SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
RESUME MASAIL FIQHIYAH
PERNIKAHAN MELALUI TEKNOLOGI
Resume Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Masail Fiqhiyah
Dosen Pengampu : Dr. Isnawati Rais, M.A
Disusun Oleh :
Ahmad Zulfi Aufar 11150440000003
Hukum Keluarga 5B
FAKULTAS SYARIAH dan HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
A. Pengertian Pernikahan Melalui Teknologi
Secara etimologi, arti kata nikah berarti “bergabung”, arti “hubungan
kelamin”, dan juga berarti “akad”. Adanya kemungkinan ketiga arti ini karena kata
nikah yang terdapat dalam AlQur’an memang mengindikasikan adanya arti-arti
tersebut.1
Golongan ulama Syafi’iyyah berpendapat bahwa kata nikah itu berarti akad
dalam arti yang sebenarnya (hakiki). Dalam arti yang tidak sebenarnya (majazi)
kata nikah berarti hubungan kelamin. Sedangkan ulama Hanafiyyah berpendapat
bahwa kata nikah itu mengandung arti secara haqiqi untuk hubungan kelamin.
Sedangkan mengandung makna akad jika dilihat dari pemahaman arti secara
majazi.2
Karena kedua pendapat diatas menerangkan bahwa nikah adalah akad baik
secara haqiqi maupun majazi, maka pernikahan melalui teknologi adalah
pernikahan yang akadnya menggunakan teknologi baik telepon atau semacamnya
dengan jarak yang jauh dan tidak satu majelis antara mempelai lakilaki dengan
mempelai wanita.
B. Persyaratan Bersatu Majelis Dalam Aqad
Menurut pasal 14 Kompilasi Hukum Islam (KHI), rukun perkawinan terdiri
atas calon mempelai laki-laki, calon mempelai perempuan, wali nikah, dua orang
saksi lelaki, dan ijab kabul. Jika kelima unsur atau rukun perkawinan tersebut
terpenuhi, maka perkawinan adalah sah. Akan tetapi sebaliknya, jika salah satu atau
beberapa unsur atau rukun dari kelima unsur atau rukun perkawinan tidak
terpenuhi, maka perkawinan dinyatakan tidak sah.3
1
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm.
36.
2
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, hlm. 37.
3
Neng Djubaedah, Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2010), 107.
3
Dari kelima unsur atau rukun perkawinan tersebut yang paling penting ialah
Ijab kabul antara yang mengadakan dengan yang menerima akad. Pelaksanaan ijab
kabul dalam akad nikah, dalam pasal pasal 27 Kompilasi Hukum Islam (KHI)
menentukan bahwa pelaksanaan ijab dan kabul antara wali (dari pihak calon
mempelai perempuan) dengan calon mempelai laki-laki harus jelas beruntun dan
tidak berselang waktu. Akad nikah (dalam hal ijab) dilaksanakan sendiri secara
pribadi oleh wali nikah. Pelaksanaan ucapan ijab kabul yang semestinya dilakukan
oleh wali nikah dapat diwakilkan kepada orang lain yang memenuhi syarat (Pasal
28 KHI). Sementara kabul diucapkan oleh calon mempelai laki-laki secara pribadi.
Akan tetapi dalam kondisi tertentu, ucapan kabul nikah dapat diwakilkan kepada
lelaki lain, dengan ketentuan bahwa calon mempelai lelaki yang bersangkutan
memberi kuasa yang tegas secara tertulis bahwa penerimaan wakil atas akad nikah
(kabul) itu adalah untuk mempelai lelaki. Hal ini sesuai dengan pasal 29 KHI.4
Oleh karena demikian penting arti ijab dan kabul bagi keabsahan akad
nikah, maka banyak persyaratan secara ketat yang harus dipenuhi untuk
keabsahannya. Di antaranya adalah ittihadul-majlis (bersatu majelis) dalam
melakukan akad.5
Pertama, yang dimaksud dengan ittihad al- majelis adalah bahwa ijab dan
kabul harus dilakukan dalam jarak waktu yang terdapat dalam satu upacara akad
nikah, bukan dilakukan dalam dua jarak waktu secara terpisah. Dengan demikian
adanya persyaratan bersatu majlis adalah menyangkut keharusan kesinambungan
waktu antara ijab dan kabul, bukan menyangkut kesatuan tempat. Said sabiq dalam
kitabnya fiqh al-sunnah dalam menjelaskan arti bersatu majelis bagi ijab qobul,
menekankan kepada pengertian tidak boleh terputusnya antara ijab dan qobul. Satu
contoh di kemukakan oleh al-jaziri pengertian bersatu majelis dalam mazhab
Hanafi adalah seorang lelaki berkirim surat kepada perempuan yang
dikehendakinya, setelah surat itu sampai, surat itu di bacakan didepan wali wanita
4
Neng Djubaedah, Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat, 116.
5
Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, (Jakarta:
Kencana, 2010), hlm. 3.
4
dan para saksi, setelah surat tersebut di bacakan wali perempuan langsung
mengucapkan penerimaannya(kabulnya). Praktik akad nikah tersebut oleh kalangan
Hanafiyah di anggap sah. Dengan alasan bahwa pembacaan ijab yang terdapat
dalam surat calon suami dan pengucapan qobul dari pihak wali wanita, sama-sama
di dengar oleh dua orang saksi dalam majelis yang sama, bukan dalam dua upacara
berturut-turut secara terpisah dan segi waktunya.6
Kedua, ialah pendapat yang mengatakan bahwa bersatu majelis disyaratkan,
bukan saja untuk menjamin kesinambungan antara ijab dan kabul, tetapi sangat erat
hubungannya dengan tugas dua orang saksi yang menurut pendapat ini, harus dapat
melihat dengan mata kepalanya bahwa ijab dan kabul itu betul-betul diucapkan oleh
kedua orang yang melakukan akad. Seperti diketahui bahwa diantara syarat syah
suatu akad nikah, dihadiri oleh dua orang saksi. Tugas dua orang saksi itu, seperti
disepakati para ulama, terutama untuk memastikan secara yakin keabsahan ijab dan
kabul, baik dari segi redaksinya, maupun dari segi kepastiann bahwa ijab dan kabul
itu adalah diucapkan oleh kedua belah pihak.
Dimaklumi bahwa keabsahan suatu redaksi dapat dipastikan dengan cara
mendengarkannya. Akan tetapi bahwa redaksi itu benar-benar asli diucapkan oleh
kedua orang yang sedang berakad, kepastiannya hanya dapat dijamin dengan jalan
melihat para pihak yang mengucapkan itu dengan mata kepala. Pendapat ini lah
yang dipegangi dikalangan ulama-ulama mujtahid, terutama kalangan syafi’iyah.7
Oleh karena kesaksian harus didasarkan atas pendengaran dan pengelihatan,
menurut pandangan ijab dan kabul melalui surat tanpa mewakilkan, tidak sah. Oleh
karena itu pula mengapa Imam Nawawi dalam kitabnya al-Majmu’ menjelaskan,
apabila salah seorang dari dua pihak yang melakukan akad nikah mengucapkan
ijabnya dengan jaln berteriak dari tempat yang tidak dapat dilihat, dan teriakan itu
didengar oleh pihak lain, dan pihak yang terahir ini langsung mengucapkan
kabulnya, akad nikah seperti ini tidak sah.
6
Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, hlm. 3-5.
7
Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, hlm. 6-7.
5
Dari pemahaman diatas secara tegas dapat diketahui bahwa, adanya persyaratan
satu majelis, bukan hanya untuk menjaga kesinambungan waktu, tetapi juga
mengandung persyaratan lain, yaitu al-mu’ayanah, yaitu kedua belah pihak sama-
sama hadir dalam satu tempat, karena dengan itu persyaratan dapat melihat secara
nyata pengucapan ijab dan kabul dapat diwujudkan.8
C. Analisis Terhadap Hukum Pernikahan Melalui Telepon
Keputusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan no. No. 1751/P/1989 bila di
cocokkan dengan tafsiran pendapat pertama maka telah absah. Dalam perkara ini,
para saksi formal yang ada di Indonesia dapat memastikanterjadinya akad nikah
dengan cara melihat wali calon istri mengucapkanijabnya. Begitu pula para saksi
nonformal di Amerika yang memastikanterjadinya akad nikah dengan melihat calon
suami mengucapkan kabulnyasecara langsung. Dengan demikian, persyaratan
kesinambungan waktu dan persyaratan para saksi harus secara yakin dan melihat
pelaku akad telahterpenuhi. Walaupun terdapat dua kelompok saksi di tempat yang
berbeda.Adanya kekhawatiran pemalsuan suara sudah menjadi tidak berarti, ketika
para saksi formal yang ada di Indonesia dan para saksi non formal yang diamerika
sama-sama dapat dihadirkan oleh pengadilan agama jakarta selatan,dan serentak
memastikan terjadinya ijab dan kabul antara kedua belah pihak,dan kedua belah
pihak pun tidak mengingkari kesaksian tersebut.9
Bila dilihat dari pandangan pendapat kedua, maka jelas praktik akad
nikahmelalui telepon itu tidak sah. Berikut perbandingan antara praktik akad
nikahmelalui telepon dengan pokok-pokok pedoman kalangan syafi'iyah sebagai
berikut:
POKOK-POKOK PEDOMAN
KALANGAN SYAFI'IYAH
PRAKTIK AKAD NIKAH YANG
TERJADI
Para saksi harus dapat melihat
pelakuakad nikah, (al-mu'ayanah)
Para saksi di Indonesia hanya
mendengar suara calon suami di
8
Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, hlm. 7-8.
9
Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, hlm. 8-9.
6
dalam arti berhadap-hadapan secara
fisik.
Amerika tanpa dapat melihatnya,
begitu juga sebaliknya.
Persyaratan bersatu majelis harus
dengan cara bersatu tempat untuk
mencapai al-mu'ayanah
Syarat al-mu'ayanah tidak tercapai
kecuali menggabungkan kesaksian dua
kelompok saksi Indonesia-Amerika
Masalah akad nikah berunsur ta'abbud,
karena itu harus sesuai dengan contoh
Nabi Saw
Praktik penyaksian akad dengan dua
kelompok saksi yang berbeda tidak
pernah terjadi pada zaman Nabi Saw
Bila mengikuti pendapat Syafi'iyah, maka bila ada peristiwa akad nikah
jarak jauh di kemudian hari, dapat para pihak dapat didengar suaranya
sekaligusgambarnya, tentu tetap dinyatakan tidak sah. Sebab syarat al-mu'ayanah
atau berhadap-hadapan secara fisik tidak terpenuhi. Karena pada permisalan
iniyang dilihat hanyalah gambarnya, bukan fisik jasmani.10
Untuk menghasilkan analisis kritis tentang hukum akad nikah melalui
telepon, Satria Effendi M. Zein mendasarkan pendapatnya pada satu hadits riwayat
muslim yakni: Rasulullah bersabda: “Takutlah kalian kepada Allah dalam hal
wanita. Mereka (perempuan) di tangan kalian sebagai amanah dari Allah, dan
dihalalkan bagi kalian dengan kalimat Allah”.
Beliau juga dua hadits riwayat Abu Daud tentang tawkil. Yang pertama dari
Uqbah bin Amir yakni: “Bahwa Rasulullah pernah berkata kepada seorang lelaki,
“Apakah engkau rela untuk saya kawinkan dengan perempuan fulanah?” Lelaki itu
menjawab, “Bersedia”. Kemudian Rasulullah berkata pula kepada perempuan yang
dimaksudkan, “Apakah kamu bersedia untuk saya kawinkandengan lelaki fulan?
Perempuan itu menjawab, “Bersedia”. Kemudian Rasulullah menikahkan
keduanya” (HR. Abu Daud No. 2117).11
10
Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, hlm. 8-9.
11
Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, hlm. 10-11.
7
DAFTAR PUSTAKA
Djubaedah, Neng. 2010. Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat.
Jakarta: Sinar Grafika.
Syarifuddin, Amir. 2014. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana
Zein, Satria Effendi M. 2010. Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer.
Jakarta: Kencana.

More Related Content

What's hot

Makalah Agama tentang Nikah-Siri
Makalah Agama tentang Nikah-SiriMakalah Agama tentang Nikah-Siri
Makalah Agama tentang Nikah-Siri
Ir. Zakaria, M.M
 
Hukum wadh'i bentuk pdf
Hukum wadh'i bentuk pdfHukum wadh'i bentuk pdf
Hukum wadh'i bentuk pdf
Mahyul Ikmal
 
Pernikahan Siri dan Mut'ah
Pernikahan Siri dan Mut'ahPernikahan Siri dan Mut'ah
Pernikahan Siri dan Mut'ah
Ali Murfhy
 

What's hot (20)

Makalah Agama tentang Nikah-Siri
Makalah Agama tentang Nikah-SiriMakalah Agama tentang Nikah-Siri
Makalah Agama tentang Nikah-Siri
 
A
AA
A
 
PERNIKAHAN BERWALIKAN HAKIM Analisis Fikih Munakakhat dan Kompilasi Hukum Islam
PERNIKAHAN BERWALIKAN HAKIM Analisis Fikih Munakakhat dan Kompilasi Hukum IslamPERNIKAHAN BERWALIKAN HAKIM Analisis Fikih Munakakhat dan Kompilasi Hukum Islam
PERNIKAHAN BERWALIKAN HAKIM Analisis Fikih Munakakhat dan Kompilasi Hukum Islam
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
114882177 makalah-agama-nikah-siri
114882177 makalah-agama-nikah-siri114882177 makalah-agama-nikah-siri
114882177 makalah-agama-nikah-siri
 
Fikih - Peradilan Islam
Fikih - Peradilan IslamFikih - Peradilan Islam
Fikih - Peradilan Islam
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6
 
Indahnya membangun mahligai rumah tangga
Indahnya membangun mahligai rumah tanggaIndahnya membangun mahligai rumah tangga
Indahnya membangun mahligai rumah tangga
 
Makalah Mengenai Mahligai Rumah Tangga
Makalah Mengenai Mahligai Rumah TanggaMakalah Mengenai Mahligai Rumah Tangga
Makalah Mengenai Mahligai Rumah Tangga
 
Hukum wadh'i bentuk pdf
Hukum wadh'i bentuk pdfHukum wadh'i bentuk pdf
Hukum wadh'i bentuk pdf
 
Nikah siri
Nikah siriNikah siri
Nikah siri
 
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, maharKonsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
Makalah talak
Makalah talakMakalah talak
Makalah talak
 
Fiqih - perceraian
Fiqih - perceraianFiqih - perceraian
Fiqih - perceraian
 
Makalah fiqih talak
Makalah fiqih talakMakalah fiqih talak
Makalah fiqih talak
 
Pernikahan Siri dan Mut'ah
Pernikahan Siri dan Mut'ahPernikahan Siri dan Mut'ah
Pernikahan Siri dan Mut'ah
 
Indahnya membangun mahligahi rumah tangga
Indahnya membangun mahligahi rumah tanggaIndahnya membangun mahligahi rumah tangga
Indahnya membangun mahligahi rumah tangga
 
Makalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryMakalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usry
 
Rukun dan Syarat Nikah
Rukun dan Syarat NikahRukun dan Syarat Nikah
Rukun dan Syarat Nikah
 

Similar to Nikah Melalui Teknologi Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah

Presentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan MutahPresentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan Mutah
Marhamah Saleh
 
Nikah Siri dan Mut'ah
Nikah Siri dan Mut'ahNikah Siri dan Mut'ah
Nikah Siri dan Mut'ah
Ali Murfi
 
219813340-perkawinan-melalui-telepon-menurut-kajian-hukum-islam.docx
219813340-perkawinan-melalui-telepon-menurut-kajian-hukum-islam.docx219813340-perkawinan-melalui-telepon-menurut-kajian-hukum-islam.docx
219813340-perkawinan-melalui-telepon-menurut-kajian-hukum-islam.docx
ssuser34c8fe
 
Hukum Perdata : Kawin Kontrak
Hukum Perdata : Kawin KontrakHukum Perdata : Kawin Kontrak
Hukum Perdata : Kawin Kontrak
Rizki Amalia
 
Kawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih Islam
Kawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih IslamKawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih Islam
Kawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih Islam
Rendra Fahrurrozie
 
Munakahat Dalam Islam (Slide)
Munakahat Dalam Islam (Slide)Munakahat Dalam Islam (Slide)
Munakahat Dalam Islam (Slide)
uliecha
 

Similar to Nikah Melalui Teknologi Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah (20)

Kawin kontrak ppt
Kawin kontrak pptKawin kontrak ppt
Kawin kontrak ppt
 
Bab 3 akad nikah via teleconference
Bab 3 akad nikah via teleconferenceBab 3 akad nikah via teleconference
Bab 3 akad nikah via teleconference
 
Presentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan MutahPresentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan Mutah
 
Nikah Siri dan Mut'ah
Nikah Siri dan Mut'ahNikah Siri dan Mut'ah
Nikah Siri dan Mut'ah
 
Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...
Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...
Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...
 
Makalah talak
Makalah talakMakalah talak
Makalah talak
 
Modul 9 kb 2
Modul 9 kb 2Modul 9 kb 2
Modul 9 kb 2
 
makalah khitbah.docx
makalah khitbah.docxmakalah khitbah.docx
makalah khitbah.docx
 
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3NPROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
 
Hukum nikah online
 Hukum nikah online Hukum nikah online
Hukum nikah online
 
PPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptx
PPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptxPPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptx
PPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptx
 
219813340-perkawinan-melalui-telepon-menurut-kajian-hukum-islam.docx
219813340-perkawinan-melalui-telepon-menurut-kajian-hukum-islam.docx219813340-perkawinan-melalui-telepon-menurut-kajian-hukum-islam.docx
219813340-perkawinan-melalui-telepon-menurut-kajian-hukum-islam.docx
 
Hukum perkawinan dikonversi
Hukum perkawinan dikonversiHukum perkawinan dikonversi
Hukum perkawinan dikonversi
 
Hukum Perdata : Kawin Kontrak
Hukum Perdata : Kawin KontrakHukum Perdata : Kawin Kontrak
Hukum Perdata : Kawin Kontrak
 
ISBAT NIKAH
ISBAT NIKAHISBAT NIKAH
ISBAT NIKAH
 
Kawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih Islam
Kawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih IslamKawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih Islam
Kawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih Islam
 
Munakahat Dalam Islam (Slide)
Munakahat Dalam Islam (Slide)Munakahat Dalam Islam (Slide)
Munakahat Dalam Islam (Slide)
 
Siiap
SiiapSiiap
Siiap
 
Akibat hukum kawin tidak tercatat
Akibat hukum kawin tidak tercatatAkibat hukum kawin tidak tercatat
Akibat hukum kawin tidak tercatat
 
Poligami dan Poliandri Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Poligami dan Poliandri Dalam Perspektif Masail FiqhiyahPoligami dan Poliandri Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Poligami dan Poliandri Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
 

More from AZA Zulfi

More from AZA Zulfi (20)

Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita Karir
Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita KarirIddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita Karir
Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita Karir
 
Hukum Bank Asi dan Bank Sperma
Hukum Bank Asi dan Bank SpermaHukum Bank Asi dan Bank Sperma
Hukum Bank Asi dan Bank Sperma
 
Hukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
Hukum KB, Sterilisasi dan AborsiHukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
Hukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
 
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena BerzinaHukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
 
Nikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin Gantung
Nikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin GantungNikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin Gantung
Nikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin Gantung
 
Nikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyah
Nikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyahNikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyah
Nikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyah
 
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail FiqhiyahPernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
 
Presentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan Kloning
Presentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan KloningPresentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan Kloning
Presentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan Kloning
 
Makalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan Kloning
Makalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan KloningMakalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan Kloning
Makalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan Kloning
 
Makalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level Marketing
Makalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level MarketingMakalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level Marketing
Makalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level Marketing
 
Makalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan Qazaf
Makalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan QazafMakalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan Qazaf
Makalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan Qazaf
 
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
 
Makalah Fikih Munakahat tentang Dzihar
Makalah Fikih Munakahat tentang DziharMakalah Fikih Munakahat tentang Dzihar
Makalah Fikih Munakahat tentang Dzihar
 
Makalah Instrumen HAM Internasional
Makalah Instrumen HAM InternasionalMakalah Instrumen HAM Internasional
Makalah Instrumen HAM Internasional
 
Tasyri pada masa_nabi_saw
Tasyri pada masa_nabi_sawTasyri pada masa_nabi_saw
Tasyri pada masa_nabi_saw
 
Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran
Pengetahuan dan Ukuran KebenaranPengetahuan dan Ukuran Kebenaran
Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran
 
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .pptSejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Otonomi Daerah
 
Masyarakat Madani
Masyarakat MadaniMasyarakat Madani
Masyarakat Madani
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Recently uploaded (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 

Nikah Melalui Teknologi Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah

  • 1. RESUME MASAIL FIQHIYAH PERNIKAHAN MELALUI TEKNOLOGI Resume Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Masail Fiqhiyah Dosen Pengampu : Dr. Isnawati Rais, M.A Disusun Oleh : Ahmad Zulfi Aufar 11150440000003 Hukum Keluarga 5B FAKULTAS SYARIAH dan HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
  • 2. A. Pengertian Pernikahan Melalui Teknologi Secara etimologi, arti kata nikah berarti “bergabung”, arti “hubungan kelamin”, dan juga berarti “akad”. Adanya kemungkinan ketiga arti ini karena kata nikah yang terdapat dalam AlQur’an memang mengindikasikan adanya arti-arti tersebut.1 Golongan ulama Syafi’iyyah berpendapat bahwa kata nikah itu berarti akad dalam arti yang sebenarnya (hakiki). Dalam arti yang tidak sebenarnya (majazi) kata nikah berarti hubungan kelamin. Sedangkan ulama Hanafiyyah berpendapat bahwa kata nikah itu mengandung arti secara haqiqi untuk hubungan kelamin. Sedangkan mengandung makna akad jika dilihat dari pemahaman arti secara majazi.2 Karena kedua pendapat diatas menerangkan bahwa nikah adalah akad baik secara haqiqi maupun majazi, maka pernikahan melalui teknologi adalah pernikahan yang akadnya menggunakan teknologi baik telepon atau semacamnya dengan jarak yang jauh dan tidak satu majelis antara mempelai lakilaki dengan mempelai wanita. B. Persyaratan Bersatu Majelis Dalam Aqad Menurut pasal 14 Kompilasi Hukum Islam (KHI), rukun perkawinan terdiri atas calon mempelai laki-laki, calon mempelai perempuan, wali nikah, dua orang saksi lelaki, dan ijab kabul. Jika kelima unsur atau rukun perkawinan tersebut terpenuhi, maka perkawinan adalah sah. Akan tetapi sebaliknya, jika salah satu atau beberapa unsur atau rukun dari kelima unsur atau rukun perkawinan tidak terpenuhi, maka perkawinan dinyatakan tidak sah.3 1 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 36. 2 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, hlm. 37. 3 Neng Djubaedah, Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), 107.
  • 3. 3 Dari kelima unsur atau rukun perkawinan tersebut yang paling penting ialah Ijab kabul antara yang mengadakan dengan yang menerima akad. Pelaksanaan ijab kabul dalam akad nikah, dalam pasal pasal 27 Kompilasi Hukum Islam (KHI) menentukan bahwa pelaksanaan ijab dan kabul antara wali (dari pihak calon mempelai perempuan) dengan calon mempelai laki-laki harus jelas beruntun dan tidak berselang waktu. Akad nikah (dalam hal ijab) dilaksanakan sendiri secara pribadi oleh wali nikah. Pelaksanaan ucapan ijab kabul yang semestinya dilakukan oleh wali nikah dapat diwakilkan kepada orang lain yang memenuhi syarat (Pasal 28 KHI). Sementara kabul diucapkan oleh calon mempelai laki-laki secara pribadi. Akan tetapi dalam kondisi tertentu, ucapan kabul nikah dapat diwakilkan kepada lelaki lain, dengan ketentuan bahwa calon mempelai lelaki yang bersangkutan memberi kuasa yang tegas secara tertulis bahwa penerimaan wakil atas akad nikah (kabul) itu adalah untuk mempelai lelaki. Hal ini sesuai dengan pasal 29 KHI.4 Oleh karena demikian penting arti ijab dan kabul bagi keabsahan akad nikah, maka banyak persyaratan secara ketat yang harus dipenuhi untuk keabsahannya. Di antaranya adalah ittihadul-majlis (bersatu majelis) dalam melakukan akad.5 Pertama, yang dimaksud dengan ittihad al- majelis adalah bahwa ijab dan kabul harus dilakukan dalam jarak waktu yang terdapat dalam satu upacara akad nikah, bukan dilakukan dalam dua jarak waktu secara terpisah. Dengan demikian adanya persyaratan bersatu majlis adalah menyangkut keharusan kesinambungan waktu antara ijab dan kabul, bukan menyangkut kesatuan tempat. Said sabiq dalam kitabnya fiqh al-sunnah dalam menjelaskan arti bersatu majelis bagi ijab qobul, menekankan kepada pengertian tidak boleh terputusnya antara ijab dan qobul. Satu contoh di kemukakan oleh al-jaziri pengertian bersatu majelis dalam mazhab Hanafi adalah seorang lelaki berkirim surat kepada perempuan yang dikehendakinya, setelah surat itu sampai, surat itu di bacakan didepan wali wanita 4 Neng Djubaedah, Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat, 116. 5 Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 3.
  • 4. 4 dan para saksi, setelah surat tersebut di bacakan wali perempuan langsung mengucapkan penerimaannya(kabulnya). Praktik akad nikah tersebut oleh kalangan Hanafiyah di anggap sah. Dengan alasan bahwa pembacaan ijab yang terdapat dalam surat calon suami dan pengucapan qobul dari pihak wali wanita, sama-sama di dengar oleh dua orang saksi dalam majelis yang sama, bukan dalam dua upacara berturut-turut secara terpisah dan segi waktunya.6 Kedua, ialah pendapat yang mengatakan bahwa bersatu majelis disyaratkan, bukan saja untuk menjamin kesinambungan antara ijab dan kabul, tetapi sangat erat hubungannya dengan tugas dua orang saksi yang menurut pendapat ini, harus dapat melihat dengan mata kepalanya bahwa ijab dan kabul itu betul-betul diucapkan oleh kedua orang yang melakukan akad. Seperti diketahui bahwa diantara syarat syah suatu akad nikah, dihadiri oleh dua orang saksi. Tugas dua orang saksi itu, seperti disepakati para ulama, terutama untuk memastikan secara yakin keabsahan ijab dan kabul, baik dari segi redaksinya, maupun dari segi kepastiann bahwa ijab dan kabul itu adalah diucapkan oleh kedua belah pihak. Dimaklumi bahwa keabsahan suatu redaksi dapat dipastikan dengan cara mendengarkannya. Akan tetapi bahwa redaksi itu benar-benar asli diucapkan oleh kedua orang yang sedang berakad, kepastiannya hanya dapat dijamin dengan jalan melihat para pihak yang mengucapkan itu dengan mata kepala. Pendapat ini lah yang dipegangi dikalangan ulama-ulama mujtahid, terutama kalangan syafi’iyah.7 Oleh karena kesaksian harus didasarkan atas pendengaran dan pengelihatan, menurut pandangan ijab dan kabul melalui surat tanpa mewakilkan, tidak sah. Oleh karena itu pula mengapa Imam Nawawi dalam kitabnya al-Majmu’ menjelaskan, apabila salah seorang dari dua pihak yang melakukan akad nikah mengucapkan ijabnya dengan jaln berteriak dari tempat yang tidak dapat dilihat, dan teriakan itu didengar oleh pihak lain, dan pihak yang terahir ini langsung mengucapkan kabulnya, akad nikah seperti ini tidak sah. 6 Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, hlm. 3-5. 7 Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, hlm. 6-7.
  • 5. 5 Dari pemahaman diatas secara tegas dapat diketahui bahwa, adanya persyaratan satu majelis, bukan hanya untuk menjaga kesinambungan waktu, tetapi juga mengandung persyaratan lain, yaitu al-mu’ayanah, yaitu kedua belah pihak sama- sama hadir dalam satu tempat, karena dengan itu persyaratan dapat melihat secara nyata pengucapan ijab dan kabul dapat diwujudkan.8 C. Analisis Terhadap Hukum Pernikahan Melalui Telepon Keputusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan no. No. 1751/P/1989 bila di cocokkan dengan tafsiran pendapat pertama maka telah absah. Dalam perkara ini, para saksi formal yang ada di Indonesia dapat memastikanterjadinya akad nikah dengan cara melihat wali calon istri mengucapkanijabnya. Begitu pula para saksi nonformal di Amerika yang memastikanterjadinya akad nikah dengan melihat calon suami mengucapkan kabulnyasecara langsung. Dengan demikian, persyaratan kesinambungan waktu dan persyaratan para saksi harus secara yakin dan melihat pelaku akad telahterpenuhi. Walaupun terdapat dua kelompok saksi di tempat yang berbeda.Adanya kekhawatiran pemalsuan suara sudah menjadi tidak berarti, ketika para saksi formal yang ada di Indonesia dan para saksi non formal yang diamerika sama-sama dapat dihadirkan oleh pengadilan agama jakarta selatan,dan serentak memastikan terjadinya ijab dan kabul antara kedua belah pihak,dan kedua belah pihak pun tidak mengingkari kesaksian tersebut.9 Bila dilihat dari pandangan pendapat kedua, maka jelas praktik akad nikahmelalui telepon itu tidak sah. Berikut perbandingan antara praktik akad nikahmelalui telepon dengan pokok-pokok pedoman kalangan syafi'iyah sebagai berikut: POKOK-POKOK PEDOMAN KALANGAN SYAFI'IYAH PRAKTIK AKAD NIKAH YANG TERJADI Para saksi harus dapat melihat pelakuakad nikah, (al-mu'ayanah) Para saksi di Indonesia hanya mendengar suara calon suami di 8 Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, hlm. 7-8. 9 Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, hlm. 8-9.
  • 6. 6 dalam arti berhadap-hadapan secara fisik. Amerika tanpa dapat melihatnya, begitu juga sebaliknya. Persyaratan bersatu majelis harus dengan cara bersatu tempat untuk mencapai al-mu'ayanah Syarat al-mu'ayanah tidak tercapai kecuali menggabungkan kesaksian dua kelompok saksi Indonesia-Amerika Masalah akad nikah berunsur ta'abbud, karena itu harus sesuai dengan contoh Nabi Saw Praktik penyaksian akad dengan dua kelompok saksi yang berbeda tidak pernah terjadi pada zaman Nabi Saw Bila mengikuti pendapat Syafi'iyah, maka bila ada peristiwa akad nikah jarak jauh di kemudian hari, dapat para pihak dapat didengar suaranya sekaligusgambarnya, tentu tetap dinyatakan tidak sah. Sebab syarat al-mu'ayanah atau berhadap-hadapan secara fisik tidak terpenuhi. Karena pada permisalan iniyang dilihat hanyalah gambarnya, bukan fisik jasmani.10 Untuk menghasilkan analisis kritis tentang hukum akad nikah melalui telepon, Satria Effendi M. Zein mendasarkan pendapatnya pada satu hadits riwayat muslim yakni: Rasulullah bersabda: “Takutlah kalian kepada Allah dalam hal wanita. Mereka (perempuan) di tangan kalian sebagai amanah dari Allah, dan dihalalkan bagi kalian dengan kalimat Allah”. Beliau juga dua hadits riwayat Abu Daud tentang tawkil. Yang pertama dari Uqbah bin Amir yakni: “Bahwa Rasulullah pernah berkata kepada seorang lelaki, “Apakah engkau rela untuk saya kawinkan dengan perempuan fulanah?” Lelaki itu menjawab, “Bersedia”. Kemudian Rasulullah berkata pula kepada perempuan yang dimaksudkan, “Apakah kamu bersedia untuk saya kawinkandengan lelaki fulan? Perempuan itu menjawab, “Bersedia”. Kemudian Rasulullah menikahkan keduanya” (HR. Abu Daud No. 2117).11 10 Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, hlm. 8-9. 11 Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, hlm. 10-11.
  • 7. 7 DAFTAR PUSTAKA Djubaedah, Neng. 2010. Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat. Jakarta: Sinar Grafika. Syarifuddin, Amir. 2014. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana Zein, Satria Effendi M. 2010. Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer. Jakarta: Kencana.