SlideShare a Scribd company logo
1 of 148
Download to read offline
I POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDliNG
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
TEORI
KALIBRASI
MESIN PERKAKAS
-_.-- ­ ._.
Penyusun : Duddy Arisandy
INDUSTRIAL TRAINING SERVICE
JL. IR. H. JUANDA (KPL. KANAYAKAN) TROMOL P~S 851 BANDUNG 40008

Phone: (022) 2500241. Fax: (022) 2502649
Kalibrasi

Teo r I

Buku materi pengajaran praktik ini diperuntukkan bagi mereka yang sedang,
ataupun akan bekerja di Industri. Setelah selesai melaksanakan'program ini, la
diharapkan mempunyai keterampilan maupun pengetahuan dalam bidang
mekanik tertentu.
Dikatakan sebagai buku materi pengajaran praktik, karena peserta dapat
mengikuti buku materi seri yang tersedia, hingga mempunyai keterampilan dan
pengetahuan yang lengkap, serta memenuhi syarat untuk suatu tingkatan
klasifikasi di Industri.
Untuk menyelesaikan satu materi keterampilan, diperlukan waktu 40 jam atau
1 minggu, yang meliputi 32 jam praktik dan 8 jam teari.
Buku pengajaran praktik ini tidak dirancang sebagai "Self Learning
Program", jadi pada pelaksanaannya diperlukan penjelasan atau bimbingan
dari searang Instruktur. Meskipun demikian aktivitas terbesar tetap dilakukan
peserta ("Student Centered").
Pada garis besarnya isi dari buku materi pengajaran praktik ini, dibagi menjadi
tiga bagian utama, yaitu :
• Teari (halaman biru)
• Soal Teori (halaman kuning)
• Praktik (halaman merah)
Halaman biru, berisi teori-teari yang diperlukan untuk menunjang praktik.
Teari yang diberikan hanya yang berhubungan langsung dengan praktik, dan yang
benar-benar diperlukan.
Pada pelaksanaannya, Instruktur akan menjelaskan mendiskusikan ataupun
mendemontrasikan apa-apa yang perlu diketahui peserta.
Pada bagian ini, jika diperlukan, dilampirkan tabel-tabel, standard-standard
ataupun klasifikasi-klasifikasi.
. ".',', ..',' _; .
·l.~.ti•••Ii:1
iiiKalibrasi
Te 0 r i
Peserta Pelatihan diharapkari :
1.	 Mengetahui jenis mesin perkakas secara umum.
2.	 Mengetahui [enis toleransi yang digunakan pada pengujian geometri rnesln
perkakas.
3.	 Mengetahui jenis dan penggunaan atat pengukur / pemeriksa dan perlengkapan
pembantu pada pengujian geometri mesin perkakas.
4.	 Mengetahui dan mengerti pengujian geometri mesin perkakas preslsl,
5.	 Mengerti standarisasi pengujian geometri berdasarkan standarlsasi ISO dan DIN.
6.	 Mengetahui standarisasi G. Schlesinger pengujian mesin bubut, "milling", bar,
sekrap dan gerinda.
7.	 Dapat melakukan pengujian geometri mesin perkakas dengan metoda yang
sesuai, baik dan benar.
8.	 Mengetahui dan rnemprediksl hasil pengujian geametri mesin perkakas dan proses
perbaikannya.
Kalibrasi 1
POLITEKNIK MANUFAKTUR r---------------I'--_~
BANDUNG Te 0 r i
I. PENDAHULUAN
Pada suatu industri manufaktur, kualitas dari benda kerja hasil produksi ditentukan
oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah tingkat ketelitian dari mesin perkakas
yang menghasilkan benda kerja tersebut. Untuk menghasilkan suatu banda
berkualitas tinggi dibutuhkan suatu proses produksi yang berkualitas tinggi, dimana
tingkat ketelitian suatu mesin perkakas merupakan suatu bagian dari proses produksi.
Hal ini dapat dllihat melalui bagan lingkaran kua.litas di bawah.
Sebuah Iingkaran kualitas terdiri dari sekelompok orang yang secara bersamaan
mewakili semua fungsi di dalarn industri manufaktur, yang akan mempengaruhi
kualitas hasil produksi yang dihasilkan. Semua organisasi industri manufaktur
menerbitkan prosedur standar batas penerimaan kualitas dan kalibrasi pemeliharaan
perlengkapan, untuk memastikan tingkat ketelitian darl alat pengukur yang digunakan
pada pengujian kualitas tersebut.
Pengukuran yang berhubungan dengan kualitas hasil produksi merupakan suatu
dasar dar; sistem pengontrolan kualitas. Beberapa pengukuran dapat berhubungan
secara langsung dengan kualitas hasil produksi apabila pengukuran dilakukan
terhadap suatu dimensi. Pengukuran terhadap kualitas mesin perkakas harus
dilakukan secara periodik disebabkan faktor yang mempengaruhi karakteristik mesin
perkakas tersebut, seperti : terjadinya keausan secara mekanik dan penqaruh dari
debu atau kotoran, asap, dan larutan kimia pads. Iingkungan pengoperasian mesin.
Pada saat kalibrasi dilakukan untuk tujuan batas penerimaan suatu kualltas, suatu hal
penting bahwa semua bagian yang terdapat pada lingkaran pengukuran dan
menghasilkan sejurnlah kualitas pengukuran harus dikalibrasi. Dengan kata lain,
tingkat ketelitian hasil pengukuran akan dipengaruhi oleh tingkat ketelitian alat
pengukur yang digunakan.
Pengujian atau pengukuran terhadap tingkat ketelitian suatu mesin perkakas tidak
hanya dilakukan pada mesin yang baru saja, tetapi dilakukan juga untuk mesin yang
sedang diperbaiki atau dipelihara untuk tujuan merekondlsi mesin tersebut agar
memenuhi suatu standar ketelitian yang dapat diterima.
.­
Kalibrasi 2
IPOLITEKNIK MANUFAKTUR f----------------'--~
BANDUNG Te 0 r i
Pelaksanaan terhadap pengujian ketelitian mesin perkakas dlpenqaruhl olen
beberapa faktor, seperti : keahlian pelaksana, kualitas alat pemeriksa atau alat
penqukur, ketersediaan atat bantu, bagan dan penjelasan prosedur pengujian, dan
kondisi lingkungan tempat dilaksanakannya pengujian. Semua faktor tersebut harus
dipenuhi untuk mendapatkan suatu tingkat ketelitian mesin perkakas yang sesuai
dengan standar yang dapat diterima.
Beberapa penyimpangan yang dijumpai pada saat dilaksanakan pengujian ketelitian
mesin perkakas harus diatasi, dengan jalan melakukan perbaikan atau penyetelan
pada beberapa komponen mesin tersebut. Oleh karenanya, suatu teknik atau metoda
untuk menentukan penyebab penyimpangan yang terjadi sangat diperlukan dan
didapat rnelalui pengalaman dan analisa teoritis.
Suatu hal yang perlu ditekankan, bahwa pengujian ketelitian mesin perkakas akan
diikuti oleh beberapa proses lanjutan yang harus dilakukan, supaya benda keria hasil
produksi berkualitas tinggi dan dapat bersaing di pasaran.
Kalibrasl  3POI.ITEKNIK MANUFAKTUR I------------~--___l
BANDUNG Teo r i
II. METROLOGI MESIN PERKAKAS
1. Ruang Lingkup
Semua ahli teknik, tanpa memandang profesi yang dimilikinya, selalu dihadapi
oleh masalah pengukuran. Masalah tersebut meliputi pengukuran waktu, massa,
gaya, temperatur, panjang, sudut dan ialn-lalnnya, atau akibat yang ditimbulkan
oleh beberapa kombinasi di atas. Hasil dari beberapa pengukuran akan
menentukan suatu langkah Janjutan yang harus dilakukan olen ahli teknik. Dleh
karenanya, hasil yang didapat melalui suatu pengukuran akan menyediakan
informasi yang menentukan suatu keputusan yang harus segera dllakukan.
Semua jenis pengukuran merupakan bentuk bagian dari ilmu pengetahuan
metrologi. Ahli teknik mekanik dan ahli teknik produksl, bagaimanapun juga akan
berhubungan secara khusus dengan pengukuran panjang dan sudut. Dleh
karenanya, panjang merupakan suatu hal mendasar yang penting, selama
pengukuran menyudut dapat dilakusan melalui penggunaan yang sesuai dar;
kombinasi pengukuran Iinier.
Oleh karenanya, tujuan dari beberapa pengukuran adalah untuk memberikan
bantuan terhadap pengambilan keputusan yang harus dilakukan. Bantuan
tersebut tidak akan sempurna tanpa melakukan pengukuran dengan tingkat
ketelitian yang dapat diterima sesuai dengan standar. Tetapi suatu hal yang pasti
dan tidak dapat dihindari, bahwa tidak satupun pengukuran akan menghasilkan
tingkat kepresisian yang sempurna. Dleh karenanya, suatu hal yang penting untuk
menyatakan bahwa tidak hanya pengukuran dimensi saja yang dilakukan, tetapi
juga penentuan tingkat ketelitian benda yang diukur. Sejauh mungkin, gabungan
dari penyimpangan/kesalahan pada metoda pengukuran yang digunakan harus
dijaga seminimum mungkin, dan memiliki batas minimum penyimpangan. Hal
tersebut merupakan suatu kemungkinan yang penting , atau penentuan tingkat
ketelitian harus dinyatakan sebelumnya.
Kondisi berikut menunjukan, bahwa suatu hal yang tidak cukup untuk menyatakan
ukuran nominal dari sebuah "gauge block" saja, seperti 30 mm. Tetapi suatu har
yang penting untuk menyatakan :
a. Penyimpangan pengukuran pada "block" seperti -0,0002 mm
b. Penentuan tingkat ketelitian seperti± 0,0004 mm
Apabila "gauge block" digunakan untuk menguji alat pengukur ketinggian yang
memiliki skala pembacaan 0,02 rnrn, maka penyimpangan pada "gauge block"
dapat diabaikan. Apabila pada kondisi lain. "gallge block" digunakan untuk
mengeset sebuah alat pembanding yang mernlllki pernbagian ska'a 0,001 mm,
maka penyimpangan pengukuran sangat penting seka!l dan harus
dipertimbangkan, dan penentuan tingkat ketelltian dari "gauge block" harus
digabungkan dengan penentuan tingkat ketelitian perbandingan yang dilakukan.
Kalibrasi 4
IPOLITEKNIK MANUFAKTUR t------------....J..----l
BANDUNG Te 0 r i
2. Kebutuhan Metrologi Mesin Perkakas
Pada penjelasan di atas, kita telah berhubunqan dengan bagian dasar dari
metrologi dan pengukuran "gauges". Hal tersebut akan menjadi jelas apabila
istilah ketidaktelitian tidak hanya menunjukan kemampuan penyesuaian saja ,
atau dengan kata lain dimensi dari sebuah "gauge", tetapi istilah tersebut harus
juga menerangkan dan menjelaskan beberapa karakteristik seperti: kualitas hastl
akhir permukaan dan geometri benda kerja tersebut. Sehingga sebuah "gauge"
dapat merupakan kombinasi dari semua karakteristik dengan tingkatan yang
sesuai dengan keahlian pembuatan "gauge" dan untuk memadukan kualitas serta
ketelitian mesin perkakas.
Sejumlah kondisi yang serupa digunakan untuk memproduksi komponen, kecuali
pada konoisl permintaan keahlian yang diperlukan lebih rendah dan pencapaian
rata-rata produksi lebih tinggi. Untuk mempertinggi tingkat ketelitian komponen
diperlukan beberapa ketelitian, sehingga komponen tersebut dapat diasembling
pada basis yang tidak ditentukan. Asembling akhir disesuaikan dengan keperluan
fungsi akhir komponen tersebut. Hal tersebut dapat diJakukan secara ekonomis
dengan memperhatikan tingkat ketelitian mesin perkakas yang digunakan untuk
memproduksi bagian komponen tersebut.
Penambahan permintaan yang kontinyu terhadap komponen mesin berketelitian
tinggi telah menjadikan pertimbangan terhadap penelitian rancangan mesin
perkakas, dan mempunyai art; bahwa ketelitian geometri dari mesin perkakas
harus diperbaiki dan dipelihara. Oleh karenanya, timbul sebuah perbedaan ruang
lingkup geometri yang berhubungan dengan pengujian geometri ketelitian
"alignment" mesin perkakas di bawah kondisi statis. Sebuah perluasan ruang
lingkup dan salah satu perkembangan dewasa ini acalah penentuan ketelitian
"alignment" mesin perkakas di bawah kondisi pembebanan dinamis. Hal tersebut
merupakan perkembangan loqis, selama perancang dan pernakai mesin secara
mendasar berhubungan dengan perilaku dan karakteristik dari mesin di bawah
kondisi pengoperasian mesin.
•
5
Te 0 r i
Kalibrasi
POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG I'---------------'--------l
III. JENIS MESIN PERKAKAS
1. Mesin"Milling"
"Milling" adalah suatu proses
permesinan yang terdiri dari gerakan
benda kerja yang dipotong
menggunakan alat potong berputar
("milling cutter").
Lihat larnplran 1 - 11
Pengoperasian umum dari mesin "milling"
dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu :
a. Pengoperasian "milling" sisi
SI_ milling DIMl'lltion
b. Pengoperasian "milling" muka
c. Pengoperasian "milling" kombinasi
End miNing opeNUon
Kallbrasi
Te 0 r i
6
2. Mesin bubut ("Iathe"f'turnlng").
"Turning" adatah suatu proses permesinan
yang terdiri dari gerakan benda kerja
berputar yang dipotong menggunakan alat
potong yang bergerak.
Lihat lampiran 12 - 17
Pengoperasian umum dari mesin bubut
dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu :
a. Pengoperasian bubut memanjang
b. Pengoperasian bubut melintang
Selain pengoperasian umum, beberapa
mesin bubut dapat digunakan juga untuk
mernbuat ulir dalam atau ulir luar.
Kalibrasi
Te 0 r i
..•. ~:~.:~:':.. ~ .• "'11 • • . " ",:: '.
'0, .... : "." •• "'
':", ~.: •• • .' 0" I .'
.: ' . ", 0" •• : ::: ••'
' . '.' ..... " .... t ....
: .« ..." "ij:~"• .. . ' l. ......."
:....~:.;:: -~:: :::.'-:.::~
, . . . : " .. " ' . t . . . I" ' ••
...; :.'":-.: :' ::" ..-.,
w '. .... .. ~
I­
> . l/1-­
I'
..
7
3. Mesin Gerinda ("grinding")
"Grinding" adalah suatu proses
permesinan yang terdiri dari benda kerja
yang bergerak Iinier, atau berputar, atau
tetap, yang dipotong menggunakan roda
gerinda berputar dalarn posisi tetap ,atau
bergerak linier, atau berputar. Bentuk
umum mesin gerinda dapat dibagai ke
dalam lima kategori, yaitu :
a. Mesin gerinda selinder luar
Lihat lampiran 18 - 19
Pengoperasian umum dari mesin gerinda
selinder luar dibagi ke dalam tiga kategori,
yaitu:
• Penggerindaan memanjang
• Penggerindaan tegaklurus
• Penggerindaan bentuk
POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG
Kalibrasi
Te 0 r i
8
•
It
a. pemakanau mem&ujang dar! beUQa
kerja
b" gerakau pular benda kerja
a
c" gerakan pemotongan benda kerja
d" pemakll!1an
b. Mesin gerinda selinder dalam
Lihat lampiran 20 - 21
Pemotongan terjadi diantara benda kerja
yang berputar, atau diam, dengan roda
gerinda berputar dan posisinya bergerak
Iinier atau berputar.
Pengoperasian umum dari mesin gerinda
selinder dalarn dibagi ke dalam dua
kategori, yaitu :
• Penggerindaan pada saat benda kerja
berputar
• Penggerindaan pada saat benda kerja
diam
~+Y
+X
.2
4 3 2 1
+X
c. Masin gerinda datar
Lihat lampiran 22 - 24
Kalibrasi 9POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG r-----------------l.-----"
1e 0 r I
•~ Paras Hor.1zaut&l
Pa~
~...,.- muu'rlm
Pemotongan terjadi diantara benda kerja
yang bergerak dengan roda gerinda
berputar yang posislnya tetap.
Ce,rak.lUl IIEmanjang
d. Mesin gerinda "centreless"
Lihat lampiran 25
Pemotongan terjadi diantara benda kerja
yang berputar dan berge- rak linier dengan
sepasang roda gerinda berputar.
Penahan benda kerja
Benda kerja
Kalibrasl 10
Te 0 r i
e. Mesin gerinda alat potong
Pemotongan terjadi dlantara alat potong
yang bergerak linier atau secara helikal
dengan roda gerinda yang berputar pada
posisi tetap.
(0)
Mesin ini digunakan untuk mengasah alat
potong mesin perkakas lainnya, seperti :
• Alat potong mesin bubut
• Alat potong mesin "milling"
• Alat potong mesin bar
Kalibrasi	 11
POI.ITEKNIK MANUFAKTUR r--------------...J.....----j
BANDUNG
Te 0 r i
•
l+--II-+--=~- cI.
Ir+---b
~~---f
4.	 Mesin bor ("drilling"f'boring")
"Drilling" adalah suatu proses permesinan
untuk membuat lubanq yang terdiri dari
banda kerja diam yang dipotong
menggunakan alat potong berputar dan
posisinya bergerak linier.Sedangkan
"boring" adalah suatu proses untuk
memperbesar lubang dengan
menggunakan alat potong yang dicekam
pada "baring head".
Lihat lampiran 26 - 29
Pengaperasian umum darl mesin bar
dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu :
a.	 Gerakan berputar mata bar
b. Gerakan pemotongan membuat lubang
C.	 Gerakan pemotongan memperbesar
lubang
Kalibrasi 12POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG r-----------------L----.j
Te 0 r i
•5. Mesin sekrap ("shaping")
"Shaping" adalah suatu proses
permesinan yang terdiri dari alat potong
yang bergerak linier dengan benda kerja
yang diam atau bergerak linler,
Lihat lampiran 30
Pengoperasian umum dari mesin sekrap
dibagi ke dalam dua kategori, yaitu :
a. Pemotongandatar
b. Pemotongantegak
Pada saat pemotongan dilakukan, pahat
potong harus dijepit sependek mungkin.
Kalibrasi
POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG r----------------L.--~
Te 0 r i
12
s, 6­ 7 • 9 10
.' / .' J
i
6. Mesin II breaching"
"Broaching" adatah suatu proses
pemotongan yang terdiri dari alat potong
yang bergerak Iinier denganbenda kerja
yang diam atau bergerak Iinier.
Mesin "broaching" secara umum dibagi ke
dalam dua kategori, yaitu:
a.	 Mesin "broaching" horizontal
Llhat lampiran 31
b. Mesin "broaching" vertical
tlhat lampiran 32 - 34
.~'-~
Benda kerja hasil "broaching" secara
urnurn dibagi ke dalam dua kategori, yaltu;
•	 "Broaching" dalam
•	 "Broaching" luar
Pahat "broaching" terdiri dari tiga baqlan,
yaltu : . "
•	 Bagian ujung
•	 Bagian pengarah
• . Bagian pemotong
',".
Kalibrasi 14POLItEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG
Te 0 r i
•
---­
; + - - - ­ ......
--....

-I
1
7. Mesln II press" tenaqa mekanik
, Mesin "press" digunakan untuk proses
pemotongan, pembengkokan, pelubangan
dan pernoentukan, melalulsuatu alat.
Lihat lampiran 35-39
Untuk perriotonqan bebas (alat potong
tanpa pengarah), pencekaman dan
pemasangan bagian "punch" dan "die"
dllakukan seperti gambar di samping.
Untuk proses aknlr penyelesaian "die"
yang h.mak dapat dHakukan .dengan jalan .
rnenekankan "punch" yang sudah jadi ke
"die".
P-engerjaan "hobing" dapat juga dllakukan
dengan mesin "press". .
.,.....
Kalibrasi
Te 0 r i
15
- ' --. ..
w-:.,
-, '
J':.'- ';
"
;
I 2 J J.
8. Mesin rol bentuk ("beading")
Mesin rei bentuk digunakan untuk
membentuk pelat tipis dengan cara
ditarikldirol. Sentuk dari banda kerja yang
diinginkan. disesuaikan dengan pasangan
alat pembentuk yang dipasang pada pores
dudukannya,
Lihat lampiran 40
9. Mesin rot pelat baja
Mesin rei [enls ini digunakan untuk
membuat lengkungandengan radius
tertentu pada pelat baja.
Lihat lampiran 41
10. Mesin lipat ("folding")
Mesin Iipat digunakan untuk melipatsuatu
pelat dengan sudut yang diinginkan.
Ketebalanpelat maksimum yang diijinkan
harus sesuai dengan kapasitas rnesln
tersebut.
Lihat lampiran 42
1 J
11. Mesin gunting C'guillotine")
Masin ini digunakan untuk menggunting
pelat dengan keteba.lan tertentu. Alat
pemotong. pada mesin ini disebut "knife".
Lihat lampiran 43
Kalibrasi
Teo r i
16
..... •w
J l 1
lJB

~ ...oct
1>::iIIO'Q--..:B",~Iliu _ _
, (a) 'Drilled elec~rode
12. Mesin erosi Iistrlk ("EDM")
Mesin erosi Iistrik digunakan untuk proses

pekerjaan akhir dari suatu benda kerja

yang bentuknya kompleks.

Lihat lampiran 44 - 46,

Prinsip dasar dari erosi listrik sejenis
dengan terjadinya kilat diantara dua buah
perrnukaan baja (salah satu sebagai
elektroda dan yang lainnya sebagai benda
kerja). Seperti kilat yang terus menerus
dalam selang waktu penggantian yang
sangat cepat, setiap satu
loncatan/pukulan dari kilat akan
menghasilkan cerukan hasil erosi pada
kedua permukaan diantara elektroda.dan
benda kerja, yang akan menghasilkan
temperatur yang cukup tinggi untuk
menghilangkan/mengikis permukaan baja
pada bagian kontak.
,Bagaimanapun, mesin erosi listrik
mempunyai kemampuan yang lebih ting9i
apabila dibandingkan dengan mesin bubut
atau rnesin frats. Dimana, mesin erosi
listrik dapatmenghasilkan benda kerja
dengan bentuk yang komplek dan "cavity"
terbuat dari baja yang dikeraskan atau
"tungsten carbides".
Gambar 'di samping menunjukan suatu
proses sederhana dari ercsilistrlk.
V/~--Electrode
~
Workpi~ce
POLITEKNIK MANUFAKTUR

BANDUNG

Kalibrasi
Te 0 r i
17
•	 UKURAN
•	 BENTUK
•	 TEMPERATUR
•	 TEKANAN
•	 KECEPATAN
18
WORK
COST
YORK TOLERANCE
Graphabowiqtypeofrc1at.iODlbipl
betMlCll to1cnDc:e aDd ~t-accuracy is a·
paaive.
'---------------_....-'
IV. TOLERANSI
Toleransi adalah suatu rstilah yang
berhubungan secara erat dengan tingkat
ketelitian, dan menentukan batas
penyimpangan atau kesalahan yang
terdapat pada nilai suatu besaran.
Toleransi pada saat digunakan akan
menggambarkan oatas penyimpangan
maksimum dari sebuah komponen
manufaktur yang telah ditentukan nilainya.
Sebagai contoh: sebuah poros hasil
permesinan akan memiliki toleransi ukuran
diameter dan panjang.
Secara ideal, beberapa kondisi yang
diinginkan hanya dapat dlcapal dengan
menentukan batas ukuran untuk IUbang
dan poras, tetapi kondisi tersebut kurang
memungkinkan untuk dicapai dengan
sangat balk, karena :
(a) Suatu hal yang tidak memungkinkan
untuk membuat suatu komponen
dengan menentukan suatu ukuran
tertentu, kecuali dengan suatu
kemungkinan yang kecil.
(b) Apabila melalui	 suatu kemungkinan,
sebuah komponen dibuat dengan tepat
sesuai ukuran yang diperlukan, rnaka
suatu hal yang tidak mungkin untuk
mengukur dengan cukup teliti pada
suatu pengujian.
Oleh karenanya dlperlukan suatu batas
daerah toleransi. Suatu hal yang perlu
dicatat bahwa kebutuhan tingkat ketelitian
untuk suatu kornponen akan
mengakibatkan naiknya biaya operasi
yang diperlukan.
18
Teo r i
Kalibrasi
POL1TEj(NIK MANUFAKTUR 1-------------------'-----..1
BANDUNG
Deloit X "'''''''
~
1. Batas toleransi dan suaian umum
Batas toleransi diberikan pada suatu
komponen, supaya komponen tersebut
dapat berfungsi dengan sesuai pada suatu
sistern rakitan, dan memenuhi suatu
kondlsl dimana suatu saat komponen
tersebut harus diperbaiki atau diganti
dengan yang baru. Secara umum toleransi
untuk kerja manufaktur dibagi ke dalam
tiga kelornpok, yaitu :
a. Toleransi ukuran :
• Toleransl umum
26 '10
15
.-_. . .
25 ~O.06 15!o.o, _
-- -
• Toleransl khusus
• Toleransi suaian
Lihat lampiran 47 - 49
0,041 I
~30 F7 +00201
t;&30 h6(-%,013}
Kallbrasi
Te 0 r i
19
b. Toleransl bentuk
Lihat lampiran 50 - 51
A
c. Toleransi poslst
Lihat lampiran 52 - 54
TOLERANSI:
• UKURAN
• BENTUK
• POSISI
• PERGERAKAN
"
,
2. Batas toleransi pengukuran pada
pengujian mesin perkakas
Toleransi merupakan batas penyimpangan
yang nilainya tidak boleh dilewati. Hal
tersebut berhubungan dengan ukuran,
bentuk, posisi, dan pergerakan yang
diperlukan untuk suatu ketelitian kerja dan
pemasangan dari alat, komponen penting,
dan komponen pelengkap. Hal tersebut
merupakan juga toleransi yang hanya
dlqunakan untuk pengujian benda kerja.
a. Toleransi yang digunakan untuk
pengujian benda kerja dan bagian
tetap mesin perkakas :
• Toleransi dimensi
Toleransi dimensi menunjukan dimensi
pengujian benda kerja pada pengujian
[alan , kelayakan dari dimensi alat potong,
dan pemeriksaan komponen dart mesin
perkakas (llspindle taper" dan "turret
bore"). Toleransl tersebut merupakan
batas penyimpangan yang diijinkan dari
dimensi nominal, dan dalam satuan
panjang (contoh : penyimpangan bantalan
dan diameter lubang untuk penyetelan
dan pemusatan alat).
Kalibrasi 20
Te 0 r i
• Toleransi bentuk
Toleransi bentuk membatasi
penyimpangan yang diijinkan dari suatu
bentuk geometri teoritis (sebagai contoh :
penyimpangan relatif terhadap sebuah
bidang, garis lurus, selinder "revolving",
atau profil ulir). Toleransi tersebut
mempunyai satuan panjang atau sudut.
Disebabkan dimensi perrnukaan dasar
atau perrnukaan pendukung, maka hanya
sebagian dari penyimpangan bentuk yang
dapat diketahui. Oleh karenanya, pada
saat ketelitian yang sangat tinggi
dibutuhkan, daerah permukaan yang
meliputi permukaan dasar atau
permukaan pendukung harus ditentukan.
Secara umum, permukaan dasar narus
sesual dengan tingkat kepresisian dan
dimensi permukaan yang akan diperiksa
(sebuah permukaan rata dan meja dari
sebuah mesin "heavy planning" tidak
diperiksa dari permukaan dasar yang
sama).
• Toleransi posisi
Toleransi posisi membatasi penyirnpangan
yang diijinkan dan berhubungan dengan
posisi kamponen relatif terhadap sebuah
garis, bidang, atau komponen lain darl
mesin (sebagai contoh : penyimpangan
kesejajaran, ketegakl urusan,
kesatusumbuan). Toleransi posisi
dinyatakan dalam satuan panjang atau
sudut.
Pada saat sebuah toleransi pas lSI
ditentukan melalut dua pengukuran yang
dilakukan pada dua bidang yang berbeda,
maka toleransl tersebut harus ditetapkan
pada setiap bidang. Hal tersebut dilakukan
apabila penyimpangan yang terjadi pada
kedua bidang tersebut tidak
mempengaruhi ketelitian kerja pada mesin
perkakas melalui cara yang sama.
Kalibrasi
POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG
Teo r i
21
t

Tolerance
theoretical trajectory
b. Toleransi	 yang digunakan untuk
komponen mesin perkakas bergerak
•	 Toleransi dimensi
Toleransi dimensi merupakan batas

penyimpangan yang diijinkan untuk posisi

yang dicapai oleh suatu titik pada bagian

bergerak, sampai pada suatu poslsl yang

dicapai setelah pergerakan.

Contoh 1:

Penyimpangan "d" pada akhir

pergerakan eretan memanjang dari suatu

poslsi sampai poslst yang harus dicapai

akibat gerakan paras transmisi ("lead

screw").

Contoh 2:

Sudut putar relatlf dari sebuah "spindle"

terhadap gerakan menyudut dari piringan

pernbagi yang berpasangan.

•	 Toleransi bentuk
Toleransi bentuk membatasi
penyimpangan lintasan surnbu pernbatas
nyata relatif dari sebuah bagian terhadap
lintasan sumbu pembatas teoritis.
Toleransi bentuk dinyatakan dalam satuan
panjang.
• Toleransi posisi
Toleransi posisi merupakan batas
penyimpangan yang diijinkan diantara
lintasan sumbu pada sebuah bagian
komponen bergerak dengan lintasan
sumbu letak (contoh : penyimpangan
kesejajaran diantara sumbu lintasan
dengan sebuah garis lurus atau
permukaan). Toleransl posisi dinyatakan
dalam satuan sudut sebagai fungsi
tangensial dari panjang pengukuran yang
diberikan.
Kalibrasi
1e 0 ri
22
• Toleransi setempat
Toleransi bentuk dan posisi biasanya
berhubungan dengan bentuk atau poslsl
secara keseluruhan. Sebagai contoh :
kelurusan atau kesejajaran sebesar 0,03
per 1000 mm. Suatu hal yang perlu
diperhatikan, bahwa pemeriksaan dapat
menunjukkan sebuah penyimpangan tidak
secara keseluruhan pada bentuk atau
poslsl, tetapi dipusatkan pada sebagian
panjang dari keseluruhan (contoh : 200
mm). Apabila kekurangan yang jarang
dijumpai calarn praktik akan dihindarkan,
seluruh toleransl dapat diikuti dengan
sebuah pernyataan dari toleransi
setempat. Atau melalui sebuah
persetujuan sederhana, bahwa tolsransl
setempat besarnya tidak berada di bawah
nilai minimum yang telah ditentukan
(contoh: 0,01 atau 0,005 mm) dan harus
sebanding dengan besar toleransl secara
keseluruhan.
0,03 x 200 = 0,006 mm
1000
Pada suatu kondisi yang berhubungan
dengan contoh kelurusan, penyimpangan
setempat seharusnya tidak melebihi 0,006
mm. Apabila 0,01 mm diterima sebagai
batas minimum dari sebuah mesin, rnaka
harus diperiksa bahwa penyimpangan
setempat tidak melebihi nilai tersebut.
Dalam pelaksanaannya, kerusakanl
penyimpangan setempat secara umum
tidak dapat diketahuil dilihat rnelalul
permukaan penyangga atau kepekaan
perrnukaan alat pengukur. Bagaimanapun,
pada saat kepekaan perrnukaan relatif
kecil (bagian "plunqer" dari IIdial ga.ugesll
atau "rnlcro indlcator''), maka bagian
"plunqer" akan tergantung darl tingkat
kualitas akhir perrnukaan "stralqhtedqe'',
"test mandrel", dan lain-lain.
'.~
B
~1
(~~+
I
""'t._'
(,
+-++-1- +H-----_.
TOLERANSI TOTAL
= TOLERANSI1 +
TOLERANSI 2 +
TOLERANSI 3 +
• III • • • • • ~ • • til • • •
Kalibrasi
Te 0 r I
23
c. Jumlah atau total nilai toleransi
Jumlah toleransi merupakan hasil dari
beberapa penyimpangan, dan dapat
ditentukan rnelalul sebuah pengukuran
tunggal tanpa mengetahui besar
maslnq-rnasinq penyimpangan.
+
Contoh : Besar toleransi "run-out" sebuah
poros rnerupakan jumlah dari toleransi
bentuk ("out-of-round" Iingkaran "ab" pada
bagian yang kontak dengan "plunger"),
toleransi posts: (sumbu geometri dan
sumbu putar dari pores yang tidak sarna),
dan toleransi "out- of-round" lubang
oantalan.
d. Simbol dan posisi toleransi untuk
sudut relatif pada sumbu
"slideways", dll.
Apabila toleransi yang berhubungan
dengan posisi nominal simetris, tanda "±"
dapat digunakan. Apabila poslsl yang
terjadi tidak simetris, rnaka hal tersebut
harus dinyatakan dengan presisi, dengan
kata lain:
• Seluruhnya berhubungan dengan
mesin atau salah satu dari komponen
mesin, atau
• Berhubungan dengan posisi
konvensional operator
Untuk setiap [enis mesin, sebuah posisi
konvensional dari operator harus
ditentukan. Bagian depan dari sebuah
mesin merupakan bag ian yang
berhadapan dengan operator. Bagian
kanan dari mesin terdapat pada sebelah
kanan operator. Bagian belakang dan kiri
dari sebuah mesin berlawanan dengan
ketentuan sebelumnya.
POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG
Kalibrasl
Te 0 r i
24
eo:':'sI=~i":;';"~=,(1%n'1 in)
No. 13
Charl3
Test to be ied F . No. PermissibleEITOf
Lead $CleWfor""aUlD" " 13 1).llQ5rrm
LM.d 'O'ew b8a:r=aligned wtth each 0War-esof '40 0-1
1l':'~"P:='_n~'=~~Ir:.:."'1I1 no
0110>. In h<lril"""'l '!are .. .. 14b 0-'
=:=~~=~':.7~~~~~ne
,40­ l).,5
~~nDr halfwo.yaIo'1l bed, PO "" Iserving as
Omo in horizon..1n!a_ .. .. 14b o-is
WDfl<ing a"""""Y,f..tho :
0-<105Lathe 'wn roul'l;tWlIhln.. .,
Lathe lurno cyIjndrical~'
0-0' per300rrm~~ Work betweenD) re~ wlhin ..
Work heldin dua wlhln .. 0-0' par 150 rrm
'5
o~~o,t~~~
Linhe faces (concaveonly) wthln __ rrm
india.
Thread cui on 50 nrn, (2 in,) lonoth .. ±ll-O' ,Moomm
e. Besar dan arah toleransl
Pada bagan pengujian, toleransi diberikan
dengan tiga cara yang berbeda, yaitu :
~t-'-1
(U·S)
...._ .....T.a--­
.................. =
• Toleransi "plus" atau "minus"
Batas penyimpangan yang diijinkan terjadi
pada seluruh arah panjang referensi yang
telah ditentukan. Karenanya, daerah total
dari penyimpangan menjadi dua kali lipat
dari toleransi yang telah ditentukan.
Contoh : Sebuah toleransi ditentukan ±
0,02 mm per 1000 mm, hal tersebut
menunjukan bahwa penyimpangan
sebesar 0,02 mm diijinkan untuk kedua
arah. Daerah total dari penyimpangan
menjadi 0,04 mm per 1000 mm.
• Toleransl tanpa tanda
Toleransi tanpa tanda meHputi daerah total
penyimpangan yang diukur pada panjang
referensi dan tidak menjadi masalah pada
arah mana penyimpangan terjadi. Contoh:
0,03 mm per 1000 mm.
• Toleransi seplhak
Dengan menggunakan toleransi sepihak,
batas penyirnpangan akan meliputi daerah
total penyimpangan sepanjang besar total
dari panjang referensi. Arah dari
penyimpangan merupakan suatu hal yang
sangat penting dan harus dinyatakan.
Contoh: asampai 0,03 mm per 1000 mm.
Kalibrasi 25
Te 0 r i
--=====::::::=11

,-----=----..1

v. ALAT PENGUKUR/PEMERIKSA &

PERLENGKAPAN PEMBANTU
1. "Spirit level"
"Spirit level" digunakan dalarn bentuk
tabung berisi gelembung udara, dan
dipasang pada landasan yang terbuat dari
besi tuang. "Spirit level" dikelompokan ke
dalam dua jenis, yaitu :
•	 "Spirit level" horizontal
•	 "Spirit level" vertikal
t.a, Ketelltian"spirit level"
"Spirit level" untuk pengukuran
kepresisian tinggi (yang memiliki toleransi
sebesar 0,02 - 0,04 mm per 1000 mm atau
0,00025 - 0,0005 inchi per kaki) harus
memiliki ketelitian yang besarnya 0,03 ­
0,05 mm per 1000 mm atau 0,0004 ­
0,0006 inchi per kaki setlap divisi.
Pergeseran gelembung udara sebanyak
satu divisi akan menunjukan perubahan
kemiringan sebesar 6 - 12 detik.
Apabila sebuah "spirit level" memiliki
tingkat ketelitian 0,04 mm per 1000 rnm
(0,0005 inchi per kaki) akan digunakan,
rnaka :
•	 1 divisi = 0,04 mm per 1000 mm
(0,0005 inchi per kaki)
•	 3/4 divisi = 0,03 mm per 1000 rnm
(0,00035 inchi per kaki)
•	 1/2 divisi = 0,02 mm per 1000 mm
(0,00025 inchi per kaki)
•	 1/4 divisi = 0,01 mm per 1000 mm
(0,00015 inchi per kaki)
POLITEKNIK MANUFAKTUR

BANDUNG

Kalibrasi
1e 0 r i
26
'~-f~
~
b L d
Itt
Untuk menguji mesin perkakas, "spirit
level" yang digunakan harus memiliki
tingkat ketelitian 0,005 - 0,01 mm per 1000
mm (0,00005 - 0,0001 inchi per 10 incrli)
dan sensitifitas sebesar 30 - 50 mm.
Sebagai contoh: panjang sebuah divisi
darl 2 - 2,5 mm (0,08 - 0,1 inchi) yang
memiliki sensitifitas minimum nyata
sebesar 10 inchi dari kemiringan, rnaka
gelembung udara yang bergeser satu
divisi karena perubahan kemiringan tidak
lebih dart 0,05 mm per 1000 mm (0,0005
inchi per 10 inchi).
Permukaan penyangga dar; "spirit level"
dan "v-blocks'' harus seteliti rangka "spirit
level", dan memiliki panjang yang sesuai.
Untuk menguji mesin berukuran sedang,
panjang "spirit level" tidak kurang dari 200
mm (sekltar 8 inchi). Pada suatu kondisi
"spirit level" dapat ditempatkan pada
sebuah jembatan dengan permukaan hasil
kerja "scraped". Metoda ini digunakan
untuk menghindari penyimpangan yang
disebabkan karena proses "scraped" yang
tidak teratur pada permukaan yang diukur,
Tingkat kerataan dari permukaan
penyangga harus memenuhi toleransi
berikut:
• 4 ~ M untuk L s 250 mm
• 0,00015 inchi untuk L:::; 10 inchi
• 6 ~ M untuk 250 < L:::; 500 rnrn
• 0,00025 inchi untuk < 10 L:::; 20 inchi
t.b. Sensitifitas"spirit level"
Sensitifitas "E" dari "spirit level" adalah
pergeseran gelembung udara dalarn
satuan mm atau inchi yang berhubungan
dengan perubahan kemiringan sebesar 1
mm per 1000 mm (0,0125 inchi per kaki).
Pergeseran gelembung uoaradalam mm (inchi)
E = - - - - - - - - - - - - - ­
1 mm per meter (0,0125 perkaki)
Kalibrasi 27
Te 0 r i
E = Pergeseran gelembung udara dslsm mm (inchl)
1 mm per m (0,0125 Inchl per kakl)
t
S = E
t
/
' - - - - - - - - - - - - -
Nilai skala "S" menunjukan perubahan
kemiringan (mm per meter atau inchi per
kaki) yang diperlukan untuk menghasilkan
pergeseran gelembung udara satu divisi.
Apabila jarak diantara dua dlvisi disebut
"t", maka "S = tiE". Pada suatu kondisi
diketahui bahwa jarak dlantara dua divisi
"t" = 2,5 mm (0,1 inchi), dan pergeseran
sebuah gelembung udara sebesar satu
divisi berhubungan dengan perubahan
kemiringan sebesar 0,04 mm per 1000
mm (0,0005 inchi per kaki), rnaka :
•	 E = 2,5 mm = 0,1 inchi
0,04 mm 1m 0,0005 inchi / kaki
62,5 mm 200 inchi= =min per meter inchi per kaki
• S = 6~~5 = 0,04 mm per 1000 mm,
atau
= go~ = 0,0005 inchi per kaki
Bagian dalam dari gelas kaca "spirit level"
memiliki bentuk melingkar sebagai radius
"R" yang bergeser setarna perubahan
kemiringan, yang berpusat pada titik "M"
dari kurva. Apabila kemiringan diukur
sebagai perbandingan dari "h/l", dan
pergeseran gelembung udara adalah "t",
maka "t/R = h/L", dan "R =t/(h/L)". Karena
"tI(h/L)" sama dengan "E", maka "R =E" ;
dengan kata lain tingkat sensitifitas dari
"spirit level" akan sama dengan radius
kurva bentuk lengkung dari gelas kaca
gelembung udara, dan tidak berdasarkan
panjang dari permukaan penumpu.
Apabila dlvisi dari sebuah "spirit level"
berjarak antara 2,5 mm (0,1 inchi), dan
setiap divisi mewakili perubahan
kemiringan sebesar 0,04 mm per 1000
mm (0,0005 inchl per kaki), maka radius
permukaan dalam dari gelas kaca
gelembung udara harus :
• R = 0~054 = 62,5 meter
= 0,1 = 200 kaki0,0005
Kalibrasi 28
Te 0 r I
t.c, Penyimpangan "spirit level"
Penyimpangan pada sebuah "spirit level"
dapat disebabkan karena :
•	 Kesalahan gelas kaca gelembung
udara pada bagian rumah "spirit level".
•	 Kesalahan dalam tingkatan skala "spirit
level".
Penyebaran penyimpangan pada
pembacaan "spirit level" tergantung dari :
•	 Kualitas dan panjang dari permukaan
penyangga, dimana panjangnya tidak
kurang dart 200 mm (8 inchi),dan
apabila memungkinkan 250 mm (10
inchi) sampai 300 mm (12 inchi).
•	 Kestabilan dimensi rurnah "spirit level"
yang terbuat dari besi tuang.
•	 Ketelitian bagian dalam gelas kaca
gelembung udara yang harus
berbentuk kurva dan merata.
Penyimpangan dan penyebaran
penyimpangan dapat diabaikan pada saat
pengujian dilakukan, apabila besarnya
kurang da.ri 1/4 divisl, tetapi kadangkala
besarnya mencapai 1/2 divisi yang
dipengaruhi oleh tingkatan pabrik
pembuat. Olen karenanya penyimpangan
dapat ditirnbulkan karena :
•	 Kondisi benda kerja yang diuji
•	 Pengaruh temperatur
•	 Kesalahan pelaksana penguji pada
saat pengujian dilakukan
Suatu hal yang perlu diperhatikan, bahwa
"spirit level" harus diuji sebulan sekali dan
apabila memungkinkan dilakukan
penyetelan, seperti pada permukaan
penyangga yang sering diperlakukan tidak
dengan semestinya. Pemeriksaan
pengujian harus meliputi : .
•	 Kerataan permukaan penyangga
•	 Posisi relatlt diantara gelas kaca
gelembung udara dengan permukaan
penyangga
•	 Nilai/besar skala
POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG
Kalibrasi 29
•Te 0 r i
~~
=-Ql
d a:- &:.
III Ii &~
~1Il
2. "Dial indicator/gauge"
"Dial indicator" digunakan untuk mengukur
pengujian linier dan rotasi dar! mesin
perkakas. Alat pengukur ini digolongkan
ke dalam dua jenis, yaitu :
a. Dial tusuk ("dial gauge")
b. Dial jarum ("dial-type dial test
indicator")
Pada saat pengukuran dilakukan,
beberapa alat bantu dan alat penyisip
pengukuran harus disediakan seperti pada
gambar disamping.
Tingkat ketelitian yang digunakan untuk
menguji mesin perkakas sebaiknya 2
rnikronmeter. Penempatan "dial indicator"
pada bidang yang akan diuji sebaiknya
tegak lurus, untuk mendapatkan ketelitian
pembacaan.
•
30Kalibrasi
Te 0 r i
POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG . f---------------....L.------l
3. "Straightedge" (pelurus)
"Straightedge" yang terbuat dari besi
tuang atau baja harus berat, kokoh, da.n
bebas dari tegangan dalarn. Permukaan
penumpu harus selebar mungkin.
"Straig htedge" dig unakan untuk
memeriksa ketelitian garis lurus referensi
pada kelurusan atau kerataan sebuah
permukaan yang akan ditentukan.
Lihat tarnpiran 55 - 56
w.__
w
5....._
"Straightedge" digolongkan kedalam dua
jenis utama, yaitu :
a. "Straightedge" bentuk busur dengan
sisl tunggal
b. "Stralqhtedqe" dengan dua permukaan
sejajar
Dewasa ini penggolongan tersebut
dltarnbah dengan :
c. IlStraightedge" dengan penampang
datar segiempat
w
s"'s
s.ll.s
d. "Straightedge" dengan penampang "I"
solid atau beronggga
POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG
Kalibrasl
Te 0 r I
31
a.a, Tingkat ketelitian "straightedge":
• Besar defleksl yang diijinkan
Momen inersia dari penampang akan
mengakibatkan defleksi dasar pada
"straightedge" pada saat disangga pada
kedua bagian ujungnya, defleksi yang
terjadi tidak melebihi 10 J.l M per meter
(0,00012 inchi per kaki).
• Kerataan dan kelurusan permukaan
kerja
Tabl. 1 • EKempl.
W",king Ieng1h L 300mm 500mm 800mm lOO11mm lflOO"""
(12 ,,) (2011') (32 in) (<<lin) (64,,)
Tolera.~on
(O.~"l (O.~,,) (O.'&t:In) (O~~") (0.1JJW'..)=htneI!iOYGrwf1Ofe
=~~=~ (o.~in) (O.~") (o.&III:r,,) (O.&limn)
Besar penyimpangan kerataan dan
kelurusan dari permukaan kerja
"straightedge" pada saat disangga pada
posisi maksimal tidak melebihi (2 + 10 L)
mikronmeter dan "L" merupakan panjang
kerja dalam satuan meter, atau (0,0001 +
0,00001 L) inchi dan "L" merupakan
panjang kerja dalam satuan inchi.
Sebagai tambahan, besar penyimpangan
untuk panjang sampai 300 mm tidak
melebihi 5 mikronmeter.
• Kesejajaran permukaan kerja
Pada "straightedge" yang memiliki dua
buah permukaan sejajar, besar
penyimpangan kesejajaran tidak melebihi
1,5 kali toleransi kelurusan, dimana : 1,5
(2 + 10 L) mikronmeter atau 1,5 (0,001 +
0,00001 L) inchi.
Kalibrasi	 32POLITEKNIK MANUFAKTUR IBANDUNG @Te 0 r i
•	 Kelurusan permukaan sisi
.. III ,l! iii
.. .. .. .. ..
F
Ii,	 "
Besar penyimpangan yang diijinkan 10 ( 2..:a• + 10 L) mikronmeter atau 10 (0,0001 +
IE!• J
j ! !i! !	 aIi
I
.5	
i 0,00001 L) inchi.
•	 Kesejajaran permukaan sisiiii
!
~ i B !t!
Besar penyimpangan yang diijinkan 15I
I (2 + 10 L) mikronrneter atau 15 (0,0001
I
1!
!! ,	 F;~ ; + 0,00001 L) inchi.J Ji
u
.... •	 Kesikuan diantara permukaan sisi5! ....f1
I
i
terhadap permukan kerja!
Besar penyimpangan yang diijinkan ±jUl... .;):= 2,5 mikronmeter per 10 mm atau ±~
p e .: ;, ....... .. ~il
0,00025 inchi per satu inchi.- i.t
~-
I I'llfIl I... J •5~"
1:I ..~
I
•
Ell ni §
!J Ii II
•
~
... ~....- ::
-,	 /
/ <,
str...
I I
...
~~
I
I ~-; /
/
&: !I
.....




I
<,
-,
•	 Kualitas permukaan akhir
"straightedge"
Permukaan kerja yang digunakan pada
saat pengukuran harus memiliki
tingkatan yang hal us atau kualitas
"scraped" yang tinggi.
•	 Lebar "straiqhtedqe''
Pada saat "straightedge" digunakan
bersamaan dengan "spirit level", lebar
dari permukaan kerja tidak kurang dari
35 mm atau 1 3/8 inchi.
4.	 "squares" (penyiku)
Sebuah "master square" digunakan untuk
mengukur ketegaklurusan, dan umumnya
terbuat dari baja selinder yang dikeraskan
atau besi tuang. Secara umum "square"
digolongkan kedalam dua jenis,yaitu :
•	 "Square" yang diwakili oleh sebuah
bidang dan sebuah sisi dengan sudut
yang teliti(dengan atau tanpa sebuah
penguat konstruksi).
•
33Kalibrasl
Te 0 r i
POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG r----------------'---~
I I
III II .
L I I• I
I i I
i~i.!~ ./ "­
'. /
• "Square" [enls selinder yang mewakili
ketegaklurusan sebuah sumbu terhadap
sebuah bidang.
4.a. Tingkat ketelitian "squares":
..J
• Toleransi kerataan atau kelurusan
Toleransi yang diijinkan untuk kerataan
"squares" yang memiliki lengan, atau
toleransi kelurusan pada "squares" jenis
selinder besarnya : (2 + 10 L) mikronmeter
dan "L" merupakan panjang kerja dalam
satuan meter, atau (0,0001 + 0,00001 L)
inchi dan "L" merupakan panjang kerja
dalam satuan inchi.
250g(8oz)
• Toleransi kesikuan
Toleransi yang diijinkan untuk kesikuan
besarnya 5 mikronmeter sepanjang
300 mm atau 0,0002 inchi per kaki.
• Kualitas permukaan akhir
Permukaan kerja harus memiliki
tingkatan yang halus atau kualitas
"scraped" yang tinggi.
• Toleransi kekakuan pada "squares"
yang memiliki dua lengan
Apabila sebuah beban sebesar 250 gr (8
oz) diberikan pada lengan terpanjang dari
"squares" dalam arah yang sejajar dengan
lengan lainnya, defleksi yang terjadi tidak
melebihi: (0,7 {l) mikron meter dan "L"
merupakan panjang kerja dari lengan
terpanjang pada "squares" dalam satuan
milimeter, atau (0,00014 {l) inchi dan "L"
merupakan panjang kerja dari lengan
terpanjang pada "squares" dalam satuan
inchi.
---
Kalibrasi 34
Te 0 r i
~
-I

[
Toleransi dari kesikuan yang umum
dijumpai pada rnesln perkakas bervarlasl,
mulai dari 0,03 - 0,05 mm per meter
(0,00035 - 0,0006 inchi per kaki).
"Squares" yang baik dapat dinilai dengan
toleransi mulai dari 0,04 - 0,05 mm per
meter (0,0005 - 0,0006 inchi per kaki).
Untuk toleransi yang lebih teliti, sebuah
perhitungan narus dilakukan untuk
menentukan besar penyimpangan
"squares" yang digunakan. Sebagai
alternatif beberapa metoda pengujian
lainnya yang tidak menggunakan
"squares" dapat dipertimbangkan.
5. "Mandrel" penguji
Peralatan penguji yang sering digunakan
pada saat pembuatan atau perbaikan
mesin perkakas adalah "mandrel" penguji.
Kualitas dari "mandrel" penguji (terutama
kelurusan dan kebulatan) merupakan
suatu hal yang sangat penting untuk
menghasilkan sebuah ketelitian pengujian.
Bagaimanapun, sebuah faktor yang harus
diperhatikan adalah kelenturan alarnl,
seperti: defleksi yang disebabkan oleh
berat "mandrel penguji". Kelenturan terjadi
pada saat "mandrel" penguji dipasang
diantara dua senter.Dan akan lebih nyata
terlihat pada saat "mandrel" penguji
dipasang pada suatu ujung (berbentuk
tangkai tirus) dan bagian ujung lainnya
bebas. Semua "mandrel" penguji harus
dikeraskan dan tegangan dalamnya
dihilangkan.
Kallbrasi 35
Teo r i
Kelenturan pada "mandrel" pe,nguji sering
tidak dlpertlrnbanqkan dan dapat
menimbulkan masalah. Hal tersebut dapat
dihindarkan dengan mengetahui
: karakteristik "mandrel" penguji, sepertl;
bentuk yang solid atau beronqqa " da-n
mempertimbangkannya dalam melakukan
pengujian "alignment",seperti : -­
•	 "Alignment" suatu sumbu terhadap
sumbu lainnya
•	 "Alignment" suatu sumbu terhadap
suatu bidang
s.a, -II Mandrel" penguji tangkai tirus
"Mandrel" penqu]i ini digunakan untuk
memeriksa. posisi surnbu, u] kebenaran
[alan, atau -poslsl yang berhubunqan
dengan suatu bagian rneslnperkakas.
Lihat lampiran57 - 61 .
------
Kanbrasi 36
Te 0 r i
~'
75trm
(3'"
,eo.....
(8")
200 ......
(1'"
2lII3 ......
(12,,)
5Cll.....
C20",
~~al
.-.tOl<lnil
iOfIgIII
(o.~"1 .O:~") (O~") (Q.~,,) (Q.&.on;,)
..........,_riIlm~ .
~11*1
_01 (Q.~", (O.~") (O.~") (O.~") (O&.r.$,,)
T...........""cane
(~
:.........sol"""""'pa/I)
_0101 _ _ ._oo<retI>OIld",....oI_p"lI_
1) MuinvIJ lui indi:::illlOf~
(, ~,
'. i
<:.':.A.
......-.
""
8
!,
,
·f
'j
"
!
• Ketelitian
"Mandrel" penguji harus bebas dari
penylmpanqan kebulatan,harus satu
surnbu, dan selindrisitasnya harus
sempurna sepanjang pengukuran.
Tolerans! geometri besarnya 2.5
mikronmeter (0,0001 inchi) pada panjang
yang sarna dengan pengujian mesin

perkakas yang memiliki toleransi 0.01

mikronmeter per 300 rnrn (0.0004 inchi per

kakl),

• Pe.nggunaan
Tangkai tirus dari "mandrel"penguji harus
dipasang dengan sempurna pada bagiari
"spindle"mesin.
Untuk melakukan pengujian kebenaran
jalan, "mandrel" penguji dipasang pada
"spindte" mesin dengan empat posisl yang
berbeda da-nsaling rnernbentuk sudut 90°. - ,
Penyimpanqn yang didapat merupakan
nilai rata-rata dari keempat hasil
pengukuran.
Untuk memeriksa ketellnan posisi sepihak
atau kesejajaran dari sebuah komponen •
penguJian harus dilakukan pada duaposlsl
yang berbeda pada permukaan silinder
.(pangan jalanmemutar "mandrel" penguji
dan "spindle" masin sebesar 180°).
KaIibrasl 37POLITEKNIK MANUFAKTUR I--~- ----i_ _---I
BANDUNG,
'
Setelah "mandrel" penguji dipasang pada
"spindle" mssin, sediakan waktu untuk
menghilangkan panas dari tangan
operator( mendapatkan kestabilan
temperatur).
B '
~
Pada saat "mandrel" penguji dengan
. morse' konis No.O dan No.1 digunakan,
diperlukari suatu perhitungan untuk '
mengetahui cesar defleksi .dasar, Hal
tersebut dilakukan menggunakan "dial
gauge" dengan ketelitian 0,00005 inchi
yang memiliki tekanan tidak melebihi50
gram (1,50z). "Dial gauge" diletakan pada
bagian bawah "mandrel" penpu] yang
A
I berlawanan denqan kelenturan dasar.
:;.-:;
~
~
- --_..
~
. :
D
-­ .;
I
t .1I
I
I
I
I
I
I lI I~
I
I lJ'
I
I
I
I I
I~
e
B
I I
$::!
1/----1------"1
~ -..c ;
L'...~
i
5.b. "Mandrel" penguji diantara senter
-"Mandrel" penguji ini digunakan untuk .'­
.menqetahui kelu-rusan sebuah garis
melalui dua titik. Sumbu pada "mandrel"
penguji ini harus lurus dan permukaannya
sellndris. Bagian penutup ujung pada
"mandrel" harus kokoh danterkunci rapat
sehingga tidak terjadi distorsi. Baglan
selinder harus dikeraskan, dan apabila
memungkinkan dilapisi dengan "hard
chrome": untuk mehambah ketahanan
terhadap keausan.
Lihallampiran 62 - 63'
.,;
- - ~& ---~---. _ - "•
....---------,. ------ -- --­
,'_-------:---~------~------_r'"':__--....,_~-___,I
.. ,.
Kalibrasi	 38
~. pOLlTEKNtK MANUFAKTUR t----------------~--__l. 81 _
. i1 BANDUNG
~. :I	 Teo r i
• Ketelitian
'UnWk memeriksa penyimpangan
"a!i9nment" suatu mesin perkskas dengan
ketelitian 0,Q1 per 300· mm (0,0004 lnchl
, .per kaki), sebuah "mandrel" 'penguji
selindris harus mernlllk! kelurusan sekitar
3 mlkronrneter (0,0001' inchi), pada
panjang yang sarna.
"Mandrel" dengan panjang rnelebihl 30,0
mm (12 inchi) harus beroentuk rongga,
dan tebal, dinding hams' sesuai
. (mengurangi . massa tetapi tldak
menquranqi kekokohan),
Apabila "mandrel". dengan panjang
, melebihi·1600 mrn (63 lnchl) dlpenukan,
maka pengukuran akan ,Iebih balk
menggunakan metoda optik (kesulitan.
dalam pernbuatan "mandrel"),
• Pemeriksaan
"Mandrel" penguji dlperlksa dengan jalan
memasangnya diantara 9u~ senter
denqan interval yang' teratur (contoh :
setiap 50 atau t 00 rnrn atau setiap 2 atau J
'. 4 ;0911i) pada-pengujian ,kebe,naran jatan,
.dan pada dua posisl bidang yang saling
"	 mernbentuk sudut 90°,. Dimana bidang
tersebutberhubul1gan .dengan empat'.
posisi yang telah dltandai pada
permukaan selinder.
• Penggunaan ,

Untuk rnenqu] .kesejajaran, pembacaan

'penyimpangan' . dilakukan pada

.~ permukaan selirider "mandrel" dan-pada

posisi yang berlawanan arah dengan "
, poSisi1800 setelah .diputar. Nilai rata-rata '.
,,' . . yang didapat dar; keernpat pengujianakan
mernberlkan besar pe,nyimpangan
kesejajaran.'-Metoda- ini, digunakan' untuk
( frl'eng,imbangi penylrrtpanqan
ketidaktelitian pada "mandrel"., .
, .0
~.
•
"
	 •• < •
L-......:::.....__.~. •.
~". .
Kalibra~l
' / !
.---" .
Teo r l
~----------..,.-~-~:-::----...;:'~"
"' ,,6. 'Mikros~op'dan kawattegalig
. ...., ~, ~'~. )
',,,Alat ibldigunakan, urituk menqukur
,je kelurusaripergeseran "carrlaqe"terh~ap '.'
, meja mesin. Kawatyanqterbuaf dari paja ,
. berdtameter 0,1, rnm ditegangkan $eJajar', '
.: t~rhadap, suatu .gari~r:Yi:mg ak$ihdiperi~sa. "
, Kedp.a ujung' kawat barus.saga'ris:derigan
" , kawat menyi,lahg ..;yang 'terQeip~t' pada ,
. mikrpskop.· Observastdnakukan pada .
" "bidang/vertikai, ternpat maja Y~lJgdigeser .. :.
'~.DengS:"n-·menggunakan S,istein'.khusos'
< : prisma,kawatdapat !!jobservasi-dalam."
;.arah ~e,rti~cd d§l[ ~9~i~ontal. ..-"~.~/.: ...'.: '
Ba,galma(lapun,kawat ya"g ,dlgu.nakaO:
harus.fienar-benar ,.Iurusdantidak ,,;, "
. betig~ok, ,'Meja ~(sin'ryang'>m'~inihki .
'. " panjang sampal 20meterAE?5 .kald).9apaV' .
, ,", dlu:jiJanpa, .membph1I1~,~.n·;'~~rha.tjan(/:.
khosus.LJntuk rneja yang lel;>ih J'janjang. '
,'diperILlkansuat!J·-psreaaman, terhadap 'l
g-eta.;:an .kawatdengan rnetecavaria
ses~ai, 'sepertlmen9gunak~m.lernbaran':. '::
kertas keoll yangdiberl oiL' , '~ , ...~'" ' ­
I. ( .',.,.,
"Ir, ,
'; 'jf' ',':'"';:l~,':
:. _ . t" ~ ­
' _ _Xl'
~ , -',..'" ,< ~
) ..,
,···.,i •
, .
/ ..'~ I!
-,'
Kallbrasi
'liTEKNIK MANUFAKTUR ~.-------------.l------l
BANDU~G , , Teori
•7. peralatan .optlk ("tele'scope" dan
( "target")'  ' -
Bsberapa metoda pemertksaan yang
_ . . , menggunakan perlengkapan optik dapat
~ . .'. . ,
~U:.-.r::i~- '.
. ~ A... .. - '~. .
.... _...................,-....-- ..

1_
i ~ -. .
~ ~~
=­
.'.  .. ~
, .' ( .~
~.
'. digunakan untuk memeriksa kelurusan
darisebuah garis., Metoda yang sering
{iigunakan adalah demgan menggunakan
"autocollimator" 'dan "aliqnrnent
telescope". Pada saat "telescope" dan.
"colilmator" digunakan, tanda teranq dari
"telescope" diobservasi secara sirnultan
melalui sebuah bayanqan '''target'' yang
dibentuk olehucoUimatoru. Dengan cara
ini, variasi sudut 'diantara surnbu
"oclllmator" 'dan "telescopevdapat
ditentukan. ."
Dengan rnenqqunakan metoda
"autocolllrnator" yang rne..r'lggunakan
sebuah "telescope" dan sebuah
"microscope" ( dipasang 'secara koakstal), .
beberapa putaran darl kaca "M" dapat
~J;~ .. .",.d,iP,.i~d,'ahkan mef1gelilingi~ebU~h sum,,,,·bu "
.~. ' ",' h,onsontal.yang memertukan v.sebuah
.
"
__-,.---::..------,---,--...:....--~~-.:...-.:.__"
.. .. '. c;'.':..' .c""
t.6'~ +.···ltff.:.·~-"'~'~ 'i~
-' .- . ~ - '/.
--",
.perubahan posisi vertikal dar; bayanqan
. pada. bi'dang' tokus. Penguku'ran
pergeser~n ·yang dapat dilakUkan'
,me'nggunaKan "ocular micrometer" akan
mernungklnkan 'penyimpal'Jgan~udut ,"a"
,dari pemegang kaca diteritu~an.): ,. : .
Dengan rnenqqunakanmetoda ~alignment "
tetescope'vperbecaan·peng~kiJran. dalarn
pOSisi'i;level" (conteh : penyimpangan"a"
"-dalam pengukur~n bldanqvertlkalatau
hertsontal), hubunqan darak diantara
surnbu "optlcal" 'dari "telescope" denqan
tanda pada "target' dapat dibacasecEua ~""'
.t . :Iangsung pada.j'reticte'vatau d~ngan .~-·-r'
'niehg9~nakcm"optlca: mlcrorrreter", .',
-..
Kalibrasi 41
Te 0 r l
..,~-~.
,--,
8.	 "Waviness meter"
Alat i~i digunakan untuk mengukur dan
mencatat kerataan suatu permukaan.
Bagian "tracer (a)" rnerupakan sebuah
bola berdiameter 1/16 inchi yang dipasang
pada bagian ujung dasar sebuah batang
vertikal "b" (dapat diputar melalui sebuah
, lubang pada pelat dasar "c"). Alat ini
dHetakan pada permukaan yang akan
diperiksa dan digerakan menggunakan
tangan.
9.	 "Tubular holder for dial gauge"
Alat bantu ini digunakan untuk memeriksa
kondisi "allqnmenrsuatu sumbu terhadap
sumbu lainnya. Pembacaan "dial indicator"
dilakukan pada posisi 180° untuk bidang
horisontal dan vertikal. Penyimpangan
"alignment" akan sarna dengan setengah
pembacaan diameter dua posisi "dial­
, indicator" yang poslslnya 180°.
Penyangga yang sesual untuk "dial
gauge" terbuat dari pipa baja. Pengukuran
kalibrasi dilakukan mengglJnakan sebuah
"dial' gauge" (beratnya .sekitar 8 oz) yang
dipasang pada pipa baja (dtameterfuar
sekltar 3,5 inchi, diameter dalam 3 3/16
inchi, panjang sekttar 10 inchl dan
beratnya sekitar -5 pound), danakan
menghasilkan : ..
•	 Defleksi ujung bebas plpa tanpa "dial
gauge" == 0,000014 inchi.
•	 Penambahan defleksi vertikal dibawah
. berat "dial gauge" dan tekanan pegas
bagian "plunger" (12 oz) = 0,0000036,
inchi.
•	 Penambahan defleksl horisontal
dibawah tekanan pegas"plunger" (4'
oz) =0,0000024 inchi. .
•	 Total' makslmurn penylrnpanqan
vertikal = 0,0000176 lnoh',
Kalibrasi" 42
1e 0 r i
10. , 1 Double mandrel"
Sebuah "mandrel" khusus (M) digunakan
untuk mendapatkan kondisi "alignment"
dari sumbu "spindle" melalui sebuah flens
bautIA1 11,"A2"',"A3"
dan untuk
pengencangan, dan baut "81'"82","83"
untuk penekanan. Kelenturan akan
dihasilkan apabila menggunakan
'rnandrel'' berongga."Mandrel" kedua (T)
dengan diameter yang sama (toleransi ±
0!00002 inchi) dicekam pada lubang yang
akan diuji. Alat ini sering digunakan untuk
menguji kondisi "alignment" lubang
r pe'megang alat potong pada kepala
"turret" terhadap sumbu "spindle".
Penyetelan "mandrel" dllakukan dengar
cara mengatur keenam buah baut (tidal
rnudah dilakukan), dan hanya dapa
dllakukan oleh pelaksana yan~
mempunyai keahlian dan kemampuan
Metoda ini memiliki beberapa kelemahan
diantaranya : [arak diantara ujun;
"spindle" dengan kepala "turret" palln;
kecil 600 rnrn (24 inchi) karenakeduc
"rnandrel'vtersebut harus berhadapanpar
,memiliki panjang pengukuran 300 mmO~
.Inchl). Apabila sebuah "mandrel" yaii~
dipasang pada "spindle" mempunya
behtuk berongga, dan "mandrel" yan~
dipasang pada kepala "turret" berbentul
solid, makaakan dihasilkan perbedaai
kelentoran. "Spindle" harus diputarsampa
kedua surnbu, "mandrel" terletak padj
satu bidang dan pada sudut yang, bena
terhadap arah pengukuran. ' ~
Lubanq kepala ''turret'' sering dlbuat pad.
mesin bubl1titl1sendiri dibawah kondi~
ke)rja normal. Karena alasan tersebu
'pengujianharusdilak~kansetela
bantalan pada "spindle'" mencapa
temperatur.kerja. "
"-,: .- '
, ~ ,'. .' .
 ..
 "
-t -. ..­
.. .-,-' "
.;".- , j . .t • ' ,-'
'TrEKNIK MANUFAKTUR
. ( 8ANDUNG .;", . '.
I -,
: ... 1,
I
'1 .
..
44"
• """'oJ" .. ,
"Diam.eter;Iila'r" dan "tubang,l,Itiu$hl,~hanjs.,
:;'i' k~osentn~/}, s'epndriS; :~'anrh~ITlni~i";.',
"I':tQ~raflsi­'yang:-teHtL:,t1B~~h"::Y~,M9J~(P'd~t,
.~:~ari,:be~:4tt9an9a~tl p~nunQ~u ,,~~.~·:,~r!~I~·::i--:
'i ".:tiler~td~n akaomena,rnb~b:ke"e,ntur~n '
s'·~.>·;;li~a--n"olic.'r"e'',",'rlAririU"J"I" 'df' I'i'a-'~'~b'"lSt'as":t"'O'"1'-~14:·1 :- a;"".'; t.,;::.!. ,,..,t:!:'..'~ . "~ ..1 ,.U ~ r-: .s.. ~~ .,'
'Kalibrasl:>;",
,r' J", ,.
:'".::z,''~ang: cfiijinRan:';'$~6ai~Qya~'. 'JsIiRi.:busbirtgll
i . t,erbuat o~ri-r:nat,e[~c;I eaduan..,dr-gag'.'. '
.~ ,~ J :;.;,':.'.. .tl.,r.' ';:::;'..~~"" ,.'
•
45
• "Zerodur calibrator"
Alat ini digunakan untuk ITengetahui :
• Koreksi penyimpangan "pitch" secara
otomans
• ,Kalibrasi sumbu ganda'
• Kalibrasi sumbu putar secara otomatis
13. "Laser interferometer"
Kaiibrasi menqqunakan laser "ballbar"
akan mengukur penyimpangan radial dar;
lintasan program mesin. Sambungan bola
"magnetic kinematic" akan menjamin
sebuah pengulangan dan, penyetelan
ketelitian.
"Laser interferometer" mernlllkl tingkat
ketellttan yang tinggi dan merupakan
suatu alat pengukur otornatls, serta
menggunakan slstern penanqanari data
untuk mengatasi penyimpangan pada
berbagai jenis mesin CNC.
Te 0 ri
Kalibrasi
A.L_
LIaS .....c.__ •
O.......T..........
..................
OLiTEKNIK MANUFAKTUR I------'---------...--...J....----I
BANDUNG
'.
, .
. -'I
",...... "
Kalibrasi ­. ,:.;~ ..~.<.: .. ,"
Kalibrasi 48 .
'Teor;
.. ,).
.' ~': .
, / . . -;
.. Jumlahbenda kE!rja yang diuji atau jumleih .
.~fac!e
ioI..... _
'p~J'r'l0tong~~'yang diiakUka'1.,paga".bend~" .
kerja; ,hq[!Js .d~patm~nen.~uk,an-/ rata-rata"
~".ti n'gka("kepresis.i'sQ dart: .kerJa .,
.':·per'190petasiaRme'sin. ApabUa,qiperlUkan;
-, .ke~~an. dari alat pQtong yang qigunakan
haiqs, diperhitungk€iff. . -, ,,', ,''-:" ; ,. ,,~- .
~ ..' .
" ,
~:..l ,;!. '"'
" , .~', . . .:........

" ;", , .••.•.{"';I '. ''':'' ',.-" '," .' <.....,>..,. / ,,:.'-:r:.~.,'
Sifatd~sard'ci(iberic.tl:l kerja Y~rt9',I::~k~ri':,~",':
,Qib;q,~r(dLrrterysi,'material: Qan'ting,kaL,','; .
'J,et~litian. y~ngakan'gicapan:'be~,~t,t~:i::
i'~OPd~si pemotongan;<,' harus d'i1etapk~:n .:: ~
sesuai .:d~q~~ri,perj~Q~lan. diaht,~r~!'paQf~,' .'
pembuat-idan:' pen:;Iakai..rnestfJ;::-ta'fipa',
mE!mp'~~ha~ikan spesj;n~Elsit'SO yari~"fada~:'.~ .' ';; .' , . ..
., .
-'I
•Kalibras(
T
"ii
i
, Kallbrasi
Teo r i
••••••J.Ull atau mm/m
• • • • . .inchilkaki
58
2.b. Toleransi
Penyimpangan kerataan ditentukan
sebagai berikut:
• Penyimpangan
keralaan: mikronmeter atau mm Rer
meter ( .inchi per kaki), apatiila
kondisi cembung yang diijinkan sarna
dengan kondisi ceRung.
• Kondisi cekung sampai ....mikronmeter
atau mm, apabila oiantara dua buah
ujhl.ng hanya perrnukaan cekung yang
dllJlnkan.
• Kondisi cembung sampai .....
mikronmeter atau mm, apabila diantara
dua buah uj4.QQ hanya permukaan
cekung yang cUJlnkan.
Besar toleransi tidak sarna untuk semua
arah. Pemeriksaan umumnya dilakukan
pada arah memanjang dan melintang.
Penggunaan toleransi diberikan sesuai
dengan kondisinya. Hasil dari
pemeriksaan akan sangat ditentukan oleh
permukaan ujung "dial indicator" atau
("plunger").
3. KESEJAJARAN ("PARALLELISM")
3.a. Kesejajaran garis dan bidang
Sebuah garis dianggap sejajar terhadap
sebuah bidang, apabila pengukuran jarak
dari garis tersebut terhadap bidang pada
beberapa poslsl, perbedaan maksimum
yang dlamatt tidak melebihi batas nilai
yang telah ditentukan.
r-­ -.,._­ ...... _.+­
'­ .J
Dua garis dianggap 5ejajar, apabila salah
satu dari garis tersebut sejajar terhadap
dua bidang yang melalui garis lainnya.
Penyimpangan yang dapat diterima tidak
perlu sarna di dalam dua bidang.
: [
59
•
Kalibrasi
r e 0 r I
~ 0
~::====:;:') ,""
Dua bidang dianggap sejajar, apabila jarak
clantara dua bidang yang dilJklJr pada
setiap poslsl pada permukaan (paling
sedikit dalam dua arah), dan besar
penyimpangan maksimum di atas panjang
yang telah ditentukan tidak melebihi batas
yang telah ditetapkan.
Besar maksimum penyimpangan adalah
perbedaan makslrnurn dan minimum dari
dimensi yang didapat pada saat
pengukuran dilakukan.
Perbedaan tersebut diukur pada bidang
yang ada (horisontal, vertikal,
ketegaklurusan bidang yang diuji, Iintasan
sumbu yang diuji) dan berada pada
panjang yang telah ditentukan (contoh:
sepanjang 300 mm, atau seluruh
permukaan).
3.a.1. Metoda pengukuran:
3.a.1.1. Umum untuk sumbu
Pada saat pemeriksaan kesejajaran yang
meliputi sumbu dilakukan, sumbu tersebut
harus diwakili oleh permukaan selinder
yang memiliki bentuk dengan tingkat
kepreslslan yang tinggi (hasil permukaan
akhir dan panjang yang sesuai). Apabila
permukaan "spindle" tidak memenuhi
syarat (atau permukaan dalamnya),
sebuah alat bantu permukaan selindris
.("mandrel" penguji) dapat digunakan.
Pemasangan dan pemusatan "mandrel"
penguji harus dilakukan pada
bagian ujung dari poros, di dalam lubang
selinder, atau konis yang dirancang
sebagai dudukan alat potong atau alat
iainnya,'
3~a.2~ .Kesejajaran:dua bidalig. ' ," . . ~,
Alat peliguky~ d,ipasang pada 'penyangga
yang mernlllk! perrnykaan rata, dan
digerakan pada salah satu bidang yang
_sesuai dengan ketentuannya. Bagian
ujung-"dial indicator" rnenyentuh dan
- dlg'es~r" ter.had~p.bidang . lain nya.....
PeOQlIJian leblh, balk dllakukari 'datam d.ua ..
anih,dan satu sarna lalnnya saling
tegakluruS~ . ..: J
.. "';'.'
I ...
_:'..:
. Kalibrasl.
Teorl. (/
. .
", ,";,.­ -<~C'~, ''''­
...' ",,'
l :.'..,.'.
) .'
- " ",t:. "
':r ' .. of
"'>'" ~~='~
, -.
~. -II
--
Kallbrasi 62
Te 0 ri
Bagian "spirit level" digeser sepanjang
sumbu yang telah ditentukan, dan
pembacaan dilakukan. Pengukuran
mewakili jarak diantara '
surnbu, Contoh: apabila jarak 300 mm (12
inchi) dan pembacaan "spirit level"
besarnya 60 mikronmeter per meter
(0,00216 inchi per kaki), rnaka
penyimpangan kesejajaran menjadi 60 x
0,3 =18 JlM (0,00072 inchi).
3.a.3.3.	 Kesejajaran sebuah sumbu
terhadap sebuah bidang
Alat pengukur dipasang pada penyangga
yang memiliki permukaan rata dan digessr
sepanjang bidang yang telah ditentukan.
Bagian ujung "dial indicator" menyentuh
permukaan selinder yang mewakili sebuah
sumbu. Pada setlap posls] pengukuran,
jarak terdekat didapat melalui gerakan alat
pengukur dalam arah yang tegaklurus
terhadap sumbu.
Pada suatu kondisi, dimana sebuah
sumbu dapat membentuk sudut (berputar),
sebuah pengujian akan sesuai apabila
dilakukaan dalam posisi rata-rata (tengah)
dan kedua posisi ekstrim.
3.a.3.4.	 Keselajaran sebuah sumbu
ternacap perpotongan dua
bidang
Alat pengukur dipasang pada penyangga
yang memiliki bentuk permukaan sesuai
aengan dua bidang yang berpotongan.
Alat pengukur digeser sepanjang ~aris
lurus perpotongan, danbaqlan ujung 'dial
indicator' menyentuh permukaan selinder
yang rnewaklll sumbu. Pemeriksaan,
sejauh mungkin dllakukan pada dua
bidang tegaK~(J(us yang dlplllh sesual
dengan kondlsl penqoperasran rnesm
perkakas.
Kalibrasi 63
Teo r i
0,02 dalam 300 mm
atau
0,001 inchi per kaki
3.a.3.5.	 Kesejajaran .perpotongan dua)
bldang yang sejajar terhadap
bidang ke tlga
Bagian ujung "dial indicator" menyentuh'
bidang ke tiga. Bidang penqukuran
cltentukan metatul pengesetan posrsi
kontak pada sudut yang benar terhadap .
bidang.
3.a.3.6·~	 Kesejajaran diantara dua garis -"
lurus yang dibentuk oleh
perpotongan dua bidang
Bagian ujung "dial indicator" dipasang
pada sebuah "V-block" dan menyentuh
bidang yang terbentuk melalui
perpotongan bidang ke dua. Pemeriksaan
dilakukan pada dua bidang yang saling ,
tegaklurus.
Metoda di atas memerlukan pemasangan
alat pengukur yang kokoh ,dan kondisl
yang dapat diamati merupakan dua garis
Iurus dengan jarak dekat. Untuk
mengatasi masalah tersebut, sebuah
"spirit level" digunakan untLik memeriksa
kesejajaran daTam arah vertikal. Apabila
penguJian secara langsung dari bidang
atau garis lurus mengalami kesulitan
karena terhalang komponen mesin, maka
pengujian dapat dihubungkan terhadap
sebuah bidang referensi ( aidapat melalui
sebuah bidang horisontal ~ang ditentukan
melalui sebuafl"spirit levelI).
3.a.4. Toleransi
. Penyimpangan kesejajaran yang diijinkan
df=iri garis lurus atau permukaan bi<;iana
drnyatakan dalam:.... ).1M atau mm (....inchl
atau per inchi). apabila kesejajaran yang
diuji hanya pada suatu panjang, maka
dinyatakan sepertt 0.02 mm dalam 300
mm (0,001 inchi per kaki). Sebagai suatu
aturan, arah dari penyimpangan tidak
'penting. tetapi apabila penyimpangan
yang diijinkan hanya dalam satu arah,
maKa aran tersebut harus ditentukan.
Contoh: ujung bebas dari "spindle" harus
mengarah ke atas. Perlu dilngat, bahwa
'toleransi kesejajaran melipufi toleransi
bentuk yang berhubungan dengan garis
dan permul<aan, dan hasil pengu)ian
tergantung dart permukaan ujung 'dial
indicator".
64Kallbrasl
-..:;.
"'.'.,
: . ~
-' ,
(
/
-.......
, "
/
3.b. Kesejajaran gen;tkan
, Istilah kesejajaran gerakan adalah poslsl
-bidang dasar sebuah kornponen bergerak
mesin yang berhubunqan dengan:-'
• sebuan rancanqan (penyanggaatau
"slideways") , , '
• sebuah garis lurus (sumbu atau
perpotongan bidang) ' . ,
. ,. Sebua,h bidang dasar yang rnerupakan ,
- suatu posisf dari komponen bergerak
" 'mesin lalnnya "
. '3.b.1. Metod~ pengukOran: . ~ ,:­
3.b.1.1. Umum ,'-­
"Metoda pengukuran-. akan ~.arri~ dengan
., p,en'gujiarfyang' dilakukan terhadap
kesejaj~rarigaris'dan bidansf. .Alat
'pengukur harus. dipasaf19 padakcmponen
'bergerak. Bagia'1 komponen t>-ergerak ' . .
harus digeser dengan cara biasa, untlJk
, mengatasl aklbat dari penylmpanqan
, "slideways"'. . I "
.." -.
) -
~".'
, Te OJ i
_ I ~.IY,.J,
,"'. '
. ", --' f"
."".',
,_  ,v . <'_, ."',
- , , "
Kallbrasl 65
Teori
, 3.b.1.3., Kes.ejajaran sebuah bidang.,
dasar terhadapsebuah sumbu
Alat pengukur dipasang pada komponen
berge~~k, dan 'bagian ujung "dial gauge" ~
menyentuh selinder atau "mandr~I" yang
mewakili -sumbu. Apabilasemua bidang
sarna pentlnqnya, maka " perigujian
.dilakukan pada dua ..bidang yang saling
teQaklurus dan dipili'" berdasarkan
,perig9unaannya:yang paling panting. '.,
3~b.1.4. Kesejajaran sebuah bidang
'~asarterhadap perpotongan
dua bldang
Kesejajaran maalnq-rnastaj; bi.dang
terhadap bidapg dasar harus diujisecara
terpisah, -yang sesual 'dengan .pengujian
kesejajaran diantara sebuah bidang dasar
dengansebuah bidang lainnya. .
......,.
/
3~b.1.5. Kesejajaran diantara dua
bidang dasar .
Sebuah "dial gauge" dipasang' pads salah
satu komponen mestn bergerak,. dan
bagian ujung "dial gauge!' rnenyentuh
suatu posisi pada kornponen bergerak"
. Jalnnya. Kedua komponen ·,ersebu-t
pigarakan secara bersamaan 'd.alarp ,arah
yang-sarna, dan variasl dartpembacean
atat pengukur dicatat. Apabila semua
bidaog sarna'penting'nya,maka pengujian
dilakukan pads dua bidang yang scaling
tegakruro.s dan dipilih' berdasarkan
penggunaannyayaMg,paling penting. "
" ';
" 3.~.2rToleransi" ' l ,
..~ .~ atau mm' Toleransi~keSejajaran gerakan;~m~rupaka.n
. OJ)2 per 300 mm . .vartaal 'yang dlljinkari q?lam ja:rak.·
o0011nchl perkakll10 inchi " [ ter~~dekdian~ara. hidanQ 'qasar paq~
~"< ..' - .: "pOS·ISI yang~dlbenk?n.Pada seboah
r- • ~ - .:' kcmponen-bergerak terhadap. sebuah .
. I, .i •., .' - .' bida,ng, sebuah ·~aria:.luru.s $t~u 'btdang .-' '.
'-- ! dasar lainnya .ealarn panja~g y~ng telah I,. diterrtuka'n~ , , ' I '~~'> - ".. ".."",- .~ , 1» r~"
l. ,
.Kalibrasi ,
Te 0 r,l
~ KESAMAAN ·4ARAK
CUEQUIDISTANCE") .
· "Equidistance" berhubungan dengan jarak .'
. dtantara surnbu-surnbu dan .sebuah .
_bid~rig refetensi. Suatu ~ondisi dinyataIqAtl:":.
. "equfdistance" apablla bidang yang. I.
· melalui sumbu-surnbu posisinya sejajar.' ., <
terhadap bidang referensi. Sumbu-sumbu
te[sebut dapat merupakan surnbu ~'1g
be'rbeda, .atau sumbu yang sarna dan
'. t~rle~a~ pada posisi yang b.. erbeda$~t~~h
· dlputardengan suatu sudut tertentu.: '. ":
"j:t
. .
.-.'A .. _~.~8."...".:...'.'
, -" .~' .. :.'.
. - .' .. f ". ,
.·.·.·...,_~-r.~j.~.... ., "~'.>
r
Kalibrasi 67
POLITEKN/K MANUFAKTUR f-------------.L..-.--~
BANDUNG
Te 0 r I
•
.__._~

. l }i"---~ III
---Vv·
5. KESATUSUMBUAN
("COINCIDENCE"rALIGNMENT")
Dua garis atau buah surnbu dikatakan
satu sumbu. apabila sebagian jarak pada
beberapa posisi (dalam panjang yang
ditentukan) diukur sekaligus secara
keseluruhan dan secara poslsl, serta jarak
tersebut tidak melebi hi batas yang
ditentukan. Jarak yang dlukur dapat
ditempatkan juga pada garis nyata atau
pada perpanjangannya.
5.a. Metoda pengukuram
Alat pengukur dipasang pada lengag
pembantu dan diputar sejauh 360
mengelilingi surnbu. Bagran ujang "dial
indicator" menyentuh selinder yang
mewakili sumbu ke dua pada penampang
"A". Beberapa variasi da/am pembacaan
merupakan dua kali besar penyimpangan
kesatusumbuan. Untuk mengetahui
terjadinya perpotongan surnbu ,
pemeriksaan harus dilakukan juga pada
penampang "B". Pemeriksaan dilakukan
pada bidan9 "H" dan "V". dan dioatat
secara terplsah. Gunakan "dial gauge"
yang ringan untuk memperkecil deflel<si
yang terjadi.
5.a.1. Apabila salah satu sumbu
merupakan sumbu putar
Lengan pembantu sebagai pembawa alat
pengukur harus dipasang pada "mandrel"
yang mewakili sumbu putar, Apabila atat
peng uku r diperlukan untuk diputar
mengelilingi sebuah selinder tetap. maka
alat ukur tersebut harus dipasang pada
sebuah ring putar yang memiliki suaian
teliti.
5.a.2. Apabila kedua sumbu berputar
Selindar yang diuji dapat dlternpatkan
pada posisi rata-rata "run-out" dalam
bidang pengujian.
• '
. .... .
.-",:;" " .
- ,.-"
,.,'"
KallbrS$i',
'Te:o'rL'","!-". ' "
! <,:
, .~ .;.
"', I".
. "".'
.....
",' t
Kalibrasl
. Teari ~' ;
69
......~
r­, "
. ' ..• "F· "."
~, •• • f J ,
1 " -
, "
". ,
- 
~. . ... I ~,
T
f '.
;' .f~ . ~
• '.~ - J
.,1
.... (:. • • • • •••1
. '. t' .~
,~ .. r' ."~ .."
'.' .
" "
", '
<'>'.:"' ' ..::­ • t •
.,' , -­
"~ "­
.....
"
I.". {
.~' ,."
f
"
., '>J.
-. _•.J"
,", . ~..
'.~ '~,-..-'i•
! ,
~.' ,
, . " /)
, "
""''-....J
70,.-" .
/i
6.a.1.2. Dua bidang yang ',membentuk"
sudUt900 '
, 0
'Sebuah penyiku di~sang pada salah satu
bidang. Kesejelj~ran pari lenqarr bebas.
terhadap bidang ke dua dlpertksa ,
menggunakahmetoda yang sarnadengan
peni',ei'iksasn', kesejajaran.. Penyiku
seilndrls dapat digunakan jugayun!uk
memerfksa ketegald'urusan dua bidang.
, ,
6.a.1.3.DU;:l sumbu :yang__ membentuk "
sudut900 ' "
Apabila kedua,sun:;bu':merl4Pakansumbu
'tetap;~ebl.lah~ penylku ya'ng_mer1'lHiki>.. :'
, landa$an "khuS!l~: dipasangpada'seHnder ' '
'yang" ", mew~tkHi ,set>uah', sumbu..
'KeseJaJalan'diantara lengan bebas
- p~n:ylku:" dari-surnbu .ke dua:~'diperiksa,
"- ::.menggunakan metodadi. samping~·,.' ,.
..-.;:" .
Kalibrasl
Teo rl
."; IiiTf7iliTJirrl'lJlT~I14 OJ ;
, ~ ApabJfa ~ala'~"satu" ~vmt?'urriertjp~~~n,", '
.<, ,".' .sumbu putar, sebuah lI(tiat gauge;~,'
, '~ dit~mpatkan pada 'Iengan ,: qan dipa~1Jg .'
,r"j pada,["mandrel" ,yang 'mewakili sumsu ,"::'­
,- , pota(~ ,Dan,bagJaniujung. r.etla,1 'gal,ig'el~::"':
";';"", '-,m~n~emu~:dua'POsiSjJta~a:Seltn~.~r>ya~s);+ ::, ,
" ':,mewaktli,~$'l.Jmttu, lainn,y~~3(arr~sr'd,~r~~~i:; ,
, pembacaan 'b~rh~b,u.n9~~ Qehg~m js:~ak';:' '~
~,'AB" ","'.,', '" ',4, ',: ~' ,
" ,Apabila sumbu ke,qua merupi:U<aO'sumbu ",. ,
' '" .. p~ut~rf 'maka'po~isi,~elinder;yah9, xne~~~i~'~'<':
) ~!J'rn,~1J t~tsebJJ't ,h,arusqer~,d:,~":P~9,~,~: ': !
" ,rata.::rafa,' "run- qlit",Qidang" pengukOr~n~:", '
'sasus; metpda:":ya:'ng,qigamOark8~"qnfLJ~""" ,,'
F " memeriksakeseJtljClran:,' >,1:s ,~' , ' , ' ' , ,
" ~ ~ ~.~.- ' - ,. . . . . . ,< • '. ", .~>
"
, ,
,...
". '.~
r,, ,
/ '
, ~ , "
J' - ..~
,. .'( -, ..•!
, /
,j
I'"
, "
----_.__..
-c,
~ ;. -',
" ..J
, .. '~,.
"• J •
71Kallbrasi
T ee r l .
'.
/
6.a.1.4. Sumbu dan bldan09 Y8.ra9
membentuk sudut 90
. .
Apabilasumbu tetap, sebuah penyiku
yang rnemiliki bidang dasar khusus
dipasang pada selinder yang mewakili
sumbu. Kesejajaran dari lengan bebas
penyiku terhadap bidang, diuji dalam dua
arah y~,ng tegaklurus.
Apabila surnbu berputar, "dial gauge"
dipasang pada lengan tetap "spindle".
6.a.1.5.	 Sebuah sumbu pada sudut 900
terhadap perpotongan dua
bidang
Apabila surnbu tetap, sebuan penyiku '
yang memiliki bidang dasar khusus
dipasang pada selinder yang mewakili
sumbu, Kesejajaran diantara lengan
bebas penylku dan. perpotonqan bidang
diperil<sa melalui metodadisamping.
Apabila surnbu berputar, sebuah "dial
gauge" dipasang pada lengan yang
ditempatkan pada "spindle", dan bagisn
ujung' "djal gauge" rnenyentuh sebuah
balok yang dipasang pada perpotongan
dua perrnukaan bidang. Kemudian
"spindle" diputar 1800
dan balok "V" dige­
ser ·sernl1gga bagian ujung "dial gauge"
menyentuh:balok"V". / '""' ..
._--'... ,_..__...__...._._.,~	 .. -~._._._~
Kaltbrasi 72
Teo r I
; ,
J .... "
.(
"'"
lA
.' ,"
,I III '
,1 ,
± ••• ~ ••jJJ11 atau mm/••• •m
±. •••• ~inchll~•• ~ .inchi "
'/
'1' "
,I,••'J~,
I.. : ..) " . ;. .... _ : ..
,;",., ,
/" - ~:.  .


6.8.1.6.	 Perpotongan dua bidang yani
membentuk suduJ 90
terhadap,perpotongan bidang
~ lainnya
Sebuah penylku atau "dial gaug,e"
dipasang pada landasan yang sesuai
: denga':l perpotongan· bidang. K~sejajaran
.diantara lengan bebas penyiku dengan
bidang ke tigaata~ perpotongan biciang;'
diuji menggunakan metoda yang sarna
untuk rnemeriksa kesejajaran. Pengujian
.ouakusan pada dua bidang yang
- tegaklurus. -,
.J'
.6.a.1.7. ' Oua Dflris lurus yangdlbenfuk
'oleh perpotong~n dua bidan2-~
-~ dan membentuk sudot 90 .
, terha~ap garl~,lainnya .
'Sebuah penyJk!J yang memiliki bidang l
dasarkhusus dlp.8sang pada sala~sat~ ..
perpotongan bldang., Untuk me,nguJI
apakah 'Iengan bebas penyiku sejajar,
, tethadap garis lurus ke due, dilakukan
pemerikS~n 'yang sesual dengan metoda "
" urrtuk mernerlksa kesejalaran, Apabila
pengukuranlangsung dari Qldang'
, tethatJap garis IlJrus menga1amj ~esulitan_-
. karena terhalang kornponen .laln, rnaka
pengujian diiakuKan berhubungn deng,an '
bid,ang ref~~ensi ~contoh: ,menggunsKan"
$ebuall"splnt level'). , I, '.
.6.a.2. Toleransl
Bata~ 'pellYimpangari ketegakiu~usan garis
lurus atau permukaan rata dlOyatakan:
Apaolla /p~nylt:npangan bernubunaan -,
, dengansuatu suout yang benar (dalam
dua , arah);' maka penylmpangan
, dinyatakan: £ ...rnfkronmeter atau .moo ',:
-: (±...•l,nchi) dalarn panJang :yang telah
,ditentukan. ' ,', .' ;" , , : " ,,' .
,." AJ;I$bila, penXimpang'~n'yang,:
" .dlt~ntukaf1 be. huth"ngandengan.. '
, r ' b~lanmt;l$1I1'Jalnn~a. bCJ,gfao'tersebut,
.·,;h~n~s '': dltunJul<~n: ' u!ung . b~ba~ .
, "splndte'~ ,rltenalk' hanya kearah
penyangM , " . ' . . ' ' . ,r .
, .'. ~-'.'''i''r., '; ~ _~.'. I ,;.
1
'POLITEKNIK MANUFAKTUR
';. BANDUNG
1
.1
Kalibrasl
Te 0 r I
'
/.
73,
s.b, Ketegaklurusan gerakan
I Istilah ketegak/urusan gerakan pada
. rnesin perkakas, menunjukan posisi
berturut-tu rut bidang dasar bagian
bergerak mesin terhadap sebuah bidang
(penyangga atau "slideways"). sebuah
garts·lurus (surnbu atau perpotongan oua.
bidang), atau sebuah posisi bidang dasar
pada bagian berqerak lainnya.
'6.b.1. M~toda penqukuran:
6.b.1.1. Umum
Pemeriksaan ketegaklurusan gerakan,
akan menjadi sebuah penqujran
kesejajarandengan rnenqqunakan sebuah
penyiku yang sesuai d-,engan konotst
pengujian.
Bagian bergerak dati rnesln harus digeser
dengan cara yang sesuai untuk mengatasi
akibat penyirnoanqan dar; "sltdeways''.
,
6.b.1.2.. Ketegaklurusan diantara garis !
dasar sebuah posisi dan I
'seblJah bidang I
I
1
Sebuah penyTku' ditempatkan pads
bidang, dan kesejajaran diantara gerakan
danlengan bebas penyiku diuji dalarn dua
arah yang tegaklorus. '
6.b.1.3. Sebuah~ poslst bldangdasar
yang membentuk su(f~t>9'.~O
terhadap seb~ah sumeu "',
.khusus
Sebuah penyiku yang memi'likilanda$a,
Kesejajar~,h<,''~.' "'-.', ~I;:·
',I',
dtpasariq pada selinc;iE!r:y!'

mewakili surnbu.
( .
gerakan dan, lengan beb~!SP~'
dengan cara y~ng sesual, .
/
74­
Co,,! ,
I -
. ( .­
I Apabila sumbuyanq ada merupakan
suatu sumbu putar,«"mandrel" yang
rnewakili surnbu harus drpasang pada:
. . poslslrate-rata -'run- out" pada bidarig ,
,,' pengujian. Pada kc;mdisi khususvdimana-"':.
,sebuan "spindle" kepala tetap mesirl bubut. "'
'yang rnampu dipasang' '$ebua'h i'face,'
platen, akan memungkinkan, sebuah ,/
<, . pengujian dilakukan mengguna~anl'ffar
ground disc". "Face plate" yangtetsedia :
ti.da~- digun-~kan dengan alasan '
:~ "permukaa'n'nya tidak .rata secara "p~s~L ' .
~ P,embacaatl ke dua Eiilaku~?n pada' "flat ­
ground disc~' setelah memutar "spinc:ilau
_.sebeser 180°. Rala~ra:ta yang didap~t
merupakallbesar ; penylmparigan
.sepanjangpengukuran. ./ " "
,''­
("
Kalibrasi
: Teorl
j
"J
-~ J..­/
,:6.~~1.4.,; -oua bid~u,g ,dasCir yang S81h19
tegakluru5 / " ~ ,,' "_ ".
qua, ,bidang Jd~_s,a.r dib~'r'lding~~n>
menggun~kan--:sebuah p~nyikl4 yang'r'
,ditE!mpa~k~p,_ dengan' ~e,~:~ai pada ollgauge,"
, 'block" dan "straightedge". Salah'sa~u
,'Iengan penytku ak~il ,segari,s' dEmg'~n' ,
~ ,b,iqan~ dasar !'I" dan diu~Wrneng9u~akan ,<-'
,,'  ,'-sebU~h "dial'gauge1', dan lengah penyiku,
~,----"--~";""";'---""""'----_
~........--o...-,.---------'-,,----,.---,.-----....
'"
~;i~~~~~~~ I,',
~ "
-r .
_--....."................~~-;;..;....,..........._~_~~'"
":,', yang lalnnya diukur -unt~k ' m~nieri~s2:f , ­
- " "".J	 ' ,
'~esejajaranr1Ya dengan bidang daaar '~II,",,-
," ','-mengglinakan 'ldialgaugen. "
, ,.,'j': - :' '_ ~'" _
,Bagian-Iengan penylku diseteLseJajar , ­
-tert)~dap" bidang dasar ,nl"~Penyirtlpangan
" ket~gakluru~an"a-kan' siaima,c1engan '
"",'-c-perbedaan'variasi perribecaan ,dua, buah"
l.	 "dia1 gauge" 'padsf'daerah pengukuta;n
, -,yang ,sam'~. pefleksLdari' k9mpqnenyat'aQ- " ,
,diakibatkan~	 beban .peryyangga harus
dipertrmb-angkan., ,(I P~nguJi,an
-: ".",' ketegatdui'lJ,sanini ,d~pat /dilakukan juga,
,': men99tinaK~n:rh~~~~ ()~tik." ",::> ,:. ><, :',' .".·:/~. ~ -; .""	 " ~
....	 '-,
Kalibrasl ". 75
Teo r i
± . ,; .•...J1I1l atau mm
± inchi
6.b.2. Toleransi I
Toleransi ketegaklurusan 'dart sebuah
gerakan merupakan variasi yang diijinkan
di dalam suatu panjang (contoh: 300 rnrn),
.darl jarak terpendek diantara sebuah
poslsl bidang dasar pada komponen
bergerak mesin dengan lengan bebas
sebuah penyiku. Variasi tersebut didahului
melalui sebuah tanda "±".
I

I

! '--------------­
I:
I
7. PUTARAN ("ROTATION")
7.8. "Run-out'·
7.a.1. "Out-of-round"
Merupakan kesalahan relatif bentuk
melingkar dari sebuah komponen pads
sebuah bidang I yang tegaklurus terhadap
sumbu, dan pada postsl yang diberlkan
sebelumnya.
Untuk sebuah pores, besar dari
"out-of-round" ditentukan oleh .perbedaan
diameter berbentuk llnqkaran dan­
pengukuran terkecil diameter pores untuk
sebuah lubang. Besar dari ;"out-of-round"
ditentukan oleh perbedaan qiameter
Iingkaran dalam dan,pemgukuran diameter
terbesar darilubang, dimana setiap
.penqukuran dilakukan pada sebuah"
bidang yangtegaklurus terhadap sumbu.
Kondisi oval rnerupakan kondisi khusus
dari "out-Qf-roundll
• · .
7.a.2. Eksentrisitas I"eccentriCity")
Merupakan jarakdlantara dua sumbu
paralel apabila salah satu sumbuberputar
mengelilingi surnbu lainnYa. (Ekseritrisitas
bukan merupakan suatu penyimpangan"
tetapl merupakan sebuah sasaran
terhadap'toleransi).
'_._-:.--­
Kalibrasl 76
Teo r I
I
..... I
~.""'tlid-~iI
,
',' ; /
't-1':......
• I 1.1RacW *­
J
7.a.3.	 Per,geseran radial(" radial
throw") .sebuan sumbu pada
suatu posisi
Dimana bagian sumbu geometri mesin
tidak satu sumbu dengan sumbu putar
(penyimpangan konsentrisitas), dimana '
jarak diantara perpotongan dua sumbu
tersebut terhadap sebuah bidang
tegaklurus terhadap sumbu putar pada
posisi yang telah ditentukan.
7.a.4.	 "Out-of-true running" C1run-out")
sebuah komponen pada suatu
penampang
Apabila perhitungan terhadap
"out-at-round" tidakdilakukan, maka besar
dari "out-at-true running" dua kali -dari
" pergeseran radial pada suatu penarnpanq.
Secara umum, penqukuran "run-out"
rnerupakan hasil dari: pergeseran radial
sebuah sumbu, "out-at-round" dari
komponen, dan penyimpangan dari
bantalan. Dilihat dari segL metrologi,
sebuah bantaJan yang memiliki
permukaan selindris 'atau konis dikatakan
memiJiki sumbu yang satu sumbu
terhadap surnbu putar, apabila pada saat
dilakukan pengukuran pada suatu
panjang (setelah memasang "mandrel"
penguji padabantalan apabila diperlukan),
penyimpangan rotasi pada setiap pasisi ~
pengukuran tidak melebihi batas toleransi
yang telahditentukan.
7.a.5.	 Metoda pengukuran:
7.a.5.1. Penc-egahan. sebelum
penguJlan dilakukan
Sebelum pengujian dllakukan, bagian
"spindle" mesin harus dlputar dengan
sesuai untuk rnernasflkan bahw~ lapisan
pelurnas tidak berubah selama pengujian
dilakukan, dan bahwa pencapaian
temperatur dapatdipertimbangkan sesual
dengan ternperatur kerja normal. mesin.
.......
- t
Kalibrasl 77
Teod
f
7.a.5.2. Permukaantusr ("external")
Bagian ujung "dial indicator" disentuhkan
ke permukaan yang akan diuji, dan
pembacaan diobservasi pada saat
"spindle" diputar pelan satu putaran. _
Pada permukaan berbentuk konis, bagian

. IJjung "dial indicator" disetel pada sudut

yang benar terhadap garis konis•. dan

diameter Iingka(an yang diperiksa akan

bervariasi apabila terdapat sejumlah

pergeseran "axial" pada "spindle" pada

saat berputar.Hal 'tersebut menyebabkan

besar "run-out" terlihat lebih besar dart

kondls! sebenarnya. Karenanya sebuah

.perrnukaan tlrus hanya digunak,an untuk
memeriksa "run-out" apabila ketirusan
tidak bertingkat.
7.a.5.3: Permukaan dalam ("intern,al")
Apabila "dial gauge" tidak dapat
digunakan secara langslJng pada lubang
selinder atau tlrus, sebuah"mandrel"
penguji dipasang pada IUbang tersebut.
/ Bagaimanapun. apabliajaenqultan
dilakukan hanya hanya pada satu
penampang pada "mandrel", maka posisi
, pengukuran yang hanya satu lingkaran.
dan berhubungan dengan sumbu harus
ditentukan. Pada saat sumbu "mandrel"
melintang terhadap _sumbu putar pada
bidang pengukuran, pemeriksaan harus
dllakukan padadua bidang' penampang
"A" dan "B" yang telah ditentukan
jaraknya. .
• • • • III • • •J1I1l
••••.••••inchl
78Kalibrasi
Teo r i
•
Pada pelaksanaannya, suatu pengujian
harus dilakukan pada posisi yang dekat
dengan "housing mandrel", dan pengujian
lainnya dilakukan pada suatu jarak yanQ
telah ditentukan untuk menghindan
r­ penyimpangan ketelitian akibat dari
pemasangan "mandrel" pada lubang
dudukannya. Terutama pada Iwbang tirus,
maka proses penguJian harus dlulang
paling sedikit emp~ kall, dan "mandrel"
diputar sebesar 90 yang berhubungan
dengan "spindle".penyimpangan yang
didapat merupakan hasil rata-rata dari
keempat pengukuran. Pada saat
-pemertksaan dllakukan menggunakan
sebuah "mandrel" penguji, bentuk nyata
dari IUbangdudukan "mandrel" tidak diuJi.
Sebuah pengujian "run-out" dari "spindle',
melalui proses permeslnan dan, menguji
sebuah benda kerja selinder akan
menghasilkan penyimpangan bantalan
"spindle" saja. Karenanya, pengujian
proses bubut tidak memberikan informasi
oalam bentuk nyata dari lubang selindris
atau kents, atau posisi nyata cart Il.Ibang
yang berhubungan dengan sumbu putar.
Metoda di atas hanya digunakanpada

"spindle" yang rnernllikl bantalan gesek

'("plain bearingll
) atau bantalan bola dan

rol. '_'Sfindlell
yan'g secara otomatis

'terpusa selama putaran (contoh: tekanan
hidrolik) hanya dapat diuji pada-saat
berputar dengan kecepatan normal. Pada
beberapa kondisi, alat ukur tldak
bersentuhan harus diqunakan, seperti:
"capacitative pick-up", 'electro magnetic
pick-up", atau alat lalnnya yang sesuai. .
7.a.6. Toleransi
Toleransi "run-out" merupakan batas
penyimpangan yang diijinkan pada posisi
bidang dasar, pada sebuah penampang
p'ermuk~an berputar, Toleransi tersebut
tidak, dtawatt dengan sebuah tanda.
Toleranst "run-out" meliputi penylrnpanqan.~
pada bentuk permukaan berputar, gerakan
kesejajaran sumbu permukaan yang
berhubunqan dengan sumbu putar
(penyimpangan postsl), dan gerakan dari
surnbu putar apabila-permukaan bantalan -"
atau lubang tidakbenar-benar melingkar
(penyjmpangan bantalan). .
79KaUbrasi
Teo r i -,
,J
" L1TEKNIK MANl;.lFAKTUR /--­ ----.­ --..1_ _- - 
BANDUNG
: .T;.-'
i ,....... .,
J .,..,.
'tI ~ ..
" I,
,'
"~/'".:, ., . ,
" 'I, ,"  -~
' .'
• ':~ I,
7~b. "Periodic axial slip"
7~b.1. "Mlnitnumaxial play"
Merupakan nilai terkecil dari petgerakan
aksial yang mernunqkinkan, pada sebuah
bagian' berputar. Dan diukur pada posisi
diam, pada setiap beberapa posisi yang
menge'lilingi sumbunya.
7~b.2., "Periodic axial slip"
M-erupakan beser gerakan berulanq
sepanjang surnbu putar pada sebuah
bagian yang berputar, Dan apabila kondls!
akhtr' dlputar.. ·' untuk menqatast I
menghjlangkan penga{uh "minimum axial, .­
play" digunakan tekanan aksial pa,da arah
yang ditentukan.. Apabila "axial' slip" dari
sebuah bagiari' berputar' tetap beraca df.
dalam daerah toleransi, maka bagian
berputar tersebut dlpertlmbanqkan c_
sebagai ketetapan dalarn arah aksial. ,­
) .'
, '7,b.3.Metoda"pengukuran:
 . ,.
7.b.3.1.Umum ,. ' ,
Untuk menghilangkan akibat "playlt pada
banialan aksial,' sebuah tekanan ringan
dtberlkan pada "~pindle"pada arah
pe,ngukl,Jran. Bagian'ujung-'~dial_gauge"
dlsentuhkan terhadap pusat'~pen;nukaari
(depan; dan dlsatusurrrbukan sebaik
m",mgkin s~panjangsumbu putar.
~ Pemoacaan dUakukan pada saat "splrtdle"

diputar terus menerus pada kecepatan '

rendah, dan tekanan dijaga pada arah
 v •
yang telah ditetapkan.
'-Ap.abilabentuk '''spindle''berongga,
sebuah "rnandrel" berukuran penclek yal1Q
metnifiki .sebuah. permukaan bidang
t~gaklurus terhadap sumbu digunakan.:
:Sebagai alternatif, sebuah "mandrel" yang

memHiki psrmukaan ,melingkarda.pat

.' digunal<an dengan se/b'uah,uj~ng""dial'

. gauge" perrnukaan rata. Apabija!'spir,ldJe"­

merrifljkis~buah, pemusat.. seb~a~.,bola . .
baja ~dapatdisisipkan dan: men:yentuh
ujung ~.Idialgauge" permukaan rata;'."I , ,/>. ­
,1
Kalibrasl 80
Teo r I
.1 '
--A_._.-e - ..-- f.
7.b.3.2. Penggunaan
"Periodic axial slip" dapat diukur
menggunakan sebuah perlengkapan yang
mengijinkan sebuah gaya diberikan
sepanjang sumbu, dan sebuah "dial
gauge" yang ditempatkan pada sumbu
yang sama, Caraini dapatdigunakan juga
pada "lead screw" dan "face plate"
berputar.
Pada sebuah "lead screw", gaya aksial
dapat diberikan dengan menggeser
bagian "slide". apabila "lead screw"
dihubungkan dengan mur pasangannya.
Putaran horisontal "face plate" -akan
sesuai disangga pada bantalan aksial
melalui beratnya sendiri. -,
Besar "axial slip" dapat dlcepal seoara
mendekatl, melalul sebuah gaya' yang
diberikan sepanjang sumbu dan
,/	menernpatkan "dial gauge" pada postsi
terhadap sumbu (pada suatu jarak yang
dekat terhadap sumbu). Paoa kondisi lnl,.
sebuah pengujian harus dilakukan pada
setiap posisi 1800
"dial gauge", dan
pembacaan penyinipangan 'dilakukan
secara..aljabar.
Metoda yang terakhir, umurnnya
, digunakan apabila pengujian p.ergeseran
a.xial secara periodik dilakukan pada
"spindle" mesin bubut atau frais. Contoh:
pengujian dilakukan, dimana ujung,"dial
gauge" disentuhkan pada permukaan
"face plate" atau bagian depan". "spindle
nose".
-,
Kalibrasl
Te~ri
, ! --=. -
. -. } ,
.' .. ".r , .....
. . "~ ~.:
" ..... r
'i .
., " .
. ~.~.. •incbl :'
,-".
. .,,"."
'.<
. ',.
-'"
.-~ .:
)
:1~l?.4~, Toleransl . " .'. ...f
" Batasminirhum ~l~ial slip" yarig,diijink8n/.
" . . . . . , . '  y, ' . , ' ,:d~~flnisil<afl sebagaV bata.s)'axial- SUp~I,;, .
..• ••••• ~pm~urnm " ..,'1 '._ ~:, ·<·'-.~'sPindle" selama diputar perlahar;satu kali ",
dengari:' teKanap· aksi~I_· ringan-. Suatu .
,keh~l9~~n' bahwa,.;pen9ujian:q~,aklJkan
',Q:ua'kall,dalam "arah ...teka,R.~·n -.·.yang,
.,b~i1awar:ta:n., Pad~~1<Oridi~i ·ihi,.,peme~aan :
.,,'-~" ,tojer~nsi padi!i'dua-~rahpengl1jlah f ~arus
'-------,-:.......,:;.;....:.--.......,.-;;:...-.-~-:'""":"" :':'Qite~p>kah.. · . 'i ' , , , " ,.' -":,­
'.,', fI""', • • ,. 1. ~ I., ; . " .. '.'
 - -. ::--;" :>J. ': ~'I"
'. ~.~' ".' -' .~.,;':,: -", >~,
.. ,
~, i
I 'I -c:
82Kalibrasl
Teori

- ~ .' '.
.' .."
j ..,.
, I • •
~: .......
.'>.
,. .
.' .; ·'.· ...'f
.,' .
. . :, ~
..., .';
":,, .
//~"!." .
.e.
·.'.i~) ~
.Kalib",si 83­
'Teort '
.;]":
·.f·...
"" . t/:.-/"  . ,
";Ap~bHa-perlgujian -,bertuJ~anuntuk
'>-rnengakisi'~Or!9isi alaml:"camming";j"a~a
"',~rldislpe~yirnpangan 'dart permlikaan ­
,,'"'gan_sUrrlDuharlJs df~~rSecant t~rpi~ah.
··;""P~rg~seta'n'aksiat~dari -.Suritbl.l~tla.rus"­
'4i~ur ':'s~dar~keselut4h~rt.::: Apabila )'{ace ,
::;pr~te.". d;PS~S:~~~in~tehar':~p~s~r;J~ d!.im,&sIO, .,m~ka~:udlalgaug~" d.tpasatlg;·pacia·,
, PC1s~i- rio,1 ap~i"pO$i$l,ftya·S4rna:·de~ ..c.'·
, :,;~:p:e,tJil,as~~an'al~t Pot9qg·".~erl9;'$filan~' .
":;~:?o"Qi~n',~ij,un~':;~:dial, /09icat~r'~rd"Flak,.Y;~n'. :
" :,',~PElld« pq'Sisi .~~ .dari PQ$J~! JJ~~(~n
,aKa" men~ilkani($ebuah "d~mlning nl~w"
,:~':,~:Yah9ib&$.arhYadva=kal.tiP,~r~~ran ,akSi~L'
",;:':<.,:,.0,>, _;' <.'~:' !.;,:':>' . ~"';' ,;I( ..•.,",,~.:~,3/ -, ,'/':,;, '"'.1'
~ , r ' ...:.~ o· ,
; ......' .~..
"
: ~
KaU"rasi 84
Te 0 r i
,
!
I '
8.	 PENGUJIAN KHUSUS
aa, Penyimpangan divlsi ("division")
Hal iru berhubungan dengan
penyimpangan divisi pada skala
bertingkat, rodagigi, pelat pembagi, "pitch"
ulir penggerak. Secara umum
penyimpangantersebut meliputi:
•	 Penyimpangan individu divisi
• Penyimpangan divisi secara berurutan
•	 Penylrnpanqan divisi dalam interval
yang ditentukan
•	 Penyimpangan kumulatlf (atau
bertingkat dalam suatu interval)
•	 Penyimpangan total divisi
8.a.1.	 Penyimpangan individu divisi
Penyimpangan ini merupakan perbedaan
aljabar diantara besar nilal nyata dan
besar nilai nominal divisi.
Contoh: .
(ab-a'o') untuk divisi ke dua (sebuah divisi
dipertimbangkan sebaga.i jarak diantara
dua urutan/pertalian garis; beberapa
divisi yang membentuk sebuah interval).
8.a.2.	 Penyimpangan divisi secara
berurutan
Penyimpangan iru merupakan
Renyimpangan aktual diantara dua divisi
yang berurutan dan sarna dengan
perbedaan aljabar dari penyimpangan
individu pada dua buah divisi.
Contoh: (ab-a'b'j-tbc-b'c'j-ao-bc untuk
divisi ke dua secara relatif terhadap divisi
ke tiga.
Kalibrasl
Teo rl
8.a.4. Penyimpangan kumulatif
Penyimpangan ini merupakan perbedaan
jurnlah divisi pertama "k"~dan nilai tecrms
nominal penjumlahan. Titigkat dari suatu
seri dapat ditentukan melalui perhitungan
penjumlahan aljabar penylrnpanqan
individu setiap dlvlst atau .metatui.:
perbandingan posisi nyata dar; penunju~,,:
8.a.3. Penylmpangan dlvisl dalam
interval yang ditentukan
Penyimpangan ini merupakan besar dari
jumlah (nilai absolut) dua buah nilai
terbesar individu penyimpangan positif
dan negatif secara interval.
Contoh: amplitudo liMN" pada interval 0
sampai 6. Apabila semua penylrnpanqan
memiliki tanda yang sarna pada interval
yang ditentukan, maka penyimpangan
divisi sama dengan nUai absolut terbesar
penyimpanganindividu.
85
" .
.J
r 1 J J ~ s •.7 . . . . . . .' .
pada alat pengukur dengan posisi yang:"'­
ada. apabila tidak tEirjadi penyimpangaH:: ­
pada divisi yang a d a . > ' :
8.a.5. Penylmpangan total divisi
Penyimpangan ini merupakan jumlah
besar (nilai absol.~~) dari tingkat nilai positif
dan negatif terbesar yang termasuk pada
interval yang ditentukan. Interval tersebut
dapat berhuounqan dengan seluruh skala,
,untuk kondisi 3600
dan-amplitudo "RS".
8.a.6. Graflk yang menunjukan
penyimpangan
Lakukanpembagian pada skala sesuai
dengan skala teoritis, dan pembagian
sesuai dengan gambar di samping:
-8.a.6.1. Apablla sebuah CJiagram
dlgambar akan menunlukan
absis sebuah seri dlvlsl dan
ordinat dari penyimpangan
individu. Amplitudo maksimum
"MN" akan mewakili
penyimpangah lokal divisi paoa
Interval (J sampai 6. Pada.~-J-::-=-: ..,a· - .. ­ •
seluruh sari' dari skala,
D~nvimpanganlokal diwakili oleh
"PH1,.
I.A .~. <::(J
.~
Kalibrasl I 86PQLlTEKNIK MANUFAKTUR f--------------...I..-----IBANDUNG
Teo r I
/'
f
J'r- ., c=<1'r-J> ' It
'.r~<!>w V ~tr .,.,2 1-] ).'" ",", So6	 n_;
/	 '
u>"I~d: i!1
It ~ J4 )1:1 1--_
~".j • "'	 t !tr 1 J ) 4 S • 1 .. • • • .. .. ..t. .. .. • ,
8.a.6.2.	 Apabila sebuah diagram
digambar akan menunjukan
absis sebuah seri divisi dan
ordinat penyimpangan berurutan
dari dlvlsl, maka diagram
tersebut akan mengijinkan posisi
penyrrnpanqan terbesar pada
Interval yang ditentukan untuk
ditemukan.
8.a.6.3.	 Apabila sebuah diagram
digambarkan menunjukan aosls
sebuah seri divisi dan perbedaan
ordinat positif atau negatif dari
posisi nyata setiap divisi yang
berhubungan dengan poslsl
teoritisnya, maka amplitudo
maksimurn "RS" yang ditunjukan
melalui diagram akan mewakili
penyimpangan total divisi.
::.. .',
.... ...... ....
88Kallbrasi.
Te 0 r I
":.... ""L·.
S.C. IIAngular play" :
IIAngular play" dari sebuah komponen
bergerak didefinisikan sebagai
perubahan/pergeseran sudut yang
diijinRan melalui "play". yang terjadi pada
" kondlsl sistem terkunci apabila kornponen
,tersebut telahdikunci.
.•...
., ....";'.~. ~. .,},
ae.i. Metoda pengu~lJr~n
"Contoh: pada pemeriksaan mesin bubUt ..
turet, ,Penguj~an dapatdilakukan dengan '.
menepatkan sebuah v'bar" denqan
,panjang yang sesual untuk rnernbantu>
.'pengukuran pada ~rak yangdite'htuk~t1 "',A',."",,,,,'­. , r . . "
pada pertengkap~n turet. Pada [atak
-tersebut, sebuahlldial 9augell dipasang
... ::., dan',bagian ujungnya mehyentuh "bar",
",:', S~buah 'tdrsi Qitekankan' ke perlengkapan
,-, .' hJret,dalam satu :arah-,kemudiah.dalam
- arah ya,ng berlawanari, dan perbedaan- '­
..J'" - yang terjadi -akart;diketahLii rnelalut "dial"
,'" ,:gauge". Besar.dari. torsi harus dipilih-"
;'<~ " sehingga" .tidak ,m'emper'besar.i
" _ ,_.
':i,pEmyimpangan ,yang" terladt karana ­
, defleksid,ari-, kornponen pada
pertengkapan toret,
, ..
8.c.2. Toleransl'
. , i
.. , .,' . .
Tol~ransi.. dari''angular__play" merupasan .
besartangen dari perqeeeran sudut,
! ( . M--"';;'~--"
L· -'...;...... - v  _ _~ ..__.. ..J.._•....•..~ _.,_ _.•.• ,•..•. ,."".•,.".,
. '1'---------.o.'D'_~.__a....... _......__.
..,­
pOllTEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG
89Kalibrasi
Te 0 r I
I--------------"'---~
8.d. Kebenaran dari perlengkapan
yang mernillki pembagian sudut
("angular indexing")
Penyimpangan dari kebenaran merupakan
deviasi menyudut diantara arah radius
komponen bergerak dan arah radius yang
sama, apabila setelah diputar, komponen
tersebutberadapada posisl sebetulnya.
8.d.i. Metodapengukuran
Pengujian dapat dilakukan den~an cara
yan~ sama dengan pengujian 'angular
play', menggunakan sebuah "bar" dan
sebuah "dial gauge". Untuk memberikan
poslst pembagian, komponen bergerak
harus diputar satu putaran penuh.
Perbedaan diantara pembacaan rang ..
terjadi pada kondisi penguncian awa dan ...
akhir merupakan penyimpangan dari
kebenaran yang berhubungan dengan
posisi. Pen~ukufan harus dlulangi pada ....
setiap poslst pembagian. ..".' . :
Apabila sebuah putaran penuh tidak dapat .
dllakukan pada sebuah mesin perkakas,
komponen bergerak harus diputar sejauh
mung kin dan kernarnpuan putaran.
Pertama diputar dalam satu arah,
kemudian dalarn arah yang berlawanan
untuk mengembalikan ke. posisi
normalnya. Pergeseran akhir dilakukan
pada arah normal dari pergerakan
.kornponen. Semua pergerakan komponen
harus dilakukan pada kecepatan yang
sarna, dengan gaya konstan untuk setiap
penguncian dan pelepasan.
8.d.2. Toleransi
Toleransi dari kebenaran diwakili oleh
sudut tangen dan termasuk toleransi
"angular play" (pada kenyataannya,
toleransi kebenaran tidak dapat ditetapkan
terlepasdari toleransi "angular play").
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995

More Related Content

What's hot

3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptxMohAliYahya1
 
Macam macam kode cnc bubut
Macam macam kode cnc bubutMacam macam kode cnc bubut
Macam macam kode cnc bubutAnung Pati
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINDwi Ratna
 
Pengukuran roda gigi bab5
Pengukuran roda gigi bab5Pengukuran roda gigi bab5
Pengukuran roda gigi bab5LAZY MAGICIAN
 
Modul mesin cnc focus gsk 928 t ea
Modul mesin cnc focus gsk 928 t eaModul mesin cnc focus gsk 928 t ea
Modul mesin cnc focus gsk 928 t eadidik iswanto
 
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusElemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusCharis Muhammad
 
Materi Gambar Teknik Pemesinan
Materi Gambar Teknik PemesinanMateri Gambar Teknik Pemesinan
Materi Gambar Teknik PemesinanNovi Antoro
 
Tutorial master-cam
Tutorial master-camTutorial master-cam
Tutorial master-camirwaniin
 
MODUL CNC LATHE FANUC OI-TF.pdf
MODUL CNC LATHE FANUC OI-TF.pdfMODUL CNC LATHE FANUC OI-TF.pdf
MODUL CNC LATHE FANUC OI-TF.pdfSarwanto.S.Pd.T
 
Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, GurdiPresentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, GurdiEssyKarundeng
 
Komponen cnc dan persumbuanya
Komponen cnc dan persumbuanyaKomponen cnc dan persumbuanya
Komponen cnc dan persumbuanyaMegi LastFriend
 
Laporan bubut
Laporan bubutLaporan bubut
Laporan bubutRasyid22
 
81540598 simbol-pengelasan
81540598 simbol-pengelasan81540598 simbol-pengelasan
81540598 simbol-pengelasanFathu Rahman
 
Modul Praktik Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisand...
Modul Praktik Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisand...Modul Praktik Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisand...
Modul Praktik Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisand...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Modul 2 mesin_bubut_cnc_versi_juli
Modul 2 mesin_bubut_cnc_versi_juliModul 2 mesin_bubut_cnc_versi_juli
Modul 2 mesin_bubut_cnc_versi_juliBernardus Sentot
 
1. Alat Ukur Kekasaran Permukaan, Surface Roughness Tester
1. Alat Ukur Kekasaran Permukaan, Surface Roughness Tester1. Alat Ukur Kekasaran Permukaan, Surface Roughness Tester
1. Alat Ukur Kekasaran Permukaan, Surface Roughness TesterWhoro Prayogo Budi Kartika
 
Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Modul Teknik gambar manufaktur 2018Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Modul Teknik gambar manufaktur 2018Sarwanto.S.Pd.T
 

What's hot (20)

3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
 
Macam macam kode cnc bubut
Macam macam kode cnc bubutMacam macam kode cnc bubut
Macam macam kode cnc bubut
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
 
Laporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum PengelasanLaporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum Pengelasan
 
Pengukuran roda gigi bab5
Pengukuran roda gigi bab5Pengukuran roda gigi bab5
Pengukuran roda gigi bab5
 
Modul mesin cnc focus gsk 928 t ea
Modul mesin cnc focus gsk 928 t eaModul mesin cnc focus gsk 928 t ea
Modul mesin cnc focus gsk 928 t ea
 
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusElemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
 
Materi Gambar Teknik Pemesinan
Materi Gambar Teknik PemesinanMateri Gambar Teknik Pemesinan
Materi Gambar Teknik Pemesinan
 
Tutorial master-cam
Tutorial master-camTutorial master-cam
Tutorial master-cam
 
MODUL CNC LATHE FANUC OI-TF.pdf
MODUL CNC LATHE FANUC OI-TF.pdfMODUL CNC LATHE FANUC OI-TF.pdf
MODUL CNC LATHE FANUC OI-TF.pdf
 
Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, GurdiPresentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
 
Komponen cnc dan persumbuanya
Komponen cnc dan persumbuanyaKomponen cnc dan persumbuanya
Komponen cnc dan persumbuanya
 
Laporan bubut
Laporan bubutLaporan bubut
Laporan bubut
 
81540598 simbol-pengelasan
81540598 simbol-pengelasan81540598 simbol-pengelasan
81540598 simbol-pengelasan
 
Laporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja BangkuLaporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja Bangku
 
Modul Praktik Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisand...
Modul Praktik Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisand...Modul Praktik Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisand...
Modul Praktik Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisand...
 
Modul 2 mesin_bubut_cnc_versi_juli
Modul 2 mesin_bubut_cnc_versi_juliModul 2 mesin_bubut_cnc_versi_juli
Modul 2 mesin_bubut_cnc_versi_juli
 
1. Alat Ukur Kekasaran Permukaan, Surface Roughness Tester
1. Alat Ukur Kekasaran Permukaan, Surface Roughness Tester1. Alat Ukur Kekasaran Permukaan, Surface Roughness Tester
1. Alat Ukur Kekasaran Permukaan, Surface Roughness Tester
 
Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Modul Teknik gambar manufaktur 2018Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Modul Teknik gambar manufaktur 2018
 
Apa itu kerja bangku
Apa itu kerja bangkuApa itu kerja bangku
Apa itu kerja bangku
 

Similar to Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995

Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatanPengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatanBhekti Agus Ryanto
 
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel PengukuranMakalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel PengukuranDewi Izza
 
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (8)
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (8)Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (8)
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (8)Eko Supriyadi
 
MODUL_PERHITUNGAN.docx
MODUL_PERHITUNGAN.docxMODUL_PERHITUNGAN.docx
MODUL_PERHITUNGAN.docxAllFree5
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi IndustriOpi Sumardi
 
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (16)
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (16)Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (16)
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (16)Eko Supriyadi
 
Logam mesin fabrication 24
Logam mesin fabrication 24Logam mesin fabrication 24
Logam mesin fabrication 24Eko Supriyadi
 
METROLOGI INDUSTRI tomi.docx
METROLOGI INDUSTRI tomi.docxMETROLOGI INDUSTRI tomi.docx
METROLOGI INDUSTRI tomi.docxwenpiferiyanto
 
Logam mesin surface finishing 1 (7)
Logam mesin surface finishing 1 (7)Logam mesin surface finishing 1 (7)
Logam mesin surface finishing 1 (7)Eko Supriyadi
 
01_Estimasi Ketidakpastian_Dasar Hukum.pdf
01_Estimasi Ketidakpastian_Dasar Hukum.pdf01_Estimasi Ketidakpastian_Dasar Hukum.pdf
01_Estimasi Ketidakpastian_Dasar Hukum.pdfSeksiTeknisBPSMBLE
 
Logam mesin surface finishing 1 (4)
Logam mesin surface finishing 1 (4)Logam mesin surface finishing 1 (4)
Logam mesin surface finishing 1 (4)Eko Supriyadi
 
Logam mesin fabrication 28
Logam mesin fabrication 28Logam mesin fabrication 28
Logam mesin fabrication 28Eko Supriyadi
 
27 55-1-sm (1)
27 55-1-sm (1)27 55-1-sm (1)
27 55-1-sm (1)darwanloei
 
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (7)
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (7)Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (7)
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (7)Eko Supriyadi
 
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (22)
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (22)Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (22)
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (22)Eko Supriyadi
 
Logam mesin surface finishing 1 (6)
Logam mesin surface finishing 1 (6)Logam mesin surface finishing 1 (6)
Logam mesin surface finishing 1 (6)Eko Supriyadi
 
Logam mesin measurement 12.1 a, v1 rev (3)
Logam mesin measurement 12.1 a, v1 rev (3)Logam mesin measurement 12.1 a, v1 rev (3)
Logam mesin measurement 12.1 a, v1 rev (3)Eko Supriyadi
 
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (23)
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (23)Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (23)
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (23)Eko Supriyadi
 
Modul mesin bubut 7 (1)
Modul mesin bubut 7 (1)Modul mesin bubut 7 (1)
Modul mesin bubut 7 (1)Eko Supriyadi
 

Similar to Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995 (20)

Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatanPengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
 
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel PengukuranMakalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
 
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (8)
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (8)Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (8)
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (8)
 
MODUL_PERHITUNGAN.docx
MODUL_PERHITUNGAN.docxMODUL_PERHITUNGAN.docx
MODUL_PERHITUNGAN.docx
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi Industri
 
Laporan metro
Laporan metro Laporan metro
Laporan metro
 
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (16)
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (16)Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (16)
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (16)
 
Logam mesin fabrication 24
Logam mesin fabrication 24Logam mesin fabrication 24
Logam mesin fabrication 24
 
METROLOGI INDUSTRI tomi.docx
METROLOGI INDUSTRI tomi.docxMETROLOGI INDUSTRI tomi.docx
METROLOGI INDUSTRI tomi.docx
 
Logam mesin surface finishing 1 (7)
Logam mesin surface finishing 1 (7)Logam mesin surface finishing 1 (7)
Logam mesin surface finishing 1 (7)
 
01_Estimasi Ketidakpastian_Dasar Hukum.pdf
01_Estimasi Ketidakpastian_Dasar Hukum.pdf01_Estimasi Ketidakpastian_Dasar Hukum.pdf
01_Estimasi Ketidakpastian_Dasar Hukum.pdf
 
Logam mesin surface finishing 1 (4)
Logam mesin surface finishing 1 (4)Logam mesin surface finishing 1 (4)
Logam mesin surface finishing 1 (4)
 
Logam mesin fabrication 28
Logam mesin fabrication 28Logam mesin fabrication 28
Logam mesin fabrication 28
 
27 55-1-sm (1)
27 55-1-sm (1)27 55-1-sm (1)
27 55-1-sm (1)
 
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (7)
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (7)Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (7)
Logam mesin maintenance and diagnostic mechanical 2 (7)
 
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (22)
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (22)Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (22)
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (22)
 
Logam mesin surface finishing 1 (6)
Logam mesin surface finishing 1 (6)Logam mesin surface finishing 1 (6)
Logam mesin surface finishing 1 (6)
 
Logam mesin measurement 12.1 a, v1 rev (3)
Logam mesin measurement 12.1 a, v1 rev (3)Logam mesin measurement 12.1 a, v1 rev (3)
Logam mesin measurement 12.1 a, v1 rev (3)
 
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (23)
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (23)Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (23)
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (23)
 
Modul mesin bubut 7 (1)
Modul mesin bubut 7 (1)Modul mesin bubut 7 (1)
Modul mesin bubut 7 (1)
 

More from Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...
00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...
00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
GT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.ppt
GT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.pptGT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.ppt
GT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.pptIr. Duddy Arisandi, ST, MT
 
WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...
WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...
WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...
F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...
F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...
F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...
F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...
F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...
F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...
F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...
F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...
F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...
F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...
F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...
F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...
F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...
F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...
F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...
F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...
[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...
[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-IT...
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-IT...Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-IT...
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-IT...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...
Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...
Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...
Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...
Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 

More from Ir. Duddy Arisandi, ST, MT (20)

00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...
00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...
00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...
 
GT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.ppt
GT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.pptGT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.ppt
GT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.ppt
 
WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...
WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...
WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...
 
F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...
F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...
F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...
 
F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...
F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...
F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...
 
F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...
F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...
F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...
 
F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...
F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...
F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...
 
F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...
F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...
F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...
 
F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...
F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...
F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...
 
F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...
F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...
F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...
 
F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...
F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...
F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...
 
[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...
[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...
[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
 
Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
 
Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
 
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-IT...
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-IT...Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-IT...
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-IT...
 
Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...
Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...
Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...
 
Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...
Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...
Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...
 

Recently uploaded

ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxArisatrianingsih
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxyoodika046
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptxVinaAmelia23
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxMuhamadIrfan190120
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxAndimarini2
 
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptKalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptAchmadDwitamaKarisma
 
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung KonstruksiContoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung KonstruksiIhsanGaffar3
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfYoyokSuwiknyo
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madyadedekhendro370
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturAhmadAffandi36
 
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxPPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxssuserdfcb68
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPusatKeteknikanKehut
 
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfGambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfYoyokSuwiknyo
 
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistikaPengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika3334230074
 

Recently uploaded (20)

ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptKalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
 
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung KonstruksiContoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakartaObat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
 
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai PenuhObat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
 
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxPPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
 
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfGambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
 
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
 
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistikaPengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
 

Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1995

  • 1. I POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDliNG INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG TEORI KALIBRASI MESIN PERKAKAS -_.-- ­ ._. Penyusun : Duddy Arisandy INDUSTRIAL TRAINING SERVICE JL. IR. H. JUANDA (KPL. KANAYAKAN) TROMOL P~S 851 BANDUNG 40008 Phone: (022) 2500241. Fax: (022) 2502649
  • 2. Kalibrasi Teo r I Buku materi pengajaran praktik ini diperuntukkan bagi mereka yang sedang, ataupun akan bekerja di Industri. Setelah selesai melaksanakan'program ini, la diharapkan mempunyai keterampilan maupun pengetahuan dalam bidang mekanik tertentu. Dikatakan sebagai buku materi pengajaran praktik, karena peserta dapat mengikuti buku materi seri yang tersedia, hingga mempunyai keterampilan dan pengetahuan yang lengkap, serta memenuhi syarat untuk suatu tingkatan klasifikasi di Industri. Untuk menyelesaikan satu materi keterampilan, diperlukan waktu 40 jam atau 1 minggu, yang meliputi 32 jam praktik dan 8 jam teari. Buku pengajaran praktik ini tidak dirancang sebagai "Self Learning Program", jadi pada pelaksanaannya diperlukan penjelasan atau bimbingan dari searang Instruktur. Meskipun demikian aktivitas terbesar tetap dilakukan peserta ("Student Centered"). Pada garis besarnya isi dari buku materi pengajaran praktik ini, dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu : • Teari (halaman biru) • Soal Teori (halaman kuning) • Praktik (halaman merah) Halaman biru, berisi teori-teari yang diperlukan untuk menunjang praktik. Teari yang diberikan hanya yang berhubungan langsung dengan praktik, dan yang benar-benar diperlukan. Pada pelaksanaannya, Instruktur akan menjelaskan mendiskusikan ataupun mendemontrasikan apa-apa yang perlu diketahui peserta. Pada bagian ini, jika diperlukan, dilampirkan tabel-tabel, standard-standard ataupun klasifikasi-klasifikasi. . ".',', ..',' _; . ·l.~.ti•••Ii:1
  • 3. iiiKalibrasi Te 0 r i Peserta Pelatihan diharapkari : 1. Mengetahui jenis mesin perkakas secara umum. 2. Mengetahui [enis toleransi yang digunakan pada pengujian geometri rnesln perkakas. 3. Mengetahui jenis dan penggunaan atat pengukur / pemeriksa dan perlengkapan pembantu pada pengujian geometri mesin perkakas. 4. Mengetahui dan mengerti pengujian geometri mesin perkakas preslsl, 5. Mengerti standarisasi pengujian geometri berdasarkan standarlsasi ISO dan DIN. 6. Mengetahui standarisasi G. Schlesinger pengujian mesin bubut, "milling", bar, sekrap dan gerinda. 7. Dapat melakukan pengujian geometri mesin perkakas dengan metoda yang sesuai, baik dan benar. 8. Mengetahui dan rnemprediksl hasil pengujian geametri mesin perkakas dan proses perbaikannya.
  • 4. Kalibrasi 1 POLITEKNIK MANUFAKTUR r---------------I'--_~ BANDUNG Te 0 r i I. PENDAHULUAN Pada suatu industri manufaktur, kualitas dari benda kerja hasil produksi ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah tingkat ketelitian dari mesin perkakas yang menghasilkan benda kerja tersebut. Untuk menghasilkan suatu banda berkualitas tinggi dibutuhkan suatu proses produksi yang berkualitas tinggi, dimana tingkat ketelitian suatu mesin perkakas merupakan suatu bagian dari proses produksi. Hal ini dapat dllihat melalui bagan lingkaran kua.litas di bawah. Sebuah Iingkaran kualitas terdiri dari sekelompok orang yang secara bersamaan mewakili semua fungsi di dalarn industri manufaktur, yang akan mempengaruhi kualitas hasil produksi yang dihasilkan. Semua organisasi industri manufaktur menerbitkan prosedur standar batas penerimaan kualitas dan kalibrasi pemeliharaan perlengkapan, untuk memastikan tingkat ketelitian darl alat pengukur yang digunakan pada pengujian kualitas tersebut. Pengukuran yang berhubungan dengan kualitas hasil produksi merupakan suatu dasar dar; sistem pengontrolan kualitas. Beberapa pengukuran dapat berhubungan secara langsung dengan kualitas hasil produksi apabila pengukuran dilakukan terhadap suatu dimensi. Pengukuran terhadap kualitas mesin perkakas harus dilakukan secara periodik disebabkan faktor yang mempengaruhi karakteristik mesin perkakas tersebut, seperti : terjadinya keausan secara mekanik dan penqaruh dari debu atau kotoran, asap, dan larutan kimia pads. Iingkungan pengoperasian mesin. Pada saat kalibrasi dilakukan untuk tujuan batas penerimaan suatu kualltas, suatu hal penting bahwa semua bagian yang terdapat pada lingkaran pengukuran dan menghasilkan sejurnlah kualitas pengukuran harus dikalibrasi. Dengan kata lain, tingkat ketelitian hasil pengukuran akan dipengaruhi oleh tingkat ketelitian alat pengukur yang digunakan. Pengujian atau pengukuran terhadap tingkat ketelitian suatu mesin perkakas tidak hanya dilakukan pada mesin yang baru saja, tetapi dilakukan juga untuk mesin yang sedang diperbaiki atau dipelihara untuk tujuan merekondlsi mesin tersebut agar memenuhi suatu standar ketelitian yang dapat diterima. .­
  • 5. Kalibrasi 2 IPOLITEKNIK MANUFAKTUR f----------------'--~ BANDUNG Te 0 r i Pelaksanaan terhadap pengujian ketelitian mesin perkakas dlpenqaruhl olen beberapa faktor, seperti : keahlian pelaksana, kualitas alat pemeriksa atau alat penqukur, ketersediaan atat bantu, bagan dan penjelasan prosedur pengujian, dan kondisi lingkungan tempat dilaksanakannya pengujian. Semua faktor tersebut harus dipenuhi untuk mendapatkan suatu tingkat ketelitian mesin perkakas yang sesuai dengan standar yang dapat diterima. Beberapa penyimpangan yang dijumpai pada saat dilaksanakan pengujian ketelitian mesin perkakas harus diatasi, dengan jalan melakukan perbaikan atau penyetelan pada beberapa komponen mesin tersebut. Oleh karenanya, suatu teknik atau metoda untuk menentukan penyebab penyimpangan yang terjadi sangat diperlukan dan didapat rnelalui pengalaman dan analisa teoritis. Suatu hal yang perlu ditekankan, bahwa pengujian ketelitian mesin perkakas akan diikuti oleh beberapa proses lanjutan yang harus dilakukan, supaya benda keria hasil produksi berkualitas tinggi dan dapat bersaing di pasaran.
  • 6. Kalibrasl 3POI.ITEKNIK MANUFAKTUR I------------~--___l BANDUNG Teo r i II. METROLOGI MESIN PERKAKAS 1. Ruang Lingkup Semua ahli teknik, tanpa memandang profesi yang dimilikinya, selalu dihadapi oleh masalah pengukuran. Masalah tersebut meliputi pengukuran waktu, massa, gaya, temperatur, panjang, sudut dan ialn-lalnnya, atau akibat yang ditimbulkan oleh beberapa kombinasi di atas. Hasil dari beberapa pengukuran akan menentukan suatu langkah Janjutan yang harus dilakukan olen ahli teknik. Dleh karenanya, hasil yang didapat melalui suatu pengukuran akan menyediakan informasi yang menentukan suatu keputusan yang harus segera dllakukan. Semua jenis pengukuran merupakan bentuk bagian dari ilmu pengetahuan metrologi. Ahli teknik mekanik dan ahli teknik produksl, bagaimanapun juga akan berhubungan secara khusus dengan pengukuran panjang dan sudut. Dleh karenanya, panjang merupakan suatu hal mendasar yang penting, selama pengukuran menyudut dapat dilakusan melalui penggunaan yang sesuai dar; kombinasi pengukuran Iinier. Oleh karenanya, tujuan dari beberapa pengukuran adalah untuk memberikan bantuan terhadap pengambilan keputusan yang harus dilakukan. Bantuan tersebut tidak akan sempurna tanpa melakukan pengukuran dengan tingkat ketelitian yang dapat diterima sesuai dengan standar. Tetapi suatu hal yang pasti dan tidak dapat dihindari, bahwa tidak satupun pengukuran akan menghasilkan tingkat kepresisian yang sempurna. Dleh karenanya, suatu hal yang penting untuk menyatakan bahwa tidak hanya pengukuran dimensi saja yang dilakukan, tetapi juga penentuan tingkat ketelitian benda yang diukur. Sejauh mungkin, gabungan dari penyimpangan/kesalahan pada metoda pengukuran yang digunakan harus dijaga seminimum mungkin, dan memiliki batas minimum penyimpangan. Hal tersebut merupakan suatu kemungkinan yang penting , atau penentuan tingkat ketelitian harus dinyatakan sebelumnya. Kondisi berikut menunjukan, bahwa suatu hal yang tidak cukup untuk menyatakan ukuran nominal dari sebuah "gauge block" saja, seperti 30 mm. Tetapi suatu har yang penting untuk menyatakan : a. Penyimpangan pengukuran pada "block" seperti -0,0002 mm b. Penentuan tingkat ketelitian seperti± 0,0004 mm Apabila "gauge block" digunakan untuk menguji alat pengukur ketinggian yang memiliki skala pembacaan 0,02 rnrn, maka penyimpangan pada "gauge block" dapat diabaikan. Apabila pada kondisi lain. "gallge block" digunakan untuk mengeset sebuah alat pembanding yang mernlllki pernbagian ska'a 0,001 mm, maka penyimpangan pengukuran sangat penting seka!l dan harus dipertimbangkan, dan penentuan tingkat ketelltian dari "gauge block" harus digabungkan dengan penentuan tingkat ketelitian perbandingan yang dilakukan.
  • 7. Kalibrasi 4 IPOLITEKNIK MANUFAKTUR t------------....J..----l BANDUNG Te 0 r i 2. Kebutuhan Metrologi Mesin Perkakas Pada penjelasan di atas, kita telah berhubunqan dengan bagian dasar dari metrologi dan pengukuran "gauges". Hal tersebut akan menjadi jelas apabila istilah ketidaktelitian tidak hanya menunjukan kemampuan penyesuaian saja , atau dengan kata lain dimensi dari sebuah "gauge", tetapi istilah tersebut harus juga menerangkan dan menjelaskan beberapa karakteristik seperti: kualitas hastl akhir permukaan dan geometri benda kerja tersebut. Sehingga sebuah "gauge" dapat merupakan kombinasi dari semua karakteristik dengan tingkatan yang sesuai dengan keahlian pembuatan "gauge" dan untuk memadukan kualitas serta ketelitian mesin perkakas. Sejumlah kondisi yang serupa digunakan untuk memproduksi komponen, kecuali pada konoisl permintaan keahlian yang diperlukan lebih rendah dan pencapaian rata-rata produksi lebih tinggi. Untuk mempertinggi tingkat ketelitian komponen diperlukan beberapa ketelitian, sehingga komponen tersebut dapat diasembling pada basis yang tidak ditentukan. Asembling akhir disesuaikan dengan keperluan fungsi akhir komponen tersebut. Hal tersebut dapat diJakukan secara ekonomis dengan memperhatikan tingkat ketelitian mesin perkakas yang digunakan untuk memproduksi bagian komponen tersebut. Penambahan permintaan yang kontinyu terhadap komponen mesin berketelitian tinggi telah menjadikan pertimbangan terhadap penelitian rancangan mesin perkakas, dan mempunyai art; bahwa ketelitian geometri dari mesin perkakas harus diperbaiki dan dipelihara. Oleh karenanya, timbul sebuah perbedaan ruang lingkup geometri yang berhubungan dengan pengujian geometri ketelitian "alignment" mesin perkakas di bawah kondisi statis. Sebuah perluasan ruang lingkup dan salah satu perkembangan dewasa ini acalah penentuan ketelitian "alignment" mesin perkakas di bawah kondisi pembebanan dinamis. Hal tersebut merupakan perkembangan loqis, selama perancang dan pernakai mesin secara mendasar berhubungan dengan perilaku dan karakteristik dari mesin di bawah kondisi pengoperasian mesin.
  • 8. • 5 Te 0 r i Kalibrasi POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG I'---------------'--------l III. JENIS MESIN PERKAKAS 1. Mesin"Milling" "Milling" adalah suatu proses permesinan yang terdiri dari gerakan benda kerja yang dipotong menggunakan alat potong berputar ("milling cutter"). Lihat larnplran 1 - 11 Pengoperasian umum dari mesin "milling" dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu : a. Pengoperasian "milling" sisi SI_ milling DIMl'lltion b. Pengoperasian "milling" muka c. Pengoperasian "milling" kombinasi End miNing opeNUon
  • 9. Kallbrasi Te 0 r i 6 2. Mesin bubut ("Iathe"f'turnlng"). "Turning" adatah suatu proses permesinan yang terdiri dari gerakan benda kerja berputar yang dipotong menggunakan alat potong yang bergerak. Lihat lampiran 12 - 17 Pengoperasian umum dari mesin bubut dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu : a. Pengoperasian bubut memanjang b. Pengoperasian bubut melintang Selain pengoperasian umum, beberapa mesin bubut dapat digunakan juga untuk mernbuat ulir dalam atau ulir luar.
  • 10. Kalibrasi Te 0 r i ..•. ~:~.:~:':.. ~ .• "'11 • • . " ",:: '. '0, .... : "." •• "' ':", ~.: •• • .' 0" I .' .: ' . ", 0" •• : ::: ••' ' . '.' ..... " .... t .... : .« ..." "ij:~"• .. . ' l. ......." :....~:.;:: -~:: :::.'-:.::~ , . . . : " .. " ' . t . . . I" ' •• ...; :.'":-.: :' ::" ..-., w '. .... .. ~ I­ > . l/1-­ I' .. 7 3. Mesin Gerinda ("grinding") "Grinding" adalah suatu proses permesinan yang terdiri dari benda kerja yang bergerak Iinier, atau berputar, atau tetap, yang dipotong menggunakan roda gerinda berputar dalarn posisi tetap ,atau bergerak linier, atau berputar. Bentuk umum mesin gerinda dapat dibagai ke dalam lima kategori, yaitu : a. Mesin gerinda selinder luar Lihat lampiran 18 - 19 Pengoperasian umum dari mesin gerinda selinder luar dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu: • Penggerindaan memanjang • Penggerindaan tegaklurus • Penggerindaan bentuk
  • 11. POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG Kalibrasi Te 0 r i 8 • It a. pemakanau mem&ujang dar! beUQa kerja b" gerakau pular benda kerja a c" gerakan pemotongan benda kerja d" pemakll!1an b. Mesin gerinda selinder dalam Lihat lampiran 20 - 21 Pemotongan terjadi diantara benda kerja yang berputar, atau diam, dengan roda gerinda berputar dan posisinya bergerak Iinier atau berputar. Pengoperasian umum dari mesin gerinda selinder dalarn dibagi ke dalam dua kategori, yaitu : • Penggerindaan pada saat benda kerja berputar • Penggerindaan pada saat benda kerja diam ~+Y +X .2 4 3 2 1 +X c. Masin gerinda datar Lihat lampiran 22 - 24
  • 12. Kalibrasi 9POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG r-----------------l.-----" 1e 0 r I •~ Paras Hor.1zaut&l Pa~ ~...,.- muu'rlm Pemotongan terjadi diantara benda kerja yang bergerak dengan roda gerinda berputar yang posislnya tetap. Ce,rak.lUl IIEmanjang d. Mesin gerinda "centreless" Lihat lampiran 25 Pemotongan terjadi diantara benda kerja yang berputar dan berge- rak linier dengan sepasang roda gerinda berputar. Penahan benda kerja Benda kerja
  • 13. Kalibrasl 10 Te 0 r i e. Mesin gerinda alat potong Pemotongan terjadi dlantara alat potong yang bergerak linier atau secara helikal dengan roda gerinda yang berputar pada posisi tetap. (0) Mesin ini digunakan untuk mengasah alat potong mesin perkakas lainnya, seperti : • Alat potong mesin bubut • Alat potong mesin "milling" • Alat potong mesin bar
  • 14. Kalibrasi 11 POI.ITEKNIK MANUFAKTUR r--------------...J.....----j BANDUNG Te 0 r i • l+--II-+--=~- cI. Ir+---b ~~---f 4. Mesin bor ("drilling"f'boring") "Drilling" adalah suatu proses permesinan untuk membuat lubanq yang terdiri dari banda kerja diam yang dipotong menggunakan alat potong berputar dan posisinya bergerak linier.Sedangkan "boring" adalah suatu proses untuk memperbesar lubang dengan menggunakan alat potong yang dicekam pada "baring head". Lihat lampiran 26 - 29 Pengaperasian umum darl mesin bar dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu : a. Gerakan berputar mata bar b. Gerakan pemotongan membuat lubang C. Gerakan pemotongan memperbesar lubang
  • 15. Kalibrasi 12POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG r-----------------L----.j Te 0 r i •5. Mesin sekrap ("shaping") "Shaping" adalah suatu proses permesinan yang terdiri dari alat potong yang bergerak linier dengan benda kerja yang diam atau bergerak linler, Lihat lampiran 30 Pengoperasian umum dari mesin sekrap dibagi ke dalam dua kategori, yaitu : a. Pemotongandatar b. Pemotongantegak Pada saat pemotongan dilakukan, pahat potong harus dijepit sependek mungkin.
  • 16. Kalibrasi POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG r----------------L.--~ Te 0 r i 12 s, 6­ 7 • 9 10 .' / .' J i 6. Mesin II breaching" "Broaching" adatah suatu proses pemotongan yang terdiri dari alat potong yang bergerak Iinier denganbenda kerja yang diam atau bergerak Iinier. Mesin "broaching" secara umum dibagi ke dalam dua kategori, yaitu: a. Mesin "broaching" horizontal Llhat lampiran 31 b. Mesin "broaching" vertical tlhat lampiran 32 - 34 .~'-~ Benda kerja hasil "broaching" secara urnurn dibagi ke dalam dua kategori, yaltu; • "Broaching" dalam • "Broaching" luar Pahat "broaching" terdiri dari tiga baqlan, yaltu : . " • Bagian ujung • Bagian pengarah • . Bagian pemotong ',".
  • 17. Kalibrasi 14POLItEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG Te 0 r i • ---­ ; + - - - ­ ...... --.... -I 1 7. Mesln II press" tenaqa mekanik , Mesin "press" digunakan untuk proses pemotongan, pembengkokan, pelubangan dan pernoentukan, melalulsuatu alat. Lihat lampiran 35-39 Untuk perriotonqan bebas (alat potong tanpa pengarah), pencekaman dan pemasangan bagian "punch" dan "die" dllakukan seperti gambar di samping. Untuk proses aknlr penyelesaian "die" yang h.mak dapat dHakukan .dengan jalan . rnenekankan "punch" yang sudah jadi ke "die". P-engerjaan "hobing" dapat juga dllakukan dengan mesin "press". . .,.....
  • 18. Kalibrasi Te 0 r i 15 - ' --. .. w-:., -, ' J':.'- '; " ; I 2 J J. 8. Mesin rol bentuk ("beading") Mesin rei bentuk digunakan untuk membentuk pelat tipis dengan cara ditarikldirol. Sentuk dari banda kerja yang diinginkan. disesuaikan dengan pasangan alat pembentuk yang dipasang pada pores dudukannya, Lihat lampiran 40 9. Mesin rot pelat baja Mesin rei [enls ini digunakan untuk membuat lengkungandengan radius tertentu pada pelat baja. Lihat lampiran 41 10. Mesin lipat ("folding") Mesin Iipat digunakan untuk melipatsuatu pelat dengan sudut yang diinginkan. Ketebalanpelat maksimum yang diijinkan harus sesuai dengan kapasitas rnesln tersebut. Lihat lampiran 42 1 J 11. Mesin gunting C'guillotine") Masin ini digunakan untuk menggunting pelat dengan keteba.lan tertentu. Alat pemotong. pada mesin ini disebut "knife". Lihat lampiran 43
  • 19. Kalibrasi Teo r i 16 ..... •w J l 1 lJB ~ ...oct 1>::iIIO'Q--..:B",~Iliu _ _ , (a) 'Drilled elec~rode 12. Mesin erosi Iistrlk ("EDM") Mesin erosi Iistrik digunakan untuk proses pekerjaan akhir dari suatu benda kerja yang bentuknya kompleks. Lihat lampiran 44 - 46, Prinsip dasar dari erosi listrik sejenis dengan terjadinya kilat diantara dua buah perrnukaan baja (salah satu sebagai elektroda dan yang lainnya sebagai benda kerja). Seperti kilat yang terus menerus dalam selang waktu penggantian yang sangat cepat, setiap satu loncatan/pukulan dari kilat akan menghasilkan cerukan hasil erosi pada kedua permukaan diantara elektroda.dan benda kerja, yang akan menghasilkan temperatur yang cukup tinggi untuk menghilangkan/mengikis permukaan baja pada bagian kontak. ,Bagaimanapun, mesin erosi listrik mempunyai kemampuan yang lebih ting9i apabila dibandingkan dengan mesin bubut atau rnesin frats. Dimana, mesin erosi listrik dapatmenghasilkan benda kerja dengan bentuk yang komplek dan "cavity" terbuat dari baja yang dikeraskan atau "tungsten carbides". Gambar 'di samping menunjukan suatu proses sederhana dari ercsilistrlk. V/~--Electrode ~ Workpi~ce
  • 20. POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG Kalibrasi Te 0 r i 17 • UKURAN • BENTUK • TEMPERATUR • TEKANAN • KECEPATAN 18 WORK COST YORK TOLERANCE Graphabowiqtypeofrc1at.iODlbipl betMlCll to1cnDc:e aDd ~t-accuracy is a· paaive. '---------------_....-' IV. TOLERANSI Toleransi adalah suatu rstilah yang berhubungan secara erat dengan tingkat ketelitian, dan menentukan batas penyimpangan atau kesalahan yang terdapat pada nilai suatu besaran. Toleransi pada saat digunakan akan menggambarkan oatas penyimpangan maksimum dari sebuah komponen manufaktur yang telah ditentukan nilainya. Sebagai contoh: sebuah poros hasil permesinan akan memiliki toleransi ukuran diameter dan panjang. Secara ideal, beberapa kondisi yang diinginkan hanya dapat dlcapal dengan menentukan batas ukuran untuk IUbang dan poras, tetapi kondisi tersebut kurang memungkinkan untuk dicapai dengan sangat balk, karena : (a) Suatu hal yang tidak memungkinkan untuk membuat suatu komponen dengan menentukan suatu ukuran tertentu, kecuali dengan suatu kemungkinan yang kecil. (b) Apabila melalui suatu kemungkinan, sebuah komponen dibuat dengan tepat sesuai ukuran yang diperlukan, rnaka suatu hal yang tidak mungkin untuk mengukur dengan cukup teliti pada suatu pengujian. Oleh karenanya dlperlukan suatu batas daerah toleransi. Suatu hal yang perlu dicatat bahwa kebutuhan tingkat ketelitian untuk suatu kornponen akan mengakibatkan naiknya biaya operasi yang diperlukan.
  • 21. 18 Teo r i Kalibrasi POL1TEj(NIK MANUFAKTUR 1-------------------'-----..1 BANDUNG Deloit X "''''''' ~ 1. Batas toleransi dan suaian umum Batas toleransi diberikan pada suatu komponen, supaya komponen tersebut dapat berfungsi dengan sesuai pada suatu sistern rakitan, dan memenuhi suatu kondlsl dimana suatu saat komponen tersebut harus diperbaiki atau diganti dengan yang baru. Secara umum toleransi untuk kerja manufaktur dibagi ke dalam tiga kelornpok, yaitu : a. Toleransi ukuran : • Toleransl umum 26 '10 15 .-_. . . 25 ~O.06 15!o.o, _ -- - • Toleransl khusus • Toleransi suaian Lihat lampiran 47 - 49 0,041 I ~30 F7 +00201 t;&30 h6(-%,013}
  • 22. Kallbrasi Te 0 r i 19 b. Toleransl bentuk Lihat lampiran 50 - 51 A c. Toleransi poslst Lihat lampiran 52 - 54 TOLERANSI: • UKURAN • BENTUK • POSISI • PERGERAKAN " , 2. Batas toleransi pengukuran pada pengujian mesin perkakas Toleransi merupakan batas penyimpangan yang nilainya tidak boleh dilewati. Hal tersebut berhubungan dengan ukuran, bentuk, posisi, dan pergerakan yang diperlukan untuk suatu ketelitian kerja dan pemasangan dari alat, komponen penting, dan komponen pelengkap. Hal tersebut merupakan juga toleransi yang hanya dlqunakan untuk pengujian benda kerja. a. Toleransi yang digunakan untuk pengujian benda kerja dan bagian tetap mesin perkakas : • Toleransi dimensi Toleransi dimensi menunjukan dimensi pengujian benda kerja pada pengujian [alan , kelayakan dari dimensi alat potong, dan pemeriksaan komponen dart mesin perkakas (llspindle taper" dan "turret bore"). Toleransl tersebut merupakan batas penyimpangan yang diijinkan dari dimensi nominal, dan dalam satuan panjang (contoh : penyimpangan bantalan dan diameter lubang untuk penyetelan dan pemusatan alat).
  • 23. Kalibrasi 20 Te 0 r i • Toleransi bentuk Toleransi bentuk membatasi penyimpangan yang diijinkan dari suatu bentuk geometri teoritis (sebagai contoh : penyimpangan relatif terhadap sebuah bidang, garis lurus, selinder "revolving", atau profil ulir). Toleransi tersebut mempunyai satuan panjang atau sudut. Disebabkan dimensi perrnukaan dasar atau perrnukaan pendukung, maka hanya sebagian dari penyimpangan bentuk yang dapat diketahui. Oleh karenanya, pada saat ketelitian yang sangat tinggi dibutuhkan, daerah permukaan yang meliputi permukaan dasar atau permukaan pendukung harus ditentukan. Secara umum, permukaan dasar narus sesual dengan tingkat kepresisian dan dimensi permukaan yang akan diperiksa (sebuah permukaan rata dan meja dari sebuah mesin "heavy planning" tidak diperiksa dari permukaan dasar yang sama). • Toleransi posisi Toleransi posisi membatasi penyirnpangan yang diijinkan dan berhubungan dengan posisi kamponen relatif terhadap sebuah garis, bidang, atau komponen lain darl mesin (sebagai contoh : penyimpangan kesejajaran, ketegakl urusan, kesatusumbuan). Toleransi posisi dinyatakan dalam satuan panjang atau sudut. Pada saat sebuah toleransi pas lSI ditentukan melalut dua pengukuran yang dilakukan pada dua bidang yang berbeda, maka toleransl tersebut harus ditetapkan pada setiap bidang. Hal tersebut dilakukan apabila penyimpangan yang terjadi pada kedua bidang tersebut tidak mempengaruhi ketelitian kerja pada mesin perkakas melalui cara yang sama.
  • 24. Kalibrasi POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG Teo r i 21 t Tolerance theoretical trajectory b. Toleransi yang digunakan untuk komponen mesin perkakas bergerak • Toleransi dimensi Toleransi dimensi merupakan batas penyimpangan yang diijinkan untuk posisi yang dicapai oleh suatu titik pada bagian bergerak, sampai pada suatu poslsl yang dicapai setelah pergerakan. Contoh 1: Penyimpangan "d" pada akhir pergerakan eretan memanjang dari suatu poslsi sampai poslst yang harus dicapai akibat gerakan paras transmisi ("lead screw"). Contoh 2: Sudut putar relatlf dari sebuah "spindle" terhadap gerakan menyudut dari piringan pernbagi yang berpasangan. • Toleransi bentuk Toleransi bentuk membatasi penyimpangan lintasan surnbu pernbatas nyata relatif dari sebuah bagian terhadap lintasan sumbu pembatas teoritis. Toleransi bentuk dinyatakan dalam satuan panjang. • Toleransi posisi Toleransi posisi merupakan batas penyimpangan yang diijinkan diantara lintasan sumbu pada sebuah bagian komponen bergerak dengan lintasan sumbu letak (contoh : penyimpangan kesejajaran diantara sumbu lintasan dengan sebuah garis lurus atau permukaan). Toleransl posisi dinyatakan dalam satuan sudut sebagai fungsi tangensial dari panjang pengukuran yang diberikan.
  • 25. Kalibrasi 1e 0 ri 22 • Toleransi setempat Toleransi bentuk dan posisi biasanya berhubungan dengan bentuk atau poslsl secara keseluruhan. Sebagai contoh : kelurusan atau kesejajaran sebesar 0,03 per 1000 mm. Suatu hal yang perlu diperhatikan, bahwa pemeriksaan dapat menunjukkan sebuah penyimpangan tidak secara keseluruhan pada bentuk atau poslsl, tetapi dipusatkan pada sebagian panjang dari keseluruhan (contoh : 200 mm). Apabila kekurangan yang jarang dijumpai calarn praktik akan dihindarkan, seluruh toleransl dapat diikuti dengan sebuah pernyataan dari toleransi setempat. Atau melalui sebuah persetujuan sederhana, bahwa tolsransl setempat besarnya tidak berada di bawah nilai minimum yang telah ditentukan (contoh: 0,01 atau 0,005 mm) dan harus sebanding dengan besar toleransl secara keseluruhan. 0,03 x 200 = 0,006 mm 1000 Pada suatu kondisi yang berhubungan dengan contoh kelurusan, penyimpangan setempat seharusnya tidak melebihi 0,006 mm. Apabila 0,01 mm diterima sebagai batas minimum dari sebuah mesin, rnaka harus diperiksa bahwa penyimpangan setempat tidak melebihi nilai tersebut. Dalam pelaksanaannya, kerusakanl penyimpangan setempat secara umum tidak dapat diketahuil dilihat rnelalul permukaan penyangga atau kepekaan perrnukaan alat pengukur. Bagaimanapun, pada saat kepekaan perrnukaan relatif kecil (bagian "plunqer" dari IIdial ga.ugesll atau "rnlcro indlcator''), maka bagian "plunqer" akan tergantung darl tingkat kualitas akhir perrnukaan "stralqhtedqe'', "test mandrel", dan lain-lain. '.~ B ~1 (~~+ I ""'t._' (, +-++-1- +H-----_.
  • 26. TOLERANSI TOTAL = TOLERANSI1 + TOLERANSI 2 + TOLERANSI 3 + • III • • • • • ~ • • til • • • Kalibrasi Te 0 r I 23 c. Jumlah atau total nilai toleransi Jumlah toleransi merupakan hasil dari beberapa penyimpangan, dan dapat ditentukan rnelalul sebuah pengukuran tunggal tanpa mengetahui besar maslnq-rnasinq penyimpangan. + Contoh : Besar toleransi "run-out" sebuah poros rnerupakan jumlah dari toleransi bentuk ("out-of-round" Iingkaran "ab" pada bagian yang kontak dengan "plunger"), toleransi posts: (sumbu geometri dan sumbu putar dari pores yang tidak sarna), dan toleransi "out- of-round" lubang oantalan. d. Simbol dan posisi toleransi untuk sudut relatif pada sumbu "slideways", dll. Apabila toleransi yang berhubungan dengan posisi nominal simetris, tanda "±" dapat digunakan. Apabila poslsl yang terjadi tidak simetris, rnaka hal tersebut harus dinyatakan dengan presisi, dengan kata lain: • Seluruhnya berhubungan dengan mesin atau salah satu dari komponen mesin, atau • Berhubungan dengan posisi konvensional operator Untuk setiap [enis mesin, sebuah posisi konvensional dari operator harus ditentukan. Bagian depan dari sebuah mesin merupakan bag ian yang berhadapan dengan operator. Bagian kanan dari mesin terdapat pada sebelah kanan operator. Bagian belakang dan kiri dari sebuah mesin berlawanan dengan ketentuan sebelumnya.
  • 27. POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG Kalibrasl Te 0 r i 24 eo:':'sI=~i":;';"~=,(1%n'1 in) No. 13 Charl3 Test to be ied F . No. PermissibleEITOf Lead $CleWfor""aUlD" " 13 1).llQ5rrm LM.d 'O'ew b8a:r=aligned wtth each 0War-esof '40 0-1 1l':'~"P:='_n~'=~~Ir:.:."'1I1 no 0110>. In h<lril"""'l '!are .. .. 14b 0-' =:=~~=~':.7~~~~~ne ,40­ l).,5 ~~nDr halfwo.yaIo'1l bed, PO "" Iserving as Omo in horizon..1n!a_ .. .. 14b o-is WDfl<ing a"""""Y,f..tho : 0-<105Lathe 'wn roul'l;tWlIhln.. ., Lathe lurno cyIjndrical~' 0-0' per300rrm~~ Work betweenD) re~ wlhin .. Work heldin dua wlhln .. 0-0' par 150 rrm '5 o~~o,t~~~ Linhe faces (concaveonly) wthln __ rrm india. Thread cui on 50 nrn, (2 in,) lonoth .. ±ll-O' ,Moomm e. Besar dan arah toleransl Pada bagan pengujian, toleransi diberikan dengan tiga cara yang berbeda, yaitu : ~t-'-1 (U·S) ...._ .....T.a--­ .................. = • Toleransi "plus" atau "minus" Batas penyimpangan yang diijinkan terjadi pada seluruh arah panjang referensi yang telah ditentukan. Karenanya, daerah total dari penyimpangan menjadi dua kali lipat dari toleransi yang telah ditentukan. Contoh : Sebuah toleransi ditentukan ± 0,02 mm per 1000 mm, hal tersebut menunjukan bahwa penyimpangan sebesar 0,02 mm diijinkan untuk kedua arah. Daerah total dari penyimpangan menjadi 0,04 mm per 1000 mm. • Toleransl tanpa tanda Toleransi tanpa tanda meHputi daerah total penyimpangan yang diukur pada panjang referensi dan tidak menjadi masalah pada arah mana penyimpangan terjadi. Contoh: 0,03 mm per 1000 mm. • Toleransi seplhak Dengan menggunakan toleransi sepihak, batas penyirnpangan akan meliputi daerah total penyimpangan sepanjang besar total dari panjang referensi. Arah dari penyimpangan merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus dinyatakan. Contoh: asampai 0,03 mm per 1000 mm.
  • 28. Kalibrasi 25 Te 0 r i --=====::::::=11 ,-----=----..1 v. ALAT PENGUKUR/PEMERIKSA & PERLENGKAPAN PEMBANTU 1. "Spirit level" "Spirit level" digunakan dalarn bentuk tabung berisi gelembung udara, dan dipasang pada landasan yang terbuat dari besi tuang. "Spirit level" dikelompokan ke dalam dua jenis, yaitu : • "Spirit level" horizontal • "Spirit level" vertikal t.a, Ketelltian"spirit level" "Spirit level" untuk pengukuran kepresisian tinggi (yang memiliki toleransi sebesar 0,02 - 0,04 mm per 1000 mm atau 0,00025 - 0,0005 inchi per kaki) harus memiliki ketelitian yang besarnya 0,03 ­ 0,05 mm per 1000 mm atau 0,0004 ­ 0,0006 inchi per kaki setlap divisi. Pergeseran gelembung udara sebanyak satu divisi akan menunjukan perubahan kemiringan sebesar 6 - 12 detik. Apabila sebuah "spirit level" memiliki tingkat ketelitian 0,04 mm per 1000 rnm (0,0005 inchi per kaki) akan digunakan, rnaka : • 1 divisi = 0,04 mm per 1000 mm (0,0005 inchi per kaki) • 3/4 divisi = 0,03 mm per 1000 rnm (0,00035 inchi per kaki) • 1/2 divisi = 0,02 mm per 1000 mm (0,00025 inchi per kaki) • 1/4 divisi = 0,01 mm per 1000 mm (0,00015 inchi per kaki)
  • 29. POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG Kalibrasi 1e 0 r i 26 '~-f~ ~ b L d Itt Untuk menguji mesin perkakas, "spirit level" yang digunakan harus memiliki tingkat ketelitian 0,005 - 0,01 mm per 1000 mm (0,00005 - 0,0001 inchi per 10 incrli) dan sensitifitas sebesar 30 - 50 mm. Sebagai contoh: panjang sebuah divisi darl 2 - 2,5 mm (0,08 - 0,1 inchi) yang memiliki sensitifitas minimum nyata sebesar 10 inchi dari kemiringan, rnaka gelembung udara yang bergeser satu divisi karena perubahan kemiringan tidak lebih dart 0,05 mm per 1000 mm (0,0005 inchi per 10 inchi). Permukaan penyangga dar; "spirit level" dan "v-blocks'' harus seteliti rangka "spirit level", dan memiliki panjang yang sesuai. Untuk menguji mesin berukuran sedang, panjang "spirit level" tidak kurang dari 200 mm (sekltar 8 inchi). Pada suatu kondisi "spirit level" dapat ditempatkan pada sebuah jembatan dengan permukaan hasil kerja "scraped". Metoda ini digunakan untuk menghindari penyimpangan yang disebabkan karena proses "scraped" yang tidak teratur pada permukaan yang diukur, Tingkat kerataan dari permukaan penyangga harus memenuhi toleransi berikut: • 4 ~ M untuk L s 250 mm • 0,00015 inchi untuk L:::; 10 inchi • 6 ~ M untuk 250 < L:::; 500 rnrn • 0,00025 inchi untuk < 10 L:::; 20 inchi t.b. Sensitifitas"spirit level" Sensitifitas "E" dari "spirit level" adalah pergeseran gelembung udara dalarn satuan mm atau inchi yang berhubungan dengan perubahan kemiringan sebesar 1 mm per 1000 mm (0,0125 inchi per kaki). Pergeseran gelembung uoaradalam mm (inchi) E = - - - - - - - - - - - - - ­ 1 mm per meter (0,0125 perkaki)
  • 30. Kalibrasi 27 Te 0 r i E = Pergeseran gelembung udara dslsm mm (inchl) 1 mm per m (0,0125 Inchl per kakl) t S = E t / ' - - - - - - - - - - - - - Nilai skala "S" menunjukan perubahan kemiringan (mm per meter atau inchi per kaki) yang diperlukan untuk menghasilkan pergeseran gelembung udara satu divisi. Apabila jarak diantara dua dlvisi disebut "t", maka "S = tiE". Pada suatu kondisi diketahui bahwa jarak dlantara dua divisi "t" = 2,5 mm (0,1 inchi), dan pergeseran sebuah gelembung udara sebesar satu divisi berhubungan dengan perubahan kemiringan sebesar 0,04 mm per 1000 mm (0,0005 inchi per kaki), rnaka : • E = 2,5 mm = 0,1 inchi 0,04 mm 1m 0,0005 inchi / kaki 62,5 mm 200 inchi= =min per meter inchi per kaki • S = 6~~5 = 0,04 mm per 1000 mm, atau = go~ = 0,0005 inchi per kaki Bagian dalam dari gelas kaca "spirit level" memiliki bentuk melingkar sebagai radius "R" yang bergeser setarna perubahan kemiringan, yang berpusat pada titik "M" dari kurva. Apabila kemiringan diukur sebagai perbandingan dari "h/l", dan pergeseran gelembung udara adalah "t", maka "t/R = h/L", dan "R =t/(h/L)". Karena "tI(h/L)" sama dengan "E", maka "R =E" ; dengan kata lain tingkat sensitifitas dari "spirit level" akan sama dengan radius kurva bentuk lengkung dari gelas kaca gelembung udara, dan tidak berdasarkan panjang dari permukaan penumpu. Apabila dlvisi dari sebuah "spirit level" berjarak antara 2,5 mm (0,1 inchi), dan setiap divisi mewakili perubahan kemiringan sebesar 0,04 mm per 1000 mm (0,0005 inchl per kaki), maka radius permukaan dalam dari gelas kaca gelembung udara harus : • R = 0~054 = 62,5 meter = 0,1 = 200 kaki0,0005
  • 31. Kalibrasi 28 Te 0 r I t.c, Penyimpangan "spirit level" Penyimpangan pada sebuah "spirit level" dapat disebabkan karena : • Kesalahan gelas kaca gelembung udara pada bagian rumah "spirit level". • Kesalahan dalam tingkatan skala "spirit level". Penyebaran penyimpangan pada pembacaan "spirit level" tergantung dari : • Kualitas dan panjang dari permukaan penyangga, dimana panjangnya tidak kurang dart 200 mm (8 inchi),dan apabila memungkinkan 250 mm (10 inchi) sampai 300 mm (12 inchi). • Kestabilan dimensi rurnah "spirit level" yang terbuat dari besi tuang. • Ketelitian bagian dalam gelas kaca gelembung udara yang harus berbentuk kurva dan merata. Penyimpangan dan penyebaran penyimpangan dapat diabaikan pada saat pengujian dilakukan, apabila besarnya kurang da.ri 1/4 divisl, tetapi kadangkala besarnya mencapai 1/2 divisi yang dipengaruhi oleh tingkatan pabrik pembuat. Olen karenanya penyimpangan dapat ditirnbulkan karena : • Kondisi benda kerja yang diuji • Pengaruh temperatur • Kesalahan pelaksana penguji pada saat pengujian dilakukan Suatu hal yang perlu diperhatikan, bahwa "spirit level" harus diuji sebulan sekali dan apabila memungkinkan dilakukan penyetelan, seperti pada permukaan penyangga yang sering diperlakukan tidak dengan semestinya. Pemeriksaan pengujian harus meliputi : . • Kerataan permukaan penyangga • Posisi relatlt diantara gelas kaca gelembung udara dengan permukaan penyangga • Nilai/besar skala
  • 32. POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG Kalibrasi 29 •Te 0 r i ~~ =-Ql d a:- &:. III Ii &~ ~1Il 2. "Dial indicator/gauge" "Dial indicator" digunakan untuk mengukur pengujian linier dan rotasi dar! mesin perkakas. Alat pengukur ini digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu : a. Dial tusuk ("dial gauge") b. Dial jarum ("dial-type dial test indicator") Pada saat pengukuran dilakukan, beberapa alat bantu dan alat penyisip pengukuran harus disediakan seperti pada gambar disamping. Tingkat ketelitian yang digunakan untuk menguji mesin perkakas sebaiknya 2 rnikronmeter. Penempatan "dial indicator" pada bidang yang akan diuji sebaiknya tegak lurus, untuk mendapatkan ketelitian pembacaan.
  • 33. • 30Kalibrasi Te 0 r i POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG . f---------------....L.------l 3. "Straightedge" (pelurus) "Straightedge" yang terbuat dari besi tuang atau baja harus berat, kokoh, da.n bebas dari tegangan dalarn. Permukaan penumpu harus selebar mungkin. "Straig htedge" dig unakan untuk memeriksa ketelitian garis lurus referensi pada kelurusan atau kerataan sebuah permukaan yang akan ditentukan. Lihat tarnpiran 55 - 56 w.__ w 5....._ "Straightedge" digolongkan kedalam dua jenis utama, yaitu : a. "Straightedge" bentuk busur dengan sisl tunggal b. "Stralqhtedqe" dengan dua permukaan sejajar Dewasa ini penggolongan tersebut dltarnbah dengan : c. IlStraightedge" dengan penampang datar segiempat w s"'s s.ll.s d. "Straightedge" dengan penampang "I" solid atau beronggga
  • 34. POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG Kalibrasl Te 0 r I 31 a.a, Tingkat ketelitian "straightedge": • Besar defleksl yang diijinkan Momen inersia dari penampang akan mengakibatkan defleksi dasar pada "straightedge" pada saat disangga pada kedua bagian ujungnya, defleksi yang terjadi tidak melebihi 10 J.l M per meter (0,00012 inchi per kaki). • Kerataan dan kelurusan permukaan kerja Tabl. 1 • EKempl. W",king Ieng1h L 300mm 500mm 800mm lOO11mm lflOO""" (12 ,,) (2011') (32 in) (<<lin) (64,,) Tolera.~on (O.~"l (O.~,,) (O.'&t:In) (O~~") (0.1JJW'..)=htneI!iOYGrwf1Ofe =~~=~ (o.~in) (O.~") (o.&III:r,,) (O.&limn) Besar penyimpangan kerataan dan kelurusan dari permukaan kerja "straightedge" pada saat disangga pada posisi maksimal tidak melebihi (2 + 10 L) mikronmeter dan "L" merupakan panjang kerja dalam satuan meter, atau (0,0001 + 0,00001 L) inchi dan "L" merupakan panjang kerja dalam satuan inchi. Sebagai tambahan, besar penyimpangan untuk panjang sampai 300 mm tidak melebihi 5 mikronmeter. • Kesejajaran permukaan kerja Pada "straightedge" yang memiliki dua buah permukaan sejajar, besar penyimpangan kesejajaran tidak melebihi 1,5 kali toleransi kelurusan, dimana : 1,5 (2 + 10 L) mikronmeter atau 1,5 (0,001 + 0,00001 L) inchi.
  • 35. Kalibrasi 32POLITEKNIK MANUFAKTUR IBANDUNG @Te 0 r i • Kelurusan permukaan sisi .. III ,l! iii .. .. .. .. .. F Ii, " Besar penyimpangan yang diijinkan 10 ( 2..:a• + 10 L) mikronmeter atau 10 (0,0001 + IE!• J j ! !i! ! aIi I .5 i 0,00001 L) inchi. • Kesejajaran permukaan sisiiii ! ~ i B !t! Besar penyimpangan yang diijinkan 15I I (2 + 10 L) mikronrneter atau 15 (0,0001 I 1! !! , F;~ ; + 0,00001 L) inchi.J Ji u .... • Kesikuan diantara permukaan sisi5! ....f1 I i terhadap permukan kerja! Besar penyimpangan yang diijinkan ±jUl... .;):= 2,5 mikronmeter per 10 mm atau ±~ p e .: ;, ....... .. ~il 0,00025 inchi per satu inchi.- i.t ~- I I'llfIl I... J •5~" 1:I ..~ I • Ell ni § !J Ii II • ~ ... ~....- :: -, / / <, str... I I ... ~~ I I ~-; / / &: !I ..... I <, -, • Kualitas permukaan akhir "straightedge" Permukaan kerja yang digunakan pada saat pengukuran harus memiliki tingkatan yang hal us atau kualitas "scraped" yang tinggi. • Lebar "straiqhtedqe'' Pada saat "straightedge" digunakan bersamaan dengan "spirit level", lebar dari permukaan kerja tidak kurang dari 35 mm atau 1 3/8 inchi. 4. "squares" (penyiku) Sebuah "master square" digunakan untuk mengukur ketegaklurusan, dan umumnya terbuat dari baja selinder yang dikeraskan atau besi tuang. Secara umum "square" digolongkan kedalam dua jenis,yaitu : • "Square" yang diwakili oleh sebuah bidang dan sebuah sisi dengan sudut yang teliti(dengan atau tanpa sebuah penguat konstruksi).
  • 36. • 33Kalibrasl Te 0 r i POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG r----------------'---~ I I III II . L I I• I I i I i~i.!~ ./ "­ '. / • "Square" [enls selinder yang mewakili ketegaklurusan sebuah sumbu terhadap sebuah bidang. 4.a. Tingkat ketelitian "squares": ..J • Toleransi kerataan atau kelurusan Toleransi yang diijinkan untuk kerataan "squares" yang memiliki lengan, atau toleransi kelurusan pada "squares" jenis selinder besarnya : (2 + 10 L) mikronmeter dan "L" merupakan panjang kerja dalam satuan meter, atau (0,0001 + 0,00001 L) inchi dan "L" merupakan panjang kerja dalam satuan inchi. 250g(8oz) • Toleransi kesikuan Toleransi yang diijinkan untuk kesikuan besarnya 5 mikronmeter sepanjang 300 mm atau 0,0002 inchi per kaki. • Kualitas permukaan akhir Permukaan kerja harus memiliki tingkatan yang halus atau kualitas "scraped" yang tinggi. • Toleransi kekakuan pada "squares" yang memiliki dua lengan Apabila sebuah beban sebesar 250 gr (8 oz) diberikan pada lengan terpanjang dari "squares" dalam arah yang sejajar dengan lengan lainnya, defleksi yang terjadi tidak melebihi: (0,7 {l) mikron meter dan "L" merupakan panjang kerja dari lengan terpanjang pada "squares" dalam satuan milimeter, atau (0,00014 {l) inchi dan "L" merupakan panjang kerja dari lengan terpanjang pada "squares" dalam satuan inchi.
  • 37. --- Kalibrasi 34 Te 0 r i ~ -I [ Toleransi dari kesikuan yang umum dijumpai pada rnesln perkakas bervarlasl, mulai dari 0,03 - 0,05 mm per meter (0,00035 - 0,0006 inchi per kaki). "Squares" yang baik dapat dinilai dengan toleransi mulai dari 0,04 - 0,05 mm per meter (0,0005 - 0,0006 inchi per kaki). Untuk toleransi yang lebih teliti, sebuah perhitungan narus dilakukan untuk menentukan besar penyimpangan "squares" yang digunakan. Sebagai alternatif beberapa metoda pengujian lainnya yang tidak menggunakan "squares" dapat dipertimbangkan. 5. "Mandrel" penguji Peralatan penguji yang sering digunakan pada saat pembuatan atau perbaikan mesin perkakas adalah "mandrel" penguji. Kualitas dari "mandrel" penguji (terutama kelurusan dan kebulatan) merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menghasilkan sebuah ketelitian pengujian. Bagaimanapun, sebuah faktor yang harus diperhatikan adalah kelenturan alarnl, seperti: defleksi yang disebabkan oleh berat "mandrel penguji". Kelenturan terjadi pada saat "mandrel" penguji dipasang diantara dua senter.Dan akan lebih nyata terlihat pada saat "mandrel" penguji dipasang pada suatu ujung (berbentuk tangkai tirus) dan bagian ujung lainnya bebas. Semua "mandrel" penguji harus dikeraskan dan tegangan dalamnya dihilangkan.
  • 38. Kallbrasi 35 Teo r i Kelenturan pada "mandrel" pe,nguji sering tidak dlpertlrnbanqkan dan dapat menimbulkan masalah. Hal tersebut dapat dihindarkan dengan mengetahui : karakteristik "mandrel" penguji, sepertl; bentuk yang solid atau beronqqa " da-n mempertimbangkannya dalam melakukan pengujian "alignment",seperti : -­ • "Alignment" suatu sumbu terhadap sumbu lainnya • "Alignment" suatu sumbu terhadap suatu bidang s.a, -II Mandrel" penguji tangkai tirus "Mandrel" penqu]i ini digunakan untuk memeriksa. posisi surnbu, u] kebenaran [alan, atau -poslsl yang berhubunqan dengan suatu bagian rneslnperkakas. Lihat lampiran57 - 61 .
  • 39. ------ Kanbrasi 36 Te 0 r i ~' 75trm (3'" ,eo..... (8") 200 ...... (1'" 2lII3 ...... (12,,) 5Cll..... C20", ~~al .-.tOl<lnil iOfIgIII (o.~"1 .O:~") (O~") (Q.~,,) (Q.&.on;,) ..........,_riIlm~ . ~11*1 _01 (Q.~", (O.~") (O.~") (O.~") (O&.r.$,,) T...........""cane (~ :.........sol"""""'pa/I) _0101 _ _ ._oo<retI>OIld",....oI_p"lI_ 1) MuinvIJ lui indi:::illlOf~ (, ~, '. i <:.':.A. ......-. "" 8 !, , ·f 'j " ! • Ketelitian "Mandrel" penguji harus bebas dari penylmpanqan kebulatan,harus satu surnbu, dan selindrisitasnya harus sempurna sepanjang pengukuran. Tolerans! geometri besarnya 2.5 mikronmeter (0,0001 inchi) pada panjang yang sarna dengan pengujian mesin perkakas yang memiliki toleransi 0.01 mikronmeter per 300 rnrn (0.0004 inchi per kakl), • Pe.nggunaan Tangkai tirus dari "mandrel"penguji harus dipasang dengan sempurna pada bagiari "spindle"mesin. Untuk melakukan pengujian kebenaran jalan, "mandrel" penguji dipasang pada "spindte" mesin dengan empat posisl yang berbeda da-nsaling rnernbentuk sudut 90°. - , Penyimpanqn yang didapat merupakan nilai rata-rata dari keempat hasil pengukuran. Untuk memeriksa ketellnan posisi sepihak atau kesejajaran dari sebuah komponen • penguJian harus dilakukan pada duaposlsl yang berbeda pada permukaan silinder .(pangan jalanmemutar "mandrel" penguji dan "spindle" masin sebesar 180°).
  • 40. KaIibrasl 37POLITEKNIK MANUFAKTUR I--~- ----i_ _---I BANDUNG, ' Setelah "mandrel" penguji dipasang pada "spindle" mssin, sediakan waktu untuk menghilangkan panas dari tangan operator( mendapatkan kestabilan temperatur). B ' ~ Pada saat "mandrel" penguji dengan . morse' konis No.O dan No.1 digunakan, diperlukari suatu perhitungan untuk ' mengetahui cesar defleksi .dasar, Hal tersebut dilakukan menggunakan "dial gauge" dengan ketelitian 0,00005 inchi yang memiliki tekanan tidak melebihi50 gram (1,50z). "Dial gauge" diletakan pada bagian bawah "mandrel" penpu] yang A I berlawanan denqan kelenturan dasar. :;.-:; ~ ~ - --_.. ~ . : D -­ .; I t .1I I I I I I I lI I~ I I lJ' I I I I I I~ e B I I $::! 1/----1------"1 ~ -..c ; L'...~ i 5.b. "Mandrel" penguji diantara senter -"Mandrel" penguji ini digunakan untuk .'­ .menqetahui kelu-rusan sebuah garis melalui dua titik. Sumbu pada "mandrel" penguji ini harus lurus dan permukaannya sellndris. Bagian penutup ujung pada "mandrel" harus kokoh danterkunci rapat sehingga tidak terjadi distorsi. Baglan selinder harus dikeraskan, dan apabila memungkinkan dilapisi dengan "hard chrome": untuk mehambah ketahanan terhadap keausan. Lihallampiran 62 - 63' .,; - - ~& ---~---. _ - "• ....---------,. ------ -- --­
  • 41. ,'_-------:---~------~------_r'"':__--....,_~-___,I .. ,. Kalibrasi 38 ~. pOLlTEKNtK MANUFAKTUR t----------------~--__l. 81 _ . i1 BANDUNG ~. :I Teo r i • Ketelitian 'UnWk memeriksa penyimpangan "a!i9nment" suatu mesin perkskas dengan ketelitian 0,Q1 per 300· mm (0,0004 lnchl , .per kaki), sebuah "mandrel" 'penguji selindris harus mernlllk! kelurusan sekitar 3 mlkronrneter (0,0001' inchi), pada panjang yang sarna. "Mandrel" dengan panjang rnelebihl 30,0 mm (12 inchi) harus beroentuk rongga, dan tebal, dinding hams' sesuai . (mengurangi . massa tetapi tldak menquranqi kekokohan), Apabila "mandrel". dengan panjang , melebihi·1600 mrn (63 lnchl) dlpenukan, maka pengukuran akan ,Iebih balk menggunakan metoda optik (kesulitan. dalam pernbuatan "mandrel"), • Pemeriksaan "Mandrel" penguji dlperlksa dengan jalan memasangnya diantara 9u~ senter denqan interval yang' teratur (contoh : setiap 50 atau t 00 rnrn atau setiap 2 atau J '. 4 ;0911i) pada-pengujian ,kebe,naran jatan, .dan pada dua posisl bidang yang saling " mernbentuk sudut 90°,. Dimana bidang tersebutberhubul1gan .dengan empat'. posisi yang telah dltandai pada permukaan selinder. • Penggunaan , Untuk rnenqu] .kesejajaran, pembacaan 'penyimpangan' . dilakukan pada .~ permukaan selirider "mandrel" dan-pada posisi yang berlawanan arah dengan " , poSisi1800 setelah .diputar. Nilai rata-rata '. ,,' . . yang didapat dar; keernpat pengujianakan mernberlkan besar pe,nyimpangan kesejajaran.'-Metoda- ini, digunakan' untuk ( frl'eng,imbangi penylrrtpanqan ketidaktelitian pada "mandrel"., . , .0 ~. • " •• < • L-......:::.....__.~. •.
  • 42. ~". . Kalibra~l ' / ! .---" . Teo r l ~----------..,.-~-~:-::----...;:'~" "' ,,6. 'Mikros~op'dan kawattegalig . ...., ~, ~'~. ) ',,,Alat ibldigunakan, urituk menqukur ,je kelurusaripergeseran "carrlaqe"terh~ap '.' , meja mesin. Kawatyanqterbuaf dari paja , . berdtameter 0,1, rnm ditegangkan $eJajar', ' .: t~rhadap, suatu .gari~r:Yi:mg ak$ihdiperi~sa. " , Kedp.a ujung' kawat barus.saga'ris:derigan " , kawat menyi,lahg ..;yang 'terQeip~t' pada , . mikrpskop.· Observastdnakukan pada . " "bidang/vertikai, ternpat maja Y~lJgdigeser .. :. '~.DengS:"n-·menggunakan S,istein'.khusos' < : prisma,kawatdapat !!jobservasi-dalam." ;.arah ~e,rti~cd d§l[ ~9~i~ontal. ..-"~.~/.: ...'.: ' Ba,galma(lapun,kawat ya"g ,dlgu.nakaO: harus.fienar-benar ,.Iurusdantidak ,,;, " . betig~ok, ,'Meja ~(sin'ryang'>m'~inihki . '. " panjang sampal 20meterAE?5 .kald).9apaV' . , ,", dlu:jiJanpa, .membph1I1~,~.n·;'~~rha.tjan(/:. khosus.LJntuk rneja yang lel;>ih J'janjang. ' ,'diperILlkansuat!J·-psreaaman, terhadap 'l g-eta.;:an .kawatdengan rnetecavaria ses~ai, 'sepertlmen9gunak~m.lernbaran':. ':: kertas keoll yangdiberl oiL' , '~ , ...~'" ' ­ I. ( .',.,., "Ir, , '; 'jf' ',':'"';:l~,': :. _ . t" ~ ­ ' _ _Xl' ~ , -',..'" ,< ~ ) .., ,···.,i • , . / ..'~ I!
  • 43. -,' Kallbrasi 'liTEKNIK MANUFAKTUR ~.-------------.l------l BANDU~G , , Teori •7. peralatan .optlk ("tele'scope" dan ( "target")' ' - Bsberapa metoda pemertksaan yang _ . . , menggunakan perlengkapan optik dapat ~ . .'. . , ~U:.-.r::i~- '. . ~ A... .. - '~. . .... _...................,-....-- .. 1_ i ~ -. . ~ ~~ =­ .'. .. ~ , .' ( .~ ~. '. digunakan untuk memeriksa kelurusan darisebuah garis., Metoda yang sering {iigunakan adalah demgan menggunakan "autocollimator" 'dan "aliqnrnent telescope". Pada saat "telescope" dan. "colilmator" digunakan, tanda teranq dari "telescope" diobservasi secara sirnultan melalui sebuah bayanqan '''target'' yang dibentuk olehucoUimatoru. Dengan cara ini, variasi sudut 'diantara surnbu "oclllmator" 'dan "telescopevdapat ditentukan. ." Dengan rnenqqunakan metoda "autocolllrnator" yang rne..r'lggunakan sebuah "telescope" dan sebuah "microscope" ( dipasang 'secara koakstal), . beberapa putaran darl kaca "M" dapat ~J;~ .. .",.d,iP,.i~d,'ahkan mef1gelilingi~ebU~h sum,,,,·bu " .~. ' ",' h,onsontal.yang memertukan v.sebuah . " __-,.---::..------,---,--...:....--~~-.:...-.:.__" .. .. '. c;'.':..' .c"" t.6'~ +.···ltff.:.·~-"'~'~ 'i~ -' .- . ~ - '/. --", .perubahan posisi vertikal dar; bayanqan . pada. bi'dang' tokus. Penguku'ran pergeser~n ·yang dapat dilakUkan' ,me'nggunaKan "ocular micrometer" akan mernungklnkan 'penyimpal'Jgan~udut ,"a" ,dari pemegang kaca diteritu~an.): ,. : . Dengan rnenqqunakanmetoda ~alignment " tetescope'vperbecaan·peng~kiJran. dalarn pOSisi'i;level" (conteh : penyimpangan"a" "-dalam pengukur~n bldanqvertlkalatau hertsontal), hubunqan darak diantara surnbu "optlcal" 'dari "telescope" denqan tanda pada "target' dapat dibacasecEua ~""' .t . :Iangsung pada.j'reticte'vatau d~ngan .~-·-r' 'niehg9~nakcm"optlca: mlcrorrreter", .', -..
  • 44. Kalibrasi 41 Te 0 r l ..,~-~. ,--, 8. "Waviness meter" Alat i~i digunakan untuk mengukur dan mencatat kerataan suatu permukaan. Bagian "tracer (a)" rnerupakan sebuah bola berdiameter 1/16 inchi yang dipasang pada bagian ujung dasar sebuah batang vertikal "b" (dapat diputar melalui sebuah , lubang pada pelat dasar "c"). Alat ini dHetakan pada permukaan yang akan diperiksa dan digerakan menggunakan tangan. 9. "Tubular holder for dial gauge" Alat bantu ini digunakan untuk memeriksa kondisi "allqnmenrsuatu sumbu terhadap sumbu lainnya. Pembacaan "dial indicator" dilakukan pada posisi 180° untuk bidang horisontal dan vertikal. Penyimpangan "alignment" akan sarna dengan setengah pembacaan diameter dua posisi "dial­ , indicator" yang poslslnya 180°. Penyangga yang sesual untuk "dial gauge" terbuat dari pipa baja. Pengukuran kalibrasi dilakukan mengglJnakan sebuah "dial' gauge" (beratnya .sekitar 8 oz) yang dipasang pada pipa baja (dtameterfuar sekltar 3,5 inchi, diameter dalam 3 3/16 inchi, panjang sekttar 10 inchl dan beratnya sekitar -5 pound), danakan menghasilkan : .. • Defleksi ujung bebas plpa tanpa "dial gauge" == 0,000014 inchi. • Penambahan defleksi vertikal dibawah . berat "dial gauge" dan tekanan pegas bagian "plunger" (12 oz) = 0,0000036, inchi. • Penambahan defleksl horisontal dibawah tekanan pegas"plunger" (4' oz) =0,0000024 inchi. . • Total' makslmurn penylrnpanqan vertikal = 0,0000176 lnoh',
  • 45. Kalibrasi" 42 1e 0 r i 10. , 1 Double mandrel" Sebuah "mandrel" khusus (M) digunakan untuk mendapatkan kondisi "alignment" dari sumbu "spindle" melalui sebuah flens bautIA1 11,"A2"',"A3" dan untuk pengencangan, dan baut "81'"82","83" untuk penekanan. Kelenturan akan dihasilkan apabila menggunakan 'rnandrel'' berongga."Mandrel" kedua (T) dengan diameter yang sama (toleransi ± 0!00002 inchi) dicekam pada lubang yang akan diuji. Alat ini sering digunakan untuk menguji kondisi "alignment" lubang r pe'megang alat potong pada kepala "turret" terhadap sumbu "spindle". Penyetelan "mandrel" dllakukan dengar cara mengatur keenam buah baut (tidal rnudah dilakukan), dan hanya dapa dllakukan oleh pelaksana yan~ mempunyai keahlian dan kemampuan Metoda ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya : [arak diantara ujun; "spindle" dengan kepala "turret" palln; kecil 600 rnrn (24 inchi) karenakeduc "rnandrel'vtersebut harus berhadapanpar ,memiliki panjang pengukuran 300 mmO~ .Inchl). Apabila sebuah "mandrel" yaii~ dipasang pada "spindle" mempunya behtuk berongga, dan "mandrel" yan~ dipasang pada kepala "turret" berbentul solid, makaakan dihasilkan perbedaai kelentoran. "Spindle" harus diputarsampa kedua surnbu, "mandrel" terletak padj satu bidang dan pada sudut yang, bena terhadap arah pengukuran. ' ~ Lubanq kepala ''turret'' sering dlbuat pad. mesin bubl1titl1sendiri dibawah kondi~ ke)rja normal. Karena alasan tersebu 'pengujianharusdilak~kansetela bantalan pada "spindle'" mencapa temperatur.kerja. " "-,: .- ' , ~ ,'. .' . .. "
  • 46. -t -. ..­ .. .-,-' " .;".- , j . .t • ' ,-' 'TrEKNIK MANUFAKTUR . ( 8ANDUNG .;", . '. I -, : ... 1, I '1 .
  • 47. .. 44" • """'oJ" .. , "Diam.eter;Iila'r" dan "tubang,l,Itiu$hl,~hanjs., :;'i' k~osentn~/}, s'epndriS; :~'anrh~ITlni~i";.', "I':tQ~raflsi­'yang:-teHtL:,t1B~~h"::Y~,M9J~(P'd~t, .~:~ari,:be~:4tt9an9a~tl p~nunQ~u ,,~~.~·:,~r!~I~·::i--: 'i ".:tiler~td~n akaomena,rnb~b:ke"e,ntur~n ' s'·~.>·;;li~a--n"olic.'r"e'',",'rlAririU"J"I" 'df' I'i'a-'~'~b'"lSt'as":t"'O'"1'-~14:·1 :- a;"".'; t.,;::.!. ,,..,t:!:'..'~ . "~ ..1 ,.U ~ r-: .s.. ~~ .,' 'Kalibrasl:>;", ,r' J", ,. :'".::z,''~ang: cfiijinRan:';'$~6ai~Qya~'. 'JsIiRi.:busbirtgll i . t,erbuat o~ri-r:nat,e[~c;I eaduan..,dr-gag'.'. ' .~ ,~ J :;.;,':.'.. .tl.,r.' ';:::;'..~~"" ,.'
  • 48. • 45 • "Zerodur calibrator" Alat ini digunakan untuk ITengetahui : • Koreksi penyimpangan "pitch" secara otomans • ,Kalibrasi sumbu ganda' • Kalibrasi sumbu putar secara otomatis 13. "Laser interferometer" Kaiibrasi menqqunakan laser "ballbar" akan mengukur penyimpangan radial dar; lintasan program mesin. Sambungan bola "magnetic kinematic" akan menjamin sebuah pengulangan dan, penyetelan ketelitian. "Laser interferometer" mernlllkl tingkat ketellttan yang tinggi dan merupakan suatu alat pengukur otornatls, serta menggunakan slstern penanqanari data untuk mengatasi penyimpangan pada berbagai jenis mesin CNC. Te 0 ri Kalibrasi A.L_ LIaS .....c.__ • O.......T.......... .................. OLiTEKNIK MANUFAKTUR I------'---------...--...J....----I BANDUNG '. , .
  • 49. . -'I ",...... " Kalibrasi ­. ,:.;~ ..~.<.: .. ,"
  • 50. Kalibrasi 48 . 'Teor; .. ,). .' ~': . , / . . -; .. Jumlahbenda kE!rja yang diuji atau jumleih . .~fac!e ioI..... _ 'p~J'r'l0tong~~'yang diiakUka'1.,paga".bend~" . kerja; ,hq[!Js .d~patm~nen.~uk,an-/ rata-rata" ~".ti n'gka("kepresis.i'sQ dart: .kerJa ., .':·per'190petasiaRme'sin. ApabUa,qiperlUkan; -, .ke~~an. dari alat pQtong yang qigunakan haiqs, diperhitungk€iff. . -, ,,', ,''-:" ; ,. ,,~- . ~ ..' . " , ~:..l ,;!. '"' " , .~', . . .:........ " ;", , .••.•.{"';I '. ''':'' ',.-" '," .' <.....,>..,. / ,,:.'-:r:.~.,' Sifatd~sard'ci(iberic.tl:l kerja Y~rt9',I::~k~ri':,~",': ,Qib;q,~r(dLrrterysi,'material: Qan'ting,kaL,','; . 'J,et~litian. y~ngakan'gicapan:'be~,~t,t~:i:: i'~OPd~si pemotongan;<,' harus d'i1etapk~:n .:: ~ sesuai .:d~q~~ri,perj~Q~lan. diaht,~r~!'paQf~,' .' pembuat-idan:' pen:;Iakai..rnestfJ;::-ta'fipa', mE!mp'~~ha~ikan spesj;n~Elsit'SO yari~"fada~:'.~ .' ';; .' , . .. ., .
  • 52.
  • 53.
  • 54. T "ii i , Kallbrasi Teo r i ••••••J.Ull atau mm/m • • • • . .inchilkaki 58 2.b. Toleransi Penyimpangan kerataan ditentukan sebagai berikut: • Penyimpangan keralaan: mikronmeter atau mm Rer meter ( .inchi per kaki), apatiila kondisi cembung yang diijinkan sarna dengan kondisi ceRung. • Kondisi cekung sampai ....mikronmeter atau mm, apabila oiantara dua buah ujhl.ng hanya perrnukaan cekung yang dllJlnkan. • Kondisi cembung sampai ..... mikronmeter atau mm, apabila diantara dua buah uj4.QQ hanya permukaan cekung yang cUJlnkan. Besar toleransi tidak sarna untuk semua arah. Pemeriksaan umumnya dilakukan pada arah memanjang dan melintang. Penggunaan toleransi diberikan sesuai dengan kondisinya. Hasil dari pemeriksaan akan sangat ditentukan oleh permukaan ujung "dial indicator" atau ("plunger"). 3. KESEJAJARAN ("PARALLELISM") 3.a. Kesejajaran garis dan bidang Sebuah garis dianggap sejajar terhadap sebuah bidang, apabila pengukuran jarak dari garis tersebut terhadap bidang pada beberapa poslsl, perbedaan maksimum yang dlamatt tidak melebihi batas nilai yang telah ditentukan. r-­ -.,._­ ...... _.+­ '­ .J Dua garis dianggap 5ejajar, apabila salah satu dari garis tersebut sejajar terhadap dua bidang yang melalui garis lainnya. Penyimpangan yang dapat diterima tidak perlu sarna di dalam dua bidang.
  • 55. : [ 59 • Kalibrasi r e 0 r I ~ 0 ~::====:;:') ,"" Dua bidang dianggap sejajar, apabila jarak clantara dua bidang yang dilJklJr pada setiap poslsl pada permukaan (paling sedikit dalam dua arah), dan besar penyimpangan maksimum di atas panjang yang telah ditentukan tidak melebihi batas yang telah ditetapkan. Besar maksimum penyimpangan adalah perbedaan makslrnurn dan minimum dari dimensi yang didapat pada saat pengukuran dilakukan. Perbedaan tersebut diukur pada bidang yang ada (horisontal, vertikal, ketegaklurusan bidang yang diuji, Iintasan sumbu yang diuji) dan berada pada panjang yang telah ditentukan (contoh: sepanjang 300 mm, atau seluruh permukaan). 3.a.1. Metoda pengukuran: 3.a.1.1. Umum untuk sumbu Pada saat pemeriksaan kesejajaran yang meliputi sumbu dilakukan, sumbu tersebut harus diwakili oleh permukaan selinder yang memiliki bentuk dengan tingkat kepreslslan yang tinggi (hasil permukaan akhir dan panjang yang sesuai). Apabila permukaan "spindle" tidak memenuhi syarat (atau permukaan dalamnya), sebuah alat bantu permukaan selindris .("mandrel" penguji) dapat digunakan. Pemasangan dan pemusatan "mandrel" penguji harus dilakukan pada bagian ujung dari poros, di dalam lubang selinder, atau konis yang dirancang sebagai dudukan alat potong atau alat iainnya,'
  • 56. 3~a.2~ .Kesejajaran:dua bidalig. ' ," . . ~, Alat peliguky~ d,ipasang pada 'penyangga yang mernlllk! perrnykaan rata, dan digerakan pada salah satu bidang yang _sesuai dengan ketentuannya. Bagian ujung-"dial indicator" rnenyentuh dan - dlg'es~r" ter.had~p.bidang . lain nya..... PeOQlIJian leblh, balk dllakukari 'datam d.ua .. anih,dan satu sarna lalnnya saling tegakluruS~ . ..: J .. "';'.' I ... _:'..: . Kalibrasl. Teorl. (/ . . ", ,";,.­ -<~C'~, ''''­ ...' ",,' l :.'..,.'. ) .' - " ",t:. " ':r ' .. of "'>'" ~~='~ , -. ~. -II
  • 57. -- Kallbrasi 62 Te 0 ri Bagian "spirit level" digeser sepanjang sumbu yang telah ditentukan, dan pembacaan dilakukan. Pengukuran mewakili jarak diantara ' surnbu, Contoh: apabila jarak 300 mm (12 inchi) dan pembacaan "spirit level" besarnya 60 mikronmeter per meter (0,00216 inchi per kaki), rnaka penyimpangan kesejajaran menjadi 60 x 0,3 =18 JlM (0,00072 inchi). 3.a.3.3. Kesejajaran sebuah sumbu terhadap sebuah bidang Alat pengukur dipasang pada penyangga yang memiliki permukaan rata dan digessr sepanjang bidang yang telah ditentukan. Bagian ujung "dial indicator" menyentuh permukaan selinder yang mewakili sebuah sumbu. Pada setlap posls] pengukuran, jarak terdekat didapat melalui gerakan alat pengukur dalam arah yang tegaklurus terhadap sumbu. Pada suatu kondisi, dimana sebuah sumbu dapat membentuk sudut (berputar), sebuah pengujian akan sesuai apabila dilakukaan dalam posisi rata-rata (tengah) dan kedua posisi ekstrim. 3.a.3.4. Keselajaran sebuah sumbu ternacap perpotongan dua bidang Alat pengukur dipasang pada penyangga yang memiliki bentuk permukaan sesuai aengan dua bidang yang berpotongan. Alat pengukur digeser sepanjang ~aris lurus perpotongan, danbaqlan ujung 'dial indicator' menyentuh permukaan selinder yang rnewaklll sumbu. Pemeriksaan, sejauh mungkin dllakukan pada dua bidang tegaK~(J(us yang dlplllh sesual dengan kondlsl penqoperasran rnesm perkakas.
  • 58. Kalibrasi 63 Teo r i 0,02 dalam 300 mm atau 0,001 inchi per kaki 3.a.3.5. Kesejajaran .perpotongan dua) bldang yang sejajar terhadap bidang ke tlga Bagian ujung "dial indicator" menyentuh' bidang ke tiga. Bidang penqukuran cltentukan metatul pengesetan posrsi kontak pada sudut yang benar terhadap . bidang. 3.a.3.6·~ Kesejajaran diantara dua garis -" lurus yang dibentuk oleh perpotongan dua bidang Bagian ujung "dial indicator" dipasang pada sebuah "V-block" dan menyentuh bidang yang terbentuk melalui perpotongan bidang ke dua. Pemeriksaan dilakukan pada dua bidang yang saling , tegaklurus. Metoda di atas memerlukan pemasangan alat pengukur yang kokoh ,dan kondisl yang dapat diamati merupakan dua garis Iurus dengan jarak dekat. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebuah "spirit level" digunakan untLik memeriksa kesejajaran daTam arah vertikal. Apabila penguJian secara langsung dari bidang atau garis lurus mengalami kesulitan karena terhalang komponen mesin, maka pengujian dapat dihubungkan terhadap sebuah bidang referensi ( aidapat melalui sebuah bidang horisontal ~ang ditentukan melalui sebuafl"spirit levelI). 3.a.4. Toleransi . Penyimpangan kesejajaran yang diijinkan df=iri garis lurus atau permukaan bi<;iana drnyatakan dalam:.... ).1M atau mm (....inchl atau per inchi). apabila kesejajaran yang diuji hanya pada suatu panjang, maka dinyatakan sepertt 0.02 mm dalam 300 mm (0,001 inchi per kaki). Sebagai suatu aturan, arah dari penyimpangan tidak 'penting. tetapi apabila penyimpangan yang diijinkan hanya dalam satu arah, maKa aran tersebut harus ditentukan. Contoh: ujung bebas dari "spindle" harus mengarah ke atas. Perlu dilngat, bahwa 'toleransi kesejajaran melipufi toleransi bentuk yang berhubungan dengan garis dan permul<aan, dan hasil pengu)ian tergantung dart permukaan ujung 'dial indicator".
  • 59. 64Kallbrasl -..:;. "'.'., : . ~ -' , ( / -....... , " / 3.b. Kesejajaran gen;tkan , Istilah kesejajaran gerakan adalah poslsl -bidang dasar sebuah kornponen bergerak mesin yang berhubunqan dengan:-' • sebuan rancanqan (penyanggaatau "slideways") , , ' • sebuah garis lurus (sumbu atau perpotongan bidang) ' . , . ,. Sebua,h bidang dasar yang rnerupakan , - suatu posisf dari komponen bergerak " 'mesin lalnnya " . '3.b.1. Metod~ pengukOran: . ~ ,:­ 3.b.1.1. Umum ,'-­ "Metoda pengukuran-. akan ~.arri~ dengan ., p,en'gujiarfyang' dilakukan terhadap kesejaj~rarigaris'dan bidansf. .Alat 'pengukur harus. dipasaf19 padakcmponen 'bergerak. Bagia'1 komponen t>-ergerak ' . . harus digeser dengan cara biasa, untlJk , mengatasl aklbat dari penylmpanqan , "slideways"'. . I " .." -. ) - ~".' , Te OJ i _ I ~.IY,.J, ,"'. ' . ", --' f" ."".', ,_ ,v . <'_, ."', - , , "
  • 60. Kallbrasl 65 Teori , 3.b.1.3., Kes.ejajaran sebuah bidang., dasar terhadapsebuah sumbu Alat pengukur dipasang pada komponen berge~~k, dan 'bagian ujung "dial gauge" ~ menyentuh selinder atau "mandr~I" yang mewakili -sumbu. Apabilasemua bidang sarna pentlnqnya, maka " perigujian .dilakukan pada dua ..bidang yang saling teQaklurus dan dipili'" berdasarkan ,perig9unaannya:yang paling panting. '., 3~b.1.4. Kesejajaran sebuah bidang '~asarterhadap perpotongan dua bldang Kesejajaran maalnq-rnastaj; bi.dang terhadap bidapg dasar harus diujisecara terpisah, -yang sesual 'dengan .pengujian kesejajaran diantara sebuah bidang dasar dengansebuah bidang lainnya. . ......,. / 3~b.1.5. Kesejajaran diantara dua bidang dasar . Sebuah "dial gauge" dipasang' pads salah satu komponen mestn bergerak,. dan bagian ujung "dial gauge!' rnenyentuh suatu posisi pada kornponen bergerak" . Jalnnya. Kedua komponen ·,ersebu-t pigarakan secara bersamaan 'd.alarp ,arah yang-sarna, dan variasl dartpembacean atat pengukur dicatat. Apabila semua bidaog sarna'penting'nya,maka pengujian dilakukan pads dua bidang yang scaling tegakruro.s dan dipilih' berdasarkan penggunaannyayaMg,paling penting. " " '; " 3.~.2rToleransi" ' l , ..~ .~ atau mm' Toleransi~keSejajaran gerakan;~m~rupaka.n . OJ)2 per 300 mm . .vartaal 'yang dlljinkari q?lam ja:rak.· o0011nchl perkakll10 inchi " [ ter~~dekdian~ara. hidanQ 'qasar paq~ ~"< ..' - .: "pOS·ISI yang~dlbenk?n.Pada seboah r- • ~ - .:' kcmponen-bergerak terhadap. sebuah . . I, .i •., .' - .' bida,ng, sebuah ·~aria:.luru.s $t~u 'btdang .-' '. '-- ! dasar lainnya .ealarn panja~g y~ng telah I,. diterrtuka'n~ , , ' I '~~'> - ".. ".."",- .~ , 1» r~" l. ,
  • 61. .Kalibrasi , Te 0 r,l ~ KESAMAAN ·4ARAK CUEQUIDISTANCE") . · "Equidistance" berhubungan dengan jarak .' . dtantara surnbu-surnbu dan .sebuah . _bid~rig refetensi. Suatu ~ondisi dinyataIqAtl:":. . "equfdistance" apablla bidang yang. I. · melalui sumbu-surnbu posisinya sejajar.' ., < terhadap bidang referensi. Sumbu-sumbu te[sebut dapat merupakan surnbu ~'1g be'rbeda, .atau sumbu yang sarna dan '. t~rle~a~ pada posisi yang b.. erbeda$~t~~h · dlputardengan suatu sudut tertentu.: '. ": "j:t . . .-.'A .. _~.~8."...".:...'.' , -" .~' .. :.'. . - .' .. f ". , .·.·.·...,_~-r.~j.~.... ., "~'.>
  • 62. r Kalibrasi 67 POLITEKN/K MANUFAKTUR f-------------.L..-.--~ BANDUNG Te 0 r I • .__._~ . l }i"---~ III ---Vv· 5. KESATUSUMBUAN ("COINCIDENCE"rALIGNMENT") Dua garis atau buah surnbu dikatakan satu sumbu. apabila sebagian jarak pada beberapa posisi (dalam panjang yang ditentukan) diukur sekaligus secara keseluruhan dan secara poslsl, serta jarak tersebut tidak melebi hi batas yang ditentukan. Jarak yang dlukur dapat ditempatkan juga pada garis nyata atau pada perpanjangannya. 5.a. Metoda pengukuram Alat pengukur dipasang pada lengag pembantu dan diputar sejauh 360 mengelilingi surnbu. Bagran ujang "dial indicator" menyentuh selinder yang mewakili sumbu ke dua pada penampang "A". Beberapa variasi da/am pembacaan merupakan dua kali besar penyimpangan kesatusumbuan. Untuk mengetahui terjadinya perpotongan surnbu , pemeriksaan harus dilakukan juga pada penampang "B". Pemeriksaan dilakukan pada bidan9 "H" dan "V". dan dioatat secara terplsah. Gunakan "dial gauge" yang ringan untuk memperkecil deflel<si yang terjadi. 5.a.1. Apabila salah satu sumbu merupakan sumbu putar Lengan pembantu sebagai pembawa alat pengukur harus dipasang pada "mandrel" yang mewakili sumbu putar, Apabila atat peng uku r diperlukan untuk diputar mengelilingi sebuah selinder tetap. maka alat ukur tersebut harus dipasang pada sebuah ring putar yang memiliki suaian teliti. 5.a.2. Apabila kedua sumbu berputar Selindar yang diuji dapat dlternpatkan pada posisi rata-rata "run-out" dalam bidang pengujian.
  • 63. • ' . .... . .-",:;" " . - ,.-" ,.,'" KallbrS$i', 'Te:o'rL'","!-". ' " ! <,: , .~ .;. "', I". . "".' .....
  • 64. ",' t Kalibrasl . Teari ~' ; 69 ......~ r­, " . ' ..• "F· "." ~, •• • f J , 1 " - , " ". , - ~. . ... I ~, T f '. ;' .f~ . ~ • '.~ - J .,1 .... (:. • • • • •••1 . '. t' .~ ,~ .. r' ."~ .." '.' . " " ", ' <'>'.:"' ' ..::­ • t • .,' , -­ "~ "­ ..... " I.". { .~' ,." f "
  • 65. ., '>J. -. _•.J" ,", . ~.. '.~ '~,-..-'i• ! , ~.' , , . " /) , " ""''-....J 70,.-" . /i 6.a.1.2. Dua bidang yang ',membentuk" sudUt900 ' , 0 'Sebuah penyiku di~sang pada salah satu bidang. Kesejelj~ran pari lenqarr bebas. terhadap bidang ke dua dlpertksa , menggunakahmetoda yang sarnadengan peni',ei'iksasn', kesejajaran.. Penyiku seilndrls dapat digunakan jugayun!uk memerfksa ketegald'urusan dua bidang. , , 6.a.1.3.DU;:l sumbu :yang__ membentuk " sudut900 ' " Apabila kedua,sun:;bu':merl4Pakansumbu 'tetap;~ebl.lah~ penylku ya'ng_mer1'lHiki>.. :' , landa$an "khuS!l~: dipasangpada'seHnder ' ' 'yang" ", mew~tkHi ,set>uah', sumbu.. 'KeseJaJalan'diantara lengan bebas - p~n:ylku:" dari-surnbu .ke dua:~'diperiksa, "- ::.menggunakan metodadi. samping~·,.' ,. ..-.;:" . Kalibrasl Teo rl ."; IiiTf7iliTJirrl'lJlT~I14 OJ ; , ~ ApabJfa ~ala'~"satu" ~vmt?'urriertjp~~~n,", ' .<, ,".' .sumbu putar, sebuah lI(tiat gauge;~,' , '~ dit~mpatkan pada 'Iengan ,: qan dipa~1Jg .' ,r"j pada,["mandrel" ,yang 'mewakili sumsu ,"::'­ ,- , pota(~ ,Dan,bagJaniujung. r.etla,1 'gal,ig'el~::"': ";';"", '-,m~n~emu~:dua'POsiSjJta~a:Seltn~.~r>ya~s);+ ::, , " ':,mewaktli,~$'l.Jmttu, lainn,y~~3(arr~sr'd,~r~~~i:; , , pembacaan 'b~rh~b,u.n9~~ Qehg~m js:~ak';:' '~ ~,'AB" ","'.,', '" ',4, ',: ~' , " ,Apabila sumbu ke,qua merupi:U<aO'sumbu ",. , ' '" .. p~ut~rf 'maka'po~isi,~elinder;yah9, xne~~~i~'~'<': ) ~!J'rn,~1J t~tsebJJ't ,h,arusqer~,d:,~":P~9,~,~: ': ! " ,rata.::rafa,' "run- qlit",Qidang" pengukOr~n~:", ' 'sasus; metpda:":ya:'ng,qigamOark8~"qnfLJ~""" ,,' F " memeriksakeseJtljClran:,' >,1:s ,~' , ' , ' ' , , " ~ ~ ~.~.- ' - ,. . . . . . ,< • '. ", .~> " , , ,... ". '.~ r,, , / ' , ~ , " J' - ..~ ,. .'( -, ..•! , / ,j I'" , " ----_.__.. -c, ~ ;. -', " ..J , .. '~,. "• J •
  • 66. 71Kallbrasi T ee r l . '. / 6.a.1.4. Sumbu dan bldan09 Y8.ra9 membentuk sudut 90 . . Apabilasumbu tetap, sebuah penyiku yang rnemiliki bidang dasar khusus dipasang pada selinder yang mewakili sumbu. Kesejajaran dari lengan bebas penyiku terhadap bidang, diuji dalam dua arah y~,ng tegaklurus. Apabila surnbu berputar, "dial gauge" dipasang pada lengan tetap "spindle". 6.a.1.5. Sebuah sumbu pada sudut 900 terhadap perpotongan dua bidang Apabila surnbu tetap, sebuan penyiku ' yang memiliki bidang dasar khusus dipasang pada selinder yang mewakili sumbu, Kesejajaran diantara lengan bebas penylku dan. perpotonqan bidang diperil<sa melalui metodadisamping. Apabila surnbu berputar, sebuah "dial gauge" dipasang pada lengan yang ditempatkan pada "spindle", dan bagisn ujung' "djal gauge" rnenyentuh sebuah balok yang dipasang pada perpotongan dua perrnukaan bidang. Kemudian "spindle" diputar 1800 dan balok "V" dige­ ser ·sernl1gga bagian ujung "dial gauge" menyentuh:balok"V". / '""' .. ._--'... ,_..__...__...._._.,~ .. -~._._._~
  • 67. Kaltbrasi 72 Teo r I ; , J .... " .( "'" lA .' ," ,I III ' ,1 , ± ••• ~ ••jJJ11 atau mm/••• •m ±. •••• ~inchll~•• ~ .inchi " '/ '1' " ,I,••'J~, I.. : ..) " . ;. .... _ : .. ,;",., , /" - ~:. . 6.8.1.6. Perpotongan dua bidang yani membentuk suduJ 90 terhadap,perpotongan bidang ~ lainnya Sebuah penylku atau "dial gaug,e" dipasang pada landasan yang sesuai : denga':l perpotongan· bidang. K~sejajaran .diantara lengan bebas penyiku dengan bidang ke tigaata~ perpotongan biciang;' diuji menggunakan metoda yang sarna untuk rnemeriksa kesejajaran. Pengujian .ouakusan pada dua bidang yang - tegaklurus. -, .J' .6.a.1.7. ' Oua Dflris lurus yangdlbenfuk 'oleh perpotong~n dua bidan2-~ -~ dan membentuk sudot 90 . , terha~ap garl~,lainnya . 'Sebuah penyJk!J yang memiliki bidang l dasarkhusus dlp.8sang pada sala~sat~ .. perpotongan bldang., Untuk me,nguJI apakah 'Iengan bebas penyiku sejajar, , tethadap garis lurus ke due, dilakukan pemerikS~n 'yang sesual dengan metoda " " urrtuk mernerlksa kesejalaran, Apabila pengukuranlangsung dari Qldang' , tethatJap garis IlJrus menga1amj ~esulitan_- . karena terhalang kornponen .laln, rnaka pengujian diiakuKan berhubungn deng,an ' bid,ang ref~~ensi ~contoh: ,menggunsKan" $ebuall"splnt level'). , I, '. .6.a.2. Toleransl Bata~ 'pellYimpangari ketegakiu~usan garis lurus atau permukaan rata dlOyatakan: Apaolla /p~nylt:npangan bernubunaan -, , dengansuatu suout yang benar (dalam dua , arah);' maka penylmpangan , dinyatakan: £ ...rnfkronmeter atau .moo ',: -: (±...•l,nchi) dalarn panJang :yang telah ,ditentukan. ' ,', .' ;" , , : " ,,' . ,." AJ;I$bila, penXimpang'~n'yang,: " .dlt~ntukaf1 be. huth"ngandengan.. ' , r ' b~lanmt;l$1I1'Jalnn~a. bCJ,gfao'tersebut, .·,;h~n~s '': dltunJul<~n: ' u!ung . b~ba~ . , "splndte'~ ,rltenalk' hanya kearah penyangM , " . ' . . ' ' . ,r . , .'. ~-'.'''i''r., '; ~ _~.'. I ,;. 1
  • 68. 'POLITEKNIK MANUFAKTUR ';. BANDUNG 1 .1 Kalibrasl Te 0 r I ' /. 73, s.b, Ketegaklurusan gerakan I Istilah ketegak/urusan gerakan pada . rnesin perkakas, menunjukan posisi berturut-tu rut bidang dasar bagian bergerak mesin terhadap sebuah bidang (penyangga atau "slideways"). sebuah garts·lurus (surnbu atau perpotongan oua. bidang), atau sebuah posisi bidang dasar pada bagian berqerak lainnya. '6.b.1. M~toda penqukuran: 6.b.1.1. Umum Pemeriksaan ketegaklurusan gerakan, akan menjadi sebuah penqujran kesejajarandengan rnenqqunakan sebuah penyiku yang sesuai d-,engan konotst pengujian. Bagian bergerak dati rnesln harus digeser dengan cara yang sesuai untuk mengatasi akibat penyirnoanqan dar; "sltdeways''. , 6.b.1.2.. Ketegaklurusan diantara garis ! dasar sebuah posisi dan I 'seblJah bidang I I 1 Sebuah penyTku' ditempatkan pads bidang, dan kesejajaran diantara gerakan danlengan bebas penyiku diuji dalarn dua arah yang tegaklorus. ' 6.b.1.3. Sebuah~ poslst bldangdasar yang membentuk su(f~t>9'.~O terhadap seb~ah sumeu "', .khusus Sebuah penyiku yang memi'likilanda$a, Kesejajar~,h<,''~.' "'-.', ~I;:· ',I', dtpasariq pada selinc;iE!r:y!' mewakili surnbu. ( . gerakan dan, lengan beb~!SP~' dengan cara y~ng sesual, .
  • 69. / 74­ Co,,! , I - . ( .­ I Apabila sumbuyanq ada merupakan suatu sumbu putar,«"mandrel" yang rnewakili surnbu harus drpasang pada: . . poslslrate-rata -'run- out" pada bidarig , ,,' pengujian. Pada kc;mdisi khususvdimana-"':. ,sebuan "spindle" kepala tetap mesirl bubut. "' 'yang rnampu dipasang' '$ebua'h i'face,' platen, akan memungkinkan, sebuah ,/ <, . pengujian dilakukan mengguna~anl'ffar ground disc". "Face plate" yangtetsedia : ti.da~- digun-~kan dengan alasan ' :~ "permukaa'n'nya tidak .rata secara "p~s~L ' . ~ P,embacaatl ke dua Eiilaku~?n pada' "flat ­ ground disc~' setelah memutar "spinc:ilau _.sebeser 180°. Rala~ra:ta yang didap~t merupakallbesar ; penylmparigan .sepanjangpengukuran. ./ " " ,''­ (" Kalibrasi : Teorl j "J -~ J..­/ ,:6.~~1.4.,; -oua bid~u,g ,dasCir yang S81h19 tegakluru5 / " ~ ,,' "_ ". qua, ,bidang Jd~_s,a.r dib~'r'lding~~n> menggun~kan--:sebuah p~nyikl4 yang'r' ,ditE!mpa~k~p,_ dengan' ~e,~:~ai pada ollgauge," , 'block" dan "straightedge". Salah'sa~u ,'Iengan penytku ak~il ,segari,s' dEmg'~n' , ~ ,b,iqan~ dasar !'I" dan diu~Wrneng9u~akan ,<-' ,,' ,'-sebU~h "dial'gauge1', dan lengah penyiku, ~,----"--~";""";'---""""'----_ ~........--o...-,.---------'-,,----,.---,.-----.... '" ~;i~~~~~~~ I,', ~ " -r . _--....."................~~-;;..;....,..........._~_~~'" ":,', yang lalnnya diukur -unt~k ' m~nieri~s2:f , ­ - " "".J ' , '~esejajaranr1Ya dengan bidang daaar '~II,",,- ," ','-mengglinakan 'ldialgaugen. " , ,.,'j': - :' '_ ~'" _ ,Bagian-Iengan penylku diseteLseJajar , ­ -tert)~dap" bidang dasar ,nl"~Penyirtlpangan " ket~gakluru~an"a-kan' siaima,c1engan ' "",'-c-perbedaan'variasi perribecaan ,dua, buah" l. "dia1 gauge" 'padsf'daerah pengukuta;n , -,yang ,sam'~. pefleksLdari' k9mpqnenyat'aQ- " , ,diakibatkan~ beban .peryyangga harus dipertrmb-angkan., ,(I P~nguJi,an -: ".",' ketegatdui'lJ,sanini ,d~pat /dilakukan juga, ,': men99tinaK~n:rh~~~~ ()~tik." ",::> ,:. ><, :',' .".·:/~. ~ -; ."" " ~ .... '-,
  • 70. Kalibrasl ". 75 Teo r i ± . ,; .•...J1I1l atau mm ± inchi 6.b.2. Toleransi I Toleransi ketegaklurusan 'dart sebuah gerakan merupakan variasi yang diijinkan di dalam suatu panjang (contoh: 300 rnrn), .darl jarak terpendek diantara sebuah poslsl bidang dasar pada komponen bergerak mesin dengan lengan bebas sebuah penyiku. Variasi tersebut didahului melalui sebuah tanda "±". I I ! '--------------­ I: I 7. PUTARAN ("ROTATION") 7.8. "Run-out'· 7.a.1. "Out-of-round" Merupakan kesalahan relatif bentuk melingkar dari sebuah komponen pads sebuah bidang I yang tegaklurus terhadap sumbu, dan pada postsl yang diberlkan sebelumnya. Untuk sebuah pores, besar dari "out-of-round" ditentukan oleh .perbedaan diameter berbentuk llnqkaran dan­ pengukuran terkecil diameter pores untuk sebuah lubang. Besar dari ;"out-of-round" ditentukan oleh perbedaan qiameter Iingkaran dalam dan,pemgukuran diameter terbesar darilubang, dimana setiap .penqukuran dilakukan pada sebuah" bidang yangtegaklurus terhadap sumbu. Kondisi oval rnerupakan kondisi khusus dari "out-Qf-roundll • · . 7.a.2. Eksentrisitas I"eccentriCity") Merupakan jarakdlantara dua sumbu paralel apabila salah satu sumbuberputar mengelilingi surnbu lainnYa. (Ekseritrisitas bukan merupakan suatu penyimpangan" tetapl merupakan sebuah sasaran terhadap'toleransi). '_._-:.--­
  • 71. Kalibrasl 76 Teo r I I ..... I ~.""'tlid-~iI , ',' ; / 't-1':...... • I 1.1RacW *­ J 7.a.3. Per,geseran radial(" radial throw") .sebuan sumbu pada suatu posisi Dimana bagian sumbu geometri mesin tidak satu sumbu dengan sumbu putar (penyimpangan konsentrisitas), dimana ' jarak diantara perpotongan dua sumbu tersebut terhadap sebuah bidang tegaklurus terhadap sumbu putar pada posisi yang telah ditentukan. 7.a.4. "Out-of-true running" C1run-out") sebuah komponen pada suatu penampang Apabila perhitungan terhadap "out-at-round" tidakdilakukan, maka besar dari "out-at-true running" dua kali -dari " pergeseran radial pada suatu penarnpanq. Secara umum, penqukuran "run-out" rnerupakan hasil dari: pergeseran radial sebuah sumbu, "out-at-round" dari komponen, dan penyimpangan dari bantalan. Dilihat dari segL metrologi, sebuah bantaJan yang memiliki permukaan selindris 'atau konis dikatakan memiJiki sumbu yang satu sumbu terhadap surnbu putar, apabila pada saat dilakukan pengukuran pada suatu panjang (setelah memasang "mandrel" penguji padabantalan apabila diperlukan), penyimpangan rotasi pada setiap pasisi ~ pengukuran tidak melebihi batas toleransi yang telahditentukan. 7.a.5. Metoda pengukuran: 7.a.5.1. Penc-egahan. sebelum penguJlan dilakukan Sebelum pengujian dllakukan, bagian "spindle" mesin harus dlputar dengan sesuai untuk rnernasflkan bahw~ lapisan pelurnas tidak berubah selama pengujian dilakukan, dan bahwa pencapaian temperatur dapatdipertimbangkan sesual dengan ternperatur kerja normal. mesin. .......
  • 72. - t Kalibrasl 77 Teod f 7.a.5.2. Permukaantusr ("external") Bagian ujung "dial indicator" disentuhkan ke permukaan yang akan diuji, dan pembacaan diobservasi pada saat "spindle" diputar pelan satu putaran. _ Pada permukaan berbentuk konis, bagian . IJjung "dial indicator" disetel pada sudut yang benar terhadap garis konis•. dan diameter Iingka(an yang diperiksa akan bervariasi apabila terdapat sejumlah pergeseran "axial" pada "spindle" pada saat berputar.Hal 'tersebut menyebabkan besar "run-out" terlihat lebih besar dart kondls! sebenarnya. Karenanya sebuah .perrnukaan tlrus hanya digunak,an untuk memeriksa "run-out" apabila ketirusan tidak bertingkat. 7.a.5.3: Permukaan dalam ("intern,al") Apabila "dial gauge" tidak dapat digunakan secara langslJng pada lubang selinder atau tlrus, sebuah"mandrel" penguji dipasang pada IUbang tersebut. / Bagaimanapun. apabliajaenqultan dilakukan hanya hanya pada satu penampang pada "mandrel", maka posisi , pengukuran yang hanya satu lingkaran. dan berhubungan dengan sumbu harus ditentukan. Pada saat sumbu "mandrel" melintang terhadap _sumbu putar pada bidang pengukuran, pemeriksaan harus dllakukan padadua bidang' penampang "A" dan "B" yang telah ditentukan jaraknya. .
  • 73. • • • • III • • •J1I1l ••••.••••inchl 78Kalibrasi Teo r i • Pada pelaksanaannya, suatu pengujian harus dilakukan pada posisi yang dekat dengan "housing mandrel", dan pengujian lainnya dilakukan pada suatu jarak yanQ telah ditentukan untuk menghindan r­ penyimpangan ketelitian akibat dari pemasangan "mandrel" pada lubang dudukannya. Terutama pada Iwbang tirus, maka proses penguJian harus dlulang paling sedikit emp~ kall, dan "mandrel" diputar sebesar 90 yang berhubungan dengan "spindle".penyimpangan yang didapat merupakan hasil rata-rata dari keempat pengukuran. Pada saat -pemertksaan dllakukan menggunakan sebuah "mandrel" penguji, bentuk nyata dari IUbangdudukan "mandrel" tidak diuJi. Sebuah pengujian "run-out" dari "spindle', melalui proses permeslnan dan, menguji sebuah benda kerja selinder akan menghasilkan penyimpangan bantalan "spindle" saja. Karenanya, pengujian proses bubut tidak memberikan informasi oalam bentuk nyata dari lubang selindris atau kents, atau posisi nyata cart Il.Ibang yang berhubungan dengan sumbu putar. Metoda di atas hanya digunakanpada "spindle" yang rnernllikl bantalan gesek '("plain bearingll ) atau bantalan bola dan rol. '_'Sfindlell yan'g secara otomatis 'terpusa selama putaran (contoh: tekanan hidrolik) hanya dapat diuji pada-saat berputar dengan kecepatan normal. Pada beberapa kondisi, alat ukur tldak bersentuhan harus diqunakan, seperti: "capacitative pick-up", 'electro magnetic pick-up", atau alat lalnnya yang sesuai. . 7.a.6. Toleransi Toleransi "run-out" merupakan batas penyimpangan yang diijinkan pada posisi bidang dasar, pada sebuah penampang p'ermuk~an berputar, Toleransi tersebut tidak, dtawatt dengan sebuah tanda. Toleranst "run-out" meliputi penylrnpanqan.~ pada bentuk permukaan berputar, gerakan kesejajaran sumbu permukaan yang berhubunqan dengan sumbu putar (penyimpangan postsl), dan gerakan dari surnbu putar apabila-permukaan bantalan -" atau lubang tidakbenar-benar melingkar (penyjmpangan bantalan). .
  • 74. 79KaUbrasi Teo r i -, ,J " L1TEKNIK MANl;.lFAKTUR /--­ ----.­ --..1_ _- - BANDUNG : .T;.-' i ,....... ., J .,..,. 'tI ~ .. " I, ,' "~/'".:, ., . , " 'I, ," -~ ' .' • ':~ I, 7~b. "Periodic axial slip" 7~b.1. "Mlnitnumaxial play" Merupakan nilai terkecil dari petgerakan aksial yang mernunqkinkan, pada sebuah bagian' berputar. Dan diukur pada posisi diam, pada setiap beberapa posisi yang menge'lilingi sumbunya. 7~b.2., "Periodic axial slip" M-erupakan beser gerakan berulanq sepanjang surnbu putar pada sebuah bagian yang berputar, Dan apabila kondls! akhtr' dlputar.. ·' untuk menqatast I menghjlangkan penga{uh "minimum axial, .­ play" digunakan tekanan aksial pa,da arah yang ditentukan.. Apabila "axial' slip" dari sebuah bagiari' berputar' tetap beraca df. dalam daerah toleransi, maka bagian berputar tersebut dlpertlmbanqkan c_ sebagai ketetapan dalarn arah aksial. ,­ ) .' , '7,b.3.Metoda"pengukuran: . ,. 7.b.3.1.Umum ,. ' , Untuk menghilangkan akibat "playlt pada banialan aksial,' sebuah tekanan ringan dtberlkan pada "~pindle"pada arah pe,ngukl,Jran. Bagian'ujung-'~dial_gauge" dlsentuhkan terhadap pusat'~pen;nukaari (depan; dan dlsatusurrrbukan sebaik m",mgkin s~panjangsumbu putar. ~ Pemoacaan dUakukan pada saat "splrtdle" diputar terus menerus pada kecepatan ' rendah, dan tekanan dijaga pada arah v • yang telah ditetapkan. '-Ap.abilabentuk '''spindle''berongga, sebuah "rnandrel" berukuran penclek yal1Q metnifiki .sebuah. permukaan bidang t~gaklurus terhadap sumbu digunakan.: :Sebagai alternatif, sebuah "mandrel" yang memHiki psrmukaan ,melingkarda.pat .' digunal<an dengan se/b'uah,uj~ng""dial' . gauge" perrnukaan rata. Apabija!'spir,ldJe"­ merrifljkis~buah, pemusat.. seb~a~.,bola . . baja ~dapatdisisipkan dan: men:yentuh ujung ~.Idialgauge" permukaan rata;'."I , ,/>. ­ ,1
  • 75. Kalibrasl 80 Teo r I .1 ' --A_._.-e - ..-- f. 7.b.3.2. Penggunaan "Periodic axial slip" dapat diukur menggunakan sebuah perlengkapan yang mengijinkan sebuah gaya diberikan sepanjang sumbu, dan sebuah "dial gauge" yang ditempatkan pada sumbu yang sama, Caraini dapatdigunakan juga pada "lead screw" dan "face plate" berputar. Pada sebuah "lead screw", gaya aksial dapat diberikan dengan menggeser bagian "slide". apabila "lead screw" dihubungkan dengan mur pasangannya. Putaran horisontal "face plate" -akan sesuai disangga pada bantalan aksial melalui beratnya sendiri. -, Besar "axial slip" dapat dlcepal seoara mendekatl, melalul sebuah gaya' yang diberikan sepanjang sumbu dan ,/ menernpatkan "dial gauge" pada postsi terhadap sumbu (pada suatu jarak yang dekat terhadap sumbu). Paoa kondisi lnl,. sebuah pengujian harus dilakukan pada setiap posisi 1800 "dial gauge", dan pembacaan penyinipangan 'dilakukan secara..aljabar. Metoda yang terakhir, umurnnya , digunakan apabila pengujian p.ergeseran a.xial secara periodik dilakukan pada "spindle" mesin bubut atau frais. Contoh: pengujian dilakukan, dimana ujung,"dial gauge" disentuhkan pada permukaan "face plate" atau bagian depan". "spindle nose".
  • 76. -, Kalibrasl Te~ri , ! --=. - . -. } , .' .. ".r , ..... . . "~ ~.: " ..... r 'i . ., " . . ~.~.. •incbl :' ,-". . .,,"." '.< . ',. -'" .-~ .: ) :1~l?.4~, Toleransl . " .'. ...f " Batasminirhum ~l~ial slip" yarig,diijink8n/. " . . . . . , . ' y, ' . , ' ,:d~~flnisil<afl sebagaV bata.s)'axial- SUp~I,;, . ..• ••••• ~pm~urnm " ..,'1 '._ ~:, ·<·'-.~'sPindle" selama diputar perlahar;satu kali ", dengari:' teKanap· aksi~I_· ringan-. Suatu . ,keh~l9~~n' bahwa,.;pen9ujian:q~,aklJkan ',Q:ua'kall,dalam "arah ...teka,R.~·n -.·.yang, .,b~i1awar:ta:n., Pad~~1<Oridi~i ·ihi,.,peme~aan : .,,'-~" ,tojer~nsi padi!i'dua-~rahpengl1jlah f ~arus '-------,-:.......,:;.;....:.--.......,.-;;:...-.-~-:'""":"" :':'Qite~p>kah.. · . 'i ' , , , " ,.' -":,­ '.,', fI""', • • ,. 1. ~ I., ; . " .. '.' - -. ::--;" :>J. ': ~'I" '. ~.~' ".' -' .~.,;':,: -", >~, .. , ~, i I 'I -c:
  • 77. 82Kalibrasl Teori - ~ .' '. .' .." j ..,. , I • • ~: ....... .'>. ,. . .' .; ·'.· ...'f .,' . . . :, ~ ..., .'; ":,, . //~"!." . .e.
  • 78. ·.'.i~) ~ .Kalib",si 83­ 'Teort ' .;]": ·.f·... "" . t/:.-/" . , ";Ap~bHa-perlgujian -,bertuJ~anuntuk '>-rnengakisi'~Or!9isi alaml:"camming";j"a~a "',~rldislpe~yirnpangan 'dart permlikaan ­ ,,'"'gan_sUrrlDuharlJs df~~rSecant t~rpi~ah. ··;""P~rg~seta'n'aksiat~dari -.Suritbl.l~tla.rus"­ '4i~ur ':'s~dar~keselut4h~rt.::: Apabila )'{ace , ::;pr~te.". d;PS~S:~~~in~tehar':~p~s~r;J~ d!.im,&sIO, .,m~ka~:udlalgaug~" d.tpasatlg;·pacia·, , PC1s~i- rio,1 ap~i"pO$i$l,ftya·S4rna:·de~ ..c.'· , :,;~:p:e,tJil,as~~an'al~t Pot9qg·".~erl9;'$filan~' . ":;~:?o"Qi~n',~ij,un~':;~:dial, /09icat~r'~rd"Flak,.Y;~n'. : " :,',~PElld« pq'Sisi .~~ .dari PQ$J~! JJ~~(~n ,aKa" men~ilkani($ebuah "d~mlning nl~w" ,:~':,~:Yah9ib&$.arhYadva=kal.tiP,~r~~ran ,akSi~L' ",;:':<.,:,.0,>, _;' <.'~:' !.;,:':>' . ~"';' ,;I( ..•.,",,~.:~,3/ -, ,'/':,;, '"'.1' ~ , r ' ...:.~ o· , ; ......' .~.. " : ~
  • 79. KaU"rasi 84 Te 0 r i , ! I ' 8. PENGUJIAN KHUSUS aa, Penyimpangan divlsi ("division") Hal iru berhubungan dengan penyimpangan divisi pada skala bertingkat, rodagigi, pelat pembagi, "pitch" ulir penggerak. Secara umum penyimpangantersebut meliputi: • Penyimpangan individu divisi • Penyimpangan divisi secara berurutan • Penylrnpanqan divisi dalam interval yang ditentukan • Penyimpangan kumulatlf (atau bertingkat dalam suatu interval) • Penyimpangan total divisi 8.a.1. Penyimpangan individu divisi Penyimpangan ini merupakan perbedaan aljabar diantara besar nilal nyata dan besar nilai nominal divisi. Contoh: . (ab-a'o') untuk divisi ke dua (sebuah divisi dipertimbangkan sebaga.i jarak diantara dua urutan/pertalian garis; beberapa divisi yang membentuk sebuah interval). 8.a.2. Penyimpangan divisi secara berurutan Penyimpangan iru merupakan Renyimpangan aktual diantara dua divisi yang berurutan dan sarna dengan perbedaan aljabar dari penyimpangan individu pada dua buah divisi. Contoh: (ab-a'b'j-tbc-b'c'j-ao-bc untuk divisi ke dua secara relatif terhadap divisi ke tiga.
  • 80. Kalibrasl Teo rl 8.a.4. Penyimpangan kumulatif Penyimpangan ini merupakan perbedaan jurnlah divisi pertama "k"~dan nilai tecrms nominal penjumlahan. Titigkat dari suatu seri dapat ditentukan melalui perhitungan penjumlahan aljabar penylrnpanqan individu setiap dlvlst atau .metatui.: perbandingan posisi nyata dar; penunju~,,: 8.a.3. Penylmpangan dlvisl dalam interval yang ditentukan Penyimpangan ini merupakan besar dari jumlah (nilai absolut) dua buah nilai terbesar individu penyimpangan positif dan negatif secara interval. Contoh: amplitudo liMN" pada interval 0 sampai 6. Apabila semua penylrnpanqan memiliki tanda yang sarna pada interval yang ditentukan, maka penyimpangan divisi sama dengan nUai absolut terbesar penyimpanganindividu. 85 " . .J r 1 J J ~ s •.7 . . . . . . .' . pada alat pengukur dengan posisi yang:"'­ ada. apabila tidak tEirjadi penyimpangaH:: ­ pada divisi yang a d a . > ' : 8.a.5. Penylmpangan total divisi Penyimpangan ini merupakan jumlah besar (nilai absol.~~) dari tingkat nilai positif dan negatif terbesar yang termasuk pada interval yang ditentukan. Interval tersebut dapat berhuounqan dengan seluruh skala, ,untuk kondisi 3600 dan-amplitudo "RS". 8.a.6. Graflk yang menunjukan penyimpangan Lakukanpembagian pada skala sesuai dengan skala teoritis, dan pembagian sesuai dengan gambar di samping: -8.a.6.1. Apablla sebuah CJiagram dlgambar akan menunlukan absis sebuah seri dlvlsl dan ordinat dari penyimpangan individu. Amplitudo maksimum "MN" akan mewakili penyimpangah lokal divisi paoa Interval (J sampai 6. Pada.~-J-::-=-: ..,a· - .. ­ • seluruh sari' dari skala, D~nvimpanganlokal diwakili oleh "PH1,. I.A .~. <::(J .~
  • 81. Kalibrasl I 86PQLlTEKNIK MANUFAKTUR f--------------...I..-----IBANDUNG Teo r I /' f J'r- ., c=<1'r-J> ' It '.r~<!>w V ~tr .,.,2 1-] ).'" ",", So6 n_; / ' u>"I~d: i!1 It ~ J4 )1:1 1--_ ~".j • "' t !tr 1 J ) 4 S • 1 .. • • • .. .. ..t. .. .. • , 8.a.6.2. Apabila sebuah diagram digambar akan menunjukan absis sebuah seri divisi dan ordinat penyimpangan berurutan dari dlvlsl, maka diagram tersebut akan mengijinkan posisi penyrrnpanqan terbesar pada Interval yang ditentukan untuk ditemukan. 8.a.6.3. Apabila sebuah diagram digambarkan menunjukan aosls sebuah seri divisi dan perbedaan ordinat positif atau negatif dari posisi nyata setiap divisi yang berhubungan dengan poslsl teoritisnya, maka amplitudo maksimurn "RS" yang ditunjukan melalui diagram akan mewakili penyimpangan total divisi.
  • 83. 88Kallbrasi. Te 0 r I ":.... ""L·. S.C. IIAngular play" : IIAngular play" dari sebuah komponen bergerak didefinisikan sebagai perubahan/pergeseran sudut yang diijinRan melalui "play". yang terjadi pada " kondlsl sistem terkunci apabila kornponen ,tersebut telahdikunci. .•... ., ....";'.~. ~. .,}, ae.i. Metoda pengu~lJr~n "Contoh: pada pemeriksaan mesin bubUt .. turet, ,Penguj~an dapatdilakukan dengan '. menepatkan sebuah v'bar" denqan ,panjang yang sesual untuk rnernbantu> .'pengukuran pada ~rak yangdite'htuk~t1 "',A',."",,,,,'­. , r . . " pada pertengkap~n turet. Pada [atak -tersebut, sebuahlldial 9augell dipasang ... ::., dan',bagian ujungnya mehyentuh "bar", ",:', S~buah 'tdrsi Qitekankan' ke perlengkapan ,-, .' hJret,dalam satu :arah-,kemudiah.dalam - arah ya,ng berlawanari, dan perbedaan- '­ ..J'" - yang terjadi -akart;diketahLii rnelalut "dial" ,'" ,:gauge". Besar.dari. torsi harus dipilih-" ;'<~ " sehingga" .tidak ,m'emper'besar.i " _ ,_. ':i,pEmyimpangan ,yang" terladt karana ­ , defleksid,ari-, kornponen pada pertengkapan toret, , .. 8.c.2. Toleransl' . , i .. , .,' . . Tol~ransi.. dari''angular__play" merupasan . besartangen dari perqeeeran sudut, ! ( . M--"';;'~--" L· -'...;...... - v _ _~ ..__.. ..J.._•....•..~ _.,_ _.•.• ,•..•. ,."".•,."., . '1'---------.o.'D'_~.__a....... _......__.
  • 84. ..,­ pOllTEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG 89Kalibrasi Te 0 r I I--------------"'---~ 8.d. Kebenaran dari perlengkapan yang mernillki pembagian sudut ("angular indexing") Penyimpangan dari kebenaran merupakan deviasi menyudut diantara arah radius komponen bergerak dan arah radius yang sama, apabila setelah diputar, komponen tersebutberadapada posisl sebetulnya. 8.d.i. Metodapengukuran Pengujian dapat dilakukan den~an cara yan~ sama dengan pengujian 'angular play', menggunakan sebuah "bar" dan sebuah "dial gauge". Untuk memberikan poslst pembagian, komponen bergerak harus diputar satu putaran penuh. Perbedaan diantara pembacaan rang .. terjadi pada kondisi penguncian awa dan ... akhir merupakan penyimpangan dari kebenaran yang berhubungan dengan posisi. Pen~ukufan harus dlulangi pada .... setiap poslst pembagian. ..".' . : Apabila sebuah putaran penuh tidak dapat . dllakukan pada sebuah mesin perkakas, komponen bergerak harus diputar sejauh mung kin dan kernarnpuan putaran. Pertama diputar dalam satu arah, kemudian dalarn arah yang berlawanan untuk mengembalikan ke. posisi normalnya. Pergeseran akhir dilakukan pada arah normal dari pergerakan .kornponen. Semua pergerakan komponen harus dilakukan pada kecepatan yang sarna, dengan gaya konstan untuk setiap penguncian dan pelepasan. 8.d.2. Toleransi Toleransi dari kebenaran diwakili oleh sudut tangen dan termasuk toleransi "angular play" (pada kenyataannya, toleransi kebenaran tidak dapat ditetapkan terlepasdari toleransi "angular play").