Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, pengembangan Sistem Informasi dan implemantasinya pada organsasi perusahaan disertai dengan contoh kasusnya, 2018.
Tugas ini membahas pengembangan dan implementasi sistem informasi pada perusahaan Shuttle Express untuk mendukung strategi bisnis dan kompetitifnya. Sistem informasi semula bersifat internal diubah menjadi terbuka untuk melayani pemesanan secara online, meningkatkan efisiensi dan kepuasan pelanggan. Tulisan ini bertujuan memahami manfaat sistem informasi bagi perusahaan dalam mencapai keunggulan bisnis.
SIM, OCTHAVIANI ARBANIYA, HAPZI ALI, IMPLEMENTASI SISTEMI NFORMASI PADA BLUE ...
Similar to Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, pengembangan Sistem Informasi dan implemantasinya pada organsasi perusahaan disertai dengan contoh kasusnya, 2018.
Similar to Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, pengembangan Sistem Informasi dan implemantasinya pada organsasi perusahaan disertai dengan contoh kasusnya, 2018. (20)
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, pengembangan Sistem Informasi dan implemantasinya pada organsasi perusahaan disertai dengan contoh kasusnya, 2018.
1. Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO
MIHADI, pengembangan Sistem Informasi dan implemantasinya pada
organsasi perusahaan disertai dengan contoh kasusnya, 2018.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran utama aplikasi sistem informasi dalam bisnis adalah untuk memberikan dukungan efektif
atas strategi perusahaan agar dapat memperoleh keunggulan kompetitif. Peran strategis sistem
informasi melibatkan penggunaan tehnologi informasi adalah untuk mengembangkan berbagai
produk, layanan dan kemampuan yang dapat memberikan keunggulan yang besar bagi
perusahaan atas tekanan kompetitif dalam pasar global. Hal ini menciptakan sistem informasi
strategis yang mendukung atau membentuk posisi kompetitif dan strategi dari perusahaan bisnis.
Dengan kata lain, perpaduan sistem informasi dengan tehnologi informasi dapat membantu
organisasi dalam hal:
1. Memperoleh keunggulan kompetitif
2. Mengurang kelemahan kompetitif
3. Memenuhi tujuan srategis perusahaan
Perusahaan dapat bertahan hidup dan berhasil dalam jangka panjang hanya jika perusahaan
tersebut berhasil mengembangkan strategi untuk menghadapi tekanan kompetitif yang
membentuk struktur persaingan dalam dunia usaha.
Dalam model klasik Michael Porter mengenai strategi kompetitif, Bisnis apapun yang ingin
bertahan hidup dan berhasil harus mengembangkan dan mengimplementasikan berbagai strategi
untuk secara efektif mengatasi:
1. Persaingan dari para pesaing dalam industrinya
2. Ancaman pemain baru dalam industri dan pasarnya
3. Ancaman yang dihadapi karena adanya produk pengganti yang dapat mengambil pangsa
pasar
4. Daya tawar pelanggan
5. Daya tawar pemasok.
2. Dalam menerapkan strategi bisnis yang kompetitif, perlunya penerapan system informasi bagi
perusahaan. Karena sistem informasi memiliki peran strategis antara lain:
v Hasil potensial dari penggunaan strategi sistem informasi Meningkatkan efisiensi operasional
v Memperkenalkan inovasi bisnis
v Membangun sumber informasi strategis
v Meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya operasi produksi atau jasa baru
v Meningkatkan kualitas dan fitur produk serta jasa.
v Meningkatkan proses operasional dan lingkungan kerja. Yang efektif dan efisien.
Shuttle Express merupakan perusahaan yang bergerak di bidang transportasi darat yang Pada
awal bisnisnya, Shuttle Express hanya menggunakan sistem informasi secara manual yang
kemudian berkembang menggunakan komputer namun dengan tehnologi yang masih terbatas.
Pada tahun 1995 Shuttle Express hanya menggunakan PC yang didukung oleh aplikasi
pengolahan data base. Namun seiring tuntutan pelanggan yang telah memiliki kepercayaan dan
kepuasan terhadap layanan Shuttle Express, dan dalam upaya untuk meningkatkan kualitas
layanan serta strategi kompetitif dalam dunia usaha, Shuttle Express mengubah sistem informasi
yang semula bersifat internal menjadi bersifat “in and out”. Yaitu menerapkan system informasi
pada semua kegiatan bisnis termasuk kegiatan pemesanan baik oleh 1 konsumen maupun banyak
konsumen secara on line dalam waktu yang bersamaan. Hal ini membawa dampak keunggulan
yang sangat besar bagi Shuttle Express. Seluruh kegiatan operasional perusahaan berjalan secara
efektif dan efisien serta memberikan kepuasan yang tinggi bagi para pengguna jasa.
B. Perumusan Masalah.
Tantangan yang dihadapi Shuttle Express untuk memberikan layanan jasa secara cepat dan tepat
dalam setiap kegiatan bisnis baik yang bersifat operasional maupun internal
(penjadwalan dan pengelolaan data base),dalam memberikan kepuasan bagi para
pelanggan/pengguna jasa, mendorong shuttle Express untuk menerapkan strategi sistem
informasi dalam upaya mengakomodasikan kebutuhan perusahaan untuk dapat beroperasi secara
efektif dan efisien.
3. C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk lebih memahami Pengertian Sistem Informasi dan manfaatnya
bagi perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif dalam dunia usaha.
PEMBAHASAN
A. LandasanTeori
1. Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2010) pengertian sistem secara sederhana adalah kumpulan komponen yang
saling berhubungan dengan batas definisi yang jelas, bekerja bersama untuk mencapai tujuan
umum. Sistem Informasi adalah kombinasi teroganisir dari manusia, hardware, software,
jaringan komunikasi, sumber data, dan prosedur yang menyimpan, mengubah, dan menyebarkan
informasi dalam sebuah organisasi.
2. Komponen SistemInformasi
Model sistem informasi (Gambar 1) menggambarkan kerangka konseptual tentang komponen
utama dan aktivitas sistem informasi. Sebuah sistem informasi bergantung pada sumber daya
manusia (pengguna akhir dan spesialis), hardware (mesin dan media), software (program dan
prosedur), data (data dan basis pengetahuan), dan jaringan (media komunikasi dan dukungan
jaringan) untuk melakukan aktivitas input, processing, output, storage, dan control yang
mentransformasi sumber daya data kedalam produk informasi. Model sistem informasi
membantu mengikat antara komponen utama dan aktivitas dari semua jenis sistem informasi. Hal
ini menjadi sebuah kerangka kerja yang menekankan pada empat konsep utama, yaitu :
a. Manusia, hardware, software, data, network yang merupakan 5 sumber daya utama dari
sistem informasi
b. Sumber daya manusia termasuk pengguna dan spesialis, sumber daya hardware terdiri dari
mesin dan media, sumber daya software terdiri dari program dan prosedur, sumber daya data
terdiri dari data dan basis pengetahuan, dan sumber daya network terdiri dari media komunikasi
dan jaringan.
4. c. Sumber daya data ditransformasi melalui aktivitas proses informasi kedalam berbagai
produk informasi bagi pengguna akhir.
d. Proses informasi yang terdiri dari kegiatan sistem dasar yaitu input, processing, output,
storage, dan control.
3. Sumber Daya Sistem Informasi
Sebuah sistem informasi terdiri dari 5 jenis sumber daya utama, yaitu :
a. Sumber Daya Manusia
ü Pengguna akhir ( Pengguna atau klien )
Pengguna adalah orang yang menggunakan produk sistem informasi atau informasi. Mereka
dapat menjadi pelanggan, sales, insinyur, pramuniaga, akuntan, atau manajer dan ditemukan
pada semua level organisasi. Pada kenyataannya, sebagian besar dari kita adalah pengguna akhir
sistem informasi. Banyak dari pengguna akhir dibisnis adalah knowledge workers yang
merupakan orang yang menghabiskan banyak waktu mereka mengkomunikasikan dan
mengkolaborasikan ditim atau kelompok kerja untuk menciptakan, menggunakan, dan
mendistribusikan informasi.
ü Spesialis sistem informasi
Spesialis adalah orang yang mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi. Mereka
adalah sistem analis, pengembang software, operator sistem, teknikal, dan manajerial lainnya.
Singkatnya sistem informasi berdasarkan permintaan pengguna akhir lalu pengembang software
menciptakan program komputer berdasarkan spesifikasi sistem analis, dan operator sistem
membantu memonitor dan mengoperasikan sistem komputer dan jaringan yang besar.
b. Sumber Daya Hardware
Konsep sumber daya hardware termasuk semua peralatan fisik dan material yang digunakan
dalam proses informasi. Secara khusus, tidak hanya mesin dan komputer serta peralatan lainnya,
tetapi juga semua media data berupa objek berwujud yang dicatat dari lembar kertas ke disket
optik atau magnetik. Contoh hardware komputer berdasarkan sistem informasi adalah :
· Sistem komputer
· Perangkat komputer
5. c. Sumber Daya Software
Sumber daya software termasuk semua kelompok intruksi pengolahan informasi. Konsep umum
perangkat lunak tidak hanya mencakup intruksi pengoperasian yang disebut program, yang
secara langsung mengontrol hardware computer, tetapi juga intruksi pengolahan informasi yang
disebut prosedur. Berikut contoh sumber daya software :
· Software sistem, seperti program sistem operasi yang mengontrol dan mendukung operasi
sistem komputer. Microsoft Windows adalah contoh dari sistem operasi komputer yang terkenal.
· Software aplikasi, merupakan program yang langsung memproses penggunaan komputer
oleh pengguna akhir. Contohnya, analisis sales, upah, dan program pengolahan kata.
· Prosedur, merupakan intruksi operasi bagi orang yang akan menggunakan sebuah sistem
informasi.
d. Sumber Daya Data
Pengertian data lebih daripada raw material pada sistem informasi. Konsep sumber daya data
diperluas oleh manajer dan para professional sistem informasi. Mereka menyadari bahwa data
merupakan sumber daya organisasi yang berharga. Konsep data sebagai sumber daya organisasi
dihasilkan dalam berbagai perubahan di organisasi modern. Sebelumnya data diambil hasil dari
hasil transaksi umum, namun saat ini data disimpan, diproses, dan dianalisis menggunakan
aplikasi software canggih yang mengaitkan hubungan kompleks antara penjualan, pelanggan,
kompetitor, dan pasar.
Data bisa berbagai bentuk, termasuk data alfa numerik yang terdiri dari angka, kata, dan karakter
lainnya yang menjelaskan transaksi bisnis dan peristiwa lainnya; data teks yang terdiri dari
kalimat dan paragraph dan ditulis dalam komunikasi tertulis; data gambar seperti grafik,
fotografi, dan gambar video, data audio, termasuk suara manusia dan suara lainnya.
Sumber daya data pada sistem informasi biasanya diorganisir, disimpan, dan diakses oleh
berbagai teknologi manajemen sumber daya data kedalam :
· Database yang menyimpan pengolahan dan pengorganisasian data
· Basis pengetahuan yang menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuk seperti fakta,
aturan, dan contoh kasus mengenai praktik bisnis yang sukses.
e. Sumber Daya Jaringan
Teknologi komunikasi dan jaringan seperti internet, intranet, dan extranet merupakan hal yang
penting terhadap kesuksesan bisnis dan perdagangan komersial dari seluruh jenis organisasi dan
komputer organisasi berdasarkan sistem informasi. Jaringan telekomunikasi terdiri dari
komputer, prosesor komunikasi, dan alat lainnya yang dihubungkan oleh media komunikasi dan
6. dikontrol oleh software komunikasi. Konsep sumber daya jaringan menekankan bahwa teknologi
komunikasi dan jaringan merupakan komponen sumber daya yang mendasar dari semua sistem
informasi. Sumber daya jaringan termasuk :
· Media Komunikasi. Contohnya kabel fiber optik, microwave, selular, teknologi wireless
satelite.
· Infrastruktur Jaringan. Kategori umum ini menekankan bahwa banyak hardware, software,
dan teknologi data dibutuhkan mendukung operasi dan penggunaan jaringan komunikasi. Contoh
prosesor komunikasi adalah modem dan prosesor internetwork, dan software kontrol
komunikasi, seperti sistem operasi jaringan, dan paket browsing internet.
4. Aktivitas Sistem Informasi
Terdapat 5 aktivitas dasar pengolahan informasi dalam sistem informasi, yaitu:
a. Sumber Daya Input Data (Input)
Data mengenai transaksi bisnis dan transaksi lainnya harus diambil dan disiapkan untuk diproses
dengan kegiatan dasar entri data merekam dan mengedit. Pengguna akhir biasanya merekam data
tentang transaksi pada beberapa jenis medium fisik, seperti paper, atau memasukkan secara
langsung kedalam sistem komputer. Hal ini biasanya termasuk berbagai kegiatan mengedit untuk
memastikan bahwa data yang telah dicatat benar. Saat data dimasukkan harus ditransfer kedalam
machine readable media, seperti disket atau tape hingga saat pemrosesan.
b. Pemrosesan Data kedalam Informasi (Processing)
Data biasanya dimanipulasi dengan kegiatan kalkulasi, perbandingan, pengurutan, klasifikasi,
dan penjumlahan. Kegiatan mengorganisasi, menganalisis, dan memanipulasi data lalu
mengkonversi data kedalam informasi oleh pengguna akhir. Kualitas data disimpan dalam sistem
informasi dan harus dijaga dengan proses koreksi dan pembaharuan (updating) secara terus-
menerus.
c. Output Produk Informasi (Output)
Informasi dalam berbagai bentuk ditransmisi ke pengguna akhir dan membuat ketersediaan
dalam kegiatan output. Tujuan sistem informasi adalah menghasilkan produk informasi yang
tepat bagi pengguna akhir. Produk informasi yang umum adalah tampilan video, dokumen
kertas, dan balasan audio yang menyediakan pesan, formulir, laporan, daftar, tampilan grafik, dll.
d. Penyimpanan Data, Model, dan Pengetahuan Sumber Daya (Storage)
7. Penyimpanan adalah sistem komponen utama dari sistem informasi. Penyimpanan merupakan
kegiatan sistem informasi yang mana sumber daya data dan informasi disimpan dalam sebuah
cara pengorganisasian untuk selanjutnya dipergunakan. Sumber daya data dan informasi yang
penting dari sebuah organisasi biasanya disimpan oleh sistem informasi dalam bentuk berikut :
· Database, yaitu proses penyimpanan dan organisasi data yang dibutuhkan oleh perusahaan
dan pengguna akhir.
· Basis Model, yaitu menyimpan model konseptual, matematik, dan logika yang
menyatakan hubungan bisnis, perhitungan rutin, atau teknik analisis.
· Basis Pengetahuan, yaitu menyimpan pengetahuan berupa subjek dalam berbagai bentuk
seperti fakta atau peraturan.
e. Kontrol Kinerja Sistem (Control)
Sebuah sistem informasi seharusnya menghasilkan umpan balik mengenai kegiatan input,
processing, output, dan storage. Umpan balik ini harus diawasi dan dievaluasi untuk menentukan
jika sistem memperlihatkan hasil standar. Lalu aktivitas sistem harus disesuaikan sehingga
produk informasinya tepat diproduksi bagi pengguna akhir.
5. Jenis Sistem Informasi
Sistem informasi dikategorikan ke dalam dua peran utama yaitu :
1. Sistem Pendukung Operasional (Operations Support Systems)
Sistem informasi selalu dibutuhkan untuk memproses data yang dihasilkan dan digunakan dalam
operasi bisnis. Contohnya sistem pendukung operasional menghasilkan berbagai produk
informasi untuk pengguna internal dan eksternal yang tidak menekankan produk informasi
spesifik sehingga dapat digunakan oleh manajer. Pengolahan lebih lanjut oleh sistem informasi
manajemen biasanya dibutuhkan. Peran sistem pendukung operasional adalah memproses
transaksi bisnis, mengontrol proses industri, mendukung komunikasi dan kolaborasi perusahaan,
serta mengupdate database perusahaan secara efisien. Sistem pendukung operasional terdiri dari :
· Sistem Proses Transaksi (Transaction Processing Systems) Proses data yang dihasilkan
dari transaksi bisnis, mengupdate database operasional, dan menghasilkan dokumen bisnis.
Contohnya : proses inventori dan penjualan, sistem accounting.
8. · Proses Sistem Kontrol (Process Control Systems)
Proses monitor dan kontrol industri. Contohnya : penyulingan minyak bumi, pembangkit listrik,
sistem produksi baja.
· Sistem Kolaborasi Perusahaan (Enterprise Collaboration Systems)
Tim pendukung, kelompok kerja, dan kolaborasi serta komunikasi perusahaan. Contohnya :
sistem e-mail, chat, dan video conference.
2. Sistem Pendukung Manajemen (Management Support Systems)
Saat aplikasi sistem informasi fokus pada penyediaan informasi dan dukungan untuk keefektifan
pembuat keputusan oleh manajer, disebutnya sistem pendukung manajemen. Secara konsep,
beberapa tipe major dari sistem informasi mendukung berbagai tanggung jawab pembuat
keputusan, yaitu :
· Sistem Informasi Manajemen (Management Information Systems - MIS) Menyediakan
informasi dalam bentuk laporan spesifik dan display untuk mendukung pembuat keputusan
bisnis. Contohnya : analisis penjualan, performance produksi, dan sistem laporan tren biaya
· Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems - DSS) Menyediakan dukungan
interaktif ad hoc untuk proses pembuat keputusan manajer dan profesional bisnis lainnya.
Contohnya : pelabelan harga produk, estimasi keuntungan, dan sistem analisis resiko.
· Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information Systems - EIS) Menyediakan
informasi kritis dari MIS, DIS, dan sumber daya lainnya yang disesuaikan terhadap kebutuhan
informasi eksekutif. Contohnya : sistem untuk mempermudah akses analisis performance bisnis,
aksi kompetitor, dan pengembangan ekonomi untuk mendukung perencanaan strategis.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam siklus pengembangan suatu sistem informasi untuk
membangun dan mengimplementasikan sistem informasi bisnis di suatu perusahaan.
Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, dimana masing-
masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap awal dari
9. pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari sisi
pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana
stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang. Masukan (input) utama
yang dibutuhkan dalam tahap ini mencakup:
• Kebutuhan stratejik organisasi
• Aspek legal pendukung organisasi
• Masukan kebutuhan dari pengguna
Secara garis besar ada enam tahap yang biasa dijadikan sebagai batu pijakan atau model dalam
melaksanakan aktivitas pengembangan sistem informasi, yaitu: perencanaan, analisis, desain,
konstruksi, implementasi, dan pascaimplementasi.
1. Tahap Perencanaan
Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi
pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan
pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan merencanakan
proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan teknologi
informasi (TI), rencana membangun gedung kantor 15 tingkat. Keuntungan-keuntungan yang
diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi direncanakan secara matang, mencakup:
Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi, kegiatan ataun
sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini dan unit mana yang tidak
dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal besarnya sumber daya yang diperlukan.
Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan menunjukkan
hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal demikian dapat dicegah
sejak awal.
Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus berjalan secara
bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem. Tugas-tugas ini diatur dalam
urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi.
Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas sejak awal.
2. Tahap Analisis
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan aspek
teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang bersangkutan. Tujuan
10. dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang
paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-
aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses
desain, konstruksi, dan implementasi.
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah
SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Menetapkan rencana penelitian sistem
b. Mengorganisasikan tim proyek
c. Mendefinisikan kebutuhan informasi
d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
e. Menyiapkan usulan rancangan sistem
f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting yang harus
segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa
kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta
potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.
3. Tahap Perancangan (Desain)
Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen
melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan
melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem basis
data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.
Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim teknologi
informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen organisasi yang terkait,
seperti: standard operating procedures (SOP), struktur organisasi, kebijakan-kebijakan, teknik
pelatihan, pendekatan SDM, dan sebagainya. Langkah-langkah tahap rancangan sistem
mencakup:
a. Menyiapkan detail rancangan sistem
b. Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi/rancang banun sistem
c. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
d. Memilih konfigurasi terbaik
11. e. Menyiapkan usulan penerapan/aplikasi
f. Menyetujui atau menolak aplikasi sistem
4. Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi
Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang sesungguhnya
(secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksanaan tahap ini,
mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu konstruksi
teknologi informasi dalam skala yang lebih detail.
Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak melihatkan
sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu. Pengendalian
terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus diperketat agar penggunaan sumber
daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak terhadap keberhasilan
proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi
biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru dikembangkan.
5. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya sistem
informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk implementasi
sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi sistem biasanya mencakup hal-
hal sebagai berikut:
a. Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
b. Mengumumkan rencana implementasi
c. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
d. Menyiapkan database
e. Menyiapkan fasilitas fisik
f. Memberikan pelatihan dan workshop
g. Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover (peralihan sistem)
h. Penggunaan sistem baru
Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap
implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga
berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan. Dengan
cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan
12. memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang.
6. Tahap Pasca Implementasi
Pengembangan sistem informasi biasanya diakhiri setelah tahap implementasi dilakukan.
Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh manajemen, yaitu tahap
pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca implementasi adalah bagaimana
pemeliharaan sistem akan dikelola.
Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di
kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan hak
akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan contoh dari
kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan sistem. Disinilah diperlukan dokumentasi
yang memadai dan pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke pengguna untuk
menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem.
Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di mana
harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem
informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.
Bagaimana prototyping dapat digunakan sebagai suatu teknik yang efektif untuk meningkatkan
proses pembangunan sistem bagi end users dan bagi para spesialis sistem informasi.
Ada dua macam prototype yaitu :
1. Tipe pertama, prototype yang nantinya akan dikembangkan menjadi system operasional,
bentuk ini sering disebut sebagai evolutionary protoyipe.
2. Tipe kedua, prototype yang hanya akan menjadi cetak biru (blue print) dari system yang
dikembangkan, bentuk ini sering disebut sebagai throwaway prototype.
Manfaat digunakannya prototype adalah membuat pengembang system dan pemakai (user)
mempunyai ide tentang bagaimana bentuk akhir dari system akan bekerja.
Adapun kegiatan menghasilkan prototype disebut juga dengan prototyping. Prototyping
merupakan proses pengembangan suatu prototip secara cepat untuk digunakan terlebih dahulu
dan ditingkatkan terus menerus sampai didapatkan sistem yang utuh. Proses membangun sistem
ini yaitu dengan membuat prototype atau model awal, mencobanya , meningkatkannya dan
mencobanya lagi dan meningkatkannya dan seterusnya sampai didapatnya sistem yang lengkap
disebut dengan proses iteratif (iterative process) dari pengembangan sistem.
13. Hal yang positif baik bagi user maupun pengembang system seringkali sangat menyukai
prototyping karena :
1. Terjadi peningkatan kumunikasi antara user dengan pengembang system
2. Analis system dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan user
3. Peningkatan peran user pada pengembangan system
4. System dapat dikembangkan lebih cepat
5. Tahap implementasi menjadi lebih mudah, karena user sudah mengenali apa yang dapat
dihasilkan oleh system yang dikembangkan.
Hal-hal negatif yang terdapat dalam pemenfaatan prototyping antara lain :
1. Keinginan untuk cepat selesai, seringkali mengabaikan definisi masalah, evaluasi maupun
dokumentasi yang baik
2. User bisa berharap terlalu banyak dari system yang sedang dikembangkan
3. Prototype (tipe yang pertama) seringkali bekerja tidak efisien.
Ciri-ciri prototype yang baik adalah :
1. Beresiko tinggi. Problemnya tidak terstruktur dengan baik, perubahan-perubahan sering terjadi
sepanjang waktu, dan kebutuhan datanya tidak tentu.
2. Dialog User – Komputer. Tampilan layar sebagai sarana interaksi antara user dengan
computer.
3. Banyak User. Kesepakatan untuk rancangan rinci sulit diperoleh tanpa ebuah bentuk yang
dapat diperlihatkan kepada user.
4. Ingin cepat selesai. User ingin segera melihat bagimana system bekerja
5. SIngkat. Sistem hanya dipakai untuk jangka waktu yang singkat saja.
6. Inovatif. Sistem adalah sesuatu yang sangat inovatif, me-manfaatkan teknologi perangkat
keras maupun perangkat lunak yang canggih (terbaru).
7. Berubah-ubah. Sistem memahami apa yang diinginkan oleh user Aplikasi yang tidak
mempunyai cirri-ciri seperti diatas, umumnya dapat dikembangkan dengan Daur Hidup
Pengangmabnag Sistem Tradisional (klasik).
14. B. Studi Kasus : Shuttle Express
Shuttle Express didirikan pada tahun 1979, bermula dari keinginan manajemen San Juan Airlines
untuk menyediakan jasa transpotasi darat yang mengedepankan Keselamatan, Pelayanan dan
Kehandalan (Safety, Service and Reliability). San Juan Airlines adalah perusahaan penerbangan
komuter tertua yang dikenal sebagai perusahaan penerbangan yang paling handal dan aman.
Berbekal reputasi dari San Juan Airlines dan hasil studi mengenai transportasi darat di AS saat
itu, maka Shuttle Express didirikan dengan mengadopsi budaya keselamatan (safety) serta
profesional dari San Juan Air. Keselamatan, Pelayanan dan Kehandalan (safety, service and
reliability ) merupakan moto Shuttle Express yang menjadi dasar dalam pelaksanaan operasi
bisnisnya. Moto ini membawa pengaruh terhadap pilihan strategi bisnis dari Shuttle Express dari
tahun ke tahun.
Di sisi keselamatan Shuttle Express menekankan pada kelengkapan peralatan keselamatan dari
armadanya, dan para pengemudinya selalu diwajibkan untuk mengemudi dengan aman dan
selamat (defensive driving). Shuttle Express sangat memperhatikan pelayanan kepada pelanggan.
Untuk memenangkan persaingan dengan perusahaan sejenis, Shuttle Express selalu
memperhatikan hal-hal yang mendasar dan sederhana seperti mobil selalu dalam keadaan bersih,
pegawai berseragam lengkap, membuka pintu, membawakan bagasi penumpang dan detail
perhatian-perhatian lainnya dari pengemudi dan staff perusahaan kepada pelanggannya.
Kehandalan dicapai dengan memperhatikan ketepatan waktu, skedul pengemudi, jadwal
perjalanan dan ketepatan dalam memenuhi permintaan pelanggan. Untuk mendeliver tujuan-
tujuan diatas, Shuttle Express terus memperbaiki proses dan sistem bisnisnya.
Pertumbuhan perusahaan dari sisi jumlah armada, pegawai, dan pelanggan dikombinasikan
dengan perubahan-perubahan lingkungan eksternal mengakibatkan proses dan sistem bisnis yang
tadinya sangat mendukung, sejalan dengan pertumbuhan berubah menjadi kendala bagi
perusahaan untuk berkembang. Manajemen Shuttle Express menyadari hal ini, Salah satu enabler
yang mereka gunakan untuk mengantisipasai perubahan-perubahan dan tetap mencapai tujuan-
tujuan perusahaan adalah melalui penerapan teknologi informasi. Dengan penerapan teknologi
yang tepat kemampuan Shuttle Express untuk menangkap peluang pasar dengan efektif dan
menguntungkan semakin besar.
15. C. SI dan Matrik SI Shuttle Express Tahun 1994
Tantangan yang dihadapi oleh Shuttle Express di tahun 1994 adalah bagaimana meningkatkan
kecepatan dan ketepatan dalam proses penerimaan order, penjadwalan dan pengelolaan data
base. Penerapan strategi TI pada masa itu disajikan dalam matrik sistem informasi di bawah ini.
Dari tabel tersebut terlihat bahwa pemanfaatan teknologi informasi di tahun 1995 masih terbatas
pada PC yang didukung oleh aplikasi pengolahan data base. Di tahun tersebut, infrastrktur TI
seperti ini sudah mampu mengkomodasi kebutuhan perusahaan untuk tetap beroperasi secara
effisien dan efektif.
Matrik Sistem Informasi Shuttle Express di tahun 1995
Sejak sistem informasi tersebut dilaksanakan Shuttle Express telah berhasil menangani lebih dari
695.000 pesanan. 75 armada Shuttle Express membawa lebih dari 7.500 pelanggan setiap
harinya dari dan menuju bandara. Rute perjalanan yang biasanya ditempuh dalam 8 jam kini
dapat ditempuh dengan waktu yang jauh lebih singkat yaitu 3 jam. Jumlah karyawan pun lebih
effisien, misalnya dispatcher yang semula berjumlah 3 dispatcher per shift, kini cukup 2
dispacther di pagi hari dan 1 dispacther di siang hari. Keuntungan lainnya dari penerapan sistem
informasi tersebut diantaranya ketepatan waktu dan ketapatan dalam memenuhi permintaan
pelanggan jauh meningkat, dibandingkan dengan masa-masa dimana perusahaan menerapkan
papan magnet dan sistem reservasi manual. Pada tahun 2008, Shuttle Express telah berhasil
meningkatkan jumlah pelanggan yang dapat dilayaninya menjadi 714.000.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kemampuan Shuttle Express untuk tetap menetapkan
harga yang wajar dari pelayanan armada shuttlenya. Hal ini menunjukkan bahwa Shuttle Express
telah berhasil memilih teknologi yang tepat dan investasi yang ditanamkan mampu ditutupi
dengan bertambahnya revenue karena kemampuan dari Shuttle Express untuk melayani
penumpang yang semakin membesar. Fakta-fakta diatas tersebut menunjukkan bahwa penerapan
teknologi sistem informasi yang tepat mampu mendukung pertumbuhan bisnis dan kemampuan
bersaing dari Shuttle Express.
Penerapan teknologi informasi oleh Shuttle Express di tahun 1995 tidak terlepas dari bagaimana
perusahaan mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi di dalam di luar lingkungan
bisnisnya. Tujuan bisnis dari perusahaan berusaha dicapai dalam kerangka moto yang mereka
miliki yaitu Safety, Service dan Reliability (Keselamatan, Pelayanan dan Kehandalan). Setiap
upaya yang mereka lakukan guna mengantisipasi pertumbuhan dan perubahan, serta mencapai
tujuan bisnis tidak pernah terlepas dari bagaimana upayaupaya tersebut mampu meningkatkan
Keselamatan, Pelayanan dan Kehandalan dari sistem dan operasional perusahaan.
16. D. SI dan Matrik SI Shuttle Express Tahun 2013
Di dalam dunia bisnis tidak ada yang kekal kecuali perubahan. Demikian halnya dengan bisnis
dari Shuttle Express. Inovasi teknologi informasi dari Suttle Express terus berlanjut seiring
perkembangan teknologi baru, tantangan dan peluang yang dihadapi dalam operasi bisnis sehari-
hari. Setelah 19 tahun berlalu, kini Shuttle Express beroperasi dengan cara dan sistem yang jauh
berbeda. Banyak teknologi yang sebelumnya tidak pernah diterapkan kini menjadi hal yang
umum. Beberapa teknologi baru yang diadopsi Shuttle Express diantaranya:
· E-commerce dan Internet reservation
· ALERT system
· Data Back Up System
· HWeb Mobile Data Terminal
· GPS Fleet Tracking
Matriks sistem informasi dari Shuttle Express di tahun 2012 dapat dilihat pada table dibawah ini.
Dari tabel tersebut jelas terlihat bahwa Shuttle Express adalah perusahaan yang dinamis dan
adaftif dalam mengadopsi teknologi baru untuk memecahkan permasalahan bisnis di dalam
operasinya.
Matrik Sistem Informasi Shuttle Express di tahun 2013
a. E-commerce dan Internet Reservation
Saat ini tingkat kepemilikan komputer dan smartphone semakain merata. Pelanggan dimanjakan
dengan kebebasan dan fleksibilitas untuk melakukan reservasi dan pembelian dimanapun mereka
berada sejauh mereka terhubung dengan internet. Bagi perusahaan keberadaan internet telah
menghilangkan kendala dan keterbatasan geografis dan waktu. Internet memungkinkan
perusahaan untuk memperluas jangkauan pasarnya dengan biaya relatif murah.
17. Shuttle Express telah menerapkan sistem reservasi yang dibundle dengan pembayaran online
menggunakan kredit card. Untuk menjamin keamanan jaringan akses pelanggan diproteksi
dengan secure SSL connection. Dengan sistem reservasi ini, pelanggan dapat melakukan
reservasi kapan saja dan dari mana saja di seluruh dunia dengan aman dan nyaman. Melalui
akses internet pula, para pelanggan dapat melakukan pemesanan jasa dan produk berikut:
· Share Ride and exclusive van service
· Town Car-Limo service
· Cruise transfers
· Convention transfers
· Wine tasting - Special Event: Saint Nicks Open House Dec 1-2
· Seattle sightseeing tours and charters
b. ALERT system
Sistem ALERT merupakan aplikasi yang digunakan oleh Shutle Express untuk mendukung
proses reservasi, dispatching, penagihan dan pelaporan (reporting). Dengan adanya sistem ini
Shuttle Express dapat beroperasi lebih cepat, akurat, handal dan nyaman bagi pelanggan dan
karyawannya.
1. Sistem Reservasi
Sistem Reservasi di dalam ALERT memberikan informasi utama yang diperlukan untuk
memproses pesanan pelanggan dengan cepat dan tepat. Data yang diinput selama proses
reservasi akan disimpan di dalam data base.
2. Sistem Dispatching
Sistem Dispaching merupakan kelanjutan dari proses reservasi. Data reservasi akan digunakan
oleh sistem dispacher untuk mengalokasikan dan mendistribusikan pemesanan kepada unit
armada dan pengemudi. Sistem akan menghitung secara otomatis dengan algoritma transportasi
untuk mendapatkan jadwal dan pembagian rute yang paling effisien. Dengan adanya sistem ini
18. proses pembagian rute dan penjadwalan menjadi lebih cepat dan akurat. Kesalahan-kesalahan
yang kerapkali timbul karena menggunakan manual proses dapat diminimalkan.
c. Data Back Up System
Data Back Up system bertujuan untuk menyimpan data-data penting yang dibutuhkan oleh
Shuttle Express. Back up data akan digunakan jika data utama yang digunakan disistem
mengalami kerusahan (corupt). Kerusakan data dalam sistem yang sudah terkomputerisasi dapat
melumpuhkan aktifitas bisnis dari perusahaan, dengan adanya back up system tersebut Shuttle
Express memiliki Business Continuity Plan (BCP), sehingga pada situasi apapun pelayanan
kepada pelanggan tidak akan terhenti.
d. HWeb Mobile Data Terminal
Mobile Data Terminal (MDT) digunakan oleh pengemudi untuk menerima pesan, memonitor
jadwal dan reservasi, melakukan transaksi pembayaran dan rekonsiliasinya serta berbagai
aktifitas lain yang dilakukan oleh pengemudi. Penerapan dari MDT memerlukan sosialisai yang
sangat terstruktur dan efektif, agar para pengemudi dapat memanfaatkan fungsi-fungsi yang
tersedia dengan baik dan berdaya guna.
Beberapa fitur yang terdapat dalam MDT adalah:
· GPS Integration
· Reservation Detail Displa
· 2-Way Messaging
· Quick Respond Capable
· Credit Card Capture
· Bar Code Scan Capable
· Driver Self-Reconciliation
· Thermal Printer
19. e. GPS Fleet Tracking
Teknologi GPS pada awalnya adalah teknologi yang dimiliki oleh militer di Amerika Serikat.
Kini teknologi ini tersedia dan dapat digunakan untuk kepentingan bisnis dan umum. Teknologi
GPS sangat mendukung operasi banyak perusahaan logistik dan transportasi. Dengan adanya
teknologi ini kantor pusat dapat memonitor posisi, arah dan keceptan kendaraaan secara real
time. Teknologi GPS memanfaatkan kemampuan satelit untuk mendeteksi arah, kecepatan dan
posisi dari kendaraan. Data yang diperoleh oleh satelit akan ditransmisikan melalui jaringan
telpon atau jaringan komunikasi lainnya yang tersedia.
Manfaat teknologi GPS bagi Shuttle Express diantaranya adalah:
ü Kantor pusat dapat memonitor keberadaan dan posisi dari armada yang dimilikinya, sehingga
reservasi baru dapat dialoksikan dengan cepat dan tepat kepada armada yang terdekat.
ü GPS dapat digunakan sebagai alat untuk memonitor dan mengevaluasi disiplin pengemudi
dalam hal kepatuhan terhadap misalnya kecepatan maksimum berkendara. Hal ini sangat
mendukung implementasi dari moto Shuttle Express terkait Safety (Keselamatan).
ü GPS juga memungkinkan departemen pelayanan pelanggan untuk memberikan informasi yang
akurat terkait keberadaan dan perkiraan kedatangan kendaraan kepada para pelanggannya.
Jika kita menggunakan klasifikasi sistem informasi yang dikemukan oleh O’Brien (2005), maka
sistem informasi yang diaplikasikan oleh Shuttle Express pada tahun 2013 ini terdiri atas:
1. Operations Support System
a. Specilaized Processing system:
ü Expert system: memberikan rekomendasi penjadwalan yang effisien
ü Strategic information system: database perilaku konsumen
ü Functional business system: database karyawan dan payroll
b. Transaction Processing System: sistem reservasi dan billing
c. Process Control System: GPS Fleet Tracking
d. Enterprise Collaboration System: system reservasi, dispatcher dan MDT yang terintegrasi
2. Management Support System
a. Management informations system: Laporan-laporan operasional
b. Decision Support System: Laporan keberadan dan availability dari kendaraan dan
pengemudi secara real time
20. c. Executive Informations system: Data-data pelanggan dan perilakunya diolah dan disimpan
di dalam server, dan digunakan oleh top manajemen dalam membuat strategi pemasaran.
d. Specialized Processing system: expert system yang memberikan rekomendasi rute tercepat
berdasarkan teknologi GPS dan data historis yang diinput ke dalam data base sistem pakar.
KESIMPULAN
Melalui Matrik Sistem Informasi Shuttle Express tahun 2012, bisa kita lihat bahwa sistem
informasi pada tahun 2013 sangat mengalami kemajuan yang besar bila dibandingkan dengan
Matrik Sistem Informasi Shuttle Express tahun 1995. Dari kolom-kolom yang terdapat pada
matrik tersebut yaitu hardware, software, manusia, data dan informasi menggambarkan dengan
jelas perkembangannya. Pada tahun 1995, pemasukan data hanya bisa dilakukan oleh agen yang
terkoneksi. Sedangkan pada tahun 2013 pelanggan juga bisa langsung melakukan pemesanan
langsung menggunakan PC maupun gadget yang tersambung melalui jaringan internet tanpa
terbatas ruang dan waktu.
Dari sisi operasional Shuttle Express, operator sistem bisa memonitor keberadaan dan
kedisplinan pengemudi secara real time dari informasi yang dikirimkan oleh GPS yang terdapat
pada kendaraan melalui sistem GPS Fleet Tracking. Sehingga operator bisa memberikan
informasi yang akurat kepada pelanggan terkait dengan keberadaan dan perkiraan kedatangan
kendaraan.
Sistem informasi Shuttle Express mengalami perubahan dari tahun ke tahun sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan serta ketersedian teknologi informasi pada saat sistem informasi itu
dikembangkan dan diimplementasikan. Berdasarkan analisa dari data-data yang tersedia dapat
dilihat bahwa perencanaan pengembangan dan pengimplementasian sistem informasi didasari
oleh kebutuhan organisasi serta memanfaatkan teknologi informasi yang tersedia dengan tepat.
Dari pembahasan studi kasus Shuttle Express yang terdapat di BAB II, bisa diambil kesimpulan
bahwa, untuk sebuah organisasi bisnis, pengembangan dan pengimplementasian Sistem
Informasi yang tepat akan menghasilkan manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan
keunggulan kompetitif dan berpengaruh kepada menangkap peluang pasar serta meningkatkan
keutungan.