SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
KAJIAN RUTIN IBU-IBU MUSLIMAH WARGA DUKHAN, QATAR
                (MAR’ATUS SHOLEHAH)
                RABU, 02-MAY-2012



“MA’RIFATUL INSAN”
MA’RIFATUL INSAN
   A. PRINSIP PENCIPTAAN MANUSIA


  Allah SWT berfirman:



     “Bukankah telah datang atas manusia suatu waktu dari masa, sedang ketika itu belum merupakan sesuatu
     yang dapat disebut”. (QS. 76:1).




     “Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang
     ia tidak ada sama sekali?”. (QS. 19:67).

   Kedua ayat di atas dimulai dengan kalimat istifham, yang menuntut perhatian supaya manusia memikirkan
diri dan proses kejadiannya, sehingga dengan itu, ia akan berlaku dengan benar dalam kehidupan di dunia ini
sesuai dengan fungsi dan tujuan penciptaannya.

   Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Pada mulanya ia bukanlah apa-apa, tidak ada, tidak berwujud dan
tidak berbentuk. Kemudian atas kehendak-Nya, ia diciptakan.

  Ihwal penciptaan manusia ini, menunjukkan KeMaha Kuasaan Allah. Hal ini harusnya menjadi renungan
manusia, betapa tanpa kekuasaan-Nya, dirinya bukanlah apa-apa.


B. PROSES PENCIPTAAN MANUSIA


  Dalam penciptaan manusia, terdapat dua proses, yaitu: (1) Proses azali, dan (2) Proses alami.

1. Proses azali
   Proses azali adalah proses dimana peran ke Maha Kun fayakunan Allah terjadi, tidak ada sedikitpun campur tangan
manusia. Seperti dalam penciptaan Adam yang diciptakan dari tanah liat yang dibentuk. Hawa yang diciptakan dari
tulang rusuk Adam. Dan Isa Al Masih yang diciptakan tanpa seorang ayah.

  Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam ayat berikut:

                                                                      )26(ٍ ُ٘ ْ‫ََ َذْ ََقْ َب اىْ ِّْ َب َ ِِْ َيْصَب ٍ ِِْ َ َ ٍ ٍَغ‬
                                                                          ُ ْ ‫ٗىق خي ْ ئ غ ُ ٍ ص ه ٍ حَئ‬
     “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering yang diberi bentuk”.
     (QS.15:26).

         ‫ٝ أٖٝ ْ ط رق سثنٌ ىز خيقن ٍ ّ ْظ ٗ حذح ٗخيق ٍ ٖ ص خٖ ٗثّث ٍ َٖ سخ ى مث ش ٗ غ ء‬
         ً ‫َبَُ َب اى َب ُ اَ ُ٘ا ََ ُ ُ اَ ِٛ ََ َ ٌُْ ِِْ َف ٍ َا ِ َ ٍ َ ََ َ ِ ْ َب َْٗ َ َب َ َ َ ِ ْ ُ َب ِ َبًب َ ِٞ ًا َِّ َب‬
                                                      )1(‫َاَ ُ٘ا اىَ َ اَ ِٛ رَ َب َُ٘ َ ِ ِ َاىْ َسْ َب َ ِ َ اىَ َ َب َ ََْٞ ٌُْ سَ ِٞ ًب‬
                                                           ‫ٗ رق ئ ىز غ ءى ُ ثٔ ٗ ؤ ح ً إُ ئ م ُ عي ن ق ج‬
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu,
     dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan dari keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki
     dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu
     saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu
     menjaga dan mengawasi kamu ”. (QS.4:1).



                                             )59(ُ ُ٘ َٞ ُِْ ُ َ َ ‫ِ َ َث َ ِٞ َٚ ِ ْ َ اىَ ِ َ َث ِ َا َ َ ََ َ ُ ِِْ ُ َا ٍ ُ َ قَب‬
                                                 ُ ‫إُ ٍ َو ع غ ع ذ ئ مَ َو ء دً خيقٔ ٍ رش ة ثٌ ه ىٔ م ف َن‬
     “Sesungguhnya misal penciptaan Isa di sisi Allah, adalah seperti penciptaan Adam, Allah menciptaklan Adam dari
     tanah, kemudian Allah berfirman: “Jadilah”, maka jadilah dia”. (QS.3:59).

2. Proses Alami
   Proses alami adalah proses kejadian manusia setelah Adam dan Hawa terkecuali Isa as. yaitu harus adanya
percampuran antara laki-laki dan perempuan, bertemunya sel sperma dan indung telur di dalam rahim perempuan.
Dalam rahim seorang ibu ia dibentuk dengan melalui beberapa tahapan dan dalam waktu yang telah ditetapkan.
Kemudian setelah sempurna kejadiannya, ia dilahirkan ke atas dunia sebagai seorang bayi, lalu Allah tumbuhkan ia
menjadi dewasa dan menjadi tua, kemudian Allah wafatkan.

  Sebagaimana firman Allah di bawah ini:

       ‫ثٌ خي ْ ْ ف عي خ‬
       ً َ‫ََ َذْ ََقْ َب اىْ ِّْ َب َ ِِْ َُبَ ٍ ِِْ ِٞ ٍ( 21) ُ َ َ َيْ َب ُ ُطْ َخً ِٜ ق َا ٍ َ ِٞ ٍ( 31) ُ َ ََقْ َب اىُطْ َخَ ََق‬
                                             ِ ‫ثٌ خع ْ ٓ ّ ف ف َش س ٍن‬                              ِ ‫ٗىق خي ْ ئ غ ُ ٍ عي ىخ ٍ ط‬
        ِ‫فخي ْ عيقخ ٍ غ فخي ْ َ غخ عظ ٍ ف غ ّ عظ ً ى َ ثٌ أ ش ّ ٓ خ ق ء خ فزج سك ئ أ غ‬
        ُ َ ْ‫َ ََقْ َب اىْ ََ َ َ ُضْ َخً َ ََقْ َب اىْ ُضْ َ َ ِ َب ًب َنَ َْ٘ َب اىْ ِ َب َ َحْ ًب ُ َ َّْ َؤْ َب ُ َيْ ًب َا َشَ َ َ َب َ َ اىَ ُ َح‬
                                               )16(َ ُ٘ َ ْ ُ ِ َ ‫ا ْ َبِ ِٞ َ(41) ُ َ ِ َ ُ ْ َ ْ َ َِ َ َ َ ِ ُ٘ َ(51) ُ َ ِ َ ُ ْ َ ْ َ ا ْ ِ َب‬
                                                         ُ ‫ثٌ إّنٌ ًٝ٘ ىقٞ ٍخ رجعث‬                  ُ ‫ثٌ إّنٌ ثعذ رىل ىَٞز‬                 ِ ‫ىخ ىق‬
     “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati berasal dari tanah. Kemudian saripati itu
     Kami jadikan air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan
     segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
     tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang
     berbentuk lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu
     bener-benar akan mati. Kemudian kamu akan dibangkitkan di hari kiamat”. (QS.23:12-16).

C. BAHAN DASAR (BENTUK DAN ISI) PENCIPTAAN MANUSIA.
1. Bentuk Dasar.
   Bahan dasar manusia adalah tanah yang tidak berharga, sebagaimana diterangkan dalam ayat di bawah ini:

                                                                                              )8(ٍ ِٞ َ ٍ ‫ُ َ َع َ َّغَْ ُ ِِْ َُبَ ٍ ِِْ َب‬
                                                                                                 ِ ٍٖ ‫ثٌ خ َو ئ ٍ عي ىخ ٍ ٍ ء‬
     "Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).”. (QS.32:7-8).

    Seorang manusia yang gagah perkasa, tampan dan cantik rupawan hanyalah berbahan dasar tanah liat/tanah
tembikar yang merupakan bahan terendah yang kurang berharga. Bila manusia suka memperhatikan asal kejadiannya
ini, maka ia tidak akan suka menyombongkan diri menentang dan mendurhakai Allah penciptanya. Akan tetapi ia akan
tunduk merendahkan dirinya kepada Allah, karena hanya atas karunia-Nyalah ia menjadi ada.
2. Isi Dasar


   Dari bahan dasar yang sangat rendah tersebut di atas, kemudian Allah mengisinya den gan sesuatu yang sangat
tinggi nilainya yaitu ruh-Nya. Sebagaiamana firman-Nya:

                               )9(َ ُٗ ُ ْ‫ُ َ َ َا ُ َ َ َخَ ِٞ ِ ِِْ ُٗ ِ ِ َ َع َ َ ُ ُ اى ََْ َ َاىْ َثْ َب َ َاىْؤَفْ ِ َحَ قًِٞب َب رَش‬
                                  ُ ‫ثٌ ع٘ ٓ ّٗف ف ٔ ٍ س حٔ ٗخ َو ىنٌ غ ع ٗ ؤ ص س ٗ ئذ َي ي ٍ نش‬
   "Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam tubuhnya ruh ciptaan-Nya dan Dia menjadikan bagi
   kamu pendengaran, penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”. (QS.32:9).

   Dengan demikian manusia memiliki hubungan yang sangat dekat sekali dengan Allah karena manusia diberi ruh-Nya.

    Dari dua asal yang sangat berbeda ini menunjukkan adanya dua hal yang berbeda. Jasad manusia yang diciptakan
dari bahan dasar tanah maka ia memiliki kecenderungan yang sangat kuat kepada tanah, yaitu: “Zuyyina linnas hubbus
shahawaati minan nisa wal baniina wal qonathiri muqonthoroti nimadz-dzahabi wal fidhoti wal khoilil musawwamati
wal an'ami wal harts .... (QS.3:14).

    Sedangkan ruh (jiwa) yang berasal dari Allah, maka ia juga memiliki kecenderungan dan kebutuhan kepada petunjuk
Allah yaitu addien, jalan menuju taqwa: Qul aunabbiukum bikhoirim min dzalikum, lilladzinat taqowu .. (QS.3:15).

D. POTENSI DASAR MANUSIA
    Allah menciptakan manusia dengan memberikan kelebihan dan keutamaan yang tidak diberikan kepada makhluk
lainnya. Kelebihan dan keutamaan itu berupa potensi dasar yang disertakan Allah atasnya, baik potensi internal (yang
terdapat dalam dirinya) dan potensi external (yaitu potensi disertakan Allah untuk membimbingnya). Potensi ini adalah
modal utama bagi manusia untuk melaksanakan tugas dan memikul tanggung jawabnya. Oleh karena itu, ia harus diolah
dan didaya-gunakan dengan sebaik-baiknya, sehingga ia dapat memunaikan tugas dan tanggung jawab dengan
sempurna.

1. Potensi Internal
   Potensi internal ialah potensi yang menyatu dalam diri manusia itu sendiri, terdiri:

   a. Potensi Fitriyah.



   Manusia diberikan oleh Allah potensi fitriyah. Makna fitrah ialah al-Islam. Sebagaimana yang kita pahami dalam ayat
dan hadits di bawah ini:

          ‫ف ق ٗ ٖل ى ذ ِ حْ ف ف شح ئ ىز فطش ْ ط عي ٖ ى ر ذ و ىخ ق ي رىل ذ ِ قٌٞ ٗىنِ أ ثش‬
          َ َ ْ‫َؤَ ٌِْ َخْ َ َ ِي ِٝ ِ َ ِٞ ًب ِطْ َ َ اىَ ِ اَ ِٜ َ َ َ اى َب َ ََْٞ َب َب َجْ ِٝ َ ِ َيْ ِ اىَِٔ َِ َ اى ِٝ ُ اىْ َ ِ ُ ََ ِ َ َم‬
                                                                                                                     )30(َ ُ٘ َْ‫اى َب ِ َب َع‬
                                                                                                                             ُ َ‫ْ ط ى ٝ ي‬
     “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama yang lurus; (tetaplah atas) fitrah Allah yang
     telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang
     lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS.30:30).
Berkenaan ayat ini Rasulullah SAW bersabda:

      َْٗ ِ ِ ‫ : " َب ِِ َُْ٘٘ ٍ إ َ َُ٘ ُ ََٚ اى ِطْ َ ِ . َ َ َ َا ُ َ ُ ِ َا ِ ِ َْٗ ُ َ ِ َا‬ ٜ‫. قبه اىْج‬ ‫عِ أثٚ ٕشٝشح‬
        ‫ٍ ٍ ٍ ى د ِّال ٝ ىذ عي ف شح فؤث٘ ٓ ٖٝ٘د ّٔ أ ْٝصش ّٔ أ‬
      :  َ ‫ُ َ ِ َب ِ ِ . َ َب ُ ْ َ ُ اى َ ِْٞ َ ُ َ ِٞ َ ً ََْ َب ِ. ٕوْ ُحِ ُُ٘ ِٞ َب ِِ َذْ َبء ؟". ث ّ ٝق٘ ُ أث٘ ٕشٝش‬
                    ‫ح‬                ‫ٌ ه‬                َ ‫َٝدغ ّٔ مَ ر زح جٖ َخ ثٖ َخ خ ع ء َ ر غ ف ٖ ٍ خ ع‬
                                       ٔٞ‫ِطْ َ َ ا ِ اَ ِٚ َ َ َ اى َب َ َََْٖٞب َ َجْ ِٝ َ ِ َيْ ِ اهلل ، رَِ َ اى ِٝ ُ اى َ ِ ُ . ٍزفق عي‬
                                                          ٌٞ‫ف شح هلل ىز فطش ْ ط عي ّال ر ذ و ىخ ق ِ اىل ذ ِ ق‬
     “Dari Abu Hurairah RA. Bersabda Rasulullah SAW: “Tiada bayi yang dilahirkan kecuali lahir dalam keadaan fitrah.
     Maka ayah bundanyalah yang menjadikannya Yahudi. Nasrani atau Majusi. Sebagai lahirnya binatang yang
     lengkap sempurna. Apakah ada binatang yang lahir terputus telinganya?. Kemudian Abu Hurairah RA membaca:
     ”Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah
     agama yang lurus”. (HR. Mutafaqun ‘alaih, Lu’lu’ Wal Marjan).

   Dengan demikian, pada diri manusia sudah melekat (menyatu) satu potensi kebenaran (dienullah). Kalau ia gunakan
potensinya ini, ia akan senantiasa berjalan di atas jalan yang lurus. Karena Allah telah membimbingnya semenjak dalam
alam ruh (dalam kandungan) (QS.7:172).



b. Potensi Ruhiyah


   Potensi ruhiyah adalah potensi yang dilekatkan pada hati nurani untuk membedakan dan memilih jalan yang hak dan
yang batil, jalan menuju ketaqwaan dan jalan menuju kedurhakaan.

   Allah berfirman:




                                                                            )8(‫َ َف ٍ َ َب َ َا َب(7) َ َىْ َ َ َب ُ ُ٘ َ َب َ َقْ َا َب‬
                                                                                ٕ ٘ ‫فؤ َٖٖ فد سٕ ٗر‬                   ٕ ٘‫ّٗ ْظ ٍٗ ع‬
     “Demi jiwa serta penyempurnaannya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
     ketaqwaan”. (QS.91:7-8).

    Di dalam hati setiap manusia telah tertanam potensi ini, yang dapat membedakan jalan kebaikan (kebenaran) dan
jalan keburukan (kesalahan). Dari kemampuan ini, Nabi pernah bersabda:

           ‫ٗعِ ٗاثصخ ثِ ٍعجذ س.ض قبه : َ َْٞ ُ سع٘ه اهلل صيٚ اىّٔ عيٞٔ ٗعٌّ فقبه: ِئْ َ رَغْؤ ُ َ ِ اى ِ ِ؟‬
            ‫خ ذ َه عِ جش‬                      ‫ي‬                ‫ي‬                         ‫أر ذ‬
          ‫ق ذ ّع ف ه ز ق جل جش ٍ َؤّ إى ٔ ْ ْظ ٗ َؤُ إى ٔ ق ت ٗ ْإل ٌ ٍ ح ف ْ ْظ‬
          ِ ‫ُيْ ُ: َ ٌَْ، َقَب َ: اعْ َفْذِ َيْ َ َ ، اى ِ ُ َباطْ َ َ َذْ َِْٞ ِ اىَف ِ َاطْ َ َ َ َِْٞ ِ اىْ َيْ ُ. َا ِثْ ُ َب َبكَ ِٜ اىَف‬
                                                       ٍٚ‫َ َ َ َدَ ِٜ اى َذْ ِ، َُِْ أَفْ َب َ اىََط َأَفْ َب َ. سٗآ احَذ ٗاىذاس‬
                                                                                  ‫ٗرشد ف ص س ٗإ ز ك ْب ٗ ز ك‬
     “Wabishah bin Ma’bab RA berkata: Saya datang kepada Nabi SAW untuk bertanya tentag bakti (al-birri). Maka
     sebelum saya bertanya, Nabi bertanya: “Kau datang untuk bertanya tentang bakti? Jawabku: Ya. Bersabda Nabi
     SAW: “Tanyakan pada hatimu. Bakti itu ialah semua perbuatan yang menimbulkan ketenangan dalam hati dan
     jiwa. Sedangkan dosa, itu semua perbuatan yang menimbulkan keraguan dalam hati dan jiwa. Meskipun telah
     mendapat fatwa dari orangt-orang”. (HR. Ahmad dan Darimi).

   Hadits ini menunjukkan bahwa potensi inilah yang menentukan arah kehidupan manusia.
c. Potensi Aqliyah.


   Potensi aqliyah terdiri dari panca indera dan akal pikiran (sam’a, basar, fu’ad). Dengan potensi ini, manusia dapat
membuktikan dengan daya nalar dan ilmiah, tentang “kekuasaan” Allah. Serta dengan potensi ini, ia dapat mempelajari
dan memahami dengan benar seluruh hal yang bermanfaat baginya yang tentu harus diterima dan hal yang mudharat
baginya dan tentu harus dihindarkan.

   Allah berfirman:

                        ٌُْ ََ َ َ َ ِ ْ‫َاىَ ُ َخْ َ َ ٌُْ ِِْ ُ ُ٘ ِ ُ َ َب ِ ٌُْ َب َعَْ ُ٘ َ َْٞ ًب َ َع َ َ ُ ُ اى ََْع َاىْ َثْ َب َ َاىْؤَف‬
                          ‫ٗ ئ أ شخن ٍ ثط ُ أٍٖ رن ى ر يَ ُ ش ئ ٗخ َو ىنٌ غ َ ٗ ؤ ص س ٗ ئذح ىعين‬
                                                                                                                               )78(َ ُٗ ُ ْ‫رَش‬
                                                                                                                                       ُ ‫نش‬
     “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apapun, dan Dia memberikan
     kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (QS.16:78).

   Potensi inilah yang akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah. Dalam hal ini Allah berfirman:

                            )36(‫ََب َقْ ُ َب َٞ َ َ َ ِ ِ ِيْ ٌ ِ َ اى ََْ َ َاىْ َ َ َ َاىْ ُ َا َ م ُ َُٗ ِ َ َب َ َ ْ ُ ٍَغْ ًُ٘ب‬
                                 ‫ٗى ر ف ٍ ى ْظ ىل ثٔ ع ٌ إُ غ ع ٗ جصش ٗ فؤ د ُو أ ىئل م ُ ع ٔ ئ ى‬
     “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak memiliki ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
     penglihatan dan hati, semuanya akan dimintai pertanggung jawaban”. (QS.17:36).

   Manusia yang tidak mempergunakan potensi ini, maka sungguh ia telah menyia-nyiakan kelelebihan dan keutamaan
yang Allah berikan, sehingga ia tidak pantas mendapat fadhal disisi Allah, tetapi ia sama dengan makhluk yang terendah
yaitu binatang ternak, bahkan lebih hina lagi.

   Allah berfirman:

       ُ ‫ٗىق رس ّ ى ٌَْٖ مث ش ٍِ دِ ٗ ئ ْظ ىٖ قي ة ى ٝ قٖ ُ ثٖ ٗىٖ أ ِٞ ى ٝ صش ُ ثٖ ٗىٖ ء ر‬
       ٌ ‫ََ َذْ َ َأْ َب ِد ََ َ َ ِٞ ًا ِ َ اىْ ِ ِ َاىْ ِّ ِ َ ٌُْ ُُ٘ ٌ َب َفْ َ ُ٘ َ ِ َب ََ ٌُْ َعْ ُ ٌ َب ُجْ ِ ُٗ َ ِ َب ََ ٌُْ َا َا‬
                                                   )179(َ ُِ٘ ‫َب َٝغْ َ ُ٘ َ ِ َب َُٗ ِ َ َبىْ َّْ َب ِ ثوْ ٌُْ َض ُ َُٗ ِ َ ُ ُ اىْ َب‬
                                                             ُ ‫ى َع ُ ثٖ أ ىئل م ؤ ع ً َ ٕ أ َو أ ىئل ٌٕ غ في‬
     “Dan sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari Jin dan Manusia. Mereka
     mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, dan mereka mempunyai mata
     tetapi tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Aallah, mereak mempunyai telinga, tetapi
     tidak dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan lebih sesat
     lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”. (QS.7:179).



d. Potensi Jasmaniyah.


   Potensi jasmaniyah yaitu kemampuan tubuh manusia yang telah Allah ciptakan dengan sempurna, baik rupa,
kekuatan dan kemampuan.

   Sebagaiman firman-Nya:
)4(ٍ ِٝ ْ‫َ َذْ ََقْ َب اىْ ِّْ َبَُ ِٜ َحْ َ ِ َق‬
                                                                                    ٌ ٘ ‫ىق خي ْ ئ غ ف أ غِ ر‬
     “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik penciptaan”. (QS.94:5).

                                                                       )3(ُ ِٞ َ ْ‫َ َ َ َ ٌُْ َ َحْ َ َ ُ َ َ ٌُْ ََِْٞ ِ اى‬
                                                                          ‫ٗص٘سم فؤ غِ ص٘سم ٗإى ٔ َص ش‬
     “Dia membentuk rupamu dan dibaguskan-Nya rupamu itu, dan hanya kepada-Nyalah kembalimu”. (QS.64:3).

   Potensi jasmaniyah ini adalah merupakan basthoh fil khalqi (fil jism). Sebagai modal utama untuk melaksanakan
tugasnya.

2. Potensi Eksternal


   Disamping potensi internal yang melekat erat pada diri manusai. Allah juga sertakan potensi external sebagai
pengarah dan pembimbing potensi-potensi internal itu agar berjalan sesuai dengan kehendak-Nya. Tanpa arahan
potensi external ini, maka potensi internal tidak akan membuahkan hasil yang diharapkan.



a. Potensi Huda


  Yaitu petunjuk Allah yang mempertagas nilai kebenaran yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya untuk membimbing
umat manusia ke jalan yang lurus.

  Allah SWT berfirman:

                                                                          )3(‫َِب َ َْٝ َب ُ اى َ ِٞ َ ِ َب َب ِ ًا َِ َب َ ُ٘ ًا‬
                                                                              ‫إّ ٕذ ْ ٓ غج و إٍ ش مش ٗإٍ مف س‬
     “Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir”.
     (QS.76:3).

                                    )38(َ ُ٘ َ ْ‫َ ِ َب َؤْ ِ ََ ٌُْ ِِٜ ُ ًٙ َ َِْ َ ِ َ ُ َاَٛ ََب َْ٘ ٌ ََْٞ ٌِْ ََب ٌُْ َح‬
                                        ُ ّ‫فئٍ ٝ رْٞن ٍْ ٕذ فَ رجع ٕذ في خ ف عي ٖ ٗى ٕ ٝ ض‬
     “....Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak
     ada kekawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati”. (QS.2:38).




b. Potensi Alam


   Alam semesta adalah merupakan potensi external kedua untuk membimbing umat manusia melaksanakan fungsinya.
Setiap sisi alam semesta ini merupakan ayat-ayat Allah yang dengannya manusia dapat mencapai kebenaran.

  Allah berfirman:
ٔ‫ىز ِ مش ُ ي‬
َ َ‫ِ َ ِٜ َيْ ِ اى َ َ َا ِ َا َسْ ِ َاخْ َِب ِ اىَٞ ِ َاىَ َب ِ َآ َب ٍ ُِِٜٗ اىْ َىْ َب ِ( 091)اَ ِٝ َ َٝزْ ُ ُٗ َ اى‬
                                       ‫إُ ف خ ق غَ٘ د ٗ ّْال ض ٗ زي ف ي ْو ٗ ْٖ س ى ٝ د ىؤ ى ؤ ج ة‬
  ‫ِ َب ًب َٗ ُ ُ٘ ًا َ ََٚ ُ ُ٘ ِ ٌِْ َ َ َ َ َ َُُٗ ِٜ َيْ ِ اى َ َ َا ِ َاىْ َسْض َ َ َب َب ََقْ َ َ َا َب ًِب ُجْ َبَّلَ َ ِ َب‬
   ْ‫قٞ ٍ قع د ٗعي خْ ثٖ ٗٝزفنش ف خ ق غَ٘ د ٗ ؤ ِ سثْ ٍ خي ذ ٕز ث طي ع ح فق‬
                                                                                                          )191(ِ ‫َ َا َ اىَب‬
                                                                                                                 ‫عز ة ْ س‬
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat ayat-ayat bagi
ulul Albab. Yaitu, orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk dan dalam keadaan berbaring;
dan mereka memikirkan tentapenciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, tidalah Engkau
ciptakan semua ini dengan sia-sia”. (QS.3:190-191).

 ‫َبَُ َب اى َب ُ اعْ ُ ُٗا ََ ُ ُ اَ ِٛ ََ َ ٌُْ َاَ ِٝ َ ِِْ َجِْ ٌُْ َ ََ ٌُْ ََ ُُ٘( 12)اَ ِٛ َع َ َ ُ ُ اىْ َسْضَ ِ َا ًب‬
  ‫فش ش‬          ‫ىز خ َو ىنٌ ؤ‬                       َ ‫ٝ أٖٝ ْ ط جذ سثنٌ ىز خيقن ٗ ىز ِ ٍ ق ين ىعين رزق‬
           ٌُْ ََّْ ‫َاى َ َب َ ِ َب ً ََّْض َ ِ َ اى َ َب ِ َبءً َ َخْ َ َ ِ ِ ِ َ اىَ َ َا ِ ِصْ ًب ى ٌُْ ََب َدْ َُ٘ا َِ ِ َّْ َا ًا‬
             ‫ٗ غَ ء ثْ ء ٗأ َه ٍِ غَ ء ٍ فؤ شج ثٔ ٍِ ثَش د س ق َن في ر عي ىئ أ ذ د ٗأ ز‬
                                                                                                                     )22(َ ُ٘ َْ‫َع‬
                                                                                                                             ُ َ‫ر ي‬
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu
bertaqwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan menurunkan air
hujan dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki untukmu; karena itu
janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui”. (QS.2:21-22).

More Related Content

What's hot

Dahsyatnya syurga dan neraka
Dahsyatnya syurga dan nerakaDahsyatnya syurga dan neraka
Dahsyatnya syurga dan nerakaFenti 000
 
Keterikatan terhadap hukum syara
Keterikatan terhadap hukum syara Keterikatan terhadap hukum syara
Keterikatan terhadap hukum syara suwartono SIP
 
Hakikat manusia (materi 2)
Hakikat manusia (materi 2)Hakikat manusia (materi 2)
Hakikat manusia (materi 2)Ridwan Sehat
 
Kematian, Perpisahan & Penghisaban
Kematian, Perpisahan & PenghisabanKematian, Perpisahan & Penghisaban
Kematian, Perpisahan & PenghisabanErwin Wahyu
 
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, InovasiHIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
Mari Bicara Cinta
Mari Bicara CintaMari Bicara Cinta
Mari Bicara CintaErwin Wahyu
 
Bersegera melaksanakan Syariat
Bersegera melaksanakan SyariatBersegera melaksanakan Syariat
Bersegera melaksanakan SyariatErwin Wahyu
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"Nur Rohim
 
Clothing In Islam ( Hukum Pakaian Dalam Islam)
Clothing In Islam ( Hukum Pakaian Dalam Islam)Clothing In Islam ( Hukum Pakaian Dalam Islam)
Clothing In Islam ( Hukum Pakaian Dalam Islam)Suryono .
 
Standar Perbuatan
Standar PerbuatanStandar Perbuatan
Standar PerbuatanErwin Wahyu
 
Mengkaji Kitab Al Takattul Al Hizbiy
Mengkaji Kitab Al Takattul Al HizbiyMengkaji Kitab Al Takattul Al Hizbiy
Mengkaji Kitab Al Takattul Al Hizbiykha27lid
 
Ummat yang terbaik
Ummat yang terbaikUmmat yang terbaik
Ummat yang terbaikSatrio Adi
 
Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanMarhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanErwin Wahyu
 

What's hot (20)

Ma’rifatul insan
Ma’rifatul insan Ma’rifatul insan
Ma’rifatul insan
 
Dahsyatnya syurga dan neraka
Dahsyatnya syurga dan nerakaDahsyatnya syurga dan neraka
Dahsyatnya syurga dan neraka
 
Keterikatan terhadap hukum syara
Keterikatan terhadap hukum syara Keterikatan terhadap hukum syara
Keterikatan terhadap hukum syara
 
Hakikat manusia (materi 2)
Hakikat manusia (materi 2)Hakikat manusia (materi 2)
Hakikat manusia (materi 2)
 
Kepribadian islam
Kepribadian islamKepribadian islam
Kepribadian islam
 
Islam Jalan Hidup Sempurna
Islam Jalan Hidup SempurnaIslam Jalan Hidup Sempurna
Islam Jalan Hidup Sempurna
 
Kematian, Perpisahan & Penghisaban
Kematian, Perpisahan & PenghisabanKematian, Perpisahan & Penghisaban
Kematian, Perpisahan & Penghisaban
 
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, InovasiHIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
 
Mari Bicara Cinta
Mari Bicara CintaMari Bicara Cinta
Mari Bicara Cinta
 
Alur takatul hizb
Alur takatul hizbAlur takatul hizb
Alur takatul hizb
 
Bersegera melaksanakan Syariat
Bersegera melaksanakan SyariatBersegera melaksanakan Syariat
Bersegera melaksanakan Syariat
 
Alur Bab 07 Hukum Syara (Bagian 1)
Alur Bab 07 Hukum Syara (Bagian 1) Alur Bab 07 Hukum Syara (Bagian 1)
Alur Bab 07 Hukum Syara (Bagian 1)
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"
 
5.6 tabiat agama islam
5.6 tabiat agama islam5.6 tabiat agama islam
5.6 tabiat agama islam
 
Clothing In Islam ( Hukum Pakaian Dalam Islam)
Clothing In Islam ( Hukum Pakaian Dalam Islam)Clothing In Islam ( Hukum Pakaian Dalam Islam)
Clothing In Islam ( Hukum Pakaian Dalam Islam)
 
Hukum syara tentang pergaulan pria & wanita
Hukum syara tentang pergaulan pria & wanitaHukum syara tentang pergaulan pria & wanita
Hukum syara tentang pergaulan pria & wanita
 
Standar Perbuatan
Standar PerbuatanStandar Perbuatan
Standar Perbuatan
 
Mengkaji Kitab Al Takattul Al Hizbiy
Mengkaji Kitab Al Takattul Al HizbiyMengkaji Kitab Al Takattul Al Hizbiy
Mengkaji Kitab Al Takattul Al Hizbiy
 
Ummat yang terbaik
Ummat yang terbaikUmmat yang terbaik
Ummat yang terbaik
 
Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanMarhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya Ramadhan
 

Viewers also liked

Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidup
Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia HidupMengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidup
Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidupandrew gromiko
 
Ma’rifatul islam
Ma’rifatul islamMa’rifatul islam
Ma’rifatul islamRohma Yuli
 
Ma’rifatul dienul islam
Ma’rifatul dienul islamMa’rifatul dienul islam
Ma’rifatul dienul islamSuseno Suseno
 
Ma’rifatul islam (bagian ke 2)
Ma’rifatul islam (bagian ke 2)Ma’rifatul islam (bagian ke 2)
Ma’rifatul islam (bagian ke 2)Suseno Suseno
 
Dasar dasar islam - abul a'la al-maududi
Dasar dasar islam - abul a'la al-maududiDasar dasar islam - abul a'la al-maududi
Dasar dasar islam - abul a'la al-maududiRahmat Hidayat
 
Pemikiran Politik Abu A’la Al-Maududi
Pemikiran Politik Abu A’la Al-MaududiPemikiran Politik Abu A’la Al-Maududi
Pemikiran Politik Abu A’la Al-MaududiAr Rayyan
 
Pembinaan Iman dan Taqwa Bagi Generasi Muda
Pembinaan Iman dan Taqwa Bagi Generasi MudaPembinaan Iman dan Taqwa Bagi Generasi Muda
Pembinaan Iman dan Taqwa Bagi Generasi Mudasayyidadlin
 
Obsesi#45 Kebebasan membawa Kerusakan
Obsesi#45 Kebebasan membawa KerusakanObsesi#45 Kebebasan membawa Kerusakan
Obsesi#45 Kebebasan membawa KerusakanAMIR HAMZAH
 
5.2 islam wa sunnatullah
5.2 islam wa sunnatullah5.2 islam wa sunnatullah
5.2 islam wa sunnatullahIsalzone Faisal
 
Bidikmisi ilvi sobarunnisa
Bidikmisi ilvi sobarunnisaBidikmisi ilvi sobarunnisa
Bidikmisi ilvi sobarunnisaAhmad Sae
 
IMAN DAN TAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA
IMAN DAN TAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESAIMAN DAN TAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA
IMAN DAN TAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESADwi Wahyu Alfajar
 
Subjunctive in My Grammar 3
Subjunctive in My Grammar 3Subjunctive in My Grammar 3
Subjunctive in My Grammar 3Vanda Eva
 
47. belajar berpikir
47.  belajar berpikir47.  belajar berpikir
47. belajar berpikirAhmad Harmoko
 

Viewers also liked (20)

Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidup
Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia HidupMengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidup
Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidup
 
Ma’rifatul islam
Ma’rifatul islamMa’rifatul islam
Ma’rifatul islam
 
4 ma'rifatul islam
4 ma'rifatul islam4 ma'rifatul islam
4 ma'rifatul islam
 
Al insan
Al insanAl insan
Al insan
 
Ma’rifatul dienul islam
Ma’rifatul dienul islamMa’rifatul dienul islam
Ma’rifatul dienul islam
 
Ma’rifatul islam
Ma’rifatul islamMa’rifatul islam
Ma’rifatul islam
 
3 marifatullah
3 marifatullah3 marifatullah
3 marifatullah
 
Ma’rifatul islam (bagian ke 2)
Ma’rifatul islam (bagian ke 2)Ma’rifatul islam (bagian ke 2)
Ma’rifatul islam (bagian ke 2)
 
IMAN DAN TAQWA
IMAN DAN TAQWAIMAN DAN TAQWA
IMAN DAN TAQWA
 
Dasar dasar islam - abul a'la al-maududi
Dasar dasar islam - abul a'la al-maududiDasar dasar islam - abul a'la al-maududi
Dasar dasar islam - abul a'la al-maududi
 
Pemikiran Politik Abu A’la Al-Maududi
Pemikiran Politik Abu A’la Al-MaududiPemikiran Politik Abu A’la Al-Maududi
Pemikiran Politik Abu A’la Al-Maududi
 
Halaqa tarteel tajweed rules easy
Halaqa tarteel tajweed rules easyHalaqa tarteel tajweed rules easy
Halaqa tarteel tajweed rules easy
 
Pembinaan Iman dan Taqwa Bagi Generasi Muda
Pembinaan Iman dan Taqwa Bagi Generasi MudaPembinaan Iman dan Taqwa Bagi Generasi Muda
Pembinaan Iman dan Taqwa Bagi Generasi Muda
 
Obsesi#45 Kebebasan membawa Kerusakan
Obsesi#45 Kebebasan membawa KerusakanObsesi#45 Kebebasan membawa Kerusakan
Obsesi#45 Kebebasan membawa Kerusakan
 
5.2 islam wa sunnatullah
5.2 islam wa sunnatullah5.2 islam wa sunnatullah
5.2 islam wa sunnatullah
 
Bidikmisi ilvi sobarunnisa
Bidikmisi ilvi sobarunnisaBidikmisi ilvi sobarunnisa
Bidikmisi ilvi sobarunnisa
 
IMAN DAN TAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA
IMAN DAN TAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESAIMAN DAN TAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA
IMAN DAN TAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA
 
Subjunctive in My Grammar 3
Subjunctive in My Grammar 3Subjunctive in My Grammar 3
Subjunctive in My Grammar 3
 
47. belajar berpikir
47.  belajar berpikir47.  belajar berpikir
47. belajar berpikir
 
Cosmic Awareness 1987-02: Recommended Books on Palmistry
Cosmic Awareness 1987-02: Recommended Books on PalmistryCosmic Awareness 1987-02: Recommended Books on Palmistry
Cosmic Awareness 1987-02: Recommended Books on Palmistry
 

Similar to Marifatul insan bag-1

Sirah Nabawiyah 21: Bi'tsah_Tadabbur Surat Al-'alaq
Sirah Nabawiyah 21: Bi'tsah_Tadabbur Surat Al-'alaqSirah Nabawiyah 21: Bi'tsah_Tadabbur Surat Al-'alaq
Sirah Nabawiyah 21: Bi'tsah_Tadabbur Surat Al-'alaqAbuNailah
 
Kewajiban manusia dan implikasinya terhadap pendidikan islam
Kewajiban manusia dan implikasinya terhadap pendidikan islamKewajiban manusia dan implikasinya terhadap pendidikan islam
Kewajiban manusia dan implikasinya terhadap pendidikan islamEndi Suhendi
 
Dalam Rahim Ibu
Dalam Rahim IbuDalam Rahim Ibu
Dalam Rahim Ibuaris jusoh
 
Agama adalah fitrah
Agama adalah fitrahAgama adalah fitrah
Agama adalah fitrahditrighz
 
Hakekat manusia (tinjauan paradigma islam)
Hakekat  manusia (tinjauan paradigma islam)Hakekat  manusia (tinjauan paradigma islam)
Hakekat manusia (tinjauan paradigma islam)Hamdani Alqobus
 
Khalifah allah
Khalifah allahKhalifah allah
Khalifah allahancciran
 
Eksistensi martabat manusia agama islam
Eksistensi martabat manusia agama islamEksistensi martabat manusia agama islam
Eksistensi martabat manusia agama islam-
 
Bab i ketuhanan dalam islam
Bab i ketuhanan dalam islamBab i ketuhanan dalam islam
Bab i ketuhanan dalam islamKharis Zaman
 
kuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.ppt
kuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.pptkuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.ppt
kuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.pptKalmaAlmira
 
Siapakah Manusisa? Menurut Islam
Siapakah Manusisa? Menurut IslamSiapakah Manusisa? Menurut Islam
Siapakah Manusisa? Menurut Islamjaniaul
 
Tawazun_fid_dakwah.pptx
Tawazun_fid_dakwah.pptxTawazun_fid_dakwah.pptx
Tawazun_fid_dakwah.pptxPenelitianSKA
 
UTS IKMAL FAUZI ASSYA'BANA IPI PAI 2A.docx
UTS IKMAL FAUZI ASSYA'BANA IPI PAI 2A.docxUTS IKMAL FAUZI ASSYA'BANA IPI PAI 2A.docx
UTS IKMAL FAUZI ASSYA'BANA IPI PAI 2A.docxIkmalFauziAssyabana
 
2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf
2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf
2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdfmuhammadsahir5
 
Manusia dan tugasnya di muka bumi
Manusia dan tugasnya di muka bumiManusia dan tugasnya di muka bumi
Manusia dan tugasnya di muka bumikhumairoh
 
Bab 1 Manusia dan Tugasnya
Bab 1 Manusia dan TugasnyaBab 1 Manusia dan Tugasnya
Bab 1 Manusia dan Tugasnyawildiaekafutikha
 
Bab 1 Manusia dan Tugasnya
Bab 1 Manusia dan TugasnyaBab 1 Manusia dan Tugasnya
Bab 1 Manusia dan Tugasnyawildiaekafutikha
 

Similar to Marifatul insan bag-1 (20)

Sirah Nabawiyah 21: Bi'tsah_Tadabbur Surat Al-'alaq
Sirah Nabawiyah 21: Bi'tsah_Tadabbur Surat Al-'alaqSirah Nabawiyah 21: Bi'tsah_Tadabbur Surat Al-'alaq
Sirah Nabawiyah 21: Bi'tsah_Tadabbur Surat Al-'alaq
 
Kewajiban manusia dan implikasinya terhadap pendidikan islam
Kewajiban manusia dan implikasinya terhadap pendidikan islamKewajiban manusia dan implikasinya terhadap pendidikan islam
Kewajiban manusia dan implikasinya terhadap pendidikan islam
 
Topik 3 konsep tuhan dalam islam
Topik 3 konsep tuhan dalam islamTopik 3 konsep tuhan dalam islam
Topik 3 konsep tuhan dalam islam
 
Dalam Rahim Ibu
Dalam Rahim IbuDalam Rahim Ibu
Dalam Rahim Ibu
 
Agama adalah fitrah
Agama adalah fitrahAgama adalah fitrah
Agama adalah fitrah
 
Hakekat manusia (tinjauan paradigma islam)
Hakekat  manusia (tinjauan paradigma islam)Hakekat  manusia (tinjauan paradigma islam)
Hakekat manusia (tinjauan paradigma islam)
 
Khalifah allah
Khalifah allahKhalifah allah
Khalifah allah
 
Eksistensi martabat manusia agama islam
Eksistensi martabat manusia agama islamEksistensi martabat manusia agama islam
Eksistensi martabat manusia agama islam
 
Bab i ketuhanan dalam islam
Bab i ketuhanan dalam islamBab i ketuhanan dalam islam
Bab i ketuhanan dalam islam
 
kuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.ppt
kuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.pptkuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.ppt
kuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.ppt
 
Siapakah Manusisa? Menurut Islam
Siapakah Manusisa? Menurut IslamSiapakah Manusisa? Menurut Islam
Siapakah Manusisa? Menurut Islam
 
Tawazun_fid_dakwah.pptx
Tawazun_fid_dakwah.pptxTawazun_fid_dakwah.pptx
Tawazun_fid_dakwah.pptx
 
HAKEKAT MANUSIA.ppt
HAKEKAT MANUSIA.pptHAKEKAT MANUSIA.ppt
HAKEKAT MANUSIA.ppt
 
fiqihnikah-12345-ok.pptx
fiqihnikah-12345-ok.pptxfiqihnikah-12345-ok.pptx
fiqihnikah-12345-ok.pptx
 
UTS IKMAL FAUZI ASSYA'BANA IPI PAI 2A.docx
UTS IKMAL FAUZI ASSYA'BANA IPI PAI 2A.docxUTS IKMAL FAUZI ASSYA'BANA IPI PAI 2A.docx
UTS IKMAL FAUZI ASSYA'BANA IPI PAI 2A.docx
 
2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf
2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf
2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf
 
Manusia dan tugasnya di muka bumi
Manusia dan tugasnya di muka bumiManusia dan tugasnya di muka bumi
Manusia dan tugasnya di muka bumi
 
Bab 1
Bab 1 Bab 1
Bab 1
 
Bab 1 Manusia dan Tugasnya
Bab 1 Manusia dan TugasnyaBab 1 Manusia dan Tugasnya
Bab 1 Manusia dan Tugasnya
 
Bab 1 Manusia dan Tugasnya
Bab 1 Manusia dan TugasnyaBab 1 Manusia dan Tugasnya
Bab 1 Manusia dan Tugasnya
 

Recently uploaded

PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxPERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxAfifahNuri
 
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxPRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxSaeful Malik
 
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...RobertusLolok1
 
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptxSosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptxMarto Marbun
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Adam Hiola
 
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxMateri akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxWahyuSolehudin1
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Adam Hiola
 
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANKHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANGilbertFibriyantAdan
 

Recently uploaded (8)

PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxPERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
 
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxPRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
 
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
 
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptxSosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
 
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxMateri akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
 
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANKHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
 

Marifatul insan bag-1

  • 1. KAJIAN RUTIN IBU-IBU MUSLIMAH WARGA DUKHAN, QATAR (MAR’ATUS SHOLEHAH) RABU, 02-MAY-2012 “MA’RIFATUL INSAN”
  • 2. MA’RIFATUL INSAN A. PRINSIP PENCIPTAAN MANUSIA Allah SWT berfirman: “Bukankah telah datang atas manusia suatu waktu dari masa, sedang ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut”. (QS. 76:1). “Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali?”. (QS. 19:67). Kedua ayat di atas dimulai dengan kalimat istifham, yang menuntut perhatian supaya manusia memikirkan diri dan proses kejadiannya, sehingga dengan itu, ia akan berlaku dengan benar dalam kehidupan di dunia ini sesuai dengan fungsi dan tujuan penciptaannya. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Pada mulanya ia bukanlah apa-apa, tidak ada, tidak berwujud dan tidak berbentuk. Kemudian atas kehendak-Nya, ia diciptakan. Ihwal penciptaan manusia ini, menunjukkan KeMaha Kuasaan Allah. Hal ini harusnya menjadi renungan manusia, betapa tanpa kekuasaan-Nya, dirinya bukanlah apa-apa. B. PROSES PENCIPTAAN MANUSIA Dalam penciptaan manusia, terdapat dua proses, yaitu: (1) Proses azali, dan (2) Proses alami. 1. Proses azali Proses azali adalah proses dimana peran ke Maha Kun fayakunan Allah terjadi, tidak ada sedikitpun campur tangan manusia. Seperti dalam penciptaan Adam yang diciptakan dari tanah liat yang dibentuk. Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk Adam. Dan Isa Al Masih yang diciptakan tanpa seorang ayah. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam ayat berikut: )26(ٍ ُ٘ ْ‫ََ َذْ ََقْ َب اىْ ِّْ َب َ ِِْ َيْصَب ٍ ِِْ َ َ ٍ ٍَغ‬ ُ ْ ‫ٗىق خي ْ ئ غ ُ ٍ ص ه ٍ حَئ‬ “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering yang diberi bentuk”. (QS.15:26). ‫ٝ أٖٝ ْ ط رق سثنٌ ىز خيقن ٍ ّ ْظ ٗ حذح ٗخيق ٍ ٖ ص خٖ ٗثّث ٍ َٖ سخ ى مث ش ٗ غ ء‬ ً ‫َبَُ َب اى َب ُ اَ ُ٘ا ََ ُ ُ اَ ِٛ ََ َ ٌُْ ِِْ َف ٍ َا ِ َ ٍ َ ََ َ ِ ْ َب َْٗ َ َب َ َ َ ِ ْ ُ َب ِ َبًب َ ِٞ ًا َِّ َب‬ )1(‫َاَ ُ٘ا اىَ َ اَ ِٛ رَ َب َُ٘ َ ِ ِ َاىْ َسْ َب َ ِ َ اىَ َ َب َ ََْٞ ٌُْ سَ ِٞ ًب‬ ‫ٗ رق ئ ىز غ ءى ُ ثٔ ٗ ؤ ح ً إُ ئ م ُ عي ن ق ج‬
  • 3. “Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan dari keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu ”. (QS.4:1). )59(ُ ُ٘ َٞ ُِْ ُ َ َ ‫ِ َ َث َ ِٞ َٚ ِ ْ َ اىَ ِ َ َث ِ َا َ َ ََ َ ُ ِِْ ُ َا ٍ ُ َ قَب‬ ُ ‫إُ ٍ َو ع غ ع ذ ئ مَ َو ء دً خيقٔ ٍ رش ة ثٌ ه ىٔ م ف َن‬ “Sesungguhnya misal penciptaan Isa di sisi Allah, adalah seperti penciptaan Adam, Allah menciptaklan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman: “Jadilah”, maka jadilah dia”. (QS.3:59). 2. Proses Alami Proses alami adalah proses kejadian manusia setelah Adam dan Hawa terkecuali Isa as. yaitu harus adanya percampuran antara laki-laki dan perempuan, bertemunya sel sperma dan indung telur di dalam rahim perempuan. Dalam rahim seorang ibu ia dibentuk dengan melalui beberapa tahapan dan dalam waktu yang telah ditetapkan. Kemudian setelah sempurna kejadiannya, ia dilahirkan ke atas dunia sebagai seorang bayi, lalu Allah tumbuhkan ia menjadi dewasa dan menjadi tua, kemudian Allah wafatkan. Sebagaimana firman Allah di bawah ini: ‫ثٌ خي ْ ْ ف عي خ‬ ً َ‫ََ َذْ ََقْ َب اىْ ِّْ َب َ ِِْ َُبَ ٍ ِِْ ِٞ ٍ( 21) ُ َ َ َيْ َب ُ ُطْ َخً ِٜ ق َا ٍ َ ِٞ ٍ( 31) ُ َ ََقْ َب اىُطْ َخَ ََق‬ ِ ‫ثٌ خع ْ ٓ ّ ف ف َش س ٍن‬ ِ ‫ٗىق خي ْ ئ غ ُ ٍ عي ىخ ٍ ط‬ ِ‫فخي ْ عيقخ ٍ غ فخي ْ َ غخ عظ ٍ ف غ ّ عظ ً ى َ ثٌ أ ش ّ ٓ خ ق ء خ فزج سك ئ أ غ‬ ُ َ ْ‫َ ََقْ َب اىْ ََ َ َ ُضْ َخً َ ََقْ َب اىْ ُضْ َ َ ِ َب ًب َنَ َْ٘ َب اىْ ِ َب َ َحْ ًب ُ َ َّْ َؤْ َب ُ َيْ ًب َا َشَ َ َ َب َ َ اىَ ُ َح‬ )16(َ ُ٘ َ ْ ُ ِ َ ‫ا ْ َبِ ِٞ َ(41) ُ َ ِ َ ُ ْ َ ْ َ َِ َ َ َ ِ ُ٘ َ(51) ُ َ ِ َ ُ ْ َ ْ َ ا ْ ِ َب‬ ُ ‫ثٌ إّنٌ ًٝ٘ ىقٞ ٍخ رجعث‬ ُ ‫ثٌ إّنٌ ثعذ رىل ىَٞز‬ ِ ‫ىخ ىق‬ “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati berasal dari tanah. Kemudian saripati itu Kami jadikan air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu bener-benar akan mati. Kemudian kamu akan dibangkitkan di hari kiamat”. (QS.23:12-16). C. BAHAN DASAR (BENTUK DAN ISI) PENCIPTAAN MANUSIA. 1. Bentuk Dasar. Bahan dasar manusia adalah tanah yang tidak berharga, sebagaimana diterangkan dalam ayat di bawah ini: )8(ٍ ِٞ َ ٍ ‫ُ َ َع َ َّغَْ ُ ِِْ َُبَ ٍ ِِْ َب‬ ِ ٍٖ ‫ثٌ خ َو ئ ٍ عي ىخ ٍ ٍ ء‬ "Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).”. (QS.32:7-8). Seorang manusia yang gagah perkasa, tampan dan cantik rupawan hanyalah berbahan dasar tanah liat/tanah tembikar yang merupakan bahan terendah yang kurang berharga. Bila manusia suka memperhatikan asal kejadiannya ini, maka ia tidak akan suka menyombongkan diri menentang dan mendurhakai Allah penciptanya. Akan tetapi ia akan tunduk merendahkan dirinya kepada Allah, karena hanya atas karunia-Nyalah ia menjadi ada.
  • 4. 2. Isi Dasar Dari bahan dasar yang sangat rendah tersebut di atas, kemudian Allah mengisinya den gan sesuatu yang sangat tinggi nilainya yaitu ruh-Nya. Sebagaiamana firman-Nya: )9(َ ُٗ ُ ْ‫ُ َ َ َا ُ َ َ َخَ ِٞ ِ ِِْ ُٗ ِ ِ َ َع َ َ ُ ُ اى ََْ َ َاىْ َثْ َب َ َاىْؤَفْ ِ َحَ قًِٞب َب رَش‬ ُ ‫ثٌ ع٘ ٓ ّٗف ف ٔ ٍ س حٔ ٗخ َو ىنٌ غ ع ٗ ؤ ص س ٗ ئذ َي ي ٍ نش‬ "Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam tubuhnya ruh ciptaan-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”. (QS.32:9). Dengan demikian manusia memiliki hubungan yang sangat dekat sekali dengan Allah karena manusia diberi ruh-Nya. Dari dua asal yang sangat berbeda ini menunjukkan adanya dua hal yang berbeda. Jasad manusia yang diciptakan dari bahan dasar tanah maka ia memiliki kecenderungan yang sangat kuat kepada tanah, yaitu: “Zuyyina linnas hubbus shahawaati minan nisa wal baniina wal qonathiri muqonthoroti nimadz-dzahabi wal fidhoti wal khoilil musawwamati wal an'ami wal harts .... (QS.3:14). Sedangkan ruh (jiwa) yang berasal dari Allah, maka ia juga memiliki kecenderungan dan kebutuhan kepada petunjuk Allah yaitu addien, jalan menuju taqwa: Qul aunabbiukum bikhoirim min dzalikum, lilladzinat taqowu .. (QS.3:15). D. POTENSI DASAR MANUSIA Allah menciptakan manusia dengan memberikan kelebihan dan keutamaan yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya. Kelebihan dan keutamaan itu berupa potensi dasar yang disertakan Allah atasnya, baik potensi internal (yang terdapat dalam dirinya) dan potensi external (yaitu potensi disertakan Allah untuk membimbingnya). Potensi ini adalah modal utama bagi manusia untuk melaksanakan tugas dan memikul tanggung jawabnya. Oleh karena itu, ia harus diolah dan didaya-gunakan dengan sebaik-baiknya, sehingga ia dapat memunaikan tugas dan tanggung jawab dengan sempurna. 1. Potensi Internal Potensi internal ialah potensi yang menyatu dalam diri manusia itu sendiri, terdiri: a. Potensi Fitriyah. Manusia diberikan oleh Allah potensi fitriyah. Makna fitrah ialah al-Islam. Sebagaimana yang kita pahami dalam ayat dan hadits di bawah ini: ‫ف ق ٗ ٖل ى ذ ِ حْ ف ف شح ئ ىز فطش ْ ط عي ٖ ى ر ذ و ىخ ق ي رىل ذ ِ قٌٞ ٗىنِ أ ثش‬ َ َ ْ‫َؤَ ٌِْ َخْ َ َ ِي ِٝ ِ َ ِٞ ًب ِطْ َ َ اىَ ِ اَ ِٜ َ َ َ اى َب َ ََْٞ َب َب َجْ ِٝ َ ِ َيْ ِ اىَِٔ َِ َ اى ِٝ ُ اىْ َ ِ ُ ََ ِ َ َم‬ )30(َ ُ٘ َْ‫اى َب ِ َب َع‬ ُ َ‫ْ ط ى ٝ ي‬ “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama yang lurus; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS.30:30).
  • 5. Berkenaan ayat ini Rasulullah SAW bersabda: َْٗ ِ ِ ‫ : " َب ِِ َُْ٘٘ ٍ إ َ َُ٘ ُ ََٚ اى ِطْ َ ِ . َ َ َ َا ُ َ ُ ِ َا ِ ِ َْٗ ُ َ ِ َا‬ ٜ‫. قبه اىْج‬ ‫عِ أثٚ ٕشٝشح‬ ‫ٍ ٍ ٍ ى د ِّال ٝ ىذ عي ف شح فؤث٘ ٓ ٖٝ٘د ّٔ أ ْٝصش ّٔ أ‬ :  َ ‫ُ َ ِ َب ِ ِ . َ َب ُ ْ َ ُ اى َ ِْٞ َ ُ َ ِٞ َ ً ََْ َب ِ. ٕوْ ُحِ ُُ٘ ِٞ َب ِِ َذْ َبء ؟". ث ّ ٝق٘ ُ أث٘ ٕشٝش‬ ‫ح‬ ‫ٌ ه‬ َ ‫َٝدغ ّٔ مَ ر زح جٖ َخ ثٖ َخ خ ع ء َ ر غ ف ٖ ٍ خ ع‬ ٔٞ‫ِطْ َ َ ا ِ اَ ِٚ َ َ َ اى َب َ َََْٖٞب َ َجْ ِٝ َ ِ َيْ ِ اهلل ، رَِ َ اى ِٝ ُ اى َ ِ ُ . ٍزفق عي‬ ٌٞ‫ف شح هلل ىز فطش ْ ط عي ّال ر ذ و ىخ ق ِ اىل ذ ِ ق‬ “Dari Abu Hurairah RA. Bersabda Rasulullah SAW: “Tiada bayi yang dilahirkan kecuali lahir dalam keadaan fitrah. Maka ayah bundanyalah yang menjadikannya Yahudi. Nasrani atau Majusi. Sebagai lahirnya binatang yang lengkap sempurna. Apakah ada binatang yang lahir terputus telinganya?. Kemudian Abu Hurairah RA membaca: ”Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus”. (HR. Mutafaqun ‘alaih, Lu’lu’ Wal Marjan). Dengan demikian, pada diri manusia sudah melekat (menyatu) satu potensi kebenaran (dienullah). Kalau ia gunakan potensinya ini, ia akan senantiasa berjalan di atas jalan yang lurus. Karena Allah telah membimbingnya semenjak dalam alam ruh (dalam kandungan) (QS.7:172). b. Potensi Ruhiyah Potensi ruhiyah adalah potensi yang dilekatkan pada hati nurani untuk membedakan dan memilih jalan yang hak dan yang batil, jalan menuju ketaqwaan dan jalan menuju kedurhakaan. Allah berfirman: )8(‫َ َف ٍ َ َب َ َا َب(7) َ َىْ َ َ َب ُ ُ٘ َ َب َ َقْ َا َب‬ ٕ ٘ ‫فؤ َٖٖ فد سٕ ٗر‬ ٕ ٘‫ّٗ ْظ ٍٗ ع‬ “Demi jiwa serta penyempurnaannya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan”. (QS.91:7-8). Di dalam hati setiap manusia telah tertanam potensi ini, yang dapat membedakan jalan kebaikan (kebenaran) dan jalan keburukan (kesalahan). Dari kemampuan ini, Nabi pernah bersabda: ‫ٗعِ ٗاثصخ ثِ ٍعجذ س.ض قبه : َ َْٞ ُ سع٘ه اهلل صيٚ اىّٔ عيٞٔ ٗعٌّ فقبه: ِئْ َ رَغْؤ ُ َ ِ اى ِ ِ؟‬ ‫خ ذ َه عِ جش‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫أر ذ‬ ‫ق ذ ّع ف ه ز ق جل جش ٍ َؤّ إى ٔ ْ ْظ ٗ َؤُ إى ٔ ق ت ٗ ْإل ٌ ٍ ح ف ْ ْظ‬ ِ ‫ُيْ ُ: َ ٌَْ، َقَب َ: اعْ َفْذِ َيْ َ َ ، اى ِ ُ َباطْ َ َ َذْ َِْٞ ِ اىَف ِ َاطْ َ َ َ َِْٞ ِ اىْ َيْ ُ. َا ِثْ ُ َب َبكَ ِٜ اىَف‬ ٍٚ‫َ َ َ َدَ ِٜ اى َذْ ِ، َُِْ أَفْ َب َ اىََط َأَفْ َب َ. سٗآ احَذ ٗاىذاس‬ ‫ٗرشد ف ص س ٗإ ز ك ْب ٗ ز ك‬ “Wabishah bin Ma’bab RA berkata: Saya datang kepada Nabi SAW untuk bertanya tentag bakti (al-birri). Maka sebelum saya bertanya, Nabi bertanya: “Kau datang untuk bertanya tentang bakti? Jawabku: Ya. Bersabda Nabi SAW: “Tanyakan pada hatimu. Bakti itu ialah semua perbuatan yang menimbulkan ketenangan dalam hati dan jiwa. Sedangkan dosa, itu semua perbuatan yang menimbulkan keraguan dalam hati dan jiwa. Meskipun telah mendapat fatwa dari orangt-orang”. (HR. Ahmad dan Darimi). Hadits ini menunjukkan bahwa potensi inilah yang menentukan arah kehidupan manusia.
  • 6. c. Potensi Aqliyah. Potensi aqliyah terdiri dari panca indera dan akal pikiran (sam’a, basar, fu’ad). Dengan potensi ini, manusia dapat membuktikan dengan daya nalar dan ilmiah, tentang “kekuasaan” Allah. Serta dengan potensi ini, ia dapat mempelajari dan memahami dengan benar seluruh hal yang bermanfaat baginya yang tentu harus diterima dan hal yang mudharat baginya dan tentu harus dihindarkan. Allah berfirman: ٌُْ ََ َ َ َ ِ ْ‫َاىَ ُ َخْ َ َ ٌُْ ِِْ ُ ُ٘ ِ ُ َ َب ِ ٌُْ َب َعَْ ُ٘ َ َْٞ ًب َ َع َ َ ُ ُ اى ََْع َاىْ َثْ َب َ َاىْؤَف‬ ‫ٗ ئ أ شخن ٍ ثط ُ أٍٖ رن ى ر يَ ُ ش ئ ٗخ َو ىنٌ غ َ ٗ ؤ ص س ٗ ئذح ىعين‬ )78(َ ُٗ ُ ْ‫رَش‬ ُ ‫نش‬ “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apapun, dan Dia memberikan kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (QS.16:78). Potensi inilah yang akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah. Dalam hal ini Allah berfirman: )36(‫ََب َقْ ُ َب َٞ َ َ َ ِ ِ ِيْ ٌ ِ َ اى ََْ َ َاىْ َ َ َ َاىْ ُ َا َ م ُ َُٗ ِ َ َب َ َ ْ ُ ٍَغْ ًُ٘ب‬ ‫ٗى ر ف ٍ ى ْظ ىل ثٔ ع ٌ إُ غ ع ٗ جصش ٗ فؤ د ُو أ ىئل م ُ ع ٔ ئ ى‬ “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak memiliki ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan dimintai pertanggung jawaban”. (QS.17:36). Manusia yang tidak mempergunakan potensi ini, maka sungguh ia telah menyia-nyiakan kelelebihan dan keutamaan yang Allah berikan, sehingga ia tidak pantas mendapat fadhal disisi Allah, tetapi ia sama dengan makhluk yang terendah yaitu binatang ternak, bahkan lebih hina lagi. Allah berfirman: ُ ‫ٗىق رس ّ ى ٌَْٖ مث ش ٍِ دِ ٗ ئ ْظ ىٖ قي ة ى ٝ قٖ ُ ثٖ ٗىٖ أ ِٞ ى ٝ صش ُ ثٖ ٗىٖ ء ر‬ ٌ ‫ََ َذْ َ َأْ َب ِد ََ َ َ ِٞ ًا ِ َ اىْ ِ ِ َاىْ ِّ ِ َ ٌُْ ُُ٘ ٌ َب َفْ َ ُ٘ َ ِ َب ََ ٌُْ َعْ ُ ٌ َب ُجْ ِ ُٗ َ ِ َب ََ ٌُْ َا َا‬ )179(َ ُِ٘ ‫َب َٝغْ َ ُ٘ َ ِ َب َُٗ ِ َ َبىْ َّْ َب ِ ثوْ ٌُْ َض ُ َُٗ ِ َ ُ ُ اىْ َب‬ ُ ‫ى َع ُ ثٖ أ ىئل م ؤ ع ً َ ٕ أ َو أ ىئل ٌٕ غ في‬ “Dan sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari Jin dan Manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Aallah, mereak mempunyai telinga, tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”. (QS.7:179). d. Potensi Jasmaniyah. Potensi jasmaniyah yaitu kemampuan tubuh manusia yang telah Allah ciptakan dengan sempurna, baik rupa, kekuatan dan kemampuan. Sebagaiman firman-Nya:
  • 7. )4(ٍ ِٝ ْ‫َ َذْ ََقْ َب اىْ ِّْ َبَُ ِٜ َحْ َ ِ َق‬ ٌ ٘ ‫ىق خي ْ ئ غ ف أ غِ ر‬ “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik penciptaan”. (QS.94:5). )3(ُ ِٞ َ ْ‫َ َ َ َ ٌُْ َ َحْ َ َ ُ َ َ ٌُْ ََِْٞ ِ اى‬ ‫ٗص٘سم فؤ غِ ص٘سم ٗإى ٔ َص ش‬ “Dia membentuk rupamu dan dibaguskan-Nya rupamu itu, dan hanya kepada-Nyalah kembalimu”. (QS.64:3). Potensi jasmaniyah ini adalah merupakan basthoh fil khalqi (fil jism). Sebagai modal utama untuk melaksanakan tugasnya. 2. Potensi Eksternal Disamping potensi internal yang melekat erat pada diri manusai. Allah juga sertakan potensi external sebagai pengarah dan pembimbing potensi-potensi internal itu agar berjalan sesuai dengan kehendak-Nya. Tanpa arahan potensi external ini, maka potensi internal tidak akan membuahkan hasil yang diharapkan. a. Potensi Huda Yaitu petunjuk Allah yang mempertagas nilai kebenaran yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya untuk membimbing umat manusia ke jalan yang lurus. Allah SWT berfirman: )3(‫َِب َ َْٝ َب ُ اى َ ِٞ َ ِ َب َب ِ ًا َِ َب َ ُ٘ ًا‬ ‫إّ ٕذ ْ ٓ غج و إٍ ش مش ٗإٍ مف س‬ “Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir”. (QS.76:3). )38(َ ُ٘ َ ْ‫َ ِ َب َؤْ ِ ََ ٌُْ ِِٜ ُ ًٙ َ َِْ َ ِ َ ُ َاَٛ ََب َْ٘ ٌ ََْٞ ٌِْ ََب ٌُْ َح‬ ُ ّ‫فئٍ ٝ رْٞن ٍْ ٕذ فَ رجع ٕذ في خ ف عي ٖ ٗى ٕ ٝ ض‬ “....Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati”. (QS.2:38). b. Potensi Alam Alam semesta adalah merupakan potensi external kedua untuk membimbing umat manusia melaksanakan fungsinya. Setiap sisi alam semesta ini merupakan ayat-ayat Allah yang dengannya manusia dapat mencapai kebenaran. Allah berfirman:
  • 8. ٔ‫ىز ِ مش ُ ي‬ َ َ‫ِ َ ِٜ َيْ ِ اى َ َ َا ِ َا َسْ ِ َاخْ َِب ِ اىَٞ ِ َاىَ َب ِ َآ َب ٍ ُِِٜٗ اىْ َىْ َب ِ( 091)اَ ِٝ َ َٝزْ ُ ُٗ َ اى‬ ‫إُ ف خ ق غَ٘ د ٗ ّْال ض ٗ زي ف ي ْو ٗ ْٖ س ى ٝ د ىؤ ى ؤ ج ة‬ ‫ِ َب ًب َٗ ُ ُ٘ ًا َ ََٚ ُ ُ٘ ِ ٌِْ َ َ َ َ َ َُُٗ ِٜ َيْ ِ اى َ َ َا ِ َاىْ َسْض َ َ َب َب ََقْ َ َ َا َب ًِب ُجْ َبَّلَ َ ِ َب‬ ْ‫قٞ ٍ قع د ٗعي خْ ثٖ ٗٝزفنش ف خ ق غَ٘ د ٗ ؤ ِ سثْ ٍ خي ذ ٕز ث طي ع ح فق‬ )191(ِ ‫َ َا َ اىَب‬ ‫عز ة ْ س‬ “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat ayat-ayat bagi ulul Albab. Yaitu, orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk dan dalam keadaan berbaring; dan mereka memikirkan tentapenciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, tidalah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia”. (QS.3:190-191). ‫َبَُ َب اى َب ُ اعْ ُ ُٗا ََ ُ ُ اَ ِٛ ََ َ ٌُْ َاَ ِٝ َ ِِْ َجِْ ٌُْ َ ََ ٌُْ ََ ُُ٘( 12)اَ ِٛ َع َ َ ُ ُ اىْ َسْضَ ِ َا ًب‬ ‫فش ش‬ ‫ىز خ َو ىنٌ ؤ‬ َ ‫ٝ أٖٝ ْ ط جذ سثنٌ ىز خيقن ٗ ىز ِ ٍ ق ين ىعين رزق‬ ٌُْ ََّْ ‫َاى َ َب َ ِ َب ً ََّْض َ ِ َ اى َ َب ِ َبءً َ َخْ َ َ ِ ِ ِ َ اىَ َ َا ِ ِصْ ًب ى ٌُْ ََب َدْ َُ٘ا َِ ِ َّْ َا ًا‬ ‫ٗ غَ ء ثْ ء ٗأ َه ٍِ غَ ء ٍ فؤ شج ثٔ ٍِ ثَش د س ق َن في ر عي ىئ أ ذ د ٗأ ز‬ )22(َ ُ٘ َْ‫َع‬ ُ َ‫ر ي‬ “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui”. (QS.2:21-22).