SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
KELOMPOK 2 METODE STERILISASI
PRODI DIII KEPERAWATAN
STIKES SATRIA BHAKTI NGANJUK
2018/2019
Cindy Ayu Kartika Putri (201814401014)
Dani Navy Prakarsya (201814401015)
Desi Tri Muna Diani (201814401016)
Devitayani (201814401017)
Novia Prida Septia (201814401041)
Novita Zulfatul N (201814401042)
Vidya Yuningsih (201814401055)
STERILISASI
Sterilisasi merupakan suatu
tindakan mengeliminasi kuman
patogen dan non-patogen,
beserta spora, pada
peralatan perawatan dan
medis dengan cara mengukus
(panas-lembab), menggunakan
panas-tinggi, atau
menggunakan bahan kimia
(Eni dkk, 2013).
METODE STERILISASI
1. Sterilisasi secara mekanik
a. Metode penyaringan (filtration)
Sterilisasi dengan metode penyaringan mikroorganisme tetap
hidup hanya dipisahkan dari material.
Metode filtrasi ini hanya dipakai untuk sterilisasi larutan gula,
cairan lain seperti serum atau sterilisasi hasil produksi
mikroorganisme seperti enzyme dan exotoxin dan untuk
memisahkan fitrable virus dari bakteri dan organisme lain (J.F
Gabriel, 1996).
Filter menurut Diana Barsasella yaitu :
o Filter Bakteri.
o Filter Seitz
o Filter Swinny
o Filter Fritted-Glass
o Filter Berkefeld dan Mender
o Filter Selas
o Filter Candles-Pasteur-Chamberland
2. Sterilisasi secara fisik
a) Metode Radiasi
• Dalam mikrobiologi radiasi gelombang elektromagnetik yang
banyak digunakan adalah radiasi sinar ultraviolet, radiasi sinar
gamma atau sinar X dan sinar matahari. Sinar matahari banyak
mengandung sinar ultraviolet, sehingga secara langsung dapat
dipakai untuk proses sterilisasi, (J.F Gabriel, 1996)
• Sinar ultraviolet bisa diperoleh dengan menggunakan katoda
panas (emisi termis) yaitu ke dalam tabung katoda bertekanan
rendah diisi dengan uap air raksa, panjang gelombang yang
dihasilkan dalam proses ini biasanya dalam orde 2.500 s/d 2.600
Angstrom.
Sterilisasi dengan penyinaran sinar gamma berdaya tinggi
dipergunakan untuk objek-objek yang tertutup plastik (stick untuk
swab, jarum suntik). Untuk makanan maupun obat-obatan tidak
boleh menggunakan sinar gamma untuk sterilisasi oleh karena
akan terjadi perubahan struktur kimia pada makanan maupun
obat-obatan tersebut (J.F Gabriel, 1996).
• Kerugian penggunaan metode ini adalah ketidaksesuaiannya
untuk penggunaan pada bahan sensitif terhadap panas dan
kelembaban. Metode ini tidak dapat digunakan untuk sterilisasi
misalnya, produk yang dibuat dari basis minyak dan serbuk
(Diana barsasella, 2010).
c. Metode pemanasan secara kering
Pemanasan kering ini kurang efektif apabila
temperature kurang tinggi. Untuk mencapai efektivitas
diperlukan pemanasan mencapai temperature antara
160˚C s/d 180˚C. Pada temperatur ini akan
menyebabkan kerusakan pada sel-sel hidup dan jaringan.
Hal ini disebabkan terjadinya auto-oksidasi sehingga
bakteri patogen dapat terbakar.
Pada sistem pemanasan kering terdapat udara yang merupakan
penghantar panas yang buruk sehingga sterilisasi melalui
pemanasan kering memerlukan waktu cukup lama rata-rata
waktu yang diperlukan 45 menit. Pada temperatur 160˚C
memerlukan waktu 1 jam, sedangkan pada temperatur 180˚C
memerlukan waktu 30 menit.
• Pada metode pemanasan kering ini secara rutin
dipergunakan untuk mensterilisasikan alat-alat
pipet, tabung reaksi, stick swab, jarum operasi,
jarum suntik, syringe.
• Oleh karena itu, temperature tinggi sangat
mempengaruhi ketajaman jarum atau gunting
maka hindarilah tindakan sterilisasi dengan
metode panas kering terhadap jarum dan
gunting (J.F Gabriel, 1996).
d. Metode pemanasan secara intermittent/terputus-
putus
John Tyndall (1877) memperoleh dari hasil penelitiannya
bahwa pada temperature didih (100˚C) selama satu jam
tidak dapat membunuh semua mikroorganisme tetapi
apabila air didihkan berulang-ulang sampai lima kali dan
setiap air mendidih istirahat berlangsung satu menit
akan sangat berhasil untuk membunuh kuman. Hal ini
dapat dimengerti oleh karena dengan pemanasan
intermittent lingkaran hidup pembentukan spora dapat
diputuskan (J.F Gabriel, 1996).
e. Metode incineration (pembakaran
langsung)
Alat-alat platina, khrome yang akan disterilkan dapat
dilakukan melalui pembakaran secara langsung pada
nyala lampu Bunsen sehingga mencapai merah padam.
Hanya saja dalam proses pembakaran langsung ini alat-
alat tersebut lama kelamaan menjadi rusak.
Keuntungannya mikroorganisme akan hancur semuanya
(J.F Gabriel, 1996).
STERILISASI SECARA KIMIAWI
Bahan yang mudah rusak jika disterilkan pada suhu
tinggi, maka bisa disterilkan secara kimiawi dengan
menggunakan gas atau radiasi. Bahan kimia yang dapat
digunakan ialah etilana oksida, formaldehida, dan
glutaraldehida alkalin. Bahan kimia ini digunakan pada
suhu kamar. Lamanya perlakuan berkisar antara dua
sampai delapan belas jam. Sterilisasi dengan radiasi
dapat pula dilakukan dengan menggunakan sinar gamma,
namun penggunaannya terbatas karena menuntut
persyaratan keamanan dan biaya yang tinggi (Purwaning
Budi dkk, 2017).
STERILISASI DENGAN ETILEN OKSIDA
• Prinsip Dasar : Etilen oksida membunuh mikroba melalui
reaksi kimia, yaitu reaksi Alkilasi. Pada reaksi ini terjadi
penggantian gugus atom hidrogen pada sel mikroba dengan
gugus alkil, sehingga metabolisme dan reproduksi sel
terganggu (Darmadi, 2008).
• Teknis Pelaksanaan : Proses sterilisasi menggunakan
autoklaf khusus pada suhu yang lebih rendah (36-60°C)
serta konsentrasi gas tidak kurang dari 400 mg/liter, dengan
proses sebagai berikut:
Lanjutan..
1. Setelah peralatan medis dimasukkan, gas etilen oksida
dipompakan kedalam kamar (chamber) selama 20-30
menit pada kelembapan 50-75%.
2. Selesai waktu pemaparan dengan gas etilen oksida, diikuti
oleh tahap Aerasi atau pertukaran udara, yaitu proses
pembuangan gas etilen oksida pada sterilisator maupun
pada peralatan medis.
• Cara sterilisasi ini digunakan untuk peralatan medis dari
plastik, alat-alat optik, pacemaker, dan lain-lain yang sulit
disterilisasikan dengan cara lain. Afinitasnya yang tinggi akan
berakibat timbulnya residu pada peralatan medis yang telah
disterilkan. Gas etilen oksida cukup toksik sehingga dapat
menyebabkan iritasi pada kulit dan mukosa. Oleh karenanya
perlu perhatian pada masalah keselamatan kerja (Darmadi,
2008).
STERILISASI DENGAN FORMALDEHID
• Prinsip Dasar : Mikroba terbunuh dengan cara mengikat
gugusan asam amino dari protein mikroba (Darmadi, 2008).
• Teknis Pelaksanaan : Alat yang dianjurkan untuk sterilisasi
adalah Formulin Autoclave dengan suhu 70°C. Setelah
peralatan medis yang akan disterilkan dimasukkan, gas
formaldehid dialirkan kedalam kamar (chamber) dengan
konsentrasi 15 mg/m3 (Darmadi, 2008).
• Cara ini hanya untuk sterilisasi yang terbatas seperti kateter,
sarung tangan, dan sebagainya. Gas formaldehid baunya
sangat menyengat dan menyebabkan iritasi pada kulit, mata,
dan saluran pernapasan. Oleh karena itu perlu penanganan
dengan hati-hati (Darmadi, 2008).
JENIS PERALATAN YANG DISERILKAN
Menurut Eni Kusyanti ada beberapa jenis peralatan yang
disterilkan diantaranya adalah :
o Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting,
spekulum, Nalvuder (alat pemegang jarum s aat menjahit luka).
o Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya spuit, tabung kimia.
o Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya kateter, sarung
tangan, slang nasogastrik, slang drainase.
o Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanula rektum,
kanula trakea.
o Peralatan yang terbuat dari porselen, misalnya mangkuk, piring,
cangkir.
o Peralatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang infus, slang
oksigen.
o Peralatan yang dilapisi email, misalnya bengkok, baskom.
o Peralatan tenun, misalnyakain kasa, tampon, duk operasi, seprai,
sarung bantal.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
STERILISASI
Menurut Eni Kusyanti beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam sterilisasi:
oSterilisator harus dalam keadaan siap pakai.
oPeralatan yang akan disterilkan harus dalam kadaan bersih
dan masih berfungsi.
oPeralatan yang dibungkus harus diberi labelyang
mencantumkan jenis peralatan yang disterilkan; tanggal
dan jam sterilisasi dilakukan, serta jumlah peralatan yang
disterilkan.
oPenataan alat di dalam sterilisator harus menggunakan
prinsip seluruh bagian dapat disterilkan.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
STERILISASI
oWaktu yang diperlukan untuk mensterilkan setiap jenis
peralatan harus tepat (dihitung sejak peralatan
disterilkan).
oJangan menambahkan peralatan ke dalam sterilisator
sebelum sterilisasi selesai dilakukan.
oPeralatan yang sudah steril dipindahkan dengan
menggunakan korentang steril.
oJangan membuka bungkus maupun penutup set steril
ketika mendinginkan peralatan steril.
oPeralatan harus kembali disterilkan jika pembungkus
terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
Barsasella, Diana. (2010). Fisika Untuk Mahasiwa Keperawatan, Jakarta : Trans
Info Media.
Budi Lestari, Purwaning. (2017). Mikrobiologi Dalam Inkuiry, Malang : Gunung
Samudera, Dari Google Books, (Online),
(https://books.google.co.id/books?id=EYQ7DwAAQBAJ&pg=PA102&dq
=STERILISASI+DALAM+MIKROBIOLOGI&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiE-
Juu1KThAhVWdCsKHSYoBAEQuwUIMzAA#v=onepage&q=STERILISASI%
20DALAM%20MIKROBIOLOGI&f=false), diakses pada 28 Maret 2019.
Darmadi. (2008). Infeksi Nosokomial, Jakarta : Salemba Medika. Dari Google
Books, (Online), (https://books.google.co.id/books?id=BdkOHaf5R-
IC&pg=PA83&dq=sterilisasi+adalah&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiG3IzA
kp_hAhVJsY8KHcobCesQ6AEIKjAA#v=onepage&q=sterilisasi%20adalah
&f=false), diakses pada 28 Maret 2019.
Gabriel, J.F. (1996). Fisika Kedokteran, Jakarta : EGC. Dari Google Books,
(Online),(https://books.google.co.id/books?id=GTKs1gjkmD8C&pg=PA3
4&dq=METODE+STERILISASI&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwisutPM0qThA
hVK6nMBHRs_DhEQ6AEILTAA#v=onepage&q=METODE%20STERILISASI
&f=false), diakses pada 28 Maret 2019.
Kusyati, Eni.dkk. (2013). Keterampilan Dan Prosedur Laboratorium
Keperawatan Dasar, Jakarta : EGC.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to STERILISASI_PPT.pptx

Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranSeptian Muna Barakati
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranSeptian Muna Barakati
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranSeptian Muna Barakati
 
PEMBERSIHAN, DISINFEKSI & STERILISASI I.ppt
PEMBERSIHAN, DISINFEKSI & STERILISASI I.pptPEMBERSIHAN, DISINFEKSI & STERILISASI I.ppt
PEMBERSIHAN, DISINFEKSI & STERILISASI I.pptAbuHamed2
 
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)itatriewahyuni
 
Prinsip-prinsip fisika dalam pemeliharaan alat.pdf
Prinsip-prinsip fisika dalam pemeliharaan alat.pdfPrinsip-prinsip fisika dalam pemeliharaan alat.pdf
Prinsip-prinsip fisika dalam pemeliharaan alat.pdfNadeaAmanda
 
PPT_STERILISASI_pptx.pptx
PPT_STERILISASI_pptx.pptxPPT_STERILISASI_pptx.pptx
PPT_STERILISASI_pptx.pptxRetnoEvriyunita
 
STERILISATOR BASAH / STERILISATOR UAP PANAS TAK BERTEKANAN
STERILISATOR BASAH / STERILISATOR UAP PANAS TAK BERTEKANANSTERILISATOR BASAH / STERILISATOR UAP PANAS TAK BERTEKANAN
STERILISATOR BASAH / STERILISATOR UAP PANAS TAK BERTEKANANPRAMITHA GALUH
 
Modul steril 2022 - 220922 gabungan 3 modul.docx
Modul steril 2022 - 220922 gabungan 3 modul.docxModul steril 2022 - 220922 gabungan 3 modul.docx
Modul steril 2022 - 220922 gabungan 3 modul.docxYudhaDeEndolita
 
Lapres sterilisasi
Lapres sterilisasiLapres sterilisasi
Lapres sterilisasimartha_chan
 
Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6tristyanto
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiHildaHerman1
 
Penggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan StrilisasiPenggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan Strilisasidinmaul
 
Kontrak Pendahuluan.ppt
Kontrak   Pendahuluan.pptKontrak   Pendahuluan.ppt
Kontrak Pendahuluan.pptssuser8cafc5
 

Similar to STERILISASI_PPT.pptx (20)

Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
 
PEMBERSIHAN, DISINFEKSI & STERILISASI I.ppt
PEMBERSIHAN, DISINFEKSI & STERILISASI I.pptPEMBERSIHAN, DISINFEKSI & STERILISASI I.ppt
PEMBERSIHAN, DISINFEKSI & STERILISASI I.ppt
 
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
 
Prinsip-prinsip fisika dalam pemeliharaan alat.pdf
Prinsip-prinsip fisika dalam pemeliharaan alat.pdfPrinsip-prinsip fisika dalam pemeliharaan alat.pdf
Prinsip-prinsip fisika dalam pemeliharaan alat.pdf
 
PPT_STERILISASI_pptx.pptx
PPT_STERILISASI_pptx.pptxPPT_STERILISASI_pptx.pptx
PPT_STERILISASI_pptx.pptx
 
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
 
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
 
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
 
STERILISATOR BASAH / STERILISATOR UAP PANAS TAK BERTEKANAN
STERILISATOR BASAH / STERILISATOR UAP PANAS TAK BERTEKANANSTERILISATOR BASAH / STERILISATOR UAP PANAS TAK BERTEKANAN
STERILISATOR BASAH / STERILISATOR UAP PANAS TAK BERTEKANAN
 
Modul steril 2022 - 220922 gabungan 3 modul.docx
Modul steril 2022 - 220922 gabungan 3 modul.docxModul steril 2022 - 220922 gabungan 3 modul.docx
Modul steril 2022 - 220922 gabungan 3 modul.docx
 
Lapres sterilisasi
Lapres sterilisasiLapres sterilisasi
Lapres sterilisasi
 
Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
 
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
Makalah sterilisasi dan desinfeksiMakalah sterilisasi dan desinfeksi
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
 
Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksiPencegahan infeksi
Pencegahan infeksi
 
Penggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan StrilisasiPenggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan Strilisasi
 
Sterilisasi n desinfeksi
Sterilisasi n desinfeksiSterilisasi n desinfeksi
Sterilisasi n desinfeksi
 
Kontrak Pendahuluan.ppt
Kontrak   Pendahuluan.pptKontrak   Pendahuluan.ppt
Kontrak Pendahuluan.ppt
 

Recently uploaded

1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfBekti5
 

Recently uploaded (12)

1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
 

STERILISASI_PPT.pptx

  • 1. KELOMPOK 2 METODE STERILISASI PRODI DIII KEPERAWATAN STIKES SATRIA BHAKTI NGANJUK 2018/2019 Cindy Ayu Kartika Putri (201814401014) Dani Navy Prakarsya (201814401015) Desi Tri Muna Diani (201814401016) Devitayani (201814401017) Novia Prida Septia (201814401041) Novita Zulfatul N (201814401042) Vidya Yuningsih (201814401055)
  • 2. STERILISASI Sterilisasi merupakan suatu tindakan mengeliminasi kuman patogen dan non-patogen, beserta spora, pada peralatan perawatan dan medis dengan cara mengukus (panas-lembab), menggunakan panas-tinggi, atau menggunakan bahan kimia (Eni dkk, 2013).
  • 3. METODE STERILISASI 1. Sterilisasi secara mekanik a. Metode penyaringan (filtration) Sterilisasi dengan metode penyaringan mikroorganisme tetap hidup hanya dipisahkan dari material. Metode filtrasi ini hanya dipakai untuk sterilisasi larutan gula, cairan lain seperti serum atau sterilisasi hasil produksi mikroorganisme seperti enzyme dan exotoxin dan untuk memisahkan fitrable virus dari bakteri dan organisme lain (J.F Gabriel, 1996). Filter menurut Diana Barsasella yaitu : o Filter Bakteri. o Filter Seitz o Filter Swinny o Filter Fritted-Glass o Filter Berkefeld dan Mender o Filter Selas o Filter Candles-Pasteur-Chamberland
  • 4. 2. Sterilisasi secara fisik a) Metode Radiasi • Dalam mikrobiologi radiasi gelombang elektromagnetik yang banyak digunakan adalah radiasi sinar ultraviolet, radiasi sinar gamma atau sinar X dan sinar matahari. Sinar matahari banyak mengandung sinar ultraviolet, sehingga secara langsung dapat dipakai untuk proses sterilisasi, (J.F Gabriel, 1996) • Sinar ultraviolet bisa diperoleh dengan menggunakan katoda panas (emisi termis) yaitu ke dalam tabung katoda bertekanan rendah diisi dengan uap air raksa, panjang gelombang yang dihasilkan dalam proses ini biasanya dalam orde 2.500 s/d 2.600 Angstrom.
  • 5. Sterilisasi dengan penyinaran sinar gamma berdaya tinggi dipergunakan untuk objek-objek yang tertutup plastik (stick untuk swab, jarum suntik). Untuk makanan maupun obat-obatan tidak boleh menggunakan sinar gamma untuk sterilisasi oleh karena akan terjadi perubahan struktur kimia pada makanan maupun obat-obatan tersebut (J.F Gabriel, 1996).
  • 6. • Kerugian penggunaan metode ini adalah ketidaksesuaiannya untuk penggunaan pada bahan sensitif terhadap panas dan kelembaban. Metode ini tidak dapat digunakan untuk sterilisasi misalnya, produk yang dibuat dari basis minyak dan serbuk (Diana barsasella, 2010).
  • 7. c. Metode pemanasan secara kering Pemanasan kering ini kurang efektif apabila temperature kurang tinggi. Untuk mencapai efektivitas diperlukan pemanasan mencapai temperature antara 160˚C s/d 180˚C. Pada temperatur ini akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel hidup dan jaringan. Hal ini disebabkan terjadinya auto-oksidasi sehingga bakteri patogen dapat terbakar. Pada sistem pemanasan kering terdapat udara yang merupakan penghantar panas yang buruk sehingga sterilisasi melalui pemanasan kering memerlukan waktu cukup lama rata-rata waktu yang diperlukan 45 menit. Pada temperatur 160˚C memerlukan waktu 1 jam, sedangkan pada temperatur 180˚C memerlukan waktu 30 menit.
  • 8. • Pada metode pemanasan kering ini secara rutin dipergunakan untuk mensterilisasikan alat-alat pipet, tabung reaksi, stick swab, jarum operasi, jarum suntik, syringe. • Oleh karena itu, temperature tinggi sangat mempengaruhi ketajaman jarum atau gunting maka hindarilah tindakan sterilisasi dengan metode panas kering terhadap jarum dan gunting (J.F Gabriel, 1996).
  • 9. d. Metode pemanasan secara intermittent/terputus- putus John Tyndall (1877) memperoleh dari hasil penelitiannya bahwa pada temperature didih (100˚C) selama satu jam tidak dapat membunuh semua mikroorganisme tetapi apabila air didihkan berulang-ulang sampai lima kali dan setiap air mendidih istirahat berlangsung satu menit akan sangat berhasil untuk membunuh kuman. Hal ini dapat dimengerti oleh karena dengan pemanasan intermittent lingkaran hidup pembentukan spora dapat diputuskan (J.F Gabriel, 1996).
  • 10. e. Metode incineration (pembakaran langsung) Alat-alat platina, khrome yang akan disterilkan dapat dilakukan melalui pembakaran secara langsung pada nyala lampu Bunsen sehingga mencapai merah padam. Hanya saja dalam proses pembakaran langsung ini alat- alat tersebut lama kelamaan menjadi rusak. Keuntungannya mikroorganisme akan hancur semuanya (J.F Gabriel, 1996).
  • 11. STERILISASI SECARA KIMIAWI Bahan yang mudah rusak jika disterilkan pada suhu tinggi, maka bisa disterilkan secara kimiawi dengan menggunakan gas atau radiasi. Bahan kimia yang dapat digunakan ialah etilana oksida, formaldehida, dan glutaraldehida alkalin. Bahan kimia ini digunakan pada suhu kamar. Lamanya perlakuan berkisar antara dua sampai delapan belas jam. Sterilisasi dengan radiasi dapat pula dilakukan dengan menggunakan sinar gamma, namun penggunaannya terbatas karena menuntut persyaratan keamanan dan biaya yang tinggi (Purwaning Budi dkk, 2017).
  • 12. STERILISASI DENGAN ETILEN OKSIDA • Prinsip Dasar : Etilen oksida membunuh mikroba melalui reaksi kimia, yaitu reaksi Alkilasi. Pada reaksi ini terjadi penggantian gugus atom hidrogen pada sel mikroba dengan gugus alkil, sehingga metabolisme dan reproduksi sel terganggu (Darmadi, 2008). • Teknis Pelaksanaan : Proses sterilisasi menggunakan autoklaf khusus pada suhu yang lebih rendah (36-60°C) serta konsentrasi gas tidak kurang dari 400 mg/liter, dengan proses sebagai berikut:
  • 13. Lanjutan.. 1. Setelah peralatan medis dimasukkan, gas etilen oksida dipompakan kedalam kamar (chamber) selama 20-30 menit pada kelembapan 50-75%. 2. Selesai waktu pemaparan dengan gas etilen oksida, diikuti oleh tahap Aerasi atau pertukaran udara, yaitu proses pembuangan gas etilen oksida pada sterilisator maupun pada peralatan medis. • Cara sterilisasi ini digunakan untuk peralatan medis dari plastik, alat-alat optik, pacemaker, dan lain-lain yang sulit disterilisasikan dengan cara lain. Afinitasnya yang tinggi akan berakibat timbulnya residu pada peralatan medis yang telah disterilkan. Gas etilen oksida cukup toksik sehingga dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mukosa. Oleh karenanya perlu perhatian pada masalah keselamatan kerja (Darmadi, 2008).
  • 14. STERILISASI DENGAN FORMALDEHID • Prinsip Dasar : Mikroba terbunuh dengan cara mengikat gugusan asam amino dari protein mikroba (Darmadi, 2008). • Teknis Pelaksanaan : Alat yang dianjurkan untuk sterilisasi adalah Formulin Autoclave dengan suhu 70°C. Setelah peralatan medis yang akan disterilkan dimasukkan, gas formaldehid dialirkan kedalam kamar (chamber) dengan konsentrasi 15 mg/m3 (Darmadi, 2008). • Cara ini hanya untuk sterilisasi yang terbatas seperti kateter, sarung tangan, dan sebagainya. Gas formaldehid baunya sangat menyengat dan menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan saluran pernapasan. Oleh karena itu perlu penanganan dengan hati-hati (Darmadi, 2008).
  • 15. JENIS PERALATAN YANG DISERILKAN Menurut Eni Kusyanti ada beberapa jenis peralatan yang disterilkan diantaranya adalah : o Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, spekulum, Nalvuder (alat pemegang jarum s aat menjahit luka). o Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya spuit, tabung kimia. o Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya kateter, sarung tangan, slang nasogastrik, slang drainase. o Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanula rektum, kanula trakea. o Peralatan yang terbuat dari porselen, misalnya mangkuk, piring, cangkir. o Peralatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang infus, slang oksigen. o Peralatan yang dilapisi email, misalnya bengkok, baskom. o Peralatan tenun, misalnyakain kasa, tampon, duk operasi, seprai, sarung bantal.
  • 16. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM STERILISASI Menurut Eni Kusyanti beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sterilisasi: oSterilisator harus dalam keadaan siap pakai. oPeralatan yang akan disterilkan harus dalam kadaan bersih dan masih berfungsi. oPeralatan yang dibungkus harus diberi labelyang mencantumkan jenis peralatan yang disterilkan; tanggal dan jam sterilisasi dilakukan, serta jumlah peralatan yang disterilkan. oPenataan alat di dalam sterilisator harus menggunakan prinsip seluruh bagian dapat disterilkan.
  • 17. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM STERILISASI oWaktu yang diperlukan untuk mensterilkan setiap jenis peralatan harus tepat (dihitung sejak peralatan disterilkan). oJangan menambahkan peralatan ke dalam sterilisator sebelum sterilisasi selesai dilakukan. oPeralatan yang sudah steril dipindahkan dengan menggunakan korentang steril. oJangan membuka bungkus maupun penutup set steril ketika mendinginkan peralatan steril. oPeralatan harus kembali disterilkan jika pembungkus terbuka.
  • 18. DAFTAR PUSTAKA Barsasella, Diana. (2010). Fisika Untuk Mahasiwa Keperawatan, Jakarta : Trans Info Media. Budi Lestari, Purwaning. (2017). Mikrobiologi Dalam Inkuiry, Malang : Gunung Samudera, Dari Google Books, (Online), (https://books.google.co.id/books?id=EYQ7DwAAQBAJ&pg=PA102&dq =STERILISASI+DALAM+MIKROBIOLOGI&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiE- Juu1KThAhVWdCsKHSYoBAEQuwUIMzAA#v=onepage&q=STERILISASI% 20DALAM%20MIKROBIOLOGI&f=false), diakses pada 28 Maret 2019. Darmadi. (2008). Infeksi Nosokomial, Jakarta : Salemba Medika. Dari Google Books, (Online), (https://books.google.co.id/books?id=BdkOHaf5R- IC&pg=PA83&dq=sterilisasi+adalah&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiG3IzA kp_hAhVJsY8KHcobCesQ6AEIKjAA#v=onepage&q=sterilisasi%20adalah &f=false), diakses pada 28 Maret 2019. Gabriel, J.F. (1996). Fisika Kedokteran, Jakarta : EGC. Dari Google Books, (Online),(https://books.google.co.id/books?id=GTKs1gjkmD8C&pg=PA3 4&dq=METODE+STERILISASI&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwisutPM0qThA hVK6nMBHRs_DhEQ6AEILTAA#v=onepage&q=METODE%20STERILISASI &f=false), diakses pada 28 Maret 2019. Kusyati, Eni.dkk. (2013). Keterampilan Dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar, Jakarta : EGC.