SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
PEMULIAAN TANAMAN PARASEKSUAL
Nursaptia Purwa A.
13/359547/PPN/3855
 Merupakan perubahan susunan (DNA/RNA) yang
terjadi pada organisme yang bersifat menurun
(hereditas), hasil perubahan tersebut disebut mutan,
disebabkan oleh mutagen.
 Gen : unit molekul DNA atau RNA dengan panjang
minimum tertentu yang membawa informasi mengenai
urutan asam amino yang lengkap suatu protein, atau yang
menentukan struktur lengkap suatu molekul rRNA (RNA
ribosom) atau tRNA (transfer RNA).
 Genom : satu kesatuan kromosom jasad eukaryot dalam
fase haploid (n).
Jenis Makhluk Hidup Jumlah Genom
Manusia 23 pasang kromosom
Sapi 30 pasang kromosom
Drosophila melanogaster 4 pasang kromosom
E. coli 1 pasang kromosom
 Merupakan perubahan susunan (DNA/RNA) yang
terjadi pada satu kesatuan kromosom organisme
eukaryot dalam fase haploid (n)
I. Euploid
I.A. Monoploid
I.B. Poliploid
I.B.1. Autopoliploid
I.B.1.a. Autotriploid
I.B.1.b. Autotetraploid
I.B.2. Allopoliploid
II. An-Euploid
II.A. Monosomi
II.B. Nullisomi
II.C. Trisomi
 Euploid adalah suatu organisme dimana jumlah kromosom sel
somatisnya merupakan kelipatan dari kromosom haploidnya.
 Bila individu haploid setiap selnya memiliki satu genom (n), maka
diploid (2n), triploid (3n), tetraploid (4n), pentaploid (5n), dst.
Tipe Formula
Kemungkinan kromosom dengan (ABC)
sebagai set kromosom haploid (genom)
1. Monoploid n (ABC)
2. Diploid 2n (AABBCC)
3. Poliploid > 2n
a. Triploid 3n (AAABBBCCC)
b. Tetraploid 4n (AAAABBBBCCCC)
c. Pentaploid 5n (AAAAABBBBBCCCCC)
d. dst.
Tabel Berbagai kemungkinan ragam dalam Euploid
 Adalah organisme yang selnya memiliki satu genom (n kromosom).
 Cirinya :
1. tanaman tampak lebih kerdil
2. kurang tahan terhadap serangan hama dan penyakit dan pengaruh
lingkungan yang kurang baik
3. bersifat steril karena kromosom tidak bisa berpasangan (tidak ada
homolognya)
4. tidak ada kemungkinan heterosigot, serta tidak ada segregasi.
 Dimanfaatkan untuk membentuk tanaman homosigot/galur murni, dengan
melipat gandakan kromosomnya (dengan kolkhisin). Galur murni penting untuk
pembetukan varietas hibrida (hybrid vigor).
 Contoh pada : bakteri, jamur, alga biru (Cyanophyta), gametopfit Lumut Hati
(Hepaticeae) dan Lumut Daun (Bryophyta), lebah madu jantan/sawflies
(Hymenoptera) karena partogenesis, tanaman kentang (kentang monoploid lebih
renyah/ enak)
 Adalah organisme yang sel somatisnya memiliki lebih dari dua set kromosom
haploid. Pada Hewan bersifat lethal (jarang terjadi).
 Cirinya :
1. tanaman tampak lebih kekar
2. Kurang tahan terhadap hama dan penyakit
3. ukuran sel dan inti selnya lebih besar
4. ukuran organ tanaman lebih besar (akar, batang, daun, bunga dan buah)
5. buluh pengangkutan (xylem dan phloem) lebih besar
6. stomata juga lebih besar
7. daun lebih tebal dan warna hijau daun lebih tua
8. ukuran bunga lebih besar dan waktu berbunganya lebih lama.
 Berlipatnya jumlah kromosom tanaman poliploid dapat menyebabkan kandungan
protein, vitamin dam asam organik lainnya meningkat, tetapi tekanan osmotik sel-
sel berkurang, pembelahan sel terlambat, masa vegetatif lebih panjang, fertilitas
berkurang.
 Terjadinya Poliploid secara:
1. Alami
a. Kelipatan kromosom sel somatis, karena kromosom memisah tidak
teratur selama mitosis, sehingga sel-sel anakan memiliki jumlah
kromosom berlipat.
b. Sel-sel reproduktif dapat mengalami pembelahan yang tak teratur,
sehingga kromosom tidak memisah secara sempurna ke kutub-
kutub pada anafase.
2. Buatan
 Dengan memberi perlakuan zat kimia tertentu pada sel, sehingga
jumlah kromosom sel anak dapat digandakan.
 Zat kimia yang biasa digunakan : kolhkisin, asenaften, kloralhidrat,
sulfanilamid, etil-merkuri-klorid,dan heksklorosikloheksan.
Kolkhisinlah paling banyak digunakan karena mudah larut di dalam
air. Sedangkan zat kimia lainnya harus dilarutkan di dalam gliserol.
 Adalah tanaman mempunyai kelipatan genom yang sama, dan berdasarkan
banyaknya kelipatan itu dapat dibedakan tanaman yang triploid (3n),tetraploid
(4n), pentaploid (5n), heksaploid (6n), dan seterusnya.
 Cirinya :
1. Inti dan isi sel lebih besar, pada ukuran stomata dan butir tepung sari.
2. Daun dan bunga bertambah besar, pertambahan ini berbatas sehingga
penambahan jumlah kromosom tidak menyebabkan menambah secara
berlanjut.
3. Adanya perubahan komposisi senyawa kimia, peningkatan kadar karbohirat
gula, protein, asam organik dan alkaloid.
4. Laju pertumbuhan tanaman menjadi lebih lambat, waktu pembungaan juga
melambat.
5. Meiosis sering tidak teratur, sehingga dapat terjadi kromosom tidak
berpasangan, hal ini karena terbentuknya bevalent, trivalent, quadrivalent
dam seterusnya.
6. Terjadi perubahan segregasi genetik, yang berbeda dengan segregasi genetik
tanaman diploid.
7. Terjadinya penurunan fertilitas tepungsari/biji. Pada jagung penurunan
mencapai 80 %, pada selada mencapai 5 – 15 % dibanding dengan tanaman
diploid.
8. Autopoliploid ganjil (triploid, pentaploid) hampir seluruhnya steril, karena
pemisahan tidak teratur dari miosis memberikan gamet yang tidak seimbang.
Adalah tanaman yang mengandung 3 set kromosom (3n). Karena :
1. Pembelah miosis abnormal menyebabkan ada sel (gamet) yang tetap
memiliki 2n kromosom. Bila gamet (2n) dibuahi oleh gamet haloid (n), maka
akan dihasilkan keturunan (3n).
2. Persilangan antara tanaman diploid (gamet n) dengan tanaman tetraploid (
gamet 2n), maka dihasilkan turunan triploid (3n).
 Pembentukan tanaman autotriploid dari tanaman diploid dan tetraploid, hasilnya
akan lebih baik bila tanaman tetraploid digunakan sebagai induk betina dan
tanaman diploid sebagai pejantan.
 Perbandingan genotip dalam keturunan = 9 tetraploid : 18 triploid : 9 diploid atau = 1
tetraploid : 2 triploid : 1 diploid. Perbandingan fenotipe adalah 35 A : 1 a, sedangkan
untuk tanaman diploid monohibrid (Aa x Aa) menghasilkan segregasi fenotipe 3 A : 1a.
 Tanaman semangka diploid (2n) memiliki 22 kromosom, triploid (3n) memiliki 33
kromosom, dam tanaman tetraploid (4n) memiliki 44 kromosom. Cara membuat:
 Umumnya dijumpai pada tanaman dan tidak dijumpai pada hewan atau manusia.
 Terjadi karena :
1. Alami
 Penyimpangan pada meioses, pada meiosis I (kromosom yang
berpasangan gagal memisah) pada anafase I, sehingga satu sel telofase
menerima seluruh kromosom diploid dan sel yang lain tidak menerima
satupun. Sel yang pertama dapat mengalami pembelahan mioses II untuk
menghasilkan gamet diploid. Penggabungan satu dari gamet ini dengan
gamet haploid akan menghasilkan zigot triploid, tetapi penggabungan
dengan gamet diploid yang lain menghasilkan zigot tetraploid, tetapi
jarang terjadi.
2. Buatan dengan menggunakan zat muntagenik (misalnya kolkisin).
 Contoh aplikasi pada : tanaman hias, bunga potong, ketang, gula bit, kacang
tanah, buah amggur, buah peer Bartlett, Apel Mc.Intossh dan lain-lain.
 Penambahan kromosom menyebabkan kerumitan nisbah gamet. Misal pasang
alel A dan a pada tetraploid ada lima macam kemungkinan genotipe, yaitu: AAAA
(kuadruplek), AAAa (triplek), AAaa (duplek), Aaaa (simplek) dan aaaa (nuliplek)
Tanaman autotetraploid membuat gamet 2n, karena itu berpasangannya
kromosom-kromosom homolog selama miosis berlangsung lebih teratur dari
tanaman triploid.
 Bila gen letaknya dekat sentromer, sehingga gen-gen tidak mengalami pindah
silang (crosing over). Tanaman autotetraploid duplek (AAaa) akan membentuk
gamet diploid dengan perbandingan 1 AA : 4 Aa : 1 aa. Seperti berikut:
 Perbandingan genotipe tada F1 adalah 1 kuadruplek: 8 triplek : 18 duplek : 8
simplek : 1 nuliplek. Perbandingan fenotipenya adalah 35 A : 1 a. Sedangkan
segregasi F1 tanaman diploid (Aa x Aa) adalah 3 A : 1a. Jadi dengan merubah
tanaman diploid menjadi tetraploid kita akan mendapatkan sifat dominan 35/3 =
± 12 kali lebih banyak.
 Bila gen-gen letaknya jauh dari sentromer, sehingga gen-gen dapat mengalami
pindah silang. Seperti diketahui pindah silang akan berlangsung setelah masing-
masing kromosom membelah memanjang menjadi kromated.
 Gen-gen yang mengalami segregasi tidak lewat kromosom melainkan lewat
kromated. Segregasi demikian disebut juga segregasi random kromated. Sehingga
tanaman autotetraploid dupleks AAaa akan membentuk gamet-gamet diploid
(2n) dengan perbandingan 6 AA: 166 Aa: 6aa atau 2 AA : 5 Aa : 2 aa, seperti bagan
berikut.
 Hasil penyerbukan sendiri tersebut mendapatkan perbandingan genotipe = 4
kuadruplek : 20 triplek : 4 nulipleks, dan dengan perbandingan fenotipe yaitu: 77
A : 4 a atau 19,25 A : 1a. Bila hasil ini dibandingan dengan diploid monohibrid (Aa
x Aa), maka masih dapat diharapkan memperoleh kelipatan sifat dominan 19,25 /
3 = + 6,5 kali.
 Adalah tanaman yang berasal dari pelipatan jumlah kromosom tanaman hibrida
interspesifik (penyilangan dua spesies/genus berbeda, tetapi masih berkerabat
dekat). Jumlah genom hibrida interspesifik berlainan dengan genom kedua
tetuanya, sehingga bersifat sangat steril.
 Untuk mendapat tanaman allopoliploid fertil:
1. Tanaman hibrid interspesifik tanpa mengalami reduksi kromosom (meiosis)
dapat membentuk gamet-gamet yang bila bersatu akan menghasilkan
tanaman allopoliploid yang fertil. Namun jarang terjadi di alam.
2. Tanaman hibrida interspesif steril dilipat gandakan kromosomnya. Karena
jumlah kromosom berlipat dua, maka dapat membentuk pasangan-
pasangan kromosom selama meosis, sehingga tanaman yang terbentuk sifat
allopoliploid yang fertil.
 Tanaman semangka diploid (2n) memiliki 22 kromosom, triploid (3n) memiliki 33
kromosom, dam tanaman tetraploid (4n) memiliki 44 kromosom. Cara membuat:
 Karpechenkov (1928), berhasil
menyilangkan tanaman radis (Rapanus
satvus) dengan tanaman kubis (Brassica
oleracea), keduanya famili Cruciferae.
Masing-masing tanaman memiliki
kromosom somatis 2n = 18, tetapi
kromosom radis memiliki gen-gen yang
tidak dijumpai pada kromosom kubis. F1
hibrida interspesifik sangat steril. Pelipat
gandaan dengan kolkhisin menghasilkan
tanaman fertil Rhapanobrassica bersifat
allopoliploid atau amphidiploid.
1. Tanaman autopoliploid diperoleh dengan menginduksi jenis tanaman tertentu
dengan zat kimia (kolkhisin). Tanaman autopoliploid yang diperoleh sama
dengan jenisnya, misalnya tanaman tomat diloid (2n) menjadi tomat tetraploid
(4n). Karena jumlah kromosom berlipat ganda, maka beberapa sifat tertentu
mengalami perubahan, seperti: tanaman lebih kekar, daun-daun lebih lebar dan
hijau, buah lebih besar, kandungan protein meningkat. Karena sterilitas
meningkat, jumlah buah dan biji berkurang.
2. Tanaman allopoliploid dibuat dengan melipatgandakan jumlah kromosom
hibrida interspesifik dengan zat kimia (kolkhisin), dengan menyilangkan antara
spesies/genus yang berbeda tetapi berhubungan kerabat (famili). Tanaman ini
bersifat fertil dan merupakan jenis baru yang sebelumnya tidak dikenal.
3. Dibandingkan tanaman autopoliploid, tanaman allopoliploid (merupkan jenis
baru) mempunyai arti lebih peting dari segi agronomi dan evolusi tanaman
 Tanaman tembakau allotetraploid
 Tanaman tembakau (Nicotiana tabcum) peka terhadap virus mosaik tembakau
(TMV), sedangkan tembakau lainnya (N. glutinosa) lebih tahan. Clausen dan
Goodspeed dalam tahun1925 menyilangkan N. tabcum (2n 48, gamet n = 23)
dengan N. glutinosa (2n = 24, gamet n = 12), tanaman F1 kebanyakan steril. Satu
dari tanaman F1 menghasilkan beberapa tanaman F2 fertil. Penelitian sitologis
membuktikan tanaman F2 tersebut bersifat allotetraploid dengan jumlah kromosom
72 buah, (sama dengan jumlah kromosom kedua induknya). Jenis tembakau bari ini
dinamakan Icotiana digluta, mempunyai sifat lebih tahan terhadap TMV serta
memberi hasil lebih baik.
 Tanaman Rubus alloheksaploid.
 Di Eropa dikenal dua jenis Rubus yaitu Rubus idaeus diploid (2n = 14) dan R. caesius
tetraploid (4n = 28), persilangan keduanya menghasilkan F1 triploid 3n = 21
kromosom dan steril. Pelipatgandaan kromosom F1 menghasilkan tanaman baru
heksaploid (6n = 42)yang diberi nama R. maksimus. R. maksimus menghasilkan serat
batang yang kuat dan baik untuk pembuatan karung goni.
 Tanaman kubis allotetraploid.
 Dikenal tiga spesies diploid dari genus Brassica ialah: B. oleracea (n = 9), B.nigra (n =
8), dan B. campestris (n = 10). Nagahara U. tahun 1935, melakukan meneliti hasil
persilangan alami diantara spesies tanaman kubis tersebut, dan ternyata
turunannya merupakan tanaman amphidiploid atau allotetraploid. Untuk
memudahkan mempelajari hubungan satu dengan yang lainnya, Nagahara U
menciptakan hubungan yang berbentuk segi tiga yang disebut segi tiga U, seperti
dibawah.
 B. carnata (n = 17), B juncea (n = 18) dan B. nafus (n = 19) merupakan jenis kubis
baru yang bersifat ampidiploid atau allotetraploid. Diketemukannya kubis jenis baru
ini sangat membantu pemulia tanaman untuk mengembangkan varietas kubis yang
mempunyai nilai komersial tinggi.
 Gandum heksaploid.
 Tanaman gandum Triticum monococcum diketahui peka terhadap penyakit
cendawan karat daun (2n = 14). Jenis lain yang masih berhubungan kerabat dengan
gandum yaitu genus Aegilop dengan dua spesies yaitu Aegilop speltoides (2n=14),
dan A. squarrosa (2n=14). Persilangan diantara ke tiga jenis spesies tersebut
dilakukan oleh J. Percival di Inggris, menghasilkan tanaman gandum alloheksaploid
yang disebut Triticum aestivum (6n = 42), fertil.
 Triticum aestivum (alloheksaploid) tumbuh baik pada berbagai lingkungan, tahan
terhadap penyakit cendawan karat daun, dan bijinya menghasilkan roti yang enak.
Jenis gandum baru ini ditanam secara luas di Eropah dan Amerika.
 Triticale allopoliploid
 Jenis serealia ini diproleh dengan dengan menyilangkan tanaman gandum durum
(Triticum turgidum) tetraploid (4n = 28) dengan tanaman rye/ rogge (Secale sereal)
diploid (2n = 14). Turunan F1nya merupkan hibrida interspesifik sangat steril,
penggandaan kromosom menghasilkan Triticale alloheksaploid (6n = 42) yang fertil,
skema persilngannya seperti berikut.
 Triticale alloheksaploid mempunyai ciri batang kuat, umur genjah, hasil tinggi, tahan
terhadap serangan cendawan karat daun, bijinya menghasilkan roti yang enak
rasanya.
 Aneuploid adalah suatu organisme dimana selnya kekurangan
atau kelebihan kromosom tertentu bila dibandingkan dengan
mahluk hidup diploid normal.
Tipe Formula
Kemungkinan kromosom dengan (ABC)
sebagai set kromosom haploid (n)
Disomi (normal) 2n (ABC) (ABC)
Aneuploid:
1. Monosomi 2n – 1 (ABC) (AB)
2. Nuliisomi 2n – 2 (AB) (AB)
3. Polisomi (ada tambahan
kromosom)
a. Trisomi 2n + 1 (ABC) (ABC) (C)
b. Double Trisomi 2n + 1 + 1 (ABC) (ABC) (B) (C)
c. Tetrasomi 2n + 2 (ABC) (ABC) (C) (C)
d. Pentasomi 2n + 3 (ABC) (ABC) (C) (C) (C)
Tabel Berbagai kemungkinan ragam dalam aneuploid
Penyebab terjadinya sel aneuploid adalah:
1. Hilangnya sel-sel hasil mitosis atau miosis, disebabkan
terlambat datangnya kromosom, ditandai dengan
bergeraknmya kromosom pada fase anaphase. Kromosom
demikian disebut juga laggad (selalu terlambat). Kejadian
ini menghasilkan kromosom yang hipoploid, seperti: 4n-1,
4n-2, 2n-1 dan sebagainya.
2. Nondisjuction (gagal memisah), kromosom-kromosom
atau kromatid-kromatid selama mitosis atau miosis gagal
memisahkan diri, sehingga sel anak memiliki jumlah
kromosom yang berbeda, seperti bagan berikut.
Persilangan Nondisjunction
Adalah organisme yang selnya kekurangan satu kromosom
dibandingkan jumlah kromosom sel normal.
1. M. Primer : satu kromosom hilang, tetapi kromosom
homolog lainnya dengan kromosom yang hilang itu
mempunyai struktur normal.
2. M. Sekunder : satu pasang kromosom homolog hilang dan
digantikan oleh kromosom skunder atau oleh isokromosom
untuk satu lengan dari pasangan kromosom yang hilang itu.
3. M. Tersier : dua kromosom non homolog terpotong di
daerah sentromer karena iradiasi. Kemudian keduanya
bersatu, membentuk kromosom tersier dengan sentromer
yang berfungsi, sedangkan dua lengan lainnya hilang.
 Monosomi ditemukan pada tahun 1926 oleh Clusen dan
Goodspeed pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum), yang
memiliki 47 kromosom (2n-1).
 Menurut mereka monosomi dapat terjadi karena:
1. Secara spontan terjadi pada keturunan tanaman normal.
2. Terjadi pada keturunan tanaman monosomi lainnya, dan c).
3. Terjadi pada keturunan dari Backcros
[N. tabacum (n = 24) x N. sylvestris (n = 12)] x N. Tabacum
 Formula kromosom monosomi (2n-1), membentuk dua macam
gamet (n dan n +1), walaupun serbuk sari n-1 dibentuk tetapi
biasanya tidak berfungsi pada pembuahan, sebagai contoh:
Contoh Persilangan Monosomi
Dari hasil persilangan biasanya tanaman nulisomi tidak bisa hidup, sehingga
perbandingan menjadi monosomi (71 %) dan diploid (23 %) = 3 : 1
 Gen dominant A maupun B (sendirian atau bersama-sama) dalam
genotype, menyebabkan daun berwarna hijau tua. Jika gen dominan
itu absent sama sekali dalam genotype maka daun berwarna hijau
muda.
 Bila tanaman monosomi daun hijau tua (ABB) disilangkan dengan
tanaman diploid hijau muda (aabb) maka turunannya sebagai berikut.
Monosomi pada tembakau (Nicotiana tabacum)
Fenotipe F2 tanaman tembakau berdaun hijau tua : tanaman berdaun hijau
muda = 3 : 1
Adalah organisme yang selnya memiliki jumlah kromosom kurang dua (2n-2)
dibanding dengan jumlah kromosom sel normal.
Secara alami tidak dijumpai, tetapi pada tanaman dapat terjadi dengan
penyerbukan sendiri tanaman monosomi (2n-1).
Gamet jantan yang kehilangan kromosom biasanya kurang berfungsi, maka
persentase nulisomi sangat rendah dalam keturunan dari penyerbukan sendiri
tanaman nullisomi. Contoh pada tanaman gandum, nulisomi antara 0 - 100 %.
Ciri tanaman nullisomi : kerdil, lemah, fertilitasnya kurang, dam tidak berarti
penting dalam agronomi.
Tanaman nulisomi digunakan untuk penelitian genetika, karena memiliki sifat-sifat
morfologi berbeda, yang dapat memberi petunjuk tentang pengaruh genetic
dari kromosom yang hilang.
 Tanaman diploid homozigot dominant AA disilangkan dengan tanaman nullisomi
(resessif). Menghasilkan keturunan homosigot (Aa) dan hemisigot (AO).
 Bila tanaman heterosigot (Aa) mengadakan 14 penyerbukan sendiri maka
turunan adalah 3 A : 1a. Sedangkan bila tanaman monosomi AO diserbuk sendiri
maka sebagain besar turunannya adalah AA + AO, dan sebagian kecil nullisomi
(resesif). Tanaman nullisomi yang disilangkan tadi yang menghasilkan tanaman
hemisigot F1 dengan pemisahan normal 3 : 1, dam pada F2 salah satu
membawa gen dominant
Tanaman nullisomi dihasilkan
dengan menyerbuk sendiri
tanaman monosomi, tetapi dalam
keturunan jumlah sangat kecil.
Karena nullisomi berasal dari
gamet jantan, bukan dari sel telur,
sedangkan serbuk sari (n + 1) yang
dapat menjalankan fungsinya
pada pembuahan persentasenya
kecil, seperti pada tanaman
gandum (Triticum aestivum)
Contoh Persilangan Nullisomi pada Kedelai
Banyaknya sel telur n (25 %), sel telur n-1 (75 %), tetapi serbuk sari n 90 – 100 %
(rata-rata 96 %), sedang serbuk sari n-1 0 – 10 % (ratarata 4 %). Keturunan yang
diharapkan dari penyerrbukan sendiri tanaman monosomi adalah sebagai
berikut
Betina / Jantan
N = 21
kromosom 96% (90 – 100 %)
n-1 = 20
kromosom 4 % (0-10 %)
N = 21 kromosom 25 % Diploid 2n = 24 % Monoploid 2n-1 = 1 %
n-1 = 20 kromosom 75 % Monosomi 2n-1 = 72 % Nullisomi 2n-2 = 3 %
F1
Tanaman gandum nullisomi yang diperoleh tidak dapat bertahan hidup sehingga
dalam kenyataannya dalam keturunan diperoleh 24 % diploid dan 73 % monosomi
(1 diploid : 3 monosomi). Pada manusia dan hewan tidak dijumpai nullisomi,
karena hilangnya kromosom berakibat lethal.
Adalah organisme yang selnya mempunyai sebuah kromosom tambahan
dibandingkan dengan organisme diploid normal, sehingga formulanya 2n + 1.
Trisomi di ketemukan pada tanaman, hewan dam manusia. Pada tanaman di
jumpai pada jagung, tomat, gandum, tembakau.
Macam-macam trisomi menurut kromosom tambahannya:
1. T. Primer : kromosom tambahan homolog dengan salah satu dari pasangan
kromosom dari komplemen.
2. T. Sekunder : kromosom tambahan adalah kromosom sekunder atau suatu
isokromosom.
3. T. Tersier : kromosom tambahan adalah kromosom yang ditranslokasi atau
kromosom tersier terdiri dari dua segmen kromosom nonhomolog.
4. T. Konpensasi : sebuah kromosom hilang dan dikonpensasi oleh dua
kromosom lain yang mengalami modifikasi.
5. T. Telosomi : kromosom tambahannya adalah kromosom telosentris.
Contoh
Persilangan
Trisomi pada
Jagung Manis
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Gambar dan tahap pembelahan sel
Gambar dan tahap pembelahan selGambar dan tahap pembelahan sel
Gambar dan tahap pembelahan selresky r.p
 
Hereditas pada mansia
Hereditas pada mansiaHereditas pada mansia
Hereditas pada mansiaMey Sari
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotSumayyah Nida Azizah
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambahSofyan Dwi Nugroho
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Monalisa Pirade
 
Pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaPertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaAhmad Fadli
 
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Rina Riannur
 
Pindah silang
Pindah silangPindah silang
Pindah silangf' yagami
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomydewisetiyana52
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiGoogle
 
Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)f' yagami
 
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )riacantik96
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Maedy Ripani
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikumputrisagut
 

What's hot (20)

Gambar dan tahap pembelahan sel
Gambar dan tahap pembelahan selGambar dan tahap pembelahan sel
Gambar dan tahap pembelahan sel
 
Hereditas pada mansia
Hereditas pada mansiaHereditas pada mansia
Hereditas pada mansia
 
POLA PEWARISAN SIFAT
POLA PEWARISAN SIFAT POLA PEWARISAN SIFAT
POLA PEWARISAN SIFAT
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4
 
Materi Genetik (DNA & RNA)
Materi Genetik (DNA & RNA)Materi Genetik (DNA & RNA)
Materi Genetik (DNA & RNA)
 
Pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaPertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikroba
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
 
Pindah silang
Pindah silangPindah silang
Pindah silang
 
Genetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelaminGenetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelamin
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)
 
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 

Viewers also liked

Endoparasit (vina r. 066112072)
Endoparasit (vina r. 066112072)Endoparasit (vina r. 066112072)
Endoparasit (vina r. 066112072)Vina Ramdhiani
 
Media pembelajaran p pt
Media pembelajaran p ptMedia pembelajaran p pt
Media pembelajaran p ptstepanisuju
 
Cara tumbuhan berkembang biak microteaching
Cara tumbuhan berkembang biak microteachingCara tumbuhan berkembang biak microteaching
Cara tumbuhan berkembang biak microteachingFattia Rakhmalianni
 
Pengantar probabilitas
Pengantar probabilitasPengantar probabilitas
Pengantar probabilitasniar100
 
Perkembangbiakan tumbuhan
Perkembangbiakan tumbuhanPerkembangbiakan tumbuhan
Perkembangbiakan tumbuhanTyon Ahmad
 
Pert 7 reproduksi tumbuhan
Pert 7 reproduksi tumbuhanPert 7 reproduksi tumbuhan
Pert 7 reproduksi tumbuhanhabibdyatama
 
Produksi Vitamin B12 oleh Pseudomonas dan Propionibacterium spp
Produksi Vitamin B12 oleh Pseudomonas dan Propionibacterium sppProduksi Vitamin B12 oleh Pseudomonas dan Propionibacterium spp
Produksi Vitamin B12 oleh Pseudomonas dan Propionibacterium sppYus Efendi
 

Viewers also liked (9)

Endoparasit (vina r. 066112072)
Endoparasit (vina r. 066112072)Endoparasit (vina r. 066112072)
Endoparasit (vina r. 066112072)
 
Media pembelajaran p pt
Media pembelajaran p ptMedia pembelajaran p pt
Media pembelajaran p pt
 
DNA
DNADNA
DNA
 
Poliploidi
PoliploidiPoliploidi
Poliploidi
 
Cara tumbuhan berkembang biak microteaching
Cara tumbuhan berkembang biak microteachingCara tumbuhan berkembang biak microteaching
Cara tumbuhan berkembang biak microteaching
 
Pengantar probabilitas
Pengantar probabilitasPengantar probabilitas
Pengantar probabilitas
 
Perkembangbiakan tumbuhan
Perkembangbiakan tumbuhanPerkembangbiakan tumbuhan
Perkembangbiakan tumbuhan
 
Pert 7 reproduksi tumbuhan
Pert 7 reproduksi tumbuhanPert 7 reproduksi tumbuhan
Pert 7 reproduksi tumbuhan
 
Produksi Vitamin B12 oleh Pseudomonas dan Propionibacterium spp
Produksi Vitamin B12 oleh Pseudomonas dan Propionibacterium sppProduksi Vitamin B12 oleh Pseudomonas dan Propionibacterium spp
Produksi Vitamin B12 oleh Pseudomonas dan Propionibacterium spp
 

Similar to TANAMAN POLIPLOID

Poliploidi 1.1
Poliploidi 1.1Poliploidi 1.1
Poliploidi 1.1afifauliya
 
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)Muhamad Toha
 
239774105 mod-genetika-vol-5-mutasi1-pdf
239774105 mod-genetika-vol-5-mutasi1-pdf239774105 mod-genetika-vol-5-mutasi1-pdf
239774105 mod-genetika-vol-5-mutasi1-pdfRizki Amaliyah
 
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunananAspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunananKampus-Sakinah
 
Pembelahan sel
Pembelahan selPembelahan sel
Pembelahan selNhya Kei
 
Resume pembelahan sel (marinda rahman 12 ips 1)
Resume pembelahan sel (marinda rahman 12 ips 1)Resume pembelahan sel (marinda rahman 12 ips 1)
Resume pembelahan sel (marinda rahman 12 ips 1)CitraAgustina4
 
materi tentang mutasi untuk pelajaran kelas 12
materi tentang mutasi untuk pelajaran kelas 12materi tentang mutasi untuk pelajaran kelas 12
materi tentang mutasi untuk pelajaran kelas 12CahayaRamadhani7
 
Reproduksi pada tumbuhan sp
Reproduksi pada tumbuhan spReproduksi pada tumbuhan sp
Reproduksi pada tumbuhan sppilatus2
 
dokumen.tips_pewarisan-luar-inti.ppt
dokumen.tips_pewarisan-luar-inti.pptdokumen.tips_pewarisan-luar-inti.ppt
dokumen.tips_pewarisan-luar-inti.pptDjiAji
 
Buku xii bab 5 (Mutasi)
Buku xii bab 5 (Mutasi)Buku xii bab 5 (Mutasi)
Buku xii bab 5 (Mutasi)Muhamad Toha
 
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologiPola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologimassonie44
 
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxNairaParsa
 
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptxPEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptxhalohaibandung97
 
Resume pembelahan sel Kayla Julia Andini 12 IPS 1
Resume pembelahan sel Kayla Julia Andini 12 IPS 1Resume pembelahan sel Kayla Julia Andini 12 IPS 1
Resume pembelahan sel Kayla Julia Andini 12 IPS 1CitraAgustina4
 
Materi Substansi Genetik
Materi Substansi GenetikMateri Substansi Genetik
Materi Substansi GenetikSharah Sharah
 

Similar to TANAMAN POLIPLOID (20)

Poliploidi 1.1
Poliploidi 1.1Poliploidi 1.1
Poliploidi 1.1
 
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
 
239774105 mod-genetika-vol-5-mutasi1-pdf
239774105 mod-genetika-vol-5-mutasi1-pdf239774105 mod-genetika-vol-5-mutasi1-pdf
239774105 mod-genetika-vol-5-mutasi1-pdf
 
Buku xii bab 4
Buku xii bab 4Buku xii bab 4
Buku xii bab 4
 
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunananAspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
 
Pembelahan sel
Pembelahan selPembelahan sel
Pembelahan sel
 
Remed pts biologi xii ips i zufar
Remed pts biologi xii ips i zufarRemed pts biologi xii ips i zufar
Remed pts biologi xii ips i zufar
 
Resume pembelahan sel (marinda rahman 12 ips 1)
Resume pembelahan sel (marinda rahman 12 ips 1)Resume pembelahan sel (marinda rahman 12 ips 1)
Resume pembelahan sel (marinda rahman 12 ips 1)
 
materi tentang mutasi untuk pelajaran kelas 12
materi tentang mutasi untuk pelajaran kelas 12materi tentang mutasi untuk pelajaran kelas 12
materi tentang mutasi untuk pelajaran kelas 12
 
Reproduksi pada tumbuhan sp
Reproduksi pada tumbuhan spReproduksi pada tumbuhan sp
Reproduksi pada tumbuhan sp
 
dokumen.tips_pewarisan-luar-inti.ppt
dokumen.tips_pewarisan-luar-inti.pptdokumen.tips_pewarisan-luar-inti.ppt
dokumen.tips_pewarisan-luar-inti.ppt
 
Buku xii bab 5 (Mutasi)
Buku xii bab 5 (Mutasi)Buku xii bab 5 (Mutasi)
Buku xii bab 5 (Mutasi)
 
Pembelahan sel
Pembelahan selPembelahan sel
Pembelahan sel
 
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologiPola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
 
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
 
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptxPEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
 
Pewarisan Sifat.pdf
Pewarisan Sifat.pdfPewarisan Sifat.pdf
Pewarisan Sifat.pdf
 
Resume pembelahan sel Kayla Julia Andini 12 IPS 1
Resume pembelahan sel Kayla Julia Andini 12 IPS 1Resume pembelahan sel Kayla Julia Andini 12 IPS 1
Resume pembelahan sel Kayla Julia Andini 12 IPS 1
 
Buku xii bab 5
Buku xii bab 5Buku xii bab 5
Buku xii bab 5
 
Materi Substansi Genetik
Materi Substansi GenetikMateri Substansi Genetik
Materi Substansi Genetik
 

More from NURSAPTIA PURWA ASMARA (20)

Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
 
Difusi dan Osmosis
Difusi dan OsmosisDifusi dan Osmosis
Difusi dan Osmosis
 
Transpirasi
TranspirasiTranspirasi
Transpirasi
 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
 
Hubungan Air dan Tanaman
Hubungan Air dan TanamanHubungan Air dan Tanaman
Hubungan Air dan Tanaman
 
Anatomi Fisiologi Batang
Anatomi Fisiologi BatangAnatomi Fisiologi Batang
Anatomi Fisiologi Batang
 
Siklus Nitrogen
Siklus NitrogenSiklus Nitrogen
Siklus Nitrogen
 
Pertumbuhan Buah
Pertumbuhan BuahPertumbuhan Buah
Pertumbuhan Buah
 
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon TumbuhanPengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
 
Gerak pada Tumbuhan
Gerak pada TumbuhanGerak pada Tumbuhan
Gerak pada Tumbuhan
 
Fisiologi Biji
Fisiologi  BijiFisiologi  Biji
Fisiologi Biji
 
Hara Mineral
Hara MineralHara Mineral
Hara Mineral
 
Sistem Endokrin
Sistem EndokrinSistem Endokrin
Sistem Endokrin
 
Sistem Digesti
Sistem DigestiSistem Digesti
Sistem Digesti
 
Fisiologi Kulit
Fisiologi KulitFisiologi Kulit
Fisiologi Kulit
 
Sistem Respirasi
Sistem RespirasiSistem Respirasi
Sistem Respirasi
 
Sistem Reproduksi
Sistem ReproduksiSistem Reproduksi
Sistem Reproduksi
 
Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)
Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)
Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)
 
Fisiologi Kardiovaskular
Fisiologi KardiovaskularFisiologi Kardiovaskular
Fisiologi Kardiovaskular
 

Recently uploaded

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 

Recently uploaded (20)

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 

TANAMAN POLIPLOID

  • 1. PEMULIAAN TANAMAN PARASEKSUAL Nursaptia Purwa A. 13/359547/PPN/3855
  • 2.  Merupakan perubahan susunan (DNA/RNA) yang terjadi pada organisme yang bersifat menurun (hereditas), hasil perubahan tersebut disebut mutan, disebabkan oleh mutagen.  Gen : unit molekul DNA atau RNA dengan panjang minimum tertentu yang membawa informasi mengenai urutan asam amino yang lengkap suatu protein, atau yang menentukan struktur lengkap suatu molekul rRNA (RNA ribosom) atau tRNA (transfer RNA).  Genom : satu kesatuan kromosom jasad eukaryot dalam fase haploid (n).
  • 3. Jenis Makhluk Hidup Jumlah Genom Manusia 23 pasang kromosom Sapi 30 pasang kromosom Drosophila melanogaster 4 pasang kromosom E. coli 1 pasang kromosom  Merupakan perubahan susunan (DNA/RNA) yang terjadi pada satu kesatuan kromosom organisme eukaryot dalam fase haploid (n)
  • 4. I. Euploid I.A. Monoploid I.B. Poliploid I.B.1. Autopoliploid I.B.1.a. Autotriploid I.B.1.b. Autotetraploid I.B.2. Allopoliploid II. An-Euploid II.A. Monosomi II.B. Nullisomi II.C. Trisomi
  • 5.  Euploid adalah suatu organisme dimana jumlah kromosom sel somatisnya merupakan kelipatan dari kromosom haploidnya.  Bila individu haploid setiap selnya memiliki satu genom (n), maka diploid (2n), triploid (3n), tetraploid (4n), pentaploid (5n), dst. Tipe Formula Kemungkinan kromosom dengan (ABC) sebagai set kromosom haploid (genom) 1. Monoploid n (ABC) 2. Diploid 2n (AABBCC) 3. Poliploid > 2n a. Triploid 3n (AAABBBCCC) b. Tetraploid 4n (AAAABBBBCCCC) c. Pentaploid 5n (AAAAABBBBBCCCCC) d. dst. Tabel Berbagai kemungkinan ragam dalam Euploid
  • 6.  Adalah organisme yang selnya memiliki satu genom (n kromosom).  Cirinya : 1. tanaman tampak lebih kerdil 2. kurang tahan terhadap serangan hama dan penyakit dan pengaruh lingkungan yang kurang baik 3. bersifat steril karena kromosom tidak bisa berpasangan (tidak ada homolognya) 4. tidak ada kemungkinan heterosigot, serta tidak ada segregasi.  Dimanfaatkan untuk membentuk tanaman homosigot/galur murni, dengan melipat gandakan kromosomnya (dengan kolkhisin). Galur murni penting untuk pembetukan varietas hibrida (hybrid vigor).  Contoh pada : bakteri, jamur, alga biru (Cyanophyta), gametopfit Lumut Hati (Hepaticeae) dan Lumut Daun (Bryophyta), lebah madu jantan/sawflies (Hymenoptera) karena partogenesis, tanaman kentang (kentang monoploid lebih renyah/ enak)
  • 7.  Adalah organisme yang sel somatisnya memiliki lebih dari dua set kromosom haploid. Pada Hewan bersifat lethal (jarang terjadi).  Cirinya : 1. tanaman tampak lebih kekar 2. Kurang tahan terhadap hama dan penyakit 3. ukuran sel dan inti selnya lebih besar 4. ukuran organ tanaman lebih besar (akar, batang, daun, bunga dan buah) 5. buluh pengangkutan (xylem dan phloem) lebih besar 6. stomata juga lebih besar 7. daun lebih tebal dan warna hijau daun lebih tua 8. ukuran bunga lebih besar dan waktu berbunganya lebih lama.  Berlipatnya jumlah kromosom tanaman poliploid dapat menyebabkan kandungan protein, vitamin dam asam organik lainnya meningkat, tetapi tekanan osmotik sel- sel berkurang, pembelahan sel terlambat, masa vegetatif lebih panjang, fertilitas berkurang.
  • 8.  Terjadinya Poliploid secara: 1. Alami a. Kelipatan kromosom sel somatis, karena kromosom memisah tidak teratur selama mitosis, sehingga sel-sel anakan memiliki jumlah kromosom berlipat. b. Sel-sel reproduktif dapat mengalami pembelahan yang tak teratur, sehingga kromosom tidak memisah secara sempurna ke kutub- kutub pada anafase. 2. Buatan  Dengan memberi perlakuan zat kimia tertentu pada sel, sehingga jumlah kromosom sel anak dapat digandakan.  Zat kimia yang biasa digunakan : kolhkisin, asenaften, kloralhidrat, sulfanilamid, etil-merkuri-klorid,dan heksklorosikloheksan. Kolkhisinlah paling banyak digunakan karena mudah larut di dalam air. Sedangkan zat kimia lainnya harus dilarutkan di dalam gliserol.
  • 9.  Adalah tanaman mempunyai kelipatan genom yang sama, dan berdasarkan banyaknya kelipatan itu dapat dibedakan tanaman yang triploid (3n),tetraploid (4n), pentaploid (5n), heksaploid (6n), dan seterusnya.  Cirinya : 1. Inti dan isi sel lebih besar, pada ukuran stomata dan butir tepung sari. 2. Daun dan bunga bertambah besar, pertambahan ini berbatas sehingga penambahan jumlah kromosom tidak menyebabkan menambah secara berlanjut. 3. Adanya perubahan komposisi senyawa kimia, peningkatan kadar karbohirat gula, protein, asam organik dan alkaloid. 4. Laju pertumbuhan tanaman menjadi lebih lambat, waktu pembungaan juga melambat. 5. Meiosis sering tidak teratur, sehingga dapat terjadi kromosom tidak berpasangan, hal ini karena terbentuknya bevalent, trivalent, quadrivalent dam seterusnya. 6. Terjadi perubahan segregasi genetik, yang berbeda dengan segregasi genetik tanaman diploid.
  • 10. 7. Terjadinya penurunan fertilitas tepungsari/biji. Pada jagung penurunan mencapai 80 %, pada selada mencapai 5 – 15 % dibanding dengan tanaman diploid. 8. Autopoliploid ganjil (triploid, pentaploid) hampir seluruhnya steril, karena pemisahan tidak teratur dari miosis memberikan gamet yang tidak seimbang.
  • 11. Adalah tanaman yang mengandung 3 set kromosom (3n). Karena : 1. Pembelah miosis abnormal menyebabkan ada sel (gamet) yang tetap memiliki 2n kromosom. Bila gamet (2n) dibuahi oleh gamet haloid (n), maka akan dihasilkan keturunan (3n). 2. Persilangan antara tanaman diploid (gamet n) dengan tanaman tetraploid ( gamet 2n), maka dihasilkan turunan triploid (3n).  Pembentukan tanaman autotriploid dari tanaman diploid dan tetraploid, hasilnya akan lebih baik bila tanaman tetraploid digunakan sebagai induk betina dan tanaman diploid sebagai pejantan.
  • 12.  Perbandingan genotip dalam keturunan = 9 tetraploid : 18 triploid : 9 diploid atau = 1 tetraploid : 2 triploid : 1 diploid. Perbandingan fenotipe adalah 35 A : 1 a, sedangkan untuk tanaman diploid monohibrid (Aa x Aa) menghasilkan segregasi fenotipe 3 A : 1a.
  • 13.  Tanaman semangka diploid (2n) memiliki 22 kromosom, triploid (3n) memiliki 33 kromosom, dam tanaman tetraploid (4n) memiliki 44 kromosom. Cara membuat:
  • 14.  Umumnya dijumpai pada tanaman dan tidak dijumpai pada hewan atau manusia.  Terjadi karena : 1. Alami  Penyimpangan pada meioses, pada meiosis I (kromosom yang berpasangan gagal memisah) pada anafase I, sehingga satu sel telofase menerima seluruh kromosom diploid dan sel yang lain tidak menerima satupun. Sel yang pertama dapat mengalami pembelahan mioses II untuk menghasilkan gamet diploid. Penggabungan satu dari gamet ini dengan gamet haploid akan menghasilkan zigot triploid, tetapi penggabungan dengan gamet diploid yang lain menghasilkan zigot tetraploid, tetapi jarang terjadi. 2. Buatan dengan menggunakan zat muntagenik (misalnya kolkisin).  Contoh aplikasi pada : tanaman hias, bunga potong, ketang, gula bit, kacang tanah, buah amggur, buah peer Bartlett, Apel Mc.Intossh dan lain-lain.
  • 15.  Penambahan kromosom menyebabkan kerumitan nisbah gamet. Misal pasang alel A dan a pada tetraploid ada lima macam kemungkinan genotipe, yaitu: AAAA (kuadruplek), AAAa (triplek), AAaa (duplek), Aaaa (simplek) dan aaaa (nuliplek) Tanaman autotetraploid membuat gamet 2n, karena itu berpasangannya kromosom-kromosom homolog selama miosis berlangsung lebih teratur dari tanaman triploid.  Bila gen letaknya dekat sentromer, sehingga gen-gen tidak mengalami pindah silang (crosing over). Tanaman autotetraploid duplek (AAaa) akan membentuk gamet diploid dengan perbandingan 1 AA : 4 Aa : 1 aa. Seperti berikut:
  • 16.  Perbandingan genotipe tada F1 adalah 1 kuadruplek: 8 triplek : 18 duplek : 8 simplek : 1 nuliplek. Perbandingan fenotipenya adalah 35 A : 1 a. Sedangkan segregasi F1 tanaman diploid (Aa x Aa) adalah 3 A : 1a. Jadi dengan merubah tanaman diploid menjadi tetraploid kita akan mendapatkan sifat dominan 35/3 = ± 12 kali lebih banyak.
  • 17.  Bila gen-gen letaknya jauh dari sentromer, sehingga gen-gen dapat mengalami pindah silang. Seperti diketahui pindah silang akan berlangsung setelah masing- masing kromosom membelah memanjang menjadi kromated.  Gen-gen yang mengalami segregasi tidak lewat kromosom melainkan lewat kromated. Segregasi demikian disebut juga segregasi random kromated. Sehingga tanaman autotetraploid dupleks AAaa akan membentuk gamet-gamet diploid (2n) dengan perbandingan 6 AA: 166 Aa: 6aa atau 2 AA : 5 Aa : 2 aa, seperti bagan berikut.
  • 18.  Hasil penyerbukan sendiri tersebut mendapatkan perbandingan genotipe = 4 kuadruplek : 20 triplek : 4 nulipleks, dan dengan perbandingan fenotipe yaitu: 77 A : 4 a atau 19,25 A : 1a. Bila hasil ini dibandingan dengan diploid monohibrid (Aa x Aa), maka masih dapat diharapkan memperoleh kelipatan sifat dominan 19,25 / 3 = + 6,5 kali.
  • 19.  Adalah tanaman yang berasal dari pelipatan jumlah kromosom tanaman hibrida interspesifik (penyilangan dua spesies/genus berbeda, tetapi masih berkerabat dekat). Jumlah genom hibrida interspesifik berlainan dengan genom kedua tetuanya, sehingga bersifat sangat steril.  Untuk mendapat tanaman allopoliploid fertil: 1. Tanaman hibrid interspesifik tanpa mengalami reduksi kromosom (meiosis) dapat membentuk gamet-gamet yang bila bersatu akan menghasilkan tanaman allopoliploid yang fertil. Namun jarang terjadi di alam. 2. Tanaman hibrida interspesif steril dilipat gandakan kromosomnya. Karena jumlah kromosom berlipat dua, maka dapat membentuk pasangan- pasangan kromosom selama meosis, sehingga tanaman yang terbentuk sifat allopoliploid yang fertil.
  • 20.
  • 21.  Tanaman semangka diploid (2n) memiliki 22 kromosom, triploid (3n) memiliki 33 kromosom, dam tanaman tetraploid (4n) memiliki 44 kromosom. Cara membuat:  Karpechenkov (1928), berhasil menyilangkan tanaman radis (Rapanus satvus) dengan tanaman kubis (Brassica oleracea), keduanya famili Cruciferae. Masing-masing tanaman memiliki kromosom somatis 2n = 18, tetapi kromosom radis memiliki gen-gen yang tidak dijumpai pada kromosom kubis. F1 hibrida interspesifik sangat steril. Pelipat gandaan dengan kolkhisin menghasilkan tanaman fertil Rhapanobrassica bersifat allopoliploid atau amphidiploid.
  • 22. 1. Tanaman autopoliploid diperoleh dengan menginduksi jenis tanaman tertentu dengan zat kimia (kolkhisin). Tanaman autopoliploid yang diperoleh sama dengan jenisnya, misalnya tanaman tomat diloid (2n) menjadi tomat tetraploid (4n). Karena jumlah kromosom berlipat ganda, maka beberapa sifat tertentu mengalami perubahan, seperti: tanaman lebih kekar, daun-daun lebih lebar dan hijau, buah lebih besar, kandungan protein meningkat. Karena sterilitas meningkat, jumlah buah dan biji berkurang. 2. Tanaman allopoliploid dibuat dengan melipatgandakan jumlah kromosom hibrida interspesifik dengan zat kimia (kolkhisin), dengan menyilangkan antara spesies/genus yang berbeda tetapi berhubungan kerabat (famili). Tanaman ini bersifat fertil dan merupakan jenis baru yang sebelumnya tidak dikenal. 3. Dibandingkan tanaman autopoliploid, tanaman allopoliploid (merupkan jenis baru) mempunyai arti lebih peting dari segi agronomi dan evolusi tanaman
  • 23.  Tanaman tembakau allotetraploid  Tanaman tembakau (Nicotiana tabcum) peka terhadap virus mosaik tembakau (TMV), sedangkan tembakau lainnya (N. glutinosa) lebih tahan. Clausen dan Goodspeed dalam tahun1925 menyilangkan N. tabcum (2n 48, gamet n = 23) dengan N. glutinosa (2n = 24, gamet n = 12), tanaman F1 kebanyakan steril. Satu dari tanaman F1 menghasilkan beberapa tanaman F2 fertil. Penelitian sitologis membuktikan tanaman F2 tersebut bersifat allotetraploid dengan jumlah kromosom 72 buah, (sama dengan jumlah kromosom kedua induknya). Jenis tembakau bari ini dinamakan Icotiana digluta, mempunyai sifat lebih tahan terhadap TMV serta memberi hasil lebih baik.
  • 24.  Tanaman Rubus alloheksaploid.  Di Eropa dikenal dua jenis Rubus yaitu Rubus idaeus diploid (2n = 14) dan R. caesius tetraploid (4n = 28), persilangan keduanya menghasilkan F1 triploid 3n = 21 kromosom dan steril. Pelipatgandaan kromosom F1 menghasilkan tanaman baru heksaploid (6n = 42)yang diberi nama R. maksimus. R. maksimus menghasilkan serat batang yang kuat dan baik untuk pembuatan karung goni.
  • 25.  Tanaman kubis allotetraploid.  Dikenal tiga spesies diploid dari genus Brassica ialah: B. oleracea (n = 9), B.nigra (n = 8), dan B. campestris (n = 10). Nagahara U. tahun 1935, melakukan meneliti hasil persilangan alami diantara spesies tanaman kubis tersebut, dan ternyata turunannya merupakan tanaman amphidiploid atau allotetraploid. Untuk memudahkan mempelajari hubungan satu dengan yang lainnya, Nagahara U menciptakan hubungan yang berbentuk segi tiga yang disebut segi tiga U, seperti dibawah.  B. carnata (n = 17), B juncea (n = 18) dan B. nafus (n = 19) merupakan jenis kubis baru yang bersifat ampidiploid atau allotetraploid. Diketemukannya kubis jenis baru ini sangat membantu pemulia tanaman untuk mengembangkan varietas kubis yang mempunyai nilai komersial tinggi.
  • 26.  Gandum heksaploid.  Tanaman gandum Triticum monococcum diketahui peka terhadap penyakit cendawan karat daun (2n = 14). Jenis lain yang masih berhubungan kerabat dengan gandum yaitu genus Aegilop dengan dua spesies yaitu Aegilop speltoides (2n=14), dan A. squarrosa (2n=14). Persilangan diantara ke tiga jenis spesies tersebut dilakukan oleh J. Percival di Inggris, menghasilkan tanaman gandum alloheksaploid yang disebut Triticum aestivum (6n = 42), fertil.  Triticum aestivum (alloheksaploid) tumbuh baik pada berbagai lingkungan, tahan terhadap penyakit cendawan karat daun, dan bijinya menghasilkan roti yang enak. Jenis gandum baru ini ditanam secara luas di Eropah dan Amerika.
  • 27.  Triticale allopoliploid  Jenis serealia ini diproleh dengan dengan menyilangkan tanaman gandum durum (Triticum turgidum) tetraploid (4n = 28) dengan tanaman rye/ rogge (Secale sereal) diploid (2n = 14). Turunan F1nya merupkan hibrida interspesifik sangat steril, penggandaan kromosom menghasilkan Triticale alloheksaploid (6n = 42) yang fertil, skema persilngannya seperti berikut.  Triticale alloheksaploid mempunyai ciri batang kuat, umur genjah, hasil tinggi, tahan terhadap serangan cendawan karat daun, bijinya menghasilkan roti yang enak rasanya.
  • 28.  Aneuploid adalah suatu organisme dimana selnya kekurangan atau kelebihan kromosom tertentu bila dibandingkan dengan mahluk hidup diploid normal. Tipe Formula Kemungkinan kromosom dengan (ABC) sebagai set kromosom haploid (n) Disomi (normal) 2n (ABC) (ABC) Aneuploid: 1. Monosomi 2n – 1 (ABC) (AB) 2. Nuliisomi 2n – 2 (AB) (AB) 3. Polisomi (ada tambahan kromosom) a. Trisomi 2n + 1 (ABC) (ABC) (C) b. Double Trisomi 2n + 1 + 1 (ABC) (ABC) (B) (C) c. Tetrasomi 2n + 2 (ABC) (ABC) (C) (C) d. Pentasomi 2n + 3 (ABC) (ABC) (C) (C) (C) Tabel Berbagai kemungkinan ragam dalam aneuploid
  • 29. Penyebab terjadinya sel aneuploid adalah: 1. Hilangnya sel-sel hasil mitosis atau miosis, disebabkan terlambat datangnya kromosom, ditandai dengan bergeraknmya kromosom pada fase anaphase. Kromosom demikian disebut juga laggad (selalu terlambat). Kejadian ini menghasilkan kromosom yang hipoploid, seperti: 4n-1, 4n-2, 2n-1 dan sebagainya. 2. Nondisjuction (gagal memisah), kromosom-kromosom atau kromatid-kromatid selama mitosis atau miosis gagal memisahkan diri, sehingga sel anak memiliki jumlah kromosom yang berbeda, seperti bagan berikut.
  • 31. Adalah organisme yang selnya kekurangan satu kromosom dibandingkan jumlah kromosom sel normal. 1. M. Primer : satu kromosom hilang, tetapi kromosom homolog lainnya dengan kromosom yang hilang itu mempunyai struktur normal. 2. M. Sekunder : satu pasang kromosom homolog hilang dan digantikan oleh kromosom skunder atau oleh isokromosom untuk satu lengan dari pasangan kromosom yang hilang itu. 3. M. Tersier : dua kromosom non homolog terpotong di daerah sentromer karena iradiasi. Kemudian keduanya bersatu, membentuk kromosom tersier dengan sentromer yang berfungsi, sedangkan dua lengan lainnya hilang.
  • 32.  Monosomi ditemukan pada tahun 1926 oleh Clusen dan Goodspeed pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum), yang memiliki 47 kromosom (2n-1).  Menurut mereka monosomi dapat terjadi karena: 1. Secara spontan terjadi pada keturunan tanaman normal. 2. Terjadi pada keturunan tanaman monosomi lainnya, dan c). 3. Terjadi pada keturunan dari Backcros [N. tabacum (n = 24) x N. sylvestris (n = 12)] x N. Tabacum  Formula kromosom monosomi (2n-1), membentuk dua macam gamet (n dan n +1), walaupun serbuk sari n-1 dibentuk tetapi biasanya tidak berfungsi pada pembuahan, sebagai contoh:
  • 33. Contoh Persilangan Monosomi Dari hasil persilangan biasanya tanaman nulisomi tidak bisa hidup, sehingga perbandingan menjadi monosomi (71 %) dan diploid (23 %) = 3 : 1
  • 34.  Gen dominant A maupun B (sendirian atau bersama-sama) dalam genotype, menyebabkan daun berwarna hijau tua. Jika gen dominan itu absent sama sekali dalam genotype maka daun berwarna hijau muda.  Bila tanaman monosomi daun hijau tua (ABB) disilangkan dengan tanaman diploid hijau muda (aabb) maka turunannya sebagai berikut. Monosomi pada tembakau (Nicotiana tabacum)
  • 35. Fenotipe F2 tanaman tembakau berdaun hijau tua : tanaman berdaun hijau muda = 3 : 1
  • 36. Adalah organisme yang selnya memiliki jumlah kromosom kurang dua (2n-2) dibanding dengan jumlah kromosom sel normal. Secara alami tidak dijumpai, tetapi pada tanaman dapat terjadi dengan penyerbukan sendiri tanaman monosomi (2n-1). Gamet jantan yang kehilangan kromosom biasanya kurang berfungsi, maka persentase nulisomi sangat rendah dalam keturunan dari penyerbukan sendiri tanaman nullisomi. Contoh pada tanaman gandum, nulisomi antara 0 - 100 %. Ciri tanaman nullisomi : kerdil, lemah, fertilitasnya kurang, dam tidak berarti penting dalam agronomi. Tanaman nulisomi digunakan untuk penelitian genetika, karena memiliki sifat-sifat morfologi berbeda, yang dapat memberi petunjuk tentang pengaruh genetic dari kromosom yang hilang.
  • 37.  Tanaman diploid homozigot dominant AA disilangkan dengan tanaman nullisomi (resessif). Menghasilkan keturunan homosigot (Aa) dan hemisigot (AO).  Bila tanaman heterosigot (Aa) mengadakan 14 penyerbukan sendiri maka turunan adalah 3 A : 1a. Sedangkan bila tanaman monosomi AO diserbuk sendiri maka sebagain besar turunannya adalah AA + AO, dan sebagian kecil nullisomi (resesif). Tanaman nullisomi yang disilangkan tadi yang menghasilkan tanaman hemisigot F1 dengan pemisahan normal 3 : 1, dam pada F2 salah satu membawa gen dominant Tanaman nullisomi dihasilkan dengan menyerbuk sendiri tanaman monosomi, tetapi dalam keturunan jumlah sangat kecil. Karena nullisomi berasal dari gamet jantan, bukan dari sel telur, sedangkan serbuk sari (n + 1) yang dapat menjalankan fungsinya pada pembuahan persentasenya kecil, seperti pada tanaman gandum (Triticum aestivum)
  • 38. Contoh Persilangan Nullisomi pada Kedelai Banyaknya sel telur n (25 %), sel telur n-1 (75 %), tetapi serbuk sari n 90 – 100 % (rata-rata 96 %), sedang serbuk sari n-1 0 – 10 % (ratarata 4 %). Keturunan yang diharapkan dari penyerrbukan sendiri tanaman monosomi adalah sebagai berikut Betina / Jantan N = 21 kromosom 96% (90 – 100 %) n-1 = 20 kromosom 4 % (0-10 %) N = 21 kromosom 25 % Diploid 2n = 24 % Monoploid 2n-1 = 1 % n-1 = 20 kromosom 75 % Monosomi 2n-1 = 72 % Nullisomi 2n-2 = 3 % F1 Tanaman gandum nullisomi yang diperoleh tidak dapat bertahan hidup sehingga dalam kenyataannya dalam keturunan diperoleh 24 % diploid dan 73 % monosomi (1 diploid : 3 monosomi). Pada manusia dan hewan tidak dijumpai nullisomi, karena hilangnya kromosom berakibat lethal.
  • 39. Adalah organisme yang selnya mempunyai sebuah kromosom tambahan dibandingkan dengan organisme diploid normal, sehingga formulanya 2n + 1. Trisomi di ketemukan pada tanaman, hewan dam manusia. Pada tanaman di jumpai pada jagung, tomat, gandum, tembakau. Macam-macam trisomi menurut kromosom tambahannya: 1. T. Primer : kromosom tambahan homolog dengan salah satu dari pasangan kromosom dari komplemen. 2. T. Sekunder : kromosom tambahan adalah kromosom sekunder atau suatu isokromosom. 3. T. Tersier : kromosom tambahan adalah kromosom yang ditranslokasi atau kromosom tersier terdiri dari dua segmen kromosom nonhomolog. 4. T. Konpensasi : sebuah kromosom hilang dan dikonpensasi oleh dua kromosom lain yang mengalami modifikasi. 5. T. Telosomi : kromosom tambahannya adalah kromosom telosentris.

Editor's Notes

  1. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
  2. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
  3. Kholkhisin dengan rumus (C22H25O6N) merupakan suatu alkaloid yang dihasilkan oleh tanaman Autumn crocus (Cochicum autonale) famili Liliaceae. Kolkhisin merupakan racun kuat, diperoleh dari biji dan umbi tanaman tersebut. Kokhisin pada konsentrasi tertentu mencegah terbentuknya benang spindel selama pembelahan sel, sehingga fase anafase tidak dapat berlangsung dan kromosom-kromosom tetap berserakan di dalam sitoplasma, sehingga inti sel yang terbentu kromosomnya berlipat. Kolkhissin dapat dilarutkan dalam air (tidak air panas), gliserol, dapat dicampur dengan agar atau lanolin. Larutan kolkhisin bekerja efektif pada konsentrasi 0,01 –1,0 %, lama perendaman berkisar antara 3-24 jam tergantung jenis tanaman. Konsentrasi larutan kolkhisin yang sering dipakai untuk kebanyakan tanaman adalah 0,2 %. Tehnik pemberian kolkhisin yaitu: (a). Merendam benih/biji dalam larutan kolhisin, makin keras kulit biji makin pekat konsentrasi larutan yang dipakai. (b). Meneteskan larutan kolkhisin pada mata tunas, dilakukan secara berulang-ulang agar jangan sampai kering. (c). Merendam kecambah dalam larutan kolkhisin. Kecambah benih tanaman monokotil lebih sulit diberi perlakuan kolkhisin dibanding dengan tanaman dikotil karena titik tumbuhnya dilindungi oleh koleoptil. (d). Merendam akar tanaman dalam larutan kolkhisin, dapat dilakukan pada berbagai jenis tanaman dengan interval waktu 12 jam. Interval waktu 12 jam maksudnya adalah 12 jam dalam larutan kolkhisin, 12 jam dalam air, 12 jam lagi dalam larutan kolkhisin. (e). Meredam batang dalam larutan kolkhisin, sebaiknya menunggu batang melewati masa dorman.
  4. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
  5. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
  6. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
  7. Perbandingan genotip dalam keturunan = 9 tetraploid : 18 triploid : 9 diploid atau = 1 tetraploid : 2 triploid : 1 diploid. Perbandingan fenotipe adalah 35 A : 1 a, sedangkan untuk tanaman diploid monohibrid (Aa x Aa) menghasilkan segregasi fenotipe 3 A : 1a. Jadi dengan merubah tanaman diploid menjadi triploid, maka penyerbukan sedirinya diharapkan mendapatkan sifat dominan = 35/3 = + 12 kali lebih banyak. Bila gen dominan untuk sifat menguntungkan, maka dengan merubah tanam diploid menjadi triploid, maka diperoleh sifat yang menguntungkan sekitar 12 kali lipat.
  8. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
  9. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
  10. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
  11. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
  12. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
  13. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
  14. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
  15. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
  16. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
  17. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
  18. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
  19. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
  20. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
  21. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
  22. Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.