SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
VEKTOR
Oleh:
Imroatul Aulia, S.Pd
SMAN 5 TARUNA BRAWIJAYA
JAWA TIMUR
A. Besaran Vektor
Berdasarkan nilai dan arahnya besaran fisika, terbagi dua juga yaitu
besaran skalar dan besaran vektor.
Besaran skalar diartikan sebagai besaran yang hanya memiliki nilai saja.
Contoh: massa, energi, suhu, jarak, kelajuan, dll
Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah.
Contoh: perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, tekanan, medan dll
B. Simbol Vektor
Simbol besaran vektor dinyatakan dengan huruf cetak tebal atau huruf
cetak tipis yang diberi tanda panah di atasnya.
Misalnya vektor gaya dapat dituliskan dengan simbol F atau 𝐹⃗ , tetapi
jika menyatakan besar atau nilainya saja (tidak menyertakan arahnya)
disimbolkan dengan huruf cetak tebal atau huruf cetak tipis bertanda
panah di atasnya yang diberi tanda garis mutlak atau cukup huruf cetak
tipis.
β€’ Misalnya ada pernyataan β€œbenda diberi gaya 5 N ke timur” dituliskan
dengan F = 5 N ke timur atau 𝐹⃗= 5 N ke timur
β€’ Misalnya ada pernyataan β€œbenda diberi gaya 5 N” (tanpa menyebut
arah) dituliskan dengan 𝐹= 5 N atau |𝐹⃗| = 5 N atau |𝑭| = 5 N
Sebuah vektor digambarkan sebagai
sebuah ruas garis berarah (panah)
yang mempunyai titik tangkap (titik
pangkal) sebagai tempat permulaan
vektor.
Panjang garis menunjukkan nilai
vektor dan arah panah menunjukkan
arah vektor.
Gaya F1 yang besarnya 10 N dengan
arah 60o dari barat ke utara dan gaya
F2 besarnya 20 N dengan arah ke
timur.
Gaya yang lebih besar harus digambar
dengan garis panah yang lebih
panjang.
Gambar 1. Penggambaran vektor
C. Penjumlahan Vektor
Penjumlahan besaran vektor dapat ditentukan dengan metode grafis
dan analitis.
Cara grafis dibagi menjadi dua metode yaitu metode polygon dan
metode jajaran genjang.
Metode analitis juga terbagi 2 yaitu metode rumus cosinus dan metode
urai vektor.
Vektor hasil penjumlahan disebut dengan vektor resultan
1. Metode Grafis
Untuk menentukan hasil penjumahan vektor menggunakan metode
grafis dibutuhkan alat ukur yaitu mistar dan busur derajat. Mistar
digunakan untuk mengukur panjang garis panah yang menggambarkan
nilai/besarnya vektor dan busur digunakan untuk menentukan arah
vektor.
Misalkan sebuah balok diberi gaya seperti pada gambar berikut:
Tentukan berapakah resultan vektor atau gaya total yang dialami balok?
a. Metode Polygon
Metode Polygon/segi banyak/ujung-pangkal.
Perhatikan langkah-langkah nenentukan resultan verktor dengan metode
polygon berikut:
1. Tetapkan skala, misalkan dengan skala 1 : 1 berarti gaya 3 N digambarkan
dengan anak panah sepanjang 3 cm atau misalkan dengan skala 1 : 2
berarti gaya 3 N digambar dengan anak panah sepanjang 1,5 cm.
2. Gambar vektor F1 terlebih dahulu kemudian gambar pangkal (titik
tangkap) vektor F2 berhimpit dengan dengan ujung vektor F1. Jika
banyaknya vektor yang dijumlahkan lebih dari dua, maka pangkal vektor
berikutnya dihimpitkan dengan vektor sebelumnya sampai selesai.
3. Gambarkan vektor resultan dengan membuat garis panah dari pangkal
vektor pertama ke ujung vektor terakhir. Langkah-langkah di atas jika
kalian lakukan akan dihasilkan gambar seperti berikut
Langkah-langkah di atas jika kalian lakukan akan dihasilkan gambar seperti
berikut:
Gambar 3. Menggambar vector metode polygon
Dengan mengukur panjang FR, maka didapatkan besarnya besarnya vektor
resultan dan untuk mengetahui arah vektor resultan terhadap garis
mendatar dilakukan dengan mengukur sudut ΞΈ. Praktikkan langkah di atas,
maka akan kalian dapatkan FR = 6,08 cm β‰ˆ 6,1 cm dan ΞΈβ‰ˆ 35o. Dari
penyelesaian di atas dapat disimpulkan, jika dua vektor dijumlahkan dengan
metode polygon menghasilkan segitiga. Jika 3 vektor dijumlahkan akan
menghasilkan segi empat, jika 7 vektor dijumlahkan pasti hasilnya segi 8.
Maka metode ini dikenal pula dengan metode segi banyak.
PENJUMLAHAN VEKTOR DENGAN POLIGON
A
B
C
A+B+C = …..?
A
B
C
PENJUMLAHAN VEKTOR DENGAN POLIGON
A
B
C
A+(-B)+C = …..?
A
B
C
b. Metode Jajargenjang
Metode Jajaran genjang/satu-pangkal
Perhatikan langkah-langkah nenentukan resultan verktor dengan
metode jajaran berikut:
1. Langkah pertama metode ini sama dengan metode polygon
2. Gambar vektor F1 terlebih dahulu kemudian gambar vektor F2
dengan pangkal vektor menyatu dengan pangkal vektor F1
3. Lukis bayangan F1 pada ujung vector F2 dengan panjang dan
arah yang sama dengan F1, beri nama F1’. Selanjutnya Lukis
bayangan F2 pada ujung vector F1 dengan panjang dan arah
yang sama dengan F2, beri nama F2’
4. Buat garis panah membentuk diagonal jajaran genjang dari pangkal
menuju garis perpotongan bayangan F1’ dan F2’. Beri nama garis
diagonal ini dengan nama resultan vector R
Langkah-langkah di atas jika kalian lakukan akan dihasilkan gambar
seperti berikut:
F1’
F2’
NOTE
Metode jajar genjang merupakan metode untuk menggambar vector
dimana pangkal vector saling berhimpit. Resultan vector diperoleh
dari pangkal hingga perpotongan resultan bayangan
Menggambar vector dengan metode jajargenjang tidak selalu
menghasilkan gambar bidang berbentuk jajargenjang.
Gambar jajargenjang terbentuk jika kedua vector membentuk sudut
(00 < Ο΄ < 900) dan (900 < Ο΄ < 1800) atau selain 00, 900, dan 1800
2. Metode Analisis
Menentukan resultan beberapa vektor dapat
lakukan dengan metode analisis, yaitu dengan
cara perhitungan bukan pengukuran.
Ada dua metode analitis yaitu menggunakan
rumus cosinus dan urai vektor. Untuk
menggunakan metode analitis, kalian harus
memiliki pengetahuan dasar tentang
trigonometri.
a. Rumus Aturan Kosinus dan Sinus
Rumus Cosinus dan Sinus
Rumus cosinus digunakan untuk menentukan besar vektor resultan
sedangkan rumus sinus untuk menghitung arah vektor resultannya.
Perhatikan dua vektor (v1 dan v2) dan resultannya (FR) yang digambar
dengan menggunakan metode jajaran genjang berikut:
Jika diketahui besarnya vektor v1 dan v2 dan sudut apit
keduanya Ξ±, maka besarnya vektor resultan vR dapat ditentukan
dengan rumus cosinus
dan arah vektor resultan ΞΈ1 atau ΞΈ2 dapat ditentukan dengan
rumus sinus
b. Penguraian Vektor
Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua buah vektor saling tegak lurus yang disebut
vektor komponen. Mengurai vektor dapat dilakukan dengan memproyeksikan vektor
tersebut pada sumbu koordinat X dan Y. Hasil proyeksi (uraian) vektor pada sumbu Y di
sebut komponen vektor sumbu Y demikian halnya pada sumbu X, disebut komponen vektor
sumbu X.
Berdasarkan gambar di atas didapatkan bahwa:
Komponen vektor S pada sumbu x (Sx) besarnya = 2 m
Komponen vektor S pada sumbu y (Sy) besarnya = 5 m
Untuk menentukan besarnya vektor komponen, kalian juga harus ingat
konsep dasar trigonometri, yaitu:
Ο΄
B
A
C
Dengan menerapkan konsep trigonometri, dapat ditentukan besar
masing-masing vector komponen arah sumbu x dan y
Ο΄
Ο΄
sin πœƒ =
𝑆𝑖𝑠𝑖 π·π‘’π‘π‘Žπ‘›
𝑆𝑖𝑠𝑖 π‘€π‘–π‘Ÿπ‘–π‘›π‘”
sin πœƒ =
𝑆𝑦
𝑆
𝑆𝑦 = S sin πœƒ
cos πœƒ =
𝑆𝑖𝑠𝑖 π‘†π‘Žπ‘šπ‘π‘–π‘›π‘”
𝑆𝑖𝑠𝑖 π‘€π‘–π‘Ÿπ‘–π‘›π‘”
cos πœƒ =
𝑆π‘₯
𝑆
𝑆π‘₯ = S cos πœƒ
Besar masing-masing vector komponen arah sumbu x dan y
Ο΄
𝑆π‘₯ = S cos πœƒ
𝑆𝑦 = S sin πœƒ
Menjumlahkan Vektor dengan Metode Urai
Vektor
Pada kegiatan pembelajaran 1 telah diuraiakan bagaimana menentukan hasil
penjumlahan vektor, diantaranya yaitu dengan rumus cosinus. Rumus cosinus terbatas
unruk menentukan hasil penjumlahan 2 vektor. Untuk menjumlahkan vektor yang
lebih dari dua lebih efektif menggunakan metode urai vektor. Prosedur menentukan
hasil jumlah vektor menggunakan metode urai vektor adalah:
1) Gambarkan semua vektor yang akan dijumlahkan pada kooordinat sumbu X dan Y
dan letakkan semua titik tangkap vektor (pangkal vektor) di pusat koordinat.
2) Uraikan vektor yang tidak berhimpit dengan sumbu X atau Y, selanjutnya tentukan
nilai tiap komponennya.
3) Tentukan resultan vektor pada sumbu X dan resultan vektor pada sumbu Y
4) Tentukan besar dan arah resultan akhirnya. Untuk memudahkan, gambar terlebih
dahulu resultan vektor pada sumbu X dan resultan vektor pada sumbu Y yang
didapatkan pada langkah ke-3.
Tentukan besar penjumlahan
Vektor dengan metode urai!
600
300
x
y
A
B
C
600
300
x
y
A
B
C
Ax
Ay
Bx
By
𝐴π‘₯ = 𝐴 cos 600
𝐴𝑦 = 𝐴 sin 600
𝐡π‘₯ = 𝐡 cos 300
𝐡𝑦 = 𝐡 sin 300
𝐢π‘₯ = 𝐢 cos 900
𝐢𝑦 = 𝐢 sin 900
Resultan vektor pada sumbu X dan resultan vektor pada sumbu Y
𝑋 = 𝐴𝑋 - 𝐡𝑋
π‘Œ = π΄π‘Œ + π΅π‘Œ βˆ’ πΆπ‘Œ
Resultan akhir
𝑅 = 𝑋
2
+ π‘Œ
2

More Related Content

What's hot

Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMdenson siburian
Β 
Fungsi invers-trigonometri
Fungsi invers-trigonometriFungsi invers-trigonometri
Fungsi invers-trigonometriPangeran Khodock
Β 
Osilasi fisika dasar 1
Osilasi fisika dasar 1Osilasi fisika dasar 1
Osilasi fisika dasar 1RifkaNurbayti
Β 
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPADistribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPAMuhammad Arif
Β 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapagus_budiarto
Β 
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi BooleanPenyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi BooleanFahrul Razi
Β 
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilMateri vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilRizky Islami
Β 
Vektor Matematika Peminatan
Vektor Matematika PeminatanVektor Matematika Peminatan
Vektor Matematika PeminatanMaisyah Wanda
Β 
Integral Fungsi Trigonometri
Integral Fungsi TrigonometriIntegral Fungsi Trigonometri
Integral Fungsi TrigonometriAna Sugiyarti
Β 
PPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptx
PPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptxPPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptx
PPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptxderistysabrinaap
Β 
Statistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TIStatistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TIsri sayekti
Β 
Grup simetri dan grup siklik
Grup simetri dan grup siklikGrup simetri dan grup siklik
Grup simetri dan grup siklikSholiha Nurwulan
Β 
20. soal soal vektor
20. soal soal vektor20. soal soal vektor
20. soal soal vektorDian Fery Irawan
Β 
120 soal dan pembahasan limit fungsi trigonometri
120 soal dan pembahasan limit fungsi trigonometri120 soal dan pembahasan limit fungsi trigonometri
120 soal dan pembahasan limit fungsi trigonometriMuhammad Arif
Β 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaKelinci Coklat
Β 

What's hot (20)

Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Β 
Fungsi invers-trigonometri
Fungsi invers-trigonometriFungsi invers-trigonometri
Fungsi invers-trigonometri
Β 
Osilasi fisika dasar 1
Osilasi fisika dasar 1Osilasi fisika dasar 1
Osilasi fisika dasar 1
Β 
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPADistribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Β 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
Β 
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi BooleanPenyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Β 
Sifat gelombang de broglie
Sifat gelombang de broglieSifat gelombang de broglie
Sifat gelombang de broglie
Β 
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilMateri vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
Β 
Vektor Matematika Peminatan
Vektor Matematika PeminatanVektor Matematika Peminatan
Vektor Matematika Peminatan
Β 
Integral Fungsi Trigonometri
Integral Fungsi TrigonometriIntegral Fungsi Trigonometri
Integral Fungsi Trigonometri
Β 
Ursula
UrsulaUrsula
Ursula
Β 
matriks elementer dan invers
matriks elementer dan inversmatriks elementer dan invers
matriks elementer dan invers
Β 
PPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptx
PPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptxPPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptx
PPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptx
Β 
Statistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TIStatistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TI
Β 
Grup simetri dan grup siklik
Grup simetri dan grup siklikGrup simetri dan grup siklik
Grup simetri dan grup siklik
Β 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
Β 
20. soal soal vektor
20. soal soal vektor20. soal soal vektor
20. soal soal vektor
Β 
120 soal dan pembahasan limit fungsi trigonometri
120 soal dan pembahasan limit fungsi trigonometri120 soal dan pembahasan limit fungsi trigonometri
120 soal dan pembahasan limit fungsi trigonometri
Β 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
Β 
Polinomial
PolinomialPolinomial
Polinomial
Β 

Similar to VEKTOR

tugas matematika peminatan sma ypi tunas bangsa palembang
tugas matematika peminatan  sma ypi tunas bangsa palembangtugas matematika peminatan  sma ypi tunas bangsa palembang
tugas matematika peminatan sma ypi tunas bangsa palembangmiftahul jannah
Β 
BAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTORBAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTORMAFIA '11
Β 
Materi vektor pada bidang kelas XI SMA Fase F
Materi vektor pada bidang kelas XI SMA Fase FMateri vektor pada bidang kelas XI SMA Fase F
Materi vektor pada bidang kelas XI SMA Fase FRenitaPutriLestari
Β 
VECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKA
VECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKAVECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKA
VECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKAseaaln
Β 
vektor.pptx
vektor.pptxvektor.pptx
vektor.pptxAkunAmbis5
Β 
Fisika Kelas X Vektor
Fisika Kelas X  Vektor Fisika Kelas X  Vektor
Fisika Kelas X Vektor Farshal r
Β 
Modul kelas x unit 2 vektor
Modul kelas x unit 2 vektorModul kelas x unit 2 vektor
Modul kelas x unit 2 vektorEKO SUPRIYADI
Β 
Modul kelas x unit 2 vektor
Modul kelas x unit 2 vektorModul kelas x unit 2 vektor
Modul kelas x unit 2 vektorEko Supriyadi
Β 
Modul kelas x unit 2 vektor
Modul kelas x unit 2 vektorModul kelas x unit 2 vektor
Modul kelas x unit 2 vektorEko Supriyadi
Β 
Penjumlahan Vektor
Penjumlahan VektorPenjumlahan Vektor
Penjumlahan VektorSaffanahpertiwi
Β 
fisika3.docx fisika fisika fisika fisika
fisika3.docx fisika fisika fisika fisikafisika3.docx fisika fisika fisika fisika
fisika3.docx fisika fisika fisika fisikaarifrahman87863
Β 
Bab 2 Vektor
Bab 2 VektorBab 2 Vektor
Bab 2 VektorMustahal SSi
Β 
Tugas matematika(ipa)
Tugas matematika(ipa)Tugas matematika(ipa)
Tugas matematika(ipa)kelompok 5 xipa1
Β 
Tugas matematika peminatan 1
Tugas matematika peminatan 1Tugas matematika peminatan 1
Tugas matematika peminatan 1nico popo
Β 
Penjumlahan vektor bagian 1
Penjumlahan vektor bagian 1Penjumlahan vektor bagian 1
Penjumlahan vektor bagian 1Taufiq Fariz
Β 
Vektor (1).ppsx
Vektor (1).ppsxVektor (1).ppsx
Vektor (1).ppsxssuser03a9f9
Β 

Similar to VEKTOR (20)

tugas matematika peminatan sma ypi tunas bangsa palembang
tugas matematika peminatan  sma ypi tunas bangsa palembangtugas matematika peminatan  sma ypi tunas bangsa palembang
tugas matematika peminatan sma ypi tunas bangsa palembang
Β 
BAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTORBAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTOR
Β 
Materi vektor pada bidang kelas XI SMA Fase F
Materi vektor pada bidang kelas XI SMA Fase FMateri vektor pada bidang kelas XI SMA Fase F
Materi vektor pada bidang kelas XI SMA Fase F
Β 
VECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKA
VECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKAVECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKA
VECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKA
Β 
vektor.pptx
vektor.pptxvektor.pptx
vektor.pptx
Β 
Fisika Kelas X Vektor
Fisika Kelas X  Vektor Fisika Kelas X  Vektor
Fisika Kelas X Vektor
Β 
Modul kelas x unit 2 vektor
Modul kelas x unit 2 vektorModul kelas x unit 2 vektor
Modul kelas x unit 2 vektor
Β 
Kelompok 1 vektor
Kelompok 1 vektorKelompok 1 vektor
Kelompok 1 vektor
Β 
Modul kelas x unit 2 vektor
Modul kelas x unit 2 vektorModul kelas x unit 2 vektor
Modul kelas x unit 2 vektor
Β 
Modul kelas x unit 2 vektor
Modul kelas x unit 2 vektorModul kelas x unit 2 vektor
Modul kelas x unit 2 vektor
Β 
Vektor
VektorVektor
Vektor
Β 
Unit 2.pptx
Unit 2.pptxUnit 2.pptx
Unit 2.pptx
Β 
Vektor
VektorVektor
Vektor
Β 
Penjumlahan Vektor
Penjumlahan VektorPenjumlahan Vektor
Penjumlahan Vektor
Β 
fisika3.docx fisika fisika fisika fisika
fisika3.docx fisika fisika fisika fisikafisika3.docx fisika fisika fisika fisika
fisika3.docx fisika fisika fisika fisika
Β 
Bab 2 Vektor
Bab 2 VektorBab 2 Vektor
Bab 2 Vektor
Β 
Tugas matematika(ipa)
Tugas matematika(ipa)Tugas matematika(ipa)
Tugas matematika(ipa)
Β 
Tugas matematika peminatan 1
Tugas matematika peminatan 1Tugas matematika peminatan 1
Tugas matematika peminatan 1
Β 
Penjumlahan vektor bagian 1
Penjumlahan vektor bagian 1Penjumlahan vektor bagian 1
Penjumlahan vektor bagian 1
Β 
Vektor (1).ppsx
Vektor (1).ppsxVektor (1).ppsx
Vektor (1).ppsx
Β 

Recently uploaded

PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
Β 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
Β 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
Β 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
Β 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
Β 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
Β 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
Β 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
Β 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
Β 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
Β 

Recently uploaded (10)

PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
Β 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Β 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Β 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Β 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
Β 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
Β 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
Β 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Β 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Β 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
Β 

VEKTOR

  • 1. VEKTOR Oleh: Imroatul Aulia, S.Pd SMAN 5 TARUNA BRAWIJAYA JAWA TIMUR
  • 2. A. Besaran Vektor Berdasarkan nilai dan arahnya besaran fisika, terbagi dua juga yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar diartikan sebagai besaran yang hanya memiliki nilai saja. Contoh: massa, energi, suhu, jarak, kelajuan, dll Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Contoh: perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, tekanan, medan dll
  • 3. B. Simbol Vektor Simbol besaran vektor dinyatakan dengan huruf cetak tebal atau huruf cetak tipis yang diberi tanda panah di atasnya. Misalnya vektor gaya dapat dituliskan dengan simbol F atau 𝐹⃗ , tetapi jika menyatakan besar atau nilainya saja (tidak menyertakan arahnya) disimbolkan dengan huruf cetak tebal atau huruf cetak tipis bertanda panah di atasnya yang diberi tanda garis mutlak atau cukup huruf cetak tipis. β€’ Misalnya ada pernyataan β€œbenda diberi gaya 5 N ke timur” dituliskan dengan F = 5 N ke timur atau 𝐹⃗= 5 N ke timur β€’ Misalnya ada pernyataan β€œbenda diberi gaya 5 N” (tanpa menyebut arah) dituliskan dengan 𝐹= 5 N atau |𝐹⃗| = 5 N atau |𝑭| = 5 N
  • 4. Sebuah vektor digambarkan sebagai sebuah ruas garis berarah (panah) yang mempunyai titik tangkap (titik pangkal) sebagai tempat permulaan vektor. Panjang garis menunjukkan nilai vektor dan arah panah menunjukkan arah vektor. Gaya F1 yang besarnya 10 N dengan arah 60o dari barat ke utara dan gaya F2 besarnya 20 N dengan arah ke timur. Gaya yang lebih besar harus digambar dengan garis panah yang lebih panjang. Gambar 1. Penggambaran vektor
  • 5. C. Penjumlahan Vektor Penjumlahan besaran vektor dapat ditentukan dengan metode grafis dan analitis. Cara grafis dibagi menjadi dua metode yaitu metode polygon dan metode jajaran genjang. Metode analitis juga terbagi 2 yaitu metode rumus cosinus dan metode urai vektor. Vektor hasil penjumlahan disebut dengan vektor resultan
  • 6. 1. Metode Grafis Untuk menentukan hasil penjumahan vektor menggunakan metode grafis dibutuhkan alat ukur yaitu mistar dan busur derajat. Mistar digunakan untuk mengukur panjang garis panah yang menggambarkan nilai/besarnya vektor dan busur digunakan untuk menentukan arah vektor. Misalkan sebuah balok diberi gaya seperti pada gambar berikut: Tentukan berapakah resultan vektor atau gaya total yang dialami balok?
  • 7. a. Metode Polygon Metode Polygon/segi banyak/ujung-pangkal. Perhatikan langkah-langkah nenentukan resultan verktor dengan metode polygon berikut: 1. Tetapkan skala, misalkan dengan skala 1 : 1 berarti gaya 3 N digambarkan dengan anak panah sepanjang 3 cm atau misalkan dengan skala 1 : 2 berarti gaya 3 N digambar dengan anak panah sepanjang 1,5 cm. 2. Gambar vektor F1 terlebih dahulu kemudian gambar pangkal (titik tangkap) vektor F2 berhimpit dengan dengan ujung vektor F1. Jika banyaknya vektor yang dijumlahkan lebih dari dua, maka pangkal vektor berikutnya dihimpitkan dengan vektor sebelumnya sampai selesai. 3. Gambarkan vektor resultan dengan membuat garis panah dari pangkal vektor pertama ke ujung vektor terakhir. Langkah-langkah di atas jika kalian lakukan akan dihasilkan gambar seperti berikut
  • 8. Langkah-langkah di atas jika kalian lakukan akan dihasilkan gambar seperti berikut: Gambar 3. Menggambar vector metode polygon Dengan mengukur panjang FR, maka didapatkan besarnya besarnya vektor resultan dan untuk mengetahui arah vektor resultan terhadap garis mendatar dilakukan dengan mengukur sudut ΞΈ. Praktikkan langkah di atas, maka akan kalian dapatkan FR = 6,08 cm β‰ˆ 6,1 cm dan ΞΈβ‰ˆ 35o. Dari penyelesaian di atas dapat disimpulkan, jika dua vektor dijumlahkan dengan metode polygon menghasilkan segitiga. Jika 3 vektor dijumlahkan akan menghasilkan segi empat, jika 7 vektor dijumlahkan pasti hasilnya segi 8. Maka metode ini dikenal pula dengan metode segi banyak.
  • 9. PENJUMLAHAN VEKTOR DENGAN POLIGON A B C A+B+C = …..? A B C
  • 10. PENJUMLAHAN VEKTOR DENGAN POLIGON A B C A+(-B)+C = …..? A B C
  • 11. b. Metode Jajargenjang Metode Jajaran genjang/satu-pangkal Perhatikan langkah-langkah nenentukan resultan verktor dengan metode jajaran berikut: 1. Langkah pertama metode ini sama dengan metode polygon 2. Gambar vektor F1 terlebih dahulu kemudian gambar vektor F2 dengan pangkal vektor menyatu dengan pangkal vektor F1 3. Lukis bayangan F1 pada ujung vector F2 dengan panjang dan arah yang sama dengan F1, beri nama F1’. Selanjutnya Lukis bayangan F2 pada ujung vector F1 dengan panjang dan arah yang sama dengan F2, beri nama F2’ 4. Buat garis panah membentuk diagonal jajaran genjang dari pangkal menuju garis perpotongan bayangan F1’ dan F2’. Beri nama garis diagonal ini dengan nama resultan vector R
  • 12. Langkah-langkah di atas jika kalian lakukan akan dihasilkan gambar seperti berikut: F1’ F2’
  • 13. NOTE Metode jajar genjang merupakan metode untuk menggambar vector dimana pangkal vector saling berhimpit. Resultan vector diperoleh dari pangkal hingga perpotongan resultan bayangan Menggambar vector dengan metode jajargenjang tidak selalu menghasilkan gambar bidang berbentuk jajargenjang. Gambar jajargenjang terbentuk jika kedua vector membentuk sudut (00 < Ο΄ < 900) dan (900 < Ο΄ < 1800) atau selain 00, 900, dan 1800
  • 14. 2. Metode Analisis Menentukan resultan beberapa vektor dapat lakukan dengan metode analisis, yaitu dengan cara perhitungan bukan pengukuran. Ada dua metode analitis yaitu menggunakan rumus cosinus dan urai vektor. Untuk menggunakan metode analitis, kalian harus memiliki pengetahuan dasar tentang trigonometri.
  • 15. a. Rumus Aturan Kosinus dan Sinus Rumus Cosinus dan Sinus Rumus cosinus digunakan untuk menentukan besar vektor resultan sedangkan rumus sinus untuk menghitung arah vektor resultannya. Perhatikan dua vektor (v1 dan v2) dan resultannya (FR) yang digambar dengan menggunakan metode jajaran genjang berikut:
  • 16. Jika diketahui besarnya vektor v1 dan v2 dan sudut apit keduanya Ξ±, maka besarnya vektor resultan vR dapat ditentukan dengan rumus cosinus dan arah vektor resultan ΞΈ1 atau ΞΈ2 dapat ditentukan dengan rumus sinus
  • 17. b. Penguraian Vektor Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua buah vektor saling tegak lurus yang disebut vektor komponen. Mengurai vektor dapat dilakukan dengan memproyeksikan vektor tersebut pada sumbu koordinat X dan Y. Hasil proyeksi (uraian) vektor pada sumbu Y di sebut komponen vektor sumbu Y demikian halnya pada sumbu X, disebut komponen vektor sumbu X. Berdasarkan gambar di atas didapatkan bahwa: Komponen vektor S pada sumbu x (Sx) besarnya = 2 m Komponen vektor S pada sumbu y (Sy) besarnya = 5 m
  • 18. Untuk menentukan besarnya vektor komponen, kalian juga harus ingat konsep dasar trigonometri, yaitu: Ο΄ B A C
  • 19. Dengan menerapkan konsep trigonometri, dapat ditentukan besar masing-masing vector komponen arah sumbu x dan y Ο΄ Ο΄ sin πœƒ = 𝑆𝑖𝑠𝑖 π·π‘’π‘π‘Žπ‘› 𝑆𝑖𝑠𝑖 π‘€π‘–π‘Ÿπ‘–π‘›π‘” sin πœƒ = 𝑆𝑦 𝑆 𝑆𝑦 = S sin πœƒ cos πœƒ = 𝑆𝑖𝑠𝑖 π‘†π‘Žπ‘šπ‘π‘–π‘›π‘” 𝑆𝑖𝑠𝑖 π‘€π‘–π‘Ÿπ‘–π‘›π‘” cos πœƒ = 𝑆π‘₯ 𝑆 𝑆π‘₯ = S cos πœƒ
  • 20. Besar masing-masing vector komponen arah sumbu x dan y Ο΄ 𝑆π‘₯ = S cos πœƒ 𝑆𝑦 = S sin πœƒ
  • 21. Menjumlahkan Vektor dengan Metode Urai Vektor Pada kegiatan pembelajaran 1 telah diuraiakan bagaimana menentukan hasil penjumlahan vektor, diantaranya yaitu dengan rumus cosinus. Rumus cosinus terbatas unruk menentukan hasil penjumlahan 2 vektor. Untuk menjumlahkan vektor yang lebih dari dua lebih efektif menggunakan metode urai vektor. Prosedur menentukan hasil jumlah vektor menggunakan metode urai vektor adalah: 1) Gambarkan semua vektor yang akan dijumlahkan pada kooordinat sumbu X dan Y dan letakkan semua titik tangkap vektor (pangkal vektor) di pusat koordinat. 2) Uraikan vektor yang tidak berhimpit dengan sumbu X atau Y, selanjutnya tentukan nilai tiap komponennya. 3) Tentukan resultan vektor pada sumbu X dan resultan vektor pada sumbu Y 4) Tentukan besar dan arah resultan akhirnya. Untuk memudahkan, gambar terlebih dahulu resultan vektor pada sumbu X dan resultan vektor pada sumbu Y yang didapatkan pada langkah ke-3.
  • 22. Tentukan besar penjumlahan Vektor dengan metode urai! 600 300 x y A B C
  • 23. 600 300 x y A B C Ax Ay Bx By 𝐴π‘₯ = 𝐴 cos 600 𝐴𝑦 = 𝐴 sin 600 𝐡π‘₯ = 𝐡 cos 300 𝐡𝑦 = 𝐡 sin 300 𝐢π‘₯ = 𝐢 cos 900 𝐢𝑦 = 𝐢 sin 900
  • 24. Resultan vektor pada sumbu X dan resultan vektor pada sumbu Y 𝑋 = 𝐴𝑋 - 𝐡𝑋 π‘Œ = π΄π‘Œ + π΅π‘Œ βˆ’ πΆπ‘Œ Resultan akhir 𝑅 = 𝑋 2 + π‘Œ 2