3. AsamTanat
Rumus Kimia : C76H52O46
Tanin (atau tanin nabati, sebagai lawan tanin
sintetik) adalah suatu senyawa polifenol yang berasal
dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi
dengan dan menggumpalkan protein, atau berbagai
senyawa organik lainnya termasuk asam amino dan
alkaloid.
4. Tanin (dari bahasa Inggris tannin; dari bahasa Jerman Hulu Kuno tanna, yang
berarti “pohon ek” atau “pohon berangan”) pada mulanya merujuk pada penggunaan
bahan tanin nabati dari pohon ek untuk menyamak belulang (kulit mentah) hewan
agar menjadi kulit masak yang awet dan lentur. Namun kini pengertian tanin meluas,
mencakup aneka senyawa polifenol berukuran besar yang mengandung cukup
banyak gugus hidroksil dan gugus lain yang sesuai (misalnya karboksil) untuk
membentuk perikatan kompleks yang kuat dengan protein dan makromolekul yang
lain.
Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada banyak jenis tumbuhan; pelbagai
senyawa ini berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh
herbivora dan hama, serta dalam pengaturan pertumbuhan[1]. Tanin yang
terkandung dalam buah muda menimbulkan rasa kelat (sepat)[2]; perubahan-perubahan
yang terjadi pada senyawa tanin bersama berjalannya waktu berperan
penting dalam proses pemasakan buah.
Kandungan tanin dari bahan organik (serasah, ranting dan kayu) yang terlarut
dalam air hujan (bersama aneka subtansi humus), menjadikan air yang tergenang di
rawa-rawa dan rawa gambut berwarna coklat kehitaman seperti air teh, yang dikenal
sebagai air hitam(black water). Kandungan tanin pula yang membuat air semacam
ini berasa kesat dan agak pahit.[3]
5. Manfaat
Tanin terutama dimanfaatkan orang untuk menyamak kulit agar awet dan mudah digunakan. Tanin juga digunakan untuk menyamak
(mengubar) jala, tali, dan layar agar lebih tahan terhadap air laut. Selain itu tanin dimanfaatkan sebagai bahan pewarna, perekat, dan
mordan[4].
Tanin yang terkandung dalamminuman seperti teh, kopi, anggur, dan bir memberikan aroma dan rasa sedap yang khas. Bahan
kunyahan seperti gambir (salah satu campuranmakan sirih) memanfaatkan tanin yang terkandung di dalamnya untuk memberikan rasa
kelat ketika makan sirih. Sifat pengelat atau pengerut (astringensia) itu sendiri menjadikan banyak tumbuhan yang mengandung tanin
dijadikan sebagai bahan obat-obatan.[4] Tanin yang terkandung dalamteh memiliki korelasi yang positif antara kadar tanin pada teh
dengan aktivitas antibakterinya terhadap penyakit diare yang disebabkan oleh Enteropathogenic Esclierichia culi (EPEC) pada bayi [5] Hasil
penelitianYulia (2006) menunjukkan bahwa daun teh segar yang belum mengalami pengolahan lebih berpotensi sebagai senyawa
antibakteri, karena seiring dengan pengolahan menjadi teh hitam, aktivitas senyawa-senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri pada
daun teh menjadi berkurang[6]
PakanTernak[sunting | sunting sumber]
Tanin yang terkandung dalampakan ternak seperti pada daun kaliandra, dapat menjadi anti nutrisi pada ternak ruminansia jika
dikonsumsi berlebih. Hal ini dapat diatasi dengan cara melakukan manipulasi proses pencernaan oleh mikroba rumen dengan
menginokulasi isolasi bakteri toleran tanin supaya mengoptimalkan pemanfaatan kaliandra sebagai sumber pakan [7] Tanin mampu
memproteksi protein bahan pakan, seperti daun katuk, sehingga tidak terdegradasi di rumen [8] Tanin juga bermanfaat sebagai agensia
pelindung asam lemak tak jenuh, sehingga tidak terdegradasi oleh mikroba rumen dalamsistem pencernaan ruminansia [9]
Penyamakan[sunting | sunting sumber]
Dalam proses penyamakan, tanin bereaksi dengan protein dari belulang. Proses ini akan mengawetkan kulit dari serangan-serangan
bakteri. Di samping itu, penyamakan akan memberi warna tertentu, serta membentuk kepadatan dan kelenturan kulit tersamak yang
berbeda-beda; bergantung kepada sifat-sifat kulit asal dan kepada proses penyamakan yang digunakan.[4] proses penyamakan dapat
menggunakan tanin dari kulit kayu akasia sebagai bahan penyamak nabati [10]
Perekat kayu[sunting | sunting sumber]
Tanin yang terkandung dalamtanaman bakau dan akasia dapat di ekstrak yang dapat dijadikan perekat kayu lamina.Perekat
autokondensat tanin bakau dan akasia memiliki nilai keteguran geser kayu laminanya yang tidak berbeda dengan menggunakan perekat
fenolformaldehida dan ureaformaldehida[11]
7. AsamTanat DalamTeh
• Tidak dapat di sangkal lagi bahwa teh banyak mengandung antioksidan, dapat
membunuh bakteri dan memiliki efek antioksidan yang positif tetapi orang-orang
yang banyak minumteh hijau menderita masalah Lambung.
• Memang benar bahwa antioksidan yang di temukan dalamteh adalah antioksidan
berjenis polifenol, yang mencegah atau menetralisasi efek radikal bebas yang
merusak. Namun, jika beberapa antioksidan tersebut menyatu, merekamenjadi
sesuatu yang disebut TANIN.
• Tanin menyebabkan beberapa tumbuhan dan buah-buahan memiliki rasa sepat. Rasa
“pahit” dalambuah kesemek yang pahit, misalnya, disebabkan oleh tannin. Tannin
mudah teroksidasi, maka, bergantung pada banyaknya zat itu terkena air panas atau
udara, dengan mudah ia dapat berubah menjadi asam tanat. Terlebih lagi, asam
tanat berfungsimembekukan protein. Teori saya adalah asam tanat memiliki efek
negatif pada mukosa lambung – yaitu selaput lender yang melapisi lambung –
sehingga menyebabkan orang tersebut menderita berbagai masalah lambung, seperti
tukak lambung.
• Pemeriksaan menggunakan endoskop untuk memeriksa lambung mereka yang secara
teratur meminum teh (teh hijau, teh cina, teh hitam inggris) atau kopi yang banyak
mengandung asam tanat, biasanya ditemukan mukosa lambungmereka menipis
akibat perubahan atrofi. Lapisan lambung yang begitu penting itu menyusut begitu
saja. Sebuah fakta yang sudah banyak di ketahui: perubahan atrofi yang kronis atau
mag kronis dapat dengan mudah berkembang menjadi kanker lambung.