Buku ini memberikan penjelasan tentang teori kalibrasi mesin perkakas. Terdiri dari pengantar, metrologi mesin perkakas, dan jenis mesin perkakas seperti mesin milling dan mesin bubut beserta gambar ilustrasinya. Buku ini bertujuan meningkatkan pengetahuan tentang kalibrasi dan pengukuran geometri mesin-mesin tersebut.
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
1. I POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDliNG
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
TEORI
KALIBRASI
MESIN PERKAKAS
-_.-- ._.
Penyusun : Duddy Arisandy
INDUSTRIAL TRAINING SERVICE
JL. IR. H. JUANDA (KPL. KANAYAKAN) TROMOL P~S 851 BANDUNG 40008
Phone: (022) 2500241. Fax: (022) 2502649
2. Kalibrasi
Teo r I
Buku materi pengajaran praktik ini diperuntukkan bagi mereka yang sedang,
ataupun akan bekerja di Industri. Setelah selesai melaksanakan'program ini, la
diharapkan mempunyai keterampilan maupun pengetahuan dalam bidang
mekanik tertentu.
Dikatakan sebagai buku materi pengajaran praktik, karena peserta dapat
mengikuti buku materi seri yang tersedia, hingga mempunyai keterampilan dan
pengetahuan yang lengkap, serta memenuhi syarat untuk suatu tingkatan
klasifikasi di Industri.
Untuk menyelesaikan satu materi keterampilan, diperlukan waktu 40 jam atau
1 minggu, yang meliputi 32 jam praktik dan 8 jam teari.
Buku pengajaran praktik ini tidak dirancang sebagai "Self Learning
Program", jadi pada pelaksanaannya diperlukan penjelasan atau bimbingan
dari searang Instruktur. Meskipun demikian aktivitas terbesar tetap dilakukan
peserta ("Student Centered").
Pada garis besarnya isi dari buku materi pengajaran praktik ini, dibagi menjadi
tiga bagian utama, yaitu :
• Teari (halaman biru)
• Soal Teori (halaman kuning)
• Praktik (halaman merah)
Halaman biru, berisi teori-teari yang diperlukan untuk menunjang praktik.
Teari yang diberikan hanya yang berhubungan langsung dengan praktik, dan yang
benar-benar diperlukan.
Pada pelaksanaannya, Instruktur akan menjelaskan mendiskusikan ataupun
mendemontrasikan apa-apa yang perlu diketahui peserta.
Pada bagian ini, jika diperlukan, dilampirkan tabel-tabel, standard-standard
ataupun klasifikasi-klasifikasi.
. ".',', ..',' _; .
·l.~.ti•••Ii:1
3. iiiKalibrasi
Te 0 r i
Peserta Pelatihan diharapkari :
1. Mengetahui jenis mesin perkakas secara umum.
2. Mengetahui [enis toleransi yang digunakan pada pengujian geometri rnesln
perkakas.
3. Mengetahui jenis dan penggunaan atat pengukur / pemeriksa dan perlengkapan
pembantu pada pengujian geometri mesin perkakas.
4. Mengetahui dan mengerti pengujian geometri mesin perkakas preslsl,
5. Mengerti standarisasi pengujian geometri berdasarkan standarlsasi ISO dan DIN.
6. Mengetahui standarisasi G. Schlesinger pengujian mesin bubut, "milling", bar,
sekrap dan gerinda.
7. Dapat melakukan pengujian geometri mesin perkakas dengan metoda yang
sesuai, baik dan benar.
8. Mengetahui dan rnemprediksl hasil pengujian geametri mesin perkakas dan proses
perbaikannya.
4. Kalibrasi 1
POLITEKNIK MANUFAKTUR r---------------I'--_~
BANDUNG Te 0 r i
I. PENDAHULUAN
Pada suatu industri manufaktur, kualitas dari benda kerja hasil produksi ditentukan
oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah tingkat ketelitian dari mesin perkakas
yang menghasilkan benda kerja tersebut. Untuk menghasilkan suatu banda
berkualitas tinggi dibutuhkan suatu proses produksi yang berkualitas tinggi, dimana
tingkat ketelitian suatu mesin perkakas merupakan suatu bagian dari proses produksi.
Hal ini dapat dllihat melalui bagan lingkaran kua.litas di bawah.
Sebuah Iingkaran kualitas terdiri dari sekelompok orang yang secara bersamaan
mewakili semua fungsi di dalarn industri manufaktur, yang akan mempengaruhi
kualitas hasil produksi yang dihasilkan. Semua organisasi industri manufaktur
menerbitkan prosedur standar batas penerimaan kualitas dan kalibrasi pemeliharaan
perlengkapan, untuk memastikan tingkat ketelitian darl alat pengukur yang digunakan
pada pengujian kualitas tersebut.
Pengukuran yang berhubungan dengan kualitas hasil produksi merupakan suatu
dasar dar; sistem pengontrolan kualitas. Beberapa pengukuran dapat berhubungan
secara langsung dengan kualitas hasil produksi apabila pengukuran dilakukan
terhadap suatu dimensi. Pengukuran terhadap kualitas mesin perkakas harus
dilakukan secara periodik disebabkan faktor yang mempengaruhi karakteristik mesin
perkakas tersebut, seperti : terjadinya keausan secara mekanik dan penqaruh dari
debu atau kotoran, asap, dan larutan kimia pads. Iingkungan pengoperasian mesin.
Pada saat kalibrasi dilakukan untuk tujuan batas penerimaan suatu kualltas, suatu hal
penting bahwa semua bagian yang terdapat pada lingkaran pengukuran dan
menghasilkan sejurnlah kualitas pengukuran harus dikalibrasi. Dengan kata lain,
tingkat ketelitian hasil pengukuran akan dipengaruhi oleh tingkat ketelitian alat
pengukur yang digunakan.
Pengujian atau pengukuran terhadap tingkat ketelitian suatu mesin perkakas tidak
hanya dilakukan pada mesin yang baru saja, tetapi dilakukan juga untuk mesin yang
sedang diperbaiki atau dipelihara untuk tujuan merekondlsi mesin tersebut agar
memenuhi suatu standar ketelitian yang dapat diterima.
.
5. Kalibrasi 2
IPOLITEKNIK MANUFAKTUR f----------------'--~
BANDUNG Te 0 r i
Pelaksanaan terhadap pengujian ketelitian mesin perkakas dlpenqaruhl olen
beberapa faktor, seperti : keahlian pelaksana, kualitas alat pemeriksa atau alat
penqukur, ketersediaan atat bantu, bagan dan penjelasan prosedur pengujian, dan
kondisi lingkungan tempat dilaksanakannya pengujian. Semua faktor tersebut harus
dipenuhi untuk mendapatkan suatu tingkat ketelitian mesin perkakas yang sesuai
dengan standar yang dapat diterima.
Beberapa penyimpangan yang dijumpai pada saat dilaksanakan pengujian ketelitian
mesin perkakas harus diatasi, dengan jalan melakukan perbaikan atau penyetelan
pada beberapa komponen mesin tersebut. Oleh karenanya, suatu teknik atau metoda
untuk menentukan penyebab penyimpangan yang terjadi sangat diperlukan dan
didapat rnelalui pengalaman dan analisa teoritis.
Suatu hal yang perlu ditekankan, bahwa pengujian ketelitian mesin perkakas akan
diikuti oleh beberapa proses lanjutan yang harus dilakukan, supaya benda keria hasil
produksi berkualitas tinggi dan dapat bersaing di pasaran.
6. Kalibrasl 3POI.ITEKNIK MANUFAKTUR I------------~--___l
BANDUNG Teo r i
II. METROLOGI MESIN PERKAKAS
1. Ruang Lingkup
Semua ahli teknik, tanpa memandang profesi yang dimilikinya, selalu dihadapi
oleh masalah pengukuran. Masalah tersebut meliputi pengukuran waktu, massa,
gaya, temperatur, panjang, sudut dan ialn-lalnnya, atau akibat yang ditimbulkan
oleh beberapa kombinasi di atas. Hasil dari beberapa pengukuran akan
menentukan suatu langkah Janjutan yang harus dilakukan olen ahli teknik. Dleh
karenanya, hasil yang didapat melalui suatu pengukuran akan menyediakan
informasi yang menentukan suatu keputusan yang harus segera dllakukan.
Semua jenis pengukuran merupakan bentuk bagian dari ilmu pengetahuan
metrologi. Ahli teknik mekanik dan ahli teknik produksl, bagaimanapun juga akan
berhubungan secara khusus dengan pengukuran panjang dan sudut. Dleh
karenanya, panjang merupakan suatu hal mendasar yang penting, selama
pengukuran menyudut dapat dilakusan melalui penggunaan yang sesuai dar;
kombinasi pengukuran Iinier.
Oleh karenanya, tujuan dari beberapa pengukuran adalah untuk memberikan
bantuan terhadap pengambilan keputusan yang harus dilakukan. Bantuan
tersebut tidak akan sempurna tanpa melakukan pengukuran dengan tingkat
ketelitian yang dapat diterima sesuai dengan standar. Tetapi suatu hal yang pasti
dan tidak dapat dihindari, bahwa tidak satupun pengukuran akan menghasilkan
tingkat kepresisian yang sempurna. Dleh karenanya, suatu hal yang penting untuk
menyatakan bahwa tidak hanya pengukuran dimensi saja yang dilakukan, tetapi
juga penentuan tingkat ketelitian benda yang diukur. Sejauh mungkin, gabungan
dari penyimpangan/kesalahan pada metoda pengukuran yang digunakan harus
dijaga seminimum mungkin, dan memiliki batas minimum penyimpangan. Hal
tersebut merupakan suatu kemungkinan yang penting , atau penentuan tingkat
ketelitian harus dinyatakan sebelumnya.
Kondisi berikut menunjukan, bahwa suatu hal yang tidak cukup untuk menyatakan
ukuran nominal dari sebuah "gauge block" saja, seperti 30 mm. Tetapi suatu har
yang penting untuk menyatakan :
a. Penyimpangan pengukuran pada "block" seperti -0,0002 mm
b. Penentuan tingkat ketelitian seperti± 0,0004 mm
Apabila "gauge block" digunakan untuk menguji alat pengukur ketinggian yang
memiliki skala pembacaan 0,02 rnrn, maka penyimpangan pada "gauge block"
dapat diabaikan. Apabila pada kondisi lain. "gallge block" digunakan untuk
mengeset sebuah alat pembanding yang mernlllki pernbagian ska'a 0,001 mm,
maka penyimpangan pengukuran sangat penting seka!l dan harus
dipertimbangkan, dan penentuan tingkat ketelltian dari "gauge block" harus
digabungkan dengan penentuan tingkat ketelitian perbandingan yang dilakukan.
7. Kalibrasi 4
IPOLITEKNIK MANUFAKTUR t------------....J..----l
BANDUNG Te 0 r i
2. Kebutuhan Metrologi Mesin Perkakas
Pada penjelasan di atas, kita telah berhubunqan dengan bagian dasar dari
metrologi dan pengukuran "gauges". Hal tersebut akan menjadi jelas apabila
istilah ketidaktelitian tidak hanya menunjukan kemampuan penyesuaian saja ,
atau dengan kata lain dimensi dari sebuah "gauge", tetapi istilah tersebut harus
juga menerangkan dan menjelaskan beberapa karakteristik seperti: kualitas hastl
akhir permukaan dan geometri benda kerja tersebut. Sehingga sebuah "gauge"
dapat merupakan kombinasi dari semua karakteristik dengan tingkatan yang
sesuai dengan keahlian pembuatan "gauge" dan untuk memadukan kualitas serta
ketelitian mesin perkakas.
Sejumlah kondisi yang serupa digunakan untuk memproduksi komponen, kecuali
pada konoisl permintaan keahlian yang diperlukan lebih rendah dan pencapaian
rata-rata produksi lebih tinggi. Untuk mempertinggi tingkat ketelitian komponen
diperlukan beberapa ketelitian, sehingga komponen tersebut dapat diasembling
pada basis yang tidak ditentukan. Asembling akhir disesuaikan dengan keperluan
fungsi akhir komponen tersebut. Hal tersebut dapat diJakukan secara ekonomis
dengan memperhatikan tingkat ketelitian mesin perkakas yang digunakan untuk
memproduksi bagian komponen tersebut.
Penambahan permintaan yang kontinyu terhadap komponen mesin berketelitian
tinggi telah menjadikan pertimbangan terhadap penelitian rancangan mesin
perkakas, dan mempunyai art; bahwa ketelitian geometri dari mesin perkakas
harus diperbaiki dan dipelihara. Oleh karenanya, timbul sebuah perbedaan ruang
lingkup geometri yang berhubungan dengan pengujian geometri ketelitian
"alignment" mesin perkakas di bawah kondisi statis. Sebuah perluasan ruang
lingkup dan salah satu perkembangan dewasa ini acalah penentuan ketelitian
"alignment" mesin perkakas di bawah kondisi pembebanan dinamis. Hal tersebut
merupakan perkembangan loqis, selama perancang dan pernakai mesin secara
mendasar berhubungan dengan perilaku dan karakteristik dari mesin di bawah
kondisi pengoperasian mesin.
8. •
5
Te 0 r i
Kalibrasi
POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG I'---------------'--------l
III. JENIS MESIN PERKAKAS
1. Mesin"Milling"
"Milling" adalah suatu proses
permesinan yang terdiri dari gerakan
benda kerja yang dipotong
menggunakan alat potong berputar
("milling cutter").
Lihat larnplran 1 - 11
Pengoperasian umum dari mesin "milling"
dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu :
a. Pengoperasian "milling" sisi
SI_ milling DIMl'lltion
b. Pengoperasian "milling" muka
c. Pengoperasian "milling" kombinasi
End miNing opeNUon
9. Kallbrasi
Te 0 r i
6
2. Mesin bubut ("Iathe"f'turnlng").
"Turning" adatah suatu proses permesinan
yang terdiri dari gerakan benda kerja
berputar yang dipotong menggunakan alat
potong yang bergerak.
Lihat lampiran 12 - 17
Pengoperasian umum dari mesin bubut
dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu :
a. Pengoperasian bubut memanjang
b. Pengoperasian bubut melintang
Selain pengoperasian umum, beberapa
mesin bubut dapat digunakan juga untuk
mernbuat ulir dalam atau ulir luar.
10. Kalibrasi
Te 0 r i
..•. ~:~.:~:':.. ~ .• "'11 • • . " ",:: '.
'0, .... : "." •• "'
':", ~.: •• • .' 0" I .'
.: ' . ", 0" •• : ::: ••'
' . '.' ..... " .... t ....
: .« ..." "ij:~"• .. . ' l. ......."
:....~:.;:: -~:: :::.'-:.::~
, . . . : " .. " ' . t . . . I" ' ••
...; :.'":-.: :' ::" ..-.,
w '. .... .. ~
I
> . l/1-
I'
..
7
3. Mesin Gerinda ("grinding")
"Grinding" adalah suatu proses
permesinan yang terdiri dari benda kerja
yang bergerak Iinier, atau berputar, atau
tetap, yang dipotong menggunakan roda
gerinda berputar dalarn posisi tetap ,atau
bergerak linier, atau berputar. Bentuk
umum mesin gerinda dapat dibagai ke
dalam lima kategori, yaitu :
a. Mesin gerinda selinder luar
Lihat lampiran 18 - 19
Pengoperasian umum dari mesin gerinda
selinder luar dibagi ke dalam tiga kategori,
yaitu:
• Penggerindaan memanjang
• Penggerindaan tegaklurus
• Penggerindaan bentuk
11. POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG
Kalibrasi
Te 0 r i
8
•
It
a. pemakanau mem&ujang dar! beUQa
kerja
b" gerakau pular benda kerja
a
c" gerakan pemotongan benda kerja
d" pemakll!1an
b. Mesin gerinda selinder dalam
Lihat lampiran 20 - 21
Pemotongan terjadi diantara benda kerja
yang berputar, atau diam, dengan roda
gerinda berputar dan posisinya bergerak
Iinier atau berputar.
Pengoperasian umum dari mesin gerinda
selinder dalarn dibagi ke dalam dua
kategori, yaitu :
• Penggerindaan pada saat benda kerja
berputar
• Penggerindaan pada saat benda kerja
diam
~+Y
+X
.2
4 3 2 1
+X
c. Masin gerinda datar
Lihat lampiran 22 - 24
12. Kalibrasi 9POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG r-----------------l.-----"
1e 0 r I
•~ Paras Hor.1zaut&l
Pa~
~...,.- muu'rlm
Pemotongan terjadi diantara benda kerja
yang bergerak dengan roda gerinda
berputar yang posislnya tetap.
Ce,rak.lUl IIEmanjang
d. Mesin gerinda "centreless"
Lihat lampiran 25
Pemotongan terjadi diantara benda kerja
yang berputar dan berge- rak linier dengan
sepasang roda gerinda berputar.
Penahan benda kerja
Benda kerja
13. Kalibrasl 10
Te 0 r i
e. Mesin gerinda alat potong
Pemotongan terjadi dlantara alat potong
yang bergerak linier atau secara helikal
dengan roda gerinda yang berputar pada
posisi tetap.
(0)
Mesin ini digunakan untuk mengasah alat
potong mesin perkakas lainnya, seperti :
• Alat potong mesin bubut
• Alat potong mesin "milling"
• Alat potong mesin bar
14. Kalibrasi 11
POI.ITEKNIK MANUFAKTUR r--------------...J.....----j
BANDUNG
Te 0 r i
•
l+--II-+--=~- cI.
Ir+---b
~~---f
4. Mesin bor ("drilling"f'boring")
"Drilling" adalah suatu proses permesinan
untuk membuat lubanq yang terdiri dari
banda kerja diam yang dipotong
menggunakan alat potong berputar dan
posisinya bergerak linier.Sedangkan
"boring" adalah suatu proses untuk
memperbesar lubang dengan
menggunakan alat potong yang dicekam
pada "baring head".
Lihat lampiran 26 - 29
Pengaperasian umum darl mesin bar
dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu :
a. Gerakan berputar mata bar
b. Gerakan pemotongan membuat lubang
C. Gerakan pemotongan memperbesar
lubang
15. Kalibrasi 12POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG r-----------------L----.j
Te 0 r i
•5. Mesin sekrap ("shaping")
"Shaping" adalah suatu proses
permesinan yang terdiri dari alat potong
yang bergerak linier dengan benda kerja
yang diam atau bergerak linler,
Lihat lampiran 30
Pengoperasian umum dari mesin sekrap
dibagi ke dalam dua kategori, yaitu :
a. Pemotongandatar
b. Pemotongantegak
Pada saat pemotongan dilakukan, pahat
potong harus dijepit sependek mungkin.
16. Kalibrasi
POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG r----------------L.--~
Te 0 r i
12
s, 6 7 • 9 10
.' / .' J
i
6. Mesin II breaching"
"Broaching" adatah suatu proses
pemotongan yang terdiri dari alat potong
yang bergerak Iinier denganbenda kerja
yang diam atau bergerak Iinier.
Mesin "broaching" secara umum dibagi ke
dalam dua kategori, yaitu:
a. Mesin "broaching" horizontal
Llhat lampiran 31
b. Mesin "broaching" vertical
tlhat lampiran 32 - 34
.~'-~
Benda kerja hasil "broaching" secara
urnurn dibagi ke dalam dua kategori, yaltu;
• "Broaching" dalam
• "Broaching" luar
Pahat "broaching" terdiri dari tiga baqlan,
yaltu : . "
• Bagian ujung
• Bagian pengarah
• . Bagian pemotong
',".
17. Kalibrasi 14POLItEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG
Te 0 r i
•
---
; + - - - ......
--....
-I
1
7. Mesln II press" tenaqa mekanik
, Mesin "press" digunakan untuk proses
pemotongan, pembengkokan, pelubangan
dan pernoentukan, melalulsuatu alat.
Lihat lampiran 35-39
Untuk perriotonqan bebas (alat potong
tanpa pengarah), pencekaman dan
pemasangan bagian "punch" dan "die"
dllakukan seperti gambar di samping.
Untuk proses aknlr penyelesaian "die"
yang h.mak dapat dHakukan .dengan jalan .
rnenekankan "punch" yang sudah jadi ke
"die".
P-engerjaan "hobing" dapat juga dllakukan
dengan mesin "press". .
.,.....
18. Kalibrasi
Te 0 r i
15
- ' --. ..
w-:.,
-, '
J':.'- ';
"
;
I 2 J J.
8. Mesin rol bentuk ("beading")
Mesin rei bentuk digunakan untuk
membentuk pelat tipis dengan cara
ditarikldirol. Sentuk dari banda kerja yang
diinginkan. disesuaikan dengan pasangan
alat pembentuk yang dipasang pada pores
dudukannya,
Lihat lampiran 40
9. Mesin rot pelat baja
Mesin rei [enls ini digunakan untuk
membuat lengkungandengan radius
tertentu pada pelat baja.
Lihat lampiran 41
10. Mesin lipat ("folding")
Mesin Iipat digunakan untuk melipatsuatu
pelat dengan sudut yang diinginkan.
Ketebalanpelat maksimum yang diijinkan
harus sesuai dengan kapasitas rnesln
tersebut.
Lihat lampiran 42
1 J
11. Mesin gunting C'guillotine")
Masin ini digunakan untuk menggunting
pelat dengan keteba.lan tertentu. Alat
pemotong. pada mesin ini disebut "knife".
Lihat lampiran 43
19. Kalibrasi
Teo r i
16
..... •w
J l 1
lJB
~ ...oct
1>::iIIO'Q--..:B",~Iliu _ _
, (a) 'Drilled elec~rode
12. Mesin erosi Iistrlk ("EDM")
Mesin erosi Iistrik digunakan untuk proses
pekerjaan akhir dari suatu benda kerja
yang bentuknya kompleks.
Lihat lampiran 44 - 46,
Prinsip dasar dari erosi listrik sejenis
dengan terjadinya kilat diantara dua buah
perrnukaan baja (salah satu sebagai
elektroda dan yang lainnya sebagai benda
kerja). Seperti kilat yang terus menerus
dalam selang waktu penggantian yang
sangat cepat, setiap satu
loncatan/pukulan dari kilat akan
menghasilkan cerukan hasil erosi pada
kedua permukaan diantara elektroda.dan
benda kerja, yang akan menghasilkan
temperatur yang cukup tinggi untuk
menghilangkan/mengikis permukaan baja
pada bagian kontak.
,Bagaimanapun, mesin erosi listrik
mempunyai kemampuan yang lebih ting9i
apabila dibandingkan dengan mesin bubut
atau rnesin frats. Dimana, mesin erosi
listrik dapatmenghasilkan benda kerja
dengan bentuk yang komplek dan "cavity"
terbuat dari baja yang dikeraskan atau
"tungsten carbides".
Gambar 'di samping menunjukan suatu
proses sederhana dari ercsilistrlk.
V/~--Electrode
~
Workpi~ce
20. POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG
Kalibrasi
Te 0 r i
17
• UKURAN
• BENTUK
• TEMPERATUR
• TEKANAN
• KECEPATAN
18
WORK
COST
YORK TOLERANCE
Graphabowiqtypeofrc1at.iODlbipl
betMlCll to1cnDc:e aDd ~t-accuracy is a·
paaive.
'---------------_....-'
IV. TOLERANSI
Toleransi adalah suatu rstilah yang
berhubungan secara erat dengan tingkat
ketelitian, dan menentukan batas
penyimpangan atau kesalahan yang
terdapat pada nilai suatu besaran.
Toleransi pada saat digunakan akan
menggambarkan oatas penyimpangan
maksimum dari sebuah komponen
manufaktur yang telah ditentukan nilainya.
Sebagai contoh: sebuah poros hasil
permesinan akan memiliki toleransi ukuran
diameter dan panjang.
Secara ideal, beberapa kondisi yang
diinginkan hanya dapat dlcapal dengan
menentukan batas ukuran untuk IUbang
dan poras, tetapi kondisi tersebut kurang
memungkinkan untuk dicapai dengan
sangat balk, karena :
(a) Suatu hal yang tidak memungkinkan
untuk membuat suatu komponen
dengan menentukan suatu ukuran
tertentu, kecuali dengan suatu
kemungkinan yang kecil.
(b) Apabila melalui suatu kemungkinan,
sebuah komponen dibuat dengan tepat
sesuai ukuran yang diperlukan, rnaka
suatu hal yang tidak mungkin untuk
mengukur dengan cukup teliti pada
suatu pengujian.
Oleh karenanya dlperlukan suatu batas
daerah toleransi. Suatu hal yang perlu
dicatat bahwa kebutuhan tingkat ketelitian
untuk suatu kornponen akan
mengakibatkan naiknya biaya operasi
yang diperlukan.
21. 18
Teo r i
Kalibrasi
POL1TEj(NIK MANUFAKTUR 1-------------------'-----..1
BANDUNG
Deloit X "'''''''
~
1. Batas toleransi dan suaian umum
Batas toleransi diberikan pada suatu
komponen, supaya komponen tersebut
dapat berfungsi dengan sesuai pada suatu
sistern rakitan, dan memenuhi suatu
kondlsl dimana suatu saat komponen
tersebut harus diperbaiki atau diganti
dengan yang baru. Secara umum toleransi
untuk kerja manufaktur dibagi ke dalam
tiga kelornpok, yaitu :
a. Toleransi ukuran :
• Toleransl umum
26 '10
15
.-_. . .
25 ~O.06 15!o.o, _
-- -
• Toleransl khusus
• Toleransi suaian
Lihat lampiran 47 - 49
0,041 I
~30 F7 +00201
t;&30 h6(-%,013}
22. Kallbrasi
Te 0 r i
19
b. Toleransl bentuk
Lihat lampiran 50 - 51
A
c. Toleransi poslst
Lihat lampiran 52 - 54
TOLERANSI:
• UKURAN
• BENTUK
• POSISI
• PERGERAKAN
"
,
2. Batas toleransi pengukuran pada
pengujian mesin perkakas
Toleransi merupakan batas penyimpangan
yang nilainya tidak boleh dilewati. Hal
tersebut berhubungan dengan ukuran,
bentuk, posisi, dan pergerakan yang
diperlukan untuk suatu ketelitian kerja dan
pemasangan dari alat, komponen penting,
dan komponen pelengkap. Hal tersebut
merupakan juga toleransi yang hanya
dlqunakan untuk pengujian benda kerja.
a. Toleransi yang digunakan untuk
pengujian benda kerja dan bagian
tetap mesin perkakas :
• Toleransi dimensi
Toleransi dimensi menunjukan dimensi
pengujian benda kerja pada pengujian
[alan , kelayakan dari dimensi alat potong,
dan pemeriksaan komponen dart mesin
perkakas (llspindle taper" dan "turret
bore"). Toleransl tersebut merupakan
batas penyimpangan yang diijinkan dari
dimensi nominal, dan dalam satuan
panjang (contoh : penyimpangan bantalan
dan diameter lubang untuk penyetelan
dan pemusatan alat).
23. Kalibrasi 20
Te 0 r i
• Toleransi bentuk
Toleransi bentuk membatasi
penyimpangan yang diijinkan dari suatu
bentuk geometri teoritis (sebagai contoh :
penyimpangan relatif terhadap sebuah
bidang, garis lurus, selinder "revolving",
atau profil ulir). Toleransi tersebut
mempunyai satuan panjang atau sudut.
Disebabkan dimensi perrnukaan dasar
atau perrnukaan pendukung, maka hanya
sebagian dari penyimpangan bentuk yang
dapat diketahui. Oleh karenanya, pada
saat ketelitian yang sangat tinggi
dibutuhkan, daerah permukaan yang
meliputi permukaan dasar atau
permukaan pendukung harus ditentukan.
Secara umum, permukaan dasar narus
sesual dengan tingkat kepresisian dan
dimensi permukaan yang akan diperiksa
(sebuah permukaan rata dan meja dari
sebuah mesin "heavy planning" tidak
diperiksa dari permukaan dasar yang
sama).
• Toleransi posisi
Toleransi posisi membatasi penyirnpangan
yang diijinkan dan berhubungan dengan
posisi kamponen relatif terhadap sebuah
garis, bidang, atau komponen lain darl
mesin (sebagai contoh : penyimpangan
kesejajaran, ketegakl urusan,
kesatusumbuan). Toleransi posisi
dinyatakan dalam satuan panjang atau
sudut.
Pada saat sebuah toleransi pas lSI
ditentukan melalut dua pengukuran yang
dilakukan pada dua bidang yang berbeda,
maka toleransl tersebut harus ditetapkan
pada setiap bidang. Hal tersebut dilakukan
apabila penyimpangan yang terjadi pada
kedua bidang tersebut tidak
mempengaruhi ketelitian kerja pada mesin
perkakas melalui cara yang sama.
24. Kalibrasi
POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG
Teo r i
21
t
Tolerance
theoretical trajectory
b. Toleransi yang digunakan untuk
komponen mesin perkakas bergerak
• Toleransi dimensi
Toleransi dimensi merupakan batas
penyimpangan yang diijinkan untuk posisi
yang dicapai oleh suatu titik pada bagian
bergerak, sampai pada suatu poslsl yang
dicapai setelah pergerakan.
Contoh 1:
Penyimpangan "d" pada akhir
pergerakan eretan memanjang dari suatu
poslsi sampai poslst yang harus dicapai
akibat gerakan paras transmisi ("lead
screw").
Contoh 2:
Sudut putar relatlf dari sebuah "spindle"
terhadap gerakan menyudut dari piringan
pernbagi yang berpasangan.
• Toleransi bentuk
Toleransi bentuk membatasi
penyimpangan lintasan surnbu pernbatas
nyata relatif dari sebuah bagian terhadap
lintasan sumbu pembatas teoritis.
Toleransi bentuk dinyatakan dalam satuan
panjang.
• Toleransi posisi
Toleransi posisi merupakan batas
penyimpangan yang diijinkan diantara
lintasan sumbu pada sebuah bagian
komponen bergerak dengan lintasan
sumbu letak (contoh : penyimpangan
kesejajaran diantara sumbu lintasan
dengan sebuah garis lurus atau
permukaan). Toleransl posisi dinyatakan
dalam satuan sudut sebagai fungsi
tangensial dari panjang pengukuran yang
diberikan.
25. Kalibrasi
1e 0 ri
22
• Toleransi setempat
Toleransi bentuk dan posisi biasanya
berhubungan dengan bentuk atau poslsl
secara keseluruhan. Sebagai contoh :
kelurusan atau kesejajaran sebesar 0,03
per 1000 mm. Suatu hal yang perlu
diperhatikan, bahwa pemeriksaan dapat
menunjukkan sebuah penyimpangan tidak
secara keseluruhan pada bentuk atau
poslsl, tetapi dipusatkan pada sebagian
panjang dari keseluruhan (contoh : 200
mm). Apabila kekurangan yang jarang
dijumpai calarn praktik akan dihindarkan,
seluruh toleransl dapat diikuti dengan
sebuah pernyataan dari toleransi
setempat. Atau melalui sebuah
persetujuan sederhana, bahwa tolsransl
setempat besarnya tidak berada di bawah
nilai minimum yang telah ditentukan
(contoh: 0,01 atau 0,005 mm) dan harus
sebanding dengan besar toleransl secara
keseluruhan.
0,03 x 200 = 0,006 mm
1000
Pada suatu kondisi yang berhubungan
dengan contoh kelurusan, penyimpangan
setempat seharusnya tidak melebihi 0,006
mm. Apabila 0,01 mm diterima sebagai
batas minimum dari sebuah mesin, rnaka
harus diperiksa bahwa penyimpangan
setempat tidak melebihi nilai tersebut.
Dalam pelaksanaannya, kerusakanl
penyimpangan setempat secara umum
tidak dapat diketahuil dilihat rnelalul
permukaan penyangga atau kepekaan
perrnukaan alat pengukur. Bagaimanapun,
pada saat kepekaan perrnukaan relatif
kecil (bagian "plunqer" dari IIdial ga.ugesll
atau "rnlcro indlcator''), maka bagian
"plunqer" akan tergantung darl tingkat
kualitas akhir perrnukaan "stralqhtedqe'',
"test mandrel", dan lain-lain.
'.~
B
~1
(~~+
I
""'t._'
(,
+-++-1- +H-----_.
26. TOLERANSI TOTAL
= TOLERANSI1 +
TOLERANSI 2 +
TOLERANSI 3 +
• III • • • • • ~ • • til • • •
Kalibrasi
Te 0 r I
23
c. Jumlah atau total nilai toleransi
Jumlah toleransi merupakan hasil dari
beberapa penyimpangan, dan dapat
ditentukan rnelalul sebuah pengukuran
tunggal tanpa mengetahui besar
maslnq-rnasinq penyimpangan.
+
Contoh : Besar toleransi "run-out" sebuah
poros rnerupakan jumlah dari toleransi
bentuk ("out-of-round" Iingkaran "ab" pada
bagian yang kontak dengan "plunger"),
toleransi posts: (sumbu geometri dan
sumbu putar dari pores yang tidak sarna),
dan toleransi "out- of-round" lubang
oantalan.
d. Simbol dan posisi toleransi untuk
sudut relatif pada sumbu
"slideways", dll.
Apabila toleransi yang berhubungan
dengan posisi nominal simetris, tanda "±"
dapat digunakan. Apabila poslsl yang
terjadi tidak simetris, rnaka hal tersebut
harus dinyatakan dengan presisi, dengan
kata lain:
• Seluruhnya berhubungan dengan
mesin atau salah satu dari komponen
mesin, atau
• Berhubungan dengan posisi
konvensional operator
Untuk setiap [enis mesin, sebuah posisi
konvensional dari operator harus
ditentukan. Bagian depan dari sebuah
mesin merupakan bag ian yang
berhadapan dengan operator. Bagian
kanan dari mesin terdapat pada sebelah
kanan operator. Bagian belakang dan kiri
dari sebuah mesin berlawanan dengan
ketentuan sebelumnya.
27. POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG
Kalibrasl
Te 0 r i
24
eo:':'sI=~i":;';"~=,(1%n'1 in)
No. 13
Charl3
Test to be ied F . No. PermissibleEITOf
Lead $CleWfor""aUlD" " 13 1).llQ5rrm
LM.d 'O'ew b8a:r=aligned wtth each 0War-esof '40 0-1
1l':'~"P:='_n~'=~~Ir:.:."'1I1 no
0110>. In h<lril"""'l '!are .. .. 14b 0-'
=:=~~=~':.7~~~~~ne
,40 l).,5
~~nDr halfwo.yaIo'1l bed, PO "" Iserving as
Omo in horizon..1n!a_ .. .. 14b o-is
WDfl<ing a"""""Y,f..tho :
0-<105Lathe 'wn roul'l;tWlIhln.. .,
Lathe lurno cyIjndrical~'
0-0' per300rrm~~ Work betweenD) re~ wlhin ..
Work heldin dua wlhln .. 0-0' par 150 rrm
'5
o~~o,t~~~
Linhe faces (concaveonly) wthln __ rrm
india.
Thread cui on 50 nrn, (2 in,) lonoth .. ±ll-O' ,Moomm
e. Besar dan arah toleransl
Pada bagan pengujian, toleransi diberikan
dengan tiga cara yang berbeda, yaitu :
~t-'-1
(U·S)
...._ .....T.a--
.................. =
• Toleransi "plus" atau "minus"
Batas penyimpangan yang diijinkan terjadi
pada seluruh arah panjang referensi yang
telah ditentukan. Karenanya, daerah total
dari penyimpangan menjadi dua kali lipat
dari toleransi yang telah ditentukan.
Contoh : Sebuah toleransi ditentukan ±
0,02 mm per 1000 mm, hal tersebut
menunjukan bahwa penyimpangan
sebesar 0,02 mm diijinkan untuk kedua
arah. Daerah total dari penyimpangan
menjadi 0,04 mm per 1000 mm.
• Toleransl tanpa tanda
Toleransi tanpa tanda meHputi daerah total
penyimpangan yang diukur pada panjang
referensi dan tidak menjadi masalah pada
arah mana penyimpangan terjadi. Contoh:
0,03 mm per 1000 mm.
• Toleransi seplhak
Dengan menggunakan toleransi sepihak,
batas penyirnpangan akan meliputi daerah
total penyimpangan sepanjang besar total
dari panjang referensi. Arah dari
penyimpangan merupakan suatu hal yang
sangat penting dan harus dinyatakan.
Contoh: asampai 0,03 mm per 1000 mm.
28. Kalibrasi 25
Te 0 r i
--=====::::::=11
,-----=----..1
v. ALAT PENGUKUR/PEMERIKSA &
PERLENGKAPAN PEMBANTU
1. "Spirit level"
"Spirit level" digunakan dalarn bentuk
tabung berisi gelembung udara, dan
dipasang pada landasan yang terbuat dari
besi tuang. "Spirit level" dikelompokan ke
dalam dua jenis, yaitu :
• "Spirit level" horizontal
• "Spirit level" vertikal
t.a, Ketelltian"spirit level"
"Spirit level" untuk pengukuran
kepresisian tinggi (yang memiliki toleransi
sebesar 0,02 - 0,04 mm per 1000 mm atau
0,00025 - 0,0005 inchi per kaki) harus
memiliki ketelitian yang besarnya 0,03
0,05 mm per 1000 mm atau 0,0004
0,0006 inchi per kaki setlap divisi.
Pergeseran gelembung udara sebanyak
satu divisi akan menunjukan perubahan
kemiringan sebesar 6 - 12 detik.
Apabila sebuah "spirit level" memiliki
tingkat ketelitian 0,04 mm per 1000 rnm
(0,0005 inchi per kaki) akan digunakan,
rnaka :
• 1 divisi = 0,04 mm per 1000 mm
(0,0005 inchi per kaki)
• 3/4 divisi = 0,03 mm per 1000 rnm
(0,00035 inchi per kaki)
• 1/2 divisi = 0,02 mm per 1000 mm
(0,00025 inchi per kaki)
• 1/4 divisi = 0,01 mm per 1000 mm
(0,00015 inchi per kaki)
29. POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG
Kalibrasi
1e 0 r i
26
'~-f~
~
b L d
Itt
Untuk menguji mesin perkakas, "spirit
level" yang digunakan harus memiliki
tingkat ketelitian 0,005 - 0,01 mm per 1000
mm (0,00005 - 0,0001 inchi per 10 incrli)
dan sensitifitas sebesar 30 - 50 mm.
Sebagai contoh: panjang sebuah divisi
darl 2 - 2,5 mm (0,08 - 0,1 inchi) yang
memiliki sensitifitas minimum nyata
sebesar 10 inchi dari kemiringan, rnaka
gelembung udara yang bergeser satu
divisi karena perubahan kemiringan tidak
lebih dart 0,05 mm per 1000 mm (0,0005
inchi per 10 inchi).
Permukaan penyangga dar; "spirit level"
dan "v-blocks'' harus seteliti rangka "spirit
level", dan memiliki panjang yang sesuai.
Untuk menguji mesin berukuran sedang,
panjang "spirit level" tidak kurang dari 200
mm (sekltar 8 inchi). Pada suatu kondisi
"spirit level" dapat ditempatkan pada
sebuah jembatan dengan permukaan hasil
kerja "scraped". Metoda ini digunakan
untuk menghindari penyimpangan yang
disebabkan karena proses "scraped" yang
tidak teratur pada permukaan yang diukur,
Tingkat kerataan dari permukaan
penyangga harus memenuhi toleransi
berikut:
• 4 ~ M untuk L s 250 mm
• 0,00015 inchi untuk L:::; 10 inchi
• 6 ~ M untuk 250 < L:::; 500 rnrn
• 0,00025 inchi untuk < 10 L:::; 20 inchi
t.b. Sensitifitas"spirit level"
Sensitifitas "E" dari "spirit level" adalah
pergeseran gelembung udara dalarn
satuan mm atau inchi yang berhubungan
dengan perubahan kemiringan sebesar 1
mm per 1000 mm (0,0125 inchi per kaki).
Pergeseran gelembung uoaradalam mm (inchi)
E = - - - - - - - - - - - - -
1 mm per meter (0,0125 perkaki)
30. Kalibrasi 27
Te 0 r i
E = Pergeseran gelembung udara dslsm mm (inchl)
1 mm per m (0,0125 Inchl per kakl)
t
S = E
t
/
' - - - - - - - - - - - - -
Nilai skala "S" menunjukan perubahan
kemiringan (mm per meter atau inchi per
kaki) yang diperlukan untuk menghasilkan
pergeseran gelembung udara satu divisi.
Apabila jarak diantara dua dlvisi disebut
"t", maka "S = tiE". Pada suatu kondisi
diketahui bahwa jarak dlantara dua divisi
"t" = 2,5 mm (0,1 inchi), dan pergeseran
sebuah gelembung udara sebesar satu
divisi berhubungan dengan perubahan
kemiringan sebesar 0,04 mm per 1000
mm (0,0005 inchi per kaki), rnaka :
• E = 2,5 mm = 0,1 inchi
0,04 mm 1m 0,0005 inchi / kaki
62,5 mm 200 inchi= =min per meter inchi per kaki
• S = 6~~5 = 0,04 mm per 1000 mm,
atau
= go~ = 0,0005 inchi per kaki
Bagian dalam dari gelas kaca "spirit level"
memiliki bentuk melingkar sebagai radius
"R" yang bergeser setarna perubahan
kemiringan, yang berpusat pada titik "M"
dari kurva. Apabila kemiringan diukur
sebagai perbandingan dari "h/l", dan
pergeseran gelembung udara adalah "t",
maka "t/R = h/L", dan "R =t/(h/L)". Karena
"tI(h/L)" sama dengan "E", maka "R =E" ;
dengan kata lain tingkat sensitifitas dari
"spirit level" akan sama dengan radius
kurva bentuk lengkung dari gelas kaca
gelembung udara, dan tidak berdasarkan
panjang dari permukaan penumpu.
Apabila dlvisi dari sebuah "spirit level"
berjarak antara 2,5 mm (0,1 inchi), dan
setiap divisi mewakili perubahan
kemiringan sebesar 0,04 mm per 1000
mm (0,0005 inchl per kaki), maka radius
permukaan dalam dari gelas kaca
gelembung udara harus :
• R = 0~054 = 62,5 meter
= 0,1 = 200 kaki0,0005
31. Kalibrasi 28
Te 0 r I
t.c, Penyimpangan "spirit level"
Penyimpangan pada sebuah "spirit level"
dapat disebabkan karena :
• Kesalahan gelas kaca gelembung
udara pada bagian rumah "spirit level".
• Kesalahan dalam tingkatan skala "spirit
level".
Penyebaran penyimpangan pada
pembacaan "spirit level" tergantung dari :
• Kualitas dan panjang dari permukaan
penyangga, dimana panjangnya tidak
kurang dart 200 mm (8 inchi),dan
apabila memungkinkan 250 mm (10
inchi) sampai 300 mm (12 inchi).
• Kestabilan dimensi rurnah "spirit level"
yang terbuat dari besi tuang.
• Ketelitian bagian dalam gelas kaca
gelembung udara yang harus
berbentuk kurva dan merata.
Penyimpangan dan penyebaran
penyimpangan dapat diabaikan pada saat
pengujian dilakukan, apabila besarnya
kurang da.ri 1/4 divisl, tetapi kadangkala
besarnya mencapai 1/2 divisi yang
dipengaruhi oleh tingkatan pabrik
pembuat. Olen karenanya penyimpangan
dapat ditirnbulkan karena :
• Kondisi benda kerja yang diuji
• Pengaruh temperatur
• Kesalahan pelaksana penguji pada
saat pengujian dilakukan
Suatu hal yang perlu diperhatikan, bahwa
"spirit level" harus diuji sebulan sekali dan
apabila memungkinkan dilakukan
penyetelan, seperti pada permukaan
penyangga yang sering diperlakukan tidak
dengan semestinya. Pemeriksaan
pengujian harus meliputi : .
• Kerataan permukaan penyangga
• Posisi relatlt diantara gelas kaca
gelembung udara dengan permukaan
penyangga
• Nilai/besar skala
32. POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG
Kalibrasi 29
•Te 0 r i
~~
=-Ql
d a:- &:.
III Ii &~
~1Il
2. "Dial indicator/gauge"
"Dial indicator" digunakan untuk mengukur
pengujian linier dan rotasi dar! mesin
perkakas. Alat pengukur ini digolongkan
ke dalam dua jenis, yaitu :
a. Dial tusuk ("dial gauge")
b. Dial jarum ("dial-type dial test
indicator")
Pada saat pengukuran dilakukan,
beberapa alat bantu dan alat penyisip
pengukuran harus disediakan seperti pada
gambar disamping.
Tingkat ketelitian yang digunakan untuk
menguji mesin perkakas sebaiknya 2
rnikronmeter. Penempatan "dial indicator"
pada bidang yang akan diuji sebaiknya
tegak lurus, untuk mendapatkan ketelitian
pembacaan.
33. •
30Kalibrasi
Te 0 r i
POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG . f---------------....L.------l
3. "Straightedge" (pelurus)
"Straightedge" yang terbuat dari besi
tuang atau baja harus berat, kokoh, da.n
bebas dari tegangan dalarn. Permukaan
penumpu harus selebar mungkin.
"Straig htedge" dig unakan untuk
memeriksa ketelitian garis lurus referensi
pada kelurusan atau kerataan sebuah
permukaan yang akan ditentukan.
Lihat tarnpiran 55 - 56
w.__
w
5....._
"Straightedge" digolongkan kedalam dua
jenis utama, yaitu :
a. "Straightedge" bentuk busur dengan
sisl tunggal
b. "Stralqhtedqe" dengan dua permukaan
sejajar
Dewasa ini penggolongan tersebut
dltarnbah dengan :
c. IlStraightedge" dengan penampang
datar segiempat
w
s"'s
s.ll.s
d. "Straightedge" dengan penampang "I"
solid atau beronggga
34. POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG
Kalibrasl
Te 0 r I
31
a.a, Tingkat ketelitian "straightedge":
• Besar defleksl yang diijinkan
Momen inersia dari penampang akan
mengakibatkan defleksi dasar pada
"straightedge" pada saat disangga pada
kedua bagian ujungnya, defleksi yang
terjadi tidak melebihi 10 J.l M per meter
(0,00012 inchi per kaki).
• Kerataan dan kelurusan permukaan
kerja
Tabl. 1 • EKempl.
W",king Ieng1h L 300mm 500mm 800mm lOO11mm lflOO"""
(12 ,,) (2011') (32 in) (<<lin) (64,,)
Tolera.~on
(O.~"l (O.~,,) (O.'&t:In) (O~~") (0.1JJW'..)=htneI!iOYGrwf1Ofe
=~~=~ (o.~in) (O.~") (o.&III:r,,) (O.&limn)
Besar penyimpangan kerataan dan
kelurusan dari permukaan kerja
"straightedge" pada saat disangga pada
posisi maksimal tidak melebihi (2 + 10 L)
mikronmeter dan "L" merupakan panjang
kerja dalam satuan meter, atau (0,0001 +
0,00001 L) inchi dan "L" merupakan
panjang kerja dalam satuan inchi.
Sebagai tambahan, besar penyimpangan
untuk panjang sampai 300 mm tidak
melebihi 5 mikronmeter.
• Kesejajaran permukaan kerja
Pada "straightedge" yang memiliki dua
buah permukaan sejajar, besar
penyimpangan kesejajaran tidak melebihi
1,5 kali toleransi kelurusan, dimana : 1,5
(2 + 10 L) mikronmeter atau 1,5 (0,001 +
0,00001 L) inchi.
35. Kalibrasi 32POLITEKNIK MANUFAKTUR IBANDUNG @Te 0 r i
• Kelurusan permukaan sisi
.. III ,l! iii
.. .. .. .. ..
F
Ii, "
Besar penyimpangan yang diijinkan 10 ( 2..:a• + 10 L) mikronmeter atau 10 (0,0001 +
IE!• J
j ! !i! ! aIi
I
.5
i 0,00001 L) inchi.
• Kesejajaran permukaan sisiiii
!
~ i B !t!
Besar penyimpangan yang diijinkan 15I
I (2 + 10 L) mikronrneter atau 15 (0,0001
I
1!
!! , F;~ ; + 0,00001 L) inchi.J Ji
u
.... • Kesikuan diantara permukaan sisi5! ....f1
I
i
terhadap permukan kerja!
Besar penyimpangan yang diijinkan ±jUl... .;):= 2,5 mikronmeter per 10 mm atau ±~
p e .: ;, ....... .. ~il
0,00025 inchi per satu inchi.- i.t
~-
I I'llfIl I... J •5~"
1:I ..~
I
•
Ell ni §
!J Ii II
•
~
... ~....- ::
-, /
/ <,
str...
I I
...
~~
I
I ~-; /
/
&: !I
.....
I
<,
-,
• Kualitas permukaan akhir
"straightedge"
Permukaan kerja yang digunakan pada
saat pengukuran harus memiliki
tingkatan yang hal us atau kualitas
"scraped" yang tinggi.
• Lebar "straiqhtedqe''
Pada saat "straightedge" digunakan
bersamaan dengan "spirit level", lebar
dari permukaan kerja tidak kurang dari
35 mm atau 1 3/8 inchi.
4. "squares" (penyiku)
Sebuah "master square" digunakan untuk
mengukur ketegaklurusan, dan umumnya
terbuat dari baja selinder yang dikeraskan
atau besi tuang. Secara umum "square"
digolongkan kedalam dua jenis,yaitu :
• "Square" yang diwakili oleh sebuah
bidang dan sebuah sisi dengan sudut
yang teliti(dengan atau tanpa sebuah
penguat konstruksi).
36. •
33Kalibrasl
Te 0 r i
POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG r----------------'---~
I I
III II .
L I I• I
I i I
i~i.!~ ./ "
'. /
• "Square" [enls selinder yang mewakili
ketegaklurusan sebuah sumbu terhadap
sebuah bidang.
4.a. Tingkat ketelitian "squares":
..J
• Toleransi kerataan atau kelurusan
Toleransi yang diijinkan untuk kerataan
"squares" yang memiliki lengan, atau
toleransi kelurusan pada "squares" jenis
selinder besarnya : (2 + 10 L) mikronmeter
dan "L" merupakan panjang kerja dalam
satuan meter, atau (0,0001 + 0,00001 L)
inchi dan "L" merupakan panjang kerja
dalam satuan inchi.
250g(8oz)
• Toleransi kesikuan
Toleransi yang diijinkan untuk kesikuan
besarnya 5 mikronmeter sepanjang
300 mm atau 0,0002 inchi per kaki.
• Kualitas permukaan akhir
Permukaan kerja harus memiliki
tingkatan yang halus atau kualitas
"scraped" yang tinggi.
• Toleransi kekakuan pada "squares"
yang memiliki dua lengan
Apabila sebuah beban sebesar 250 gr (8
oz) diberikan pada lengan terpanjang dari
"squares" dalam arah yang sejajar dengan
lengan lainnya, defleksi yang terjadi tidak
melebihi: (0,7 {l) mikron meter dan "L"
merupakan panjang kerja dari lengan
terpanjang pada "squares" dalam satuan
milimeter, atau (0,00014 {l) inchi dan "L"
merupakan panjang kerja dari lengan
terpanjang pada "squares" dalam satuan
inchi.
37. ---
Kalibrasi 34
Te 0 r i
~
-I
[
Toleransi dari kesikuan yang umum
dijumpai pada rnesln perkakas bervarlasl,
mulai dari 0,03 - 0,05 mm per meter
(0,00035 - 0,0006 inchi per kaki).
"Squares" yang baik dapat dinilai dengan
toleransi mulai dari 0,04 - 0,05 mm per
meter (0,0005 - 0,0006 inchi per kaki).
Untuk toleransi yang lebih teliti, sebuah
perhitungan narus dilakukan untuk
menentukan besar penyimpangan
"squares" yang digunakan. Sebagai
alternatif beberapa metoda pengujian
lainnya yang tidak menggunakan
"squares" dapat dipertimbangkan.
5. "Mandrel" penguji
Peralatan penguji yang sering digunakan
pada saat pembuatan atau perbaikan
mesin perkakas adalah "mandrel" penguji.
Kualitas dari "mandrel" penguji (terutama
kelurusan dan kebulatan) merupakan
suatu hal yang sangat penting untuk
menghasilkan sebuah ketelitian pengujian.
Bagaimanapun, sebuah faktor yang harus
diperhatikan adalah kelenturan alarnl,
seperti: defleksi yang disebabkan oleh
berat "mandrel penguji". Kelenturan terjadi
pada saat "mandrel" penguji dipasang
diantara dua senter.Dan akan lebih nyata
terlihat pada saat "mandrel" penguji
dipasang pada suatu ujung (berbentuk
tangkai tirus) dan bagian ujung lainnya
bebas. Semua "mandrel" penguji harus
dikeraskan dan tegangan dalamnya
dihilangkan.
38. Kallbrasi 35
Teo r i
Kelenturan pada "mandrel" pe,nguji sering
tidak dlpertlrnbanqkan dan dapat
menimbulkan masalah. Hal tersebut dapat
dihindarkan dengan mengetahui
: karakteristik "mandrel" penguji, sepertl;
bentuk yang solid atau beronqqa " da-n
mempertimbangkannya dalam melakukan
pengujian "alignment",seperti : -
• "Alignment" suatu sumbu terhadap
sumbu lainnya
• "Alignment" suatu sumbu terhadap
suatu bidang
s.a, -II Mandrel" penguji tangkai tirus
"Mandrel" penqu]i ini digunakan untuk
memeriksa. posisi surnbu, u] kebenaran
[alan, atau -poslsl yang berhubunqan
dengan suatu bagian rneslnperkakas.
Lihat lampiran57 - 61 .
39. ------
Kanbrasi 36
Te 0 r i
~'
75trm
(3'"
,eo.....
(8")
200 ......
(1'"
2lII3 ......
(12,,)
5Cll.....
C20",
~~al
.-.tOl<lnil
iOfIgIII
(o.~"1 .O:~") (O~") (Q.~,,) (Q.&.on;,)
..........,_riIlm~ .
~11*1
_01 (Q.~", (O.~") (O.~") (O.~") (O&.r.$,,)
T...........""cane
(~
:.........sol"""""'pa/I)
_0101 _ _ ._oo<retI>OIld",....oI_p"lI_
1) MuinvIJ lui indi:::illlOf~
(, ~,
'. i
<:.':.A.
......-.
""
8
!,
,
·f
'j
"
!
• Ketelitian
"Mandrel" penguji harus bebas dari
penylmpanqan kebulatan,harus satu
surnbu, dan selindrisitasnya harus
sempurna sepanjang pengukuran.
Tolerans! geometri besarnya 2.5
mikronmeter (0,0001 inchi) pada panjang
yang sarna dengan pengujian mesin
perkakas yang memiliki toleransi 0.01
mikronmeter per 300 rnrn (0.0004 inchi per
kakl),
• Pe.nggunaan
Tangkai tirus dari "mandrel"penguji harus
dipasang dengan sempurna pada bagiari
"spindle"mesin.
Untuk melakukan pengujian kebenaran
jalan, "mandrel" penguji dipasang pada
"spindte" mesin dengan empat posisl yang
berbeda da-nsaling rnernbentuk sudut 90°. - ,
Penyimpanqn yang didapat merupakan
nilai rata-rata dari keempat hasil
pengukuran.
Untuk memeriksa ketellnan posisi sepihak
atau kesejajaran dari sebuah komponen •
penguJian harus dilakukan pada duaposlsl
yang berbeda pada permukaan silinder
.(pangan jalanmemutar "mandrel" penguji
dan "spindle" masin sebesar 180°).
40. KaIibrasl 37POLITEKNIK MANUFAKTUR I--~- ----i_ _---I
BANDUNG,
'
Setelah "mandrel" penguji dipasang pada
"spindle" mssin, sediakan waktu untuk
menghilangkan panas dari tangan
operator( mendapatkan kestabilan
temperatur).
B '
~
Pada saat "mandrel" penguji dengan
. morse' konis No.O dan No.1 digunakan,
diperlukari suatu perhitungan untuk '
mengetahui cesar defleksi .dasar, Hal
tersebut dilakukan menggunakan "dial
gauge" dengan ketelitian 0,00005 inchi
yang memiliki tekanan tidak melebihi50
gram (1,50z). "Dial gauge" diletakan pada
bagian bawah "mandrel" penpu] yang
A
I berlawanan denqan kelenturan dasar.
:;.-:;
~
~
- --_..
~
. :
D
- .;
I
t .1I
I
I
I
I
I
I lI I~
I
I lJ'
I
I
I
I I
I~
e
B
I I
$::!
1/----1------"1
~ -..c ;
L'...~
i
5.b. "Mandrel" penguji diantara senter
-"Mandrel" penguji ini digunakan untuk .'
.menqetahui kelu-rusan sebuah garis
melalui dua titik. Sumbu pada "mandrel"
penguji ini harus lurus dan permukaannya
sellndris. Bagian penutup ujung pada
"mandrel" harus kokoh danterkunci rapat
sehingga tidak terjadi distorsi. Baglan
selinder harus dikeraskan, dan apabila
memungkinkan dilapisi dengan "hard
chrome": untuk mehambah ketahanan
terhadap keausan.
Lihallampiran 62 - 63'
.,;
- - ~& ---~---. _ - "•
....---------,. ------ -- --
41. ,'_-------:---~------~------_r'"':__--....,_~-___,I
.. ,.
Kalibrasi 38
~. pOLlTEKNtK MANUFAKTUR t----------------~--__l. 81 _
. i1 BANDUNG
~. :I Teo r i
• Ketelitian
'UnWk memeriksa penyimpangan
"a!i9nment" suatu mesin perkskas dengan
ketelitian 0,Q1 per 300· mm (0,0004 lnchl
, .per kaki), sebuah "mandrel" 'penguji
selindris harus mernlllk! kelurusan sekitar
3 mlkronrneter (0,0001' inchi), pada
panjang yang sarna.
"Mandrel" dengan panjang rnelebihl 30,0
mm (12 inchi) harus beroentuk rongga,
dan tebal, dinding hams' sesuai
. (mengurangi . massa tetapi tldak
menquranqi kekokohan),
Apabila "mandrel". dengan panjang
, melebihi·1600 mrn (63 lnchl) dlpenukan,
maka pengukuran akan ,Iebih balk
menggunakan metoda optik (kesulitan.
dalam pernbuatan "mandrel"),
• Pemeriksaan
"Mandrel" penguji dlperlksa dengan jalan
memasangnya diantara 9u~ senter
denqan interval yang' teratur (contoh :
setiap 50 atau t 00 rnrn atau setiap 2 atau J
'. 4 ;0911i) pada-pengujian ,kebe,naran jatan,
.dan pada dua posisl bidang yang saling
" mernbentuk sudut 90°,. Dimana bidang
tersebutberhubul1gan .dengan empat'.
posisi yang telah dltandai pada
permukaan selinder.
• Penggunaan ,
Untuk rnenqu] .kesejajaran, pembacaan
'penyimpangan' . dilakukan pada
.~ permukaan selirider "mandrel" dan-pada
posisi yang berlawanan arah dengan "
, poSisi1800 setelah .diputar. Nilai rata-rata '.
,,' . . yang didapat dar; keernpat pengujianakan
mernberlkan besar pe,nyimpangan
kesejajaran.'-Metoda- ini, digunakan' untuk
( frl'eng,imbangi penylrrtpanqan
ketidaktelitian pada "mandrel"., .
, .0
~.
•
"
•• < •
L-......:::.....__.~. •.
43. -,'
Kallbrasi
'liTEKNIK MANUFAKTUR ~.-------------.l------l
BANDU~G , , Teori
•7. peralatan .optlk ("tele'scope" dan
( "target")' ' -
Bsberapa metoda pemertksaan yang
_ . . , menggunakan perlengkapan optik dapat
~ . .'. . ,
~U:.-.r::i~- '.
. ~ A... .. - '~. .
.... _...................,-....-- ..
1_
i ~ -. .
~ ~~
=
.'. .. ~
, .' ( .~
~.
'. digunakan untuk memeriksa kelurusan
darisebuah garis., Metoda yang sering
{iigunakan adalah demgan menggunakan
"autocollimator" 'dan "aliqnrnent
telescope". Pada saat "telescope" dan.
"colilmator" digunakan, tanda teranq dari
"telescope" diobservasi secara sirnultan
melalui sebuah bayanqan '''target'' yang
dibentuk olehucoUimatoru. Dengan cara
ini, variasi sudut 'diantara surnbu
"oclllmator" 'dan "telescopevdapat
ditentukan. ."
Dengan rnenqqunakan metoda
"autocolllrnator" yang rne..r'lggunakan
sebuah "telescope" dan sebuah
"microscope" ( dipasang 'secara koakstal), .
beberapa putaran darl kaca "M" dapat
~J;~ .. .",.d,iP,.i~d,'ahkan mef1gelilingi~ebU~h sum,,,,·bu "
.~. ' ",' h,onsontal.yang memertukan v.sebuah
.
"
__-,.---::..------,---,--...:....--~~-.:...-.:.__"
.. .. '. c;'.':..' .c""
t.6'~ +.···ltff.:.·~-"'~'~ 'i~
-' .- . ~ - '/.
--",
.perubahan posisi vertikal dar; bayanqan
. pada. bi'dang' tokus. Penguku'ran
pergeser~n ·yang dapat dilakUkan'
,me'nggunaKan "ocular micrometer" akan
mernungklnkan 'penyimpal'Jgan~udut ,"a"
,dari pemegang kaca diteritu~an.): ,. : .
Dengan rnenqqunakanmetoda ~alignment "
tetescope'vperbecaan·peng~kiJran. dalarn
pOSisi'i;level" (conteh : penyimpangan"a"
"-dalam pengukur~n bldanqvertlkalatau
hertsontal), hubunqan darak diantara
surnbu "optlcal" 'dari "telescope" denqan
tanda pada "target' dapat dibacasecEua ~""'
.t . :Iangsung pada.j'reticte'vatau d~ngan .~-·-r'
'niehg9~nakcm"optlca: mlcrorrreter", .',
-..
44. Kalibrasi 41
Te 0 r l
..,~-~.
,--,
8. "Waviness meter"
Alat i~i digunakan untuk mengukur dan
mencatat kerataan suatu permukaan.
Bagian "tracer (a)" rnerupakan sebuah
bola berdiameter 1/16 inchi yang dipasang
pada bagian ujung dasar sebuah batang
vertikal "b" (dapat diputar melalui sebuah
, lubang pada pelat dasar "c"). Alat ini
dHetakan pada permukaan yang akan
diperiksa dan digerakan menggunakan
tangan.
9. "Tubular holder for dial gauge"
Alat bantu ini digunakan untuk memeriksa
kondisi "allqnmenrsuatu sumbu terhadap
sumbu lainnya. Pembacaan "dial indicator"
dilakukan pada posisi 180° untuk bidang
horisontal dan vertikal. Penyimpangan
"alignment" akan sarna dengan setengah
pembacaan diameter dua posisi "dial
, indicator" yang poslslnya 180°.
Penyangga yang sesual untuk "dial
gauge" terbuat dari pipa baja. Pengukuran
kalibrasi dilakukan mengglJnakan sebuah
"dial' gauge" (beratnya .sekitar 8 oz) yang
dipasang pada pipa baja (dtameterfuar
sekltar 3,5 inchi, diameter dalam 3 3/16
inchi, panjang sekttar 10 inchl dan
beratnya sekitar -5 pound), danakan
menghasilkan : ..
• Defleksi ujung bebas plpa tanpa "dial
gauge" == 0,000014 inchi.
• Penambahan defleksi vertikal dibawah
. berat "dial gauge" dan tekanan pegas
bagian "plunger" (12 oz) = 0,0000036,
inchi.
• Penambahan defleksl horisontal
dibawah tekanan pegas"plunger" (4'
oz) =0,0000024 inchi. .
• Total' makslmurn penylrnpanqan
vertikal = 0,0000176 lnoh',
45. Kalibrasi" 42
1e 0 r i
10. , 1 Double mandrel"
Sebuah "mandrel" khusus (M) digunakan
untuk mendapatkan kondisi "alignment"
dari sumbu "spindle" melalui sebuah flens
bautIA1 11,"A2"',"A3"
dan untuk
pengencangan, dan baut "81'"82","83"
untuk penekanan. Kelenturan akan
dihasilkan apabila menggunakan
'rnandrel'' berongga."Mandrel" kedua (T)
dengan diameter yang sama (toleransi ±
0!00002 inchi) dicekam pada lubang yang
akan diuji. Alat ini sering digunakan untuk
menguji kondisi "alignment" lubang
r pe'megang alat potong pada kepala
"turret" terhadap sumbu "spindle".
Penyetelan "mandrel" dllakukan dengar
cara mengatur keenam buah baut (tidal
rnudah dilakukan), dan hanya dapa
dllakukan oleh pelaksana yan~
mempunyai keahlian dan kemampuan
Metoda ini memiliki beberapa kelemahan
diantaranya : [arak diantara ujun;
"spindle" dengan kepala "turret" palln;
kecil 600 rnrn (24 inchi) karenakeduc
"rnandrel'vtersebut harus berhadapanpar
,memiliki panjang pengukuran 300 mmO~
.Inchl). Apabila sebuah "mandrel" yaii~
dipasang pada "spindle" mempunya
behtuk berongga, dan "mandrel" yan~
dipasang pada kepala "turret" berbentul
solid, makaakan dihasilkan perbedaai
kelentoran. "Spindle" harus diputarsampa
kedua surnbu, "mandrel" terletak padj
satu bidang dan pada sudut yang, bena
terhadap arah pengukuran. ' ~
Lubanq kepala ''turret'' sering dlbuat pad.
mesin bubl1titl1sendiri dibawah kondi~
ke)rja normal. Karena alasan tersebu
'pengujianharusdilak~kansetela
bantalan pada "spindle'" mencapa
temperatur.kerja. "
"-,: .- '
, ~ ,'. .' .
..
"
48. •
45
• "Zerodur calibrator"
Alat ini digunakan untuk ITengetahui :
• Koreksi penyimpangan "pitch" secara
otomans
• ,Kalibrasi sumbu ganda'
• Kalibrasi sumbu putar secara otomatis
13. "Laser interferometer"
Kaiibrasi menqqunakan laser "ballbar"
akan mengukur penyimpangan radial dar;
lintasan program mesin. Sambungan bola
"magnetic kinematic" akan menjamin
sebuah pengulangan dan, penyetelan
ketelitian.
"Laser interferometer" mernlllkl tingkat
ketellttan yang tinggi dan merupakan
suatu alat pengukur otornatls, serta
menggunakan slstern penanqanari data
untuk mengatasi penyimpangan pada
berbagai jenis mesin CNC.
Te 0 ri
Kalibrasi
A.L_
LIaS .....c.__ •
O.......T..........
..................
OLiTEKNIK MANUFAKTUR I------'---------...--...J....----I
BANDUNG
'.
, .
54. T
"ii
i
, Kallbrasi
Teo r i
••••••J.Ull atau mm/m
• • • • . .inchilkaki
58
2.b. Toleransi
Penyimpangan kerataan ditentukan
sebagai berikut:
• Penyimpangan
keralaan: mikronmeter atau mm Rer
meter ( .inchi per kaki), apatiila
kondisi cembung yang diijinkan sarna
dengan kondisi ceRung.
• Kondisi cekung sampai ....mikronmeter
atau mm, apabila oiantara dua buah
ujhl.ng hanya perrnukaan cekung yang
dllJlnkan.
• Kondisi cembung sampai .....
mikronmeter atau mm, apabila diantara
dua buah uj4.QQ hanya permukaan
cekung yang cUJlnkan.
Besar toleransi tidak sarna untuk semua
arah. Pemeriksaan umumnya dilakukan
pada arah memanjang dan melintang.
Penggunaan toleransi diberikan sesuai
dengan kondisinya. Hasil dari
pemeriksaan akan sangat ditentukan oleh
permukaan ujung "dial indicator" atau
("plunger").
3. KESEJAJARAN ("PARALLELISM")
3.a. Kesejajaran garis dan bidang
Sebuah garis dianggap sejajar terhadap
sebuah bidang, apabila pengukuran jarak
dari garis tersebut terhadap bidang pada
beberapa poslsl, perbedaan maksimum
yang dlamatt tidak melebihi batas nilai
yang telah ditentukan.
r- -.,._ ...... _.+
' .J
Dua garis dianggap 5ejajar, apabila salah
satu dari garis tersebut sejajar terhadap
dua bidang yang melalui garis lainnya.
Penyimpangan yang dapat diterima tidak
perlu sarna di dalam dua bidang.
55. : [
59
•
Kalibrasi
r e 0 r I
~ 0
~::====:;:') ,""
Dua bidang dianggap sejajar, apabila jarak
clantara dua bidang yang dilJklJr pada
setiap poslsl pada permukaan (paling
sedikit dalam dua arah), dan besar
penyimpangan maksimum di atas panjang
yang telah ditentukan tidak melebihi batas
yang telah ditetapkan.
Besar maksimum penyimpangan adalah
perbedaan makslrnurn dan minimum dari
dimensi yang didapat pada saat
pengukuran dilakukan.
Perbedaan tersebut diukur pada bidang
yang ada (horisontal, vertikal,
ketegaklurusan bidang yang diuji, Iintasan
sumbu yang diuji) dan berada pada
panjang yang telah ditentukan (contoh:
sepanjang 300 mm, atau seluruh
permukaan).
3.a.1. Metoda pengukuran:
3.a.1.1. Umum untuk sumbu
Pada saat pemeriksaan kesejajaran yang
meliputi sumbu dilakukan, sumbu tersebut
harus diwakili oleh permukaan selinder
yang memiliki bentuk dengan tingkat
kepreslslan yang tinggi (hasil permukaan
akhir dan panjang yang sesuai). Apabila
permukaan "spindle" tidak memenuhi
syarat (atau permukaan dalamnya),
sebuah alat bantu permukaan selindris
.("mandrel" penguji) dapat digunakan.
Pemasangan dan pemusatan "mandrel"
penguji harus dilakukan pada
bagian ujung dari poros, di dalam lubang
selinder, atau konis yang dirancang
sebagai dudukan alat potong atau alat
iainnya,'
56. 3~a.2~ .Kesejajaran:dua bidalig. ' ," . . ~,
Alat peliguky~ d,ipasang pada 'penyangga
yang mernlllk! perrnykaan rata, dan
digerakan pada salah satu bidang yang
_sesuai dengan ketentuannya. Bagian
ujung-"dial indicator" rnenyentuh dan
- dlg'es~r" ter.had~p.bidang . lain nya.....
PeOQlIJian leblh, balk dllakukari 'datam d.ua ..
anih,dan satu sarna lalnnya saling
tegakluruS~ . ..: J
.. "';'.'
I ...
_:'..:
. Kalibrasl.
Teorl. (/
. .
", ,";,. -<~C'~, ''''
...' ",,'
l :.'..,.'.
) .'
- " ",t:. "
':r ' .. of
"'>'" ~~='~
, -.
~. -II
57. --
Kallbrasi 62
Te 0 ri
Bagian "spirit level" digeser sepanjang
sumbu yang telah ditentukan, dan
pembacaan dilakukan. Pengukuran
mewakili jarak diantara '
surnbu, Contoh: apabila jarak 300 mm (12
inchi) dan pembacaan "spirit level"
besarnya 60 mikronmeter per meter
(0,00216 inchi per kaki), rnaka
penyimpangan kesejajaran menjadi 60 x
0,3 =18 JlM (0,00072 inchi).
3.a.3.3. Kesejajaran sebuah sumbu
terhadap sebuah bidang
Alat pengukur dipasang pada penyangga
yang memiliki permukaan rata dan digessr
sepanjang bidang yang telah ditentukan.
Bagian ujung "dial indicator" menyentuh
permukaan selinder yang mewakili sebuah
sumbu. Pada setlap posls] pengukuran,
jarak terdekat didapat melalui gerakan alat
pengukur dalam arah yang tegaklurus
terhadap sumbu.
Pada suatu kondisi, dimana sebuah
sumbu dapat membentuk sudut (berputar),
sebuah pengujian akan sesuai apabila
dilakukaan dalam posisi rata-rata (tengah)
dan kedua posisi ekstrim.
3.a.3.4. Keselajaran sebuah sumbu
ternacap perpotongan dua
bidang
Alat pengukur dipasang pada penyangga
yang memiliki bentuk permukaan sesuai
aengan dua bidang yang berpotongan.
Alat pengukur digeser sepanjang ~aris
lurus perpotongan, danbaqlan ujung 'dial
indicator' menyentuh permukaan selinder
yang rnewaklll sumbu. Pemeriksaan,
sejauh mungkin dllakukan pada dua
bidang tegaK~(J(us yang dlplllh sesual
dengan kondlsl penqoperasran rnesm
perkakas.
58. Kalibrasi 63
Teo r i
0,02 dalam 300 mm
atau
0,001 inchi per kaki
3.a.3.5. Kesejajaran .perpotongan dua)
bldang yang sejajar terhadap
bidang ke tlga
Bagian ujung "dial indicator" menyentuh'
bidang ke tiga. Bidang penqukuran
cltentukan metatul pengesetan posrsi
kontak pada sudut yang benar terhadap .
bidang.
3.a.3.6·~ Kesejajaran diantara dua garis -"
lurus yang dibentuk oleh
perpotongan dua bidang
Bagian ujung "dial indicator" dipasang
pada sebuah "V-block" dan menyentuh
bidang yang terbentuk melalui
perpotongan bidang ke dua. Pemeriksaan
dilakukan pada dua bidang yang saling ,
tegaklurus.
Metoda di atas memerlukan pemasangan
alat pengukur yang kokoh ,dan kondisl
yang dapat diamati merupakan dua garis
Iurus dengan jarak dekat. Untuk
mengatasi masalah tersebut, sebuah
"spirit level" digunakan untLik memeriksa
kesejajaran daTam arah vertikal. Apabila
penguJian secara langsung dari bidang
atau garis lurus mengalami kesulitan
karena terhalang komponen mesin, maka
pengujian dapat dihubungkan terhadap
sebuah bidang referensi ( aidapat melalui
sebuah bidang horisontal ~ang ditentukan
melalui sebuafl"spirit levelI).
3.a.4. Toleransi
. Penyimpangan kesejajaran yang diijinkan
df=iri garis lurus atau permukaan bi<;iana
drnyatakan dalam:.... ).1M atau mm (....inchl
atau per inchi). apabila kesejajaran yang
diuji hanya pada suatu panjang, maka
dinyatakan sepertt 0.02 mm dalam 300
mm (0,001 inchi per kaki). Sebagai suatu
aturan, arah dari penyimpangan tidak
'penting. tetapi apabila penyimpangan
yang diijinkan hanya dalam satu arah,
maKa aran tersebut harus ditentukan.
Contoh: ujung bebas dari "spindle" harus
mengarah ke atas. Perlu dilngat, bahwa
'toleransi kesejajaran melipufi toleransi
bentuk yang berhubungan dengan garis
dan permul<aan, dan hasil pengu)ian
tergantung dart permukaan ujung 'dial
indicator".
59. 64Kallbrasl
-..:;.
"'.'.,
: . ~
-' ,
(
/
-.......
, "
/
3.b. Kesejajaran gen;tkan
, Istilah kesejajaran gerakan adalah poslsl
-bidang dasar sebuah kornponen bergerak
mesin yang berhubunqan dengan:-'
• sebuan rancanqan (penyanggaatau
"slideways") , , '
• sebuah garis lurus (sumbu atau
perpotongan bidang) ' . ,
. ,. Sebua,h bidang dasar yang rnerupakan ,
- suatu posisf dari komponen bergerak
" 'mesin lalnnya "
. '3.b.1. Metod~ pengukOran: . ~ ,:
3.b.1.1. Umum ,'-
"Metoda pengukuran-. akan ~.arri~ dengan
., p,en'gujiarfyang' dilakukan terhadap
kesejaj~rarigaris'dan bidansf. .Alat
'pengukur harus. dipasaf19 padakcmponen
'bergerak. Bagia'1 komponen t>-ergerak ' . .
harus digeser dengan cara biasa, untlJk
, mengatasl aklbat dari penylmpanqan
, "slideways"'. . I "
.." -.
) -
~".'
, Te OJ i
_ I ~.IY,.J,
,"'. '
. ", --' f"
."".',
,_ ,v . <'_, ."',
- , , "
60. Kallbrasl 65
Teori
, 3.b.1.3., Kes.ejajaran sebuah bidang.,
dasar terhadapsebuah sumbu
Alat pengukur dipasang pada komponen
berge~~k, dan 'bagian ujung "dial gauge" ~
menyentuh selinder atau "mandr~I" yang
mewakili -sumbu. Apabilasemua bidang
sarna pentlnqnya, maka " perigujian
.dilakukan pada dua ..bidang yang saling
teQaklurus dan dipili'" berdasarkan
,perig9unaannya:yang paling panting. '.,
3~b.1.4. Kesejajaran sebuah bidang
'~asarterhadap perpotongan
dua bldang
Kesejajaran maalnq-rnastaj; bi.dang
terhadap bidapg dasar harus diujisecara
terpisah, -yang sesual 'dengan .pengujian
kesejajaran diantara sebuah bidang dasar
dengansebuah bidang lainnya. .
......,.
/
3~b.1.5. Kesejajaran diantara dua
bidang dasar .
Sebuah "dial gauge" dipasang' pads salah
satu komponen mestn bergerak,. dan
bagian ujung "dial gauge!' rnenyentuh
suatu posisi pada kornponen bergerak"
. Jalnnya. Kedua komponen ·,ersebu-t
pigarakan secara bersamaan 'd.alarp ,arah
yang-sarna, dan variasl dartpembacean
atat pengukur dicatat. Apabila semua
bidaog sarna'penting'nya,maka pengujian
dilakukan pads dua bidang yang scaling
tegakruro.s dan dipilih' berdasarkan
penggunaannyayaMg,paling penting. "
" ';
" 3.~.2rToleransi" ' l ,
..~ .~ atau mm' Toleransi~keSejajaran gerakan;~m~rupaka.n
. OJ)2 per 300 mm . .vartaal 'yang dlljinkari q?lam ja:rak.·
o0011nchl perkakll10 inchi " [ ter~~dekdian~ara. hidanQ 'qasar paq~
~"< ..' - .: "pOS·ISI yang~dlbenk?n.Pada seboah
r- • ~ - .:' kcmponen-bergerak terhadap. sebuah .
. I, .i •., .' - .' bida,ng, sebuah ·~aria:.luru.s $t~u 'btdang .-' '.
'-- ! dasar lainnya .ealarn panja~g y~ng telah I,. diterrtuka'n~ , , ' I '~~'> - ".. ".."",- .~ , 1» r~"
l. ,
61. .Kalibrasi ,
Te 0 r,l
~ KESAMAAN ·4ARAK
CUEQUIDISTANCE") .
· "Equidistance" berhubungan dengan jarak .'
. dtantara surnbu-surnbu dan .sebuah .
_bid~rig refetensi. Suatu ~ondisi dinyataIqAtl:":.
. "equfdistance" apablla bidang yang. I.
· melalui sumbu-surnbu posisinya sejajar.' ., <
terhadap bidang referensi. Sumbu-sumbu
te[sebut dapat merupakan surnbu ~'1g
be'rbeda, .atau sumbu yang sarna dan
'. t~rle~a~ pada posisi yang b.. erbeda$~t~~h
· dlputardengan suatu sudut tertentu.: '. ":
"j:t
. .
.-.'A .. _~.~8."...".:...'.'
, -" .~' .. :.'.
. - .' .. f ". ,
.·.·.·...,_~-r.~j.~.... ., "~'.>
62. r
Kalibrasi 67
POLITEKN/K MANUFAKTUR f-------------.L..-.--~
BANDUNG
Te 0 r I
•
.__._~
. l }i"---~ III
---Vv·
5. KESATUSUMBUAN
("COINCIDENCE"rALIGNMENT")
Dua garis atau buah surnbu dikatakan
satu sumbu. apabila sebagian jarak pada
beberapa posisi (dalam panjang yang
ditentukan) diukur sekaligus secara
keseluruhan dan secara poslsl, serta jarak
tersebut tidak melebi hi batas yang
ditentukan. Jarak yang dlukur dapat
ditempatkan juga pada garis nyata atau
pada perpanjangannya.
5.a. Metoda pengukuram
Alat pengukur dipasang pada lengag
pembantu dan diputar sejauh 360
mengelilingi surnbu. Bagran ujang "dial
indicator" menyentuh selinder yang
mewakili sumbu ke dua pada penampang
"A". Beberapa variasi da/am pembacaan
merupakan dua kali besar penyimpangan
kesatusumbuan. Untuk mengetahui
terjadinya perpotongan surnbu ,
pemeriksaan harus dilakukan juga pada
penampang "B". Pemeriksaan dilakukan
pada bidan9 "H" dan "V". dan dioatat
secara terplsah. Gunakan "dial gauge"
yang ringan untuk memperkecil deflel<si
yang terjadi.
5.a.1. Apabila salah satu sumbu
merupakan sumbu putar
Lengan pembantu sebagai pembawa alat
pengukur harus dipasang pada "mandrel"
yang mewakili sumbu putar, Apabila atat
peng uku r diperlukan untuk diputar
mengelilingi sebuah selinder tetap. maka
alat ukur tersebut harus dipasang pada
sebuah ring putar yang memiliki suaian
teliti.
5.a.2. Apabila kedua sumbu berputar
Selindar yang diuji dapat dlternpatkan
pada posisi rata-rata "run-out" dalam
bidang pengujian.
66. 71Kallbrasi
T ee r l .
'.
/
6.a.1.4. Sumbu dan bldan09 Y8.ra9
membentuk sudut 90
. .
Apabilasumbu tetap, sebuah penyiku
yang rnemiliki bidang dasar khusus
dipasang pada selinder yang mewakili
sumbu. Kesejajaran dari lengan bebas
penyiku terhadap bidang, diuji dalam dua
arah y~,ng tegaklurus.
Apabila surnbu berputar, "dial gauge"
dipasang pada lengan tetap "spindle".
6.a.1.5. Sebuah sumbu pada sudut 900
terhadap perpotongan dua
bidang
Apabila surnbu tetap, sebuan penyiku '
yang memiliki bidang dasar khusus
dipasang pada selinder yang mewakili
sumbu, Kesejajaran diantara lengan
bebas penylku dan. perpotonqan bidang
diperil<sa melalui metodadisamping.
Apabila surnbu berputar, sebuah "dial
gauge" dipasang pada lengan yang
ditempatkan pada "spindle", dan bagisn
ujung' "djal gauge" rnenyentuh sebuah
balok yang dipasang pada perpotongan
dua perrnukaan bidang. Kemudian
"spindle" diputar 1800
dan balok "V" dige
ser ·sernl1gga bagian ujung "dial gauge"
menyentuh:balok"V". / '""' ..
._--'... ,_..__...__...._._.,~ .. -~._._._~
67. Kaltbrasi 72
Teo r I
; ,
J .... "
.(
"'"
lA
.' ,"
,I III '
,1 ,
± ••• ~ ••jJJ11 atau mm/••• •m
±. •••• ~inchll~•• ~ .inchi "
'/
'1' "
,I,••'J~,
I.. : ..) " . ;. .... _ : ..
,;",., ,
/" - ~:. .
6.8.1.6. Perpotongan dua bidang yani
membentuk suduJ 90
terhadap,perpotongan bidang
~ lainnya
Sebuah penylku atau "dial gaug,e"
dipasang pada landasan yang sesuai
: denga':l perpotongan· bidang. K~sejajaran
.diantara lengan bebas penyiku dengan
bidang ke tigaata~ perpotongan biciang;'
diuji menggunakan metoda yang sarna
untuk rnemeriksa kesejajaran. Pengujian
.ouakusan pada dua bidang yang
- tegaklurus. -,
.J'
.6.a.1.7. ' Oua Dflris lurus yangdlbenfuk
'oleh perpotong~n dua bidan2-~
-~ dan membentuk sudot 90 .
, terha~ap garl~,lainnya .
'Sebuah penyJk!J yang memiliki bidang l
dasarkhusus dlp.8sang pada sala~sat~ ..
perpotongan bldang., Untuk me,nguJI
apakah 'Iengan bebas penyiku sejajar,
, tethadap garis lurus ke due, dilakukan
pemerikS~n 'yang sesual dengan metoda "
" urrtuk mernerlksa kesejalaran, Apabila
pengukuranlangsung dari Qldang'
, tethatJap garis IlJrus menga1amj ~esulitan_-
. karena terhalang kornponen .laln, rnaka
pengujian diiakuKan berhubungn deng,an '
bid,ang ref~~ensi ~contoh: ,menggunsKan"
$ebuall"splnt level'). , I, '.
.6.a.2. Toleransl
Bata~ 'pellYimpangari ketegakiu~usan garis
lurus atau permukaan rata dlOyatakan:
Apaolla /p~nylt:npangan bernubunaan -,
, dengansuatu suout yang benar (dalam
dua , arah);' maka penylmpangan
, dinyatakan: £ ...rnfkronmeter atau .moo ',:
-: (±...•l,nchi) dalarn panJang :yang telah
,ditentukan. ' ,', .' ;" , , : " ,,' .
,." AJ;I$bila, penXimpang'~n'yang,:
" .dlt~ntukaf1 be. huth"ngandengan.. '
, r ' b~lanmt;l$1I1'Jalnn~a. bCJ,gfao'tersebut,
.·,;h~n~s '': dltunJul<~n: ' u!ung . b~ba~ .
, "splndte'~ ,rltenalk' hanya kearah
penyangM , " . ' . . ' ' . ,r .
, .'. ~-'.'''i''r., '; ~ _~.'. I ,;.
1
68. 'POLITEKNIK MANUFAKTUR
';. BANDUNG
1
.1
Kalibrasl
Te 0 r I
'
/.
73,
s.b, Ketegaklurusan gerakan
I Istilah ketegak/urusan gerakan pada
. rnesin perkakas, menunjukan posisi
berturut-tu rut bidang dasar bagian
bergerak mesin terhadap sebuah bidang
(penyangga atau "slideways"). sebuah
garts·lurus (surnbu atau perpotongan oua.
bidang), atau sebuah posisi bidang dasar
pada bagian berqerak lainnya.
'6.b.1. M~toda penqukuran:
6.b.1.1. Umum
Pemeriksaan ketegaklurusan gerakan,
akan menjadi sebuah penqujran
kesejajarandengan rnenqqunakan sebuah
penyiku yang sesuai d-,engan konotst
pengujian.
Bagian bergerak dati rnesln harus digeser
dengan cara yang sesuai untuk mengatasi
akibat penyirnoanqan dar; "sltdeways''.
,
6.b.1.2.. Ketegaklurusan diantara garis !
dasar sebuah posisi dan I
'seblJah bidang I
I
1
Sebuah penyTku' ditempatkan pads
bidang, dan kesejajaran diantara gerakan
danlengan bebas penyiku diuji dalarn dua
arah yang tegaklorus. '
6.b.1.3. Sebuah~ poslst bldangdasar
yang membentuk su(f~t>9'.~O
terhadap seb~ah sumeu "',
.khusus
Sebuah penyiku yang memi'likilanda$a,
Kesejajar~,h<,''~.' "'-.', ~I;:·
',I',
dtpasariq pada selinc;iE!r:y!'
mewakili surnbu.
( .
gerakan dan, lengan beb~!SP~'
dengan cara y~ng sesual, .
69. /
74
Co,,! ,
I -
. ( .
I Apabila sumbuyanq ada merupakan
suatu sumbu putar,«"mandrel" yang
rnewakili surnbu harus drpasang pada:
. . poslslrate-rata -'run- out" pada bidarig ,
,,' pengujian. Pada kc;mdisi khususvdimana-"':.
,sebuan "spindle" kepala tetap mesirl bubut. "'
'yang rnampu dipasang' '$ebua'h i'face,'
platen, akan memungkinkan, sebuah ,/
<, . pengujian dilakukan mengguna~anl'ffar
ground disc". "Face plate" yangtetsedia :
ti.da~- digun-~kan dengan alasan '
:~ "permukaa'n'nya tidak .rata secara "p~s~L ' .
~ P,embacaatl ke dua Eiilaku~?n pada' "flat
ground disc~' setelah memutar "spinc:ilau
_.sebeser 180°. Rala~ra:ta yang didap~t
merupakallbesar ; penylmparigan
.sepanjangpengukuran. ./ " "
,''
("
Kalibrasi
: Teorl
j
"J
-~ J../
,:6.~~1.4.,; -oua bid~u,g ,dasCir yang S81h19
tegakluru5 / " ~ ,,' "_ ".
qua, ,bidang Jd~_s,a.r dib~'r'lding~~n>
menggun~kan--:sebuah p~nyikl4 yang'r'
,ditE!mpa~k~p,_ dengan' ~e,~:~ai pada ollgauge,"
, 'block" dan "straightedge". Salah'sa~u
,'Iengan penytku ak~il ,segari,s' dEmg'~n' ,
~ ,b,iqan~ dasar !'I" dan diu~Wrneng9u~akan ,<-'
,,' ,'-sebU~h "dial'gauge1', dan lengah penyiku,
~,----"--~";""";'---""""'----_
~........--o...-,.---------'-,,----,.---,.-----....
'"
~;i~~~~~~~ I,',
~ "
-r .
_--....."................~~-;;..;....,..........._~_~~'"
":,', yang lalnnya diukur -unt~k ' m~nieri~s2:f ,
- " "".J ' ,
'~esejajaranr1Ya dengan bidang daaar '~II,",,-
," ','-mengglinakan 'ldialgaugen. "
, ,.,'j': - :' '_ ~'" _
,Bagian-Iengan penylku diseteLseJajar ,
-tert)~dap" bidang dasar ,nl"~Penyirtlpangan
" ket~gakluru~an"a-kan' siaima,c1engan '
"",'-c-perbedaan'variasi perribecaan ,dua, buah"
l. "dia1 gauge" 'padsf'daerah pengukuta;n
, -,yang ,sam'~. pefleksLdari' k9mpqnenyat'aQ- " ,
,diakibatkan~ beban .peryyangga harus
dipertrmb-angkan., ,(I P~nguJi,an
-: ".",' ketegatdui'lJ,sanini ,d~pat /dilakukan juga,
,': men99tinaK~n:rh~~~~ ()~tik." ",::> ,:. ><, :',' .".·:/~. ~ -; ."" " ~
.... '-,
70. Kalibrasl ". 75
Teo r i
± . ,; .•...J1I1l atau mm
± inchi
6.b.2. Toleransi I
Toleransi ketegaklurusan 'dart sebuah
gerakan merupakan variasi yang diijinkan
di dalam suatu panjang (contoh: 300 rnrn),
.darl jarak terpendek diantara sebuah
poslsl bidang dasar pada komponen
bergerak mesin dengan lengan bebas
sebuah penyiku. Variasi tersebut didahului
melalui sebuah tanda "±".
I
I
! '--------------
I:
I
7. PUTARAN ("ROTATION")
7.8. "Run-out'·
7.a.1. "Out-of-round"
Merupakan kesalahan relatif bentuk
melingkar dari sebuah komponen pads
sebuah bidang I yang tegaklurus terhadap
sumbu, dan pada postsl yang diberlkan
sebelumnya.
Untuk sebuah pores, besar dari
"out-of-round" ditentukan oleh .perbedaan
diameter berbentuk llnqkaran dan
pengukuran terkecil diameter pores untuk
sebuah lubang. Besar dari ;"out-of-round"
ditentukan oleh perbedaan qiameter
Iingkaran dalam dan,pemgukuran diameter
terbesar darilubang, dimana setiap
.penqukuran dilakukan pada sebuah"
bidang yangtegaklurus terhadap sumbu.
Kondisi oval rnerupakan kondisi khusus
dari "out-Qf-roundll
• · .
7.a.2. Eksentrisitas I"eccentriCity")
Merupakan jarakdlantara dua sumbu
paralel apabila salah satu sumbuberputar
mengelilingi surnbu lainnYa. (Ekseritrisitas
bukan merupakan suatu penyimpangan"
tetapl merupakan sebuah sasaran
terhadap'toleransi).
'_._-:.--
71. Kalibrasl 76
Teo r I
I
..... I
~.""'tlid-~iI
,
',' ; /
't-1':......
• I 1.1RacW *
J
7.a.3. Per,geseran radial(" radial
throw") .sebuan sumbu pada
suatu posisi
Dimana bagian sumbu geometri mesin
tidak satu sumbu dengan sumbu putar
(penyimpangan konsentrisitas), dimana '
jarak diantara perpotongan dua sumbu
tersebut terhadap sebuah bidang
tegaklurus terhadap sumbu putar pada
posisi yang telah ditentukan.
7.a.4. "Out-of-true running" C1run-out")
sebuah komponen pada suatu
penampang
Apabila perhitungan terhadap
"out-at-round" tidakdilakukan, maka besar
dari "out-at-true running" dua kali -dari
" pergeseran radial pada suatu penarnpanq.
Secara umum, penqukuran "run-out"
rnerupakan hasil dari: pergeseran radial
sebuah sumbu, "out-at-round" dari
komponen, dan penyimpangan dari
bantalan. Dilihat dari segL metrologi,
sebuah bantaJan yang memiliki
permukaan selindris 'atau konis dikatakan
memiJiki sumbu yang satu sumbu
terhadap surnbu putar, apabila pada saat
dilakukan pengukuran pada suatu
panjang (setelah memasang "mandrel"
penguji padabantalan apabila diperlukan),
penyimpangan rotasi pada setiap pasisi ~
pengukuran tidak melebihi batas toleransi
yang telahditentukan.
7.a.5. Metoda pengukuran:
7.a.5.1. Penc-egahan. sebelum
penguJlan dilakukan
Sebelum pengujian dllakukan, bagian
"spindle" mesin harus dlputar dengan
sesuai untuk rnernasflkan bahw~ lapisan
pelurnas tidak berubah selama pengujian
dilakukan, dan bahwa pencapaian
temperatur dapatdipertimbangkan sesual
dengan ternperatur kerja normal. mesin.
.......
72. - t
Kalibrasl 77
Teod
f
7.a.5.2. Permukaantusr ("external")
Bagian ujung "dial indicator" disentuhkan
ke permukaan yang akan diuji, dan
pembacaan diobservasi pada saat
"spindle" diputar pelan satu putaran. _
Pada permukaan berbentuk konis, bagian
. IJjung "dial indicator" disetel pada sudut
yang benar terhadap garis konis•. dan
diameter Iingka(an yang diperiksa akan
bervariasi apabila terdapat sejumlah
pergeseran "axial" pada "spindle" pada
saat berputar.Hal 'tersebut menyebabkan
besar "run-out" terlihat lebih besar dart
kondls! sebenarnya. Karenanya sebuah
.perrnukaan tlrus hanya digunak,an untuk
memeriksa "run-out" apabila ketirusan
tidak bertingkat.
7.a.5.3: Permukaan dalam ("intern,al")
Apabila "dial gauge" tidak dapat
digunakan secara langslJng pada lubang
selinder atau tlrus, sebuah"mandrel"
penguji dipasang pada IUbang tersebut.
/ Bagaimanapun. apabliajaenqultan
dilakukan hanya hanya pada satu
penampang pada "mandrel", maka posisi
, pengukuran yang hanya satu lingkaran.
dan berhubungan dengan sumbu harus
ditentukan. Pada saat sumbu "mandrel"
melintang terhadap _sumbu putar pada
bidang pengukuran, pemeriksaan harus
dllakukan padadua bidang' penampang
"A" dan "B" yang telah ditentukan
jaraknya. .
73. • • • • III • • •J1I1l
••••.••••inchl
78Kalibrasi
Teo r i
•
Pada pelaksanaannya, suatu pengujian
harus dilakukan pada posisi yang dekat
dengan "housing mandrel", dan pengujian
lainnya dilakukan pada suatu jarak yanQ
telah ditentukan untuk menghindan
r penyimpangan ketelitian akibat dari
pemasangan "mandrel" pada lubang
dudukannya. Terutama pada Iwbang tirus,
maka proses penguJian harus dlulang
paling sedikit emp~ kall, dan "mandrel"
diputar sebesar 90 yang berhubungan
dengan "spindle".penyimpangan yang
didapat merupakan hasil rata-rata dari
keempat pengukuran. Pada saat
-pemertksaan dllakukan menggunakan
sebuah "mandrel" penguji, bentuk nyata
dari IUbangdudukan "mandrel" tidak diuJi.
Sebuah pengujian "run-out" dari "spindle',
melalui proses permeslnan dan, menguji
sebuah benda kerja selinder akan
menghasilkan penyimpangan bantalan
"spindle" saja. Karenanya, pengujian
proses bubut tidak memberikan informasi
oalam bentuk nyata dari lubang selindris
atau kents, atau posisi nyata cart Il.Ibang
yang berhubungan dengan sumbu putar.
Metoda di atas hanya digunakanpada
"spindle" yang rnernllikl bantalan gesek
'("plain bearingll
) atau bantalan bola dan
rol. '_'Sfindlell
yan'g secara otomatis
'terpusa selama putaran (contoh: tekanan
hidrolik) hanya dapat diuji pada-saat
berputar dengan kecepatan normal. Pada
beberapa kondisi, alat ukur tldak
bersentuhan harus diqunakan, seperti:
"capacitative pick-up", 'electro magnetic
pick-up", atau alat lalnnya yang sesuai. .
7.a.6. Toleransi
Toleransi "run-out" merupakan batas
penyimpangan yang diijinkan pada posisi
bidang dasar, pada sebuah penampang
p'ermuk~an berputar, Toleransi tersebut
tidak, dtawatt dengan sebuah tanda.
Toleranst "run-out" meliputi penylrnpanqan.~
pada bentuk permukaan berputar, gerakan
kesejajaran sumbu permukaan yang
berhubunqan dengan sumbu putar
(penyimpangan postsl), dan gerakan dari
surnbu putar apabila-permukaan bantalan -"
atau lubang tidakbenar-benar melingkar
(penyjmpangan bantalan). .
74. 79KaUbrasi
Teo r i -,
,J
" L1TEKNIK MANl;.lFAKTUR /-- ----. --..1_ _- -
BANDUNG
: .T;.-'
i ,....... .,
J .,..,.
'tI ~ ..
" I,
,'
"~/'".:, ., . ,
" 'I, ," -~
' .'
• ':~ I,
7~b. "Periodic axial slip"
7~b.1. "Mlnitnumaxial play"
Merupakan nilai terkecil dari petgerakan
aksial yang mernunqkinkan, pada sebuah
bagian' berputar. Dan diukur pada posisi
diam, pada setiap beberapa posisi yang
menge'lilingi sumbunya.
7~b.2., "Periodic axial slip"
M-erupakan beser gerakan berulanq
sepanjang surnbu putar pada sebuah
bagian yang berputar, Dan apabila kondls!
akhtr' dlputar.. ·' untuk menqatast I
menghjlangkan penga{uh "minimum axial, .
play" digunakan tekanan aksial pa,da arah
yang ditentukan.. Apabila "axial' slip" dari
sebuah bagiari' berputar' tetap beraca df.
dalam daerah toleransi, maka bagian
berputar tersebut dlpertlmbanqkan c_
sebagai ketetapan dalarn arah aksial. ,
) .'
, '7,b.3.Metoda"pengukuran:
. ,.
7.b.3.1.Umum ,. ' ,
Untuk menghilangkan akibat "playlt pada
banialan aksial,' sebuah tekanan ringan
dtberlkan pada "~pindle"pada arah
pe,ngukl,Jran. Bagian'ujung-'~dial_gauge"
dlsentuhkan terhadap pusat'~pen;nukaari
(depan; dan dlsatusurrrbukan sebaik
m",mgkin s~panjangsumbu putar.
~ Pemoacaan dUakukan pada saat "splrtdle"
diputar terus menerus pada kecepatan '
rendah, dan tekanan dijaga pada arah
v •
yang telah ditetapkan.
'-Ap.abilabentuk '''spindle''berongga,
sebuah "rnandrel" berukuran penclek yal1Q
metnifiki .sebuah. permukaan bidang
t~gaklurus terhadap sumbu digunakan.:
:Sebagai alternatif, sebuah "mandrel" yang
memHiki psrmukaan ,melingkarda.pat
.' digunal<an dengan se/b'uah,uj~ng""dial'
. gauge" perrnukaan rata. Apabija!'spir,ldJe"
merrifljkis~buah, pemusat.. seb~a~.,bola . .
baja ~dapatdisisipkan dan: men:yentuh
ujung ~.Idialgauge" permukaan rata;'."I , ,/>.
,1
75. Kalibrasl 80
Teo r I
.1 '
--A_._.-e - ..-- f.
7.b.3.2. Penggunaan
"Periodic axial slip" dapat diukur
menggunakan sebuah perlengkapan yang
mengijinkan sebuah gaya diberikan
sepanjang sumbu, dan sebuah "dial
gauge" yang ditempatkan pada sumbu
yang sama, Caraini dapatdigunakan juga
pada "lead screw" dan "face plate"
berputar.
Pada sebuah "lead screw", gaya aksial
dapat diberikan dengan menggeser
bagian "slide". apabila "lead screw"
dihubungkan dengan mur pasangannya.
Putaran horisontal "face plate" -akan
sesuai disangga pada bantalan aksial
melalui beratnya sendiri. -,
Besar "axial slip" dapat dlcepal seoara
mendekatl, melalul sebuah gaya' yang
diberikan sepanjang sumbu dan
,/ menernpatkan "dial gauge" pada postsi
terhadap sumbu (pada suatu jarak yang
dekat terhadap sumbu). Paoa kondisi lnl,.
sebuah pengujian harus dilakukan pada
setiap posisi 1800
"dial gauge", dan
pembacaan penyinipangan 'dilakukan
secara..aljabar.
Metoda yang terakhir, umurnnya
, digunakan apabila pengujian p.ergeseran
a.xial secara periodik dilakukan pada
"spindle" mesin bubut atau frais. Contoh:
pengujian dilakukan, dimana ujung,"dial
gauge" disentuhkan pada permukaan
"face plate" atau bagian depan". "spindle
nose".
79. KaU"rasi 84
Te 0 r i
,
!
I '
8. PENGUJIAN KHUSUS
aa, Penyimpangan divlsi ("division")
Hal iru berhubungan dengan
penyimpangan divisi pada skala
bertingkat, rodagigi, pelat pembagi, "pitch"
ulir penggerak. Secara umum
penyimpangantersebut meliputi:
• Penyimpangan individu divisi
• Penyimpangan divisi secara berurutan
• Penylrnpanqan divisi dalam interval
yang ditentukan
• Penyimpangan kumulatlf (atau
bertingkat dalam suatu interval)
• Penyimpangan total divisi
8.a.1. Penyimpangan individu divisi
Penyimpangan ini merupakan perbedaan
aljabar diantara besar nilal nyata dan
besar nilai nominal divisi.
Contoh: .
(ab-a'o') untuk divisi ke dua (sebuah divisi
dipertimbangkan sebaga.i jarak diantara
dua urutan/pertalian garis; beberapa
divisi yang membentuk sebuah interval).
8.a.2. Penyimpangan divisi secara
berurutan
Penyimpangan iru merupakan
Renyimpangan aktual diantara dua divisi
yang berurutan dan sarna dengan
perbedaan aljabar dari penyimpangan
individu pada dua buah divisi.
Contoh: (ab-a'b'j-tbc-b'c'j-ao-bc untuk
divisi ke dua secara relatif terhadap divisi
ke tiga.
80. Kalibrasl
Teo rl
8.a.4. Penyimpangan kumulatif
Penyimpangan ini merupakan perbedaan
jurnlah divisi pertama "k"~dan nilai tecrms
nominal penjumlahan. Titigkat dari suatu
seri dapat ditentukan melalui perhitungan
penjumlahan aljabar penylrnpanqan
individu setiap dlvlst atau .metatui.:
perbandingan posisi nyata dar; penunju~,,:
8.a.3. Penylmpangan dlvisl dalam
interval yang ditentukan
Penyimpangan ini merupakan besar dari
jumlah (nilai absolut) dua buah nilai
terbesar individu penyimpangan positif
dan negatif secara interval.
Contoh: amplitudo liMN" pada interval 0
sampai 6. Apabila semua penylrnpanqan
memiliki tanda yang sarna pada interval
yang ditentukan, maka penyimpangan
divisi sama dengan nUai absolut terbesar
penyimpanganindividu.
85
" .
.J
r 1 J J ~ s •.7 . . . . . . .' .
pada alat pengukur dengan posisi yang:"'
ada. apabila tidak tEirjadi penyimpangaH::
pada divisi yang a d a . > ' :
8.a.5. Penylmpangan total divisi
Penyimpangan ini merupakan jumlah
besar (nilai absol.~~) dari tingkat nilai positif
dan negatif terbesar yang termasuk pada
interval yang ditentukan. Interval tersebut
dapat berhuounqan dengan seluruh skala,
,untuk kondisi 3600
dan-amplitudo "RS".
8.a.6. Graflk yang menunjukan
penyimpangan
Lakukanpembagian pada skala sesuai
dengan skala teoritis, dan pembagian
sesuai dengan gambar di samping:
-8.a.6.1. Apablla sebuah CJiagram
dlgambar akan menunlukan
absis sebuah seri dlvlsl dan
ordinat dari penyimpangan
individu. Amplitudo maksimum
"MN" akan mewakili
penyimpangah lokal divisi paoa
Interval (J sampai 6. Pada.~-J-::-=-: ..,a· - .. •
seluruh sari' dari skala,
D~nvimpanganlokal diwakili oleh
"PH1,.
I.A .~. <::(J
.~
81. Kalibrasl I 86PQLlTEKNIK MANUFAKTUR f--------------...I..-----IBANDUNG
Teo r I
/'
f
J'r- ., c=<1'r-J> ' It
'.r~<!>w V ~tr .,.,2 1-] ).'" ",", So6 n_;
/ '
u>"I~d: i!1
It ~ J4 )1:1 1--_
~".j • "' t !tr 1 J ) 4 S • 1 .. • • • .. .. ..t. .. .. • ,
8.a.6.2. Apabila sebuah diagram
digambar akan menunjukan
absis sebuah seri divisi dan
ordinat penyimpangan berurutan
dari dlvlsl, maka diagram
tersebut akan mengijinkan posisi
penyrrnpanqan terbesar pada
Interval yang ditentukan untuk
ditemukan.
8.a.6.3. Apabila sebuah diagram
digambarkan menunjukan aosls
sebuah seri divisi dan perbedaan
ordinat positif atau negatif dari
posisi nyata setiap divisi yang
berhubungan dengan poslsl
teoritisnya, maka amplitudo
maksimurn "RS" yang ditunjukan
melalui diagram akan mewakili
penyimpangan total divisi.
83. 88Kallbrasi.
Te 0 r I
":.... ""L·.
S.C. IIAngular play" :
IIAngular play" dari sebuah komponen
bergerak didefinisikan sebagai
perubahan/pergeseran sudut yang
diijinRan melalui "play". yang terjadi pada
" kondlsl sistem terkunci apabila kornponen
,tersebut telahdikunci.
.•...
., ....";'.~. ~. .,},
ae.i. Metoda pengu~lJr~n
"Contoh: pada pemeriksaan mesin bubUt ..
turet, ,Penguj~an dapatdilakukan dengan '.
menepatkan sebuah v'bar" denqan
,panjang yang sesual untuk rnernbantu>
.'pengukuran pada ~rak yangdite'htuk~t1 "',A',."",,,,,'. , r . . "
pada pertengkap~n turet. Pada [atak
-tersebut, sebuahlldial 9augell dipasang
... ::., dan',bagian ujungnya mehyentuh "bar",
",:', S~buah 'tdrsi Qitekankan' ke perlengkapan
,-, .' hJret,dalam satu :arah-,kemudiah.dalam
- arah ya,ng berlawanari, dan perbedaan- '
..J'" - yang terjadi -akart;diketahLii rnelalut "dial"
,'" ,:gauge". Besar.dari. torsi harus dipilih-"
;'<~ " sehingga" .tidak ,m'emper'besar.i
" _ ,_.
':i,pEmyimpangan ,yang" terladt karana
, defleksid,ari-, kornponen pada
pertengkapan toret,
, ..
8.c.2. Toleransl'
. , i
.. , .,' . .
Tol~ransi.. dari''angular__play" merupasan .
besartangen dari perqeeeran sudut,
! ( . M--"';;'~--"
L· -'...;...... - v _ _~ ..__.. ..J.._•....•..~ _.,_ _.•.• ,•..•. ,."".•,.".,
. '1'---------.o.'D'_~.__a....... _......__.
84. ..,
pOllTEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG
89Kalibrasi
Te 0 r I
I--------------"'---~
8.d. Kebenaran dari perlengkapan
yang mernillki pembagian sudut
("angular indexing")
Penyimpangan dari kebenaran merupakan
deviasi menyudut diantara arah radius
komponen bergerak dan arah radius yang
sama, apabila setelah diputar, komponen
tersebutberadapada posisl sebetulnya.
8.d.i. Metodapengukuran
Pengujian dapat dilakukan den~an cara
yan~ sama dengan pengujian 'angular
play', menggunakan sebuah "bar" dan
sebuah "dial gauge". Untuk memberikan
poslst pembagian, komponen bergerak
harus diputar satu putaran penuh.
Perbedaan diantara pembacaan rang ..
terjadi pada kondisi penguncian awa dan ...
akhir merupakan penyimpangan dari
kebenaran yang berhubungan dengan
posisi. Pen~ukufan harus dlulangi pada ....
setiap poslst pembagian. ..".' . :
Apabila sebuah putaran penuh tidak dapat .
dllakukan pada sebuah mesin perkakas,
komponen bergerak harus diputar sejauh
mung kin dan kernarnpuan putaran.
Pertama diputar dalam satu arah,
kemudian dalarn arah yang berlawanan
untuk mengembalikan ke. posisi
normalnya. Pergeseran akhir dilakukan
pada arah normal dari pergerakan
.kornponen. Semua pergerakan komponen
harus dilakukan pada kecepatan yang
sarna, dengan gaya konstan untuk setiap
penguncian dan pelepasan.
8.d.2. Toleransi
Toleransi dari kebenaran diwakili oleh
sudut tangen dan termasuk toleransi
"angular play" (pada kenyataannya,
toleransi kebenaran tidak dapat ditetapkan
terlepasdari toleransi "angular play").