2. Perusahaan
Induk dan Anak
• Menguasai perusahaan lain dapat dilakukan
dengan cara memiliki suara mayoritas dalam suatu
perusahaan.
• Penguasaan mayoritas terjadi apabila sebuah
perusahaan memiliki lebih dari 50% saham dari
perusahaan lain.
• Perusahaan yang memiliki saham lebih dari 50% di
perusahaan lain disebut perusahaan induk.
• Perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki
oleh perusahaan induk disebut perusahaan anak.
3. Pencatatan Investasi
Pada Perusahaan Anak
• Pencatatan investasi dapat dilakukan dengan
menggunakan dua metode, yaitu:
a. Cost method (metode biaya), yaitu metode pencatatan
investasi yang pada awal perolehan investasi, investor
mencatat investasi sebesar biayanya (historical cost
accounting), dividen maupun distribusi laba dicatat
sebagai penghasilan, namun apabila dividen yang
diterima melebihi bagian investor atas laba investee
dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat
sebagai pengurang investasi.
b. Equity method, yaitu pencatatan investasi yang pada
awal perolehan investor mencatat investasi sebesar
biayanya (historical cost method), dividen maupun
distribusi laba dicatat sebagai pengurang akun
investasi.
4. Sifat Laporan Konsolidasi
• Laporan keuangan konsolidasi adalah model laporan
akuntansi untuk menunjukkan pengaruh ekonomi dari
penggabungan dua atau lebih perusahaan yang tersendiri,
yang didasarkan atas dasar pemilikan dan pengendalian
bersama meskipun peleburan secara hukum tidak dilakukan.
• Dalam penyusunan neraca konsolidasi untuk perusahaan induk
dan anak, perusahaan anak ini dipandang seakan-akan
sebagai cabang; aktiva dan kewajiban masing-masing
perusahaan anak digabungkan dengan aktiva dan kewajiban
perusahaan induk; pos-pos silang yang tidak mempunyai arti
penting apabila kesatuan usaha bersangkutan dipandang
sebagai kesatuan usaha tunggal harus dihapuskan.
• Neraca perusahaan induk yang melaporkan saham
perusahaan anak sebagai investasi, dan neraca perusahaan
anak yang melaporkan kepentingan yang dipegang oleh
perusahaan induk sebagai modal saham.
5. Masalah Umum Dalam
Penyusunan Laporan Konsolidasi
• Dalam penyusunan laporan konsolidasi biasanya terdapat
masalah yang timbul, yaitu:
a. Periode dimana laporan/neraca konsolidasi disusun.
ex: penyusunan neraca konsolidasi sesaat setelah terjadi
pemilikan saham, berbeda dengan neraca konsolidasi yang
disusun satu tahun (satu periode), kemudian berhubungan
dengan telah terjadinya perubahan-perubahan di dalam pospos neraca.
b. Jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan induk dan
harga perolehan (pengorbanan) yang telah dikeluarkan
untuk memperoleh saham tersebut.
ex: penyusunan neraca konsolidasi di mana saham dibeli
dengan harga di atas nilai bukunya berbeda dengan
penyusunan neraca konsolidasi apabila saham yang
diperoleh dengan harga yang sama dan kurang dari nilai
bukunya.
6. Kepemilikan Saham > Nilai Buku
•
Harga perolehan saham lebih tinggi dari nilai bukunya harus
ditentukan sebelum penyusunan neraca konsolidasi dilakukan.
Penyebab perbedaan harga dan perlakuan akuntansinya adalah:
a. Kegagalan rekening-rekening anak perusahaan untuk melaporkan
kenaikan nilai aktivanya pada saat pembelian saham. Selisih ini
diperlakukan sebagai penilaian terhadap aktiva atau menambah
nilai aktiva tertentu. Ex: tanah.
b. Kegagalan rekening-rekening perusahaan anak untuk melaporkan
aktiva tidak berwujud tertentu (certain intangible assets). Selisih ini
diperlakukan sebagai intangible assets. Ex: goodwill.
c.
Adanya pembayaran khusus untuk memperoleh posisi kontrol.
Selisih ini diperlakukan sebagai goodwill.
Ketentuan pembayaran menunjukkan kombinasi dari berbagai
faktor seperti tersebut.