Laporan ini membahas studi kasus layanan bimbingan belajar untuk siswa SD bernama Royhan yang mengalami kesulitan belajar matematika khususnya pembagian dan penyederhanaan bilangan pecahan. Layanan dilakukan melalui home visit selama 3 kali pertemuan dengan menggunakan metode konkret untuk mengajarkan kedua materi tersebut. Hasil evaluasi menunjukkan ada sedikit perkembangan pada Royhan meski masih mengalami kesul
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Laporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajar
1. LAPORAN STUDI KASUS TENTANG LAYANAN
BIMBINGAN KESULITAN BELAJAR
SISWA KELAS IV
DI SD NEGERI 1 TARUBAN
OLEH:
NAMA : Ningrum Intan Pertiwi
NIM : A510150073
PROGRAM STUDI PENDIDIKAS GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2018
2. BAB I
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
”Laporan Studi Kasus Tentang Layanan Bimbingan Kesulitan Belajar”.
Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Saring Marsudi selaku dosen mata kuliah Layanan Bimbingan Belajar
2. Kepala Sekolah SD Negeri 1 Taruban
3. Bapak Edy Sunoto selaku wali kelas IV
4. Wali murid kelas IV
5. Semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Kami berharap dengan Laporan ini para pembaca dapat mengetahui cara
mengatasi kesulitan belajar pada siswa kelas IV dan semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan Studi kasus di SD Negeri 1 Taruban
dapat menambah Ilmu dan memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca
sekalian. Amin
Surakarta, 03 Januari 2018
Penyusun
3. BAB II
HASIL STUDI KASUS
A. Identifikasi kasus (menetapkan klien)
Saya memilih SD Negeri 1 Taruban, Kenteng, Nogosari dimana sekolah
tersebut adalah sekolah saya waktu duduk dibangku SD dulu. Saya ke SD Negeri 1
Taruban hari Kamis 14 Desember 2017. Ketika saya datang kesana ternyata
sekolah tersebut baru melaksanakan ujian semester. Saya menemui bapak kepala
sekolah SD Negeri 1 Taruban yang bernama Bapak Suroto dan meminta izin
kepada beliau untuk melaksanakan studi kasus mengenai kesulitan belajar yang
dihadapi oleh siswa di SD Negeri Taruban. Saya di izinkan untuk melakukan studi
kasus di SD Negeri 1 Taruban dan saya memilih kelas IV untuk dijadikan kliennya.
Satu minggu kemudian hari Rabu, 20 Desember 2017 saya kembali lagi ke SD
Negeri 1 Taruban, kali ini saya menemui wali kelas IV yang bernama Edy Sunoto
untuk meminta legger dan daftar nilai kelas IV. Bapak Edy menunjukkan 3 nama
siswa yang mengalami kesulitan belajar dan memiliki nilai paling rendah di kelas
tersebut. Yakni Luthfi, Rachel dan Royhan dari ketiga nama tersebut bapak Edy
lebih mengarahkan saya untuk mengambil klien yang bernama Royhan. Royhan
tinggal bersama dengan keluarganya di Desa Gunung Londo, Kenteng, Nogosari
Boyolali. Dia anak ketiga dari tiga bersaudara. Bapak Royhan bernama Sutrisno
dan Ibunya bernama Endang. Pendidikan terakhir yang ditempuh oleh ayah royhan
adalah SD begitu juga dengan Ibunya. Kakak royhan yang pertama sekarang sedang
menempuh pendidikan sekolah menengah kejar paket C sedangkan kakak royhan
yang kedua sedang duduk dibangku kelas 1 Smk. Perekonomian di keluarga royhan
termasuk dalam kategori menengah kebawah. Bapaknya seorang petani sedangkan
ibunya seorang ibu rumah tangga dan terkadang menerima jasa buruh apabila ada
tetangga yang sedang membutuhkan bantuan pekerjaan.
B. Identifikasi masalah, yaitu menetapkakan letak kesulitan belajar siswa
20, Desember 2017 Saya melakukan wawancara dengan bapak Edy selaku wali
kelas IV. Dari bapak Edy saya mendapatkan beberapa informasi mengenai royhan.
Beliau menjelaskan bahwa royhan ini mengalami kesulitan belajar dalam semua
4. mata pelajaran yang diajarkan disekolah. Namun, dilihat dari nilai royhan ternyata
yang paling rendah adalah mata pelajaran matematika.
Pada tanggal 20, Desember 2017 saya silaturahmi kerumah royhan untuk
melakukan wawancara dengan orang tua royhan beserta royhannya sendiri. Dari
kegiatan wawancara tersebut saya mendapatkan informasi bahwa royhan
mengalami kesulitan belajar dalam mata pelajaran matematika tepatnya di bab 1
materi tentang pembagian dan penyederhanaan bilangan pecahan.
Gejala kesulitan belajar yang dialami oleh royhan yakni: Ketika didampingi
ibunya untuk belajar, dalam waktu tidak lebih dari 15 menit dia pasti mengeluh
pusing dan tidak mampu untuk melanjutkan belajar, apabila dipaksa belajar royhan
akan mengalami kringat dingin dan kejang; Dia tidak mengetahui langkah yang
harus dilakukan ketika mendapati soal tentang pembagian dan penyederhaan
bilangan pecahan.
C. Diagnosis, yaitu menetapkan latar belakang factor penyebab terjadinya
kesulitan belajar
Berdasarkan hasil wawancara tanggal 20 Desember 2017 dengan wali kelas
dan orang tua siswa, penyebab Kesulitah belajar yang di alami oleh Royhan
dipengaruhi oleh factor:
1. Faktor Intern :
a. Pernah mengalami step dan kejang hingga royhan mengalami koma, sehingga
menyebabkan royhan kehilangan kemampuan/ daya ingat.
b. Terlalu banyak bermain ketika dirumah.
c. Memiliki sifat pemalas dan Jarang mandi ketika berangkat ke sekolah.
2. Faktor Ekstern :
Faktor ekstern yang dialami royhan meliputi :
a. Lingkungan keluarga.
- Pendidikan terakhir yang ditempuh oleh bapak dan ibunya royhan ialah
tamatan Sekolah Dasar/ SD.
- Rendahnya kehidupan ekonomi yang dihadapi oleh keluarga royhan.
- Sering menonton televisi tanpa didampingi orangtua.
b. Lingkungan Masyrakat.
5. - Royhan ketika dirumah termasuk anak yang aktif. Banyak bermain dan lupa
dengan waktunya makan serta istirahat sehingga menyebabkan royhan
kecapekan.
c. Lingkungan sekolah
- Letak gedung sekolah SD Negeri 1 Taruban berada tepat di pinggir jalan raya
yang merupakan jalur utama.
- Adanya kekurangan sarana dan prasarana yang masih menjadi problem
sekolah.
D. Prognosis, yaitu memperkirakan jenis bimbingan (alternatif pemecahan
masalah)
Dari beberapa informasi yang diperoleh mengenai kesulitan belajar yang
dialami oleh royhan maka saya menetapkan alternatif pemecahan masalahnya
dengan melakukan bimbingan individu. Bimbingan individu saya mulai dengan
cara pendekatan secara halus dengan royhan, memberikan perhatian dengan
berbincang-bincang mengenai kegiatan yang sudah dia lakukan royhan dalam 1 hari
dan bimbingan belajar (les) matematika dengan melakukan home visit selama tiga
kali pertemuan dirumahnya. Jenis layanan yang saya lakukan adalah home visit,
face to face dan kolaborasi dengan orang tua.
E. Terapi, yaitu malaksanakan layanan bimbingan (sesuai langkah pronosis)
Saya melakukan home visit dirumah royhan selama 3 hari berturut-turut mulai
tanggal 20 Desember – 23 Desember 2017.
Pada tanggal 20 Desember 2017, saya pertama kalinya melakukan home visit
kerumah royhan. Saya bertemu dengan orangtua royhan dan menanyakan tentang
perilaku/ kepribadian serta gaya belajar ketika dirumah. Namun sayang sekali,
ketika saya kesana ternyata royhan sedang tidur. Jadi saya tidak bisa wawancara
secara langsung dengan royhan.
Pada tanggal 21 Desember 2017, saya melakukan home visit kedua dirumah
royhan. Pertama saya berbincang-bincang terlebih dahulu dengan royhan hingga
royhan merasa nyaman, barulah saya mengajak royhan untuk belajar bersama
dengan saya. Pada hari pertama royhan mengerjakan soal yang terdapat di buku
Paket nya tentang materi Pembagian dan penyederhanaan pecahan. Royhan
6. bingung ketika mendapati soal tentang pembagian dan penyederhanaan pecahan
sederhana. Jadi saya membimbingnya untuk mengerjakan soal tersebut. Karena
royhan ini termasuk anak yang pemalu serta tidak mau bertanya ketika dia
mengalami kesulitan.
home visit selanjutnya , saya lakukan pada Pada tanggal 22 Desember 2017
adalah untuk mengatasi kesulitan belajar royhan dalam materi pembagian dan
penyederhanaan pecahan saya menyarankan kepada royhan untuk mencari batu
yang ada disekitar rumahnya supaya dengan mudah dan nyata ketika mengerjakan
soal. Lalu, royhan mengerjakan soal yang sudah saya siapkan, namun kali ini dia
masih saya bimbing saat mengerjakan soalnya. Karena tanpa dibimbing royhan
tidak bisa mengerjakan soal tersebut sama sekali, karena cara yang sudah saya
ajarkan kemarin sudah tidak membekas dalam ingatan royhan (hilang).
home visit terakhir saya lakukan Pada tanggal 22 Desember 201, di pertemuan
terakhir ini sama seperti pertemuan yang sebelumnya, saya tetap menyiapkan soal
dengan materi yang sama namun dengan angka-angka yang besar.
F. Evaluasi hasil terapi
Evaluasi hasil terapi yang dilakukan pada hari pertama terhadap royhan yakni
royhan mengalami kesulitan memahami dan mengerjakan soal pembagian dan
penyederhanaan bilangan pecahan. Royhan tidak mengetahui caranya yang harus
dilakukan ketika mendapati soal tersebut. Lalu, dengan menggunakan benda
konkret”batu” dia akhirnya mengetahui bagaimana caranya ketika mendapati soal
pembagian dan penyederhanaan pecahan. Sebelum masuk kemateri
penyederhanaan bilangan pecahan, royhan belajar materi pembagian terlebih
dahulu dengan contoh soal sebagai berikut; 8:4 = …….. cara yang digunakan untuk
mengerjakan soal tersebut yakni, dengan mengambil batu sejumlah angka 8,
kemudian batu tersebut dikelompokkan/ di tata dengan dua-dua berurutan. Dengan
cara tersebut barulah royhan bisa menjawab soal diatas. Dan seterusnya sampai soal
selesai.
Dalam pertemuan kedua saya mencoba mengetes kemampuan yang
diperolehnya dari pertemuan sebelumnya. Dan hasilnya, menunjukkan bahwa dia
sama sekali tidak mengingat materi yang saya ajarkan kemarin. Saya mencoba
7. mengulang membimbingnya mengerjakan soal pembagian dengan cara yang sama
yakni dengan cara menggunakan batu yang ditata sesuai dengan soal dan akhirnya
dia bisa mengingatnya kembali. Setelah itu, saya mencoba mengajarkan materi
penyederhanaan bilangan pecahan contoh soal sebagai berikut
15
12
=… langkah yang
dilakukan untuk menjawab soal tersebut yaitu dengan cara mencari angka berapa
saja yang dapat di bagi antara pembilang dengan penyebut. 15= 1; 3; 5; 15 dan
12= 1; 2; 3; 4; 6; 12, dari penjabaran angka-angka tersebut terdapat angka yang
sama yakni angka 3. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa
15
12
:
3
3
=
5
4
. Selama 3x
pertemuan home visit, royhan termasuk anak yang pendiam. Jika dia tidak bisa
mengerjakan soal pasti dia akan diam saja dan tidak berani berbicara serta bertanya
akan kesulitan yang sedang ia hadapi.
G. Tindak lanjut
Upaya tindak lanjut yang dilakukan adalah Royhan perlu mendapatkan
bimbingan secara rutin oleh orang tua dengan cara mendampinginya ketika royhan
belajar tanpa harus dipaksa/ditekan serta guru kelas perlu memberikan perhatian .
khususnya kepada royhan dengan memberikan sanjungan dan pujian dari setiap
aktivitas yang dilakukan oleh peserta didiknya. Orang tua royhan juga perlu
memberikan asupan gizi yang cukup supaya daya ingat royhan sedikit-demi sedikit
mengalami perkembangan kearah yang lebih baik.
8. BAB. III
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Identifikasi kasus :
Saya melakukan bimbingan belajar kepada Royhan siswa kelas IV SD Negeri 1
Taruban yang bertempat tinggal di Gunung Londo kenteng Nogosari Boyolali.
b. Identifikasi masalah :
Letak kesulitan belajarnya terdapat pada mapel matematika tepatnya di materi
pembagian dan penyederhanaan bilangan pecahan.
c. Diagnosis :
Karena Royhan pernah mengalami step dan kejang hingga koma.
d. Prognosis :
Dengan bimbingan individu : home visit, face to face dan kolaborasi dengan orang
tua.
e. Terapi :
Melakukan home visit dengan memberikan cara yang mudah untuk memahami serta
mengerjakan soal pembagian dan penyederhanaan dengan menggunakan batu/ benda
konkret.
f. Evaluasi :
Terdapat sedikit perkembangan pada Royhan dari sebelum bimbingan dan setelah
dilakukannya bimbingan. Royhan Mulai bisa mengerjakan soal pembagian, namun
masih mengalami kesulitan di materi penyederhanaan bilangan pecahan.
g. Tindak lanjut :
Tata perlu dibimbing secara rutin oleh orang tua dan guru kelas tanpa harus
ditekan/dipaksa.
Dalam melakukan studi kasus ini dapat saya simpulkan bahwa setiap anak memiliki
tingkat kecerdasan yang berbeda-beda dari siswa satu dengan siswa yang lainnya.
Contohnya Royhan, walaupun dia tidak bisa secara penuh memahami 5 mata pelajaran
yang ia peroleh ketika belajar, namun dia memiliki rasa tanggung jawab yang sangat
tinggi dibandingkan dengan teman-teman yang lainnya.
9. Saran
a. Anak sebagai seorang siswa sebaiknya belajar dengan sunguh-sunguh tanpa harus
disuruh oleh orangtua ataupun guru dan memperbanyak membaca sehingga tidak
mudah lupa.
b. Orang tua harus selalu mengawasi dan mendampingi saat anak belajar dirumah tanpa
harus ditekan/ dipaksa dan memberikan vitamin yang dapat memperkuat ingatan si
anak.
c. Guru / wali kelas hendaknya tetap semangat dan selalu sabar dalam mengajarkan
ilmu kepada peserta didiknya. Selalu update tentang ilmu dan strategi pembelajaran
sesuai dengan perkembangan zaman yang mana nantinya dapat menarik perhatian
siswa untuk semangat belajar.