Tahun 2012 dan 2014 mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya.
Tabel 9 Analisis Trend Laporan Arus Kas
28. 24
C. ANALISIS RASIO KEUANGAN
Analisis rasio adalah analisis laporan keuangan yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan (kemampuan) keuangan perusahaan pada suatu
periode dengan cara menghubungkan antara jumlah akun yang satu dengan jumlah akun
yang lain. Pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan menjadi:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan melihat asset lancar perusahaan
relative terhadap utang lancarnya. Perusahaan dikatakan likuid jika asset lancar >
utang lancar.
a. Current Ratio (Rasio Lancar)
Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dengan menggunakan asset lancar yang dimiliki.
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Aset Lancar
Utang Lancar
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =
22.908.293
8.481.933
= 2,70
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =
30.381.754
13.534.319
= 2,24
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =
29.954.021
13.802.317
= 2,17
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =
34.604.461
20.094.580
= 1,72
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =
38.577.191
23.783.134
= 1,62
Analisis rasio lancar PT Gudang Garam, Tbk. tahun 2010 menunjukkan angka
yang paling tinggi dari 3 periode pelaporan perusahaan. Hal ini berarti perusahaan
mampu mengelola/memanajemen asset lancar tahun 2010 lebih baik daripada tahun-
tahun setelahnya. Tahun 2010 menandakan bahwa kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya lebih besar daripada tahun-tahun sesudahnya
29. 25
yang menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi. Namun, di samping itu rasio lancar
yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan asset lancar yang akan mempunyai
pengaruh kurang baik terhadap profitabilitas perusahaan karena aktiva lancar secara
umum menghasilkan tingkat return yang lebih rendah dibandingkan dengan asset
tetap.
b. Acid Test Ratio (Rasio Cepat/quick ratio)
Rasio cepat mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dengam menggunakan asset lancar yang dimilikinya tanpa
memanfaatkan persediaan.
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐶𝑒𝑝𝑎𝑡 =
Aset Lancar − Persediaan
Utang Lancar
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =
22.908.293 − 20.174.168
8.481.933
= 0,32
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =
30.381.754 − 28.020.017
13.534.319
= 0,17
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =
29.954.021 − 26.649.777
13.802.317
= 0,24
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =
34.604.461 − 30.241.368
20.094.580
= 0,22
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =
38.577.191 − 34.739.327
23.783.134
= 0,16
Di antara komponen asset lancar, persediaan biasanya dianggap sebagai asset
yang paling tidak likuid. Hal ini berkaitan dengan semakin panjangnya tahap yang
dilalui untuk sampai menjadi kas dan juga terjadi ketidakpastian nilai persediaan.
Dengan alasan di atas, persediaan dikeluarkan dari asset lancar untuk perhitungan
rasio cepat.
Rasio cepat PT Gudang Garam, Tbk. tahun 2010 lebih besar dari tahun-tahun
sesudahnya. Dalam hal ini, perusahaan mampu mempergunakan asset lancar untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek tahun 2010 lebih baik daripada tahun-tahun
30. 26
sesudahnya, tanpa memanfaatkan persediaan. Dapat dilihat pula pada laporan
keuangan bahwa investasi asset lancar pada persediaan, tahun 2010 memang paling
rendah dari tahun-tahun sesudahnya. Tingginya rasio cepat pada tahun 2010 juga
didukung dengan jumlah utang lancar yang lebih kecil pada tahun 2010 dibandingkan
dengan tahun-tahun sesudahnya. Tahun 2011 terjadi kenaikan persediaan sehingga
mengakibatkan turunnya rasio cepat, namun persediaan kembali mengalami
penurunan di tahun 2012 yang mengakibatkan rasio cepat mengalami kenaikan. Pada
tahun 2013 dan 2014 persediaan sama-sama mengalami kenaikan sehingga rasio cepat
kembali mengalami penurunan. Namun demikian, rasio cepat yang rendah
menujukkan risiko likuiditas yang lebih tinggi.
2. Rasio Solvabilitas
2.70
2.24 2.17
1.72
1.62
0.32
0.17 0.24 0.22 0.16
-
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
2010 2011 2012 2013 2014
Rasio Likuiditas
Current Ratio Quick Ratio
Grafik 2 Rasio Likuiditas
31. 27
Rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan dikatakan solvable jika
total asset > total hutang.
a. Rasio Total Utang terhadap Total Aset (DAR)
Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Rasio yang
tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan yang tinggi. Penggunaan
leverage keuangan yang tinggi akan meningkatkan ROE dengan cepat, tetapi
sebaliknya jika penjualan menurun, ROE akan menurun pula. Risiko perusahaan
dengan leverage keuangan yang tinggi akan semakin tinggi pula.
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 =
Total Utang
Total Aset
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =
9.421.403
30.741.679
= 0,31
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =
14.537.777
39.088.705
= 0,37
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =
14.903.612
41.509.325
= 0,36
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =
21.353.980
50.770.251
= 0,42
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =
24.991.880
58.220.600
= 0,43
Rasio DAR pada PT Gudang Garam, Tbk. tahun 2010 menghasilkan angka yang
rendah dibandingkan dengan tahun-tahun selanjutnya. Namun, untuk tahun-tahun
selanjutnya hingga tahun 2014, terjadi kenaikan rasio DAR yang disebabkan oleh
meningkatnya total utang. Meskipun hanya menggunakan dana dari kreditur di bawah
50%, jumlah asset tetap mengalami peningkatan.
b. Rasio Total Utang terhadap Total Ekuitas (DER)
Rasio ini digunakan untuk mengukur total utang dalam struktur modal suatu
perusahaan dalam kondisi utang jangka panjang perusahaan.
32. 28
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 =
Total Utang
Total Ekuitas
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =
9.421.403
21.320.276
= 0,44
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =
14.537.777
24.550.928
= 0,59
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =
14.903.612
26.605.713
= 0,56
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =
21.353.980
29.416.271
= 0,73
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =
24.991.880
33.228.720
= 0,75
Rasio debt to equity (DER) di atas menggambarkan kuatnya struktur permodalan
PT Gudang Garam, Tbk. meskipun pada tahun 2010 menghasilkan rasio DER yang
kecil di bawah 50%, untuk tahun-tahun selanjutnya terus mengalami peningkatan
hingga 75%.
c. Time Interest Earned (TIE)
Rasio ini menghitung seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang
tersedia untuk menutup beban tetap bunga. Rasio yang tinggi menunjukkan situasi
yang aman meskipun barangkali juga menunjukkan terlalu rendahnya penggunaan
utang (penggunaan leverage keuangan) perusahaan. Sebaliknya, rasio yang rendah
memerlukan perhatian dari pihak manajemen.
𝑇𝐼𝐸 =
EBIT
Bunga
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =
5.869.581
238.285
= 24,63
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =
6.867.973
253.002
= 27,15
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =
6.025.681
495.035
= 12,17
33. 29
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =
6.691.722
755.518
= 8,86
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =
8.577.656
1.371.811
= 6,25
3. Rasio Profitabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada
tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu.
a. Net Profit Margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat
langsung pada analisis common-size untuk laporan laba rugi. Rasio ini
diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya
(ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu.
24.63
27.15
12.17
8.86
6.25
0.31 0.37 0.36 0.42 0.430.44 0.59 0.56 0.73 0.75
0
5
10
15
20
25
30
2010 2011 2012 2013 2014
Rasio Solvabilitas
TIE DAR DER
Grafik 3 Rasio Solvabilitas
34. 30
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑛𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
Laba bersih
Penjualan
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =
4.214.789
37.691.997
= 0,11
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =
4.958.102
41.884.352
= 0,12
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =
4.068.711
49.028.696
= 0,08
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =
4.383.932
55.436.954
= 0,08
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =
5.395.293
65.185.850
= 0,08
Net Profit Margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Sedangkan NPM
yang rendah menunjukkan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya yang
tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut, yang secara umum rasio yang
rendah bisa menujukkan ketidakefisienan manajemen. Untuk industry manufaktur
cenderung memiliki rasio net profit margin yang tinggi. Pada PT Gudang Garam
Tbk, rasio net profit margin (NPM) mengalami peningkatan di tahun 2011 yang
semula sebesar 0,11 menjadi 0,12 meski peningkatan tidak signifikan. Namun
untuk tahun 2012 mengalami penurunan yang semula 0,12 menjadi 0,08 yang
disebabkan oleh peningkatan beban bunga. Sementara tahun 2013 dan 2014 tidak
mengalami perubahan yakni sebesar 0,08.
b. Return on Asset (ROA)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat asset tertentu.
𝑅𝑂𝐴 =
Laba bersih
Total aset
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =
4.214.789
30.741.619
= 0,14
35. 31
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =
4.958.102
39.088.705
= 0,13
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =
4.068.711
41.509.325
= 0,10
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =
4.383.932
50.770.251
= 0,09
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =
5.395.293
58.220.600
= 0,09
Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset, yang berarti efisiensi
manajemen. Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio return on asset (ROA) dari tahun 2010
hingga 2014 terus mengalami penurunan. Tahun 2012 mengalami penurunan yang lebih
besar dari tahun-tahun sebelum dan sesudahnya yakni sebesar 3% sedangkan tahun 2012,
2013, dan 2014 hanya mengalami penurunan sebesar 1%. Hal ini dikarenakan perputaran
asset perusahaan rendah.
c. Return on Equity (ROE)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan
modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut
pandang pemegang saham.
𝑅𝑂𝐴 =
Laba bersih
Modal saham
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =
4.214.789
962.044
= 4,38
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =
4.958.102
962.044
= 5,15
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =
4.068.711
962.044
= 4,23
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =
4.383.932
962.044
= 4,56
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =
5.395.293
962.044
= 5,61
36. 32
Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut pandang pemegang saham, rasio ini
tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham. Karena itu,
rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya. ROE dipengaruhi
oleh ROA dan tingkat leverage keuangan perusahaan. Pada PT Gudang Garam Tbk,
Rasio return on equity (ROE) dari tahun 2010 hingga 2014 mengalami fluktuasi.
Peningkatan terjadi di tahun 2011 menghasilkan ROE 5,15 yang semula pada tahun 2010
sebesar 4,38. Sementara pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 4,23. Namun
peningkatan kembali terjadi di tahun 2013 sebesar 4,56 dan diikuti tahun 2014 sebesar
5,61. Hal ini menujukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba mengalami
peningkatan di dua tahun terakhir.
2010 2011 2012 2013 2014
ROA 0.14 0.13 0.10 0.09 0.09
ROE 4.38 5.15 4.23 4.56 5.61
NET PROFIT
MARGIN
0.11 0.12 0.08 0.08 0.08
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
Rasio Profitabilitas
ROA ROE NET PROFIT MARGIN
Grafik 4 Rasio Profitabilitas
37. 33
4. Rasio Aktifitas
Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat
aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada
tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang
tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila
ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.
a. Perputaran Persediaan
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 =
HPPj
Persediaan
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =
28.826.410
20.174.168
= 1,43
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =
31.754.984
28.020.017
= 1,13
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =
39.843.974
26.649.777
= 1,50
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =
44.563.096
30.241.368
= 1,47
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =
51.806.284
34.739.327
= 1,49
Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio perputaran persediaan mengalami fluktuasi.
Tahun 2011 mengalami penurunan yang semula 1,43 kali menjadi 1,13 kali. Di tahun
2012 mengalami peningkatan menjadi 1,50 kali. Penurunan kembali terjadi ditahun 2013
menjadi 1,47 kali sementara tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 1,49 kali. Hal
ini menunjukkan perputaran persediaan yang rendah akibat kurangnya pengendalian
persediaan yang efektif padahal tingkat persediaan perusahaan relative besar dan terus
meningkat setiap tahun.
38. 34
b. Perputaran Aktiva Tetap
Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan
berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh
mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya.
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 =
Penjualan
Aktiva Tetap
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =
37.691.997
7.406.632
= 5,09
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =
41.884.352
8.189.881
= 5,11
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =
49.028.696
10.389.326
= 4,72
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =
55.436.954
14.788.915
= 3,75
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =
65.185.850
18.973.272
= 3,44
Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.
Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio perputaran asset tetap lebih banyak mengalami
penurunan meski peningkatan terjadi di tahun 2011 yang semula 5,09 kali menjadi 5,11
kali. Tahun-tahun berikutnya terus mengalami penurunan, tahun 2012 sebesar 4,72 kali,
tahun 2013 sebesar 3,75 kali, dan tahun 2014 sebesar 3,44 kali. Meskipun perputaran
asset tetap lebih tinggi daripada perputaran total asset, tetap saja perlu dilakukan evaluasi
terkait dengan efektivitas perusahaan dalam menggunakan asset tetap untuk mendukung
penjualan.
c. Perputaran Total Aktiva
Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total asset. Rasio yang tinggi biasanya
menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat
manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran modalnya
(investasi).
39. 35
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 =
Penjualan
Total Aset
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =
37.691.997
30.741.679
= 1,23
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =
41.884.352
39.088.705
= 1,07
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =
49.028.696
41.509.325
= 1,18
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =
55.436.954
50.770.251
= 1,09
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =
65.185.850
58.220.600
= 1,12
Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio perputaran total asset mengalami fluktuasi.
Rasio yang paling tinggi terjadi pada tahun 2010 yakni sebesar 1,23. Pada tahun 2011
mengalami penurunan menjadi 1,07. Kemudian meningkat di tahun 2012 menjadi 1,18.
Penurunan kembali terjadi di tahun 2013 menjadi 1,09 dan meningkat kembali di tahun
2014 menjadi 1,12. Dilihat dari hasilnya, perputaran asset perusahaan rendah dan perlu
adanya evaluasi manajemen terkait dengan strategi dan pengeluaran modalnya.
2010 2011 2012 2013 2014
PERPUTARAN TOTAL
AKTIVA
1.23 1.07 1.18 1.09 1.12
PERPUTARAN AKTIVA
TETAP
5.09 5.11 4.72 3.75 3.44
PERPUTARAN PERSEDIAAN 1.43 1.13 1.50 1.47 1.49
1.23 1.07 1.18 1.09 1.12
5.09 5.11
4.72
3.75
3.44
1.43
1.13
1.50 1.47 1.49
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
RasioAktivitas
PERPUTARAN TOTAL AKTIVA PERPUTARAN AKTIVA TETAP
PERPUTARAN PERSEDIAAN
Grafik 5 Rasio Aktivitas
40. 36
BAB III
KESIMPULAN
1. Likuiditas rendah hal ini karena persediaan mempunyai jumlah yang cukup besar
dalam asset lancar. Sebaiknya perusahaan mengimbangi proporsi persediaan dengan
asset lancar lain.
2. Solvabilitas berfluktuasi. Dilihat dari rasio Total hutang terhadap total asset dan Total
hutang terhadap total ekuitas, perusahaan dikatakan solvable karena angka rasio yang
terus meningkat. Namun dilihat dari besarnya Time interest earning yang terus
menurun karena beban bunga yang terus meningkat, perlu mendapat perhatian dari
manajemen meski EBIT masih bisa menutup beban bunga di tahun 2013 dan 2014.
3. Perputaran persediaan rendah sehingga perlu evaluasi menajemen terkait dengan
efektivitas persediaan.
4. Profitabilitas rendah karena perputaran aset rendah mengakibatkan pada ROA yang
rendah sedangkan pada net profit margin di tiga tahun terakhir tidak ada perubahan.
41. 37
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, M. Mamduh dan Abdul Halim. Analisa Laporan Keuangan.Yogyakarta:UPP
AMP YKPN.
Subramanyam, K.R. dan John J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan.
Edisi Kesepuluh. Salemba Empat:Jakarta
http://www.gudanggaramtbk.com/