SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
HAKEKAT MATEMATIKA
Oleh: M. Jainuri, M.Pd
Untuk memahami hakekat matematika, kita dapat memperhatikan
pengertian istilah matematika. Untuk menjawab pertanyaan : “Apakah
matematika itu ?” tidak dapat dengan mudah dijawab dengan satu atau dua
kalimat begitu saja. Berbagai pendapat muncul tentang pengertian
matematika, dipandang dari pengetahuan dan pengalaman masing-masing
yang berbeda. Pendefinisian matematika sampai saat ini belum ada
kesepakatan yang bulat, namun demikian dapat dikenal melalui
karakteristiknya. Sedangkan karakteristik matematika dapat dipahami melalui
hakekat matematika.
Berdasarkan etimologinya perkataan “matematika” berarti ilmu
pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Hal ini dimaksudkan bukan
berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam
matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran)
sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau
eksperimen di samping penalaran. Pada tahap awal terbentuk dari
pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris, karena matematika
sebagai aktifitas manusia kemudian pengalaman itu diproses dalam dunia
rasio, diolah secara analisis dan sintesis dengan penalaran dalam struktur
kognitif sehingga sampai pada suatu kesimpulan berupa konsep-konsep
matematika. Agar konsep-konsep matematika tersebut dapat dipahami oleh
orang lain dan dengan mudah dapat dimanipulasi dengan tepat, maka
digunakan notasi dan istilah yang cermat dan disepakati bersama secara
global (universal) yang dikenal dengan bahasa matematika.
James dan James (1976) mengatakan bahwa matematika adalah
ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep
yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah banyak
yang terbagi dalam tiga bidang : aljabar, analisis dan geometri. Sedangkan
1
Johnson dan Rising (1972) mangatakan bahwa matematika adalah pola
berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu
adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat,
jelas dan akurat, refresentasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa
simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.
Sementara Reys dkk (1984) mengemukakan bahwa matematika
adalah telaah tentang pola berpikir, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni,
suatu bahasa dan suatu alat. Kemudian Klein (1973) manyatakan bahwa
matematika bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena
dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu
dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.
Hudoyo (1979) mengemukakan bahwa hakikat matematika berkenan
dengan ide-ide, struktur- struktur dan hubungan-hubungannya yang diatur
menurut urutan yang logis. Jadi matematika berkenaan dengan konsep-
konsep yang abstrak. Selanjutnya dikemukakan bahwa apabila matematika
dipandang sebagai struktur dari hubungan-hubungan maka simbol-simbol
formal diperlukan untuk membantu memanipulasi aturan-aturan yang
beroperasi di dalam struktur-struktur.
Menurut Soedjadi (2000) berpendapat bahwa simbol-simbol di dalam
matematika umumnya masih kosong dari arti sehingga dapat diberi arti
sesuai dengan lingkup semestanya. Agar simbol itu berarti maka kita harus
memahami ide yang terkandung di dalam simbol tersebut. Karena itu, hal
terpenting adalah bahwa ide harus dipahami sebelum ide itu sendiri
disimbolkan. Misalnya simbol (x, y) merupakan pasangan simbol “x” dan “y”
yang masih kosong dari arti. Apabila konsep tersebut dipakai dalam geometri
analitik bidang, dapat diartikan sebagai kordinat titik, contohnya A(1,2),
B(6,9), titik A (1,2) titik A terletak pada perpotongan garis X = 1 dan y = 2 titik
B(6,9) artinya titik B terletak pada perpotongan garis X = 6 dan y = 9.
Hubungan–hubungan dengan simbol-simbol dan kemudian mengaplikasikan
konsep-konsep yang dihasilkan kesituasi yang nyata.
2
Selanjutnya Soedjadi mengemukakan bahwa ada beberapa definisi
atau pengertian matematika berdasarkan sudut pandang pembuatnya, yaitu
sebagai berikut:
a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisisr
secara sistematik
b. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi
c. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan
berhubungan dengan bilangan.
d. Matematika adalah pengetahuan fakta-fakta kuantitatif dan masalah
tentang ruang dan bentuk.
e. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logic
f. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
Menurut Sumardyono (2004) secara umum definisi matematika dapat
dideskripsikan sebagai berikut, di antaranya:
1. Matematika sebagai struktur yang terorganisir. Agak berbeda dengan
ilmu pengetahuan yang lain, matematika merupakan suatu bangunan
struktur yang terorganisir. Sebagai sebuah struktur, ia terdiri atas
beberapa komponen, yang meliputi aksioma/postulat, pengertian
pangkal/primitif, dan dalil/teorema (termasuk di dalamnya lemma
(teorema pengantar/kecil) dan corolly/sifat).
2. Matematika sebagai alat (tool). Matematika juga sering dipandang
sebagai alat dalammencari solusi pelbagai masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Matematika sebagai pola pikir deduktif. Matematika merupakan
pengetahuan yang memiliki pola pikir deduktif, artinya suatu teori atau
pernyataan dalam matematika dapat diterima kebenarannya apabila
telah dibuktikan secara deduktif (umum).
4. Matematika sebagai cara bernalar (the way of thinking). Matematika
dapat pula dipandang sebagai cara bernalar, paling tidak karena
beberapa hal, seperti matematika matematika memuat cara pembuktian
yang sahih (valid), rumus-rumus atau aturan yang umum, atau sifat
penalaran matematika yang sistematis.
3
5. Matematika sebagai bahasa artifisial. Simbol merupakan ciri yang
paling menonjol dalam matematika. Bahasa matematika adalah bahasa
simbol yang bersifat artifisial, yang baru memiliki arti bila dikenakan pada
suatu konteks.
6. Matematika sebagai seni yang kreatif. Penalaran yang logis dan
efisien serta perbendaharaan ide-ide dan pola-pola yang kreatif dan
menakjubkan, maka matematika sering pula disebut sebagai seni,
khususnya merupakan seni berpikir yang kreatif.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta
operasi-operasinya, melainkan juga unsur ruang sebagai sasarannya.
Namun penunjukan kuantitas seperti itu belum memenuhi sasaran
matematika yang lain, yaitu yang ditujukan kepada hubungan pola, bentuk,
dan struktur. Sasaran atau obyek penelaahan matematika adalah fakta,
konsep, operasi, dan prinsip. Obyek penelaahan tersebut menggunakan
simbol-simbol yang kosong dalam arti, ciri ini yang memungkinkan dapat
memasuki wilayah bidang studi atau cabang lain.
Penelaahan matematika tidak sekedar kuantitas, tetapi lebih
dititikberatkan kepada hubungan pola, bentuk, struktur, fakta, operasi
dan prinsip. Sasaran kuantitas tidak banyak artinya dalam matematika.
Hal ini berarti bahwa matematika itu berkenaan dengan gagasan yang
berstruktur yang hubungan-hubungannya diatur secara logis, di mana
konsep-konsepnya abstrak dan penalarannya deduktif.
4
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
Pengertian Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti tabiat watak,
pembawaan, atau kebiasaan yang di miliki oleh individu yang relatif tetap
(Dahlan, 1994). Karakteristik adalah mengacu kepada karakter dan gaya
hidup seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga
tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah di perhatikan.(Usman,1989)
Siswa atau anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari
seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan pendidikan. Anak didik
adalah unsur penting dalam kegiatan interaksi edukatif karena sebagai pokok
persoalan dalam semua aktifitas pembelajaran (Djamarah, 2000)
Keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa
sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya sehingga
menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya (Sudirman,1990).
Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa
yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan
berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki (Uno, 2007).
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik peserta
didik mencakup keseluruhan pola tingkah laku, aspek-aspek atau
kualitas yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar dan
kemampuan berpikir sebagai hasil pembawaan dan dari lingkungan
sosialnya sehingga menentukan pola aktifitas pembelajaran.
Kalasifikasi Karakteristik Peserta Didik
Pribadi dan lingkungan : Umur, Jenis kelamin, Keadaan ekonomi orang
tua, Kemampuan pra sekolah, Lingkungan tempat tinggal
Psikis : Tingkat Kecerdasan, Perkembangan jiwa anak, Modalitas belajar,
Motivasi, Bakat dan minat.
5
Kalasifikasi Karakteristik Peserta Didik Berdasarkan Potensi
Aliran yang berkaitan dengan potensi manusia menerima pendidikan :
1. Nativisme, Arthur Schopenhour dari Jerman (1788-1860) anak yang
baru lahir membawa bakat kesanggupan dan sifat-sifat tertentu.
2. Empirisme, manusia itu dalam perkembangan pribadinya semata-mata
ditentukan oleh dunia di luar dirinya. John Locke (1632-1704) dari Inggris
dengan teorinya “Tabula Rasa”.
3. Konvergensi, William Stern (1871-1938), yang mengatakan :
“kemungkinan-kemungkinan yang dibawa lahir itu adalah petunjuk-
petunjuk nasib dengan ruangan permainan. Dalam ruangan permainan
itulah letaknya pendidikan dalam arti seluas-luasnya
Manfaat Analisis Karakteristik Peserta Didik
1. Guru dapat memperoleh tentang kemampuan awal siswa sebagai
landasan dalam memberikan materi baru dan lanjutan
2. Guru dapat mengatahui tentang luas dan jenis pengalaman belajar
siswa, hal ini berpengaruh terhadap daya serap siswa terhadap materi
baru yang akan disampaikan
3. Guru dapat mengetahui latar belakang sosial dan keluarga siswa.
Meliputi tingkat pendidikan orang tua, sosial ekonomi, emosional dan
mental sehingga guru dapat menajjikan bahan serta metode lebih serasi
dan efisien
4. Guru dapat Mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan dan
aspirasi dan kebutuhan siswa
5. Mengetahui tingkat penguasaan yang telah di peroleh siswa sebelumnya
6
BELAJAR AKTIF
Umumnya, proses pembelajaran dimaknai sebagai guru menjelaskan
materi dan siswa mendengarkan secara pasif. Akan tetapi, kenyataan
menunjukkan bahwa kualitas proses pembelajaran akan meningkat jika
siswa (peserta proses pembelajaran) diberikan kesempatan yang luas untuk
bertanya, berdiskusi, dan menggunakan secara aktif pengetahuan dan
keterampilannya. Dengan kata lain, perluasan pengakomodasian potensi
aktif siswa akan membuat materi pembelajaran dapat dipahami dan dikuasai
secara lebih baik.
Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang
memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu
sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru
dalam proses pembelajaran tersebut.
Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristik
sebagai berikut: (1) Penekanan proses pembelajaran bukan pada
penyampaian informasi oleh guru melainkan pada pengembangan
ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan
yang dibahas; (2) Siswa tidak hanya mendengarkan materi pelajaran secara
pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi; (3)
Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan
materi pelajaran; (4) Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis,
menganalisa dan melakukan evaluasi; dan (5) Umpan-balik yang lebih cepat
akan terjadi pada proses pembelajaran.
Suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya
beberapa hal. Pertama, interaksi yang berkembang selama proses
pembelajaran akan bermuara pada hal-hal yang positif dengan konsolidasi
pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama
melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat
aktif dalam proses pembelajaran dan guru harus dapat mendapatkan
penilaian untuk setiap siswa sehingga terjadi peningkatan kualitas individu.
Ketiga, proses pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan efektif
7
diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sejalan dengan kecerdasan
emosional dan sosial (EQ dan SQ). Dengan demikian kualitas pembelajaran
dapat ditingkatkan sehingga penguasaan materi juga meningkat.
Salah satu metode yang menunjang dan berakar pada kegiatan
pembelajaran aktif adalah Belajar Aktif. (Karjawati, 1995) menyatakan bahwa
Belajar Aktif adalah metode di mana guru mengajak siswa belajar di luar
kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk
mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui Belajar Aktif lingkungan
di luar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran guru disini
adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar
secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungaan. Belajar Aktif pada proses
pembelajaran menjadi sarana memupuk kreatifitas inisiatif kemandirian,
kerjasama atau gotong royong dan meningkatkan minat pada kegiatan
pembelajaran.
Apabila sebuah kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan Belajar
Aktif ingin mencapai tujuan, maka sebaiknya memperhatikan beberapa faktor
sebagai berikut:
Pertama, kebermaknaan. Pemahaman akan meningkat bila informasi
baru dengan gagasan dan pengetahuan yang telah dikuasai oleh murid.
Khususnya, istilah dan konsep sering sulit dipahami. Pemahaman tersebut
perlu digali melalui pengalaman siswa itu sendiri. Artinya, materi
pembelajaran akan terasa bermakna bagi siswa ketika siswa menemukan
korelasi langsung dengan lingkungannya.
Kedua, penguatan. terdiri atas pengulangan oleh guru dan latihan oleh
siswa. Pengulangan tersebut dan latihan dapat menanggulangi proses lupa.
Dalam Belajar Aktif, penguatan merupakan elemen yang harus diperhatikan.
Ketiga, umpan balik. Kegiatan belajar akan efektif bila siswa menerima
dengan cepat tentang hasil-hasil tugas belajar tersebut. Umpan balik
sederhana, misalnya koreksi jawaban siswa atas pertanyaan guru selama
pelajaran berlangsung, atau koreksi pekerjaan siswa.
Penerapan belajar aktif didasarkan pada 3 hal : karakteristik anak
(sifat ingin tahu dan imajinasi), hakikat belajar (proses menemukan dan
8
membangun sendiri makna/pengertian dari suatu informasi/pengalaman
berdasarkan persepsi, pikiran dan perasaaan) dan karakteristik lulusan
yang dikehendaki. Karakteristik lulusan yang dikehendaki adalah yang peka
(berpikiran tajam, kritis, tanggap terhadap pikiran dan perasaan orang
lain), mandiri (berani dan mampu bertindak tanpa selalu tergantung pada
orang lain, kreatif) dan bertanggung jawab (siap menerima akibat dari
keputusan dan tindakan yang diambil).
Suasana belajar aktif adalah suasana belajar-mengajar yang membuat
siswa dapat melakukan : pengalaman, interaksi, komunikasi dan refleksi.
Pengalaman langsung mengaktifkan lebih banyak indera daripada sekedar
mendengarkan penjelasan guru; dan kualitas belajarnya akan meningkat
dengan adanya interaksi dengan orang lain melalui diskusi, saling bertanya
dan saling menjelaskan. Pemahaman yang telah diperoleh akan semakin
mantap ketika siswa mengungkapkan pikiran dan perasaannya, baik secara
lisan maupun tertulis (komunikasi). Akhirnya ketika gagasan yang
dikemukakan mendapat tanggapan dari orang lain, siswa yang bersangkutan
akan merenungkan kembali gagasannya tadi (refleksi) yang kemudian akan
memperbaiki atau memperkuat gagasannya. Refleksi dapat dipicu melalui
interaksi dan komunikasi, antara lain berupa umpan balik dalam bentuk
pertanyaan yang menantang dari gurunya.
9
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Pada hakekatnya belajar matematika adalah berfikir dan berbuat atau
mengerjakan matematika. Di sinilah makna dari strategi pembelajaran
matematika adalah strategi pembelajaran aktif yang di tandai oleh faktor.
1. Interaksi antara seluruh komponen dalam proses belajar mengajar, di
antaranya antara dua komponen utama yaitu guru dan siswa
2. Berfungsinya secara optimal yang meliputi indra , emosi, karsa, karya,
dan nalar. Hal itu dapat berlangsung antara lain jika proses itu
melibatkan aspek visual, audio, maupun teks ( Anderson, 1981 ).
Dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran
matematika adalah pembentukan sifat yaitu pola berpikir kritis dan kreatif.
Dalam proses pembelajaran perlu memperhatikan daya imajinasi dan rasa
ingin tahu dari peserta didik. Peserta didik harus dibiasakan bertanya dan
berpendapat sehingga proses pembelajaran matematika lebih bermakna.
Dalam pemilihan strategi pembelajaran matematika, harus melibatkan
siswa aktif dalam belajar baik secara mental, fisik maupun sosial. Peserta
didik dibawa ke arah mengamati, menebak, berbuat, mencoba, maupun
menjawab pertanyaan mengapa dan kalau mungkin mendebat. Prinsip
belajar aktif inilah yang diharapkan dapat menumbuhkan sasaran
pembelajaran matematika yang kreatif dan kritis.
Penerapan strategi pembelajaran matematika harus bertumpu pada
optimalisasi interaksi semua unsur pembelajaran dan optimalisasi
keterlibatan seluruh indra siswa. Penyampaian bahan ajar perlu beragam,
tidak harus terus-menerus dilaksanakan di dalam kelas, tetapi sesekali
pelaksanaan pembelajaran matematika dapat dilakukan di luar kelas.
Demi peningkatan optimalisasi interaksi dalam pembelajaran
matematika, untuk pokok bahasan/sub pokok bahasan tertentu mungkin
dapat dengan pendekatan penemuan, pemecahan masalah atau
penyelidikan. Demikian pula dengan soal-soal untuk balikan atau tugas dapat
berupa soal yang mengarah pada jawaban lebih dari satu cara untuk
menyelesaikannya, dan memungkinkan peserta didik untuk mencoba dengan
10
berbagai cara sepanjang cara tersebut benar, atau permasalahan open-
ended.
Penekanan pembelajaran matematika tidak hanya pada melatih
keterampilan dan hafal fakta, tetapi pada pemahaman konsep. Tidak hanya
kepada “bagaimana” suatu soal harus diselesaikan, tetapi juga pada
“mengapa” soal tersebut diselesaikan dengan cara tertentu.

More Related Content

What's hot

Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoYadi Pura
 
Grup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklikGrup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklikStepanyCristy
 
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )Indra Gunawan
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linierAcika Karunila
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantineAcika Karunila
 
Aliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat MatematikaAliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat MatematikaNailul Hasibuan
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fixNia Matus
 
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatAbdul Rais P
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)Nia Matus
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 
Modul 5 residu kuadratis
Modul 5   residu kuadratisModul 5   residu kuadratis
Modul 5 residu kuadratisAcika Karunila
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianHeni Widayani
 
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan DeretBahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan DeretAmyarimbi
 
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilKelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilNailul Hasibuan
 
Modul 9 akar primitif dan aritmetika indeks
Modul 9   akar primitif dan aritmetika indeksModul 9   akar primitif dan aritmetika indeks
Modul 9 akar primitif dan aritmetika indeksAcika Karunila
 

What's hot (20)

Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
 
Grup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklikGrup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklik
 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
 
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantine
 
Aliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat MatematikaAliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat Matematika
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fix
 
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan Bulat
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Ring
RingRing
Ring
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
Modul 5 residu kuadratis
Modul 5   residu kuadratisModul 5   residu kuadratis
Modul 5 residu kuadratis
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi Pembuktian
 
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan DeretBahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
 
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilKelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
 
Modul 9 akar primitif dan aritmetika indeks
Modul 9   akar primitif dan aritmetika indeksModul 9   akar primitif dan aritmetika indeks
Modul 9 akar primitif dan aritmetika indeks
 

Similar to HakekatMatematika

Hakikat matematika
Hakikat matematikaHakikat matematika
Hakikat matematikaDedi Siswoyo
 
Tugas individu 3_filsafat
Tugas individu 3_filsafatTugas individu 3_filsafat
Tugas individu 3_filsafatulfah Nasution
 
Hakikat Matematika.pptx
Hakikat Matematika.pptxHakikat Matematika.pptx
Hakikat Matematika.pptxTsaqib2
 
Bab ii tesis pendidikan agama islam
Bab ii tesis pendidikan agama islam Bab ii tesis pendidikan agama islam
Bab ii tesis pendidikan agama islam FathurRahman189
 
1 hakikat matematika
1 hakikat matematika1 hakikat matematika
1 hakikat matematikashinzenmi
 
pengantar logika-matematika_Jilid_2
pengantar logika-matematika_Jilid_2pengantar logika-matematika_Jilid_2
pengantar logika-matematika_Jilid_2Fathur Diakfari
 
Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1
Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1
Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1Robinson Daeli
 
Filsafat matematika pengertian logisisme_formalisme_konstruktivisme
Filsafat matematika pengertian logisisme_formalisme_konstruktivismeFilsafat matematika pengertian logisisme_formalisme_konstruktivisme
Filsafat matematika pengertian logisisme_formalisme_konstruktivismetetty khairani
 
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...Muhammad Alfiansyah Alfi
 
TUJUAN-TUJUAN dan IDEOLOGI-IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA
TUJUAN-TUJUAN dan IDEOLOGI-IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKATUJUAN-TUJUAN dan IDEOLOGI-IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA
TUJUAN-TUJUAN dan IDEOLOGI-IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKANailul Hasibuan
 
Manfaat matematika dalam kehidupan sehari
Manfaat matematika dalam kehidupan sehariManfaat matematika dalam kehidupan sehari
Manfaat matematika dalam kehidupan sehariNanikHidayati3
 
Makalah dasar dasar pendidikan mipa
Makalah dasar   dasar pendidikan mipaMakalah dasar   dasar pendidikan mipa
Makalah dasar dasar pendidikan mipaFela Aziiza
 
Tabii matematik , nilai dan peranan
Tabii matematik , nilai dan perananTabii matematik , nilai dan peranan
Tabii matematik , nilai dan perananmohdsanusisidik
 
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKAPengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKARezhaMiftahulHuda
 
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Ninik Charmila
 
Ketode Memahami ilmu Logika Presentasi.ppt
Ketode Memahami ilmu Logika Presentasi.pptKetode Memahami ilmu Logika Presentasi.ppt
Ketode Memahami ilmu Logika Presentasi.pptonelmumtaz
 
Yusi Siti Latifah _Filsafat Ontologi Matematika.pptx
Yusi Siti Latifah _Filsafat Ontologi Matematika.pptxYusi Siti Latifah _Filsafat Ontologi Matematika.pptx
Yusi Siti Latifah _Filsafat Ontologi Matematika.pptxyusilatifah1
 

Similar to HakekatMatematika (20)

Hakikat matematika
Hakikat matematikaHakikat matematika
Hakikat matematika
 
Tugas individu 3_filsafat
Tugas individu 3_filsafatTugas individu 3_filsafat
Tugas individu 3_filsafat
 
Hakikat Matematika.pptx
Hakikat Matematika.pptxHakikat Matematika.pptx
Hakikat Matematika.pptx
 
Bab ii tesis pendidikan agama islam
Bab ii tesis pendidikan agama islam Bab ii tesis pendidikan agama islam
Bab ii tesis pendidikan agama islam
 
1. HAKEKAT MATEMATIKA.ppt
1. HAKEKAT MATEMATIKA.ppt1. HAKEKAT MATEMATIKA.ppt
1. HAKEKAT MATEMATIKA.ppt
 
1 hakikat matematika
1 hakikat matematika1 hakikat matematika
1 hakikat matematika
 
pengantar logika-matematika_Jilid_2
pengantar logika-matematika_Jilid_2pengantar logika-matematika_Jilid_2
pengantar logika-matematika_Jilid_2
 
Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1
Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1
Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1
 
Bab 1 (1)
Bab 1 (1)Bab 1 (1)
Bab 1 (1)
 
Hasratuddin
HasratuddinHasratuddin
Hasratuddin
 
Filsafat matematika pengertian logisisme_formalisme_konstruktivisme
Filsafat matematika pengertian logisisme_formalisme_konstruktivismeFilsafat matematika pengertian logisisme_formalisme_konstruktivisme
Filsafat matematika pengertian logisisme_formalisme_konstruktivisme
 
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
 
TUJUAN-TUJUAN dan IDEOLOGI-IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA
TUJUAN-TUJUAN dan IDEOLOGI-IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKATUJUAN-TUJUAN dan IDEOLOGI-IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA
TUJUAN-TUJUAN dan IDEOLOGI-IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA
 
Manfaat matematika dalam kehidupan sehari
Manfaat matematika dalam kehidupan sehariManfaat matematika dalam kehidupan sehari
Manfaat matematika dalam kehidupan sehari
 
Makalah dasar dasar pendidikan mipa
Makalah dasar   dasar pendidikan mipaMakalah dasar   dasar pendidikan mipa
Makalah dasar dasar pendidikan mipa
 
Tabii matematik , nilai dan peranan
Tabii matematik , nilai dan perananTabii matematik , nilai dan peranan
Tabii matematik , nilai dan peranan
 
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKAPengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
 
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
 
Ketode Memahami ilmu Logika Presentasi.ppt
Ketode Memahami ilmu Logika Presentasi.pptKetode Memahami ilmu Logika Presentasi.ppt
Ketode Memahami ilmu Logika Presentasi.ppt
 
Yusi Siti Latifah _Filsafat Ontologi Matematika.pptx
Yusi Siti Latifah _Filsafat Ontologi Matematika.pptxYusi Siti Latifah _Filsafat Ontologi Matematika.pptx
Yusi Siti Latifah _Filsafat Ontologi Matematika.pptx
 

More from Abdul Rais P

TEKNIS PENYELESAIAN SENGKETA ANTARPESERTA (PSAP) .pptx
TEKNIS PENYELESAIAN SENGKETA ANTARPESERTA (PSAP) .pptxTEKNIS PENYELESAIAN SENGKETA ANTARPESERTA (PSAP) .pptx
TEKNIS PENYELESAIAN SENGKETA ANTARPESERTA (PSAP) .pptxAbdul Rais P
 
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)Abdul Rais P
 
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKS
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKSKARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKS
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKSAbdul Rais P
 
MATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VIIMATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VIIAbdul Rais P
 
Laporan Kegiatan Magang 1
Laporan Kegiatan Magang 1Laporan Kegiatan Magang 1
Laporan Kegiatan Magang 1Abdul Rais P
 
Teori Belajar Robert M. GAgne
Teori Belajar Robert M. GAgneTeori Belajar Robert M. GAgne
Teori Belajar Robert M. GAgneAbdul Rais P
 
Sejarah Muhammadiyah
Sejarah MuhammadiyahSejarah Muhammadiyah
Sejarah MuhammadiyahAbdul Rais P
 

More from Abdul Rais P (9)

TEKNIS PENYELESAIAN SENGKETA ANTARPESERTA (PSAP) .pptx
TEKNIS PENYELESAIAN SENGKETA ANTARPESERTA (PSAP) .pptxTEKNIS PENYELESAIAN SENGKETA ANTARPESERTA (PSAP) .pptx
TEKNIS PENYELESAIAN SENGKETA ANTARPESERTA (PSAP) .pptx
 
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
 
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKS
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKSKARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKS
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKS
 
MATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VIIMATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VII
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadi
 
Laporan Kegiatan Magang 1
Laporan Kegiatan Magang 1Laporan Kegiatan Magang 1
Laporan Kegiatan Magang 1
 
Teori Belajar Robert M. GAgne
Teori Belajar Robert M. GAgneTeori Belajar Robert M. GAgne
Teori Belajar Robert M. GAgne
 
Teo
TeoTeo
Teo
 
Sejarah Muhammadiyah
Sejarah MuhammadiyahSejarah Muhammadiyah
Sejarah Muhammadiyah
 

Recently uploaded

SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 

Recently uploaded (20)

SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 

HakekatMatematika

  • 1. HAKEKAT MATEMATIKA Oleh: M. Jainuri, M.Pd Untuk memahami hakekat matematika, kita dapat memperhatikan pengertian istilah matematika. Untuk menjawab pertanyaan : “Apakah matematika itu ?” tidak dapat dengan mudah dijawab dengan satu atau dua kalimat begitu saja. Berbagai pendapat muncul tentang pengertian matematika, dipandang dari pengetahuan dan pengalaman masing-masing yang berbeda. Pendefinisian matematika sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat, namun demikian dapat dikenal melalui karakteristiknya. Sedangkan karakteristik matematika dapat dipahami melalui hakekat matematika. Berdasarkan etimologinya perkataan “matematika” berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Hal ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran) sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau eksperimen di samping penalaran. Pada tahap awal terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris, karena matematika sebagai aktifitas manusia kemudian pengalaman itu diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis dan sintesis dengan penalaran dalam struktur kognitif sehingga sampai pada suatu kesimpulan berupa konsep-konsep matematika. Agar konsep-konsep matematika tersebut dapat dipahami oleh orang lain dan dengan mudah dapat dimanipulasi dengan tepat, maka digunakan notasi dan istilah yang cermat dan disepakati bersama secara global (universal) yang dikenal dengan bahasa matematika. James dan James (1976) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah banyak yang terbagi dalam tiga bidang : aljabar, analisis dan geometri. Sedangkan
  • 2. 1 Johnson dan Rising (1972) mangatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, refresentasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Sementara Reys dkk (1984) mengemukakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola berpikir, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. Kemudian Klein (1973) manyatakan bahwa matematika bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam. Hudoyo (1979) mengemukakan bahwa hakikat matematika berkenan dengan ide-ide, struktur- struktur dan hubungan-hubungannya yang diatur menurut urutan yang logis. Jadi matematika berkenaan dengan konsep- konsep yang abstrak. Selanjutnya dikemukakan bahwa apabila matematika dipandang sebagai struktur dari hubungan-hubungan maka simbol-simbol formal diperlukan untuk membantu memanipulasi aturan-aturan yang beroperasi di dalam struktur-struktur. Menurut Soedjadi (2000) berpendapat bahwa simbol-simbol di dalam matematika umumnya masih kosong dari arti sehingga dapat diberi arti sesuai dengan lingkup semestanya. Agar simbol itu berarti maka kita harus memahami ide yang terkandung di dalam simbol tersebut. Karena itu, hal terpenting adalah bahwa ide harus dipahami sebelum ide itu sendiri disimbolkan. Misalnya simbol (x, y) merupakan pasangan simbol “x” dan “y” yang masih kosong dari arti. Apabila konsep tersebut dipakai dalam geometri analitik bidang, dapat diartikan sebagai kordinat titik, contohnya A(1,2), B(6,9), titik A (1,2) titik A terletak pada perpotongan garis X = 1 dan y = 2 titik B(6,9) artinya titik B terletak pada perpotongan garis X = 6 dan y = 9. Hubungan–hubungan dengan simbol-simbol dan kemudian mengaplikasikan konsep-konsep yang dihasilkan kesituasi yang nyata.
  • 3. 2 Selanjutnya Soedjadi mengemukakan bahwa ada beberapa definisi atau pengertian matematika berdasarkan sudut pandang pembuatnya, yaitu sebagai berikut: a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisisr secara sistematik b. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi c. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. d. Matematika adalah pengetahuan fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk. e. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logic f. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat. Menurut Sumardyono (2004) secara umum definisi matematika dapat dideskripsikan sebagai berikut, di antaranya: 1. Matematika sebagai struktur yang terorganisir. Agak berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lain, matematika merupakan suatu bangunan struktur yang terorganisir. Sebagai sebuah struktur, ia terdiri atas beberapa komponen, yang meliputi aksioma/postulat, pengertian pangkal/primitif, dan dalil/teorema (termasuk di dalamnya lemma (teorema pengantar/kecil) dan corolly/sifat). 2. Matematika sebagai alat (tool). Matematika juga sering dipandang sebagai alat dalammencari solusi pelbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari. 3. Matematika sebagai pola pikir deduktif. Matematika merupakan pengetahuan yang memiliki pola pikir deduktif, artinya suatu teori atau pernyataan dalam matematika dapat diterima kebenarannya apabila telah dibuktikan secara deduktif (umum). 4. Matematika sebagai cara bernalar (the way of thinking). Matematika dapat pula dipandang sebagai cara bernalar, paling tidak karena beberapa hal, seperti matematika matematika memuat cara pembuktian yang sahih (valid), rumus-rumus atau aturan yang umum, atau sifat penalaran matematika yang sistematis.
  • 4. 3 5. Matematika sebagai bahasa artifisial. Simbol merupakan ciri yang paling menonjol dalam matematika. Bahasa matematika adalah bahasa simbol yang bersifat artifisial, yang baru memiliki arti bila dikenakan pada suatu konteks. 6. Matematika sebagai seni yang kreatif. Penalaran yang logis dan efisien serta perbendaharaan ide-ide dan pola-pola yang kreatif dan menakjubkan, maka matematika sering pula disebut sebagai seni, khususnya merupakan seni berpikir yang kreatif. Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan juga unsur ruang sebagai sasarannya. Namun penunjukan kuantitas seperti itu belum memenuhi sasaran matematika yang lain, yaitu yang ditujukan kepada hubungan pola, bentuk, dan struktur. Sasaran atau obyek penelaahan matematika adalah fakta, konsep, operasi, dan prinsip. Obyek penelaahan tersebut menggunakan simbol-simbol yang kosong dalam arti, ciri ini yang memungkinkan dapat memasuki wilayah bidang studi atau cabang lain. Penelaahan matematika tidak sekedar kuantitas, tetapi lebih dititikberatkan kepada hubungan pola, bentuk, struktur, fakta, operasi dan prinsip. Sasaran kuantitas tidak banyak artinya dalam matematika. Hal ini berarti bahwa matematika itu berkenaan dengan gagasan yang berstruktur yang hubungan-hubungannya diatur secara logis, di mana konsep-konsepnya abstrak dan penalarannya deduktif.
  • 5. 4 KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Pengertian Karakteristik Peserta Didik Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti tabiat watak, pembawaan, atau kebiasaan yang di miliki oleh individu yang relatif tetap (Dahlan, 1994). Karakteristik adalah mengacu kepada karakter dan gaya hidup seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah di perhatikan.(Usman,1989) Siswa atau anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan pendidikan. Anak didik adalah unsur penting dalam kegiatan interaksi edukatif karena sebagai pokok persoalan dalam semua aktifitas pembelajaran (Djamarah, 2000) Keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya (Sudirman,1990). Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki (Uno, 2007). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik peserta didik mencakup keseluruhan pola tingkah laku, aspek-aspek atau kualitas yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar dan kemampuan berpikir sebagai hasil pembawaan dan dari lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktifitas pembelajaran. Kalasifikasi Karakteristik Peserta Didik Pribadi dan lingkungan : Umur, Jenis kelamin, Keadaan ekonomi orang tua, Kemampuan pra sekolah, Lingkungan tempat tinggal Psikis : Tingkat Kecerdasan, Perkembangan jiwa anak, Modalitas belajar, Motivasi, Bakat dan minat.
  • 6. 5 Kalasifikasi Karakteristik Peserta Didik Berdasarkan Potensi Aliran yang berkaitan dengan potensi manusia menerima pendidikan : 1. Nativisme, Arthur Schopenhour dari Jerman (1788-1860) anak yang baru lahir membawa bakat kesanggupan dan sifat-sifat tertentu. 2. Empirisme, manusia itu dalam perkembangan pribadinya semata-mata ditentukan oleh dunia di luar dirinya. John Locke (1632-1704) dari Inggris dengan teorinya “Tabula Rasa”. 3. Konvergensi, William Stern (1871-1938), yang mengatakan : “kemungkinan-kemungkinan yang dibawa lahir itu adalah petunjuk- petunjuk nasib dengan ruangan permainan. Dalam ruangan permainan itulah letaknya pendidikan dalam arti seluas-luasnya Manfaat Analisis Karakteristik Peserta Didik 1. Guru dapat memperoleh tentang kemampuan awal siswa sebagai landasan dalam memberikan materi baru dan lanjutan 2. Guru dapat mengatahui tentang luas dan jenis pengalaman belajar siswa, hal ini berpengaruh terhadap daya serap siswa terhadap materi baru yang akan disampaikan 3. Guru dapat mengetahui latar belakang sosial dan keluarga siswa. Meliputi tingkat pendidikan orang tua, sosial ekonomi, emosional dan mental sehingga guru dapat menajjikan bahan serta metode lebih serasi dan efisien 4. Guru dapat Mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan dan aspirasi dan kebutuhan siswa 5. Mengetahui tingkat penguasaan yang telah di peroleh siswa sebelumnya
  • 7. 6 BELAJAR AKTIF Umumnya, proses pembelajaran dimaknai sebagai guru menjelaskan materi dan siswa mendengarkan secara pasif. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa kualitas proses pembelajaran akan meningkat jika siswa (peserta proses pembelajaran) diberikan kesempatan yang luas untuk bertanya, berdiskusi, dan menggunakan secara aktif pengetahuan dan keterampilannya. Dengan kata lain, perluasan pengakomodasian potensi aktif siswa akan membuat materi pembelajaran dapat dipahami dan dikuasai secara lebih baik. Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru dalam proses pembelajaran tersebut. Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh guru melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas; (2) Siswa tidak hanya mendengarkan materi pelajaran secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi; (3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran; (4) Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi; dan (5) Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama, interaksi yang berkembang selama proses pembelajaran akan bermuara pada hal-hal yang positif dengan konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan guru harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap siswa sehingga terjadi peningkatan kualitas individu. Ketiga, proses pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan efektif
  • 8. 7 diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sejalan dengan kecerdasan emosional dan sosial (EQ dan SQ). Dengan demikian kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan sehingga penguasaan materi juga meningkat. Salah satu metode yang menunjang dan berakar pada kegiatan pembelajaran aktif adalah Belajar Aktif. (Karjawati, 1995) menyatakan bahwa Belajar Aktif adalah metode di mana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui Belajar Aktif lingkungan di luar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran guru disini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungaan. Belajar Aktif pada proses pembelajaran menjadi sarana memupuk kreatifitas inisiatif kemandirian, kerjasama atau gotong royong dan meningkatkan minat pada kegiatan pembelajaran. Apabila sebuah kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan Belajar Aktif ingin mencapai tujuan, maka sebaiknya memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut: Pertama, kebermaknaan. Pemahaman akan meningkat bila informasi baru dengan gagasan dan pengetahuan yang telah dikuasai oleh murid. Khususnya, istilah dan konsep sering sulit dipahami. Pemahaman tersebut perlu digali melalui pengalaman siswa itu sendiri. Artinya, materi pembelajaran akan terasa bermakna bagi siswa ketika siswa menemukan korelasi langsung dengan lingkungannya. Kedua, penguatan. terdiri atas pengulangan oleh guru dan latihan oleh siswa. Pengulangan tersebut dan latihan dapat menanggulangi proses lupa. Dalam Belajar Aktif, penguatan merupakan elemen yang harus diperhatikan. Ketiga, umpan balik. Kegiatan belajar akan efektif bila siswa menerima dengan cepat tentang hasil-hasil tugas belajar tersebut. Umpan balik sederhana, misalnya koreksi jawaban siswa atas pertanyaan guru selama pelajaran berlangsung, atau koreksi pekerjaan siswa. Penerapan belajar aktif didasarkan pada 3 hal : karakteristik anak (sifat ingin tahu dan imajinasi), hakikat belajar (proses menemukan dan
  • 9. 8 membangun sendiri makna/pengertian dari suatu informasi/pengalaman berdasarkan persepsi, pikiran dan perasaaan) dan karakteristik lulusan yang dikehendaki. Karakteristik lulusan yang dikehendaki adalah yang peka (berpikiran tajam, kritis, tanggap terhadap pikiran dan perasaan orang lain), mandiri (berani dan mampu bertindak tanpa selalu tergantung pada orang lain, kreatif) dan bertanggung jawab (siap menerima akibat dari keputusan dan tindakan yang diambil). Suasana belajar aktif adalah suasana belajar-mengajar yang membuat siswa dapat melakukan : pengalaman, interaksi, komunikasi dan refleksi. Pengalaman langsung mengaktifkan lebih banyak indera daripada sekedar mendengarkan penjelasan guru; dan kualitas belajarnya akan meningkat dengan adanya interaksi dengan orang lain melalui diskusi, saling bertanya dan saling menjelaskan. Pemahaman yang telah diperoleh akan semakin mantap ketika siswa mengungkapkan pikiran dan perasaannya, baik secara lisan maupun tertulis (komunikasi). Akhirnya ketika gagasan yang dikemukakan mendapat tanggapan dari orang lain, siswa yang bersangkutan akan merenungkan kembali gagasannya tadi (refleksi) yang kemudian akan memperbaiki atau memperkuat gagasannya. Refleksi dapat dipicu melalui interaksi dan komunikasi, antara lain berupa umpan balik dalam bentuk pertanyaan yang menantang dari gurunya.
  • 10. 9 STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA Pada hakekatnya belajar matematika adalah berfikir dan berbuat atau mengerjakan matematika. Di sinilah makna dari strategi pembelajaran matematika adalah strategi pembelajaran aktif yang di tandai oleh faktor. 1. Interaksi antara seluruh komponen dalam proses belajar mengajar, di antaranya antara dua komponen utama yaitu guru dan siswa 2. Berfungsinya secara optimal yang meliputi indra , emosi, karsa, karya, dan nalar. Hal itu dapat berlangsung antara lain jika proses itu melibatkan aspek visual, audio, maupun teks ( Anderson, 1981 ). Dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran matematika adalah pembentukan sifat yaitu pola berpikir kritis dan kreatif. Dalam proses pembelajaran perlu memperhatikan daya imajinasi dan rasa ingin tahu dari peserta didik. Peserta didik harus dibiasakan bertanya dan berpendapat sehingga proses pembelajaran matematika lebih bermakna. Dalam pemilihan strategi pembelajaran matematika, harus melibatkan siswa aktif dalam belajar baik secara mental, fisik maupun sosial. Peserta didik dibawa ke arah mengamati, menebak, berbuat, mencoba, maupun menjawab pertanyaan mengapa dan kalau mungkin mendebat. Prinsip belajar aktif inilah yang diharapkan dapat menumbuhkan sasaran pembelajaran matematika yang kreatif dan kritis. Penerapan strategi pembelajaran matematika harus bertumpu pada optimalisasi interaksi semua unsur pembelajaran dan optimalisasi keterlibatan seluruh indra siswa. Penyampaian bahan ajar perlu beragam, tidak harus terus-menerus dilaksanakan di dalam kelas, tetapi sesekali pelaksanaan pembelajaran matematika dapat dilakukan di luar kelas. Demi peningkatan optimalisasi interaksi dalam pembelajaran matematika, untuk pokok bahasan/sub pokok bahasan tertentu mungkin dapat dengan pendekatan penemuan, pemecahan masalah atau penyelidikan. Demikian pula dengan soal-soal untuk balikan atau tugas dapat berupa soal yang mengarah pada jawaban lebih dari satu cara untuk menyelesaikannya, dan memungkinkan peserta didik untuk mencoba dengan
  • 11. 10 berbagai cara sepanjang cara tersebut benar, atau permasalahan open- ended. Penekanan pembelajaran matematika tidak hanya pada melatih keterampilan dan hafal fakta, tetapi pada pemahaman konsep. Tidak hanya kepada “bagaimana” suatu soal harus diselesaikan, tetapi juga pada “mengapa” soal tersebut diselesaikan dengan cara tertentu.