Cobit merupakan kerangka kerja yang digunakan Pertamina untuk mengimplementasikan teknologi informasi secara terintegrasi dan terkendali, mulai dari perencanaan strategis, pengembangan sistem, hingga pengelolaan SDM dan mutu layanan TI. Penerapan COBIT di Pertamina telah membantu meningkatkan efisiensi bisnis melalui otomasi proses dan sistem informasi terpadu.
3. Pengertian
O Control OBjectives for Information and related
Technology
O Sebuah metodologi yang berisi standard dan kontrol
untuk membantu para profesional IT dalam
mengimplementasikan, mereview, mengadministrasi
dan memonitor IT
4. Tujuan
O Untuk memberikan model layanan IT yang dapat
membantu memahami dan mengelola resiko IT
O Menjadi jembatan yang menghubungkan resiko
bisnis, kontrol dan isu-isu teknis dengan
menghadirkan kontrol-kontrol yang terintegrasi
O Untuk memenuhi kebutuhan layanan IT dan
meyakinkan integrasi sistem informasi
7. Overview
Sejalan dengan perkembangan komponen elektronik yang
sangat cepat, perkembangan Teknologi informasi juga
menjadi semakin cepat. Hal tersebut mempunyai pengaruh
dalam perkembangan industri perminyakan yang ada di
Indonesia.
Pertamina yang merupakan Industri sekaligus perusahaaan
perminyakan yang terbesar di Indonesia sangat
membutuhkan teknologi Informasi demi kemajuan
perusahaannnya.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal itu, pertamina
menerapakan metode COBIT dalam mengembangkan IT-
nya.
8. PO
(Strategic IT Plan and Direction)
Pengendalian
Pengembangan
Implementasi
Pra-
implementasi
Source: CODE OF CORPORATE GOVERNANCE PT. pertamina
9. Pra-implementasi
1. Pencanangan visi dan misi di bidang teknologi
informasi
2. Penyusunan rencana strategis di bidang teknologi
informasi yang sejalan (align) dengan strategi
bisnis Perusahaan.
3. Penyusunan rancangan dan desain teknis
4. Penjabaran rancangan dan desain teknis
teknologi informasi ke dalam konstruksi sistem
secara fisik dan fungsional.
10. Implementasi
1. Perencanaan yang matang
2. Pelatihan dan pengembangan SDM
3. Pembakuan/standardisasi mutu layanan
4. Evaluasi dan pengendalian sistem
5. Penerapan sistem penanganan darurat (disaster
recovery planning atau contingency planing).
11. Tahap Pengembangan
1. Penyusunan master plan pembangunan dan
pengembangan teknologi informasi.
2. Penerapan Executive Information System dan/atau
Decision Support System.
3. Penggunaan satu Enterprise Resources Planning
(ERP) sebagai back office system, dan aplikasi
ekstensi lainnya
12. Tahap Pengendalian
1. Mempunyai prosedur dan indikator yang tepat untuk
mengukur efektivitas pengelolaan TI.
2. Mempunyai prosedur baku dalam menangani
permasalahan teknologi informasi yang terjadi.
3. Melakukan pemantauan secara berkala.
4. Membuat laporan secara berkala kepada Direksi
mengenai kinerja teknologi informasi
5. Bersama-sama fungsi pemakai menetapkan tingkat
layanan yang disepakati (service level agreement) dan
direviu secara berkala.
13. PO
( Define the Information Architecture )
PERTAMINA bekerjasama dengan INKOM LIPI,
untuk pembuatan PANDUAN TEKNOLOGI
INFORMASI PERTAMINA (PTIP).
Source:kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref.../karya_24.pdf
14. 1. Sistem informasi umum dimana jaringan ini ditujukan
untuk keperluan masyarakat umum yang memerlukan
informasi baik berupa Teletex, videotex, electronic mail,
berita dll. Dalam sistem ini sarana yang digunakan adalah
melalui sarana umum, dapat melalui telepon ataupun
pemancar radio dan televisi.
2. Otomasi Kantor dalam sebuah kantor yang
menggunakan fasilitas Digital PABX (sentral telepon
digital), jaringan komputer dll. untuk menunjang operasi
kantor.
3. Otomasi industri. Semua aktititas dalam suatu industri
didatakan dan dikontrol dengan komputer, sehingga hasil
perencanaan, hasil produksi, distribusi pemasaran dll,
dapat dicapai dengan optimum.
15. 4. Decision Support System (DSS). Dengan dukungan
sudah adanya data (informasi) yang terintegrasi dapat
dibuat suatu program untuk pengembangan data dan
untuk analisa yang kemudian dapat dibuat simulasi untuk
pengambilan keputusan. Hal ini akan sangat membantu
para manajer dalam pengambilan keputusan.
5. Expert System. Dengan adanya jaringan dan peralatan
yang dapat dilakukan secara otomatis, berkembanglah
program-program yang dapat memberikan kesimpulan
16.
17. po3
IT yang diterpakan di perusahaan pertamina
sudah canggih, semua sistem informasi
sudah terintegrasi. Salah satu contohnya
yaitu penggunaan SAP yang
mengahabisakan biaya puluhan juta Dollar
(Yohanes Handoko Aryanto)
18. po4
Di perusahaan pertamina terdapat Devisi
sendiri , yaitu devisi IT yang menagani
pembangunan IT di perusahaan.
19. Po5
(Manage the IT Investment )
Pertamina dalam mengembangkan Itnya
rela menggelontorkan jutaan Dollar. Seperti
contohnya pada penerapan SAP yang
sudahh dijelaskan sebelumnya
21. Po6
(Communicate Management
Aims and Direction )
Pertamina dalam upaya untuk
meningkatkan value perusahaan sesuai
dengan aturan dalam RUPS., mefasilitasi
pertemuan anak perusahaan PT Pertamina
(Persero), baik yang core business maupun
non core business
22. Po7
(Manage IT Human Resource)
Menegemen IT di Pertamina:
1. Perencanaan Tenaga Kerja
2. Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Kerja
3. 2Seleksi dan Program Orientasi
4. Penempatan Pekerja
23. Untuk Devisi IT di pertamina diketuahi oleh
kepala Devisi yang memmipin Anggotanya.
Kepalah Devisi ini ada di setiap anak
perusahaan.
24. P0 08
Manage Quality
Pertamina sangat seruis dalam
mengembangkan IT di perusahaannya .
Ini dibuktikan dengan diraihnya sertifikat
ISO 20000:2005 dari Badan Sertifikasi
TUV atas pengelolaan ICT Pertamina
bertepatan dengan hari ulang tahun ke -
53.
26. ME1
(Evaluate IT proses)
Sejak 4 Juni 2010 lalu, deretan aplikasi
‘front-end' bertambah lagi dengan
kehadiran Aplikasi Web Mutasi yang
diresmikan penggunaannya oleh Narendra
Widjajanto -SVP Shared Processing Center
(SPC) CSS.
27. Aplikasi yang dikembangkan
secara inhouse ini merupakan kerjasama
HR Corporate Function dan CSS dalam
membuat terobosan efisiensi proses
penerbitan SK Mutasi hingga update data di
SAP
28. ME2
(internal Control)
GO LIVE REMEDY. Sebagai bukti
keseriusan memberikan pelayanan
terbaik bagi seluruh jajaran di
lingkungan Kantor Pusat, Divisi Sistem
Binis dan Teknologi (SBTI)
layanan dalam COBIT, yaitu Manage
Service Desk Incident, Manage
Problem, Manage Service Levels, serta
Monitor and Evaluated IT Performence.
29.
30. ME4
Kebijakan umum:
O Teknologi informasi yang dibangun harus
memiliki nilai yang sangat strategis dalam
mendukung terciptanya produk atau jasa
Perusahaan yang unggul dan kompetitif
31. O Investasi teknologi informasi harus
mempertimbangkan aspek keuntungan
berupa pengurangan biaya dan
kemudahan memperoleh informasi
32. O Fungsi teknologi informasi menerapkan
mekanisme penjaminan mutu (Quality
Assurance) untuk memastikan bahwa
perangkat-perangkat dan sistem yang
digunakan dalam teknologi informasi telah
berada pada kualitas dan tingkat layanan
yang diharapkan.
Yang lebihmembanggakanPertaminamerupakanperusahaannasionalpertama di Indonesia danperusahan ke-4 di Asia Tenggara yang berhasilmeraihsertifikasitersebut, hinggamemperolehpiagampenghargaandari Museum Rekor Indonesia ( MURI).
Tim SBTImengimplementasikannyadenganmeluncurkansistem Remedy untukmendukungfungsi Helpdesk, membangun control room, sertamenggiatkanfungsi customerservice, sepertilayanankebutuhanterhadap IT supplies, broadcast via email, peminjaman LCD Proyektor, set up jaringantanpakabel, daninformasi problem dalamTeknologiInformasi & Komunikasi (TIK) lainnya. Untukmengaksessistemini, parapenggunajasadapatmelaporkankendalanyadenganmenelpon 6666. Diharapkandenganadanyasisteminijaringansistembisnisdanteknologiinformasiperusahanakansemakinefektifdanterkontrol