2. Merupakan perubahan susunan (DNA/RNA) yang
terjadi pada organisme yang bersifat menurun
(hereditas), hasil perubahan tersebut disebut mutan,
disebabkan oleh mutagen.
Gen : unit molekul DNA atau RNA dengan panjang
minimum tertentu yang membawa informasi mengenai
urutan asam amino yang lengkap suatu protein, atau yang
menentukan struktur lengkap suatu molekul rRNA (RNA
ribosom) atau tRNA (transfer RNA).
Genom : satu kesatuan kromosom jasad eukaryot dalam
fase haploid (n).
3. Jenis Makhluk Hidup Jumlah Genom
Manusia 23 pasang kromosom
Sapi 30 pasang kromosom
Drosophila melanogaster 4 pasang kromosom
E. coli 1 pasang kromosom
Merupakan perubahan susunan (DNA/RNA) yang
terjadi pada satu kesatuan kromosom organisme
eukaryot dalam fase haploid (n)
5. Euploid adalah suatu organisme dimana jumlah kromosom sel
somatisnya merupakan kelipatan dari kromosom haploidnya.
Bila individu haploid setiap selnya memiliki satu genom (n), maka
diploid (2n), triploid (3n), tetraploid (4n), pentaploid (5n), dst.
Tipe Formula
Kemungkinan kromosom dengan (ABC)
sebagai set kromosom haploid (genom)
1. Monoploid n (ABC)
2. Diploid 2n (AABBCC)
3. Poliploid > 2n
a. Triploid 3n (AAABBBCCC)
b. Tetraploid 4n (AAAABBBBCCCC)
c. Pentaploid 5n (AAAAABBBBBCCCCC)
d. dst.
Tabel Berbagai kemungkinan ragam dalam Euploid
6. Adalah organisme yang selnya memiliki satu genom (n kromosom).
Cirinya :
1. tanaman tampak lebih kerdil
2. kurang tahan terhadap serangan hama dan penyakit dan pengaruh
lingkungan yang kurang baik
3. bersifat steril karena kromosom tidak bisa berpasangan (tidak ada
homolognya)
4. tidak ada kemungkinan heterosigot, serta tidak ada segregasi.
Dimanfaatkan untuk membentuk tanaman homosigot/galur murni, dengan
melipat gandakan kromosomnya (dengan kolkhisin). Galur murni penting untuk
pembetukan varietas hibrida (hybrid vigor).
Contoh pada : bakteri, jamur, alga biru (Cyanophyta), gametopfit Lumut Hati
(Hepaticeae) dan Lumut Daun (Bryophyta), lebah madu jantan/sawflies
(Hymenoptera) karena partogenesis, tanaman kentang (kentang monoploid lebih
renyah/ enak)
7. Adalah organisme yang sel somatisnya memiliki lebih dari dua set kromosom
haploid. Pada Hewan bersifat lethal (jarang terjadi).
Cirinya :
1. tanaman tampak lebih kekar
2. Kurang tahan terhadap hama dan penyakit
3. ukuran sel dan inti selnya lebih besar
4. ukuran organ tanaman lebih besar (akar, batang, daun, bunga dan buah)
5. buluh pengangkutan (xylem dan phloem) lebih besar
6. stomata juga lebih besar
7. daun lebih tebal dan warna hijau daun lebih tua
8. ukuran bunga lebih besar dan waktu berbunganya lebih lama.
Berlipatnya jumlah kromosom tanaman poliploid dapat menyebabkan kandungan
protein, vitamin dam asam organik lainnya meningkat, tetapi tekanan osmotik sel-
sel berkurang, pembelahan sel terlambat, masa vegetatif lebih panjang, fertilitas
berkurang.
8. Terjadinya Poliploid secara:
1. Alami
a. Kelipatan kromosom sel somatis, karena kromosom memisah tidak
teratur selama mitosis, sehingga sel-sel anakan memiliki jumlah
kromosom berlipat.
b. Sel-sel reproduktif dapat mengalami pembelahan yang tak teratur,
sehingga kromosom tidak memisah secara sempurna ke kutub-
kutub pada anafase.
2. Buatan
Dengan memberi perlakuan zat kimia tertentu pada sel, sehingga
jumlah kromosom sel anak dapat digandakan.
Zat kimia yang biasa digunakan : kolhkisin, asenaften, kloralhidrat,
sulfanilamid, etil-merkuri-klorid,dan heksklorosikloheksan.
Kolkhisinlah paling banyak digunakan karena mudah larut di dalam
air. Sedangkan zat kimia lainnya harus dilarutkan di dalam gliserol.
9. Adalah tanaman mempunyai kelipatan genom yang sama, dan berdasarkan
banyaknya kelipatan itu dapat dibedakan tanaman yang triploid (3n),tetraploid
(4n), pentaploid (5n), heksaploid (6n), dan seterusnya.
Cirinya :
1. Inti dan isi sel lebih besar, pada ukuran stomata dan butir tepung sari.
2. Daun dan bunga bertambah besar, pertambahan ini berbatas sehingga
penambahan jumlah kromosom tidak menyebabkan menambah secara
berlanjut.
3. Adanya perubahan komposisi senyawa kimia, peningkatan kadar karbohirat
gula, protein, asam organik dan alkaloid.
4. Laju pertumbuhan tanaman menjadi lebih lambat, waktu pembungaan juga
melambat.
5. Meiosis sering tidak teratur, sehingga dapat terjadi kromosom tidak
berpasangan, hal ini karena terbentuknya bevalent, trivalent, quadrivalent
dam seterusnya.
6. Terjadi perubahan segregasi genetik, yang berbeda dengan segregasi genetik
tanaman diploid.
10. 7. Terjadinya penurunan fertilitas tepungsari/biji. Pada jagung penurunan
mencapai 80 %, pada selada mencapai 5 – 15 % dibanding dengan tanaman
diploid.
8. Autopoliploid ganjil (triploid, pentaploid) hampir seluruhnya steril, karena
pemisahan tidak teratur dari miosis memberikan gamet yang tidak seimbang.
11. Adalah tanaman yang mengandung 3 set kromosom (3n). Karena :
1. Pembelah miosis abnormal menyebabkan ada sel (gamet) yang tetap
memiliki 2n kromosom. Bila gamet (2n) dibuahi oleh gamet haloid (n), maka
akan dihasilkan keturunan (3n).
2. Persilangan antara tanaman diploid (gamet n) dengan tanaman tetraploid (
gamet 2n), maka dihasilkan turunan triploid (3n).
Pembentukan tanaman autotriploid dari tanaman diploid dan tetraploid, hasilnya
akan lebih baik bila tanaman tetraploid digunakan sebagai induk betina dan
tanaman diploid sebagai pejantan.
12. Perbandingan genotip dalam keturunan = 9 tetraploid : 18 triploid : 9 diploid atau = 1
tetraploid : 2 triploid : 1 diploid. Perbandingan fenotipe adalah 35 A : 1 a, sedangkan
untuk tanaman diploid monohibrid (Aa x Aa) menghasilkan segregasi fenotipe 3 A : 1a.
13. Tanaman semangka diploid (2n) memiliki 22 kromosom, triploid (3n) memiliki 33
kromosom, dam tanaman tetraploid (4n) memiliki 44 kromosom. Cara membuat:
14. Umumnya dijumpai pada tanaman dan tidak dijumpai pada hewan atau manusia.
Terjadi karena :
1. Alami
Penyimpangan pada meioses, pada meiosis I (kromosom yang
berpasangan gagal memisah) pada anafase I, sehingga satu sel telofase
menerima seluruh kromosom diploid dan sel yang lain tidak menerima
satupun. Sel yang pertama dapat mengalami pembelahan mioses II untuk
menghasilkan gamet diploid. Penggabungan satu dari gamet ini dengan
gamet haploid akan menghasilkan zigot triploid, tetapi penggabungan
dengan gamet diploid yang lain menghasilkan zigot tetraploid, tetapi
jarang terjadi.
2. Buatan dengan menggunakan zat muntagenik (misalnya kolkisin).
Contoh aplikasi pada : tanaman hias, bunga potong, ketang, gula bit, kacang
tanah, buah amggur, buah peer Bartlett, Apel Mc.Intossh dan lain-lain.
15. Penambahan kromosom menyebabkan kerumitan nisbah gamet. Misal pasang
alel A dan a pada tetraploid ada lima macam kemungkinan genotipe, yaitu: AAAA
(kuadruplek), AAAa (triplek), AAaa (duplek), Aaaa (simplek) dan aaaa (nuliplek)
Tanaman autotetraploid membuat gamet 2n, karena itu berpasangannya
kromosom-kromosom homolog selama miosis berlangsung lebih teratur dari
tanaman triploid.
Bila gen letaknya dekat sentromer, sehingga gen-gen tidak mengalami pindah
silang (crosing over). Tanaman autotetraploid duplek (AAaa) akan membentuk
gamet diploid dengan perbandingan 1 AA : 4 Aa : 1 aa. Seperti berikut:
16. Perbandingan genotipe tada F1 adalah 1 kuadruplek: 8 triplek : 18 duplek : 8
simplek : 1 nuliplek. Perbandingan fenotipenya adalah 35 A : 1 a. Sedangkan
segregasi F1 tanaman diploid (Aa x Aa) adalah 3 A : 1a. Jadi dengan merubah
tanaman diploid menjadi tetraploid kita akan mendapatkan sifat dominan 35/3 =
± 12 kali lebih banyak.
17. Bila gen-gen letaknya jauh dari sentromer, sehingga gen-gen dapat mengalami
pindah silang. Seperti diketahui pindah silang akan berlangsung setelah masing-
masing kromosom membelah memanjang menjadi kromated.
Gen-gen yang mengalami segregasi tidak lewat kromosom melainkan lewat
kromated. Segregasi demikian disebut juga segregasi random kromated. Sehingga
tanaman autotetraploid dupleks AAaa akan membentuk gamet-gamet diploid
(2n) dengan perbandingan 6 AA: 166 Aa: 6aa atau 2 AA : 5 Aa : 2 aa, seperti bagan
berikut.
18. Hasil penyerbukan sendiri tersebut mendapatkan perbandingan genotipe = 4
kuadruplek : 20 triplek : 4 nulipleks, dan dengan perbandingan fenotipe yaitu: 77
A : 4 a atau 19,25 A : 1a. Bila hasil ini dibandingan dengan diploid monohibrid (Aa
x Aa), maka masih dapat diharapkan memperoleh kelipatan sifat dominan 19,25 /
3 = + 6,5 kali.
19. Adalah tanaman yang berasal dari pelipatan jumlah kromosom tanaman hibrida
interspesifik (penyilangan dua spesies/genus berbeda, tetapi masih berkerabat
dekat). Jumlah genom hibrida interspesifik berlainan dengan genom kedua
tetuanya, sehingga bersifat sangat steril.
Untuk mendapat tanaman allopoliploid fertil:
1. Tanaman hibrid interspesifik tanpa mengalami reduksi kromosom (meiosis)
dapat membentuk gamet-gamet yang bila bersatu akan menghasilkan
tanaman allopoliploid yang fertil. Namun jarang terjadi di alam.
2. Tanaman hibrida interspesif steril dilipat gandakan kromosomnya. Karena
jumlah kromosom berlipat dua, maka dapat membentuk pasangan-
pasangan kromosom selama meosis, sehingga tanaman yang terbentuk sifat
allopoliploid yang fertil.
20.
21. Tanaman semangka diploid (2n) memiliki 22 kromosom, triploid (3n) memiliki 33
kromosom, dam tanaman tetraploid (4n) memiliki 44 kromosom. Cara membuat:
Karpechenkov (1928), berhasil
menyilangkan tanaman radis (Rapanus
satvus) dengan tanaman kubis (Brassica
oleracea), keduanya famili Cruciferae.
Masing-masing tanaman memiliki
kromosom somatis 2n = 18, tetapi
kromosom radis memiliki gen-gen yang
tidak dijumpai pada kromosom kubis. F1
hibrida interspesifik sangat steril. Pelipat
gandaan dengan kolkhisin menghasilkan
tanaman fertil Rhapanobrassica bersifat
allopoliploid atau amphidiploid.
22. 1. Tanaman autopoliploid diperoleh dengan menginduksi jenis tanaman tertentu
dengan zat kimia (kolkhisin). Tanaman autopoliploid yang diperoleh sama
dengan jenisnya, misalnya tanaman tomat diloid (2n) menjadi tomat tetraploid
(4n). Karena jumlah kromosom berlipat ganda, maka beberapa sifat tertentu
mengalami perubahan, seperti: tanaman lebih kekar, daun-daun lebih lebar dan
hijau, buah lebih besar, kandungan protein meningkat. Karena sterilitas
meningkat, jumlah buah dan biji berkurang.
2. Tanaman allopoliploid dibuat dengan melipatgandakan jumlah kromosom
hibrida interspesifik dengan zat kimia (kolkhisin), dengan menyilangkan antara
spesies/genus yang berbeda tetapi berhubungan kerabat (famili). Tanaman ini
bersifat fertil dan merupakan jenis baru yang sebelumnya tidak dikenal.
3. Dibandingkan tanaman autopoliploid, tanaman allopoliploid (merupkan jenis
baru) mempunyai arti lebih peting dari segi agronomi dan evolusi tanaman
23. Tanaman tembakau allotetraploid
Tanaman tembakau (Nicotiana tabcum) peka terhadap virus mosaik tembakau
(TMV), sedangkan tembakau lainnya (N. glutinosa) lebih tahan. Clausen dan
Goodspeed dalam tahun1925 menyilangkan N. tabcum (2n 48, gamet n = 23)
dengan N. glutinosa (2n = 24, gamet n = 12), tanaman F1 kebanyakan steril. Satu
dari tanaman F1 menghasilkan beberapa tanaman F2 fertil. Penelitian sitologis
membuktikan tanaman F2 tersebut bersifat allotetraploid dengan jumlah kromosom
72 buah, (sama dengan jumlah kromosom kedua induknya). Jenis tembakau bari ini
dinamakan Icotiana digluta, mempunyai sifat lebih tahan terhadap TMV serta
memberi hasil lebih baik.
24. Tanaman Rubus alloheksaploid.
Di Eropa dikenal dua jenis Rubus yaitu Rubus idaeus diploid (2n = 14) dan R. caesius
tetraploid (4n = 28), persilangan keduanya menghasilkan F1 triploid 3n = 21
kromosom dan steril. Pelipatgandaan kromosom F1 menghasilkan tanaman baru
heksaploid (6n = 42)yang diberi nama R. maksimus. R. maksimus menghasilkan serat
batang yang kuat dan baik untuk pembuatan karung goni.
25. Tanaman kubis allotetraploid.
Dikenal tiga spesies diploid dari genus Brassica ialah: B. oleracea (n = 9), B.nigra (n =
8), dan B. campestris (n = 10). Nagahara U. tahun 1935, melakukan meneliti hasil
persilangan alami diantara spesies tanaman kubis tersebut, dan ternyata
turunannya merupakan tanaman amphidiploid atau allotetraploid. Untuk
memudahkan mempelajari hubungan satu dengan yang lainnya, Nagahara U
menciptakan hubungan yang berbentuk segi tiga yang disebut segi tiga U, seperti
dibawah.
B. carnata (n = 17), B juncea (n = 18) dan B. nafus (n = 19) merupakan jenis kubis
baru yang bersifat ampidiploid atau allotetraploid. Diketemukannya kubis jenis baru
ini sangat membantu pemulia tanaman untuk mengembangkan varietas kubis yang
mempunyai nilai komersial tinggi.
26. Gandum heksaploid.
Tanaman gandum Triticum monococcum diketahui peka terhadap penyakit
cendawan karat daun (2n = 14). Jenis lain yang masih berhubungan kerabat dengan
gandum yaitu genus Aegilop dengan dua spesies yaitu Aegilop speltoides (2n=14),
dan A. squarrosa (2n=14). Persilangan diantara ke tiga jenis spesies tersebut
dilakukan oleh J. Percival di Inggris, menghasilkan tanaman gandum alloheksaploid
yang disebut Triticum aestivum (6n = 42), fertil.
Triticum aestivum (alloheksaploid) tumbuh baik pada berbagai lingkungan, tahan
terhadap penyakit cendawan karat daun, dan bijinya menghasilkan roti yang enak.
Jenis gandum baru ini ditanam secara luas di Eropah dan Amerika.
27. Triticale allopoliploid
Jenis serealia ini diproleh dengan dengan menyilangkan tanaman gandum durum
(Triticum turgidum) tetraploid (4n = 28) dengan tanaman rye/ rogge (Secale sereal)
diploid (2n = 14). Turunan F1nya merupkan hibrida interspesifik sangat steril,
penggandaan kromosom menghasilkan Triticale alloheksaploid (6n = 42) yang fertil,
skema persilngannya seperti berikut.
Triticale alloheksaploid mempunyai ciri batang kuat, umur genjah, hasil tinggi, tahan
terhadap serangan cendawan karat daun, bijinya menghasilkan roti yang enak
rasanya.
28. Aneuploid adalah suatu organisme dimana selnya kekurangan
atau kelebihan kromosom tertentu bila dibandingkan dengan
mahluk hidup diploid normal.
Tipe Formula
Kemungkinan kromosom dengan (ABC)
sebagai set kromosom haploid (n)
Disomi (normal) 2n (ABC) (ABC)
Aneuploid:
1. Monosomi 2n – 1 (ABC) (AB)
2. Nuliisomi 2n – 2 (AB) (AB)
3. Polisomi (ada tambahan
kromosom)
a. Trisomi 2n + 1 (ABC) (ABC) (C)
b. Double Trisomi 2n + 1 + 1 (ABC) (ABC) (B) (C)
c. Tetrasomi 2n + 2 (ABC) (ABC) (C) (C)
d. Pentasomi 2n + 3 (ABC) (ABC) (C) (C) (C)
Tabel Berbagai kemungkinan ragam dalam aneuploid
29. Penyebab terjadinya sel aneuploid adalah:
1. Hilangnya sel-sel hasil mitosis atau miosis, disebabkan
terlambat datangnya kromosom, ditandai dengan
bergeraknmya kromosom pada fase anaphase. Kromosom
demikian disebut juga laggad (selalu terlambat). Kejadian
ini menghasilkan kromosom yang hipoploid, seperti: 4n-1,
4n-2, 2n-1 dan sebagainya.
2. Nondisjuction (gagal memisah), kromosom-kromosom
atau kromatid-kromatid selama mitosis atau miosis gagal
memisahkan diri, sehingga sel anak memiliki jumlah
kromosom yang berbeda, seperti bagan berikut.
31. Adalah organisme yang selnya kekurangan satu kromosom
dibandingkan jumlah kromosom sel normal.
1. M. Primer : satu kromosom hilang, tetapi kromosom
homolog lainnya dengan kromosom yang hilang itu
mempunyai struktur normal.
2. M. Sekunder : satu pasang kromosom homolog hilang dan
digantikan oleh kromosom skunder atau oleh isokromosom
untuk satu lengan dari pasangan kromosom yang hilang itu.
3. M. Tersier : dua kromosom non homolog terpotong di
daerah sentromer karena iradiasi. Kemudian keduanya
bersatu, membentuk kromosom tersier dengan sentromer
yang berfungsi, sedangkan dua lengan lainnya hilang.
32. Monosomi ditemukan pada tahun 1926 oleh Clusen dan
Goodspeed pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum), yang
memiliki 47 kromosom (2n-1).
Menurut mereka monosomi dapat terjadi karena:
1. Secara spontan terjadi pada keturunan tanaman normal.
2. Terjadi pada keturunan tanaman monosomi lainnya, dan c).
3. Terjadi pada keturunan dari Backcros
[N. tabacum (n = 24) x N. sylvestris (n = 12)] x N. Tabacum
Formula kromosom monosomi (2n-1), membentuk dua macam
gamet (n dan n +1), walaupun serbuk sari n-1 dibentuk tetapi
biasanya tidak berfungsi pada pembuahan, sebagai contoh:
33. Contoh Persilangan Monosomi
Dari hasil persilangan biasanya tanaman nulisomi tidak bisa hidup, sehingga
perbandingan menjadi monosomi (71 %) dan diploid (23 %) = 3 : 1
34. Gen dominant A maupun B (sendirian atau bersama-sama) dalam
genotype, menyebabkan daun berwarna hijau tua. Jika gen dominan
itu absent sama sekali dalam genotype maka daun berwarna hijau
muda.
Bila tanaman monosomi daun hijau tua (ABB) disilangkan dengan
tanaman diploid hijau muda (aabb) maka turunannya sebagai berikut.
Monosomi pada tembakau (Nicotiana tabacum)
35. Fenotipe F2 tanaman tembakau berdaun hijau tua : tanaman berdaun hijau
muda = 3 : 1
36. Adalah organisme yang selnya memiliki jumlah kromosom kurang dua (2n-2)
dibanding dengan jumlah kromosom sel normal.
Secara alami tidak dijumpai, tetapi pada tanaman dapat terjadi dengan
penyerbukan sendiri tanaman monosomi (2n-1).
Gamet jantan yang kehilangan kromosom biasanya kurang berfungsi, maka
persentase nulisomi sangat rendah dalam keturunan dari penyerbukan sendiri
tanaman nullisomi. Contoh pada tanaman gandum, nulisomi antara 0 - 100 %.
Ciri tanaman nullisomi : kerdil, lemah, fertilitasnya kurang, dam tidak berarti
penting dalam agronomi.
Tanaman nulisomi digunakan untuk penelitian genetika, karena memiliki sifat-sifat
morfologi berbeda, yang dapat memberi petunjuk tentang pengaruh genetic
dari kromosom yang hilang.
37. Tanaman diploid homozigot dominant AA disilangkan dengan tanaman nullisomi
(resessif). Menghasilkan keturunan homosigot (Aa) dan hemisigot (AO).
Bila tanaman heterosigot (Aa) mengadakan 14 penyerbukan sendiri maka
turunan adalah 3 A : 1a. Sedangkan bila tanaman monosomi AO diserbuk sendiri
maka sebagain besar turunannya adalah AA + AO, dan sebagian kecil nullisomi
(resesif). Tanaman nullisomi yang disilangkan tadi yang menghasilkan tanaman
hemisigot F1 dengan pemisahan normal 3 : 1, dam pada F2 salah satu
membawa gen dominant
Tanaman nullisomi dihasilkan
dengan menyerbuk sendiri
tanaman monosomi, tetapi dalam
keturunan jumlah sangat kecil.
Karena nullisomi berasal dari
gamet jantan, bukan dari sel telur,
sedangkan serbuk sari (n + 1) yang
dapat menjalankan fungsinya
pada pembuahan persentasenya
kecil, seperti pada tanaman
gandum (Triticum aestivum)
38. Contoh Persilangan Nullisomi pada Kedelai
Banyaknya sel telur n (25 %), sel telur n-1 (75 %), tetapi serbuk sari n 90 – 100 %
(rata-rata 96 %), sedang serbuk sari n-1 0 – 10 % (ratarata 4 %). Keturunan yang
diharapkan dari penyerrbukan sendiri tanaman monosomi adalah sebagai
berikut
Betina / Jantan
N = 21
kromosom 96% (90 – 100 %)
n-1 = 20
kromosom 4 % (0-10 %)
N = 21 kromosom 25 % Diploid 2n = 24 % Monoploid 2n-1 = 1 %
n-1 = 20 kromosom 75 % Monosomi 2n-1 = 72 % Nullisomi 2n-2 = 3 %
F1
Tanaman gandum nullisomi yang diperoleh tidak dapat bertahan hidup sehingga
dalam kenyataannya dalam keturunan diperoleh 24 % diploid dan 73 % monosomi
(1 diploid : 3 monosomi). Pada manusia dan hewan tidak dijumpai nullisomi,
karena hilangnya kromosom berakibat lethal.
39. Adalah organisme yang selnya mempunyai sebuah kromosom tambahan
dibandingkan dengan organisme diploid normal, sehingga formulanya 2n + 1.
Trisomi di ketemukan pada tanaman, hewan dam manusia. Pada tanaman di
jumpai pada jagung, tomat, gandum, tembakau.
Macam-macam trisomi menurut kromosom tambahannya:
1. T. Primer : kromosom tambahan homolog dengan salah satu dari pasangan
kromosom dari komplemen.
2. T. Sekunder : kromosom tambahan adalah kromosom sekunder atau suatu
isokromosom.
3. T. Tersier : kromosom tambahan adalah kromosom yang ditranslokasi atau
kromosom tersier terdiri dari dua segmen kromosom nonhomolog.
4. T. Konpensasi : sebuah kromosom hilang dan dikonpensasi oleh dua
kromosom lain yang mengalami modifikasi.
5. T. Telosomi : kromosom tambahannya adalah kromosom telosentris.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
Kholkhisin dengan rumus (C22H25O6N) merupakan suatu alkaloid yang dihasilkan oleh tanaman Autumn crocus (Cochicum autonale) famili Liliaceae. Kolkhisin merupakan racun kuat, diperoleh dari biji dan umbi tanaman tersebut. Kokhisin pada konsentrasi tertentu mencegah terbentuknya benang spindel selama pembelahan sel, sehingga fase anafase tidak dapat berlangsung dan kromosom-kromosom tetap berserakan di dalam sitoplasma, sehingga inti sel yang terbentu kromosomnya berlipat. Kolkhissin dapat dilarutkan dalam air (tidak air panas), gliserol, dapat dicampur dengan agar atau lanolin. Larutan kolkhisin bekerja efektif pada konsentrasi 0,01 –1,0 %, lama perendaman berkisar antara 3-24 jam tergantung jenis tanaman. Konsentrasi larutan kolkhisin yang sering dipakai untuk kebanyakan tanaman adalah 0,2 %.
Tehnik pemberian kolkhisin yaitu:
(a). Merendam benih/biji dalam larutan kolhisin, makin keras kulit biji makin pekat konsentrasi larutan yang dipakai.
(b). Meneteskan larutan kolkhisin pada mata tunas, dilakukan secara berulang-ulang agar jangan sampai kering.
(c). Merendam kecambah dalam larutan kolkhisin. Kecambah benih tanaman monokotil lebih sulit diberi perlakuan kolkhisin dibanding dengan tanaman dikotil karena titik tumbuhnya dilindungi oleh koleoptil.
(d). Merendam akar tanaman dalam larutan kolkhisin, dapat dilakukan pada berbagai jenis tanaman dengan interval waktu 12 jam. Interval waktu 12 jam maksudnya adalah 12 jam dalam larutan kolkhisin, 12 jam dalam air, 12 jam lagi dalam larutan kolkhisin.
(e). Meredam batang dalam larutan kolkhisin, sebaiknya menunggu batang melewati masa dorman.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
Perbandingan genotip dalam keturunan = 9 tetraploid : 18 triploid : 9 diploid atau = 1 tetraploid : 2 triploid : 1 diploid. Perbandingan fenotipe adalah 35 A : 1 a, sedangkan untuk tanaman diploid monohibrid (Aa x Aa) menghasilkan segregasi fenotipe 3 A : 1a.
Jadi dengan merubah tanaman diploid menjadi triploid, maka penyerbukan sedirinya diharapkan mendapatkan sifat dominan = 35/3 = + 12 kali lebih banyak. Bila gen dominan untuk sifat menguntungkan, maka dengan merubah tanam diploid menjadi triploid, maka diperoleh sifat yang menguntungkan sekitar 12 kali lipat.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.
Istilah monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme
Istilah haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme diploid.