SlideShare a Scribd company logo
1 of 86
Materi Inti I
Pencegahan Infeksi pada Persalinan
dan Bayi Baru Lahir
Cut Nurul Hayati, S.Tr. Keb, Bdn.
dr. Gebina Wahyu Ardina
Ns. Yuri Rorita, S. Kep
Metode Cuci Tangan
dan
Persiapan Diri
Cut Nurul Hayati, S.Tr. Keb, Bdn.
Deskripsi Singkat
Secara Global hasil penelitian
menunjukan bahwa cuci tangan
dapat menurunkan kejadian
infeksi di fasilitas kesehatan
sebesar 30%.
Penyebab terbanyak kematian
ibu dan neonatal di Indonesia
salah satunya adalah karena
infeksi dan sepsis.
Langkah - langkah untuk menurunkan
infeksi di fasilitas kesehatan yang tepat dan
praktis salah satunya menjaga
Kebersihan Tangan
MENGAPA KEBERSIHAN
TANGAN PENTING ?
• Tangan merupakan media
transmisi kuman patogen
tersering di Pelayanan Kesehatan
• Memindahkan mikroorganisme/
kuman dari satu pasien ke pasien
lain, dari permukaan lingkungan
ke pasien
Lima Kesempatan Mencuci Tangan (5 moment
handhygiene)
1. Metode mencuci tangan
Metode mencuci tangan ada tiga macam
yaitu :
 cuci tangan menggunakan air dan sabun
(Hand Wash)
 cuci tangan menggunakan alkohol
(handrub)
 cuci tangan prosedural.
Handwash :
• Apabila tangan terlihat kotor
• jika terkena benda yang diduga
terpapar MO atau
• setelah dari kamar kecil
• sebelum tindakan invasif
• Waktu 40 – 60 detik
kapan kita mencuci tangan hand
wash dan handrub ????
Handrub :
• Apabila tangan yang tidak
tampak kotor
• Waktu 20 -30 detik
Prosedural
• Tindakan
pembedahan
Pelaksanaanhandwashdenganmenggunakanair
mengalirselama40 – 60 detik dan melepaskansemua
aksesorisyang ada di tangan
MASALAH-MASALAH
KONDISI
TIDAK MENGERTI
TIDAK PEDULI
FASILITAS TIDAK ADA
2. Alat Pelindung Diri (APD)
Tujuan Pemakaian APD :
Melindungi kulit dan membran mukosa dari resiko
pajanan darah, cairan tubuh, sekret dari pasien ke
petugas dan sebaliknya.
Indikasi Pemakaian APD :
Jika melakukan tidakan yang memungkinkan tubuh
atau membran mukosa terkena atau terpecik
darah/cairan tubuh pasien.
Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri
Sarung tangan
Topi pelindung
Apron
Sepatu Boots
Masker Kacamata pelindung
T e r i m a K a s i h
2. Persiapan Persalinan dan
Penerimaan Bayi Baru Lahir dengan
Memperhatikan Kebersihan Lingkungan
Perawatan
Ns. Yuri Rorita, S.Kep
A. Persiapan Persalinan dengan
Memperhatikan Kebersihan Lingkungan
Perawatan
1. Persiapan alat dan bahan
Persiapan Persalinan dengan Memperhatikan
Kebersihan Lingkungan Perawatan
Persiapan Persalinan dengan Memperhatikan
Kebersihan Lingkungan Perawatan
2. Persiapan tempat
serta mengatur
kebersihan dan
kerapian lingkungan
Persiapan Persalinan dengan Memperhatikan
Kebersihan Lingkungan Perawatan
3. Persiapan penolong
Persiapan Persalinan dengan Memperhatikan
Kebersihan Lingkungan Perawatan
4. Persiapan Ibu dan Keluarga
B. Penerimaan Bayi Baru Lahir dengan
Memperhatikan Kebersihan Lingkungan
Perawatan
Standar Prosedur Penerimaan Bayi
a) Persiapan Alat dan Bahan :
• Sarung tangan
• Masker
• Lap handuk kecil
• Larutan desinfektan
• Bak tempat handuk kotor
• Satu set perlengkapan bayi
B. Penerimaan Bayi Baru Lahir dengan
Memperhatikan Kebersihan Lingkungan
Perawatan
• Meja tindakan/infant warmer/inkubator/Boks bayi, dll.
• Alat pemeriksaan fisik
b) Penerimaan bayi
• Membersihkan alat-alat yang ada di lingkungan (ruang
persalinan/ruang perawatan
• Mencuci tangan sesuai prosedur dan memakai sarung
tangan yang baru.
• Melakukan permbersihan (lap) dengan prinsip dari area
bersih ke area kotor.
• Menyiapkan timbangan bayi yang sudah dibersihkan
dan memberi alas
Lanjutan……
• Menyiapkan meja tindakan atau infant warmer yang
telah dibersihkan
• Membuka sarung tangan dan membuangnya pada
tempat sampah infeksius dan mencuci tangan sesuai
prosedur
• Mendapatkan informasi yang lengkap terkait kondisi ibu
dan bayi baru lahir
3. PENGOLAHAN ALAT,
LINEN, BAHAN HABIS PAKAI
DAN JARINGAN
✔ Merupakan bagian dari Pencegahan
Infeksi
✔Terdapat 4 langkah pemrosesan alat:
1. Dekontaminasi
2. Pencucian
3. Desinfeksi Tingkat Tinggi
4. Penyimpanan
Pengolahan Alat yang Dipakai Ulang
Langkah Dekontaminasi
Segera sesudah
dipakai, taruhlah
alat dalam ember
atau panci plastik
berisi larutan
klorin/kaporit/
pemutih pakaian
0,5%.
Rendamlah
alat selama 10
menit.
Angkat alat
dari larutan
perendam
dengan
menggunakan
sarung
tangan.
Bilaslah alat
dengan air
dan keringkan
segera.
•Gantilah larutan perendam setiap pagi hari, atau kapan saja bila
larutan sangat terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh
lainnya, atau bila cairan menjadi keruh
Gunakan APD yang sesuai
catatan
• Jangan biarkan alat terendam lebih dari 10 menit karena
dapat merusak alat atau barang lainnya.
• Selalu gunakan sarung tangan pelindung setiap kali
mengangkat alat dari larutan klorin
idealnya alat resusitasi
digunakan hanya sekali.
karena keterbatasan  lalu
dekontaminasi level tinggi,
disinfeksi dan sterilisasi dari
instrumen yang sebelumnya
Sterilisasi  plasma sterilizer,
ethilen oxide, autoclave, dry
heat (oven), sterilisasi kimia
atau radiasi
Lingkungan Resusitasi…
matress tahan air digunakan saat bayi
dibersihkan setelah resusitasi dengan:
• Resiko rendah dari transmisi atau
infeksi gunakan deterjen
• Resiko tinggi transmisi dari infeksi 
deterjen dan disinfeksi di kontaminasi
dengan organisme multi resisten
• Troli resusitasi dan lainnya yang tidak
dihubungkan secara langsung pada bayi
(monitor pulse oxymeter, pompa
infusi) dibersihkan setiap saat
digunakan dengan deterjen
Lingkungan Resusitasi…
Efektivitas berbagai proses eradikasi mikroorganisme pada alat
bekas pakai
Pencucian
• Tujuan Pencucian adalah untuk menghilangkan darah,
cairan tubuh lain, jaringan dan kotoran yang menempel
pada alat dan bahan habis pakai, mengurangi jumlah
kuman serta membuat sterilisasi atau DTT menjadi efektif.
Langkah Pencucian
Gunakan sarung
tangan berbahan karet
(sarung tangan rumah
tangga) bila alat
terkena banyak darah
atau cairan ketuban,
gunakan juga masker
dan pelindung mata
Gunakan sikat
yang lembut,
sabun, dan air.
Sikatlah
alat/barang
dengan baik
sambil
memegangnya di
dalam air (jangan
mencoba
menyiramkan air).
Bilaslah
dengan air
bersih secara
baik untuk
menghilangkan
semua sabun
Sikatlah bagian-bagian
celah dan sambungan
di mana darah dan
jaringan melekat
Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
• Tujuan DTT adalah untuk membunuh kuman.
• DTT dapat digunakan untuk alat atau barang yang akan
kontak dengan kulit maupun mukosa membran yang tidak
utuh.
• Bila sterilisasi tidak tersedia, DTT merupakan satu-
satunya pilihan.
• DTT dapat dilakukan dengan merebus, mengukus, atau
secara kimiawi.
• Jenis DTT:
1. Merebus
2. Mengukus
3. Kimiawi
Langkah DTT Perebusan (1)
Pisahkan/buka
bagian-bagian
peralatan
Taruhlah semua
alat atau barang
lain dalam bak
untuk merebus
Tutup dan
rebus, tunggu
hingga mendidih
selama 20 menit
Semua barang harus terendam
dalam air. Permukaan air berada
2,5 cm di atas alat.
Langkah DTT Perebusan (2)
• Angkatlah barang/alat dari bak dengan korentang atau
tang pengambil yang telah di desinfeksi.
• Letakkan alat atau barang dalam bak yang telah di
desinfeksi tingkat tinggi.
• Keringkan dalam udara sebelum memakai atau
menyimpan
Langkah-langkah DTT: Pengukusan
• Taruh air di dasar panci penguap (dandang), sampai 2/3
panci penguap.
• Taruh rak berlubang di atas permukaan air.
• Letakkan semua barang dalam panci kukusan yang
berlubang (pisahkan semua bagian tabung resusitasi dan
alat lain yang memiliki sambungan) dan tutuplah panci.
DTT Pengukusan
Taruh air di
dasar panci
penguap
(dandang),
sampai 2/3
panci penguap,
taruh rak
berlubang di
atas
permukaan air
Letakkan semua
barang dalam
panci kukusan
yang berlubang
(pisahkan semua
bagian tabung
resusitasi dan alat
lain yang memiliki
sambungan) dan
tutuplah panci
Kukus
selama 20
menit.
Hitung
waktu
setelah air
mendidih
Ambil
alat/barang
dari panci
dengan
korentang
DTT.
Letakkan
alat/barang
dalam bak
yang telah
desinfeksi
Keringkan
alat/barang
di udara
terbuka.
• Panaskan air sampai mendidih.
• Biarkan mendidih selama 20 menit. Hitung waktu
setelah air mendidih
• Jangan menambahkan peralatan lain selama
proses pengukusan
• Ambil alat/barang dari panci dengan korentang
DTT.
• Letakkan alat/barang dalam bak yang telah
desinfeksi.
• Keringkan alat/barang di udara terbuka.
• Bila telah kering gunakan atau simpan alat
tersebut.
Langkah-langkah DTT: Kimiawi
Cara DTT kimiawi.
• Letakkan peralatan dalam keadaan kering (sudah
didekontaminasi dan cuci bilas).
• Pastikan bahwa peralatan terendam seluruhnya dalam
larutan kimia.
• Rendam peralatan selama 20 menit.
• Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan
sampai kering.
• Setelah kering, peralatan dapat segera digunakan atau
disimpan dalam wadah DTT yang berpenutup.
Penyimpanan
• Rangkai kembali seluruh bagian alat resusitasi. Gunakan sarung
tangan steril pada saat merangkai alat.
• Selalu simpan alat di dalam tromol atau bak instrumen dalam
keadaan kering.
• Jagalah agar tempat penyimpanan bersih, kering dan bebas debu.
• Jangan gunakan kotak karton karena dapat berdebu, dan
berserangga.
• Bak instrumen atau tromol disimpan:
• 20 – 25 cm dari atas lantai
• 45 – 50 cm dari atap/langit-langit
• 15 – 20 cm dari dinding luar
• Beri tanggal dan susun bahan habis pakai (masuk dulu - keluar dulu).
• Batas waktu penyimpanan alat adalah 2 minggu.
• Setelah lebih dari 2 minggu alat tidak dipakai, lakukan proses DTT
ulang.
• Seluruh alat selalu dalam kondisi steril dan siap pakai.
Pengolahan linen
• Darah dan duh tubuh merupakan sumber infeksi
utama bagi petugas kesehatan. Maka setiap
kontak/potensi kontak dengan darah dan duh
tubuh harus digunakan APD.
• APD dalam mengelola linen dengan potensi
sumber infeksi meliputi: sarung tangan, gown,
apron, masker dan pelindung mata (goggle)
• Petugas berisiko terpapar infeksi hendaknya
menggunakan pakaian yang hanya khusus
digunakan di ruangan bersangkutan.
Prinsip Umum
• Gunakan APD saat menangani linen terkontaminasi
• Lipat dan gulung linen sehingga bagian yang paling
kotor berada di sisi dalam lipatan
• Jangan mengibaskan pakaian atau linen kotor
• Sediakan wadah yang sesuai untuk memindahkan
linen kotor – ember yang tidak bocor dan bertutup
• Jangan menyentuh bagian dalam dari wadah
pembuangan tanpa perlindungan yang sempurna
• Barang yang bisa dipakai ulang hanya boleh
digunakan setelah melewati proses pengolahan alat
pakai ulang dengan baik
Mengelola spills (tumpahan)
• Gunakan sarung tangan bersih
• Usap dari arah luar (paling bersih) ke arah dalam
(paling kotor)
• Jangan memungut kaca, sekalipun
menggunakan sarung tangan
• Buang sarung tangan dan perlengkapan
pembersihan (lap sekali pakai)
Prinsip kewaspadaan standar
• Terdapat SPO penatalaksanaan linen 🡪 Prosedur
penanganan, pengangkutan dan distribusi linen harus
jelas, aman, dan memenuhi kebutuhan pelayanan
• Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD
(sarung tangan rumah tangga, gaun, apron, masker, dan
sepatu tertutup)
• Linen dipisahkan berdasarkan linen kotor dan linen
terkontaminasi cairan tubuh, pemisahan dilakukan sejak
dari lokasi penggunaannya oleh perawat atau petugas
• Linen kotor segera dibungkus/dimasukkan ke dalam
kantong kuning di lokasi penggunaannya dan tidak boleh
disortir atau dicuci di lokasi dimana linen dipakai
• Linen yang terkontaminasi dengan darah atau cairan
tubuh lainnya harus dibungkus, dimasukkan kantong
kuning dan diangkut/ditransportasikan secara berhati-hati
agar tidak terjadi kebocoran
• Buang terlebih dahulu kotoran seperti faeces ke
washer bedpan, spoelhook atau toilet dan segera
tempatkan linen terkontaminasi ke dalam kantong
kuning/infeksius. Pengangkutan dengan troli
yang terpisah, untuk linen kotor atau
terkontaminasi dimasukkan ke dalam kantong
kuning. Pastikan kantong tidak bocor dan lepas
ikatan selama transportasi. Kantong tidak perlu
ganda
• Pastikan alur linen kotor dan linen terkontaminasi
sampai di laundry TERPISAH dengan linen yang
sudah bersih
• Cuci dan keringkan linen di ruang laundry. Linen
terkontaminasi seyogyanya langsung masuk
mesin cuci yang segera diberi disinfektan
• Untuk menghilangkan cairan tubuh yang
infeksius pada linen dilakukan melalui 2 tahap
yaitu menggunakan deterjen dan selanjutnya
dengan Natrium hipoklorit (Klorin) 0,5%. Apabila
dilakukan perendaman maka harus diletakkan di
wadah tertutup agar tidak menyebabkan toksik
bagi petugas
Pengolahan Bahan Habis Pakai
• Letakkan benda-benda tajam di atas baki steril atau disinfeksi tingkat tinggi
atau dengan menggunakan “daerah aman” yang sudah ditentukan (daerah
khusus untuk meletakkan dan mengambil peralatan tajam).
• Hati-hati saat melakukan penjahitan agar terhindar dari luka tusuk secara
tak sengaja.
• Gunakan pemegang jarum dan pinset pada saat menjahit. Jangan pernah
meraba ujung atau memegang jarum jahit dengan tangan.
• Jangan menutup kembali, melengkungkan, mematahkan, atau melepaskan
jarum yang akan dibuang
• Buang benda-benda tajam dalam wadah
tahan bocor dan segel dengan perekat jika
sudah dua per tiga penuh. Jangan
memindahkan benda-benda tajam tersebut
ke wadah lain. Wadah benda tajam yang
sudah disegel tadi harus dibakar di dalam
insinerator.
• Jika benda-benda tajam tidak bisa dibuang
secara aman dengan cara insinerasi, bilas
tiga kali dengan larutan klorin 0,5%
(dekontaminasi), tutup kembali
menggunakan teknik satu tangan dan
kemudian dikubur.
Pengolahan Jaringan
• Seluruh petugas atau karyawan harus mengetahui
tentang penatalaksanaan patogen yang
berhubungan dengan darah, cairan, atau duh tubuh.
• Khusus untuk limbah infeksius dimasukkan ke dalam
kantong plastik khusus yang berlabel sampah
infeksius
• kantong plastik tersebut diambil paling sedikit satu
hari sekali atau bila sudah mencapai tiga perempat
penuh. Kemudian diikat kuat sebelum diangkut dan
ditampung sementara di bak sampah klinis. Bak
sampah tersebut juga hendaknya diikat dengan kuat
bila mencapai tiga perempat penuh atau sebelum
jadwal pengumpulan sampah yang nantinya akan
dimusnahkan dengan insinerator.
• THE CAPACITY TO LEARN IS A GIFT
THE ABILITY TO LEARN IS A SKILL
THE WILLINGNESS TO LEARN IS A CHOICE
4. PENCEGAHAN INFEKSI PADA PEMASANGAN
JALUR INFUS DAN TERAPI INTRAVENA
dr. Gebina Wahyu Ardina
Standar Prosedur Pemasangan
Infus (dewasa)
1. Persiapan Alat
2. Tahap pra Interaksi
3. Tahap Orientasi
4. Prosedur Pemasangan Infus
5. Tahap terminasi
• Larutan sesuai kebutuhan
• Jarum/pungsi vena yang terdiri dari keteter plastic, surflo,
venflon, abocath dengan ukuran sebagai berikut:
• Dewasa = 18, 20, 22
• Set infus dengan ukuran:
• Dewasa = makrodrip
• Kapas Alcohol 70%
• Torniquet
• Plester/hipafix
• Tiang infus
• Sarung tangan sekali pakai
• Bengkok
• Gunting
• Baki beralas/troli/dressing car
Persiapan Alat
Tahap Pra Interaksi
• Identifikasi
kebutuhan/indikasi
pasien
• Cuci tangan
• Siapkan alat
Tahap Orientasi
• Beri salam,
panggil klien
dengan namanya
• Jelaskan tujuan
dan prosedur
tindakan
• Beri kesempatan
pada klien untuk
bertanya
Prosedur Pemasangan Infus
• Buka set steril dengan teknik aseptik.
• Cek cairan dengan menggunakan prinsip 6 benar dalam pemberian obat.
• (obat, pasien, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
• Buka set infus, letakkan klem 2-4 cm di bawah tabung drip dalam keadaan
off/terkunci.
• Buka tutup botol, lakukan desinfeksi tutup botol cairan, dan tusukkan set infus ke
botol/kantong cairan dengan benar.
• Gantungkan botol cairan infus pada tiang infus, isi tabung drip infus ⅓-½ penuh.
• Buka penutup jarum dan buka klem untuk mengalirkan cairan sampai ke ujung
jarum hingga tidak ada udara dalam selang, klem kembali, dan tutup kembali
jarum.
• Pilih jarum intravena/abbocath.
• Atur posisi pasien dan pilih vena.
• Bebaskan daerah yang akan diinsersi, letakkan tourniquet 10-15 cm proksimal
tempat insersi.
• Pakai handscoon
Prosedur Pemasangan Infus
• Bersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam ke luar)
• Pertahankan vena pada posisi stabil
• Pegang IV kateter (abbocath) dengan sudut 20-30º, tusuk vena dengan
lubang jarum menghadap ke atas, dan pastikan IV kateter masuk
intravena dengan tanda darah masuk ke abbocath, kemudian tarik
mandrin ± 0.5 cm
• Masukkan IV kateter secara perlahan, tarik mandrin, dan sambungkan IV
kateter dengan selang infus
• Lepas tourniquet, kemudian alirkan cairan infus
• Lakukan fiksasi IV kateter, kemudian beri desinfektan daerah tusukan dan
tutup dengan kasa
• Atur tetesan sesuai program
• Lepaskan sarung tangan
Tahap Terminasi
• Evaluasi hasil/respon klien
• Dokumentasikan hasilnya
• Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
• Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
• Cuci tangan
PEMASANGAN JALUR INTRAVENA PERIFER
PEMASANGAN JALUR INTRAVENA PERIFER
PEMASANGAN JALUR INTRAVENA PERIFER
PEMASANGAN JALUR INTRAVENA PERIFER
PEMASANGAN JALUR INTRAVENA PERIFER
PEMASANGAN JALUR INTRAVENA PERIFER
PEMASANGAN JALUR INTRAVENA PERIFER
PEMASANGAN JALUR INTRAVENA PERIFER
PEMASANGAN JALUR INTRAVENA PERIFER
PEMASANGAN KATETER VENA UMBILIKAL
Bersihkan tali pusat dengan cairan antiseptik dan pasangkan penjepit steril
Dengan teknik steril 🡪 ikat tali pusat melingkar sebanyak dua kali di bagian bawah
tali pusat
PEMASANGAN KATETER VENA UMBILIKAL…
Potong tali pusat menggunakan pisau bedah no. 11
Saat tali pusat dipotong, berikan tekanan ringan pada puntung umbilikal
untuk mengontrol perdarahan
11
PEMASANGAN KATETER VENA UMBILIKAL…
Identifikasi arteri dan vena umbilikal
PEMASANGAN KATETER VENA UMBILIKAL…
Secara perlahan bersihkan bekuan darah dari dalam vena
PEMASANGAN KATETER VENA UMBILIKAL…
Masukkan kateter kedalam vena
Lakukan penjahitan melingkar dengan silk no. 3-0
Lepaskan ikatan umbilikal segera setelah prosedur selesai
🡪 observasi perdarahan
THE CAPACITY TO LEARN IS A GIFT
THE ABILITY TO LEARN IS A SKILL
THE WILLINGNESS TO LEARN IS A CHOICE

More Related Content

Similar to JUDUL

5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBLAstriYuliaSariLubis1
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranSeptian Muna Barakati
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranSeptian Muna Barakati
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranSeptian Muna Barakati
 
Examination of vaginal discharge with the prosedure
Examination of vaginal discharge with the prosedureExamination of vaginal discharge with the prosedure
Examination of vaginal discharge with the prosedureyetiindrawati3
 
Boiling ega
Boiling egaBoiling ega
Boiling ega07051994
 
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptxPRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptxMulyantiUnisaBandung
 
DESINFEKSI PERALATAN LAYANAN KESEHATAN SMK
DESINFEKSI PERALATAN LAYANAN  KESEHATAN SMKDESINFEKSI PERALATAN LAYANAN  KESEHATAN SMK
DESINFEKSI PERALATAN LAYANAN KESEHATAN SMKpritawind
 
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiSterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiEllie Sirait
 
Prusedur sterilisasi black diki
Prusedur sterilisasi black dikiPrusedur sterilisasi black diki
Prusedur sterilisasi black dikidicky firman
 
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,NsPrinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,NsMuhammad Khoirul Zed
 
pencegahan dan pengendalian infeksi.pptx
pencegahan dan pengendalian infeksi.pptxpencegahan dan pengendalian infeksi.pptx
pencegahan dan pengendalian infeksi.pptxlaboratoriummuaraemb
 
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)intan fadilla
 
PENGENDALIAN LINGKUNGAN IHT rumah sakit PPI
PENGENDALIAN LINGKUNGAN IHT rumah sakit PPIPENGENDALIAN LINGKUNGAN IHT rumah sakit PPI
PENGENDALIAN LINGKUNGAN IHT rumah sakit PPIluthfipmi1
 
Ppt pencegahan dan penanggulangan infeksi
Ppt pencegahan dan penanggulangan infeksiPpt pencegahan dan penanggulangan infeksi
Ppt pencegahan dan penanggulangan infeksimateripptgc
 
Sanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdf
Sanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdfSanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdf
Sanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdfSinta Lestari
 
Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) pjj_kemenkes
 

Similar to JUDUL (20)

5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
 
Examination of vaginal discharge with the prosedure
Examination of vaginal discharge with the prosedureExamination of vaginal discharge with the prosedure
Examination of vaginal discharge with the prosedure
 
Boiling ega
Boiling egaBoiling ega
Boiling ega
 
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptxPRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
 
DESINFEKSI PERALATAN LAYANAN KESEHATAN SMK
DESINFEKSI PERALATAN LAYANAN  KESEHATAN SMKDESINFEKSI PERALATAN LAYANAN  KESEHATAN SMK
DESINFEKSI PERALATAN LAYANAN KESEHATAN SMK
 
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiSterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
 
Prusedur sterilisasi black diki
Prusedur sterilisasi black dikiPrusedur sterilisasi black diki
Prusedur sterilisasi black diki
 
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,NsPrinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
 
pencegahan dan pengendalian infeksi.pptx
pencegahan dan pengendalian infeksi.pptxpencegahan dan pengendalian infeksi.pptx
pencegahan dan pengendalian infeksi.pptx
 
PPI dr. Siti.pptx
PPI dr. Siti.pptxPPI dr. Siti.pptx
PPI dr. Siti.pptx
 
K3 Mikro.pptx
K3 Mikro.pptxK3 Mikro.pptx
K3 Mikro.pptx
 
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
 
Sterilisasi n desinfeksi
Sterilisasi n desinfeksiSterilisasi n desinfeksi
Sterilisasi n desinfeksi
 
PENGENDALIAN LINGKUNGAN IHT rumah sakit PPI
PENGENDALIAN LINGKUNGAN IHT rumah sakit PPIPENGENDALIAN LINGKUNGAN IHT rumah sakit PPI
PENGENDALIAN LINGKUNGAN IHT rumah sakit PPI
 
Ppt pencegahan dan penanggulangan infeksi
Ppt pencegahan dan penanggulangan infeksiPpt pencegahan dan penanggulangan infeksi
Ppt pencegahan dan penanggulangan infeksi
 
Sanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdf
Sanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdfSanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdf
Sanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdf
 
Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions)
 

Recently uploaded

MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhPPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhuntung untung edi purwanto
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxSagitaDarmasari1
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxputripermatasarilubi
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 

Recently uploaded (14)

MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhPPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 

JUDUL

  • 1. Materi Inti I Pencegahan Infeksi pada Persalinan dan Bayi Baru Lahir Cut Nurul Hayati, S.Tr. Keb, Bdn. dr. Gebina Wahyu Ardina Ns. Yuri Rorita, S. Kep
  • 2. Metode Cuci Tangan dan Persiapan Diri Cut Nurul Hayati, S.Tr. Keb, Bdn.
  • 3. Deskripsi Singkat Secara Global hasil penelitian menunjukan bahwa cuci tangan dapat menurunkan kejadian infeksi di fasilitas kesehatan sebesar 30%.
  • 4. Penyebab terbanyak kematian ibu dan neonatal di Indonesia salah satunya adalah karena infeksi dan sepsis. Langkah - langkah untuk menurunkan infeksi di fasilitas kesehatan yang tepat dan praktis salah satunya menjaga Kebersihan Tangan
  • 5. MENGAPA KEBERSIHAN TANGAN PENTING ? • Tangan merupakan media transmisi kuman patogen tersering di Pelayanan Kesehatan • Memindahkan mikroorganisme/ kuman dari satu pasien ke pasien lain, dari permukaan lingkungan ke pasien
  • 6. Lima Kesempatan Mencuci Tangan (5 moment handhygiene)
  • 7. 1. Metode mencuci tangan Metode mencuci tangan ada tiga macam yaitu :  cuci tangan menggunakan air dan sabun (Hand Wash)  cuci tangan menggunakan alkohol (handrub)  cuci tangan prosedural.
  • 8. Handwash : • Apabila tangan terlihat kotor • jika terkena benda yang diduga terpapar MO atau • setelah dari kamar kecil • sebelum tindakan invasif • Waktu 40 – 60 detik kapan kita mencuci tangan hand wash dan handrub ???? Handrub : • Apabila tangan yang tidak tampak kotor • Waktu 20 -30 detik Prosedural • Tindakan pembedahan
  • 9. Pelaksanaanhandwashdenganmenggunakanair mengalirselama40 – 60 detik dan melepaskansemua aksesorisyang ada di tangan
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 19. 2. Alat Pelindung Diri (APD) Tujuan Pemakaian APD : Melindungi kulit dan membran mukosa dari resiko pajanan darah, cairan tubuh, sekret dari pasien ke petugas dan sebaliknya. Indikasi Pemakaian APD : Jika melakukan tidakan yang memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena atau terpecik darah/cairan tubuh pasien.
  • 20. Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri Sarung tangan Topi pelindung Apron Sepatu Boots Masker Kacamata pelindung
  • 21. T e r i m a K a s i h
  • 22. 2. Persiapan Persalinan dan Penerimaan Bayi Baru Lahir dengan Memperhatikan Kebersihan Lingkungan Perawatan Ns. Yuri Rorita, S.Kep
  • 23. A. Persiapan Persalinan dengan Memperhatikan Kebersihan Lingkungan Perawatan 1. Persiapan alat dan bahan
  • 24. Persiapan Persalinan dengan Memperhatikan Kebersihan Lingkungan Perawatan
  • 25. Persiapan Persalinan dengan Memperhatikan Kebersihan Lingkungan Perawatan 2. Persiapan tempat serta mengatur kebersihan dan kerapian lingkungan
  • 26. Persiapan Persalinan dengan Memperhatikan Kebersihan Lingkungan Perawatan 3. Persiapan penolong
  • 27. Persiapan Persalinan dengan Memperhatikan Kebersihan Lingkungan Perawatan 4. Persiapan Ibu dan Keluarga
  • 28. B. Penerimaan Bayi Baru Lahir dengan Memperhatikan Kebersihan Lingkungan Perawatan Standar Prosedur Penerimaan Bayi a) Persiapan Alat dan Bahan : • Sarung tangan • Masker • Lap handuk kecil • Larutan desinfektan • Bak tempat handuk kotor • Satu set perlengkapan bayi
  • 29. B. Penerimaan Bayi Baru Lahir dengan Memperhatikan Kebersihan Lingkungan Perawatan • Meja tindakan/infant warmer/inkubator/Boks bayi, dll. • Alat pemeriksaan fisik
  • 30. b) Penerimaan bayi • Membersihkan alat-alat yang ada di lingkungan (ruang persalinan/ruang perawatan • Mencuci tangan sesuai prosedur dan memakai sarung tangan yang baru. • Melakukan permbersihan (lap) dengan prinsip dari area bersih ke area kotor. • Menyiapkan timbangan bayi yang sudah dibersihkan dan memberi alas
  • 31. Lanjutan…… • Menyiapkan meja tindakan atau infant warmer yang telah dibersihkan • Membuka sarung tangan dan membuangnya pada tempat sampah infeksius dan mencuci tangan sesuai prosedur • Mendapatkan informasi yang lengkap terkait kondisi ibu dan bayi baru lahir
  • 32. 3. PENGOLAHAN ALAT, LINEN, BAHAN HABIS PAKAI DAN JARINGAN
  • 33. ✔ Merupakan bagian dari Pencegahan Infeksi ✔Terdapat 4 langkah pemrosesan alat: 1. Dekontaminasi 2. Pencucian 3. Desinfeksi Tingkat Tinggi 4. Penyimpanan Pengolahan Alat yang Dipakai Ulang
  • 34. Langkah Dekontaminasi Segera sesudah dipakai, taruhlah alat dalam ember atau panci plastik berisi larutan klorin/kaporit/ pemutih pakaian 0,5%. Rendamlah alat selama 10 menit. Angkat alat dari larutan perendam dengan menggunakan sarung tangan. Bilaslah alat dengan air dan keringkan segera. •Gantilah larutan perendam setiap pagi hari, atau kapan saja bila larutan sangat terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh lainnya, atau bila cairan menjadi keruh Gunakan APD yang sesuai
  • 35. catatan • Jangan biarkan alat terendam lebih dari 10 menit karena dapat merusak alat atau barang lainnya. • Selalu gunakan sarung tangan pelindung setiap kali mengangkat alat dari larutan klorin
  • 36. idealnya alat resusitasi digunakan hanya sekali. karena keterbatasan  lalu dekontaminasi level tinggi, disinfeksi dan sterilisasi dari instrumen yang sebelumnya Sterilisasi  plasma sterilizer, ethilen oxide, autoclave, dry heat (oven), sterilisasi kimia atau radiasi Lingkungan Resusitasi…
  • 37. matress tahan air digunakan saat bayi dibersihkan setelah resusitasi dengan: • Resiko rendah dari transmisi atau infeksi gunakan deterjen • Resiko tinggi transmisi dari infeksi  deterjen dan disinfeksi di kontaminasi dengan organisme multi resisten • Troli resusitasi dan lainnya yang tidak dihubungkan secara langsung pada bayi (monitor pulse oxymeter, pompa infusi) dibersihkan setiap saat digunakan dengan deterjen Lingkungan Resusitasi…
  • 38. Efektivitas berbagai proses eradikasi mikroorganisme pada alat bekas pakai
  • 39. Pencucian • Tujuan Pencucian adalah untuk menghilangkan darah, cairan tubuh lain, jaringan dan kotoran yang menempel pada alat dan bahan habis pakai, mengurangi jumlah kuman serta membuat sterilisasi atau DTT menjadi efektif.
  • 40. Langkah Pencucian Gunakan sarung tangan berbahan karet (sarung tangan rumah tangga) bila alat terkena banyak darah atau cairan ketuban, gunakan juga masker dan pelindung mata Gunakan sikat yang lembut, sabun, dan air. Sikatlah alat/barang dengan baik sambil memegangnya di dalam air (jangan mencoba menyiramkan air). Bilaslah dengan air bersih secara baik untuk menghilangkan semua sabun Sikatlah bagian-bagian celah dan sambungan di mana darah dan jaringan melekat
  • 41. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) • Tujuan DTT adalah untuk membunuh kuman. • DTT dapat digunakan untuk alat atau barang yang akan kontak dengan kulit maupun mukosa membran yang tidak utuh. • Bila sterilisasi tidak tersedia, DTT merupakan satu- satunya pilihan. • DTT dapat dilakukan dengan merebus, mengukus, atau secara kimiawi. • Jenis DTT: 1. Merebus 2. Mengukus 3. Kimiawi
  • 42. Langkah DTT Perebusan (1) Pisahkan/buka bagian-bagian peralatan Taruhlah semua alat atau barang lain dalam bak untuk merebus Tutup dan rebus, tunggu hingga mendidih selama 20 menit Semua barang harus terendam dalam air. Permukaan air berada 2,5 cm di atas alat.
  • 43. Langkah DTT Perebusan (2) • Angkatlah barang/alat dari bak dengan korentang atau tang pengambil yang telah di desinfeksi. • Letakkan alat atau barang dalam bak yang telah di desinfeksi tingkat tinggi. • Keringkan dalam udara sebelum memakai atau menyimpan
  • 44. Langkah-langkah DTT: Pengukusan • Taruh air di dasar panci penguap (dandang), sampai 2/3 panci penguap. • Taruh rak berlubang di atas permukaan air. • Letakkan semua barang dalam panci kukusan yang berlubang (pisahkan semua bagian tabung resusitasi dan alat lain yang memiliki sambungan) dan tutuplah panci.
  • 45. DTT Pengukusan Taruh air di dasar panci penguap (dandang), sampai 2/3 panci penguap, taruh rak berlubang di atas permukaan air Letakkan semua barang dalam panci kukusan yang berlubang (pisahkan semua bagian tabung resusitasi dan alat lain yang memiliki sambungan) dan tutuplah panci Kukus selama 20 menit. Hitung waktu setelah air mendidih Ambil alat/barang dari panci dengan korentang DTT. Letakkan alat/barang dalam bak yang telah desinfeksi Keringkan alat/barang di udara terbuka.
  • 46. • Panaskan air sampai mendidih. • Biarkan mendidih selama 20 menit. Hitung waktu setelah air mendidih • Jangan menambahkan peralatan lain selama proses pengukusan • Ambil alat/barang dari panci dengan korentang DTT. • Letakkan alat/barang dalam bak yang telah desinfeksi. • Keringkan alat/barang di udara terbuka. • Bila telah kering gunakan atau simpan alat tersebut.
  • 47. Langkah-langkah DTT: Kimiawi Cara DTT kimiawi. • Letakkan peralatan dalam keadaan kering (sudah didekontaminasi dan cuci bilas). • Pastikan bahwa peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia. • Rendam peralatan selama 20 menit. • Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan sampai kering. • Setelah kering, peralatan dapat segera digunakan atau disimpan dalam wadah DTT yang berpenutup.
  • 48. Penyimpanan • Rangkai kembali seluruh bagian alat resusitasi. Gunakan sarung tangan steril pada saat merangkai alat. • Selalu simpan alat di dalam tromol atau bak instrumen dalam keadaan kering. • Jagalah agar tempat penyimpanan bersih, kering dan bebas debu. • Jangan gunakan kotak karton karena dapat berdebu, dan berserangga. • Bak instrumen atau tromol disimpan: • 20 – 25 cm dari atas lantai • 45 – 50 cm dari atap/langit-langit • 15 – 20 cm dari dinding luar • Beri tanggal dan susun bahan habis pakai (masuk dulu - keluar dulu). • Batas waktu penyimpanan alat adalah 2 minggu. • Setelah lebih dari 2 minggu alat tidak dipakai, lakukan proses DTT ulang. • Seluruh alat selalu dalam kondisi steril dan siap pakai.
  • 49. Pengolahan linen • Darah dan duh tubuh merupakan sumber infeksi utama bagi petugas kesehatan. Maka setiap kontak/potensi kontak dengan darah dan duh tubuh harus digunakan APD. • APD dalam mengelola linen dengan potensi sumber infeksi meliputi: sarung tangan, gown, apron, masker dan pelindung mata (goggle) • Petugas berisiko terpapar infeksi hendaknya menggunakan pakaian yang hanya khusus digunakan di ruangan bersangkutan.
  • 50. Prinsip Umum • Gunakan APD saat menangani linen terkontaminasi • Lipat dan gulung linen sehingga bagian yang paling kotor berada di sisi dalam lipatan • Jangan mengibaskan pakaian atau linen kotor • Sediakan wadah yang sesuai untuk memindahkan linen kotor – ember yang tidak bocor dan bertutup • Jangan menyentuh bagian dalam dari wadah pembuangan tanpa perlindungan yang sempurna • Barang yang bisa dipakai ulang hanya boleh digunakan setelah melewati proses pengolahan alat pakai ulang dengan baik
  • 51. Mengelola spills (tumpahan) • Gunakan sarung tangan bersih • Usap dari arah luar (paling bersih) ke arah dalam (paling kotor) • Jangan memungut kaca, sekalipun menggunakan sarung tangan • Buang sarung tangan dan perlengkapan pembersihan (lap sekali pakai)
  • 52. Prinsip kewaspadaan standar • Terdapat SPO penatalaksanaan linen 🡪 Prosedur penanganan, pengangkutan dan distribusi linen harus jelas, aman, dan memenuhi kebutuhan pelayanan • Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD (sarung tangan rumah tangga, gaun, apron, masker, dan sepatu tertutup) • Linen dipisahkan berdasarkan linen kotor dan linen terkontaminasi cairan tubuh, pemisahan dilakukan sejak dari lokasi penggunaannya oleh perawat atau petugas
  • 53. • Linen kotor segera dibungkus/dimasukkan ke dalam kantong kuning di lokasi penggunaannya dan tidak boleh disortir atau dicuci di lokasi dimana linen dipakai • Linen yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh lainnya harus dibungkus, dimasukkan kantong kuning dan diangkut/ditransportasikan secara berhati-hati agar tidak terjadi kebocoran
  • 54. • Buang terlebih dahulu kotoran seperti faeces ke washer bedpan, spoelhook atau toilet dan segera tempatkan linen terkontaminasi ke dalam kantong kuning/infeksius. Pengangkutan dengan troli yang terpisah, untuk linen kotor atau terkontaminasi dimasukkan ke dalam kantong kuning. Pastikan kantong tidak bocor dan lepas ikatan selama transportasi. Kantong tidak perlu ganda • Pastikan alur linen kotor dan linen terkontaminasi sampai di laundry TERPISAH dengan linen yang sudah bersih
  • 55. • Cuci dan keringkan linen di ruang laundry. Linen terkontaminasi seyogyanya langsung masuk mesin cuci yang segera diberi disinfektan • Untuk menghilangkan cairan tubuh yang infeksius pada linen dilakukan melalui 2 tahap yaitu menggunakan deterjen dan selanjutnya dengan Natrium hipoklorit (Klorin) 0,5%. Apabila dilakukan perendaman maka harus diletakkan di wadah tertutup agar tidak menyebabkan toksik bagi petugas
  • 56. Pengolahan Bahan Habis Pakai • Letakkan benda-benda tajam di atas baki steril atau disinfeksi tingkat tinggi atau dengan menggunakan “daerah aman” yang sudah ditentukan (daerah khusus untuk meletakkan dan mengambil peralatan tajam). • Hati-hati saat melakukan penjahitan agar terhindar dari luka tusuk secara tak sengaja. • Gunakan pemegang jarum dan pinset pada saat menjahit. Jangan pernah meraba ujung atau memegang jarum jahit dengan tangan. • Jangan menutup kembali, melengkungkan, mematahkan, atau melepaskan jarum yang akan dibuang
  • 57. • Buang benda-benda tajam dalam wadah tahan bocor dan segel dengan perekat jika sudah dua per tiga penuh. Jangan memindahkan benda-benda tajam tersebut ke wadah lain. Wadah benda tajam yang sudah disegel tadi harus dibakar di dalam insinerator. • Jika benda-benda tajam tidak bisa dibuang secara aman dengan cara insinerasi, bilas tiga kali dengan larutan klorin 0,5% (dekontaminasi), tutup kembali menggunakan teknik satu tangan dan kemudian dikubur.
  • 58. Pengolahan Jaringan • Seluruh petugas atau karyawan harus mengetahui tentang penatalaksanaan patogen yang berhubungan dengan darah, cairan, atau duh tubuh. • Khusus untuk limbah infeksius dimasukkan ke dalam kantong plastik khusus yang berlabel sampah infeksius • kantong plastik tersebut diambil paling sedikit satu hari sekali atau bila sudah mencapai tiga perempat penuh. Kemudian diikat kuat sebelum diangkut dan ditampung sementara di bak sampah klinis. Bak sampah tersebut juga hendaknya diikat dengan kuat bila mencapai tiga perempat penuh atau sebelum jadwal pengumpulan sampah yang nantinya akan dimusnahkan dengan insinerator.
  • 59. • THE CAPACITY TO LEARN IS A GIFT THE ABILITY TO LEARN IS A SKILL THE WILLINGNESS TO LEARN IS A CHOICE
  • 60. 4. PENCEGAHAN INFEKSI PADA PEMASANGAN JALUR INFUS DAN TERAPI INTRAVENA dr. Gebina Wahyu Ardina
  • 61. Standar Prosedur Pemasangan Infus (dewasa) 1. Persiapan Alat 2. Tahap pra Interaksi 3. Tahap Orientasi 4. Prosedur Pemasangan Infus 5. Tahap terminasi
  • 62. • Larutan sesuai kebutuhan • Jarum/pungsi vena yang terdiri dari keteter plastic, surflo, venflon, abocath dengan ukuran sebagai berikut: • Dewasa = 18, 20, 22 • Set infus dengan ukuran: • Dewasa = makrodrip • Kapas Alcohol 70% • Torniquet • Plester/hipafix • Tiang infus • Sarung tangan sekali pakai • Bengkok • Gunting • Baki beralas/troli/dressing car Persiapan Alat
  • 63. Tahap Pra Interaksi • Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien • Cuci tangan • Siapkan alat Tahap Orientasi • Beri salam, panggil klien dengan namanya • Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan • Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
  • 64. Prosedur Pemasangan Infus • Buka set steril dengan teknik aseptik. • Cek cairan dengan menggunakan prinsip 6 benar dalam pemberian obat. • (obat, pasien, dosis, waktu, rute, dokumentasi) • Buka set infus, letakkan klem 2-4 cm di bawah tabung drip dalam keadaan off/terkunci. • Buka tutup botol, lakukan desinfeksi tutup botol cairan, dan tusukkan set infus ke botol/kantong cairan dengan benar. • Gantungkan botol cairan infus pada tiang infus, isi tabung drip infus ⅓-½ penuh. • Buka penutup jarum dan buka klem untuk mengalirkan cairan sampai ke ujung jarum hingga tidak ada udara dalam selang, klem kembali, dan tutup kembali jarum. • Pilih jarum intravena/abbocath. • Atur posisi pasien dan pilih vena. • Bebaskan daerah yang akan diinsersi, letakkan tourniquet 10-15 cm proksimal tempat insersi. • Pakai handscoon
  • 65. Prosedur Pemasangan Infus • Bersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam ke luar) • Pertahankan vena pada posisi stabil • Pegang IV kateter (abbocath) dengan sudut 20-30º, tusuk vena dengan lubang jarum menghadap ke atas, dan pastikan IV kateter masuk intravena dengan tanda darah masuk ke abbocath, kemudian tarik mandrin ± 0.5 cm • Masukkan IV kateter secara perlahan, tarik mandrin, dan sambungkan IV kateter dengan selang infus • Lepas tourniquet, kemudian alirkan cairan infus • Lakukan fiksasi IV kateter, kemudian beri desinfektan daerah tusukan dan tutup dengan kasa • Atur tetesan sesuai program • Lepaskan sarung tangan
  • 66. Tahap Terminasi • Evaluasi hasil/respon klien • Dokumentasikan hasilnya • Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya • Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat • Cuci tangan
  • 67.
  • 68.
  • 69.
  • 70.
  • 71.
  • 81. PEMASANGAN KATETER VENA UMBILIKAL Bersihkan tali pusat dengan cairan antiseptik dan pasangkan penjepit steril Dengan teknik steril 🡪 ikat tali pusat melingkar sebanyak dua kali di bagian bawah tali pusat
  • 82. PEMASANGAN KATETER VENA UMBILIKAL… Potong tali pusat menggunakan pisau bedah no. 11 Saat tali pusat dipotong, berikan tekanan ringan pada puntung umbilikal untuk mengontrol perdarahan 11
  • 83. PEMASANGAN KATETER VENA UMBILIKAL… Identifikasi arteri dan vena umbilikal
  • 84. PEMASANGAN KATETER VENA UMBILIKAL… Secara perlahan bersihkan bekuan darah dari dalam vena
  • 85. PEMASANGAN KATETER VENA UMBILIKAL… Masukkan kateter kedalam vena Lakukan penjahitan melingkar dengan silk no. 3-0 Lepaskan ikatan umbilikal segera setelah prosedur selesai 🡪 observasi perdarahan
  • 86. THE CAPACITY TO LEARN IS A GIFT THE ABILITY TO LEARN IS A SKILL THE WILLINGNESS TO LEARN IS A CHOICE