2. STERILISASI
Setiap proses (kimia
atau fisik) yang
membunuh semua
bentuk makhluk hidup
terutama
mikroorganisme.
3. Desinfeksi
Desifenksi adalah proses
membunuh
mikroorganisme patogen
bentuk vegetatif yang di
lakukan terhadap benda
mati
4. ANTISEPTIK
Antiseptik adalah
senyawa kimia yang di
gunakan untuk
membunuh dan
menghambat
pertumbuhan
mikroorganisme pada
permukaan luar tubuh.
Contoh antiseptik :
Yodium, Etakridin laktat
(rivanol),Alkohol,
Hidrogen peroksida
5. PENGENDALIAN MIKROORGANISME SECARA
FISIK
Definisi pengendalian
M.0
Menghambat/mengurangi
jumlah aktivitas
mikroorganisme
Mencegah penyebaran
penyakit dan penyebaran
infeksi
Mencegah pembusukan dan
perusakan oleh
mikroorganisme
Membasmi mikroorganisme
pada tanaman/inang yang
terinfeksi
Proses-proses yang dapat
7. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu
proses produksi baik industri maupun domestik
(rumah tangga). Limbah padat lebih dikenal sebagai
sampah, yang seringkali tidak dikehendaki
kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas limbah
adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar,
dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi
limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan
limbah.
8. Penanganan limbah padat
B.1. Penimbunan
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu
metode penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary
landfill. Pada metode penimbunan terbuka, sampah dikumpulkan dan
ditimbun begitu saja dalam lubang yang dibuat pada suatu lahan,
biasanya di lokasi tempat pembuangan akhir (TPA).
B.2. Inseinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/Iimbah padat menggunakan
suatu alat yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi
adalah volume sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90
%).
B.3. Pembuatan Kompos
Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organik, seperti
sayuran, daun dan ranting, serta kotoran hewan, melalui proses
degradasi/penguraian oleh mikroorganisme tertentu. Kompos berguna
untuk memperbaiki struktur tanah dan menyediakan zat makanan yang
diperlukan tumbuhan, sementara mikroba yang ada dalam kompos
dapat membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman.
9. PENANGANAN LIMBAH GAS
C.1. . Mengontrol Emisi Gas Buang
Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon
monoksida, dan hidrokarbon dapat dikontrol pengeluarannya melalui
beberapa metode. Gas sulfur oksida dapat dihilangkan dari udara
hasil pembakaran bahan bakar dengan cara desulfurisasi
menggunakan filter basah (wet scrubber).
C.2. Menghilangkan Materi Partikulat dari Udara Pembuangan
Filter udara
Filter udara adalah alat untuk menghilangkan materi partikulat padat,
seperti debu, serbuk sari, dan spora, dari udara. Alat ini terbuat dari
bahan yang dapat menangkap materi partikulat sehingga udara yang
melewatinya akan tersaring dan keluar sebagai udara bersih (bebas
dari materi partikulat).
10. Peranan tenaga kesehatan/bidan dalam
sterilisasi dan desinfeksi
Peranan Tenaga Kesehatan
dalam Sterilisasi dan Disinfeksi
Dalam dunia kesehatan
khususnya bidan sterilisasi dan
disinfeksi digunakan sebagai
pencegah infeksi (PI).Dengan
adanya praktek pencegah
infeksi dapat mencegah
mikroorganisme berpindah dari
satu individu ke individu lainnya
(ibu,bayi baru lahir(BBL),dan
para penolong
persalinan)sehingga dapat
memutus rantai penyebaran
infeksi.
Tindakan- tindakan pencegahan
infeksi termasuk hal-hal berikut:
• Cuci tangan
• Memakai sarung tangan dan
perlengkapan pelindung lainnya
• Menggunakan teknik asepsis
atau aseptik
• Memproses alat bekas pakai
• Menangani peralatan tajam
dangan aman
• Menjaga kebersihan dan sanitasi
lingkungan (termasuk pengelola
sampah secara benar)
12. STERILISASI & DESINFEKSI
Pada cara sterilisasi &
desinfeksi ada 3 cara yang
dapat di lakukan
yaitu:
Cara pemanasan
cara pemanasan di bagi
menjadi dua bagian yaitu:
sterilisasi pemanasan kering
dan sterilisasi pemanasan uap
basah.
Cara kimiawi
Penggunaan saringan(filter)
14. 1. Cara pemanasan kering
a. Pemijaran/flambir
Cara ini dipakai langsung,
sederhana, cepat dan dapat
menjamin sterilisasinya, namun
penggunaannya terbatas pada
beberapa alat saja, misalnya:
benda-benda dari logam
(instrument), benda-benda dari
kaca, benda-benda dari
porselen.
Caranya yaitu:
1. Siapkan bahan yang
disterilkan, baskom besar yang
bersih, brand spritus, korek api.
2. Kemudian brand spritus
dituangkan secukupnya ke
dalam waskom tersebut.
Selanjutnya dinyalakan dengan
api.
3. Alat-alat instrumen
dimasukkan ke dalam nyala api.
15. b. Dengan cara udara panas
kering
Cara ini pada dasarnya adalah
merupakan suatu proses oksidasi, cara
ini memerlukan suhu yang lebih tinggi
bila dibandingkan dengan sterilisasi
pemanasan basah. Adapun alat yang
dapat dilakukan dengan cara ini yaitu
benda-benda dari logam, zat-zat
seperti bubuk, talk, vaselin, dan kaca.
Caranya yaitu:
1. Alat bahan harus dicuci, sikat dan
desinfeksi terlebih dahulu
2. Dikeringkan dengan lap dan diset
menurut kegunaannya
3. Berilah indikator pada setiap set
4. Bila menggunakan pembungkus,
dapat memakai aluminium foil.
5. Oven harus dipanaskan dahulu
sampai temperatur yang diperlukan.
6. Kemudian alat dimasukkan dan
diperhatikan derajat pemanasannya.
16. 2. Panas Basah
Yang dimaksud panas basah adalah pemansan menggunakan air atau uap air. Uap
air adalah media penyalur panas yang terbaik dan terkuat daya penetrasinya. Panas
basah mematikan mikroba. Oleh karena koagulasi dan denaturasi enzim dan protein
protoplasma mikroba. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama 15
menit pada suhu 121 oC. Sterilisasi panas basah dapat dibedakan atas tiga golongan
yaitu:
a. Panas basah <100 oC (Pasteurisasi)
Pasteurisasi yaitu pemanasan pada suhu 60 oC selama 30 menit. Pasteurisasi tidak
dapat membunuh spora atau dipanaskan pada suhu 71,6 – 80 oC selama 15 – 30
detik kemudian cepat – cepat didinginkan.
b. Panas basah pada suhu 100 oC
Di sini menggunakan air mendidih (suhu 100 oC) selama 10 menit. Untuk mematikan
bentuk spora dilakukan pemansan 3 hari berturut – turut selama 15 – 45 menit
sehingga spora yang tidak mati pada pemanasan pertama akan beruah menjadi
bentuk vegetatif pada hari kedua steleh inkubasi pada shu 37 oC begituu pula spora
yang tidak mati pada hari kedua, akan berubah menjadi bentuk vegetatif pada hari
ketiga.
c. Panas basah >100 oC
Sterilisasi dengan cara ini hasilnya mutlak steril, sehingga biasa dipergunakan di
rumah sakit dan laboratorium besar. Cara ini menggunakan tangki yang diisi dengan
uap air yang disebut autoclave. Alat yang disterilkan adalah alat dari kaca, kain kasa,
media pembenihan, cairan injeksi, dan bahan makanan.
18. Sterilisasi dengan Cara Kimia
Sterilisasi dengan cara kimia
biasanya menggunakan
senyawa desinfektan antara
lain alkohol.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi sterilisasi
dengan cara kimia:
1. Jenis bahan yang digunakan
2. Konsentrasi bahan kimia
3. Sifat Kuman
4. pH
5. Suhu
Langkah-langkah kunci pada disinfeksi
tingkat tinggi secara kimia termasuk:
Letakkan peralatan dalam keadaan kering
(sudah didekontaminasi dan cuci bilas) ke
dalam wadah dan tuangkan desinfektan
“Ingat:
Jika peralatan basah sebelum direndam
dalam larutan kimia maka akan terjadi
pengenceran larutan tersebut sehingga
dapat mengurangi daya kerja atau
efektifitasnya”
Pastikan peralatan terendam seluruhnya
dalam larutan kimia
‘Rendam peralatan terendam seluruhnya
dalam larutan kimia
Rendam peralatan selama 20 menit
Catat lama waktu peralatan direndam
dalam larutan kimia di buku khusus
Bilas peralatan dengan air matang dan
angin-anginkan sampai kering di wadah
disinfeksi tingkat tinggi yang berpenutup
Setelah kering, peralatan dapat segera
digunakan atau disimpan dalam wadah
disinfeksi tingkat tinggi berpenutup rapat.
19. PENGGUNAAN SARINGAN(FILTRASI)
Metode penyaringan berbeda dengan metode pemanasan.
Sterilisasi dengan metode pemanasan dapat membunuh
mikroorganisme tetapi mikroorganisme yang mati tetap berada pada
material tersebut, sedangkan sterilisasi dengan metode penyaringan
mikroorganisme tetap hidur hanya dipisahkan dari material. Bahan
filter/penyaringan adalah scjenis porselin yang berpori yang dibuat
khusus dari masing-masing pabrik.
Ada banyak macam filter yaitu :
1) Berkefeld V.
2) Coarse N, M dan W.
3) Fine.
4) Chamberland.
5) Seitz.
6) Sintered glass.
Metode filtrasi ini hanya dipakai untuk sterilisasi larutan gula, cairan
lain seperti serum atau sterilisasi hasil produksi mikroorganisme
seperti enzym dan exotoxin dan untuk memisahkan fitrable virus dan
bakteria dan organisme lain.
20. Salah satu contoh filtrasi yaitu Chamberland filter.
Elemen penyaring pada alat ini adalah porselin yang
tidak dilapisi dengan email. Porositasnya bervariasi
yakni : L1, L2, L3 dan seterusnya. Yang biasa
digunakan untuk penyaring bakteri adalah L3.