3. ْيَم
َ
َل ُغِل َ
انَكَف ُأر َد ِ
ج
ْ
ألاَّمَأَو
َم
ْ
أليِف ِ
نْيَيمِتَي ِ
ن
َ
انَكَو ِةَين ِد
اَمُه
َ
ل ٌزْنَك ُهَتْحَت
بَأ َ
انَكَو
اًحِلاَصاَموه
ب َر َأدَرَاَف
اَغُلْبَي ْ
نَأ َ
ك
َزْنَكاَجِرْخَتْسَيَواَمُه َّدُشَأ
َ
كِب َر ْ
نِم ًةَمْحَراَمُه
“Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua
orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada
harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang
ayahnya adalah seorang yang shalih, maka Rabb
mu Menghendaki agar supaya mereka sampai
kepada kedewasaannya dan Mengeluarkan
simpanannya itu, sebagai rahmat dari Rabb mu”.
(QS Al Kahfi 82)
4. Imam Ibnu Katsir menjelaskan :
Al `Aufi menceritakan dari Ibnu `Abbas : “Di bawah
dinding itu terdapat simpanan ilmu.” Demikian pula
yang dikemukakan oleh Sa’id bin Jubair.
Sedangkan Mujahid berkata : “Yakni, shuhuf yang di
dalamnya terdapat ilmu.”
Hal tersebut telah diperkuat oleh sebuah hadits
marfu’. Abu Bakar Ahmad bin `Amr bin `Abdul Khaliq
Al Bazzar dalam Musnadnya yang terkenal, dari Abu
Dzar, periwayatannya sampai kepada Rasulullah :
“Bahwa harta simpanan yang disebutkan Allah dalam
Kitab-Nya (Al Qur’an) adalah sebuah lempengan dari
emas yang tertulis padanya kalimat :
6. Di dalam tafsirnya, Ibnu Jarir Ath Thobari menyebutkan dari
Na’im Al Anbari, yang merupakan sahabat karib Imama
Hasan Al Bashri, ia bercerita, aku pernah mendengar Al
Hasan Al Bashri berbicara tentang firman Allah Ta’ala : “Dan
di bawahnya terdapat harta benda simpanan bagi mereka
berdua,” yakni, lempengan emas yang di dalamnya tertulis :
“Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. Aku heran terhadap orang yang beriman
kepada takdir, mengapa ia bersedih. Aku juga heran
terhadap orang yang beriman akan adanya kematian,
mengapa ia masih bisa senang. Aku merasa heran kepada
orang yang mengetahui dunia dan goncangan yang
dibuatnya terhadap penduduknya, bagaimana ia bisa
merasa tenang. Tidak ada Ilah (yang haq) selain Allah dan
Muhammad adalah Rasul Allah.”
7. َ
انَكَو
اَمُوهُبَأ
اًحِلاَص
“...dan dahulu ayah dari kedua anak itu adalah orang
shalih”
Di dalamnya terdapat dalil yang menunjukkan bahwa
orang yang shalih akan senantiasa dipelihara
keturunannya. Selain itu, juga mencakup berkah
ibadah yang dilakukannya bagi anak keturunannya di
dunia dan di akhirat melalui syafa’atnya bagi mereka.
Derajat mereka pun akan ditinggikan ke derajat
paling tinggi di surga supaya hatinya merasa senang
terhadap mereka, sebagaimana yang disebutkan di
dalam Al Qur’an dan yang disebutkan di dalam
hadits.
8. Sa’id bin Jubair menceritakan dari
Ibnu `Abbas bahwa kedua anak itu
dipelihara karena keshalihan kedua
orang tuanya. Keduanya tidak
disebut sebagai anak yang shalih.
Dan bapaknya adalah bapak yang
ketujuh.
Wallahu a’lam.
(Tafsir Ibnu Katsir 3/125)
12. Proyekmu yang berhasil adalah "anak-anakmu".
Untuk mensukseskan proyek ini, mari ikuti pesan
sahabat Abdullah bin Masud Ra, sahabat mulia ini
ketika shalat malam dia melihat anak nya yg
masih kecil sedang tidur. Lalu dia bergumam,
"untuk mu wahai buah hatiku", lalu dia shalat
sambil menangis mentadabburi firman Allah : “
اًحِلاَصاَمُوهُبَأ َ
انَكَو
“...dan dahulu ayah dari kedua anak itu adalah
orang yang shalih” (QS Al Kahfi 82)
13. Ya. Inilah resep yang baik untuk masa depan
anak-anak kita. Ketika sang ayah menjadi
qudwah, salih, dan dekat 'alaqah nya kepada
Allah, maka Allah akan menjaga anak
anaknya, bahkan keturunannya, ini adalah
resep yang bagus dan (Skenario
Rabbaniyyah).
Sebagaimana di kisah surat Alkahfi itu Allah
menjaga harta untuk kedua anak yatim td
peninggalan kakek mereka yang ketujuh di
atasnya.
14. Aku teringat ungkapan temanku, teman yang
dekat bagiku, yang bekerja di kerajaan
Kuwait dan memiliki jabatan yang tinggi.
Aku melihatnya menyisihkan waktunya
beberapa jam dalam sehari khusus untuk
melakukan amal kebaikan (amal sosial). Aku
bertanya kepadanya, "kenapa engkau tidak
fokus saja bekerja dalam posisi jabatan
pemerintahanmu, dan engkau memiliki
jabatan yang tinggi??!!”
15. Dia memandangku lalu menjawab, "aku
ingin membocorkan satu rahasia yang ada
dalam diriku padamu. Aku memiliki putra
lebih dari 6 orang dan mereka semuanya
laki-laki. Aku takut mereka terjerumus pada
kehidupan yang salah (inhiroof). Sedang aku
(dalam kesibukanku) Muqasshir (tidak
optimal) dalam mendidik mereka. Dan aku
melihat dan membuktikan nikmat Allah
padaku, semakin banyak aku memberikan
waktuku untuk Rabbku, semakin baik pula
keadaan anak-anakku".
16. Aku menceritakan ini padamu karena aku
mencintai untukmu apa yang aku cintai
untuk diriku sendiri.. Semoga Allah
memberikan kebahagiaan untukmu di dunia
dan di akhirat, dan menjadikanmu dan
kedua orangtuamu dan orang2 yang engkau
cintai terbebas dan diajuhkan dari api
neraka.
(DR. Nabil Al Awadhy)
18. َنَّب َر َ
ون
ُ
ولُقَي َ
ين ِذ
َّ
ألَو
ِ
أجَوْزَأ ْ
نِماَن
َ
ل ْ
بَها
اَن
نُيْعَأ َةَّرُقاَنِتاَّيِر ُذَو
َّتُم
ْ
لِلاَن
ْ
ل َعْأجَو
اًامَمِإ َ
ينِق
“Dan orang-orang yang berkata: "Ya Rabb
kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri
kami dan keturunan kami sebagai penyenang
hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa. ”.
(QS Al Furqan 74)
19. ٌٌِمُء ْرَمٌْالُّرِفَيٌَم ْوَي
ٌِهي ٌَِِأْن
(
34
)
ٌِهِمُأ َو
ٌِهيِبَأ َو
(
35
)
ٌ
َب ٌَوِهِتَب ِاحَص َو
ٌِهيِن
(
36
)
ٌ
َيٌْمُهْنٌِمٍئ ِ
رٌْامِلُكِل
ٌ
ُيٌنَْأشٌٍذِئَم ْو
ٌِهيِنْغ
(
37
)
“Pada hari ketika manusia lari dari
saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri
dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka
pada hari itu mempunyai urusan yang cukup
menyibukkannya.”
20. ٌ
ْفَيٌ ْوَلٌُم ِ
رْجُمٌْالُّد َوَي
ٌ
َيٌِباَذَعٌْنِيٌمِدَت
ٌٍذِئِم ْو
ٌِهيِنَبِب
(
11
)
ي َِِأ ٌَوِهِتَب ِاحَص َو
ٌِه
(
12
)
ٌْؤُتٌيِتٌَّالِهِتَلي ِ
صَف َو
ٌِهيِو
(
13
)
ٌيِفٌْنَم َو
ٌ
ْنُيٌَّمُثٌاًعيِمَجٌ ِ
ض ْرَ ْ
اْل
ٌِهي ِج
”Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat
menebus (dirinya) dari adzab hari itu dengan anak-
anaknya. Dan istrinya dan saudaranya, Dan kaum
familinya yang melindunginya (di dunia). Dan orang-
orang di atas bumi seluruhnya, kemudian
(mengharapkan) tebusan itu dapat
menyelamatkannya.”
22. ْمُهْت َعَبَّأتَووأُنَم
َ
أ َ
ين ِذ
َّ
ألَو
َأانَيم ِإِب ْمُهُتَّيِر ُذ
َّيِر ُذ ْمِهِباَنْقَح
ْ
ل
ْمُهَت
ِم ْمِهِلَمَع ْ
نِم ْمُاهَنْت
َ
لَأاَمَو
ِبئِرْأملُكء ْيَش ْ
ن
َ
بَسَكاَم
ٌ
ينِهَر
”Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak
cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan,
Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka,
dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala
amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa
yang dikerjakannya..”
(QS Ath Thuur 21)
23. Imam Ibnu Katsir menjelaskan :
“Maksudnya, anak cucu mereka yang beriman itu
ditinggikan Allah derajatnya sebagaimana derajat
bapak-bapak mereka, dan dikumpulkan dengan
bapak-bapak mereka di dalam surga meskipun
mereka tidak mengerjakan amal mereka (bapak-
bapak mereka) sebagai penghormatan dan
balasan kepada bapak-bapak mereka, serta
sebagai tambahan terhadap pahala mereka. Ini
termasuk di antara sempurnanya kenikmatan
penghuni surga. Meskipun begitu Allah tidak
mengurangi amal saleh bapak-bapak mereka”.
24. “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa
berada dalam surga dan kenikmatan, mereka
bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada
mereka oleh Rabb mereka; dan Rabb mereka
memelihara mereka dari adzab neraka. (Dikatakan
kepada mereka) : "Makan dan minumlah dengan
enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu
kerjakan", mereka bertelekan di atas dipan-dipan
berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan
bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.
25. “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak
cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan,
Kami hubungkan anak cucu mereka dengan
mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun
dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia
terikat dengan apa yang dikerjakannya. Dan Kami
beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan
daging dari segala jenis yang mereka ingini. Di
dalam surga mereka saling memperebutkan piala
(gelas) yang isinya tidak (menimbulkan) kata-kata
yang tidak berfaedah dan tiada pula perbuatan
dosa.”
26. Dan berkeliling di sekitar mereka anak-anak muda
untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu
mutiara yang tersimpan. Dan sebahagian mereka
menghadap kepada sebahagian yang lain saling
tanya-menanya. Mereka berkata : "Sesungguhnya
kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah
keluarga kami merasa takut (akan diadzab)".
Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan
memelihara kami dari adzab neraka.
Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya.
Sesungguhnya Dia-lah yang melimpahkan
kebaikan lagi Maha Penyayang.
(QS Ath Thuur 17 – 28)
28. ُذ ْ
نِم ُ
تْنَكْسَأيِنِإاَنَّب َر
ْيَغأدَوِبيِتَّيِر
َدْنِععْرَزي ِذ ِر
ِلاَنَّب َر ِ
مَّرَحُم
ْ
أل َ
كِتْيَب
َة
َ
َلَّألصوأُيمِقُي
” Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah
menempatkan sebagian keturunanku di
lembah yang tidak mempunyai tanam-
tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah)
yang dihormati, ya Rabb kami (yang demikian
itu) agar mereka mendirikan shalat..”
(QS Ibrahim 37)
29. َّألص َيمِقُميِن
ْ
ل َعْأج ِبَر
َّيِر ُذ ْ
نِمَو ِة
َ
َل
اَنَّب َريِت
ِاءَعُد ْ
لَّبَقَتَو
” Ya Rabb ku, jadikanlah aku dan anak
cucuku orang-orang yang tetap
mendirikan shalat, ya Rabb kami,
perkenankanlah doaku...”
(QS Ibrahim 40)
32. Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi
nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan
Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat
bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan
Israel, dan dari orang-orang yang telah Kami beri
petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan
ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada
mereka, maka mereka menyungkur dengan
bersujud dan menangis. Maka datanglah sesudah
mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-
nyiakan shalat dan memperturutkan hawa
nafsunya, maka mereka kelak akan menemui
kesesatan.
(QS Maryam 58)