SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
HEREDITAS
Tujuan Pembelajaran:
- Menemukan hipotesis Mendel tentang
pewarisan sifat.
- Menjelaskan Hukum Mendel I dan II.
- Menjelaskan penyimpangan semu Hukum
Mendel.
- Mendiskripsikan faktor-faktor penentu jenis
kelamin.
- Menjelaskan cara mempelajari pola pewarisan
sifat pada manusia.
- Mengidentifikasi cacat, penyakit, kelainan,
dan pola pewarisannya pada manusia.
- Mengkomunikasikan cara menghindari
penyakit menurun pada masyarakat.
A. Hukum Mendel
– Genetika = ilmu yang mempelajari
pewarisan sifat dari induk kepada
keturunannya.
– Percobaan pewarisan sifat dilakukan
pertama oleh Gregor Johann Mendel
(1822-1884) dengan menggunakan kacang
kapri (Pisum sativum) selama 12 tahun.
- Alasan Mendel memilih kacang kapri,
karena:
1. Memiliki pasangan sifat beda yang mencolok
(kontras),
2. Melakukan penyerbukan sendiri (autogami)
3. Mudah dilakukan penyerbukan silang,
4. Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan
keturunan cepat, hanya dalam beberapa
bulan sudah diketahui hasilnya,
5. Mempunyai keturunan yang banyak.
Gambar. Pemilihan kacang kapri dalam persilangan
- Genotip = sifat atau karakter yang
ditentukan oleh gen.
- Fenotip = paduan antara genotip dengan
lingkungannya.
- Genotip bersifat menurun dan
diwariskan kepada keturunannya.
- Sifat genotip biasanya ditampilkan dalam
bentuk simbol huruf, contoh genotip B
untuk tumbuhan berfenotip buah bulat.
1. Hukum Mendel I
– Dikenal sebagai Hukum Segregasi.
– Prinsip-prinsipnya:
a. Sifat yang muncul pada F1 disebut sifat
dominan (menang), sedangkan yang
tidak muncul disebut sifat yang resesif
(kalah).
b. Banyaknya individu yang muncul pada
F2 antara yang dominan dan resesif
memiliki perbandingan rata-rata 3 : 1.
Gambar. Persilangan Hukum Mendel I
- Setiap gamet akan mendapatkan gen yang
telah memisah secara acak (prinsip segregasi
bebas).
- Induk dengan dua sifat beda (dihibrida)
menganut prinsip kombinasi secara bebas,
misalnya BbPp (biji bulat, batang panjang),
akan menghasilkan gamet BP, Bp, bP dan bp.
- Individu homozigot memiliki dua gamet yang
sama, misalnya BB.
- Individu heterozigot memiliki dua gamet
yang berbeda, misalnya Bb.
2. Hukum Mendel II
–Dikenal sebagai Hukum Asortasi/Hukum
berpasangan secara bebas.
–Hukum Mendel II ini hanya berlaku untuk
gen yang letaknya berjauhan.
–Hukum Mendel I tidak berlaku untuk
persilangan monohibrid.
–Banyaknya individu yang muncul pada F2
adalah 9 : 3 : 3 : 1.
3. Macam Gamet dan macam Fenotip dari
persilangan
a. Persilangan Resiprok
- Yaitu tidak mempersoalkan jenis kelamin.
b. Back Cross dan Test Cross
- Back Cross = mengawinkan F1 dengan salah
satu induknya.
- Test Cross = mengawinkan suatu individu hasil
persilangan dengan salah satu induknya yang
homozigot resesif.
Gambar. Test cros
B. Penyimpangan Semu Hukum
Mendel
- Yaitu munculnya perbandingan yang
tidak sesuai dengan Hukum Mendel.
1. Epistasis dan Hipostasis
- Epistasis = gen yang
menutupi/menghalangi.
- Hipostasis = gen yang
ditutupi/dihalangi.
- Hasil perbandingan F2nya = 12 : 3 : 1.
2. Kriptomeri
- Yaitu adanya faktor tersembunyi yang akan
muncul pada fenotip jika dua faktor dominan
bertemu.
- Perbandingan fenotip F2 = 9 : 3 : 4.
3. Polimeri
- Yaitu peristiwa munculnya suatu sifat pada hasil
persilangan heterozigot karena adanya pengaruh
gen lain.
- Perbandingan fenotip F2 = 15 : 1.
C. Pautan gen, pindah silang dan gagal
berpisah
1. Pautan Gen (linkage)
• Gen-gen yang berpautan satu sama lain tidak
memisah pada saat meiosis.
• Pautan gen tergantung pada jumlah pasangan
kromosom dan panjang kromosom.
• Makin panjang kromosom maka makin
banyak gen yang berpautan.
2. Pindah silang (crossing over)
–Terjadi pada saat pembagian kromosom.
–Pindah silang terjadi pada gen-gen yang
berjauhan.
–Pindah silang dapat memisahkan pautan
pada sembarang ttik di sepanjang
kromosom.
–Besarnya kemungkinan pindah silang
berbanding lurus dengan jarak kedua gen.
Gambar. Pindah silang
3. Gagal Berpisah
–Pasangan kromosom pada meiosis I
maupun meiosis II dapat mengalami
gagal berpisah.
–Setelah meiosis selesa akan dihasilkan
sel anak yang berbeda set
kromosomnya.
–Ada sel anak yang kelebihan kromosom,
ada yang tidak kebagian kromosom.
• Gen-gen dekat berpautan.
• Gen-gen jauh berpisahan.
• Gen-gen berpautan selalu hadir bersama di
dalam sel gamet.
• Pindah silang menimbulkan rekombinasi
kromatid pada kromosom homolog.
• Gagal berpisah terjadi apabila dua kromosom
saling berbelit sehingga sulit memisah pada
meiosis.
D. Penentuan Jenis Kelamin
1. Faktor Lingkungan
meliputi:
a. Lingkungan internal, misalnya kondisi
dalam sitoplasma.
b. Lingkungan eksternal, misalnya kondisi
suhu lingkungan yang menentukan jenis
kelamin penyu. Jika telur berada di
tempat panas, maka telur menetas
menjadi betina.
2. Faktor Hormon
– Hormon berperan dalam penentuan jenis kelamin.
– Hormon estrogen menjadikan hewan betina.
3. Kromosom seks
– Kromosom seks menentukan jenis kelamin,
misalnya kromosom XX untuk jenis kelamin
perempuan sedangkan kromosom XY untuk jenis
kelamin laki-laki.
4. Ploidi
– Ploidi = jumlah set kromosom dalam genom.
– Misalnya pada Hymehoptera (lebah), jenis
kelamin ditentukan oleh ploidi pada telur.
Tipe Kromosom Kelamin
♀♀ ♂♂ ContohContoh
XXXX XYXY Drosophila, manusia, mamalia, tumbuhanDrosophila, manusia, mamalia, tumbuhan
Angiospermae yang bersifat diesis.Angiospermae yang bersifat diesis.
XXXX XOXO Belalang, Orthoptera, HemipteraBelalang, Orthoptera, Hemiptera
ZWZW ZZZZ Burung, Kupu-kupu, ngengatBurung, Kupu-kupu, ngengat
XX YY LumutLumut
Gambar. Jenis kelamin pada lalat
E. Gen terpaut pada kromosom seks (gen
pautan seks)
1. Hemofilia
- Yaitu penyakit yang menyebabkan darah tidak dapat
membuka.
- Tabel. Genotip dan fenotip hemofilia pada pria dan
wanita
NoNo GenotipGenotip FenotipFenotip
11 XXHH
XXHH
Wanita normalWanita normal
22 XXHH
XXhh
Wanita pembawaWanita pembawa
33 XXhh
XXhh
Wanita hemofiliaWanita hemofilia
44 XXHH
YY Pria normalPria normal
55 XXhh
YY Pria hemofiliaPria hemofilia
2. Buta warna
–Terdapat oada kromosom X
nonhomolog dan bersifat resesif.
–Banyak diderita oleh laki-laki.
F. Gen letal
– Adalah gen yang dapat
menimbulkan kematian.
– Dibedakan menjadi gen letal
resesif dan letal dominan.
1. Letal resesif
– Individu akan mati jika mempunyai
gen homozigot resesif.
– Contohnya tumbuhan albino.
2. Letal Dominan
– Individu akan mati jika mempunyai gen homozigot
dominan.
– Contohnya tikus berambut kuning.
3. Letal pada manusia
– Contohnya:
- Sicklemia (sickle cell anemia) yaitu eritrosit
yang berbentuk bulan sabit.
- Talasemia yaitu eritrosit berbentuk lonjong,
ukurannya kecil dan jumlahnya banyak
dibandingkan orang normal.
G. Hereditas pada Manusia
1. Sifat fisik yang menurun
- Sifat fisik = sifat badan yang tampak, misalnya
bentuk hidung dan bibir.
Tabel. Contoh sifat fisik
Sifat dominanSifat dominan Sifat resesifSifat resesif
Rambut keritingRambut keriting
Bibir tebalBibir tebal
Mata sipitMata sipit
Hidung lurusHidung lurus
Keriting putar dalamKeriting putar dalam
Lubang hidung besarLubang hidung besar
Dapat menggulung lidahDapat menggulung lidah
Rambut lurusRambut lurus
Bibir tipisBibir tipis
Mata lebarMata lebar
Hidung melengkungHidung melengkung
Keriting putar luarKeriting putar luar
Lubang hidung kecilLubang hidung kecil
Tidak dapat menggulung lidahTidak dapat menggulung lidah
2. Penyakit menurun
a. Albino
- Tidak memiliki pigmen warna melanin karena
tidak dapat menghasilkan enzim pembentuk
melanin.
- Seluruh bagian tubuh berwarna putih.
b. Buta warna
c. Gangguan mental
- Disebabkan kerusakan saraf karena kadar
asam fenil piruvat di dalam darah tinggi.
d. Anadontia
- Tidak memiliki gen penumbuh gigi.
e. Brakidaktil
- Cacat jari-jari memendek.
f. Sindaktili
- Jari-jari saling mendekat.
g. Polidaktili
- Jumlah jari lebih dari 5.
3. Cara menghindari penyakit
menurun pada masyarakat
– Melakukan medical genetics, yaitu
pemeriksaan kelainan genetik.
– Tahapannya:
a. Pemeriksaan silsialah keluarga
b. Tes laboratorium
c. Uji klinis.
4. Golongan Darah pada Manusia
a. Golongan darah ABO
• Menurut Karl Landsteiner (1900), golongan
darah manusia dapat dibedakan menjadi 4
macam, yaitu A, B, AB dan O.
• Penggolongan berdasarkan ada tidaknya
antigen-antibodi di dalam arah.
• Gen-gen penentu golongan darah diberi
simbol I, singkatan dari isohemaglutinogen,
sehingga alel-alelnya disimbolkan IA
, IB
dan I0
.
Tabel. Penggolongan darah
sistem ABO
GolonganGolongan
darahdarah
AglutinogenAglutinogen AglutininAglutinin
AA AA ββ
BB BB αα
ABAB ABAB --
OO -- α βα β
GolonganGolongan
darahdarah
HomozigotHomozigot HeterozigotHeterozigot
AA IIAA
IIAA
IIAA
II00
BB IIBB
IIBB
IIBB
II00
ABAB -- IIAA
IIBB
OO II00
II00
--
Tabel.Tabel. Genotip GolonganGenotip Golongan
DarahDarah
b. Golongan darah MN
–Dasar penggolongannya adalah adanya
antigen (suatu protein asing) di dalam sel
darah merah.
–Tabel. Golongan darah MN
Golongan darahGolongan darah Antigen dalamAntigen dalam
eritrositeritrosit
MM M (LM (LMM
))
NN N (LN (LNN
))
MNMN MN (LMN (LMM
LLNN
))
C. Golongan Darah Resus
–Pertama kali ditemukan di dalam eritrosit
monyet resus (Macac mulatta)
–Jika orang mempunyai antigen Rh di
permukaan eritrositnya digolongkan Rh+
(Rhesus positif).
–Orang Rh+ tidak dapat membentuk antibodi
yang melawan antigen Rh.
–Jika tidak memiliki antigen Rh di permukaan
eritrositnya digolongkan Rh- (Rhesus negatif).
–Orang Rh- dapat membentuk antibodi yang
melawan antigen Rh.
H. Mekanisme Perbaikan Mutu
Genetik
1. Seleksi
• Seleksi dilakukan untuk mencari
keturunan tanaman atau ternak yang
memiliki karakter unggul, misalnya
dalam hal produksi dan mutu.
• seleksi untuk mendapatkan sifat dasar
(genotip) yang baik dan cocok dengan
lingkungannya sehingga menguntungkan.
• Seleksi genotip yang dilakukan meliputi sifat-sifat:
a.Tahan terhadap perubahan iklim,
b.Tahan serangan hama dan penyakit,
c.Tubuh tumbuhan kokoh,
d.Masa berbunga dan berbuah pendek,
e.Waktu pematangan buah panjang agar
diperoleh buah yang besar,
f.Dipilih hewan yang pedaging yang gemuk,
g.Dipilih hewan petelur yang banyak telurnya,
h.Dipilih tumbuhan berbuah manis, enak,
bergizi, dan lebat.
• Seleksi dilakukan dengan beberapa
tahap:
a. Memilih bibit unggul,
b. Mencari lingkungan yang paling sesuai dan
ekonomis,
c. Mengawinkan hewan atau tumbuhan yang
bersifat unggul,
d. Melakukan mutasi buatan,
e. Memilih hasil breeding yang paling ideal
dan sesuai dengan lingkungan tertentu,
f. Menyebarkan bibit unggul yang dihasilkan
ke masyarakat.
2. Penyilangan (Breeding)
– Merupakan upaya perbaikan mutu
genetik yang tak terpisahkan.
– Tujuannya:
a. sifat-sifat unggul menyatu,
b. Diperoleh individu homozigot agar
nantinya tidak mengadakan pemisahan
sifat lagi; individu homozigot akan
menghasilkan keturunan tetap (galur
murni).
3. Mutasi buatan
– Yaitu mutasi yang dilakukan oleh manusia untuk
mendapatkan sifat yang menguntungkan.
– Misalnya:
a. Menyimpan dalam waktu lama, contohnya biji
yang disimpan lama.
b. Mengubah suhu mendadakn, contohnya
menaikkan suhu mendadak pada tanaman
bunga,
c. Melakukan radiasi sinar X
d. Memberikan kolkisin yang dapat
menghentikan pembelahan sel pada metafase
akhir.
S e k i a n
T e r i m a k a s i h

More Related Content

What's hot

Fusi protoplasma
Fusi protoplasmaFusi protoplasma
Fusi protoplasmaRopi Fauzi
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnafahmiganteng
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygzahrahoca
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunSandi Purnama Jaya
 
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi SetiyanaMakalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyanadewisetiyana52
 
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibridContoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibriddenson siburian
 
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )riacantik96
 
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum LalatLaporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum LalatIswi Haniffah
 
Istilah Dalam Pewarisan Sifat
Istilah Dalam Pewarisan SifatIstilah Dalam Pewarisan Sifat
Istilah Dalam Pewarisan SifatSMK 10 NOPEMBER
 
Diskusi tentang Spesiasi
Diskusi tentang SpesiasiDiskusi tentang Spesiasi
Diskusi tentang SpesiasiChristinbonnu
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiAgustin Dian Kartikasari
 

What's hot (20)

POLA PEWARISAN SIFAT
POLA PEWARISAN SIFAT POLA PEWARISAN SIFAT
POLA PEWARISAN SIFAT
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 
Fusi protoplasma
Fusi protoplasmaFusi protoplasma
Fusi protoplasma
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
 
Angiospermae
AngiospermaeAngiospermae
Angiospermae
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga MajemukPPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
Kromosom
KromosomKromosom
Kromosom
 
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi SetiyanaMakalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
 
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibridContoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
 
Pembelahan sel
Pembelahan selPembelahan sel
Pembelahan sel
 
Kloning Nukleus
Kloning NukleusKloning Nukleus
Kloning Nukleus
 
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )
 
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum LalatLaporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
 
Istilah Dalam Pewarisan Sifat
Istilah Dalam Pewarisan SifatIstilah Dalam Pewarisan Sifat
Istilah Dalam Pewarisan Sifat
 
Diskusi tentang Spesiasi
Diskusi tentang SpesiasiDiskusi tentang Spesiasi
Diskusi tentang Spesiasi
 
Poliploidi
PoliploidiPoliploidi
Poliploidi
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
 
Nutrisi pada tumbuhan
Nutrisi pada tumbuhanNutrisi pada tumbuhan
Nutrisi pada tumbuhan
 

Viewers also liked

lockheed martin 2006 Annual Report
lockheed martin 2006 Annual Reportlockheed martin 2006 Annual Report
lockheed martin 2006 Annual Reportfinance6
 
Company Profile- CFMS.-1
Company Profile- CFMS.-1Company Profile- CFMS.-1
Company Profile- CFMS.-1Shashi Singh
 
Infographics_book_final
Infographics_book_finalInfographics_book_final
Infographics_book_finalVuyokazi Sodo
 
Badminton minggu aktiviti
Badminton minggu aktivitiBadminton minggu aktiviti
Badminton minggu aktivitiNur Fatehah
 
Power point hbsc3103 faudzi
Power point hbsc3103 faudziPower point hbsc3103 faudzi
Power point hbsc3103 faudziZauhari Hussein
 
Ciberassetjament
CiberassetjamentCiberassetjament
Ciberassetjamentjoaumirant
 
Ch 41 erosion and sediment control plans
Ch 41   erosion and sediment control plansCh 41   erosion and sediment control plans
Ch 41 erosion and sediment control plansFuad Chiwa
 
Amr Training Certificates - 2002-2005-2010
Amr Training Certificates - 2002-2005-2010Amr Training Certificates - 2002-2005-2010
Amr Training Certificates - 2002-2005-2010Amr Sakran
 
Environmental Assessments for Energy, Infrastructure and Resource projects ...
Environmental Assessments for Energy, Infrastructure and Resource projects   ...Environmental Assessments for Energy, Infrastructure and Resource projects   ...
Environmental Assessments for Energy, Infrastructure and Resource projects ...This account is closed
 
Pengembanan hukum teoretikal
Pengembanan hukum teoretikalPengembanan hukum teoretikal
Pengembanan hukum teoretikalKau Hatiku
 
Energy Into Action Keynote: Tom Rand
Energy Into Action Keynote: Tom RandEnergy Into Action Keynote: Tom Rand
Energy Into Action Keynote: Tom RandEnergyIntoAction
 
PwC's - Redefining finance's role in the digital-age
PwC's - Redefining finance's role in the digital-agePwC's - Redefining finance's role in the digital-age
PwC's - Redefining finance's role in the digital-ageTodd DeStefano
 
Ch6project analysis
Ch6project analysisCh6project analysis
Ch6project analysisNisarg Shah
 
介绍 上海市级控平台实现
介绍 上海市级控平台实现介绍 上海市级控平台实现
介绍 上海市级控平台实现libing1979
 

Viewers also liked (20)

Patologi klinik (5,6)
Patologi klinik (5,6)Patologi klinik (5,6)
Patologi klinik (5,6)
 
lockheed martin 2006 Annual Report
lockheed martin 2006 Annual Reportlockheed martin 2006 Annual Report
lockheed martin 2006 Annual Report
 
Company Profile- CFMS.-1
Company Profile- CFMS.-1Company Profile- CFMS.-1
Company Profile- CFMS.-1
 
Infographics_book_final
Infographics_book_finalInfographics_book_final
Infographics_book_final
 
Badminton minggu aktiviti
Badminton minggu aktivitiBadminton minggu aktiviti
Badminton minggu aktiviti
 
Power point hbsc3103 faudzi
Power point hbsc3103 faudziPower point hbsc3103 faudzi
Power point hbsc3103 faudzi
 
Thanksgiving day
Thanksgiving dayThanksgiving day
Thanksgiving day
 
Ciberassetjament
CiberassetjamentCiberassetjament
Ciberassetjament
 
Ch 41 erosion and sediment control plans
Ch 41   erosion and sediment control plansCh 41   erosion and sediment control plans
Ch 41 erosion and sediment control plans
 
Gempa bumi ok
Gempa bumi okGempa bumi ok
Gempa bumi ok
 
Amr Training Certificates - 2002-2005-2010
Amr Training Certificates - 2002-2005-2010Amr Training Certificates - 2002-2005-2010
Amr Training Certificates - 2002-2005-2010
 
Environmental Assessments for Energy, Infrastructure and Resource projects ...
Environmental Assessments for Energy, Infrastructure and Resource projects   ...Environmental Assessments for Energy, Infrastructure and Resource projects   ...
Environmental Assessments for Energy, Infrastructure and Resource projects ...
 
Pengembanan hukum teoretikal
Pengembanan hukum teoretikalPengembanan hukum teoretikal
Pengembanan hukum teoretikal
 
Energy Into Action Keynote: Tom Rand
Energy Into Action Keynote: Tom RandEnergy Into Action Keynote: Tom Rand
Energy Into Action Keynote: Tom Rand
 
Porquedômetro
PorquedômetroPorquedômetro
Porquedômetro
 
PwC's - Redefining finance's role in the digital-age
PwC's - Redefining finance's role in the digital-agePwC's - Redefining finance's role in the digital-age
PwC's - Redefining finance's role in the digital-age
 
LATIHAN BAB 7
LATIHAN BAB 7LATIHAN BAB 7
LATIHAN BAB 7
 
Ch6project analysis
Ch6project analysisCh6project analysis
Ch6project analysis
 
介绍 上海市级控平台实现
介绍 上海市级控平台实现介绍 上海市级控平台实现
介绍 上海市级控平台实现
 
1-APELL Introduction- Gablehouse
1-APELL Introduction- Gablehouse1-APELL Introduction- Gablehouse
1-APELL Introduction- Gablehouse
 

Similar to Bab 06 hereditas

BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.ppt
BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.pptBAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.ppt
BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.pptriyanardiansyah4
 
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPABab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPATezzara Clara Sutjipto
 
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx1023LeoniRannuMangir
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan SifatIsma Jihan
 
Konsep hereditas mendel
Konsep hereditas mendelKonsep hereditas mendel
Konsep hereditas mendelNanda Reda
 
Hukum Mendel.ppt
Hukum Mendel.pptHukum Mendel.ppt
Hukum Mendel.pptOmry Adi
 
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxXIISMANSADAIPS
 
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxNairaParsa
 
Hukum mendel dan pewarisan sifat
Hukum mendel dan pewarisan sifat Hukum mendel dan pewarisan sifat
Hukum mendel dan pewarisan sifat Riana Suprapti
 
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologiPola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologimassonie44
 

Similar to Bab 06 hereditas (20)

BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.ppt
BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.pptBAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.ppt
BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.ppt
 
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPABab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
 
Bab 5 bioteknologi 9i
Bab 5 bioteknologi 9iBab 5 bioteknologi 9i
Bab 5 bioteknologi 9i
 
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan Sifat
 
Makalah kode genetika
Makalah kode genetikaMakalah kode genetika
Makalah kode genetika
 
Konsep hereditas mendel
Konsep hereditas mendelKonsep hereditas mendel
Konsep hereditas mendel
 
Hukum Mendel.ppt
Hukum Mendel.pptHukum Mendel.ppt
Hukum Mendel.ppt
 
mendelian-rosial18feb.ppt
mendelian-rosial18feb.pptmendelian-rosial18feb.ppt
mendelian-rosial18feb.ppt
 
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
 
PPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptx
PPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptxPPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptx
PPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptx
 
Bab3PewarisanSifat.pptx
Bab3PewarisanSifat.pptxBab3PewarisanSifat.pptx
Bab3PewarisanSifat.pptx
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Dasar genetika
Dasar genetikaDasar genetika
Dasar genetika
 
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
 
PPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptx
PPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptxPPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptx
PPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptx
 
Hukum mendel dan pewarisan sifat
Hukum mendel dan pewarisan sifat Hukum mendel dan pewarisan sifat
Hukum mendel dan pewarisan sifat
 
Makalah hukum mendel
Makalah hukum mendelMakalah hukum mendel
Makalah hukum mendel
 
BIOLOGI_M4KB1
BIOLOGI_M4KB1BIOLOGI_M4KB1
BIOLOGI_M4KB1
 
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologiPola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
 

More from Ikha Mardiyah

Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah Ikha Mardiyah
 
Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)Ikha Mardiyah
 
sikap kerja dalam perusahaan
sikap kerja dalam perusahaansikap kerja dalam perusahaan
sikap kerja dalam perusahaanIkha Mardiyah
 
Psikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalPsikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalIkha Mardiyah
 
Psikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalPsikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalIkha Mardiyah
 
Perkembangan fisik dan kognitif di masa dewasa menengah
Perkembangan fisik dan kognitif di masa dewasa menengahPerkembangan fisik dan kognitif di masa dewasa menengah
Perkembangan fisik dan kognitif di masa dewasa menengahIkha Mardiyah
 
Bab 05 pembelahan sel
Bab 05 pembelahan selBab 05 pembelahan sel
Bab 05 pembelahan selIkha Mardiyah
 
Bab 04 sintesis polipeptida
Bab 04 sintesis polipeptidaBab 04 sintesis polipeptida
Bab 04 sintesis polipeptidaIkha Mardiyah
 
Biologi kelas XII IPA
Biologi kelas XII IPABiologi kelas XII IPA
Biologi kelas XII IPAIkha Mardiyah
 
Bab 03 materi genetik
Bab 03 materi genetikBab 03 materi genetik
Bab 03 materi genetikIkha Mardiyah
 

More from Ikha Mardiyah (17)

Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
 
Skizofrenia
SkizofreniaSkizofrenia
Skizofrenia
 
Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)
 
sikap kerja dalam perusahaan
sikap kerja dalam perusahaansikap kerja dalam perusahaan
sikap kerja dalam perusahaan
 
Kepemimpinan
Kepemimpinan Kepemimpinan
Kepemimpinan
 
Psikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalPsikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonal
 
Psikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalPsikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonal
 
Sikap kerja
Sikap kerjaSikap kerja
Sikap kerja
 
Perkembangan fisik dan kognitif di masa dewasa menengah
Perkembangan fisik dan kognitif di masa dewasa menengahPerkembangan fisik dan kognitif di masa dewasa menengah
Perkembangan fisik dan kognitif di masa dewasa menengah
 
Skizofrenia
SkizofreniaSkizofrenia
Skizofrenia
 
Bab 07 mutasi
Bab 07 mutasiBab 07 mutasi
Bab 07 mutasi
 
Bab 07 mutasi
Bab 07 mutasiBab 07 mutasi
Bab 07 mutasi
 
Bab 05 pembelahan sel
Bab 05 pembelahan selBab 05 pembelahan sel
Bab 05 pembelahan sel
 
Bab 04 sintesis polipeptida
Bab 04 sintesis polipeptidaBab 04 sintesis polipeptida
Bab 04 sintesis polipeptida
 
Bab 02 metabolisme
Bab 02 metabolismeBab 02 metabolisme
Bab 02 metabolisme
 
Biologi kelas XII IPA
Biologi kelas XII IPABiologi kelas XII IPA
Biologi kelas XII IPA
 
Bab 03 materi genetik
Bab 03 materi genetikBab 03 materi genetik
Bab 03 materi genetik
 

Recently uploaded

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

Bab 06 hereditas

  • 2. Tujuan Pembelajaran: - Menemukan hipotesis Mendel tentang pewarisan sifat. - Menjelaskan Hukum Mendel I dan II. - Menjelaskan penyimpangan semu Hukum Mendel. - Mendiskripsikan faktor-faktor penentu jenis kelamin. - Menjelaskan cara mempelajari pola pewarisan sifat pada manusia. - Mengidentifikasi cacat, penyakit, kelainan, dan pola pewarisannya pada manusia. - Mengkomunikasikan cara menghindari penyakit menurun pada masyarakat.
  • 3. A. Hukum Mendel – Genetika = ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. – Percobaan pewarisan sifat dilakukan pertama oleh Gregor Johann Mendel (1822-1884) dengan menggunakan kacang kapri (Pisum sativum) selama 12 tahun.
  • 4. - Alasan Mendel memilih kacang kapri, karena: 1. Memiliki pasangan sifat beda yang mencolok (kontras), 2. Melakukan penyerbukan sendiri (autogami) 3. Mudah dilakukan penyerbukan silang, 4. Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan keturunan cepat, hanya dalam beberapa bulan sudah diketahui hasilnya, 5. Mempunyai keturunan yang banyak.
  • 5. Gambar. Pemilihan kacang kapri dalam persilangan
  • 6. - Genotip = sifat atau karakter yang ditentukan oleh gen. - Fenotip = paduan antara genotip dengan lingkungannya. - Genotip bersifat menurun dan diwariskan kepada keturunannya. - Sifat genotip biasanya ditampilkan dalam bentuk simbol huruf, contoh genotip B untuk tumbuhan berfenotip buah bulat.
  • 7. 1. Hukum Mendel I – Dikenal sebagai Hukum Segregasi. – Prinsip-prinsipnya: a. Sifat yang muncul pada F1 disebut sifat dominan (menang), sedangkan yang tidak muncul disebut sifat yang resesif (kalah). b. Banyaknya individu yang muncul pada F2 antara yang dominan dan resesif memiliki perbandingan rata-rata 3 : 1.
  • 9. - Setiap gamet akan mendapatkan gen yang telah memisah secara acak (prinsip segregasi bebas). - Induk dengan dua sifat beda (dihibrida) menganut prinsip kombinasi secara bebas, misalnya BbPp (biji bulat, batang panjang), akan menghasilkan gamet BP, Bp, bP dan bp. - Individu homozigot memiliki dua gamet yang sama, misalnya BB. - Individu heterozigot memiliki dua gamet yang berbeda, misalnya Bb.
  • 10. 2. Hukum Mendel II –Dikenal sebagai Hukum Asortasi/Hukum berpasangan secara bebas. –Hukum Mendel II ini hanya berlaku untuk gen yang letaknya berjauhan. –Hukum Mendel I tidak berlaku untuk persilangan monohibrid. –Banyaknya individu yang muncul pada F2 adalah 9 : 3 : 3 : 1.
  • 11. 3. Macam Gamet dan macam Fenotip dari persilangan a. Persilangan Resiprok - Yaitu tidak mempersoalkan jenis kelamin. b. Back Cross dan Test Cross - Back Cross = mengawinkan F1 dengan salah satu induknya. - Test Cross = mengawinkan suatu individu hasil persilangan dengan salah satu induknya yang homozigot resesif.
  • 13. B. Penyimpangan Semu Hukum Mendel - Yaitu munculnya perbandingan yang tidak sesuai dengan Hukum Mendel. 1. Epistasis dan Hipostasis - Epistasis = gen yang menutupi/menghalangi. - Hipostasis = gen yang ditutupi/dihalangi. - Hasil perbandingan F2nya = 12 : 3 : 1.
  • 14. 2. Kriptomeri - Yaitu adanya faktor tersembunyi yang akan muncul pada fenotip jika dua faktor dominan bertemu. - Perbandingan fenotip F2 = 9 : 3 : 4. 3. Polimeri - Yaitu peristiwa munculnya suatu sifat pada hasil persilangan heterozigot karena adanya pengaruh gen lain. - Perbandingan fenotip F2 = 15 : 1.
  • 15. C. Pautan gen, pindah silang dan gagal berpisah 1. Pautan Gen (linkage) • Gen-gen yang berpautan satu sama lain tidak memisah pada saat meiosis. • Pautan gen tergantung pada jumlah pasangan kromosom dan panjang kromosom. • Makin panjang kromosom maka makin banyak gen yang berpautan.
  • 16. 2. Pindah silang (crossing over) –Terjadi pada saat pembagian kromosom. –Pindah silang terjadi pada gen-gen yang berjauhan. –Pindah silang dapat memisahkan pautan pada sembarang ttik di sepanjang kromosom. –Besarnya kemungkinan pindah silang berbanding lurus dengan jarak kedua gen.
  • 18. 3. Gagal Berpisah –Pasangan kromosom pada meiosis I maupun meiosis II dapat mengalami gagal berpisah. –Setelah meiosis selesa akan dihasilkan sel anak yang berbeda set kromosomnya. –Ada sel anak yang kelebihan kromosom, ada yang tidak kebagian kromosom.
  • 19. • Gen-gen dekat berpautan. • Gen-gen jauh berpisahan. • Gen-gen berpautan selalu hadir bersama di dalam sel gamet. • Pindah silang menimbulkan rekombinasi kromatid pada kromosom homolog. • Gagal berpisah terjadi apabila dua kromosom saling berbelit sehingga sulit memisah pada meiosis.
  • 20. D. Penentuan Jenis Kelamin 1. Faktor Lingkungan meliputi: a. Lingkungan internal, misalnya kondisi dalam sitoplasma. b. Lingkungan eksternal, misalnya kondisi suhu lingkungan yang menentukan jenis kelamin penyu. Jika telur berada di tempat panas, maka telur menetas menjadi betina.
  • 21. 2. Faktor Hormon – Hormon berperan dalam penentuan jenis kelamin. – Hormon estrogen menjadikan hewan betina. 3. Kromosom seks – Kromosom seks menentukan jenis kelamin, misalnya kromosom XX untuk jenis kelamin perempuan sedangkan kromosom XY untuk jenis kelamin laki-laki.
  • 22. 4. Ploidi – Ploidi = jumlah set kromosom dalam genom. – Misalnya pada Hymehoptera (lebah), jenis kelamin ditentukan oleh ploidi pada telur. Tipe Kromosom Kelamin ♀♀ ♂♂ ContohContoh XXXX XYXY Drosophila, manusia, mamalia, tumbuhanDrosophila, manusia, mamalia, tumbuhan Angiospermae yang bersifat diesis.Angiospermae yang bersifat diesis. XXXX XOXO Belalang, Orthoptera, HemipteraBelalang, Orthoptera, Hemiptera ZWZW ZZZZ Burung, Kupu-kupu, ngengatBurung, Kupu-kupu, ngengat XX YY LumutLumut
  • 23. Gambar. Jenis kelamin pada lalat
  • 24. E. Gen terpaut pada kromosom seks (gen pautan seks) 1. Hemofilia - Yaitu penyakit yang menyebabkan darah tidak dapat membuka. - Tabel. Genotip dan fenotip hemofilia pada pria dan wanita NoNo GenotipGenotip FenotipFenotip 11 XXHH XXHH Wanita normalWanita normal 22 XXHH XXhh Wanita pembawaWanita pembawa 33 XXhh XXhh Wanita hemofiliaWanita hemofilia 44 XXHH YY Pria normalPria normal 55 XXhh YY Pria hemofiliaPria hemofilia
  • 25. 2. Buta warna –Terdapat oada kromosom X nonhomolog dan bersifat resesif. –Banyak diderita oleh laki-laki.
  • 26. F. Gen letal – Adalah gen yang dapat menimbulkan kematian. – Dibedakan menjadi gen letal resesif dan letal dominan. 1. Letal resesif – Individu akan mati jika mempunyai gen homozigot resesif. – Contohnya tumbuhan albino.
  • 27. 2. Letal Dominan – Individu akan mati jika mempunyai gen homozigot dominan. – Contohnya tikus berambut kuning. 3. Letal pada manusia – Contohnya: - Sicklemia (sickle cell anemia) yaitu eritrosit yang berbentuk bulan sabit. - Talasemia yaitu eritrosit berbentuk lonjong, ukurannya kecil dan jumlahnya banyak dibandingkan orang normal.
  • 28. G. Hereditas pada Manusia 1. Sifat fisik yang menurun - Sifat fisik = sifat badan yang tampak, misalnya bentuk hidung dan bibir. Tabel. Contoh sifat fisik Sifat dominanSifat dominan Sifat resesifSifat resesif Rambut keritingRambut keriting Bibir tebalBibir tebal Mata sipitMata sipit Hidung lurusHidung lurus Keriting putar dalamKeriting putar dalam Lubang hidung besarLubang hidung besar Dapat menggulung lidahDapat menggulung lidah Rambut lurusRambut lurus Bibir tipisBibir tipis Mata lebarMata lebar Hidung melengkungHidung melengkung Keriting putar luarKeriting putar luar Lubang hidung kecilLubang hidung kecil Tidak dapat menggulung lidahTidak dapat menggulung lidah
  • 29. 2. Penyakit menurun a. Albino - Tidak memiliki pigmen warna melanin karena tidak dapat menghasilkan enzim pembentuk melanin. - Seluruh bagian tubuh berwarna putih. b. Buta warna c. Gangguan mental - Disebabkan kerusakan saraf karena kadar asam fenil piruvat di dalam darah tinggi.
  • 30. d. Anadontia - Tidak memiliki gen penumbuh gigi. e. Brakidaktil - Cacat jari-jari memendek. f. Sindaktili - Jari-jari saling mendekat. g. Polidaktili - Jumlah jari lebih dari 5.
  • 31. 3. Cara menghindari penyakit menurun pada masyarakat – Melakukan medical genetics, yaitu pemeriksaan kelainan genetik. – Tahapannya: a. Pemeriksaan silsialah keluarga b. Tes laboratorium c. Uji klinis.
  • 32. 4. Golongan Darah pada Manusia a. Golongan darah ABO • Menurut Karl Landsteiner (1900), golongan darah manusia dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu A, B, AB dan O. • Penggolongan berdasarkan ada tidaknya antigen-antibodi di dalam arah. • Gen-gen penentu golongan darah diberi simbol I, singkatan dari isohemaglutinogen, sehingga alel-alelnya disimbolkan IA , IB dan I0 .
  • 33. Tabel. Penggolongan darah sistem ABO GolonganGolongan darahdarah AglutinogenAglutinogen AglutininAglutinin AA AA ββ BB BB αα ABAB ABAB -- OO -- α βα β GolonganGolongan darahdarah HomozigotHomozigot HeterozigotHeterozigot AA IIAA IIAA IIAA II00 BB IIBB IIBB IIBB II00 ABAB -- IIAA IIBB OO II00 II00 -- Tabel.Tabel. Genotip GolonganGenotip Golongan DarahDarah
  • 34. b. Golongan darah MN –Dasar penggolongannya adalah adanya antigen (suatu protein asing) di dalam sel darah merah. –Tabel. Golongan darah MN Golongan darahGolongan darah Antigen dalamAntigen dalam eritrositeritrosit MM M (LM (LMM )) NN N (LN (LNN )) MNMN MN (LMN (LMM LLNN ))
  • 35. C. Golongan Darah Resus –Pertama kali ditemukan di dalam eritrosit monyet resus (Macac mulatta) –Jika orang mempunyai antigen Rh di permukaan eritrositnya digolongkan Rh+ (Rhesus positif). –Orang Rh+ tidak dapat membentuk antibodi yang melawan antigen Rh. –Jika tidak memiliki antigen Rh di permukaan eritrositnya digolongkan Rh- (Rhesus negatif). –Orang Rh- dapat membentuk antibodi yang melawan antigen Rh.
  • 36. H. Mekanisme Perbaikan Mutu Genetik 1. Seleksi • Seleksi dilakukan untuk mencari keturunan tanaman atau ternak yang memiliki karakter unggul, misalnya dalam hal produksi dan mutu. • seleksi untuk mendapatkan sifat dasar (genotip) yang baik dan cocok dengan lingkungannya sehingga menguntungkan.
  • 37. • Seleksi genotip yang dilakukan meliputi sifat-sifat: a.Tahan terhadap perubahan iklim, b.Tahan serangan hama dan penyakit, c.Tubuh tumbuhan kokoh, d.Masa berbunga dan berbuah pendek, e.Waktu pematangan buah panjang agar diperoleh buah yang besar, f.Dipilih hewan yang pedaging yang gemuk, g.Dipilih hewan petelur yang banyak telurnya, h.Dipilih tumbuhan berbuah manis, enak, bergizi, dan lebat.
  • 38. • Seleksi dilakukan dengan beberapa tahap: a. Memilih bibit unggul, b. Mencari lingkungan yang paling sesuai dan ekonomis, c. Mengawinkan hewan atau tumbuhan yang bersifat unggul, d. Melakukan mutasi buatan, e. Memilih hasil breeding yang paling ideal dan sesuai dengan lingkungan tertentu, f. Menyebarkan bibit unggul yang dihasilkan ke masyarakat.
  • 39. 2. Penyilangan (Breeding) – Merupakan upaya perbaikan mutu genetik yang tak terpisahkan. – Tujuannya: a. sifat-sifat unggul menyatu, b. Diperoleh individu homozigot agar nantinya tidak mengadakan pemisahan sifat lagi; individu homozigot akan menghasilkan keturunan tetap (galur murni).
  • 40. 3. Mutasi buatan – Yaitu mutasi yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan sifat yang menguntungkan. – Misalnya: a. Menyimpan dalam waktu lama, contohnya biji yang disimpan lama. b. Mengubah suhu mendadakn, contohnya menaikkan suhu mendadak pada tanaman bunga, c. Melakukan radiasi sinar X d. Memberikan kolkisin yang dapat menghentikan pembelahan sel pada metafase akhir.
  • 41. S e k i a n T e r i m a k a s i h