Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Produktivitas pertanian padi cenderung menurun akibat berbagai faktor seperti varietas, bibit, dan praktik budidaya yang kurang tepat; (2) Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan pendekatan yang mengintegrasikan berbagai aspek agar produktivitas dapat terjaga; (3) PTT menerapkan berbagai komponen seperti varietas unggul, bibit bermutu,
2. KONDISI UMUM
Laju pertumbuhan produktivitas cenderung
melandai
Sistem intensifikasi padi tidak mampu
meningkatkan produktivitas dan daya saing
hasil
Untuk mempertahankan produktivitas tinggi
diperlukan input yang tinggi
Varietas kurang sesuai
Benih kurang bermutu
Bibit tua, jumlah bibit per lubang banyak
Tanam tidak teratur
Pemupukan tidak rasional, tanpa bahan
organik
Pengairan terus-menerus
3. Pengelolaan Tanaman Terpadu
Suatu pendekatan dalam budidaya padi
yang menekankan pada pengelolaan
tanaman, lahan, air, dan organisme
pengganggu secara terpadu.
Komponen yang diterapkan
mempertimbangkan hubungan sinergis
4. Menekankan pada prinsip partisipatori
yang menempatkan pengalaman, keinginan
dan kemampuan petani pada posisi penting
dalam menerapkan suatu teknologi.
PTT memperhatikan keberagaman
lingkungan pertanaman dan kondisi petani
sehingga penerapan teknologi di suatu
tempat mungkin berbeda dengan lokasi
lainnya.
PTT
5. Varietas Unggul (VUB, PH, PTB)
Bibit Bermutu & Muda (15-21 hari)
Bahan Organik / Ppk Kandang
BWD & status hara tanah/petak omisi
Pengairan berselang
KOMPONEN TEKNOLOGI UTAMA
6. Pengelolaan tanaman, populasi minimal
250.000/ha (larikan) atau 330.000
(jajar legowo)
Pengelolaan OPT (sesuai prinsip PHT)
Teknologi Panen
Teknologi Pilihan (spesifik lokasi)
7. Peningkatan Potensi/Daya Hasil Varietas
(Pengembangan Padi Tipe Baru & Teknologi Padi
Hibrida)
Peningkatan Stabilitas Hasil Varietas
(Peningkatan Ketahanan Tanaman terhadap
hama/penyakit & cekaman lingkungan tanah
dan iklim)
Peragaman Jenis/Karakter Varietas (Umur,
Rasa, Mutu, Aroma dll)
8. Karakterisasi Beberapa Varietas unggul padi
Nama varietas
Umur
(hari)
Potensi
Hasil
(t/ha)
Reaksi thd Penyakit
Wereng
coklat
Bakteri Hw
daun
Tungro
Padi sawah
Ciherang (2000) 116-125 8,5 T 2 & 3 T 3 & 4 -
Cibogo (2003) 115-125 7,0 T 2, AT 3 AT 4 R
Pepe (2003) 124 8,1 T 2 T 3 -
Fatmawati (2003) 105-115 9 AT 2 & 3 T 3 -
Mekongga (2004) 116-125 8,4 AT 2 & 3 AT 4 -
Aek Sibundang (2006) 108-125 8 T 2 & 3 AT 4 -
Padi gogo
Cirata (1996) 115-125 6.5 T 1 - -
Towuti (1999) 115-125 5 T 2 & 3 AT 3 & 4 -
Situ Patenggang (2002) 110-120 5,6 - - -
Situ Bagendit (2002) 110-120 5 - AT 3 & 4 -
9. Karakterisasi Beberapa Varietas unggul padi
Nama varietas
Umur (hari) Potensi Hasil
(t/ha)
Rasa nasi
Padi Hibrida
Intani (2001) 108-118 8,7-11,2 Pulen
Intani-2 (2001) 108-116 8,6-9,9 Pulen
MIKI-1 (2002) 95-102 4,5-7,0 Pulen
MIKI-2 (2002) 85-104 4,5-7,0 Pulen
MIKI-3 (2002) 83-107 4,5-7,5 Pulen
Maro (2002) 113 6,2-8,85 Pulen
Rokan (2002) 115 6,4-9,24 Pulen
Hipa-3 (2004) 116-120 11 Pulen
HIPA 6 Jete (2007) 110-115 9,0 Pulen
Bernas Prima (2006) 107-109 12,02 Agak pulen
Bernas Super (2006) 111-112 12,01 Agak pulen
SL 8 SHS (2006) 112115 14,83 Sedang
SL 11 SHS (2006) 115-116 15,25 Sangat pulen
11. Penyiapan Bibit Sehat
Area pesemaian 300-500 m2/ha
Daerah endemis, benih harus diperlakukan
Dipupuk 200 g urea;100 g SP-36;60 g KCl/10
m2
Umur maksimum 15-21 hari (15-18 hibrida,
18-21 inhibrida)
12. Pengolahan tanah dan pengelolaan bahan organik
Kandungan unsur Tren
Jerami
kering
(%)
1 t
jerami
(kg/ha)
5 t
jerami
(kg/ha)
Tahun
C-Org
tanah
(%)
Hasil
naik
(%)
N 0,5-0,8 5-8 25-40 1998 0,833 1,22
P
0,07-
0,12
0,7-1,2 3,5-6,0 1999 0,842 3,72
K 1,2-1,7 12-17 60-85 2000 0,847 6,39
S
0,05-
0,10
0,5-1,0 2,5-5,0 2001 0,851 10,82
Si 4-7 40-70 200-350 2002 0,856 11,55
Takaran > 2 ton/ha
Aplikasi pada pengolahan tanah ke dua
Indikator baik: cacing tanah banyak
Dekomposisi cepat: kondisi aerob.
Bila anaerob: dekomposisi lambat, efeknya CO2, CH4,
NH3, asam organik, H2S
14. Pemupukan
Pengelolaan hara N berdasarkan BWD
Pengelolaan hara P dan K berdasarkan
status kesuburan (peta status) atau
Pengelolaan hara P dan K berdasarkan
petak omisi
15. CARA PENGGUNAAN BWD
Amati daun atas yang membuka
sempurna, setiap 10 hari,
bandingkan warna daun dgn skala
warna ( 1 sampai 4).
Daun dan BWD harus terlindung
dari sinar matahari secara
langsung.
Pembacaan BWD pada hamparan
homogen dan umur sama,
dilakukan minimal 10 kali
kemudian nilainya dirata-ratakan.
Bila nilai kurang dari 4, segera dilakukan pemupukan N.
Dosis N sebagai pupuk susulan disesuaikan dengan fase pertumbuhan
tanaman:
Umur 14-28 hari dipupuk + 70 kg urea/ha;
Umur 28-42 hari dipupuk + 100 kg urea/ha
Saat premordia dipupuk 70 kg urea/ha.
17. • Saat tanam kondisi air macak-
macak, dan ini dipertahankan
selama ± 7 (4) hari
• Selanjutnya beri air selelah tanah
belah kecil-kecil, ± 0,5 cm
• Setelah anakan maksimum genangi
lahan 5-10 cm. Jangan sampai
tanaman kekurangan air pada
stadia ini
• Pengeringan disesuaikan dengan
pengendalian gulma
• Saat berbunga, padi sensitif
terhadap kekurangan air
• Genangi lahan 5-10 cm s/d 10 hari
sebelum panen
20. Penyiangan dg osrok
♪ Hemat tenaga: 9 HOK/ha vs 35-45
HOK dg tangan
♪ Keuntungan lain: ramah lingkungan,
meningkatkan volume O2, merangsang
pertumbuhan akar
21. PANEN
• Jumlah tanaman yang bermalai kuning mencapai 95%, umur malai 30-35 hari
setelah berbunga rata, atau kadar air gabah 20-26%.
• Perontokan gabah sebaiknya menggunakan alat perontok (thresher) (Gambar2).
• Gabah dikeringkan sampai memiliki kadar air 12-14%.
22. BMC (BUSINESS MODEL CANVAS)
1. Custumers Segment
(Sekmentasi Pelanggan)
1
Offtaker : Pak Supat ( 082139694916), Hindriyo Malik
(082142391054), P Amiruddin (082331817943), P Tofik
(081334119582)
2 Pedagang Sembako Ecer Offline/ Online
3 Konsumen Rumah Tangga
4
Pengilingan Padi di Kecamatan Grati : Pak Supat ( 082139694916),
Hindriyo Malik (082142391054), P Amiruddin (082331817943), P
Tofik (081334119582)
23. 2. Value Propotition
(Keunggulan)
1 Produktifitas min 7 ton/ha
2 Gabah Kering Panen dan Gabah Kering Gudang
3 Bersertifikat Benih Bermutu
4 Rasa Punel, enak dll (sesuai Perminaan Pasar)
5
Produk Dikemas dengan Aman dan Baik (50kg, 25kg, 10kg, 5 kg,
3 kg dan 1 kg)
6 Proses produksi secara continue
7
Proses produksi sesuai dengan SOP dengan Penerapan
Budidaya Semi Organik dengan metode tanam Jajar Legowo
8 Memberikan Edukasi terkait Budidaya Tanaman Padi
24. 3. Channel
(Saluran Menjangkau Pelanggan)
1 Penjualan Langsung (Offtaker dll)
2 Media Sosial (WA,FB, IG, Tiktok)
3 Pendekatan dengan PM potensial dan kelompok tani
25. 4. Custumer Relationship
(Hubungan dengan Pelanggan)
1
Menjaga komunikasi yang baik dengan konsumen dengan menghubungi
konsumen terkait produk yang di beli
2
Memberikan pelayanan terbaik dengan Menangani keluhan dan saran
pelanggan dengan cepat
3 Memberikan Jaminan Kualitas Produk
4 Menerima COD
5 Kontrak Kerjasama (MoU)
27. 6. Key Activities
(Aktifitas Utama)
1 Pembibitan (Benih Padi yang sering ditanam : Varietas Ciherang)
2 Pengolahan Lahan, Pemupukan Dasar
3
Penanaman, Penyiraman, Pemupukan, Pengendalian Hama Penyakit
(5T)
4 Penanganan Panen dan Pasca Panen
5
Penjualan Offline dan Online (warga sekitar, pasar tradisional,
offtaker)
6 Pendampingan dan Pemberdayaan
28. 7. Key Resources
(Sumberdaya)
1
Sumber Daya Alam (Potensi 1.159 Ha, ketersedia air melimpah, Tanah
Subur)
2
Dukungan Alsintan Meliputi Traktor R4 (1), Traktor R2 (13), Pompa
(21), Transplanter (5) Padi Power (3), Power Sprayer (22)
3
Potensi SDM {SDM terampil dan didukung adanya BDSP (Pak Yasin,
085233225922), Petugas POPT (Pak Holil, 081331006010)}
4 Biaya tenaga kerja terjangkau dan ketersediaannya cukup
5 Dukungan Pemerintah Daerah (Bantuan Saprodi, Pendamping, dll)