SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
Download to read offline
DR. SUPRAMANA
DR. KIKIN HAMZAH MUTAQIN
PROF. MEITY S. SINAGA
DR. TITIEK S. YULIANI
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
PERKEBUNAN (PTN 308)
(BAGIAN PENYAKIT)
2
(PERTEMUAN II)
PENYAKIT-PENYAKIT
BENIH DAN PEMBIBITAN
Ilustrasi:
BUDIDAYA
KELAPA SAWIT
KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jack.)
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 4
pohon kelapa sawit
tandan buah
buah
Kelapa Sawit di Indonesia
Sejak tahun 2002 terjadi perluasan perkebunan kelapa sawit secara besar-
besaran. Mulai tahun 2009, Indonesia menempati posisi pertama dunia
produktivitas CPO = 21,1 jt ton/tahun (BPS, 2010).
Luas: + 7,8 jt ha
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 5
Kebun produktif
(tanaman menghasilkan/TM)
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 6
1. PENYEDIAAN BENIH
Syarat pohon induk (Delidura):
• Pertumbuhan vegetatif lambat
• Produksi tinggi
• Persentase buah per tandan 60 –
70%
• Kadar minyak dalam daging buah
± 60%, per tandan 27%
• Bentuk pohon baik, sudut
pelepah tidak sempit
• Tumbuh subur dan bebas
gangguan OPT
Syarat pohon bapak (Pisifera):
• Daya gabung sifat genetik baik
• Kadar minyak dalam daging buah
> 24%
• Tumbuh subur dan bebas
gangguan OPT
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 7
Penyerbukan buatan
(assisted pollination)
Tenera
2. PERKECAMBAHAN BENIH
• Perkecambahan kering: pengupasan, perendaman dalam air
(5 hari), kering angin (1 hari), pengecambahan (80 hari),
penunasan (15 – 20 hari)
• Diperlukan waktu 100 – 120 hari
• Kondisi lembab → rawan terhadap infeksi patogen benih /
kecambah
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 8
Pengecambahan benih
pengeringan benih kecambah
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 9
3.a. PESEMAIAN AWAL
(prenursery)
• Dederan (prenursery), tunas →
ditanam dalam polybag sampai
bibit berdaun 4 – 5 helai
• Dalam polybag 12 x 23 cm, berisi
1,5 – 2,0 kg tanah
• Diperlukan waktu 3 – 4 bulan
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 10
pembibitan kelapa sawit
3.b. PESEMAIAN UTAMA
(main nursery)
• Bibit dari prenursery dipindahkan
ke polybag yang lebih besar
• Polybag 40 cm x 50 cm atau 45
cm x 60 cm, tebal 0,11 mm, berisi
tanah 15 – 30 kg
• Jarak tanam 100 cm x 100 cm x
100 cm (segitiga sama sisi)
• Bibit siap ditanam ke lapangan /
lahan setelah berumur 10 – 14
bulan ???
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 11
nursery kelapa sawit
Hubungan jarak tanam bibit di pesemaian (luas
1 Ha) dengan kapasitas lapangan
Jarak
tanam
Bibit Afkir
(10%)
Sisa Seleksi
(20%)
Bibit yang
baik
Kapasitas
lapangan
(Ha)
100 x 100 12.500 1.250 11.000 2.200 8.800 58,66
90 x 90 13.888 1388 12.500 2.500 10.000 68.33
75 x 75 16.666 1.666 15.000 3.000 12.000 80,00
50 x 50 25.000 2.500 22.500 4.500 18.000 120,00
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 12
4. PEMELIHARAAN
• Diperlukan agar bibit sehat dan subur → ditanam pada umur
dan waktu tanam yang tepat
• Tindakan pemeliharaan: penyiraman, penyiangan,
pengawasan dan seleksi, pemupukan, dll.
• Pengawasan dan seleksi: pengamatan dan pengendalian OPT,
sanitasi, penjarangan (thinning out), dll.
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 13
5. PENANAMAN
• Persiapan lahan → bekas hutan, bekas perkebunan karet atau lainnya
(konversi), bekas kelapa sawit (replanting, peremajaan setiap 25 tahun)???
• Pengajiran / memancang → merancang jarak tanam yang tepat, misalnya
9 m x 9 m x 9 m (segitiga sama sisi) → populasi tanaman ± 143 pohon /
hektar
• Pembuatan lubang tanam (50 cm x 40 cm x 40 cm) secara manual
• Waktu yang diperlukan ???, tergantung kondisi medan, dana, peralatan
pendukung, tenaga kerja, kondisi cuaca, dll.
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 14
• Menanam bibit → cara yang tepat, pemberian pupuk dasar,
awal musim penghujan
• Pemeliharaan → penyulaman, penanaman tanaman penutup
tanah (LCC / legume creeping cover: Centrosema pubescens
Calopogonium mucunoides, Pueraria phaseoloides),
membentuk piringan (r = 1-2 m dari pohon), pemupukan,
pemangkasan daun, dll.
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 15
ilustrasi penanaman kelapa sawit
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 16
tanaman muda
pembukaan lahan
perkebunan kelapa sawit
6. PEMANGKASAN
• Pemangkasan pasir (umur 16 – 20 bulan) → daun-daun kering,
buah pertama, dengan dodos (linggis bermata lebar dan
tajam)
• Pemangkasan produksi (umur 20 – 28 bulan) → persiapan
pelaksanaan panen
• Pemangkasan pemeliharaan → jumlah daun per batang 28 –
54 helai
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 17
Ilustrasi peran OPT dalam produksi
kelapa sawit
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 18
PENYEDIAAN
BENIH
PERKECAMBAHAN PEMBIBITAN PENANAMAN PERAWATAN
12 bulan 4 bulan 13 – 18 bulan 6 – 12 bulan 20 – 28 bulan
55 – 74 bulan
OPT1 OPT2
OPT3
OPT4
OPT5
Contoh penyakit kelapa sawit
• OPT 2 → penyakit blas (Pythium splendes dan Rhizoctonia
lamellifera), antraknosa bibit, penyakit daun
• OPT 3 → penyakit benih Schizophyllum (Schizophyllum
commune Fr.)
• OPT 4 → penyakit akar (putih, merah, coklat), busuk pangkal
batang, hawar / bercak daun
• dll.
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 19
Catatan penting
• Tenggang waktu yang relatif lama antara waktu tanam
sampai panen
• Perhitungan yang cermat → kegagalan pada salah satu mata
rantai akan mempengaruhi seluruh proses produksi
• OPT menjadi ancaman serius sepanjang proses produksi.
Manajemen OPT yang cermat akan mengurangi biaya dan
resiko kegagalan berproduksi
• Variasi terjadi pada komoditas tanaman perkebunan yang lain:
metode penyediaan benih, pembibitan, penanaman,
perawatan dll.
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 20
Video: Ilustrasi budidaya kelapa sawit
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 21
PENYAKIT BENIH
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 22
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 23
PENYAKIT BENIH
(pregermination diseases)
• Patogen-patogen di tempat
penyimpanan (storage
pathogens): Aspergillus,
Penicillium, dll.
• Mampu beradaptasi
terhadap kelembaban udara
yang relatif rendah
• Patogen-patogen di
lapangan (field pathogens):
Aspergillus, Penicillium,
Alternaria, Cephalosporium,
Chaetomium, Cladosporium,
Gliocladium,
Aureobasidium,
Trichoderma, dll.
Fungi di tempat penyimpanan
(storage fungi)
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 24
Aspergillus
Penicillium
ilustrasi: penyakit benih kelapa sawit
• Penyakit benih Schizophyllum, menginfeksi kecambah di
perkecambahan atau dalam pengangkutan
• Disebabkan cendawan Schizophyllum commune Fr., cendawan
saprofit yang biasa berkembang pada jaringan berkayu
(bahasa jawa: jamur grigit)
• Indikator penanganan biji kurang baik (kurang bersih)
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 25
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 26
Schizophyllum commune pada benih kelapa sawit (kiri) dan media
buatan (kanan)
PENYAKIT BIBIT
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 27
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 28
1. PENYAKIT KECAMBAH
(postgermination diseases)
• Lebih dikenal sebagai penyakit rebah kecambah (damping
off)
• Merupakan penyakit utama di pembibitan bila tidak dikelola
dengan baik
• Penyebab → fungi penghuni tanah: Pythium, Phytophthora,
Fusarium, dan Rhizoctonia atau patogen-patogen terbawa
benih
Ilustrasi beberapa cendawan penyebab rebah
kecambah
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 29
Phytophthora (oospora) Phytophthora (sporangium)
Pythium Sclerotium
penyakit coklat kecambah kelapa sawit
(brown germ disease)
• penyakit mematikan embrio
sebelum tumbuh dan muncul dari
benih → dapat diketahui bila
benih dipecah
• penyebab belum pasti → dari
benih sakit dapat diisolasi lebih
dari 20 cendawan dan bakteri
(Rhizopus, Chaetomium,
Aspergillus, Botryodiplodia,
Trichoderma, Penicillium, dll.)
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 30
gejala coklat kecambah
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 31
Tipe damping off
1. Benih terinfeksi patogen segera setelah mulai proses berkecambah →
gagal berkecambah (tidak muncul di permukaan tanah), dikenal sebagai
preemergence damping off
2. Akar dan batang bibit muda terinfeksi, bibit rebah dan mati setelah
muncul di permukaan tanah, dikenal sebagai normal damping off
3. Infeksi terjadi pada kulit benih dan kotiledon hingga muncul di atas
permukaan tanah → kematian bibit, dikenal sebagai top damping off
4. Infeksi terjadi setelah akar dan batang bibit mulai berkayu, dikenal
sebagai late damping off
Gambar ilustrasi “damping off”
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 32
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 33
Faktor-faktor yang berpengaruh
• Kelengasan tanah (tinggi)
• Suhu / temperatur (optimum bagi patogen)
• Cahaya matahari (kualitas dan kuantitas kurang)
• Komposisi tanah (kurang tepat, kelengasan tinggi)
• pH tanah
• Nutrisi / kandungan hara tanah kurang tepat
• Kerapatan bibit / semai (terlalu tinggi)
2. PENYAKIT BIBIT / TANAMAN MUDA
• Ada beberapa metode pembibitan (nursery): ditanam langsung pada
tanah, tanah steril (bedengan, kantong plastik/polybag), dll.)
• Kondisi lingkungan: ditanam di lahan / di rumah kaca
• Prosedur pembibitan: langsung dari kecambah / perlakuan tambahan:
penempelan tunas, penyambungan batang atas/grafting, dll.
• Semua jenis patogen: virus, cendawan, bakteri, nematoda, dll. tergantung
komoditas
• Perlu tindakan khusus → jumlah bibit yang berkualitas (dapat ditanam)
tinggi
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 34
ilustrasi: penyakit bibit kelapa sawit
• Penyakit blas (Pythium splendes dan Rhizoctonia lamellifera)
• Antraknosa bibit (Botryodiplodia, Melanconium, Glomerella)
→ timbul di pre-nursery (bibit sampai umur 3 bulan)
• Penyakit bercak daun (Curvularia, Cochliobolus, Drechslera,
dan Helminthosporium) → timbul di main nursery
(pembibitan utama)
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 35
Penyakit blas
• Disebabkan oleh gabungan 2 cendawan tanah: Pythium
splendes dan Rhizoctonia lamellifera
• Masalah blas meningkat setelah penggunaan kantong plastik
(polybag) untuk pembibitan
• Tanah menjadi cepat kering dan panas bila pengairan tidak
mencukupi
• Bibit muda (3 – 7 bulan), kekurangan unsur hara, dan dipindah
pada musim kemarau → lebih rentan terhadap blas
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 36
Gejala penyakit blas
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 37
Gejala penyakit antraknosa
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 38
antraknosa
Botryodiplodia
Glomerella
Gejala penyakit bercak daun
Curvularia Drechslera
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 39
Gejala penyakit bercak daun
Glomerella / Cercospora Cercospora
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 40
Gejala penyakit busuk daun
(Corticium)
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 41
Gejala penyakit layu pembuluh
(Fusarium oxysporum f. sp. elaeidis)
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 42
Gejala penyakit non-patogenik
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 43
Kekurangan Mg
Kekurangan N
Kelebihan pupuk
Gejala keracunan pestisida
Herbisida 2,4 D Organo-merkuri
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 44
Gejala stres
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 45
Stres pemindahan
Terbakar matahari
Tanaman sakit dapat terjadi karena.....
1. Penyebab biotik / Patogen
2. Penyebab abiotik / Faktor lingkungan: tanah (kesuburan, pH,
senyawa toksik, dll.), kelembaban, cahaya matahari, suhu, dll.
3. Faktor kultur teknis yang tidak tepat: penyiapan lahan,
pemupukan, aplikasi pestisida dan herbisida (fitotoksis), dll.
4. Interaksi di antara ketiga faktor tersebut → predisposisi,
kompleks penyakit dll.
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 46
Terima kasih
01/06/2016 Dept. PTN-IPB 47

More Related Content

What's hot

7 hardiningsih-patogenitas phytoptora
7 hardiningsih-patogenitas phytoptora7 hardiningsih-patogenitas phytoptora
7 hardiningsih-patogenitas phytoptoraxie_yeuw_jack
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat dihtedikaputra
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2xie_yeuw_jack
 
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali HayatiPotensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali HayatiNovayanti Simamora
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogensxie_yeuw_jack
 
4 nurjanani-agens biokontrol
4 nurjanani-agens biokontrol4 nurjanani-agens biokontrol
4 nurjanani-agens biokontrolxie_yeuw_jack
 
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanV. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanHario Sadewo
 
Proposal Penelitian
Proposal PenelitianProposal Penelitian
Proposal PenelitianDC Julian
 
Bab v diagnosis hama tanaman
Bab v  diagnosis hama tanamanBab v  diagnosis hama tanaman
Bab v diagnosis hama tanamanKustam Ktm
 
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigeraxie_yeuw_jack
 
5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera litura5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera lituraxie_yeuw_jack
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Sultan Herlino
 

What's hot (20)

7 hardiningsih-patogenitas phytoptora
7 hardiningsih-patogenitas phytoptora7 hardiningsih-patogenitas phytoptora
7 hardiningsih-patogenitas phytoptora
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Trichoderma
TrichodermaTrichoderma
Trichoderma
 
trichoderma loh.
trichoderma loh.trichoderma loh.
trichoderma loh.
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2
 
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali HayatiPotensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
 
Pengendalian Hayati
Pengendalian HayatiPengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
 
4 nurjanani-agens biokontrol
4 nurjanani-agens biokontrol4 nurjanani-agens biokontrol
4 nurjanani-agens biokontrol
 
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanV. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
 
Trichokompos power point
Trichokompos power pointTrichokompos power point
Trichokompos power point
 
Proposal Penelitian
Proposal PenelitianProposal Penelitian
Proposal Penelitian
 
Bab v diagnosis hama tanaman
Bab v  diagnosis hama tanamanBab v  diagnosis hama tanaman
Bab v diagnosis hama tanaman
 
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera litura5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera litura
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
 
Koch download
Koch downloadKoch download
Koch download
 
14bookcabe
14bookcabe14bookcabe
14bookcabe
 
Attachment
AttachmentAttachment
Attachment
 

Similar to PEMBIBITAN KS

Similar to PEMBIBITAN KS (20)

budidaya cabai
budidaya cabaibudidaya cabai
budidaya cabai
 
A be829o
A be829oA be829o
A be829o
 
Budi_daya_tanam_padi.pptx
Budi_daya_tanam_padi.pptxBudi_daya_tanam_padi.pptx
Budi_daya_tanam_padi.pptx
 
Teknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentangTeknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentang
 
Teknologi UT padi sawah
Teknologi UT padi sawah Teknologi UT padi sawah
Teknologi UT padi sawah
 
INOVASI PADI TNI
INOVASI PADI TNIINOVASI PADI TNI
INOVASI PADI TNI
 
Tugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhanTugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhan
 
Juknis upbs
Juknis upbsJuknis upbs
Juknis upbs
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
PTT-Padi YESS 2023.ppt
PTT-Padi YESS 2023.pptPTT-Padi YESS 2023.ppt
PTT-Padi YESS 2023.ppt
 
1. Pendahuluan.pptx
1. Pendahuluan.pptx1. Pendahuluan.pptx
1. Pendahuluan.pptx
 
Teknis budidaya karet
Teknis budidaya karetTeknis budidaya karet
Teknis budidaya karet
 
Tanaman sayur merambat diploma
Tanaman sayur merambat diplomaTanaman sayur merambat diploma
Tanaman sayur merambat diploma
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
 
Teknis budidaya kedelai
Teknis budidaya kedelaiTeknis budidaya kedelai
Teknis budidaya kedelai
 
Bimtek Bawang Merah.pptx
Bimtek Bawang Merah.pptxBimtek Bawang Merah.pptx
Bimtek Bawang Merah.pptx
 
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptx
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptxAgnes POC dan Kompos Plus rev.pptx
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptx
 
Slide 2 kapita hortikultuta
Slide 2 kapita hortikultutaSlide 2 kapita hortikultuta
Slide 2 kapita hortikultuta
 
Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan ii
 
Makalah_33 Makalah laporan praktikum sc
Makalah_33 Makalah laporan praktikum scMakalah_33 Makalah laporan praktikum sc
Makalah_33 Makalah laporan praktikum sc
 

More from Andrew Hutabarat

More from Andrew Hutabarat (20)

Jabs 0910 213
Jabs 0910 213Jabs 0910 213
Jabs 0910 213
 
Format proposal 2
Format proposal 2Format proposal 2
Format proposal 2
 
Format laporan acara 1
Format laporan acara 1Format laporan acara 1
Format laporan acara 1
 
Sistem Komputer
Sistem KomputerSistem Komputer
Sistem Komputer
 
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada TanamanKonsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
 
Contoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiahContoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiah
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 indKuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
 
Integrated weed
Integrated weedIntegrated weed
Integrated weed
 
Ekotan 15
Ekotan 15Ekotan 15
Ekotan 15
 
The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014
 
Site dan mode of action
Site dan mode of actionSite dan mode of action
Site dan mode of action
 
Seed bank
Seed bankSeed bank
Seed bank
 
Managemen gulma
Managemen gulmaManagemen gulma
Managemen gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
 
I gulma l2
I gulma l2I gulma l2
I gulma l2
 
Ecologi gulma
Ecologi gulmaEcologi gulma
Ecologi gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
 
Ekotanjut1
Ekotanjut1Ekotanjut1
Ekotanjut1
 
The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015
 

Recently uploaded

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 

Recently uploaded (20)

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 

PEMBIBITAN KS

  • 1. DR. SUPRAMANA DR. KIKIN HAMZAH MUTAQIN PROF. MEITY S. SINAGA DR. TITIEK S. YULIANI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PERKEBUNAN (PTN 308) (BAGIAN PENYAKIT) 2
  • 4. KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jack.) 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 4 pohon kelapa sawit tandan buah buah
  • 5. Kelapa Sawit di Indonesia Sejak tahun 2002 terjadi perluasan perkebunan kelapa sawit secara besar- besaran. Mulai tahun 2009, Indonesia menempati posisi pertama dunia produktivitas CPO = 21,1 jt ton/tahun (BPS, 2010). Luas: + 7,8 jt ha 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 5
  • 7. 1. PENYEDIAAN BENIH Syarat pohon induk (Delidura): • Pertumbuhan vegetatif lambat • Produksi tinggi • Persentase buah per tandan 60 – 70% • Kadar minyak dalam daging buah ± 60%, per tandan 27% • Bentuk pohon baik, sudut pelepah tidak sempit • Tumbuh subur dan bebas gangguan OPT Syarat pohon bapak (Pisifera): • Daya gabung sifat genetik baik • Kadar minyak dalam daging buah > 24% • Tumbuh subur dan bebas gangguan OPT 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 7 Penyerbukan buatan (assisted pollination) Tenera
  • 8. 2. PERKECAMBAHAN BENIH • Perkecambahan kering: pengupasan, perendaman dalam air (5 hari), kering angin (1 hari), pengecambahan (80 hari), penunasan (15 – 20 hari) • Diperlukan waktu 100 – 120 hari • Kondisi lembab → rawan terhadap infeksi patogen benih / kecambah 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 8
  • 9. Pengecambahan benih pengeringan benih kecambah 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 9
  • 10. 3.a. PESEMAIAN AWAL (prenursery) • Dederan (prenursery), tunas → ditanam dalam polybag sampai bibit berdaun 4 – 5 helai • Dalam polybag 12 x 23 cm, berisi 1,5 – 2,0 kg tanah • Diperlukan waktu 3 – 4 bulan 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 10 pembibitan kelapa sawit
  • 11. 3.b. PESEMAIAN UTAMA (main nursery) • Bibit dari prenursery dipindahkan ke polybag yang lebih besar • Polybag 40 cm x 50 cm atau 45 cm x 60 cm, tebal 0,11 mm, berisi tanah 15 – 30 kg • Jarak tanam 100 cm x 100 cm x 100 cm (segitiga sama sisi) • Bibit siap ditanam ke lapangan / lahan setelah berumur 10 – 14 bulan ??? 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 11 nursery kelapa sawit
  • 12. Hubungan jarak tanam bibit di pesemaian (luas 1 Ha) dengan kapasitas lapangan Jarak tanam Bibit Afkir (10%) Sisa Seleksi (20%) Bibit yang baik Kapasitas lapangan (Ha) 100 x 100 12.500 1.250 11.000 2.200 8.800 58,66 90 x 90 13.888 1388 12.500 2.500 10.000 68.33 75 x 75 16.666 1.666 15.000 3.000 12.000 80,00 50 x 50 25.000 2.500 22.500 4.500 18.000 120,00 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 12
  • 13. 4. PEMELIHARAAN • Diperlukan agar bibit sehat dan subur → ditanam pada umur dan waktu tanam yang tepat • Tindakan pemeliharaan: penyiraman, penyiangan, pengawasan dan seleksi, pemupukan, dll. • Pengawasan dan seleksi: pengamatan dan pengendalian OPT, sanitasi, penjarangan (thinning out), dll. 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 13
  • 14. 5. PENANAMAN • Persiapan lahan → bekas hutan, bekas perkebunan karet atau lainnya (konversi), bekas kelapa sawit (replanting, peremajaan setiap 25 tahun)??? • Pengajiran / memancang → merancang jarak tanam yang tepat, misalnya 9 m x 9 m x 9 m (segitiga sama sisi) → populasi tanaman ± 143 pohon / hektar • Pembuatan lubang tanam (50 cm x 40 cm x 40 cm) secara manual • Waktu yang diperlukan ???, tergantung kondisi medan, dana, peralatan pendukung, tenaga kerja, kondisi cuaca, dll. 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 14
  • 15. • Menanam bibit → cara yang tepat, pemberian pupuk dasar, awal musim penghujan • Pemeliharaan → penyulaman, penanaman tanaman penutup tanah (LCC / legume creeping cover: Centrosema pubescens Calopogonium mucunoides, Pueraria phaseoloides), membentuk piringan (r = 1-2 m dari pohon), pemupukan, pemangkasan daun, dll. 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 15
  • 16. ilustrasi penanaman kelapa sawit 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 16 tanaman muda pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit
  • 17. 6. PEMANGKASAN • Pemangkasan pasir (umur 16 – 20 bulan) → daun-daun kering, buah pertama, dengan dodos (linggis bermata lebar dan tajam) • Pemangkasan produksi (umur 20 – 28 bulan) → persiapan pelaksanaan panen • Pemangkasan pemeliharaan → jumlah daun per batang 28 – 54 helai 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 17
  • 18. Ilustrasi peran OPT dalam produksi kelapa sawit 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 18 PENYEDIAAN BENIH PERKECAMBAHAN PEMBIBITAN PENANAMAN PERAWATAN 12 bulan 4 bulan 13 – 18 bulan 6 – 12 bulan 20 – 28 bulan 55 – 74 bulan OPT1 OPT2 OPT3 OPT4 OPT5
  • 19. Contoh penyakit kelapa sawit • OPT 2 → penyakit blas (Pythium splendes dan Rhizoctonia lamellifera), antraknosa bibit, penyakit daun • OPT 3 → penyakit benih Schizophyllum (Schizophyllum commune Fr.) • OPT 4 → penyakit akar (putih, merah, coklat), busuk pangkal batang, hawar / bercak daun • dll. 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 19
  • 20. Catatan penting • Tenggang waktu yang relatif lama antara waktu tanam sampai panen • Perhitungan yang cermat → kegagalan pada salah satu mata rantai akan mempengaruhi seluruh proses produksi • OPT menjadi ancaman serius sepanjang proses produksi. Manajemen OPT yang cermat akan mengurangi biaya dan resiko kegagalan berproduksi • Variasi terjadi pada komoditas tanaman perkebunan yang lain: metode penyediaan benih, pembibitan, penanaman, perawatan dll. 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 20
  • 21. Video: Ilustrasi budidaya kelapa sawit 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 21
  • 23. 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 23 PENYAKIT BENIH (pregermination diseases) • Patogen-patogen di tempat penyimpanan (storage pathogens): Aspergillus, Penicillium, dll. • Mampu beradaptasi terhadap kelembaban udara yang relatif rendah • Patogen-patogen di lapangan (field pathogens): Aspergillus, Penicillium, Alternaria, Cephalosporium, Chaetomium, Cladosporium, Gliocladium, Aureobasidium, Trichoderma, dll.
  • 24. Fungi di tempat penyimpanan (storage fungi) 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 24 Aspergillus Penicillium
  • 25. ilustrasi: penyakit benih kelapa sawit • Penyakit benih Schizophyllum, menginfeksi kecambah di perkecambahan atau dalam pengangkutan • Disebabkan cendawan Schizophyllum commune Fr., cendawan saprofit yang biasa berkembang pada jaringan berkayu (bahasa jawa: jamur grigit) • Indikator penanganan biji kurang baik (kurang bersih) 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 25
  • 26. 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 26 Schizophyllum commune pada benih kelapa sawit (kiri) dan media buatan (kanan)
  • 28. 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 28 1. PENYAKIT KECAMBAH (postgermination diseases) • Lebih dikenal sebagai penyakit rebah kecambah (damping off) • Merupakan penyakit utama di pembibitan bila tidak dikelola dengan baik • Penyebab → fungi penghuni tanah: Pythium, Phytophthora, Fusarium, dan Rhizoctonia atau patogen-patogen terbawa benih
  • 29. Ilustrasi beberapa cendawan penyebab rebah kecambah 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 29 Phytophthora (oospora) Phytophthora (sporangium) Pythium Sclerotium
  • 30. penyakit coklat kecambah kelapa sawit (brown germ disease) • penyakit mematikan embrio sebelum tumbuh dan muncul dari benih → dapat diketahui bila benih dipecah • penyebab belum pasti → dari benih sakit dapat diisolasi lebih dari 20 cendawan dan bakteri (Rhizopus, Chaetomium, Aspergillus, Botryodiplodia, Trichoderma, Penicillium, dll.) 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 30 gejala coklat kecambah
  • 31. 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 31 Tipe damping off 1. Benih terinfeksi patogen segera setelah mulai proses berkecambah → gagal berkecambah (tidak muncul di permukaan tanah), dikenal sebagai preemergence damping off 2. Akar dan batang bibit muda terinfeksi, bibit rebah dan mati setelah muncul di permukaan tanah, dikenal sebagai normal damping off 3. Infeksi terjadi pada kulit benih dan kotiledon hingga muncul di atas permukaan tanah → kematian bibit, dikenal sebagai top damping off 4. Infeksi terjadi setelah akar dan batang bibit mulai berkayu, dikenal sebagai late damping off
  • 32. Gambar ilustrasi “damping off” 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 32
  • 33. 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 33 Faktor-faktor yang berpengaruh • Kelengasan tanah (tinggi) • Suhu / temperatur (optimum bagi patogen) • Cahaya matahari (kualitas dan kuantitas kurang) • Komposisi tanah (kurang tepat, kelengasan tinggi) • pH tanah • Nutrisi / kandungan hara tanah kurang tepat • Kerapatan bibit / semai (terlalu tinggi)
  • 34. 2. PENYAKIT BIBIT / TANAMAN MUDA • Ada beberapa metode pembibitan (nursery): ditanam langsung pada tanah, tanah steril (bedengan, kantong plastik/polybag), dll.) • Kondisi lingkungan: ditanam di lahan / di rumah kaca • Prosedur pembibitan: langsung dari kecambah / perlakuan tambahan: penempelan tunas, penyambungan batang atas/grafting, dll. • Semua jenis patogen: virus, cendawan, bakteri, nematoda, dll. tergantung komoditas • Perlu tindakan khusus → jumlah bibit yang berkualitas (dapat ditanam) tinggi 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 34
  • 35. ilustrasi: penyakit bibit kelapa sawit • Penyakit blas (Pythium splendes dan Rhizoctonia lamellifera) • Antraknosa bibit (Botryodiplodia, Melanconium, Glomerella) → timbul di pre-nursery (bibit sampai umur 3 bulan) • Penyakit bercak daun (Curvularia, Cochliobolus, Drechslera, dan Helminthosporium) → timbul di main nursery (pembibitan utama) 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 35
  • 36. Penyakit blas • Disebabkan oleh gabungan 2 cendawan tanah: Pythium splendes dan Rhizoctonia lamellifera • Masalah blas meningkat setelah penggunaan kantong plastik (polybag) untuk pembibitan • Tanah menjadi cepat kering dan panas bila pengairan tidak mencukupi • Bibit muda (3 – 7 bulan), kekurangan unsur hara, dan dipindah pada musim kemarau → lebih rentan terhadap blas 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 36
  • 38. Gejala penyakit antraknosa 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 38 antraknosa Botryodiplodia Glomerella
  • 39. Gejala penyakit bercak daun Curvularia Drechslera 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 39
  • 40. Gejala penyakit bercak daun Glomerella / Cercospora Cercospora 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 40
  • 41. Gejala penyakit busuk daun (Corticium) 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 41
  • 42. Gejala penyakit layu pembuluh (Fusarium oxysporum f. sp. elaeidis) 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 42
  • 43. Gejala penyakit non-patogenik 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 43 Kekurangan Mg Kekurangan N Kelebihan pupuk
  • 44. Gejala keracunan pestisida Herbisida 2,4 D Organo-merkuri 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 44
  • 45. Gejala stres 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 45 Stres pemindahan Terbakar matahari
  • 46. Tanaman sakit dapat terjadi karena..... 1. Penyebab biotik / Patogen 2. Penyebab abiotik / Faktor lingkungan: tanah (kesuburan, pH, senyawa toksik, dll.), kelembaban, cahaya matahari, suhu, dll. 3. Faktor kultur teknis yang tidak tepat: penyiapan lahan, pemupukan, aplikasi pestisida dan herbisida (fitotoksis), dll. 4. Interaksi di antara ketiga faktor tersebut → predisposisi, kompleks penyakit dll. 01/06/2016 Dept. PTN-IPB 46