SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
HIDAYANTI
202000633853
IPA 008
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
1 Motivasi belajar
peserta didik
dalam pelajaran
sistem pencernaan
masih rendah
(peserta didik
pasif, ngobrol saat
KBM, sering izin
keluar kelas, fokus
belajar rendah)
Guru belum maksimal
dalam menentukan
model dan metode
pembelajaran yang
sesuai dengan
karakteristik materi
dan peserta didik.
Pembelajaran lebih
mengarah ke teacher
center sehingga siswa
belum terlibat aktif
dalam pembelajaran.
Kajian Literatur
1. Penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil
belajar kognitif siswa dimana rata-rata hasil belajar
pada siklus I sebesar 61,15 meningkat menjadi 76,35
pada siklus II. Persentase siswa yang mencapai KKM
sebesar 46,2% pada siklus I dan meningkat menjadi
73,1% pada siklus II. Hasil belajar afektif siswa pada
siklus I dan siklus II termasuk tinggi dengan pencapaian
100%. Hasil kuesioner motivasi menunjukkan
peningkatan sebesar 31% termasuk kategori tinggi dan
69% termasuk kategori sedang sebelum dilaksanakan
siklus I. Mengalami peningkatan pada siklus II sebesar
73% termasuk kategori tinggi dan 26% termasuk
kategori sedang. Kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian ini adalah penerapan model
pembelajaran problem based learning dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada
materi sistem pencernaan manusia di kelas VIII A SMP
BOPKRI 3 Yogyakarta.
Suryati, O. 2019. Penerapan Model Pembelajaran
Prolem Based Learning untuk Meningkatkan Motivasi
dan Hasil Belajar Siswa pada materi Sistem
Pencernaan Manusia Kelas VIII A SMP BOPKRI 3
Yogyakarta. Yogyakarta : Universita Sanatha
Dharma.
2. Pendidikan biologi diarahkan untuk Inquiri dan berbuat
sehingga dapat membantu peserta didik untuk
Berdasarkan kajian literatur dan hasil
wawancara dengan rekan guru, maka
dapat dianalisis :
 Model PBL
Model PBL yaitu pembelajaran berbasis
masalah dapat menjadi menjadi solusi
dalam meningkatkan motivasi peserta
didik. Melalui proses pemecahan
masalah dalam proses pembelajaran,
peserta didik dapat menemukan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip
dalam belajar sehingga membuat siswa
menjadi lebih aktif, kreatif, serta kritis
dan memiliki keterampilan pemecahan
masalah. Dalam pendekatan PBL pun,
pendidik dapat menggunakan berbagai
metode yang bervariasi, seperti
eksperimen, diskusi, dll.
 Kelebihan
1. peserta didik terdorong untuk
berpartisipasi secara aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran,
2. pembelajaran menjadi bermakna
karena menyajikan permasalahan
HIDAYANTI
202000633853
IPA 008
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar. Oleh karena itu pembelajaran biologi
menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung melalu penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah (Elfis, 2010)
Elfis. 2010. Pendekatan Kontekstual dalam
Pembelajaran Biologi. Diakses pada tanggal 10
September pada http://elfsuir.blogspot.com
3. Semangat dan motivasi belajar siswa untuk memiliki
hasrat dan keinginan belajar dalam proses belajar
mengajar sangat membutuhkan metode belajar yang
sangat bervariasi sehingga dapat menarik dan
membuat siswa berusaha untuk mendapatkan nilai yang
lebih bagus. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang
berbagai strategi dan membuat pembelajaran menjadi
menyenangkan dan menarik bagi siswa. Metode yang
bervariasi bisa memfokuskan perhatian siswa dalam
pelajaran IPA.
Sumiati, F. 2019. Analisis Motivasi Belajar Siswa
pada Pelajaran IPA Kelas VII SMPN 1 Kampar Kiri TA
2018/2019. Riau : Universitas Islam Riau.
Hasil Wawancara
1. Guru sebelum mengajar seharusnya membuat RPP yang
sesuai dengan materi dan karakter peserta didik
2. Pembelajaran lebih banyak diskusi agar siswa terlibat
aktif
3. Pada awal pembelajaran guru memberikan apersepsi
yang dapat manarik minat siswa dalam pembelajaran
4. Guru dapat menayangkan vidio-vidio yang membuat
autentik,
3. siswa mampu mengintegrasaikan
pengetahuan yang didapat secara
multidimensi,
4. siswa memiliki kemampuan
memecahkan permasalahan,
5. siswa terlatih untuk berpikir
kritis atau berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skill), dan
6. siswa terdorong untuk
mengembangkan kemampuan
interpersonal dalam pekerjaan
tim.
 Kelemahan
1. Tidak semua materi
pembelajaran bisa menerapkan
model ini.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan materi
pembelajaran lebih lama.
3. Bagi peserta didik yang belum
terbiasa menganalisis suatu
permasalahan, biasanya enggan
untuk mengerjakannya.
4. Jika jumlah peserta didik dalam
satu kelas terlalu banyak, guru
akan kesulitan untuk
mengondisikan penugasan.
HIDAYANTI
202000633853
IPA 008
siswa tidak bosan  Pembelajaran Inkuiri
 Kelebihan
1. peningkatan kemampuan
ingatan dan pemahaman
terhadap materi pembelajaran
oleh peserta didik
2. meningkatkan keterampilan
peserta didik dalam pemecahan
masalah pada situasi-situasi baru
dan berbeda yang mungkin
mereka dapati pada saat-saat
lain (mendatang)
3. membantu guru secara simultan
meningkatkan motivasi belajar
peserta didik
4. Langkah-langkah model
pembelajaran inkuiri
memungkinkan peserta didik
mempunyai waktu yang cukup
untuk mengasimilasi dan
mengakomodasi setiap informasi
yang relevan yang mereka
peroleh, sehingga pengetahuan
yang mereka miliki akan
semakin mantap, luas dan
mendalam.
5. memberikan dorongan secara
tidak langsung kepada peserta
didik untuk bekerja sama,
bersikap objektif, jujur, percaya
HIDAYANTI
202000633853
IPA 008
diri, penuh tanggung jawab,
berbagi tugas dan sebagainya.
 Kelemahan
1. Permasalahan dengan waktu
yang dialokasikan
2. Pembelajaran inkuri yang
dilakukan oleh peserta didik
dapat melenceng arahnya dari
tujuan semula karena mereka
belum terbiasa melakukannya
3. Jika jumlah peserta didik di
dalam kelas terlalu banyak, maka
guru mungkin akan mengalami
kesulitan untuk memfasilitasi
proses belajar seluruh peserta
didik.
4. Ketika pembelajaran inkuiri yang
selalu disetting dalam kelompok-
kelompok ini berlangsung,
biasanya ada beberapa peserta
didik yang kurang aktif dalam
kelompoknya.
2 Kemampuan
berpikir kritis
(HOTS) peserta
didik dalam sistem
pencernaan masih
Peserta didik belum
terbiasa/terlatih
menyelesaikan soal-
soal yang berbasis
HOTS dalam
Kajian Literatur
1. Untuk menguji keterampilan berpikir tingkat tinggi pada
peserta didik, instrumen dirancang sedemikian rupa
menjawab soal melalui proses berpikir. Teknik yang
digunakan dalam membuat soal oleh guru yang
Berdasarkan kajian literatur, maka hasil
analisis alternatif solusinya adalah :
 Merancang pembelajaran dengan
menyusun soal soal yang diberikan
HIDAYANTI
202000633853
IPA 008
rendah pembelajaran sistem
pencernaan.
Pembelajaran masih
bersifat konseptual
dan belum
kontekstual.
menuntut untuk berpikir tingkat tinggi , yaitu materi
yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku sesuai
dengan ranah kognitif Bloom pada level analisis,
evaluasi dan mengkreasi.
Ermila, dkk. 2021. Analisis Kesulitan Guru Dalam
Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis. Diakses pada
tanggal 9 September
padahttp://ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/jiJurnal
Ilmiah Global Education 2 (1).
2. Kemampuan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik
merupakan kemampuan dalam menghubungkan,
memanipulasi, dan mentransformasikan pengetahuan
serta pengalaman belajar yang sudah didapatkan selama
pembelajaran untuk digunakan dalam berpikir secara
kritis dan kreatif untuk menentukan keputusan dan
memecahkan permasalahan. Pendekatan yang dapat
digunakan untuk melatih keterampilan berpikir
tingkat tinggi dalam dunia pendidikan adalah
menggunakan domain kognitif dari taksonomi
Bloom. Level yang ada pada taksonomi Bloom yang
telah direvisi oleh Anderson, domain kognitif terbagi
menjadi proses kognitif yang meliputi kemampuan
mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Kemampuan
menganalisi, mengevaluasi, dan mencipta
merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Conklin, W. 2012. Higher-Order thinking Skills to Develop 21st
Century Learners. Huntington Beach: Shell Education
Publishing
3. Kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan
kemampuan menganalisis peserta didik ialah kegiatan
untuk membuat diskriminasi atau memilih fakta-fakta
kepada siswa barada pada tingkatan
c4,c5,c6. Sehingga dengan peserta
didik terbiasa mengerjakan soal-soal
pada tingkatan analisis, evaluasi,
dan mengkreasi kedepannya dapat
menjadikan peserta didik untuk
terbiasa kritis dalam menghadapai
atau memecahkan segala
permasalahan ke depannya.
 Menganalisis
Pada menganalisis, peserta didik
mampu menganalisis informasi yang
masuk dan membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi ke dalam
bagian yang lebih kecil untuk
mengenali pola atau hubungannya
dan mampu mengenali serta
membedakan fakor penyebab dan
akibat sebuah skenario yang rumit
 Evaluasi
Pada kegiatan mengevaluasi peserta
didik dapat memberikan penilaian
terhadap solusi, gagasan, metodologi,
prosedur kerja, dan lain-lain, dengan
menggunakan kriteria yang cocok
atau standar yang ada untuk
memastikan nilai efektivitas atau
manfaatnya.
 Mengkreasi (Mencipta)
Mencipta mengarah pada proses
kognitif meletakkan unsur-unsur
secara bersama-sama untuk
membentuk suatu kesatuan yang
HIDAYANTI
202000633853
IPA 008
yang relevan dari yang tidak relevan, menentukan
bagaimana unsur-unsur tersebut dapat berfungsi secara
serentak, atau menetapkan bias, memberi nilai atau
menandai makna suatu bahan ajar. Kegiatan ini
termasuk studi kasus, membuat kritik, praktik lab,
makalah, proyek, debat, dan peta konsep.
Basuki, I. & Hariyanto. (2014). Asesmen pembelajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
4. Guru menyadari bahwa pembelajaran yang
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
bertujuan agar peserta didik menjadi lebih kreatif,
cerdas, dan kritis serta mampu memecahkan suatu
permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari. Kesadaran ini juga telah mendasari pengembangan
kurikulum kita yang kini lebih mengedepankan
pembelajaran secara konstekstual. Akan tetapi,
sebagian besar guru belum berbuat dan merancang
secara maksimal pembelajaran yang diinginkan oleh
kurikulum kita pada saat ini. Dalam kurikulum 2013,
pendekatan pembelajaran yang dilakukan menekankan
pada pentingnya pendekatan sintifik yang memiliki
tahapan mulai dari mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, melakukan penalaran atau
asosiasi, dan mengkomunikasikan.dengan demikian,
instrumen penilaian yang digunakan oleh guru harus
mampu menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi
yaitu pada level analisis, evaluasi bahkan sampai tahap
mencipta.
Ermila, dkk. 2021. Analisis Kesulitan Guru Dalam
Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis. Diakses pada
tanggal 9 September pada
http://ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/jiJurnal
Ilmiah Global Education 2 (1).
koheren dan mengarahkan peserta
didik menghasilkan
suatu produk atau pola yang berbeda
dengan yang sebelumnya.
 Pembelajaran Kontekstual
Guru mengaitkan materi yang
dipelajari dengan situasi dunia nyata
peserta didik sehingga
memungkinkan peserta didik
menangkap makna dari yang pelajari,
mengkaitkan pengetahuan baru
dengan pegetahuan dan pengalaman
yang sudah dimiliki.
 Kelebihan
1. Memberikan kesempatan pada
sisiwa untuk dapat maju terus
sesuai dengan potensi yang
dimiliki sisiwa sehingga sisiwa
terlibat aktif dalam PBM.
2. Peserta didik dapat berfikir kritis
dan kreatif dalam
mengumpulkan data, memahami
suatu isu dan memecahkan
masalah dan guru dapat lebih
kreatif
3. Menyadarkan peserta didik
tentang apa yang mereka
pelajari.
4. Pemilihan informasi
berdasarkan kebutuhan peserta
didik tidak ditentukan oleh guru.
5. Pembelajaran lebih
menyenangkan dan tidak
HIDAYANTI
202000633853
IPA 008
5. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta
didik, langkah pertama yang bisa dilakukan guru yaitu
dengan menciptakan ruangan dan suasana kelas yang
interaktif, di mana setiap siswa bisa bersikap aktif
selama proses belajar dan tidak lupa untuk tetap
kondusif. Berikut merupakan beberapa hal penting yang
harus dipersiapkan guru untuk menciptakan ruangan
kelas yang interaktif:
 Guru memulai proses belajar dengan memberikan
suatu permasalahan, sehingga rasa penasaran siswa
menjadi meningkat dan rasa ingin menyelesaikan
permasalahan tersebut mulai bertumbuh.
 Guru mengatur ruangan kelas untuk membangkitkan
interaksi antar siswa selama kegiatan pembelajaran
dan menciptakan ruangan kelas atau lingkungan
belajar yang nyaman untuk siswa.
membosankan.
6. Membantu siwa bekerja dengan
efektif dalam kelompok.
7. Terbentuk sikap kerja sama yang
baik antar individu maupun
kelompok
 Kelemahan
1. Dalam pemilihan informasi atau
materi di kelas didasarkan pada
kebutuhan peserta didik
padahal,dalam kelas itu tingkat
kemampuan peserta didiknya
berbeda-beda sehingga guru
akan kesulitan dalam menetukan
materi pelajaran karena tingkat
pencapaianya peserta didik tadi
tidak sama.
2. Tidak efisien karena
membutuhkan waktu yang agak
lama dalam PBM
3. Dalam proses pembelajaran
dengan model CTL akan nampak
jelas antara peserta didik yang
memiliki kemampuan tinggi dan
peserta didik yang memiliki
kemampuan kurang, yang
kemudian menimbulkan rasa
tidak percaya diri bagi peserta
didik yang kurang
kemampuannya.
4. Bagi peserta didik yang
tertinggal dalam proses
HIDAYANTI
202000633853
IPA 008
pembelajaran dengan CTL ini
akan terus tertinggal dan sulit
untuk mengejar ketertinggalan,
karena dalam model
pembelajaran ini kesuksesan
peserta didik tergantung dari
keaktifan dan usaha sendiri jadi
peserta didik yang dengan baik
mengikuti setiap pembelajaran
dengan model ini tidak akan
menunggu teman yang tertinggal
dan mengalami kesulitan.
5. Tidak setiap peserta didik dapat
dengan mudah menyesuaikan
diri dan mengembangkan
kemampuan yang dimiliki
dengan penggunaan model CTL
ini.
6. Kemampuan setiap peserta didik
berbeda-beda, dan peserta didik
yang memiliki kemampuan
intelektual tinggi namun sulit
untuk mengapresiasikannya
dalam bentuk lisan akan
mengalami kesulitan sebab CTL
ini lebih mengembangkan
ketrampilan dan kemampuan
soft skill daripada kemampuan
intelektualnya.
7. Pengetahuan yang didapat oleh
setiap peserta didik akan
berbeda-beda dan tidak merata.
8. Peran guru tidak nampak terlalu
HIDAYANTI
202000633853
IPA 008
penting lagi karena dalam CTL
ini peran guru hanya sebagai
pengarah dan pembimbing,
karena lebih menuntut peserta
didik untuk aktif dan berusaha
sendiri mencari informasi,
mengamati fakta dan
menemukan pengetahuan-
pengetahuan baru di lapangan.
.
Kemampuan
Literasi peserta
didik pada materi
sistem pencernaan
masih rendah
Rendahnya kemauan
dan kemampuan
peserta didik dalam
membaca.
Guru belum maksimal
dalam menstimulus
kemampuan literasi
peserta didik.
Kajian Literatur
1. Hasil studi pendahuluan, menjadi asumsi dasar bahwa
pembelajaran IPA di sekolah masih bersifat teacher
centered dan kemampuan inkuiri siswa jarang
dilatihkan. Kondisi tersebut merupakan salah satu
penyebab rendahnya kemampuan literasi sains siswa.
Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang dapat
melatih kemampuan literasi sains siswa. Pembelajaran
yang dirasa potensial untuk melatih kemampuan literasi
sains siswa adalah pembelajaran IPA terpadu tipe
shared.
Ardianto, D. dan Rubini, B. Literasi sains dan Aktivitas pada
Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Shared. Unnes Science
Education Journal 5 (1) (2016). Diakses pada tanggal 10
September 2022 pada http://journal.unnes.ac.id
2. Pemilihan model pembelajaran senantiasa menjadi
salah satu faktor dalam menyusun kegiatan
pembelajaran agar kemampuan literasi sains siswa
dapat tercapai dengan optimal. Salah satu model
pembelajaran alternatif yang dapat membangun
kemampuan literasi sains sebagai target pencapaian
siswa adalah model pembelajaran problem based
learning (PBL) baik dari tipe guided PBL dan tipe non-
Berdasarkan kajian literatur, maka hasil
analisis alternatif solusinya adalah :
 Pembelajaran Tipe Shared
Pembelajaran terpadu tipe shared
adalah pembelajaran terpadu yang
merupakan gabungan atau keterpaduan
antara dua mata pelajaran yang saling
melengkapi dan didalam perencanaan
atau pengajarannya menciptakan satu
fokus pada konsep, keterampilan serta
sikap. Penggabungan antara konsep
pelajaran, keterampilan dan sikap yang
saling berhubungan satu dengan yang
lainnya dipayungi dalam satu tema.
pembelajaran IPA terpadu dengan tipe
shared diharapkan dapat
 Kelebihan
1. meningkatkan kemampuan literasi
sains baik aspek konten, proses dan
sikap sains
HIDAYANTI
202000633853
IPA 008
integrated PBL (Nurtanto, Fawaid, & Sofyan, 2020)
Nurtanto, M., Fawaid, M., & Sofyan, H. (2020, July). Problem
Based Learning (PBL) in Industry 4.0: Improving Learning
Quality through Character-Based Literacy Learning and Life
Career Skill (LL-LCS). In Journal of Physics: Conference Series
(Vol. 1573, No. 1, p. 012006). IOP Publishing
3. Terdapat pengaruh positif pada model PBL untuk
meningkatkan kemampuan literasi sains (Aliyana,
Saptono, & Budiyono, 2019)
Aliyana, A., Saptono, S., & Budiyono, B. (2019). Analysis of
Science Literacy and Adversity Quotient on the Implementation
of Problem Based Learning Model Assisted by Performance
Assessment. Journal of Primary Education, 8(8), 221–227.
2. Dengan pasangan bidang kajian,
memfasilitasi pembelajaran yang
lebih mendalam pada saat
menyampaikan konsep yang
tumpang tindih.
3. Dapat mengambil waktu yang sama
untuk materi yang tumpang tindih.
Misalnya jam pelajaran matematika
pada materi segitiga siku-siku
digabung dengan jam pelajaran IPA
pada materi bidang miring.
 Kelemahan
1. Waktu yang diperlukan untuk
mengembangkan tipe ini cukup
lama.
2. Dalam penyusunan proses
pembelajaran
tipe shared memerlukan kompromi
dan kerjasama serta kepercayaan
dalam tim.
3. Pada tahap awal pengintegrasian
dua disiplin ilmu ini memerlukan
komitmen dari partner.
4. Untuk mendapatkan konsep yang
tumpang tindih diperlukan dialog
dan percakapan yang mendalam
 Dilihat dari betapa pentingnya
kemampuan literasi sains siswa pada
pembelajaran sains, maka kualitas
pembelajaran harus sinergis demi
HIDAYANTI
202000633853
IPA 008
mencapai kemampuan khas abad 21
ini. Dalam rangka menumbuhkan
kemampuan literasi sains,
peningkatan kualitas pembelajaran ini
dapat menggunakan model PBL dalam
penunjangan karakteristik seorang
literat sains, dimana siswa
memperoleh kemampuan pemecahan
masalah serta kemampuan proses
sains terkait isu fenomena alam dan
sekitar. Pengelolaan model PBL ini
tentunya mesti menyesuaikan
urgensi, situasi dan kebutuhan
pembelajaran sekaligus mengacu
pada pencapaian yang optimal. Model
PBL berbasis praktikum merupakan
inovasi desain pembelajaran yang
dapat digunakan dan ideal dalam
pembelajaran di masa mendatang.

More Related Content

Similar to LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf

Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docxLk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docxJunaiHunter
 
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-128456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1Mairiza Nopia
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docnuunaberry
 
Hilda sugiarti ii a pend.ekonomi 2011031061
Hilda sugiarti ii a pend.ekonomi 2011031061Hilda sugiarti ii a pend.ekonomi 2011031061
Hilda sugiarti ii a pend.ekonomi 2011031061hilda28
 
PRESNTASI PROPOSAL DAN INTRUMENNYA.pptx
PRESNTASI PROPOSAL DAN INTRUMENNYA.pptxPRESNTASI PROPOSAL DAN INTRUMENNYA.pptx
PRESNTASI PROPOSAL DAN INTRUMENNYA.pptxRusnawatiRusnawati1
 
Devi lusiana pend.ekonomi 2011031028
Devi lusiana pend.ekonomi 2011031028Devi lusiana pend.ekonomi 2011031028
Devi lusiana pend.ekonomi 2011031028devi34
 
Diagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajarDiagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajarAprilia Mantayani
 
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoBab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoSojunghan Dilectus
 
ppt best practice.ppt
ppt best practice.pptppt best practice.ppt
ppt best practice.pptarifianto26
 
Prose Belajar Mengajar Merupakan
Prose Belajar Mengajar MerupakanProse Belajar Mengajar Merupakan
Prose Belajar Mengajar MerupakanMono Manullang
 

Similar to LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf (20)

ibva.pdf
ibva.pdfibva.pdf
ibva.pdf
 
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docxLk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
 
Sogol tugas ptk
Sogol tugas ptkSogol tugas ptk
Sogol tugas ptk
 
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-128456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
 
Hilda sugiarti ii a pend.ekonomi 2011031061
Hilda sugiarti ii a pend.ekonomi 2011031061Hilda sugiarti ii a pend.ekonomi 2011031061
Hilda sugiarti ii a pend.ekonomi 2011031061
 
PRESNTASI PROPOSAL DAN INTRUMENNYA.pptx
PRESNTASI PROPOSAL DAN INTRUMENNYA.pptxPRESNTASI PROPOSAL DAN INTRUMENNYA.pptx
PRESNTASI PROPOSAL DAN INTRUMENNYA.pptx
 
Makalah ainah
Makalah ainahMakalah ainah
Makalah ainah
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
Ptk pai sma
 
Ptk ipa
Ptk ipaPtk ipa
Ptk ipa
 
Ptk1
Ptk1Ptk1
Ptk1
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Devi lusiana pend.ekonomi 2011031028
Devi lusiana pend.ekonomi 2011031028Devi lusiana pend.ekonomi 2011031028
Devi lusiana pend.ekonomi 2011031028
 
Bab i ii ptk
Bab i ii ptkBab i ii ptk
Bab i ii ptk
 
Diagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajarDiagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajar
 
Pkp ipa
Pkp ipaPkp ipa
Pkp ipa
 
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoBab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
 
ppt best practice.ppt
ppt best practice.pptppt best practice.ppt
ppt best practice.ppt
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
Ptk pai sma
 
Prose Belajar Mengajar Merupakan
Prose Belajar Mengajar MerupakanProse Belajar Mengajar Merupakan
Prose Belajar Mengajar Merupakan
 

Recently uploaded

443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASNursKitchen
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 

Recently uploaded (20)

443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf

  • 1. HIDAYANTI 202000633853 IPA 008 LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi No. Masalah terpilih yang akan diselesaikan Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi 1 Motivasi belajar peserta didik dalam pelajaran sistem pencernaan masih rendah (peserta didik pasif, ngobrol saat KBM, sering izin keluar kelas, fokus belajar rendah) Guru belum maksimal dalam menentukan model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan peserta didik. Pembelajaran lebih mengarah ke teacher center sehingga siswa belum terlibat aktif dalam pembelajaran. Kajian Literatur 1. Penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dimana rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 61,15 meningkat menjadi 76,35 pada siklus II. Persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 46,2% pada siklus I dan meningkat menjadi 73,1% pada siklus II. Hasil belajar afektif siswa pada siklus I dan siklus II termasuk tinggi dengan pencapaian 100%. Hasil kuesioner motivasi menunjukkan peningkatan sebesar 31% termasuk kategori tinggi dan 69% termasuk kategori sedang sebelum dilaksanakan siklus I. Mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 73% termasuk kategori tinggi dan 26% termasuk kategori sedang. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia di kelas VIII A SMP BOPKRI 3 Yogyakarta. Suryati, O. 2019. Penerapan Model Pembelajaran Prolem Based Learning untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada materi Sistem Pencernaan Manusia Kelas VIII A SMP BOPKRI 3 Yogyakarta. Yogyakarta : Universita Sanatha Dharma. 2. Pendidikan biologi diarahkan untuk Inquiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk Berdasarkan kajian literatur dan hasil wawancara dengan rekan guru, maka dapat dianalisis :  Model PBL Model PBL yaitu pembelajaran berbasis masalah dapat menjadi menjadi solusi dalam meningkatkan motivasi peserta didik. Melalui proses pemecahan masalah dalam proses pembelajaran, peserta didik dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam belajar sehingga membuat siswa menjadi lebih aktif, kreatif, serta kritis dan memiliki keterampilan pemecahan masalah. Dalam pendekatan PBL pun, pendidik dapat menggunakan berbagai metode yang bervariasi, seperti eksperimen, diskusi, dll.  Kelebihan 1. peserta didik terdorong untuk berpartisipasi secara aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, 2. pembelajaran menjadi bermakna karena menyajikan permasalahan
  • 2. HIDAYANTI 202000633853 IPA 008 memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Oleh karena itu pembelajaran biologi menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalu penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah (Elfis, 2010) Elfis. 2010. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Biologi. Diakses pada tanggal 10 September pada http://elfsuir.blogspot.com 3. Semangat dan motivasi belajar siswa untuk memiliki hasrat dan keinginan belajar dalam proses belajar mengajar sangat membutuhkan metode belajar yang sangat bervariasi sehingga dapat menarik dan membuat siswa berusaha untuk mendapatkan nilai yang lebih bagus. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang berbagai strategi dan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik bagi siswa. Metode yang bervariasi bisa memfokuskan perhatian siswa dalam pelajaran IPA. Sumiati, F. 2019. Analisis Motivasi Belajar Siswa pada Pelajaran IPA Kelas VII SMPN 1 Kampar Kiri TA 2018/2019. Riau : Universitas Islam Riau. Hasil Wawancara 1. Guru sebelum mengajar seharusnya membuat RPP yang sesuai dengan materi dan karakter peserta didik 2. Pembelajaran lebih banyak diskusi agar siswa terlibat aktif 3. Pada awal pembelajaran guru memberikan apersepsi yang dapat manarik minat siswa dalam pembelajaran 4. Guru dapat menayangkan vidio-vidio yang membuat autentik, 3. siswa mampu mengintegrasaikan pengetahuan yang didapat secara multidimensi, 4. siswa memiliki kemampuan memecahkan permasalahan, 5. siswa terlatih untuk berpikir kritis atau berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill), dan 6. siswa terdorong untuk mengembangkan kemampuan interpersonal dalam pekerjaan tim.  Kelemahan 1. Tidak semua materi pembelajaran bisa menerapkan model ini. 2. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan materi pembelajaran lebih lama. 3. Bagi peserta didik yang belum terbiasa menganalisis suatu permasalahan, biasanya enggan untuk mengerjakannya. 4. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terlalu banyak, guru akan kesulitan untuk mengondisikan penugasan.
  • 3. HIDAYANTI 202000633853 IPA 008 siswa tidak bosan  Pembelajaran Inkuiri  Kelebihan 1. peningkatan kemampuan ingatan dan pemahaman terhadap materi pembelajaran oleh peserta didik 2. meningkatkan keterampilan peserta didik dalam pemecahan masalah pada situasi-situasi baru dan berbeda yang mungkin mereka dapati pada saat-saat lain (mendatang) 3. membantu guru secara simultan meningkatkan motivasi belajar peserta didik 4. Langkah-langkah model pembelajaran inkuiri memungkinkan peserta didik mempunyai waktu yang cukup untuk mengasimilasi dan mengakomodasi setiap informasi yang relevan yang mereka peroleh, sehingga pengetahuan yang mereka miliki akan semakin mantap, luas dan mendalam. 5. memberikan dorongan secara tidak langsung kepada peserta didik untuk bekerja sama, bersikap objektif, jujur, percaya
  • 4. HIDAYANTI 202000633853 IPA 008 diri, penuh tanggung jawab, berbagi tugas dan sebagainya.  Kelemahan 1. Permasalahan dengan waktu yang dialokasikan 2. Pembelajaran inkuri yang dilakukan oleh peserta didik dapat melenceng arahnya dari tujuan semula karena mereka belum terbiasa melakukannya 3. Jika jumlah peserta didik di dalam kelas terlalu banyak, maka guru mungkin akan mengalami kesulitan untuk memfasilitasi proses belajar seluruh peserta didik. 4. Ketika pembelajaran inkuiri yang selalu disetting dalam kelompok- kelompok ini berlangsung, biasanya ada beberapa peserta didik yang kurang aktif dalam kelompoknya. 2 Kemampuan berpikir kritis (HOTS) peserta didik dalam sistem pencernaan masih Peserta didik belum terbiasa/terlatih menyelesaikan soal- soal yang berbasis HOTS dalam Kajian Literatur 1. Untuk menguji keterampilan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik, instrumen dirancang sedemikian rupa menjawab soal melalui proses berpikir. Teknik yang digunakan dalam membuat soal oleh guru yang Berdasarkan kajian literatur, maka hasil analisis alternatif solusinya adalah :  Merancang pembelajaran dengan menyusun soal soal yang diberikan
  • 5. HIDAYANTI 202000633853 IPA 008 rendah pembelajaran sistem pencernaan. Pembelajaran masih bersifat konseptual dan belum kontekstual. menuntut untuk berpikir tingkat tinggi , yaitu materi yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku sesuai dengan ranah kognitif Bloom pada level analisis, evaluasi dan mengkreasi. Ermila, dkk. 2021. Analisis Kesulitan Guru Dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis. Diakses pada tanggal 9 September padahttp://ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/jiJurnal Ilmiah Global Education 2 (1). 2. Kemampuan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik merupakan kemampuan dalam menghubungkan, memanipulasi, dan mentransformasikan pengetahuan serta pengalaman belajar yang sudah didapatkan selama pembelajaran untuk digunakan dalam berpikir secara kritis dan kreatif untuk menentukan keputusan dan memecahkan permasalahan. Pendekatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam dunia pendidikan adalah menggunakan domain kognitif dari taksonomi Bloom. Level yang ada pada taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson, domain kognitif terbagi menjadi proses kognitif yang meliputi kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Kemampuan menganalisi, mengevaluasi, dan mencipta merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Conklin, W. 2012. Higher-Order thinking Skills to Develop 21st Century Learners. Huntington Beach: Shell Education Publishing 3. Kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan menganalisis peserta didik ialah kegiatan untuk membuat diskriminasi atau memilih fakta-fakta kepada siswa barada pada tingkatan c4,c5,c6. Sehingga dengan peserta didik terbiasa mengerjakan soal-soal pada tingkatan analisis, evaluasi, dan mengkreasi kedepannya dapat menjadikan peserta didik untuk terbiasa kritis dalam menghadapai atau memecahkan segala permasalahan ke depannya.  Menganalisis Pada menganalisis, peserta didik mampu menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya dan mampu mengenali serta membedakan fakor penyebab dan akibat sebuah skenario yang rumit  Evaluasi Pada kegiatan mengevaluasi peserta didik dapat memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, prosedur kerja, dan lain-lain, dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.  Mengkreasi (Mencipta) Mencipta mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk suatu kesatuan yang
  • 6. HIDAYANTI 202000633853 IPA 008 yang relevan dari yang tidak relevan, menentukan bagaimana unsur-unsur tersebut dapat berfungsi secara serentak, atau menetapkan bias, memberi nilai atau menandai makna suatu bahan ajar. Kegiatan ini termasuk studi kasus, membuat kritik, praktik lab, makalah, proyek, debat, dan peta konsep. Basuki, I. & Hariyanto. (2014). Asesmen pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya 4. Guru menyadari bahwa pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi bertujuan agar peserta didik menjadi lebih kreatif, cerdas, dan kritis serta mampu memecahkan suatu permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari- hari. Kesadaran ini juga telah mendasari pengembangan kurikulum kita yang kini lebih mengedepankan pembelajaran secara konstekstual. Akan tetapi, sebagian besar guru belum berbuat dan merancang secara maksimal pembelajaran yang diinginkan oleh kurikulum kita pada saat ini. Dalam kurikulum 2013, pendekatan pembelajaran yang dilakukan menekankan pada pentingnya pendekatan sintifik yang memiliki tahapan mulai dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, melakukan penalaran atau asosiasi, dan mengkomunikasikan.dengan demikian, instrumen penilaian yang digunakan oleh guru harus mampu menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu pada level analisis, evaluasi bahkan sampai tahap mencipta. Ermila, dkk. 2021. Analisis Kesulitan Guru Dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis. Diakses pada tanggal 9 September pada http://ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/jiJurnal Ilmiah Global Education 2 (1). koheren dan mengarahkan peserta didik menghasilkan suatu produk atau pola yang berbeda dengan yang sebelumnya.  Pembelajaran Kontekstual Guru mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata peserta didik sehingga memungkinkan peserta didik menangkap makna dari yang pelajari, mengkaitkan pengetahuan baru dengan pegetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki.  Kelebihan 1. Memberikan kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang dimiliki sisiwa sehingga sisiwa terlibat aktif dalam PBM. 2. Peserta didik dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif 3. Menyadarkan peserta didik tentang apa yang mereka pelajari. 4. Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan peserta didik tidak ditentukan oleh guru. 5. Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak
  • 7. HIDAYANTI 202000633853 IPA 008 5. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, langkah pertama yang bisa dilakukan guru yaitu dengan menciptakan ruangan dan suasana kelas yang interaktif, di mana setiap siswa bisa bersikap aktif selama proses belajar dan tidak lupa untuk tetap kondusif. Berikut merupakan beberapa hal penting yang harus dipersiapkan guru untuk menciptakan ruangan kelas yang interaktif:  Guru memulai proses belajar dengan memberikan suatu permasalahan, sehingga rasa penasaran siswa menjadi meningkat dan rasa ingin menyelesaikan permasalahan tersebut mulai bertumbuh.  Guru mengatur ruangan kelas untuk membangkitkan interaksi antar siswa selama kegiatan pembelajaran dan menciptakan ruangan kelas atau lingkungan belajar yang nyaman untuk siswa. membosankan. 6. Membantu siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok. 7. Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok  Kelemahan 1. Dalam pemilihan informasi atau materi di kelas didasarkan pada kebutuhan peserta didik padahal,dalam kelas itu tingkat kemampuan peserta didiknya berbeda-beda sehingga guru akan kesulitan dalam menetukan materi pelajaran karena tingkat pencapaianya peserta didik tadi tidak sama. 2. Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM 3. Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak jelas antara peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi dan peserta didik yang memiliki kemampuan kurang, yang kemudian menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi peserta didik yang kurang kemampuannya. 4. Bagi peserta didik yang tertinggal dalam proses
  • 8. HIDAYANTI 202000633853 IPA 008 pembelajaran dengan CTL ini akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalan, karena dalam model pembelajaran ini kesuksesan peserta didik tergantung dari keaktifan dan usaha sendiri jadi peserta didik yang dengan baik mengikuti setiap pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman yang tertinggal dan mengalami kesulitan. 5. Tidak setiap peserta didik dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan model CTL ini. 6. Kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda, dan peserta didik yang memiliki kemampuan intelektual tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam bentuk lisan akan mengalami kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan ketrampilan dan kemampuan soft skill daripada kemampuan intelektualnya. 7. Pengetahuan yang didapat oleh setiap peserta didik akan berbeda-beda dan tidak merata. 8. Peran guru tidak nampak terlalu
  • 9. HIDAYANTI 202000633853 IPA 008 penting lagi karena dalam CTL ini peran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut peserta didik untuk aktif dan berusaha sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan menemukan pengetahuan- pengetahuan baru di lapangan. . Kemampuan Literasi peserta didik pada materi sistem pencernaan masih rendah Rendahnya kemauan dan kemampuan peserta didik dalam membaca. Guru belum maksimal dalam menstimulus kemampuan literasi peserta didik. Kajian Literatur 1. Hasil studi pendahuluan, menjadi asumsi dasar bahwa pembelajaran IPA di sekolah masih bersifat teacher centered dan kemampuan inkuiri siswa jarang dilatihkan. Kondisi tersebut merupakan salah satu penyebab rendahnya kemampuan literasi sains siswa. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang dapat melatih kemampuan literasi sains siswa. Pembelajaran yang dirasa potensial untuk melatih kemampuan literasi sains siswa adalah pembelajaran IPA terpadu tipe shared. Ardianto, D. dan Rubini, B. Literasi sains dan Aktivitas pada Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Shared. Unnes Science Education Journal 5 (1) (2016). Diakses pada tanggal 10 September 2022 pada http://journal.unnes.ac.id 2. Pemilihan model pembelajaran senantiasa menjadi salah satu faktor dalam menyusun kegiatan pembelajaran agar kemampuan literasi sains siswa dapat tercapai dengan optimal. Salah satu model pembelajaran alternatif yang dapat membangun kemampuan literasi sains sebagai target pencapaian siswa adalah model pembelajaran problem based learning (PBL) baik dari tipe guided PBL dan tipe non- Berdasarkan kajian literatur, maka hasil analisis alternatif solusinya adalah :  Pembelajaran Tipe Shared Pembelajaran terpadu tipe shared adalah pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan didalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu fokus pada konsep, keterampilan serta sikap. Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema. pembelajaran IPA terpadu dengan tipe shared diharapkan dapat  Kelebihan 1. meningkatkan kemampuan literasi sains baik aspek konten, proses dan sikap sains
  • 10. HIDAYANTI 202000633853 IPA 008 integrated PBL (Nurtanto, Fawaid, & Sofyan, 2020) Nurtanto, M., Fawaid, M., & Sofyan, H. (2020, July). Problem Based Learning (PBL) in Industry 4.0: Improving Learning Quality through Character-Based Literacy Learning and Life Career Skill (LL-LCS). In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 1573, No. 1, p. 012006). IOP Publishing 3. Terdapat pengaruh positif pada model PBL untuk meningkatkan kemampuan literasi sains (Aliyana, Saptono, & Budiyono, 2019) Aliyana, A., Saptono, S., & Budiyono, B. (2019). Analysis of Science Literacy and Adversity Quotient on the Implementation of Problem Based Learning Model Assisted by Performance Assessment. Journal of Primary Education, 8(8), 221–227. 2. Dengan pasangan bidang kajian, memfasilitasi pembelajaran yang lebih mendalam pada saat menyampaikan konsep yang tumpang tindih. 3. Dapat mengambil waktu yang sama untuk materi yang tumpang tindih. Misalnya jam pelajaran matematika pada materi segitiga siku-siku digabung dengan jam pelajaran IPA pada materi bidang miring.  Kelemahan 1. Waktu yang diperlukan untuk mengembangkan tipe ini cukup lama. 2. Dalam penyusunan proses pembelajaran tipe shared memerlukan kompromi dan kerjasama serta kepercayaan dalam tim. 3. Pada tahap awal pengintegrasian dua disiplin ilmu ini memerlukan komitmen dari partner. 4. Untuk mendapatkan konsep yang tumpang tindih diperlukan dialog dan percakapan yang mendalam  Dilihat dari betapa pentingnya kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran sains, maka kualitas pembelajaran harus sinergis demi
  • 11. HIDAYANTI 202000633853 IPA 008 mencapai kemampuan khas abad 21 ini. Dalam rangka menumbuhkan kemampuan literasi sains, peningkatan kualitas pembelajaran ini dapat menggunakan model PBL dalam penunjangan karakteristik seorang literat sains, dimana siswa memperoleh kemampuan pemecahan masalah serta kemampuan proses sains terkait isu fenomena alam dan sekitar. Pengelolaan model PBL ini tentunya mesti menyesuaikan urgensi, situasi dan kebutuhan pembelajaran sekaligus mengacu pada pencapaian yang optimal. Model PBL berbasis praktikum merupakan inovasi desain pembelajaran yang dapat digunakan dan ideal dalam pembelajaran di masa mendatang.