1. Tugas Makalah MIKROBIOLOGI
Dosen : LA HAINO S.Pd.,M.Si
PERANAN STERILISASI
DALAM BIDANG KEDOKTERAN
OLEH:
NAMA : MARDIANTI
NIM : PSW.B.2014.1B.0012
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2014/2015
2. KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah melimpahkan
segala rahmat dan hidayahnya, sehingga makalah tentang”Sterilisasi dan Disinfeksi” ini
dapat di selesaikan dengan tepat waktu. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmadnya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan
2. Semua Pihak yang telah membantu atas terselesaikannya makalah ini
Manusia tidak ada yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha
Esa. Tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, kami selaku penulis mengharap kritik
dan saran, agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb
.
Raha,13 November 2014
Penulis
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………………………….
Rumusa Masalah………………………………………………………
Tujuan…………………………………………………………………
BAB II : PEMBAHASAN
1.1.Pengertian Sterilisasi…………………………………………...
1.2.jenis peralatan dokter yang dapat dik sterilkan ………………….
1.3.peran sterilisasi dalam bidang kedokteran
BAB III : PENUTUP
3.1.Kesimpulan………………………………………………………… ..
3.2. Saran…………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sterilisasi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan dan membinasakan
semua alat dan media dari gangguan organisme mikroba, termasuk virus, bakteria dan spora
dan fungi beserta sporanya. Sterilisasi merupakan suatu metode atau cara yang digunakan
untuk mengeliminasi semua mikroorganisme. Semua bahan dan alat dalam media kultur
maupun dalam kegiatan praktikum harus dalam keadaan steril. Termasuk dengan media yang
penting dalam kultur dan juga alat-alat yang menunjang seperti pipet, tabung, jarum inokulasi
dan peralatan lainnya serta area kerja. Sterilisasi dilakukan menggunakan autoklaf untuk yang
menggunakan panas bertekanan,pemanas kering(oven),sterilisasi kimiawi(seperti
glutaraldehid atau formaldehid) dan secara fisik
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut,masalah masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1) Menjelaskan pengertian dari sterilisasi dalam bidang dokter ?
2) menjelaskan peralatan dokter yang di sterilkan ?
3) Peranan dokter dalam sterilisasi ?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari sterilisasi dalam bidang kedokteran
2) Untuk mengetahui peralatan dokter yang di sterilisasi
3) Untuk mengetahui peranan dokter dalam sterilisasi
5. BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media, dan lain-lain)
dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang a
patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari
semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah pencernaan
organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan
makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh
miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga penting.
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi. Steralisasi
juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau kuman apatogen
beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom,
menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat,
sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2 O2), dan radiasi ionnisasi.
steriklisasi dapat diartikan Suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen
beserta sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom,
panas tinggi, atau menggunakan bahan kimia.
2.2 Jenis peralatan dokter yang dapat disterilkan
1. Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, speculum dan lain-lain.
2. Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit (spuit), tabung kimia dan lain-lain.
3. Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan, pipa penduga
lambung, drain dan lain-lain.
4. Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule trachea dan lain-lain.
5. Peralatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok (nierbekken), baskom dan lain-lain.
6. Peralatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir, piring dan lain-lain.
7. Peralatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang i8nfus dan lain-lain.
8. Peralatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon, doek operasi, baju,
sprei, sarung bantal dan lain-lain.
6. Pelaksanaan :
1. Sterilisasi dengan cara rebus
Mensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih (1000C)
dan ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya peralatan dari logam, kaca dan
karet.
2. Sterilisasi dengan cara stoom
Mensterikan peralatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu, suhu dan
tekanan tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan dan lain-lain
3. Sterilisasi dengan cara panas kering
Mensterikan peralatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya peralatan
logam yang tajam, peralatan dari kaca dan obat tertentu.
4. Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
Mensterikan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol,
sublimat, uap formalin, khususnya untuk peralatan yang cepat rusak bila kene
panas. Misalnya sarung tangan, kateter, dan lain-lain.
Perhatian :
Pemeliharaan Peralatan Perawatan dan Kedokteran
Pengertian :
Melaksanakan pemeliharaan peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara
membersihkan, mendesinfeksi atau mensterilkan serta menyimpannya.
Tujuan :
(1)Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai.
(2)Mencegah peralatan cepat rusak.
(3)Mencegah terjadinya infeksi silang.
7. 2.3 peranan Sterilisasi dalam kedokteran
Peranan Tenaga Kesehatan dalam Sterilisasi
Dalam dunia kesehatan khususnya bidan sterilisasi digunakan sebagai pencegah infeksi
(PI).Dengan adanya praktek pencegah infeksi dapat mencegah mikroorganisme berpindah
dari satu individu ke individu lainnya dan para penolongsehingga dapat memutus rantai
penyebaran infeksi.
Tindakan- tindakan pencegahan infeksi termasuk hal-hal berikut:
• Cuci tangan
• Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya
• Menggunakan teknik asepsis atau aseptik
• Memproses alat bekas pakai
• Menangani peralatan tajam dangan aman
• Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan (termasuk pengelola sampah secara benar)
Cuci tangan
Cuci tangan merupakan prosedur paling penting dari pencegahan penyebaran infeksi
yang meyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir.
Harus dilakukan saat:
Segera setelah tiba di tempat kerja
Sebelum dan sesudah melakukan kontak fisik dangan pasien
Sebelum dan sesudah memakai sarung tangan
Setelah menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi oleh darah / cairan tubuh
lainnya / setelah menyentuh selaput mukosa (hidung,mulut atau mata)
Setelah ke kamar mandi
Sebelum pulang kerja
Menggunakan sarung tangan
Pakailah sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah (kulit tak utuh,selaput
mukosa,darah atau cairan tubuh lainnya) peralatan, sarung tangan atau sampah yang
terkontaminasi
Jika sarung tangan diperlukan ganti sarung tangan untuk setiap ibu atau bayi baru
lahir untuk menghindari kontaminasi silang atau gunakan sarung tangan yang berbeda
untuk situasi yang berbeda pula.
Gunakan sarung tangan sreril / DTT (Disinfeksi Tingkat Tinggi) untuk prosedur
yang mengakibatkan kontak dangan jaringan di bawah kulit
(persalinan,heating,pengambilan darah)
Sarung tangan yang bersih untuk menangani darah / cairan tubuh
Sarung tangan rumah tangga / tebal untuk mencuci peralatan, menangani
sampah,juga membersihkan darah dan cairan tubuh.
Perlengkapan pelindung pribadi
Perlengkapan pelindung pribadi mencegah petugas terpapar mikroorganisme
penyebab infeksi dangan cara menghalangi atau membatasi (kaca mata
8. pelindung,masker wajah,sepatu boot atau sapatu tertutup,celemek) petugas dari cairan
tubuh,darah atau cedera selama melaksanakan prosedur klinik. Masker wajah dan
celemek plastik sederhana dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan sumberdaya
yang bersedia di masing-masing daerah jika alat atau perlengkapan sekali pakai tidak
tersedia.
Pemeliharaan teknik steril tingkat tinggi
Dimanapun prosedur dilakukan,dearah steril harus dibuat dan dipelihara untuk
menurunkan risiko kontaminasi di area tindakan.Peralatan atau benda-benda yang
disinfeksi tinngkat tinggi bisa di tempatkan di area steril. Prinsip menjaga daerah
steril harus digunakan untuk prosedur pada area tindakan dengan kondisi disinfeksi
tingkat tinggi. Pelihara kondisi steril dengan memisahkan benda-benda steil atau
disinfeksi tingkat tinggi (“bersih”)dari benda-benda yang terkontaminasi(“kotor”).Jika
mungkin gunakan baju,sarung tangan steril dan sediakan atau pertahankan lingkungan
yang steril.
9. Memproses alat bekas
Tiga proses pokok yang direkomendasi untuk proses peralatan dan benda-benda lain
dalam upaya pencegahan infeksi adalah:
• Dekontaminasi
• Cuci dan bilas
• Disinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi
Benda-benda steril atau disinfeksi tingkat tinggi harus disimpan dalam keadaan kering
dan bebas debu. Jaga agar bungkusan-bungkusan yang tetap kering dan utuh sehingga
kondisinya tetap terjaga dan dapat digunakan hingga satu minggu setelah
diproses.Peralatan steril yang dibungkus dalam kantong plastik bersegel,tetap kering
dan utuh masih dapat digunakan hingga satu bulan setelah proses.Peralatan dan bahan
disinfeksi tingkat tinggi dapat disimpan dalam wadah tertutup yang sudah di
disinfeksi tingkat tinggi dan bebas debu. Jika peralatan-peralatan tersebut tidak
digunakan dalam waktu peyimpanan tersebut maka proses kembali dulu sebelum
digunakan kembali.
• Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah langkah penting pertama untuk menangani peralatan,
perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lain yang
terkontaminasi.Dekontaminasi membuat benda-benda lebih aman untuk ditangani dan
dibersihkan oleh petugas.Untuk perlindungan lebih jauh pakai sarung tangan karet
yang tebal atau sarung tangan rumah tangga yang terbuat
dari bahan lateks jika akan menangani peralatan bekas pakai atau kotor.segera setelah
digunakan,masukkan benda-benda yang terkontaminasi ke dalam larutan klorin 0,5%
10 menit. Selama prosedur ini dengan cepat memastikan virus hepatitis B dan HIV.
Pastikan bahwa benda-benda yang terkontaminasi terendam seluruhnya oleh larutan
klorin. Daya kerja larutan klorin,cepat mengalami sehingga harus diganti paling
sedikit setiap 24 jam,atau lebih cepat terlihat kotor atau steril.
• Pencucian dan pembilasan
Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme pada peralatan / perlengkapan yang kotor atau yang sudah
digunakan.Baik sterilisasi maupun disinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif
tanpa proses pencucian sebelumnya.Jika benda-benda yang terkontaminasi tidak dapat
dicuci segera setelah di kontaminasi,bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi
dan menghilangkan bahan-bahan organik, lalu cuci dengan seksama secepat mungkin.
Sebagian besar (hingga 80%) mikroorganisme yang terdapat dalam darah dan bahan-bahan
organik lainnya bisa dihilangkan melalui proses pencucian. Pencucian juga
dapat menurunkan jumlah endospora bakteri yang menyebabkan tetanus dan
gangrene,pencucian ini penting karena residu bahan-bahan organik bisa menjadi
tempat kolonisasi mikroorganisme (termasuk endospora) dan melindungi
mikroorganisme dari proses sterilisasi atau disinfeksi kimiawi. Jika perlengkapan
untuk proses sterilisasi tidak tersedia,pencucian secara seksama merupakan proses
fisik satu-satunya untuk menghilangkan sejumlah endospora bakteri
10. BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Sterilisasi adalah tindakan yang dilskukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme
(bakteri,jamur,perasit dan virus) termasuk endospora bakteri dari benda-benda mati /
instrument.
iPeran tenaga kesehatan dalam sterilisasi dan disinfeksi adalah sebagai pencegah infeksi
(PI). Dengan adanya prakte pencegah infeksi dapat mencegah mikroorganisme berpindah
dari satu individu ke individu lainnya (ibu,bayi baru lahir(BBL),dan para penolong persalinan)
sehingga dapat memutus rantai penyebaran infeksi.
Tindaka- tindakan pencegahan infeksi termasuk hal-hal berikut:
• Cuci tangan
• Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya
• Menggunakan teknik asepsis atau aseptik
• Memproses alat bekas pakai
• Menangani peralatan tajam dangan aman
• Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan(termasuk pengelola sampah secara benar)
3.3 Saran
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnahnya makalah ini, pada kesempatan-kesempatan
berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman
pada umumnya.