4. Jens Martensson 4
KURIKULUM PENDIDIKAN Di INDONESIA
1. Rentjana Pelajaran 1947
Kurikulum 1947 juga dikenal dengan istilah Rentjana Pelajaran 1947.
Perubahan arah pendidikan lebih bersifat politik, dari orientasi pendidikan
Belanda ke kepentingan nasional.
2. Rentjana Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum 1952 menjadi penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dan diberi
nama Rentjana Pelajaran Terurai Tahun 1952. Hal yang paling menonjol
sekeligus menjadi ciri khas kurikulum ini adalah konsep tematik
5. Jens Martensson 5
KURIKULUM PENDIDIKAN Di INDONESIA
3. Rentjana Pendidikan 1964
Isu yang berkembang pada kurikulum ini adalah konsep pembelajaran aktif,
kreatif, dan produkt. Melalui konsep ini, pemerintah menetapkan hari Sabtu
adalah hari krida. Artinya, siswa diberi kebebasan untuk berlatih berbagai
kegiatan sesuai dengan minat bakatnya
4. Kurikulum 1968
Tujuannya lebih ditekankan untuk mempertinggi mental, moral, budi pekerti, dan
keyakinan beragama. Ciri khusus yang menonjol dari kurikulum 1968 adalah
correlated subject curriculum
6. Jens Martensson 6
KURIKULUM PENDIDIKAN Di INDONESIA
6. Kurikulum 1984
Kurikulum ini lahir karena kurikulum 1975 disebut tidak bisa mengejar kemajuan
pesat masyarakat. Ciri khususnya, Kurikulum 1984 lebih mengedepankan
keaktifan siswa dalam belajar. Pengembangan prosesbelajar inilah yang disebut
dengan pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
5. Kurikulum 1975
Pemerintah kemudian menyempurnakan kurikulum 1968 pada tahun 1975. Latar
belakang kelahirannya akibat dari sejumlah perubahan oleh pembangunan
nasional. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI)
7. Jens Martensson 7
KURIKULUM PENDIDIKAN Di INDONESIA
7. Kurikulum 1994
Pada tahun 1994 pemerintah memperbarui kurikulum sebagai upaya
memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama Kurikulum 1975 dan
1984. Beberapa perubahannya, mulai dari perubahan sistempembagian waktu
pelajaran dari semester ke caturwulan.
8, Kurikulum 2004
Pada tahun 2004 melahirkan Kvrikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai
pengganti Kurikulum 1994 kemudian dikembangkan pula kurikulum yang semula
berbasis materi diubah menjadi berbasis kompetensi
8. Jens Martensson 8
KURIKULUM PENDIDIKAN Di INDONESIA
9. Kurikulum 2006
Kurikulum 2006 inilah yang biasa dikenal dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan diberlakukan sejak Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang kemudian dijabarkan
dalam Peraturan Pemerintah No 10 tahun 2003.
10. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pendidikan karakter.
Implementasinya, pendidikan karakter diintegrasikan dalam seluruh
pembelajaran pada setiap bidang studi.
Selain itu, kurikulum ini menekankan pada pembentukan sikap spiritual pada
Kompetensi Inti 1 (KI 1) dan sikap sosial pada Kompetensi Inti 2 (KI 2) Kurikulum
2013 hingga saat ini masih berlaku dan diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia.
9. Jens Martensson
Awal mula berdirinya madrasah di Indonesia
9
Awal mula berdirinya madrasah di Indonesia yaitu didirikan oleh
kalangan modernis yaitu Jami Al Khair dan Al irsyad tujuannya adalah
menanggapi sekolah-sekolah belanda dan juga sekolah-sekolah
Muhammadiyah yang bermodelkan sekolah Belanda, Namun seiring
berjalannya waktu madrasah banyak dikembangkan dipondok pesantren
seperti Pesantren Darul Umum dan Tebuireng Jombang , Lirboyo Kediri, juga
madrasah Muallimin dan Muallimat di Yogyakarta yang didirikan oleh
persyerikatan Muhammadiyah Tahun 1923
10. Jens Martensson 10
Madrasah memiliki tiga tingkatan satuan pada jenjang pendidikannya yaitu :
1. Madrasah Ibtidaiyah (MI),
2. Madrasah Tsanawiyah (MTs)
3. Madrasah Aliyah(MA).
Pada tiap jenjangnya terdapat materi Pendidikan Agama Islam yang terdiri
dari :
a. Al Quran & Hadits
1. Al Quran : isinya mengenai tata cara menulis dan membaca Al Quran dengan
benar dan juga baik dan menghafal beberapa surat pendek
2. Hadits : Memahami maknanya secara teks ataupun kontekstual yang
kemudian kandungan yang ada pada hadits tersebut dapat dijadikan dasar
dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari.
11. Jens Martensson 11
b. Akidah & Akhlak
1. Akidah : membentuk peserta didik agar memiliki keyakinan dan keimanan yang
kokoh akan keimanannya hingga dapat mengamalkan Asmaul husna,
2. Akhlak : Membentuk peserta didik yang memiliiki akhlak yang baik (mahmudah)
dan berusaha menghindari akhlak buruk (mazmumah).
c. Fikih
membahas mengenai ketentuan suatu hukum dan juga tata cara beribadah dan
bermuamalah dalam kehidupan.
12. Jens Martensson 12
d. Sejarah Kebudayaan Islam
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang membahas mengenai Ibrah
atau pelajaran yang dapat diambil dari cerita sejarah zaman dahulu,
mencotoh berbagai figur tauladan dan mengaitkannya dengan bidang politik,
sosial dan pendidikan.
16. Jens Martensson 16
KARAKTERISTIK PAI DI MADRASAH
Pada masing-masing mata pelajaran memiliki karakteristik yang hampir sama baik pada tingkat
Mandrasah Ibtidiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, yang membedakan adalah pada
setiap tingkatnya memiliki pendalaman materi pada masing-masing mata pelajaran, setiap tingkat
memiliki fokus dan pembahasan yang lebih mendalam.
Jika pada tingkat MI pembahasan masih dasar atau taraf permukaan saja, pada tingat MTs
mulai memperdalam dan memperjelas bahasan materi dari tingkat MI
Lalu pada tingkat MA fokus lebih memperdalam lagi, mengembangkan dan melanjutkan untuk
jenjang yang lebih tinggi lagi serta mengimplemantasikan secara langsung pada masyarakat. Selain itu
beban belajar pun akan berbeda pada setiap jenjangnya.
17. Jens Martensson 17
Kurikulum madrasah memiliki yang lebih banyak dibandingkan dengan kurikulum yang ada
pada sekolah. Hal ini dikarenakan Madrasah mengajarkan seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah
ditambah dengan mata pelajaran Agama yang lebih banyak dibandingkan dengan jam yang ada pada
sekolah
PERBEDAAN UMUM
ANTARA PAI SEKOLAH DAN MADRASAH