Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya peran ayah dalam membentuk karakter anak, menjelaskan bahwa anak lahir dalam fitrah dan kemudian dipengaruhi oleh orang tua, serta mengutip beberapa nasehat para ulama tentang tanggung jawab ayah dalam mendidik anak."
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
6. Solusi Agar Tidak Meninggalkan Generasi Lemah.pptx
1. Tema Besar: Ruang Belajar Calon Ayah & Para Ayah:
Menjadi Ayah Yang Hadir Dan Bermakna Untuk Keluarga
“Solusi Agar Tidak Meninggalkan
Generasi Lemah”
Pemateri : Ustadz Mochammad Hilman Al-
FiqhyHari/Tanggal : Sabtu, 19 Agustus
2023Pukul : 19.30 - 21.30 WIB
2. LOREM IPSUM
DOLOR SIT AMET,
CONSECTETUER
ADIPISCING ELIT
Lorem ipsum dolor
sit amet,
consectetuer
adipiscing elit.
Maecenas porttitor
congue massa.
2
Imam Ibnul Qayyim -rahimahullah- bertutur:
“Ilmu tentang (nama-nama dan sifat-sifat mulia) Allah merupakan pokok dan sumber dari segala ilmu. Barangsiapa
mengenal Allah maka ia akan mengenal hakikat selain dari Allah, dan barangsiapa yang bodoh terhadap Rabb-nya
maka ia akan lebih bodoh lagi terhadap hakikat selain dari Rabb-nya.
Allah Ta’ala berfirman:
ا
َ
ل َ
و
ا
او
ُ
ون
ُ
ك
َ
ت
اَ
ين ِ
ذ
َّ
ال
َ
ك
ا
او ُ
س
َ
ن
اَ َّ
اّلل
اْ
م
ُ
اه َ
س
ْ
ن
َ
أ
َ
ف
اْ
م ُ
ه َ
س
ُ
ف
ْ
ن
َ
أ
Artinya: ‘Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada
diri mereka sendiri…’ (QS. Al Hasyr: 19)
Renungkanlah ayat tersebut; akan kau dapati padanya ada makna yang agung. Yaitu: bahwasannya orang yang lupa
terhadap Rabb-nya maka Rabb pun akan menjadikan orang itu lupa pada hakikat dirinya sendiri dan pada hakikat
jiwanya. Karena itulah orang tersebut tidak akan mengetahui hakikat dirinya dan tidak akan mengetahui hal-hal yang
maslahat bagi dirinya, bahkan orang itu akan lupa terhadap apa-apa yang menyebabkan kebaikan dan kesuksesan
dirinya di kehidupan dunia maupun akhirat. Sehingga, orang itu akan menjadi rusak dan terkatung-katung bagaikan
binatang yang tidak berarti, atau bahkan binatang itu sebenarnya lebih mengetahui hal yang maslahat bagi dirinya
daripada orang tersebut!” –selesai nukilan terjemahan-
Referensi : https://sabiluna.net/1030/membina-keluarga-bertauhid/
3. SEGUE BLUE
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
اَرِّ ِ
صَنُي ْوَأ ِهِنَادِِّوَهُي ُهاَوَبَأَف ،ِةَرْطِفْلا ىَلَع ُدَل ْوُي ٍد ْوُل ْوَم ُّلُك
ِهَبْلا ِلَثَمَك ،ِهِناَسِِّجَمُي ْوَأ ِهِن
َبْلا ُجِتْنَت ِةَمْي
ْنِم اَهْيِف ىَرَت ْلَه ،َةَمْيِه
؟َءَاعْدَج
"Setiap bayi yang lahir akan dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua
orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau
Majusi; sebagaimana binatang ternak melahirkan anaknya (yang sempurna)
maka apakah dapat kau lihat adanya cacat!?"
(HR. Bukhari dan Muslim).
3
3
4. ا ِ
اض
ً
ةَّي ِّ
ر
ُ
اذ ْم ِه ِف
ْ
ل
َ
اخ ْن ِواام
ُ
كَ
ر
َ
ات ْو
َ
ال َين ِذ
َّ
اال َش
ْ
خَي
ْ
ل َو
ا
َ
اف ْم ِهْي
َ
ل
َ
وااع
ُ
اف
َ
ااخ
ً
اف َع
ا
َ
َواا
ُ
ول
ُ
َُي
ْ
ل َاو َ َّ
واااّلل
ُ
ُ
َّ
ََّي
ْ
ل
ااا
ً
يد ِد َ
اس
ً
ل ْو
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar.” (Qs. An-nisa: 9)
kebanyakan Kerusakan yang terjadi pada anak-anak; penyebabnya
adalah berasal dari Bapak-bapak mereka
4
Imam Ibnul Qayyim (w. 751 H) –rahimahullah- berpesan:
“Orang yang malas dalam mendidik anaknya kepada apa yang bermanfaat bagi
anaknya sehingga menyia-nyiakannya begitu saja; maka sungguh orang seperti itu
telah bersikap sangat buruk terhadap anaknya! Dan kebanyakan Kerusakan yang
terjadi pada anak-anak; penyebabnya adalah berasal dari Bapak-bapak mereka itu
sendiri yang telah menelantarkan mereka; yang tidak mendidik mereka terhadap
kewajiban-kewajiban dan sunnah-sunnah agama; sehingga anak-anak tersebut
menyepelekan kewajiban dan Sunnah tersebut semenjak masih kecil. Oleh karena
itulah, bapak-bapak mereka akhirnya tidak bisa mendapatkan manfaat dari anak-anak
mereka dan anak-anak tersebut pun tatkala tumbuh dewasa tidak memberikan manfaat
bagi bapak-bapaknya itu.” (Lihat: Tuhfatul Mauduud)
Referensi : https://sabiluna.net/365/keluarga-sangat-berpengaruh-terhadap-kepribadian-anak/
5. Lorem Ipsum Dolor
5
Allah –subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
َأ َانَك َو اَمُهَّل ٌنزَك ُهَتْحَت َانَك َو ِةَنِيدَمْال يِف ِْنيَميِتَي ِْنيَم َ
َلُغِل َانَكَف ُارَد ِجْال اَّمَأ َو
حِلاََ اَمُُوُُب
ِ
رَْْتَْْي َو اَمَُُّدَُُأ َاغُُُْبَي نَأ ََكُب َر َدا َرَََف ا
َََُِۚبَّر نِم ةَمْحَر اَمُُ َنزَك اَج
“Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta
benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu
menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu,
sebagai rahmat dari Tuhanmu…” (al-Kahfi: 82)
Di dalam (ayat ini) terdapat dalil bahwa seorang yang shalih akan senantiasa dijaga keturunannya oleh
Allah Azza wa Jalla. Begitu juga, barokah ibadahnya mencakup para anak keturunannya di dunia dan di
akhirat. (Tafsir Ibnu Katsir)
Allah Akan Menjaga Anak Keturunan Orang-Orang Shalih
6. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing
elit. Maecenas porttitor congue massa. Fusce
posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus lectus
malesuada
Lorem Ipsum Dolor
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
Maecenas porttitor congue massa. Fusce posuere, magna sed
pulvinar ultricies, purus lectus malesuada
Lorem Ipsum Dolor
6
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
“Adapun seandainya salah seorang di antara mereka tatkala mendatangi istrinya (untuk berjima’) mengucapkan doa ini:
ا
َ
ان
َ
طْي
َّ
االش ِ
ب
ِّ
ن َ
ج َ
او
َ
ان
َ
طْي
َّ
االش ي ِ
نْب
ِّ
ن َ
اج َّ
م ُ
ه
َّ
االل، ِ
َّ
ااّلل ِ
م ْ
اسِب
ا
َ
كِل
َ
اذ ي ِ
ااف َم ُ
ه
َ
نْيَاب َ
ر
ِّ
د
ُ
َا َّ
م
ُ
اث،ا
َ
ن
َ
َّ
ْ
َ
َ
ز َ
اار َم
ا
َ
اأ،
اُهَّ ُ
ضَاي ْ
م
َ
ال،
ٌ
د
َ
ل َ
او َ
ي ِ
ض
ُ
َا ْ
و
اا
ً
دَب
َ
اأ
ٌ
ان
َ
طْي
َ
ش
‘Dengan nama Allah, ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan agar tidak mengganggu apa-apa yang
Engkau rizkikan kepada kami.’
Maka apabila suami istri (yang membaca doa) tersebut ditakdirkan mendapatkan anak niscaya anak tersebut tidak akan
dibahayakan oleh setan selama-lamanya.”
(HR. Bukhari no.5165 , dan Muslim no. 1434)
BERDOA SEBELUM BERHUBUNGAN INTIM
7. 7
Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa
sallam- telah bersabda:
وأميطو الدم عنه فأريقوا بعقيقته مرتهن الغالم
ا
األذى عنه
“Anak itu tergadaikan dengan
Aqiqah-nya, maka kucurkanlah
darah (sembelihan Aqiqah) dan
hilangkanlah kotoran dari anak itu!”
Imam Ibnul Qayyim –rahimahullah- menjelaskan:
Bukan hal yang mengherankan bahwa hikmah Allah dari syariat dan ketentuan
hewan sembelihan Aqiqah itu adalah menjadi sebab bagusnya pertumbuhan
anak (yang di-aqiqah-kan) dan kelanggengan keselamatannya serta
kehidupannya yang panjang dalam lindungan Allah dari mara bahaya setan
terhadapnya.
Allah Ta’ala telah menjadikan sembelihan (aqiqah) bagi anak sebagai sebab
terbebasnya dari ikatan pegadaian Setan yang mana sang anak terikat dengannya
sejak pertamakali keluar dari rahim menuju ke alam dunia, dan saat itu setan pun
telah menusuk pusar anak itu. Maka, Aqiqah merupakan tebusan dan
pembebasan bagi anak dari tahanan dan ikatan Setan terhadapnya untuk
menghalang-halangi sang anak dalam menempuh jalan kebaikan akhirat yang
merupakan tempat kembalinya kelak.
(Tuhfatul maudud, 99 dan 105)
8. 8
Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
اَ
س
َ
ااف
َ
ذِإ َ
او،ا
ُ
ه
ُّ
ل
ُ
اك
ُ
د َ
س َ
ج
ْ
اال
َ
ح
ُ
ل َ
اص
ْ
ت َ
ح
ُ
ل َ
ااص
َ
ذِاإ
ً
ة
َ
غ
ْ
ض ُام ِ
د َ
س َ
ج
ْ
اال ي ِ
اف
َّ
نِالاإ
َ
أ
اَ
ي ِ
ِ َ
الاو
َ
اأ
ُ
ه
َّ
ل
ُ
اك
ُ
د َ
س َ
ج
ْ
اال
َ
د َ
س
َ
اف
ْ
ْ
َ
د
اُ
ب
ْ
ل
َ
ُ
ْ
اال
“ketahuilah! Sesungguhnya di dalam suatu jasad ada suatu daging. Apabila daging
tersebut baik; maka menjadi baiklah seluruh organ jasadnya, dan apabila daging itu
jelek; maka menjadi jeleklah seluruh organ jasadnya. Ketahuilah! Maksud daging
tersebut adalah hati.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
9. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing
elit. Maecenas porttitor congue massa. Fusce
posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus lectus
malesuada libero, sit
Syaikh Prof. Dr. Sulaiman Al-Ruhaily –hafizhahullah– menerangkan:
• Selama 3 tahun, (7 sampai 10 Tahun), seluruh masa
tersebut adalah pendidikan dengan motivasi. kita berikan
motivasi kepadanya dalam melaksanakan ibadah fardhu.
Maka kita menyuruhnya dengan perintah yang memotivasi;
bukan perintah yang memaksa; bukan pula perintah yang
mengandung kekerasan!
• Motivasi tersebut harus dikaitkan dengan Tauhid, yang
menumbuhkan keimanan yang benar.
• Apabila anak telah berumur 10 tahun, dan Anda tidak
menyia-nyiakan pendidikan selama rentang periode 3 tahun
tersebut (dari sejak anak umur 7 sampai 10 tahun), maka
ketika ia telah mencapai umur 10 tahun, tidak
melaksanakan shalat; maka silahkan mulai memberi
hukuman dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas
luka.
• Betapa baiknya, andaikata kita menyuruh anak melakukan
sunnah-sunnah tersebut dengan cara kita
mencontohkannya dengan mempraktikannya, maka inilah
yang lebih meresap bagi anak dan juga cara yang lebih
baik.
Referensi : https://sabiluna.net/542/metode-memotivasi-anak-
untuk-melaksanakan-ibadah/
ْبَس ُءاَنْبَأ ْمُهَو ِةَالـَّصالِب ْمُكَدَال ْوَأ ا ْوُـرُم
ْيَلَع ْمُه ْوُب ِ
رْضاَو ،َنْيِنِس ِع
،اَه
يِف ْمُهَنْيَب ا ْوُقِِّ
رَفَو ، ٍ
ْرشَع ُءاَنْبَأ ْمُهَو
ِع ِاجَضَمْلا
.
Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-
bersabda:
“Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur 7
tahun, dan kalau sudah berusia 10 tahun
meninggalkan shalat, maka pukullah ia! Dan
pisahkanlah tempat tidurnya (antara anak laki-
laki dan anak wanita).”
(Abu Dawud [no. 495], Ahmad [II/180, 187] dengan sanad hasan)
Metode Tahapan
Pendidikan Anak
9
10. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing
elit. Maecenas porttitor congue massa. Fusce
posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus lectus
malesuada
Lorem Ipsum Dolor
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
Maecenas porttitor congue massa. Fusce posuere, magna sed
pulvinar ultricies, purus lectus malesuada
Lorem Ipsum Dolor
10
Ibnu Abbas -radhiallahu ‘anhuma- mengisahkan: “Pada suatu hari, aku pernah dibonceng di belakang Nabi -shallallahu
‘alaihi wa sallam-, lalu beliau bersabda,
ا ُ
م
َ
َل
ُ
ااغَي
!
ا ٍ
ْا َمِل
َ
اك
َ
ك ُم
ِّ
ل
َ
ع
ُ
اأ ي
ِّ
نِإ
:
ا
َ
ت
ْ
ل
َ
أ َ
ااس
َ
ذِاإ،ا
َ
ك
َ
اه َ
ج
ُ
اتُه
ْ
د ِ
ج
َ
ات
َ
اهللا ِ
ظ
َ
ف ْ
حِاا،ا
َ
ك
ْ
ظ
َ
ف ْ
حَاي
َ
اهللا ِ
ظ
َ
ف ْ
حِا
ا
َ
ذِإ َ
او،ا
َ
اهللا ِ
ل
َ
أ ْ
اس
َ
اف
اِ
اللِاب ْ
ن ِ
ـع
َ
َّ ْ
اس
َ
اف
َ
ت
ْ
ن َع
َ
َّ ْ
اس
.
ا
ُ ْ
اال
َّ
ن
َ
اأ ْ
م
َ
ل
ْ
اع َ
و
ا
َ
ة َّم
اِ
نِاإ َ
او،
َ
ك
َ
ال
ُ
اهللا
ُ
هَب
َ
َّ
َ
اك
ْ
د
َ
َا ٍء ْ
ي
َ
شِاب
َّ
لِاإ
َ
ك ْ
و ُع
َ
ف
ْ
نَاي ْ
م
َ
ا؛ال ٍء ْ
ي
َ
شِاب
َ
وك ُع
َ
ف
ْ
نَاي
ْ
ن
َ
اأ َ
ىل
َ
اع
ْ
ت َع َم
َ
َّ ْ
اج ِ
و
َ
ل
اْ
و ُع َم
َ
َّ ْ
ااج
اٍء ْ
ي
َ
شِاب
َّ
لِاإ
َ
ك ْ
و ُّ ُ
ضَاي ْ
م
َ
ا؛ال ٍء ْ
ي
َ
شِاب
َ
ك ْ
و ُّ ُ
ضَاي
ْ
ن
َ
اأ
َ
ىل
َ
ااع
ا
ُ
هَب
َ
َّ
َ
اك
ْ
د
َ
َ
ا
َ
كْي
َ
ل
َ
اع
ُ
هللا
اُ
ف ُ
ح ُّ
االص ِ
ت
َّ
ف َ
ج َ
او ُ
م
َ
َل
ْ
َ
َ ْ
اال ِ
ت َع ِف ُ
ار،
“‘Wahai anak, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: ‘Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.
Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau memohon (meminta), mohonlah kepada
Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, bahwa seandainya
seluruh umat berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak akan dapat memberi
manfaat kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu. Sebaliknya, jika mereka
berkumpul untuk menimpakan suatu kemudharatan (bahaya) kepadamu, maka mereka tidak akan dapat
menimpakan kemudharatan (bahaya) kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena
telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.’” (HR. Tirmidzi, dan ia berkata, “Hadits ini hasan shahih”)
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- mendidik anak-anak para Sahabatnya
dengan pendidikan Tauhid
11. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing
elit. Maecenas porttitor congue massa. Fusce
posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus lectus
malesuada libero, sit
Kurikulum yang tidak lepas dari pendidikan anak-anak kaum Muslimin
generasi Salaf adalah pelajaran Al-Quran. Namun ketahuilah! bahwa
disamping mereka diajarkan Al-Quran, ternyata ada suatu pelajaran penting
lain yang karena sangat pentingnya maka pelajaran tersebut diajarakan
sebagaimana diajarkannya pelajaran Al-Quran!
Imam Malik bin Anas -rahimahullah- berkata:
آنا
رُابكراوعمراكماايعلموناالسورةامناال ي
كاناالسلفايعلموناأوالدهماحباأن
.
“Dahulu para Salaf mengajarkan anak-anak mereka kecintaan terhadap Abu
Bakar dan Umar, sebagaimana halnya mereka mengajarkan suatu surah Al-
Quran.” (Syarhu I’tiqaad Ahl As-Sunnah, karya Al-Lalika’i, 7/1313)
Zainal ‘Abidin Ali bin Husain bin Ali -rahimahumullah- berkata:
ا ّ
ي
مامغازياالنن
َّ
عل
ُ
كناان
–
صىلاهللااعليهاوسلما
–
آ
رُماالسورةامناال
َّ
ل َع
ُ
اكماان،اياهرسو
نا
“Dahulu kami diajari tentang Maghaazi (sejarah kejadian peperangan
Rasulullah) dan Saraayaah-nya (sejarah pasukan yang diutus Rasulullah)
sebagaimana halnya kami diajari suatu surah Al-Quran.” (Al-Jaami Li Akhlaaq
Ar-Raawi, 2/195)
Referensi : https://sabiluna.net/882/anak-anak-harus-diajarkan-kisah-
kehebatan-para-pejuang-islam-sebagaimana-mereka-diajarkan-al-quran/
Allah Ta’ala berfirman:
ا
َ
ث
ُ
اان َام ِ
ل ُ
سُّ
االر ِاءَنب
َ
اأ ْ
ن ِ
ام
َ
كْي
َ
ل
َ
اع ُّ
ص
ُ
ُ
َّ
ان
ا
َل
ُ
كَ
و
ا
َ
ك
َ
اد
َ
ؤ
ُ
اف ِهِاب
ُ
تِّب
“Dan semua kisah dari Rasul-rasul itu Kami ceritakan
kepadamu, yaitu kisah-kisah yang dengannya Kami
teguhkan hatimu.” (QS. Hud: 120)
Anak-Anak Harus Diajarkan
Kisah Kehebatan Para Pejuang
Islam
11
12. SEGUE BLUE
- Mendoakan anak dan keturunannya
- Walau berbeda tempat, tetapi selalu mengunjungi anaknya
- Berdialog dengan anaknya, yakni Ismail
- Menasihati anaknya: Ismail walau ia sudah berkeluarga
- Bersama anaknya menjalankan perintah Allah untuk membangun Ka’bah
1
12
13. SEGUE BLUE
Berdialog dengan anak
Allah Ta’ala berfirman,
اِاإ ِ
َّ
اّللِاب
ْ
كِ
ْ
ش
ُ
ات
َ
ال َّ
ي
َ
نُاابَاي
ُ
ه
ُ
ظ ِ
عَاي َ
و
ُ
ه َ
او ِهِنْب ِ
اال
ُ
ان َم
ْ
ُ
ُ
ال َال
َ
َا
ْ
ذِإ َ
و
اٌ
يم ِ
ظ
َ
اع ٌ
م
ْ
ل
ُ
ظ
َ
ال
َ
كْ ِّ
االش
َّ
ن
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.” (QS. Lukman: 13)
1
13
14. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing
elit. Maecenas porttitor congue massa. Fusce
posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus lectus
malesuada libero, sit
Imam Ibnul Qayyim –rahimahullah- menyatakan bahwa:
“Diantara yang seharusnya ditekankan (dalam pendidikan Anak) adalah
mengenai keadaan anak dan kesiapan diri anak serta penyesuaian anak
untuk menghadapi pekerjaannya kelak, maka dari itu anak diajari
(tentang suatu keahlian) yang memang ia diciptakan dengan
kemampuan (bakat) tersebut, namun jangan pula mengarahkan anak
pada sesuatu yang tidak dibolehkan oleh Syari’at.
Maka apabila sang anak dibawa kepada sesuatu yang bukan (bakatnya)
yang telah disiapkan untuknya maka ia tidak akan berhasil padanya dan
terluputlah suatu (bakat) yang seharusnya ia disiapkan padanya!….”
Dan beliau pun menekankan bahwa:
“…. Akan tetapi, itu semua adalah SETELAH SANG ANAK DIAJARI
PERKARA YANG IA BUTUHKAN MENGENAI AGAMANYA! Karena perkara
agama Islam tersebut adalah perkara yang bisa dipelajari oleh semua
orang, sehingga hujjah Allah ditegakkan kepada hambanya karena Allah
memiliki hujjah yang nyata yang harus ditegakkan kepada hambaNya,
sebagaimana Dia pun memiliki nikmat yang sempurna yang
dianugerahkan terhadap hambaNya. Wallahu A’lam.” (Tuhfatul
Mauduud, hlm: 353-354)
Referensi: https://sabiluna.net/594/penjurusan-minat-bakat-dalam-
pendidikan-umat-islam-terdahulu/
Allah Yang Maha Bijaksana berfirman:
ا
َ
اأ ْ
م
ُ
كُّب َ
ر
َ
اف ِهَِّ
َ
لِاك
َ
اش ٰ َ
ىل
َ
اع ُل َم ْعَاي ٌّل
ُ
اك ْل
ُ
َ
ا
ً
يلِب َ
اس ٰ
ى
َ
د
ْ
ه
َ
اأ َ
و
ُ
اه ْ
ن َمِاب ُ
م
َ
ل
ْ
ع
“….Katakan (Muhammad) bahwa setiap orang akan
berbuat SESUAI PEMBAWAANNYA MASING-MASING,
maka Robbmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar
jalannya.” (QS. Al Isra’ : 84)
Sebagian ulama, seperti imam Mujahid menafsirkan
kalimat ayat: “Sesuai Pembawaannya Masing-Masing”
bahwa maksudnya adalah : اِهَِّ َيعِب
َ
ط َ
او ِهِت
َّ
د ِ
اح
َ
ىل
َ
عyakni:
Sesuai Dengan Keahliannya Dan Tabi’atnya. (Lihat: Tafsir
Ibnu Katsir).
Metode Tahapan
Pendidikan Anak
14