SlideShare a Scribd company logo
1 of 64
Kelompok 5 
1.Dwas Azzinar R. (10) 
2.Indah Puspito (14) 
3.Linda Kusumawati (15) 
4.Rosyida Ghoninhamidah (28)
hereditas 
Standar Kompetensi: 
• memahami penerapan konsep dasar dan 
prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya 
pada salingtemas 
Kompetensi Dasar: 
• menerapkan prinsip hereditas dalam 
mekanisme pewarisan sifat
Pengertian Hereditas 
Hereditas adalah suatu proses penurunan sifat-sifat 
dari induk keturunannya melalui gen dan 
bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan 
struktur tubuh. 
“Hereditas Itu apa sih?”
• Gregor Mendel, yang dikenal sebagai "bapak genetika 
modern", 
• Ia terinspirasi oleh kedua profesor nya di Universitas 
Olomouc yaitu Friedrich Franz & Johann Karl Nestler; 
dan rekan-rekannya di biara, Franz Diebl. 
• Gregor Mendel, melalui penelitiannya pada kacang 
ercis (Pisum sativum). Ditulis dalam Proceeding of 
National History Society pada tahun 1866 
• Studi ini menunjukkan bahwa satu dari empat tanaman 
kacang memiliki ras resesif alel , dua dari empat orang 
hibrida dan satu dari empat orang ras dominan.
Hukum Mendel 
• Merupakan hukum mengenai pewarisan sifat pada 
organisme 
• Menggunakan tanaman ercis sebagai bahan 
percobaan. Karena memiliki banyak varietas 
(warna bunga, bentuk biji, warna biji, mengadakan 
penyerbukan sendiri, dalam setiap bunganya 
terdapat serbuk sari dan kepala putik) 
• Dalam percobaan Mendel terdapat istilah genotip 
dan fenotip. 
• Dalam genetika, teori mendel sangat penting dan 
menjadi dasar dalam memahami genetika.
Kacang Ercis (Pisum Sativum)
Tujuh Karakter Tanaman Kacang Kapri 
yang Diamati oleh Mendel
Pola Hereditas 
HUKUM MENDEL I 
HUKUM MENDEL II 
PENYIMPANGAN SEMU 
HUKUM MENDEL
HUKUM MENDEL I 
Selama proses meiosis, pasangan kromosom 
homolog saling berpisah. Dalam sel kromosom 
terkandung dalam satu sel gamet. Proses 
pemisahan gen secara bebas dikenal sebagai 
SEGREGASI GEN. Dengan demikian, setiap sel 
gamet hanya mengandung satu gen dari alelnya. 
Contoh : pada persilangan monohibrida
Hukum Mendel I 
Persilangan antara ercis berbunga ungu dengan ercis berbunga putih 
menghasilkan keturunan F1 ercis berbunga ungu. 
Keturunan F1 dikawinkan antarsesamanya menghasilkan keturunan F2 di mana 
sebagian ercis berbunga ungu (3/4 bagian) dan sebagian berbunga putih (1/4 
bagian)
HUKUM MENDEL II 
Dikenal juga sebagai Hukum Asortasi/ Hukum 
Berpasangan Secara Bebas. Pada waktu pembentukan 
gamet, alel-alel berbeda yang telah bersegregasi bebas 
akan bergabung secara bebas membentuk genotip 
dengan kombinasi-kombinasi alel yang berbeda. Jadi, 
setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas 
dengan gen/sifat lain. Meskipun demikian, gen untuk 
satu sifat tidak berpengaruh pada gen untuk sifat yang 
lain yang bukan termasuk alelnya. 
Contoh : pada persilangan hibrida
Hukum Mendel II 
Persilangan antara ercis berbiji 
kuning bentuk bulat dengan 
ercis berbiji hijau bentuk 
keriput.
BACKCROSS 
Backcross (silang balik) adalah langkah perkawinan 
silang antara organisme hibrida atau organisme 
heterozigot dengan satu dari induknya. 
F1 x salah satu induk (P) 
Oleh karena itu, gamet dari parental (induk) 
kemungkinannya hanya satu macam
Diagram persilangan Silang Balik Monohibrid
Testcros 
Testcros (uji silang) adalah persilangan antara 
suatu individu yang genotifnya belum diketahui 
dengan individu yang telah diketahui bergenotif 
homozigot resesif. 
Gunanya untuk mengetahui apakah genotif suatu 
individu tersebut homozigot ataukah heterozigot. 
? x homozigot resesif
Uji Silang Monohibrid
Persilangan resiprok 
Persilangan resiprok ialah persilangan dengan gamet jantan 
dan gamet betina dipertukarkan sehingga menghasilkan 
keturunan yang sama. 
Contoh percobaan pada tanaman ercis. 
H = gen untuk buah polong berwarna hijau 
h = gen untuk buah polong berwarna kuning, 
Mula-mula dikawinkan tanaman ercis berbuah 
polong hijau dengan yang berbuah polong kuning. Semua 
tanaman F1 berbuah polong hijau. Keturunan F2 memisah 
dengan perbandingan fenotip 3 hijau : 1 kuning. Pada 
perkawinan resiproknya digunakan serbuk sari yang berasal 
dari tanaman yang berbuah polong kuning dan diberikan 
kepada bunga dari tanaman berbuah polong hijau.
Penyimpangan yang terjadi karena interaksi antar alel pada gen. 
INTERAKSI ALEL: 
• Dominansi tidak sempurna 
• Kodominan 
• Alel Ganda 
• Alel letal 
INTERAKSI GENETIK: 
• Atavisme 
• Polimeri 
• Kriptomeri 
• Epistatis dan Hipostatis
Dominansi tidak sempurna 
Dominansi tidak 
sempurna adalah 
alel dominan tidak 
dapat menutupi alel 
resesif sepenuhnya. 
Akibatnya, individu 
yang heterozigot 
memiliki sifat 
setengah dominan 
dan setengah resesif.
Kodominan 
Kodominan adalah dua alel dari suatu gen yang menghasilkan sifat berbeda 
dengan alel individu dan tidak saling memengaruhi satu sama lain
Alel ganda 
Alel Ganda adalah fenomena adanya tiga alel atau lebih pada 
suatu gen. Umumnya satu gen tersusun dari dua alel, dan dapat terjadi 
akibat mutasi. Alel ganda pada kelinci yang mempengaruhi warna bulu.
Alel letal 
Alel Letal :adalah alel yang dapat menyebabkan kematian 
bagi individu yang memiliknya. Kematian dapat terjadi pada 
stadium embrio awal atau sampai beberapa waktu setelah 
dilahirkan. Alel letal dibagi 2, yaitu 
– Alel letal resesif: 
alel yang dalam keadaan homozigot resesif menyebabkan 
kematian. Individunya dapat hidup normal dan tidak 
memperlihatkan kelainan. 
– Alel letal dominan: 
alel yang bersifat letal jika alel dominan muncul. Jarang 
ditemukan individu homozigot dominan dan heterozigot
Alel letal resesif 
pada tumbuhan. 
Alel letal dominan 
pada ayam 
berjambul.
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL 
Atavisme 
Polimeri 
Kriptomeri 
Gen 
Komplementer 
Epistasis dan 
Hipostasis
Selain terjadi interaksi antar alel, interaksi juga dapat terjadi bila dua 
gen mengekspresikan protein atau enzim. 
Interaksi genetik terjadi ketika dua gen atau lebih mengekspresikan 
enzim yang mengkatalisis langkah-langkah dalam suatu jalur. Hal ini 
menyebabkan terjadinya penurunan sifat poligenik, kriptomeri, 
epistasis, hipostasis dan komplementer.
• Atavisme adalah munculnya suatu sifat sebagai akibat interaksi dari beberapa 
gen. 
• Fenomena atavisme terdapat pada bentuk empat macam jengger ayam, yaitu 
walnut, rose, pea, dan single. Fenomena ini diungkapkan oleh W. Bateson dan 
R.C. Punnett. 
• Ada 4 macam bentuk pial/jengger pada ayam : 
– R – P – = walnut / sumpel  dominan 
– RRpp = rose / gerigi 
– rrPP = pea / biji 
– rrpp = bilah / single  resesif
Persilangan ayam 
berjengger rose (R) 
dengan ayam 
berjengger pea atau 
biji (P) menghasilkan 
100% ayam 
berjengger walnut 
(RP). Jika ayam 
berjengger walnut 
disilangkan dengan 
sesamanya maka akan 
menghasilkan ayam 
berjengger walnut, 
rose, pea, dan single 
dengan perbandingan 
9 : 3 : 3 : 1.
( 15 : 1  (9+3+3) : 1 ) 
• Sifat yang muncul pada pembastaran heterozigotik dengan 
sifat beda yang berdiri sendiri tetapi mempengaruhi 
karakter dan bagian organ tubuh yang sama 
• Polimeri terjadi akibat interaksi antara dua gen atau lebih 
sehingga disebut juga sifat gen ganda. 
• Banyak gen yang mempengaruhi satu gejala/karakter 
disebut POLIGEN 
• misalnya : 
– warna kulit pada manusia 
– Warna bunga suatu tanaman
Contoh: persilangan antara gandum berbiji 
merah dengan gandum berbiji putih.
Kriptomeri adalah gen epistasis resesif yang menyembunyikan sifat gen 
lain. Gen tersebut di fokuskan pada alel yang dominan dari kedua gen. 
berarti saat genotip memiliki satu alel dominan, akan muncul fenotip 
baru yang tersembunyi.
Aktivitas saling memengaruhi antargen dominan diperlihatkan oleh peristiwa 
epistasis-hipostasis, yaitu penutupan ekspresi satu gen oleh gen lain yang bukan 
alelnya. Gen yang menutup disebut gen epistasis, sedangkan gen yang ditutup 
disebut hipostasis. Peristiwa epistasis dapat berupa epistasis dominan dan 
epistasis resesif. Ada 3 macam epistasis dan hipostasis : 
• Epistasis dominan: Pada peristiwa epistasis dominan, gen dengan alel dominan 
menutupi kerja gen lain. 
• Epistasis resesif: Peristiwa epistasis resesif, gen dengan alel homozigot resesif 
memengaruhi gen lain. 
• Epistasis dominan rangkap: peristiwan dua gen domnina epistasis atau lebih 
yang bekerja untuk munculnya satu fenotip tunggal. Disebut gene redudancy 
karena jumlah dari gen epistasis tidak merubah ekspresi fenotip. 
• Epistasis resesif rangkap (komplementer): interaksi beberapa gen yang saling 
melengkapi. Dinamakan seperti itu sebab jika salah satu gen bersifat 
homozigot resesif, pemunculan suatu karakter oleh gen lain menjadi tidak 
sempurna atau terhalang. Dalam interaksi komplementer, tiap gen dapat 
bersifat epistasis bagi gen yang lain.
Epistasis dominan pada labu 
Epistasis resesif 
pada tikus
• Komplementer merupakan interaksi gen yang 
saling melengkapi sehingga memunculkan 
fenotipe tertentu. Jika salah satu gen tidak ada, 
sifat yang muncul tidak sempurna. 
• Fenomena ini pertama kali disampaikan oleh W. 
Bateson dan R.C. Punnett saat mengamati bunga 
jenis kacang Lathyrus odoratus 
• Apabila salah satu gen tidak ada maka 
pemunculan suatu karakter akan terhalang 
• Contoh : pada warna bunga Lathyrus odoratus
Perbedaan antara pewarisan sifat poligenik dengan komplementer yaitu, pada 
pewarisan sifat poligenik munculnya suatu sifat disebabkan oleh munculnya 
satu gen (alel dominan), sedangkan pada komplementer disebabkan 
munculnya dua atau lebih gen (alel dominan) 
Epistasis gen resesif rangkap Epistasis gen dominan rangkap
Ringkasan perbandingan fenotip pada pesilangandengan gen 
yang bersifat epistasis 
Genotip A.B. A.bb aaB. Aabb 
Hukum II Mendel 9 3 3 1 
Epistasis Dominan 12 3 1 
Epistasis Resesif 9 3 4 
Epistasis Resesif 
Rangkap (dominan) 
9 7 
Epistasis Dominan 
Rangkap 
15 1
Tautan Gen 
Tautan atau pautan gen (linkage 
gen) adalah beberapa gen yang 
terletak dalam kromosom yang 
sama, saat proses pembentukan 
gamet saling berikatan. Pautan gen 
digunakan untuk menunjukkan 
gen-gen yang terletak pada 
kromosom yang sama atau dalam 
satu pasang kromosom homolog.
Tautan seks 
Tautan seks atau gen terikat 
seks (sex linkage) adalah gen-gen 
yang berlokus di 
kromosom seks (gonosom). 
Contoh peristiwa tautan seks, 
yaitu dengan menyilangkan 
Drosophila betina mata 
merah dengan jantan mata 
putih. Ternyata, keturunan 
yang bermata putih hanya 
didapatkan pada Drosophila 
jantan. Warna mata lalat 
normal adalah merah.
Pindah silang 
Pindah silang merupakan pemisahan dan pertukaran bagian 
kromatid dari sepasang kromosom homolog. Pindah silang 
mengakibatkan terbentuknya 4 macam gamet, dua macam 
gamet yang sifatnya sama dengan induk (tipe parental) dan 
dua macam gamet yang merupakan hasil pindah silang (tipe 
rekombinan). 
Faktor yang mempengaruhi pindah silang : 
1. Temperatur 
2. Umur 
3. Zat kimia 
4. Sinar X 
5. Jarak antara gen – gen
Pedigree 
Untuk mempelajari hereditas pada manusia, kita tidak mungkin 
melakukan percobaan pada manusia. Beberapa alasannya, antara 
lain usia peneliti sama dengan usia manusia yang diteliti, dan 
keturunan yang dihasilkan manusia tidak sebanyak pada tumbuhan 
atau hewan. Sehingga untuk mempelajari hereditas pada manusia 
dapat menggunakan pedigree. 
Pedigree merupakan peta silsilah makhluk hidup yang terdiri atas 
beberapa generasi sehingga dapat diketahui riwayat kondisi 
kesehatan keluarga dalam silsilah tersebut.
Pedigree
Kelainan yang Diturunkan Melalui 
Autosom 
Kelainan atau Penyakit Genetik Akibat Utama 
Albino Tidak adanya melanin (pigmen kulit) 
Anemia Sel sabit Sel-sel darah merah berbentuk bulan sabit (Abnormal) 
Fibrosis sistik Kelebihan lendir karna kurang protein dalam proses 
transpor ion klorida melalui membran plasma 
Fenilketonuria Asam amino fenilalanin berlebih yang merusak sistem 
saraf 
Galaktosemia Bayi tidak dapat mengolah laktosa dari ASI ibu sehingga 
menjadi keterbelakangan mental 
Talasemia Sel-sel darah merah yang tidak normal 
Xeroderma pigmentosum Pigmen tidak normal, jika terkena sinar matahari akan 
terkena kanker kulit.
Kelainan atau Penyakit Genetik Akibat Utama 
Akondroplasia Gagalnya pertumbuhan tulang rawan dan tulang sejati 
sehingga menjadi kerdil 
Brakidaktili Ruas-ruas tulang jari yang memendek 
Penyakit Huntington Menggelengkan kepala pada satu arah karena terjadi 
degenerasi sistem saraf yg cepat dan tidak dapat balik 
Polidaktili Jumlah jari tangan atau kaki berlebih 
Anonychia Adanya gen dominan Ac 
Progeria Penuaan pada usia dini 
Sindrom marfan Tidak adanya atau kelainan jaringan pengikat 
Sindrom ACHOO Bersin yang kronis
Albinisme 
Kelainan ini dikendalikan oleh gen resesif yang tidak tertaut seks. 
Kelainan albino mempunyai ciri-ciri: 
1. Pigmentasi (pewarnaan) kulit dan organ tubuh lainnya tidak normal. 
2. Mempunyai penglihatan yang sangat peka, terutama terhadap cahaya 
berintensitas tinggi 
Seorang anak yang albino dapat lahir dari: 
1. Suami istri normal yang keduanya heterozigot 
2. Suami normal heterozigot istri albino 
3. Suami istri yang keduanya albino 
Penderita albinisme tampak seperti orang bule. 
Kulit dan rambutnya putih serta 
pigmen kulitnya putih (melanin).
Albinisme yang terjadi dari perkawinan antara 
♂ dan ♀ normal heterozigot. 
Albinisme yang terjadi dari 
perkawinan antara ♀ albino dan ♂ 
normal heterozigot
Brachydactil 
Penderita brachydactily memiliki jari-jari yang pendek karena tulang-tulang falanges 
(ruas jari)-nya pendek akibat adanya gen dominan (B). 
•Jika gen-gen berada dalam keadaan homozigot dominan (BB) akan letal 
•Jika dalam heterozigot (Bb) menderita brachydactily 
•Jika dalam keadaan homozigot resesif (bb) adalah normal.
Sickle cell anemia (anemia sel sabit) 
Penderitanya mempunyai sel darah merah berbentuk sabit akibat mutasi irisan 
asam amino rantai β molekul Hb (daya ikat terhadap oksigen lebih sedikit). 
Penderita sickle cell anemia bergenotipe ss, orang normal bergenotipe SS, orang 
yang bergenotipe Ss adalah normal heterozigot. 
Orang bergenotipe Ss sehat, tetapi sel darah merahnya berbentuk sabit. 
Orang yang bergenotipe ss, umumnya berumur pendek karena mati sebelum 
dewasa. 
Penderita sickle cell anemia 
dapat lahir dari pasangan yang kedua 
orang tuanya normal heterozigot (Ss)
Penderitanya berciri-ciri sel darah merahnya kecil-kecil, lonjong, jumlahnya 
lebih banyak dari normal, dan afinitas terhadap oksigen rendah. 
Penyakit ini dibedakan menjadi dua: 
1. Thalassemia mayor: penderita anemia yang sangat parah dan dapat 
menyebabkan kematian waktu bayi. Bergenotipe homozigot dominan ThTh. 
2. Thalassemia minor: penderita anemia yang tidak parah. Umumnya 
bergenotipe heterozigot Thth yang dominan 
Seorang penderita 
thalassemia mayor dilahirkan 
oleh pasangan yang 
keduanya heterozigot. 
Thalassemia
Kelainan yang Diturunkan Melalui 
Kelainan atau penyakit 
Genetik 
Gonosom 
Akibat Utama 
Buta warna Tidak dapat membedakan warna 
Ichtyosis Defisiensi enzim sulfatase steroid menyebabkan kulit 
kering khususnya pada lengan dan kaki 
Distrofi otot Degenerasi otot, keterbelakangan mental, dan defisiensi 
protein distrofin 
Hemofilia Darah membeku sangat lambat atau tidak sama sekali 
karna tidak ada faktor koagulasi 
Sindrom Fragile X Keterbelakangan mental 
Sindrom Lesch Defisiensi enzim hipoksantin-guanin fosforibosil 
transferase (HGPRT) yang menyebabkan keterbelakangan 
mental, degenerasi motorik, dan kematian di usia muda
Buta Warna 
Penyakit buta warna ditentukan oleh gen resesif yang tertaut seks, kromosom X. 
Kemungkinan genotipe orang yang 
normal dan buta warna dapat dibedakan: 
Tipe perkawinan pada masyarakat yang 
ada kemungkinan penderita buta warna: 
Keterangan: 
1. tipe perkawinan ibu dan bapak normal 
2. tipe perkawinan ibu normal dan bapak buta 
warna 
3. tipe perkawinan ibu carrier dan bapak normal 
4. tipe perkawinan ibu carrier dan bapak buta 
warna 
5. tipe perkawinan ibu buta warna dan bapak 
normal 
6. tipe perkawinan ibu dan bapak buta warna
Pewarisan sifat buta warna: 
1. Ayah yang buta warna akan mewariskan pada seluruh anak perempuan 
dan tidak kepada anak laki-lakinya. 
2. Seorang ibu yang buta warna, apabila melahirkan anak laki-laki maka 
seluruhnya akan buta warna. 
3. Apabila pasangan suami istri normal, kemungkinan memiliki anak laki-laki 
buta warna maka dapat dipastikan bahwa sifat buta warna tersebut diwarisi 
dari ibunya. 
4. Seorang perempuan buta warna dapat lahir dari pasangan ibu carrier dan 
bapak buta warna, atau bapak ibu yang keduanya buta warna. 
5. Laki-laki penderita buta warna lebih banyak dijumpai daripada wanita.
Hemofilia 
Hemoflia adalah kelainan pada darah di mana darah yang keluar dari pembuluh sukar 
membeku. Disebabkan oleh gen resesif 
yang tertaut pada kromosom X. 
Bila XH adalah gen untuk sifat normal 
dan Xh adalah mengandung gen hemoflia, 
kemungkinan genotipe wanita 
dan pria normal ataupun hemoflia: 
Berbagai tipe perkawinan penyebab 
hemofilia: 
Keterangan: 
1. tipe perkawinan ibu dan bapak normal 
2. tipe perkawinan ibu normal dan bapak hemofilia 
3. tipe perkawinan ibu carrier dan bapak normal 
4. tipe perkawinan ibu carrier dan bapak hemoflia
Golongan Darah 
Berdasarkan sistem A, B, dan O, golongan darah manusia dibedakan: 
1. Golongan darah A, jika dalam sel darah merahnya terdapat antigen A. Adanya 
antigen tersebut dikendalikan oleh gen IA. 
2. Golongan darah B, jika dalam sel darah merahnya terdapat antigen B yang 
munculnya dikendalikan oleh gen IB. 
3. Golongan darah A dan B,jika dalam sel darah merahnya terdapat antigen A dan B, 
yang masing-masing munculnya dikendalikan oleh gen IA dan IB. 
4. Golongan darah O, jika dalam sel darah merahnya tidak terdapat antigen A atau B. 
Keadaan ini timbul karena dikendalikan oleh gen IO yang bersifat sensitif, baik 
terhadap gen IA maupun gen IB.
Tabel hubungan antara fenotipe golongan darah, genotipe, dan 
kemungkinan sel gametnya
Tabel golongan darah orang tua dan kemungkinan atau tidak 
mungkin pada golongan darah anak-anaknya
Berdasarkan ada atau tidaknya antigen rhesus, darah manusia dibedakan: 
1. golongan Rh+, jika dalam sel darah merahnya ditemukan antigen rhesus 
2. golongan Rh–, jika dalam sel darah merahnya tidak ditemukan antigen 
rhesus. 
Adanya antigen Rh di dalam darah, dikendalikan oleh gen IRH yang dominan 
terhadap Irh, sehingga genotipe orang menurut sistem Rh dibedakan:
Seorang ibu yang bergolongan Rh– jika mengandung embrio Rh– tidak akan 
mengalami gangguan apapun dan mungkin lahir dengan selamat. 
Akan tetapi, jika mengandung embrio Rh+, kemungkinan kandungan pertama akan 
lahir dengan selamat (tidak mengalami gangguan karena sistem Rh). Setelah bayi ini 
lahir, dalam rahim ibu kemungkinan akan tertinggal antigen Rh sehingga dalam 
tubuh ibu akan terbentuk zat anti-Rh. 
Zat anti-Rh ini akan terus meningkat. Jika ibu tersebut mengandung anak kedua 
yang bergolongan Rh+ maka anak tersebut akan mengalami penyakit anemia berat 
yang disebut erythroblastosis fetalis.
HEREDITAS MENDEL

More Related Content

What's hot

Analisis vegetasi
Analisis vegetasiAnalisis vegetasi
Analisis vegetasiayireni
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyanadewisetiyana52
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanLaporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanDhiarrafii Bintang Matahari
 
Biologi XII SMA - Semu Mendel
Biologi XII SMA - Semu MendelBiologi XII SMA - Semu Mendel
Biologi XII SMA - Semu MendelHanifah Nisrina C
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiGoogle
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidaeMaedy Ripani
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekulerdewisetiyana52
 
PETUNJUK TERJADINYA EVOLUSI
PETUNJUK TERJADINYA EVOLUSIPETUNJUK TERJADINYA EVOLUSI
PETUNJUK TERJADINYA EVOLUSIBrigitta Jesslyn
 
Perkembangan organisme skrg multiseluler 6 septem
Perkembangan organisme skrg multiseluler 6 septemPerkembangan organisme skrg multiseluler 6 septem
Perkembangan organisme skrg multiseluler 6 septemSri Sihaloho
 
Pola pola-hereditas XII IPA
Pola pola-hereditas XII IPAPola pola-hereditas XII IPA
Pola pola-hereditas XII IPAHusain Anker
 
Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumb...
Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumb...Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumb...
Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumb...Biology Education
 
Biologi fusi protoplasma
Biologi fusi protoplasmaBiologi fusi protoplasma
Biologi fusi protoplasmaalivo_9
 
Anatomi dan morfologi tumbuhan
Anatomi dan morfologi tumbuhanAnatomi dan morfologi tumbuhan
Anatomi dan morfologi tumbuhanJuna Edi
 
Homologi dan analogi perbandingan embriologi presentasi
Homologi dan analogi perbandingan embriologi presentasiHomologi dan analogi perbandingan embriologi presentasi
Homologi dan analogi perbandingan embriologi presentasiAnand Ardhiansyah
 
Interaksi antar-gen
Interaksi antar-genInteraksi antar-gen
Interaksi antar-genJeneng Omega
 
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)Dokter Tekno
 

What's hot (20)

Stomata
StomataStomata
Stomata
 
Analisis vegetasi
Analisis vegetasiAnalisis vegetasi
Analisis vegetasi
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
 
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan KepunahanMekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanLaporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
 
Biologi XII SMA - Semu Mendel
Biologi XII SMA - Semu MendelBiologi XII SMA - Semu Mendel
Biologi XII SMA - Semu Mendel
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidae
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekuler
 
PETUNJUK TERJADINYA EVOLUSI
PETUNJUK TERJADINYA EVOLUSIPETUNJUK TERJADINYA EVOLUSI
PETUNJUK TERJADINYA EVOLUSI
 
Perkembangan organisme skrg multiseluler 6 septem
Perkembangan organisme skrg multiseluler 6 septemPerkembangan organisme skrg multiseluler 6 septem
Perkembangan organisme skrg multiseluler 6 septem
 
Pola pola-hereditas XII IPA
Pola pola-hereditas XII IPAPola pola-hereditas XII IPA
Pola pola-hereditas XII IPA
 
Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumb...
Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumb...Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumb...
Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumb...
 
Biologi fusi protoplasma
Biologi fusi protoplasmaBiologi fusi protoplasma
Biologi fusi protoplasma
 
Anatomi dan morfologi tumbuhan
Anatomi dan morfologi tumbuhanAnatomi dan morfologi tumbuhan
Anatomi dan morfologi tumbuhan
 
Homologi dan analogi perbandingan embriologi presentasi
Homologi dan analogi perbandingan embriologi presentasiHomologi dan analogi perbandingan embriologi presentasi
Homologi dan analogi perbandingan embriologi presentasi
 
Interaksi antar-gen
Interaksi antar-genInteraksi antar-gen
Interaksi antar-gen
 
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
 

Similar to HEREDITAS MENDEL

Penyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendelPenyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendelhnffunnisa
 
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxNairaParsa
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2farharahma
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2farharahma
 
(Hukum mendel si)
(Hukum mendel si)(Hukum mendel si)
(Hukum mendel si)hnffunnisa
 
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdf
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdfPpt kelompok 2 Genetika 2.pdf
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdfWandraApriyoza
 
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPABab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPATezzara Clara Sutjipto
 
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptxPERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptxTaufikMunkinaza
 
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxXIISMANSADAIPS
 
Salinan Bab Pewarisan Sifat dan kelainan genetik.pptx
Salinan Bab Pewarisan Sifat dan kelainan genetik.pptxSalinan Bab Pewarisan Sifat dan kelainan genetik.pptx
Salinan Bab Pewarisan Sifat dan kelainan genetik.pptxDidaParidAbdullah
 
Bab 3 Pewarisan Sifat coretan.pptx
Bab 3 Pewarisan Sifat coretan.pptxBab 3 Pewarisan Sifat coretan.pptx
Bab 3 Pewarisan Sifat coretan.pptxdinabudiono1
 
IPA Kelas 9 BAB 3 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 3 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 3 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 3 - www.ilmuguru.org.pptxbudin9
 
PPT PEWARISAN SIFAT HENITA SILMI KHAVATA.pptx
PPT PEWARISAN SIFAT HENITA SILMI KHAVATA.pptxPPT PEWARISAN SIFAT HENITA SILMI KHAVATA.pptx
PPT PEWARISAN SIFAT HENITA SILMI KHAVATA.pptxhenitasilmikhavata
 
Genetika Mendel
Genetika MendelGenetika Mendel
Genetika Mendelahmaddzul
 
V.genetika mendel edit
V.genetika mendel editV.genetika mendel edit
V.genetika mendel editSirod Judin
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditaskth97jjk
 

Similar to HEREDITAS MENDEL (20)

Bio bab 5 hereditas
Bio bab 5 hereditasBio bab 5 hereditas
Bio bab 5 hereditas
 
Penyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendelPenyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendel
 
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
 
(Hukum mendel si)
(Hukum mendel si)(Hukum mendel si)
(Hukum mendel si)
 
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdf
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdfPpt kelompok 2 Genetika 2.pdf
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdf
 
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPABab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
 
MEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptx
MEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptxMEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptx
MEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptx
 
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptxPERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
 
Hukum mendel
Hukum mendelHukum mendel
Hukum mendel
 
Hukum mendel
Hukum mendelHukum mendel
Hukum mendel
 
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
 
Salinan Bab Pewarisan Sifat dan kelainan genetik.pptx
Salinan Bab Pewarisan Sifat dan kelainan genetik.pptxSalinan Bab Pewarisan Sifat dan kelainan genetik.pptx
Salinan Bab Pewarisan Sifat dan kelainan genetik.pptx
 
Bab 3 Pewarisan Sifat coretan.pptx
Bab 3 Pewarisan Sifat coretan.pptxBab 3 Pewarisan Sifat coretan.pptx
Bab 3 Pewarisan Sifat coretan.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 3 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 3 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 3 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 3 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PPT PEWARISAN SIFAT HENITA SILMI KHAVATA.pptx
PPT PEWARISAN SIFAT HENITA SILMI KHAVATA.pptxPPT PEWARISAN SIFAT HENITA SILMI KHAVATA.pptx
PPT PEWARISAN SIFAT HENITA SILMI KHAVATA.pptx
 
Genetika Mendel
Genetika MendelGenetika Mendel
Genetika Mendel
 
V.genetika mendel edit
V.genetika mendel editV.genetika mendel edit
V.genetika mendel edit
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
 

Recently uploaded

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 

Recently uploaded (20)

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

HEREDITAS MENDEL

  • 1.
  • 2. Kelompok 5 1.Dwas Azzinar R. (10) 2.Indah Puspito (14) 3.Linda Kusumawati (15) 4.Rosyida Ghoninhamidah (28)
  • 3. hereditas Standar Kompetensi: • memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya pada salingtemas Kompetensi Dasar: • menerapkan prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat
  • 4. Pengertian Hereditas Hereditas adalah suatu proses penurunan sifat-sifat dari induk keturunannya melalui gen dan bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan struktur tubuh. “Hereditas Itu apa sih?”
  • 5.
  • 6. • Gregor Mendel, yang dikenal sebagai "bapak genetika modern", • Ia terinspirasi oleh kedua profesor nya di Universitas Olomouc yaitu Friedrich Franz & Johann Karl Nestler; dan rekan-rekannya di biara, Franz Diebl. • Gregor Mendel, melalui penelitiannya pada kacang ercis (Pisum sativum). Ditulis dalam Proceeding of National History Society pada tahun 1866 • Studi ini menunjukkan bahwa satu dari empat tanaman kacang memiliki ras resesif alel , dua dari empat orang hibrida dan satu dari empat orang ras dominan.
  • 7. Hukum Mendel • Merupakan hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme • Menggunakan tanaman ercis sebagai bahan percobaan. Karena memiliki banyak varietas (warna bunga, bentuk biji, warna biji, mengadakan penyerbukan sendiri, dalam setiap bunganya terdapat serbuk sari dan kepala putik) • Dalam percobaan Mendel terdapat istilah genotip dan fenotip. • Dalam genetika, teori mendel sangat penting dan menjadi dasar dalam memahami genetika.
  • 8.
  • 10. Tujuh Karakter Tanaman Kacang Kapri yang Diamati oleh Mendel
  • 11. Pola Hereditas HUKUM MENDEL I HUKUM MENDEL II PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
  • 12. HUKUM MENDEL I Selama proses meiosis, pasangan kromosom homolog saling berpisah. Dalam sel kromosom terkandung dalam satu sel gamet. Proses pemisahan gen secara bebas dikenal sebagai SEGREGASI GEN. Dengan demikian, setiap sel gamet hanya mengandung satu gen dari alelnya. Contoh : pada persilangan monohibrida
  • 13.
  • 14. Hukum Mendel I Persilangan antara ercis berbunga ungu dengan ercis berbunga putih menghasilkan keturunan F1 ercis berbunga ungu. Keturunan F1 dikawinkan antarsesamanya menghasilkan keturunan F2 di mana sebagian ercis berbunga ungu (3/4 bagian) dan sebagian berbunga putih (1/4 bagian)
  • 15. HUKUM MENDEL II Dikenal juga sebagai Hukum Asortasi/ Hukum Berpasangan Secara Bebas. Pada waktu pembentukan gamet, alel-alel berbeda yang telah bersegregasi bebas akan bergabung secara bebas membentuk genotip dengan kombinasi-kombinasi alel yang berbeda. Jadi, setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen/sifat lain. Meskipun demikian, gen untuk satu sifat tidak berpengaruh pada gen untuk sifat yang lain yang bukan termasuk alelnya. Contoh : pada persilangan hibrida
  • 16.
  • 17. Hukum Mendel II Persilangan antara ercis berbiji kuning bentuk bulat dengan ercis berbiji hijau bentuk keriput.
  • 18. BACKCROSS Backcross (silang balik) adalah langkah perkawinan silang antara organisme hibrida atau organisme heterozigot dengan satu dari induknya. F1 x salah satu induk (P) Oleh karena itu, gamet dari parental (induk) kemungkinannya hanya satu macam
  • 19. Diagram persilangan Silang Balik Monohibrid
  • 20. Testcros Testcros (uji silang) adalah persilangan antara suatu individu yang genotifnya belum diketahui dengan individu yang telah diketahui bergenotif homozigot resesif. Gunanya untuk mengetahui apakah genotif suatu individu tersebut homozigot ataukah heterozigot. ? x homozigot resesif
  • 22. Persilangan resiprok Persilangan resiprok ialah persilangan dengan gamet jantan dan gamet betina dipertukarkan sehingga menghasilkan keturunan yang sama. Contoh percobaan pada tanaman ercis. H = gen untuk buah polong berwarna hijau h = gen untuk buah polong berwarna kuning, Mula-mula dikawinkan tanaman ercis berbuah polong hijau dengan yang berbuah polong kuning. Semua tanaman F1 berbuah polong hijau. Keturunan F2 memisah dengan perbandingan fenotip 3 hijau : 1 kuning. Pada perkawinan resiproknya digunakan serbuk sari yang berasal dari tanaman yang berbuah polong kuning dan diberikan kepada bunga dari tanaman berbuah polong hijau.
  • 23. Penyimpangan yang terjadi karena interaksi antar alel pada gen. INTERAKSI ALEL: • Dominansi tidak sempurna • Kodominan • Alel Ganda • Alel letal INTERAKSI GENETIK: • Atavisme • Polimeri • Kriptomeri • Epistatis dan Hipostatis
  • 24. Dominansi tidak sempurna Dominansi tidak sempurna adalah alel dominan tidak dapat menutupi alel resesif sepenuhnya. Akibatnya, individu yang heterozigot memiliki sifat setengah dominan dan setengah resesif.
  • 25. Kodominan Kodominan adalah dua alel dari suatu gen yang menghasilkan sifat berbeda dengan alel individu dan tidak saling memengaruhi satu sama lain
  • 26. Alel ganda Alel Ganda adalah fenomena adanya tiga alel atau lebih pada suatu gen. Umumnya satu gen tersusun dari dua alel, dan dapat terjadi akibat mutasi. Alel ganda pada kelinci yang mempengaruhi warna bulu.
  • 27. Alel letal Alel Letal :adalah alel yang dapat menyebabkan kematian bagi individu yang memiliknya. Kematian dapat terjadi pada stadium embrio awal atau sampai beberapa waktu setelah dilahirkan. Alel letal dibagi 2, yaitu – Alel letal resesif: alel yang dalam keadaan homozigot resesif menyebabkan kematian. Individunya dapat hidup normal dan tidak memperlihatkan kelainan. – Alel letal dominan: alel yang bersifat letal jika alel dominan muncul. Jarang ditemukan individu homozigot dominan dan heterozigot
  • 28. Alel letal resesif pada tumbuhan. Alel letal dominan pada ayam berjambul.
  • 29. PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL Atavisme Polimeri Kriptomeri Gen Komplementer Epistasis dan Hipostasis
  • 30. Selain terjadi interaksi antar alel, interaksi juga dapat terjadi bila dua gen mengekspresikan protein atau enzim. Interaksi genetik terjadi ketika dua gen atau lebih mengekspresikan enzim yang mengkatalisis langkah-langkah dalam suatu jalur. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan sifat poligenik, kriptomeri, epistasis, hipostasis dan komplementer.
  • 31. • Atavisme adalah munculnya suatu sifat sebagai akibat interaksi dari beberapa gen. • Fenomena atavisme terdapat pada bentuk empat macam jengger ayam, yaitu walnut, rose, pea, dan single. Fenomena ini diungkapkan oleh W. Bateson dan R.C. Punnett. • Ada 4 macam bentuk pial/jengger pada ayam : – R – P – = walnut / sumpel  dominan – RRpp = rose / gerigi – rrPP = pea / biji – rrpp = bilah / single  resesif
  • 32. Persilangan ayam berjengger rose (R) dengan ayam berjengger pea atau biji (P) menghasilkan 100% ayam berjengger walnut (RP). Jika ayam berjengger walnut disilangkan dengan sesamanya maka akan menghasilkan ayam berjengger walnut, rose, pea, dan single dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.
  • 33. ( 15 : 1  (9+3+3) : 1 ) • Sifat yang muncul pada pembastaran heterozigotik dengan sifat beda yang berdiri sendiri tetapi mempengaruhi karakter dan bagian organ tubuh yang sama • Polimeri terjadi akibat interaksi antara dua gen atau lebih sehingga disebut juga sifat gen ganda. • Banyak gen yang mempengaruhi satu gejala/karakter disebut POLIGEN • misalnya : – warna kulit pada manusia – Warna bunga suatu tanaman
  • 34. Contoh: persilangan antara gandum berbiji merah dengan gandum berbiji putih.
  • 35. Kriptomeri adalah gen epistasis resesif yang menyembunyikan sifat gen lain. Gen tersebut di fokuskan pada alel yang dominan dari kedua gen. berarti saat genotip memiliki satu alel dominan, akan muncul fenotip baru yang tersembunyi.
  • 36. Aktivitas saling memengaruhi antargen dominan diperlihatkan oleh peristiwa epistasis-hipostasis, yaitu penutupan ekspresi satu gen oleh gen lain yang bukan alelnya. Gen yang menutup disebut gen epistasis, sedangkan gen yang ditutup disebut hipostasis. Peristiwa epistasis dapat berupa epistasis dominan dan epistasis resesif. Ada 3 macam epistasis dan hipostasis : • Epistasis dominan: Pada peristiwa epistasis dominan, gen dengan alel dominan menutupi kerja gen lain. • Epistasis resesif: Peristiwa epistasis resesif, gen dengan alel homozigot resesif memengaruhi gen lain. • Epistasis dominan rangkap: peristiwan dua gen domnina epistasis atau lebih yang bekerja untuk munculnya satu fenotip tunggal. Disebut gene redudancy karena jumlah dari gen epistasis tidak merubah ekspresi fenotip. • Epistasis resesif rangkap (komplementer): interaksi beberapa gen yang saling melengkapi. Dinamakan seperti itu sebab jika salah satu gen bersifat homozigot resesif, pemunculan suatu karakter oleh gen lain menjadi tidak sempurna atau terhalang. Dalam interaksi komplementer, tiap gen dapat bersifat epistasis bagi gen yang lain.
  • 37. Epistasis dominan pada labu Epistasis resesif pada tikus
  • 38. • Komplementer merupakan interaksi gen yang saling melengkapi sehingga memunculkan fenotipe tertentu. Jika salah satu gen tidak ada, sifat yang muncul tidak sempurna. • Fenomena ini pertama kali disampaikan oleh W. Bateson dan R.C. Punnett saat mengamati bunga jenis kacang Lathyrus odoratus • Apabila salah satu gen tidak ada maka pemunculan suatu karakter akan terhalang • Contoh : pada warna bunga Lathyrus odoratus
  • 39.
  • 40. Perbedaan antara pewarisan sifat poligenik dengan komplementer yaitu, pada pewarisan sifat poligenik munculnya suatu sifat disebabkan oleh munculnya satu gen (alel dominan), sedangkan pada komplementer disebabkan munculnya dua atau lebih gen (alel dominan) Epistasis gen resesif rangkap Epistasis gen dominan rangkap
  • 41. Ringkasan perbandingan fenotip pada pesilangandengan gen yang bersifat epistasis Genotip A.B. A.bb aaB. Aabb Hukum II Mendel 9 3 3 1 Epistasis Dominan 12 3 1 Epistasis Resesif 9 3 4 Epistasis Resesif Rangkap (dominan) 9 7 Epistasis Dominan Rangkap 15 1
  • 42. Tautan Gen Tautan atau pautan gen (linkage gen) adalah beberapa gen yang terletak dalam kromosom yang sama, saat proses pembentukan gamet saling berikatan. Pautan gen digunakan untuk menunjukkan gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama atau dalam satu pasang kromosom homolog.
  • 43. Tautan seks Tautan seks atau gen terikat seks (sex linkage) adalah gen-gen yang berlokus di kromosom seks (gonosom). Contoh peristiwa tautan seks, yaitu dengan menyilangkan Drosophila betina mata merah dengan jantan mata putih. Ternyata, keturunan yang bermata putih hanya didapatkan pada Drosophila jantan. Warna mata lalat normal adalah merah.
  • 44. Pindah silang Pindah silang merupakan pemisahan dan pertukaran bagian kromatid dari sepasang kromosom homolog. Pindah silang mengakibatkan terbentuknya 4 macam gamet, dua macam gamet yang sifatnya sama dengan induk (tipe parental) dan dua macam gamet yang merupakan hasil pindah silang (tipe rekombinan). Faktor yang mempengaruhi pindah silang : 1. Temperatur 2. Umur 3. Zat kimia 4. Sinar X 5. Jarak antara gen – gen
  • 45.
  • 46. Pedigree Untuk mempelajari hereditas pada manusia, kita tidak mungkin melakukan percobaan pada manusia. Beberapa alasannya, antara lain usia peneliti sama dengan usia manusia yang diteliti, dan keturunan yang dihasilkan manusia tidak sebanyak pada tumbuhan atau hewan. Sehingga untuk mempelajari hereditas pada manusia dapat menggunakan pedigree. Pedigree merupakan peta silsilah makhluk hidup yang terdiri atas beberapa generasi sehingga dapat diketahui riwayat kondisi kesehatan keluarga dalam silsilah tersebut.
  • 48. Kelainan yang Diturunkan Melalui Autosom Kelainan atau Penyakit Genetik Akibat Utama Albino Tidak adanya melanin (pigmen kulit) Anemia Sel sabit Sel-sel darah merah berbentuk bulan sabit (Abnormal) Fibrosis sistik Kelebihan lendir karna kurang protein dalam proses transpor ion klorida melalui membran plasma Fenilketonuria Asam amino fenilalanin berlebih yang merusak sistem saraf Galaktosemia Bayi tidak dapat mengolah laktosa dari ASI ibu sehingga menjadi keterbelakangan mental Talasemia Sel-sel darah merah yang tidak normal Xeroderma pigmentosum Pigmen tidak normal, jika terkena sinar matahari akan terkena kanker kulit.
  • 49. Kelainan atau Penyakit Genetik Akibat Utama Akondroplasia Gagalnya pertumbuhan tulang rawan dan tulang sejati sehingga menjadi kerdil Brakidaktili Ruas-ruas tulang jari yang memendek Penyakit Huntington Menggelengkan kepala pada satu arah karena terjadi degenerasi sistem saraf yg cepat dan tidak dapat balik Polidaktili Jumlah jari tangan atau kaki berlebih Anonychia Adanya gen dominan Ac Progeria Penuaan pada usia dini Sindrom marfan Tidak adanya atau kelainan jaringan pengikat Sindrom ACHOO Bersin yang kronis
  • 50. Albinisme Kelainan ini dikendalikan oleh gen resesif yang tidak tertaut seks. Kelainan albino mempunyai ciri-ciri: 1. Pigmentasi (pewarnaan) kulit dan organ tubuh lainnya tidak normal. 2. Mempunyai penglihatan yang sangat peka, terutama terhadap cahaya berintensitas tinggi Seorang anak yang albino dapat lahir dari: 1. Suami istri normal yang keduanya heterozigot 2. Suami normal heterozigot istri albino 3. Suami istri yang keduanya albino Penderita albinisme tampak seperti orang bule. Kulit dan rambutnya putih serta pigmen kulitnya putih (melanin).
  • 51. Albinisme yang terjadi dari perkawinan antara ♂ dan ♀ normal heterozigot. Albinisme yang terjadi dari perkawinan antara ♀ albino dan ♂ normal heterozigot
  • 52. Brachydactil Penderita brachydactily memiliki jari-jari yang pendek karena tulang-tulang falanges (ruas jari)-nya pendek akibat adanya gen dominan (B). •Jika gen-gen berada dalam keadaan homozigot dominan (BB) akan letal •Jika dalam heterozigot (Bb) menderita brachydactily •Jika dalam keadaan homozigot resesif (bb) adalah normal.
  • 53. Sickle cell anemia (anemia sel sabit) Penderitanya mempunyai sel darah merah berbentuk sabit akibat mutasi irisan asam amino rantai β molekul Hb (daya ikat terhadap oksigen lebih sedikit). Penderita sickle cell anemia bergenotipe ss, orang normal bergenotipe SS, orang yang bergenotipe Ss adalah normal heterozigot. Orang bergenotipe Ss sehat, tetapi sel darah merahnya berbentuk sabit. Orang yang bergenotipe ss, umumnya berumur pendek karena mati sebelum dewasa. Penderita sickle cell anemia dapat lahir dari pasangan yang kedua orang tuanya normal heterozigot (Ss)
  • 54. Penderitanya berciri-ciri sel darah merahnya kecil-kecil, lonjong, jumlahnya lebih banyak dari normal, dan afinitas terhadap oksigen rendah. Penyakit ini dibedakan menjadi dua: 1. Thalassemia mayor: penderita anemia yang sangat parah dan dapat menyebabkan kematian waktu bayi. Bergenotipe homozigot dominan ThTh. 2. Thalassemia minor: penderita anemia yang tidak parah. Umumnya bergenotipe heterozigot Thth yang dominan Seorang penderita thalassemia mayor dilahirkan oleh pasangan yang keduanya heterozigot. Thalassemia
  • 55. Kelainan yang Diturunkan Melalui Kelainan atau penyakit Genetik Gonosom Akibat Utama Buta warna Tidak dapat membedakan warna Ichtyosis Defisiensi enzim sulfatase steroid menyebabkan kulit kering khususnya pada lengan dan kaki Distrofi otot Degenerasi otot, keterbelakangan mental, dan defisiensi protein distrofin Hemofilia Darah membeku sangat lambat atau tidak sama sekali karna tidak ada faktor koagulasi Sindrom Fragile X Keterbelakangan mental Sindrom Lesch Defisiensi enzim hipoksantin-guanin fosforibosil transferase (HGPRT) yang menyebabkan keterbelakangan mental, degenerasi motorik, dan kematian di usia muda
  • 56. Buta Warna Penyakit buta warna ditentukan oleh gen resesif yang tertaut seks, kromosom X. Kemungkinan genotipe orang yang normal dan buta warna dapat dibedakan: Tipe perkawinan pada masyarakat yang ada kemungkinan penderita buta warna: Keterangan: 1. tipe perkawinan ibu dan bapak normal 2. tipe perkawinan ibu normal dan bapak buta warna 3. tipe perkawinan ibu carrier dan bapak normal 4. tipe perkawinan ibu carrier dan bapak buta warna 5. tipe perkawinan ibu buta warna dan bapak normal 6. tipe perkawinan ibu dan bapak buta warna
  • 57. Pewarisan sifat buta warna: 1. Ayah yang buta warna akan mewariskan pada seluruh anak perempuan dan tidak kepada anak laki-lakinya. 2. Seorang ibu yang buta warna, apabila melahirkan anak laki-laki maka seluruhnya akan buta warna. 3. Apabila pasangan suami istri normal, kemungkinan memiliki anak laki-laki buta warna maka dapat dipastikan bahwa sifat buta warna tersebut diwarisi dari ibunya. 4. Seorang perempuan buta warna dapat lahir dari pasangan ibu carrier dan bapak buta warna, atau bapak ibu yang keduanya buta warna. 5. Laki-laki penderita buta warna lebih banyak dijumpai daripada wanita.
  • 58. Hemofilia Hemoflia adalah kelainan pada darah di mana darah yang keluar dari pembuluh sukar membeku. Disebabkan oleh gen resesif yang tertaut pada kromosom X. Bila XH adalah gen untuk sifat normal dan Xh adalah mengandung gen hemoflia, kemungkinan genotipe wanita dan pria normal ataupun hemoflia: Berbagai tipe perkawinan penyebab hemofilia: Keterangan: 1. tipe perkawinan ibu dan bapak normal 2. tipe perkawinan ibu normal dan bapak hemofilia 3. tipe perkawinan ibu carrier dan bapak normal 4. tipe perkawinan ibu carrier dan bapak hemoflia
  • 59. Golongan Darah Berdasarkan sistem A, B, dan O, golongan darah manusia dibedakan: 1. Golongan darah A, jika dalam sel darah merahnya terdapat antigen A. Adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen IA. 2. Golongan darah B, jika dalam sel darah merahnya terdapat antigen B yang munculnya dikendalikan oleh gen IB. 3. Golongan darah A dan B,jika dalam sel darah merahnya terdapat antigen A dan B, yang masing-masing munculnya dikendalikan oleh gen IA dan IB. 4. Golongan darah O, jika dalam sel darah merahnya tidak terdapat antigen A atau B. Keadaan ini timbul karena dikendalikan oleh gen IO yang bersifat sensitif, baik terhadap gen IA maupun gen IB.
  • 60. Tabel hubungan antara fenotipe golongan darah, genotipe, dan kemungkinan sel gametnya
  • 61. Tabel golongan darah orang tua dan kemungkinan atau tidak mungkin pada golongan darah anak-anaknya
  • 62. Berdasarkan ada atau tidaknya antigen rhesus, darah manusia dibedakan: 1. golongan Rh+, jika dalam sel darah merahnya ditemukan antigen rhesus 2. golongan Rh–, jika dalam sel darah merahnya tidak ditemukan antigen rhesus. Adanya antigen Rh di dalam darah, dikendalikan oleh gen IRH yang dominan terhadap Irh, sehingga genotipe orang menurut sistem Rh dibedakan:
  • 63. Seorang ibu yang bergolongan Rh– jika mengandung embrio Rh– tidak akan mengalami gangguan apapun dan mungkin lahir dengan selamat. Akan tetapi, jika mengandung embrio Rh+, kemungkinan kandungan pertama akan lahir dengan selamat (tidak mengalami gangguan karena sistem Rh). Setelah bayi ini lahir, dalam rahim ibu kemungkinan akan tertinggal antigen Rh sehingga dalam tubuh ibu akan terbentuk zat anti-Rh. Zat anti-Rh ini akan terus meningkat. Jika ibu tersebut mengandung anak kedua yang bergolongan Rh+ maka anak tersebut akan mengalami penyakit anemia berat yang disebut erythroblastosis fetalis.