SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
STRUKTUR POPULASI
 Tanaman allogam adalah tanaman yang
>95% keturunan hasil penyerbukan silang
(gamet jantan dari tanaman lain)
 Serbuksari :terbawa angin, serangga, air
 Bunga betina dan jantan : DI tanaman
terpisah, satu tanaman,atau satu bunga
tetapi terjadi self-incompatible.
Tanaman menyerbuk silang
 biseksual tetapi menyerbuk silang: rye, bunga
matahari, alfafa, clover
 menyerbuk silang biseksual dan sebagian
penyerbukan sendiri : suger beet, kubis, apel,
pear, kentang.
 monoecious: jagung, labu kuning, semangka,
melon, kelapa sawit.
 dioecious: asparagus, pepaya, salak, melinjo,
pala.
 menyerbuk silang tetapi diperbanyak secara
vegetatif: anggur, stwaberry, ketela rambat.
Penyebab penyerbukan silang: keadaan
morfologi, genetik atau mekanisme
fisiologi inkompatibilitas dan self-sterility.
 Inkompatibilitas :
1. protandry: stamen masak lebih dulu
sebelum putik masak
2. protogyny: putik masak lebih dulu
dibandingkan stamen
3. Hercogamy:keadaan bunga sedemikian
rupa sehingga bunga sari tanaman yang
sama sulit untuk menyerbuki sendiri
Lewis (1954) membedakan
inkompatibilitas ada dua macam
yaitu heteromorfik dan homomorfik.
 heteromorfik: ada perbedaan panjang
antara stamen dan putik (heterostily).
 homomorfik yaitu inkompatibilitas
disebabkan ketidaksesuaian gametofitik
dan sporofitik.
 Inkompatibilitas gametofitik dikendalikan oleh
alel-alel (s1, s2, s3 dst)
 bekerja dibagian kepala putik, stilus atau
dibagian dalam bakal biji
 Inkompatibilitas sporofitik : tipe inkompati-
bilitas dikendalikan oleh seri alel-alel di lokus
tunggal tetapi fungsionalnya polen ditentukan
oleh penyusun genotip tanaman induk
(penghasil serbuksari).
Populasi allogami:
 perkawinan secara acak (random
mating)
 besarnya frekuensi gen dalam suatu
populasi ?
Frekuensi gen
B1B1 =D dan B1B2=H dan B2B2 =R
larik genotipenya :
D B1B1 + 2H B1B2 + R B2B2
dimana N = D+2H+R
Frekuensi relatif:
D/N B1B1 + 2H/N B1B2 + R/N B2B2 atau
f11
B1B1 + 2f12
B1B2 + f22
B2B2
f11
+2f12
+f22
=1
Banyaknya alel dalam populasi:
B1=(2D+2H)/2N=f11+f12=p
B2=(2R+2H)/2N=f12+f22=q
p+q=1
Contoh:
 populasi terdiri dari tanaman :
BB sebanyak 500 tanaman
Bbsebanyak 400 tanaman
bb sebanyak 100 tanaman
N=1000 tanaman
 frekuensi genotipe:
Frek. B1B1 = f11=(500/1000)=0,5
Frek. B1B2=2f12=400/1000=0,4
Frek. B2B2=f22=100/1000=0,1
 Frekuensi B1=p=f11+f12
=0,5+0,5(0,4)=0,5+0,2=0,7
 Frekuensi alel B2=q=f22+f12
=0,1+0,5(0,4)=0,1+0,2=0,3
Hukum Hardy-Weinberg :“Apabila dalam suatu populasi
yang besar tidak ada faktor-faktor yang berpengaruh
pada populasi dan populasi tersebut mengalami
random mating secara terus menerus dari generasi ke
generasi berikutnya, maka frekuensi gen dan
genotipenya tidak mengalami perubahan setelah satu
kali random mating
 random mating jika:
1. Tiap tanaman mempunyai kesempatan yang sama
untuk menyerbuki atau diserbuki tanaman lainnya
2. Persilangan antara dua genotipe merupakan hasil
kali frekuensi masing-masing genotipe
3. Pembuahan secara bebas diantara gamet yang ada
(random union of the gamet).
B1B1 X B1B1 (f11
)2
(f11)2
- -
B1B1 X B1B2 2(f11
.2f12
) 2f11
.f12
2f11
.f12
-
B1B1 X B2B2 2(f11
.f22
) 2f11
.f22
-
B1B2 X B1B2 (2f12
)2
(f12
)2
2(f12
)2
(f12
)2
B1B2 X B2B2 2(2f12
.f22
) - 2f12
.f22
2f12
.f22
B2B2 X B2B2 (f22
)2
- - (f22
)2
Jumlah (f11+f12)2
2(f11+f12)
(f22+f12)
(f22+f12)2
p2
2pq q2
Tipe
persilangan
Frekuensi
persilanga
n
Keturunan
B1B1 B1B2 B2B2
Dari contoh diatas
larik genotip sebagai berikut:
(0,7 B1 +0,3 B2)2
0,49 B1B1+ 0,42 B1B2+ 0,09 B2B2
maka frekeunsi alelnya:
gen B1 = 0,49 + 0,5 (0,42) = 0,7
gen B2 = 0,5 (0,42) + 0,09 = 0,3
Kesimpulan: populasi sudah mencapai keseimbangan
Hardy-Weinberg.
Apakah terjadi linkage disequeilibirum
∆=f11.f22-f12.f21
Jika nol (0) linkage equilibrium
Perubahan frekuensi gen dalam pupolasi
 Keseimbangan populasi akan frekuensi
gennya dapat berubah krn migrasi, mutasi
dan seleksi.
Migrasi
 perpindahan individu baru ke dalam suatu
populasi  perubahan frekuensi gen
 genotipe jarang terjadi, dibawa manusia,
hewan, air tetapi
 Polen: terbawa serangga dan angin.
 Laju migrasi:
∆ q = m(qm
-qo
)
Mutasi
 Mutasi: spontan (di alam dan buatan)
 Frekuensi 10-6
per gen per generasi
 Mutasi alami dapat diabaikan karena
frekuensinya kecil dan mutan yang
lemah dan jelek biasanya akan
tersingkir
Seleksi
 Populasi: banyak genotipe berbeda,
kemampuan reproduksi berbeda
 Genotipe yang pridi (keturunan
>banyak) ketidakseimbangan
 Kontribusi genotipe ke generasi
selanjutnya disebut fitness, nilai seleksi,
atau nilai adaptif.
Populasi Kecil
 Keadaan dan prinsip random mating sangat
ideal dan valid  populasi besar
 populasi kecil tidak stabil menghasilkan:
1. pembagian populasi ke dalam kelompok-
kelompok populasi, sub populasi dan atau lini
2. penurunan keragaman genetik dan peningkatan
homosigositas


SIFAT, GENOTIPE DAN FENOTIPE
 Gen: unit dasar pewarisan yang berupa
rangkaian DNA yang menentukan arah
proses atau sifat tertentu
 Pemuliaan berurusan gen sifat
tertentu(fenotipe)
 Pewarisandiketahui hubungan gen, sifat,
genotipe dan fenotipe serta faktor lingkungan.
Sifat
 Ekspresi sifat  sebagai pembeda antar
individu / varietas
 sifat: warna bunga (merah atau putih), tinggi
tanaman (tinggi-pendek), ketahanan penyakit
(tahan, tidak tahan).
 Setiap genotipe mempunyai banyak sifat
 Fenotipe:penampilan hasil kerjasama antara
genotipe dan lingkungan serta interaksinya.
 Segi genetika > aspek lingkungan
 Sifat-sifat bernilai ekonomi sifat kuantitatif
(faktor lingkungan, sebaran kontinu).
Fenotipe dan komponen keragaman
fenotipe
 Vp=Vg + Ve + Vge
Vp= varian fenotipe
Vg= varian genotipe
Vge = varian intreaksi genotipe-lingkungan
Vg=Va+Vd+Vi
Vd = varian dominan
Va = varian aditif
Vi= varian interaksi antar lokus.
Heritabilitas
 Seleksi tanaman fenotipe
 kemungkinan fenotipe yang diseleksi akan
menghasilkan hasil yang sama dengan induknya
Varian genetik tinggi +varian lingkungan rendah,
keturunannya seperti induk
. Keragaman lingkungan tinggi kemungkinan
keturunan seperti induk sangat kecil.
Heritabilitas
 Proporsi keragaman genotipe dengan
keragaman fenotipe disebut heritabilitas
arti luas (H atau h2
):
h2
= σ2
g/ σ2
p
 Heritabilitas arti sempit yaitu proporsi
keragaman aditif dibandingkan
keragaman fenotipe.
h2
= σ2
a/ σ2
p

More Related Content

What's hot

Perkawinan trihibrid
Perkawinan trihibridPerkawinan trihibrid
Perkawinan trihibrid
Jeneng Omega
 
Metabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanMetabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhan
awarisusanti
 

What's hot (20)

dormansi biji
dormansi bijidormansi biji
dormansi biji
 
Genetika populasi
Genetika populasiGenetika populasi
Genetika populasi
 
Bukti-bukti petunjuk adanya evolusi
Bukti-bukti petunjuk adanya evolusiBukti-bukti petunjuk adanya evolusi
Bukti-bukti petunjuk adanya evolusi
 
Tanaman c3
Tanaman c3Tanaman c3
Tanaman c3
 
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
 
Genetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelaminGenetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelamin
 
Perkawinan trihibrid
Perkawinan trihibridPerkawinan trihibrid
Perkawinan trihibrid
 
Metabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanMetabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhan
 
Subclass Dialypetalae
Subclass DialypetalaeSubclass Dialypetalae
Subclass Dialypetalae
 
genetika populasi power point
 genetika populasi power point genetika populasi power point
genetika populasi power point
 
Lauraceae
LauraceaeLauraceae
Lauraceae
 
CHLOROPHYTA
CHLOROPHYTACHLOROPHYTA
CHLOROPHYTA
 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
 
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasiEktum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
 
Tautan gen
Tautan genTautan gen
Tautan gen
 
5. Arsitektur Pohon
5. Arsitektur Pohon5. Arsitektur Pohon
5. Arsitektur Pohon
 
Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)
Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)
Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)
 
Power poiint-hukum-mendel
Power poiint-hukum-mendelPower poiint-hukum-mendel
Power poiint-hukum-mendel
 
Bunga bougenville
Bunga bougenvilleBunga bougenville
Bunga bougenville
 
V.genetika mendel edit
V.genetika mendel editV.genetika mendel edit
V.genetika mendel edit
 

Similar to Mpt 7-genetik-crossed

Genetika Mendel
Genetika MendelGenetika Mendel
Genetika Mendel
ahmaddzul
 
Presentasi Pendidikan Silabus Kelas Perlengkapan Sekolah Merah Muda Hijau d_2...
Presentasi Pendidikan Silabus Kelas Perlengkapan Sekolah Merah Muda Hijau d_2...Presentasi Pendidikan Silabus Kelas Perlengkapan Sekolah Merah Muda Hijau d_2...
Presentasi Pendidikan Silabus Kelas Perlengkapan Sekolah Merah Muda Hijau d_2...
suwalawsendal098
 

Similar to Mpt 7-genetik-crossed (20)

Mpt 5 genetik tan. selfed
Mpt 5 genetik tan. selfedMpt 5 genetik tan. selfed
Mpt 5 genetik tan. selfed
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
 
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptxPERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
 
Genetika populasi
Genetika populasiGenetika populasi
Genetika populasi
 
Persilangan Kelas XII
Persilangan Kelas XIIPersilangan Kelas XII
Persilangan Kelas XII
 
Bahan ajar ipb s2-agromet
Bahan ajar ipb s2-agrometBahan ajar ipb s2-agromet
Bahan ajar ipb s2-agromet
 
Mekanisme Evolusi-Klp 3-Renew.pptx
Mekanisme Evolusi-Klp 3-Renew.pptxMekanisme Evolusi-Klp 3-Renew.pptx
Mekanisme Evolusi-Klp 3-Renew.pptx
 
Mpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossedMpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossed
 
Presentasi no 4 4_galur murni pada padi
Presentasi no 4 4_galur murni pada padiPresentasi no 4 4_galur murni pada padi
Presentasi no 4 4_galur murni pada padi
 
Diversitas
DiversitasDiversitas
Diversitas
 
Ppt evolusi kel 3
Ppt evolusi kel 3Ppt evolusi kel 3
Ppt evolusi kel 3
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
 
Presentasi no 4 2_konsep & metode seleksi
Presentasi no 4 2_konsep & metode seleksiPresentasi no 4 2_konsep & metode seleksi
Presentasi no 4 2_konsep & metode seleksi
 
Makalah_22 Makalah laporan 4 rektan 2 kel5
Makalah_22 Makalah laporan 4 rektan 2 kel5Makalah_22 Makalah laporan 4 rektan 2 kel5
Makalah_22 Makalah laporan 4 rektan 2 kel5
 
Biologi xipa 2 keanekaragaman hayati
Biologi xipa 2 keanekaragaman hayatiBiologi xipa 2 keanekaragaman hayati
Biologi xipa 2 keanekaragaman hayati
 
Genetika Mendel
Genetika MendelGenetika Mendel
Genetika Mendel
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
 
topik6 Disomik&polisomik poliploid des10.ppt
topik6 Disomik&polisomik poliploid des10.ppttopik6 Disomik&polisomik poliploid des10.ppt
topik6 Disomik&polisomik poliploid des10.ppt
 
01 faktor genetik 01
01 faktor genetik 0101 faktor genetik 01
01 faktor genetik 01
 
Presentasi Pendidikan Silabus Kelas Perlengkapan Sekolah Merah Muda Hijau d_2...
Presentasi Pendidikan Silabus Kelas Perlengkapan Sekolah Merah Muda Hijau d_2...Presentasi Pendidikan Silabus Kelas Perlengkapan Sekolah Merah Muda Hijau d_2...
Presentasi Pendidikan Silabus Kelas Perlengkapan Sekolah Merah Muda Hijau d_2...
 

More from Andrew Hutabarat

More from Andrew Hutabarat (20)

Jabs 0910 213
Jabs 0910 213Jabs 0910 213
Jabs 0910 213
 
Format proposal 2
Format proposal 2Format proposal 2
Format proposal 2
 
Format laporan acara 1
Format laporan acara 1Format laporan acara 1
Format laporan acara 1
 
Sistem Komputer
Sistem KomputerSistem Komputer
Sistem Komputer
 
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada TanamanKonsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
 
Contoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiahContoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiah
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 indKuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
 
Integrated weed
Integrated weedIntegrated weed
Integrated weed
 
Ekotan 15
Ekotan 15Ekotan 15
Ekotan 15
 
The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014
 
Site dan mode of action
Site dan mode of actionSite dan mode of action
Site dan mode of action
 
Seed bank
Seed bankSeed bank
Seed bank
 
Managemen gulma
Managemen gulmaManagemen gulma
Managemen gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
 
I gulma l2
I gulma l2I gulma l2
I gulma l2
 
Ecologi gulma
Ecologi gulmaEcologi gulma
Ecologi gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
 
Ekotanjut1
Ekotanjut1Ekotanjut1
Ekotanjut1
 
The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015
 

Recently uploaded

mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 

Mpt 7-genetik-crossed

  • 1.
  • 2. STRUKTUR POPULASI  Tanaman allogam adalah tanaman yang >95% keturunan hasil penyerbukan silang (gamet jantan dari tanaman lain)  Serbuksari :terbawa angin, serangga, air  Bunga betina dan jantan : DI tanaman terpisah, satu tanaman,atau satu bunga tetapi terjadi self-incompatible.
  • 3. Tanaman menyerbuk silang  biseksual tetapi menyerbuk silang: rye, bunga matahari, alfafa, clover  menyerbuk silang biseksual dan sebagian penyerbukan sendiri : suger beet, kubis, apel, pear, kentang.  monoecious: jagung, labu kuning, semangka, melon, kelapa sawit.  dioecious: asparagus, pepaya, salak, melinjo, pala.  menyerbuk silang tetapi diperbanyak secara vegetatif: anggur, stwaberry, ketela rambat.
  • 4. Penyebab penyerbukan silang: keadaan morfologi, genetik atau mekanisme fisiologi inkompatibilitas dan self-sterility.  Inkompatibilitas : 1. protandry: stamen masak lebih dulu sebelum putik masak 2. protogyny: putik masak lebih dulu dibandingkan stamen 3. Hercogamy:keadaan bunga sedemikian rupa sehingga bunga sari tanaman yang sama sulit untuk menyerbuki sendiri
  • 5. Lewis (1954) membedakan inkompatibilitas ada dua macam yaitu heteromorfik dan homomorfik.  heteromorfik: ada perbedaan panjang antara stamen dan putik (heterostily).  homomorfik yaitu inkompatibilitas disebabkan ketidaksesuaian gametofitik dan sporofitik.
  • 6.  Inkompatibilitas gametofitik dikendalikan oleh alel-alel (s1, s2, s3 dst)  bekerja dibagian kepala putik, stilus atau dibagian dalam bakal biji  Inkompatibilitas sporofitik : tipe inkompati- bilitas dikendalikan oleh seri alel-alel di lokus tunggal tetapi fungsionalnya polen ditentukan oleh penyusun genotip tanaman induk (penghasil serbuksari).
  • 7. Populasi allogami:  perkawinan secara acak (random mating)  besarnya frekuensi gen dalam suatu populasi ?
  • 8. Frekuensi gen B1B1 =D dan B1B2=H dan B2B2 =R larik genotipenya : D B1B1 + 2H B1B2 + R B2B2 dimana N = D+2H+R Frekuensi relatif: D/N B1B1 + 2H/N B1B2 + R/N B2B2 atau f11 B1B1 + 2f12 B1B2 + f22 B2B2 f11 +2f12 +f22 =1 Banyaknya alel dalam populasi: B1=(2D+2H)/2N=f11+f12=p B2=(2R+2H)/2N=f12+f22=q p+q=1
  • 9. Contoh:  populasi terdiri dari tanaman : BB sebanyak 500 tanaman Bbsebanyak 400 tanaman bb sebanyak 100 tanaman N=1000 tanaman  frekuensi genotipe: Frek. B1B1 = f11=(500/1000)=0,5 Frek. B1B2=2f12=400/1000=0,4 Frek. B2B2=f22=100/1000=0,1  Frekuensi B1=p=f11+f12 =0,5+0,5(0,4)=0,5+0,2=0,7  Frekuensi alel B2=q=f22+f12 =0,1+0,5(0,4)=0,1+0,2=0,3
  • 10. Hukum Hardy-Weinberg :“Apabila dalam suatu populasi yang besar tidak ada faktor-faktor yang berpengaruh pada populasi dan populasi tersebut mengalami random mating secara terus menerus dari generasi ke generasi berikutnya, maka frekuensi gen dan genotipenya tidak mengalami perubahan setelah satu kali random mating  random mating jika: 1. Tiap tanaman mempunyai kesempatan yang sama untuk menyerbuki atau diserbuki tanaman lainnya 2. Persilangan antara dua genotipe merupakan hasil kali frekuensi masing-masing genotipe 3. Pembuahan secara bebas diantara gamet yang ada (random union of the gamet).
  • 11. B1B1 X B1B1 (f11 )2 (f11)2 - - B1B1 X B1B2 2(f11 .2f12 ) 2f11 .f12 2f11 .f12 - B1B1 X B2B2 2(f11 .f22 ) 2f11 .f22 - B1B2 X B1B2 (2f12 )2 (f12 )2 2(f12 )2 (f12 )2 B1B2 X B2B2 2(2f12 .f22 ) - 2f12 .f22 2f12 .f22 B2B2 X B2B2 (f22 )2 - - (f22 )2 Jumlah (f11+f12)2 2(f11+f12) (f22+f12) (f22+f12)2 p2 2pq q2 Tipe persilangan Frekuensi persilanga n Keturunan B1B1 B1B2 B2B2
  • 12. Dari contoh diatas larik genotip sebagai berikut: (0,7 B1 +0,3 B2)2 0,49 B1B1+ 0,42 B1B2+ 0,09 B2B2 maka frekeunsi alelnya: gen B1 = 0,49 + 0,5 (0,42) = 0,7 gen B2 = 0,5 (0,42) + 0,09 = 0,3 Kesimpulan: populasi sudah mencapai keseimbangan Hardy-Weinberg. Apakah terjadi linkage disequeilibirum ∆=f11.f22-f12.f21 Jika nol (0) linkage equilibrium
  • 13. Perubahan frekuensi gen dalam pupolasi  Keseimbangan populasi akan frekuensi gennya dapat berubah krn migrasi, mutasi dan seleksi. Migrasi  perpindahan individu baru ke dalam suatu populasi  perubahan frekuensi gen  genotipe jarang terjadi, dibawa manusia, hewan, air tetapi  Polen: terbawa serangga dan angin.  Laju migrasi: ∆ q = m(qm -qo )
  • 14. Mutasi  Mutasi: spontan (di alam dan buatan)  Frekuensi 10-6 per gen per generasi  Mutasi alami dapat diabaikan karena frekuensinya kecil dan mutan yang lemah dan jelek biasanya akan tersingkir
  • 15. Seleksi  Populasi: banyak genotipe berbeda, kemampuan reproduksi berbeda  Genotipe yang pridi (keturunan >banyak) ketidakseimbangan  Kontribusi genotipe ke generasi selanjutnya disebut fitness, nilai seleksi, atau nilai adaptif.
  • 16. Populasi Kecil  Keadaan dan prinsip random mating sangat ideal dan valid  populasi besar  populasi kecil tidak stabil menghasilkan: 1. pembagian populasi ke dalam kelompok- kelompok populasi, sub populasi dan atau lini 2. penurunan keragaman genetik dan peningkatan homosigositas  
  • 17. SIFAT, GENOTIPE DAN FENOTIPE  Gen: unit dasar pewarisan yang berupa rangkaian DNA yang menentukan arah proses atau sifat tertentu  Pemuliaan berurusan gen sifat tertentu(fenotipe)  Pewarisandiketahui hubungan gen, sifat, genotipe dan fenotipe serta faktor lingkungan.
  • 18. Sifat  Ekspresi sifat  sebagai pembeda antar individu / varietas  sifat: warna bunga (merah atau putih), tinggi tanaman (tinggi-pendek), ketahanan penyakit (tahan, tidak tahan).  Setiap genotipe mempunyai banyak sifat  Fenotipe:penampilan hasil kerjasama antara genotipe dan lingkungan serta interaksinya.  Segi genetika > aspek lingkungan  Sifat-sifat bernilai ekonomi sifat kuantitatif (faktor lingkungan, sebaran kontinu).
  • 19. Fenotipe dan komponen keragaman fenotipe  Vp=Vg + Ve + Vge Vp= varian fenotipe Vg= varian genotipe Vge = varian intreaksi genotipe-lingkungan Vg=Va+Vd+Vi Vd = varian dominan Va = varian aditif Vi= varian interaksi antar lokus.
  • 20. Heritabilitas  Seleksi tanaman fenotipe  kemungkinan fenotipe yang diseleksi akan menghasilkan hasil yang sama dengan induknya Varian genetik tinggi +varian lingkungan rendah, keturunannya seperti induk . Keragaman lingkungan tinggi kemungkinan keturunan seperti induk sangat kecil.
  • 21. Heritabilitas  Proporsi keragaman genotipe dengan keragaman fenotipe disebut heritabilitas arti luas (H atau h2 ): h2 = σ2 g/ σ2 p  Heritabilitas arti sempit yaitu proporsi keragaman aditif dibandingkan keragaman fenotipe. h2 = σ2 a/ σ2 p