SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
RESUME MASAIL FIQHIYAH
POLIGAMI DAN POLIANDRI
Resume Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Masail Fiqhiyah
Dosen Pengampu : Dr. Isnawati Rais, M.A
Disusun Oleh :
Ahmad Zulfi Aufar 11150440000003
Hukum Keluarga 5B
FAKULTAS SYARIAH dan HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
2
1. POLIGAMI
A. Pengertian
Secara etimologi poligami dalam bahasa Inggris “poligamy” dan dalam
bahasa arab disebut ‫الزوجات‬ ‫تعدد‬ yang artinya beristri lebih dari seorang wanita.1
Poligami berasal dari bahasa yunani terdiri dari dua pokok kata, yaitu Polu dan
Gamein. Polu berarti banyak, Gamein berarti kawin. Jadi Poligami berarti
perkawinan yang banyak.2
Secara terminologi, Drs. Sidi Ghazalba mendefinisikan poligami adalah
perkawinan antara seorang laki-laki dengan wanita lebih dari satu orang.
Sebenarnya istilah poligami mengandung pengertian poligini dan poliandri. Tetapi
karena poligami yang banyak terdapat di Indonesia dan negara-negara yang
memakai Hukum Islam maka tanggapan tentang poligini adalah poligami.3
B. Sejarah Poligami
Poligami adalah masalah-masalah kemanusiaan yang tua sekali hampir
seluruh bangsa di dunia, sejak zaman dahulu kala tidak asing dengan poligami.
Misalnya sejak dahulu kala poligami sudah dikenal orang-orang Hindu, bangsa
Israel, Persia, arab Romawi, Babilonia, Tunisia, dan lain-lain.4
Banyak orang salah
faham tentang poligami. Mereka mengira poligami itu baru dikenal setelah Islam.
Mereka menganggap Islamlah yang membawa ajaran tentang poligami, bahkan
secara ekstrim berpendapat bahwa jika bukan karena Islam, poligami tidak dikenal
dalam sejarah manusia. Sebenarnya sejak zaman sebelum Nabi Muhammad,
poligami telah banyak dilakukan.5
1
Mahjuddin, Masail Fiqhiyah: Kasus-kasus Aktual Dalam Hukum Islam, (Jakarta: Kalam
Mulia, 2012), hlm. 64.
2
Bibit Suprapto, Liku-Liku Poligami (Yogyakarta: Al Kautsar, 1990), hlm. 11
3
Huzaimah Tahido Yanggo, Masail Fiqhiyah: Kajian Hukum Islam Kontemporer, (Bandung:
Angkasa, 2005), hlm. 147.
4
Tihami, Fikih Munakahat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm.352
5
Siti Musdah Mulia, Islam Menggugat Poligami, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2007), hlm. 44.
3
C. Tujuan Poligami
Adapun tujuan poligami adalah :
1. Kebebasan individual: setiap orang bebas dan bertanggungjawab untuk
menentukan pasangan hidupnya sendiri, entah jumlah pasangannya nol,
satu, dua atau pun tiga.
2. Cinta; kalau seorang pria jatuh cinta pada seorang perempuan dan
demikian juga sebaliknya, maka pasangan ini berhak untuk kawin
kendatipun ini bukan perkawinan pertama mereka dan juga bukan dengan
pasangan pertama.
3. Ekonomis: kalau seorang laki-laki bisa menghidupi ekonomi sekian istri
dengan semua anak mereka, ia memiliki modal ekonomi kuat untuk
berpoligami.
4. Dukungan psikologis: jika istri-istri tua rela menerima kehadiran istri-istri
muda, si suami tidak mengalami kendala internal untuk ia berpoligami.
5. Berpoligami bukanlah tindakan kriminal (sekalipun ada UU Perkawinan),
apalagi jika poligami dilakukan karena alasan cinta.
6. Poligami tidak otomatis akan membuahkan ketidakadilan gender, jika si
suami sungguh-sungguh dapat memperlakukan semua istrinya dengan
respek, cinta dan keadilan.
7. Poligami tidak otomatis menghina dan merendahkan kaum perempuan,
malah bisa terjadi hal sebaliknya.
8. Poligami tidak otomatis menodai atau merendahkan agama apapun, sejauh
orang yang berpoligami tetap bisa menjalankan ibadahnya dengan setia.
9. Poligami paralel dengan tindakan membentuk masyarakat yang jumlah
anggotanya lebih besar.
10. Poligami adalah seni yang lebih advanced membangun rumah tangga; dan
tidak ada satu karya senipun yang harus dimusuhi. 6
6
Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam, (Yogyakarta UII Press, 2007), hlm 76.
4
D. Prosedur Poligami di Indonesia
Aturan-aturan dalam melakukan poligami telah diatur dalam Pasal 40
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 yang menyatakan bahwa apabila
seorang suami bermaksud untuk beristri lebih dari seorang, maka ia wajib
mengajukan permohonan secara tertulis kepada pengadilan.7
Hal ini diatur
lebih lanjut dalam Pasal 56, 57, dan 58 Kompilasi Hukum Islam sebagai
berikut:
 Pasal 56 KHI
1) Suami yang hendak beristeri lebih dari satu orang harus mendapat izin
dari Pengadilan Agama.
2) Pengajuan permohonan izin dimaksud pada ayat (1) dilakukan
menurut tata cara sebagaimana diatur dalam Bab VIII
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975.
3) Perkawinan yang dilakukan dengan isteri kedua, ketiga atau ke empat
tanpa izin dari Pengadilan Agama, tidak mempunyai kekuatan hukum.
 Pasal 57 KHI
Pengadilan Agama hanya memberikan izin kepada suami yang akan
beristri lebih dari seorang apabila:
a) Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri;
b) Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat
disembuhkan;
c) Isteri tidak dapat melahirkan keturunan.
Kalau Pengadilan Agama sudah menerima permohonan izin poligami,
kemudian ia memeriksa berdasarkan Pasal 57 KHI :
a) Ada atau tidaknya alasan yang memugkinkan seorang suami kawin
lagi;
7
Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang Pokok Perkawinan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006),
hlm. 46.
5
b) Ada atau tidaknya persetujuan dari istri, baik persetujuan lisan
maupun tulisan, apabila persetujuan itu merupakan persetujuan lisan,
persetujuan itu harus diucapkan di depan sidang pengadilan;
c) Ada atau tidaknya kemampuan suami untuk menjamin keperluan
hiduo istri-istri dan anak-anak, dengan memperlihatkan:
i. Surat keterangan mengenai penghasilan suami yang
ditandatangani oleh bendahara tempat bekerja, atau
ii. Surat keterangan pajak penghasilan, atau
iii. Surat keterangan lain yang dapat diterima oleh pengadilan.
 Pasal 58 KHI
Dengan tidak mengurangi ketentuan Pasal 41 huruf b Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, persetujuan istri atau istri-istri dapat
diberikan secara tertulis atau dengan lisan, tetapi sekalipun telah ada
persetujuan tertulis, persetujuan ini dipertegas dengan persetujuan lisan
istri pada sidang Pengadilan Agama.
Adapun tata cara teknis pemeriksaan menurut Pasal 42 PP Nomor 9 Tahun
1975 adalah sebagai berikut:
1) Dalam melakukan pemeriksaan mengenai hal-hal pada Pasal 40 dan
41, Pengadilan harus memanggil dan mendengar istri yang
bersangkutan.
2) Pemeriksaan pengadilan untuk itu dilakukan oleh hakim selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya surat permohonan
beserta lampiran-lampirannya.8
E. Hukum Poligami
Menurtu Mahmud Syaltut, hukum poligami adalah mubah. Poligami
dibolehkan selama tidak dikhawatirkan terjadinya penganiayaan terhadap para istri.
Jika terdapat kekhawatiran terjadinya penganiayaan dan untuk melepaskan diri dari
8
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2010), hlm.
126.
6
kemungkinan dosa yang dikhawatirkan itu, dianjurkan agar mencukupkan beristri
satu orang saja.9
Menurut Zamakhsyari dalam kitabnya al-Kasyaf mengatakan bahwa
poligami menurut syariat Islam adalah rukhsoh sama halnya dengan rukhshah bagi
musafir dan orang sakit yang dibolehkan buka puasa. Darurat yang dimaksud
adalah berkaitan dengan tabiat laki-laki dari segi kecenderungannya untuk bergaul
lebih dari seorang istri.10
Dasar hukum pendapat tersebut yaitu, firman Allah SWT:
‫ِإَون‬‫م‬ُ‫ت‬‫ف‬ِ‫خ‬ِ‫ِف‬
ْ
‫وا‬ ُ‫ط‬ِ‫س‬‫ق‬
ُ
‫ت‬
‫ا‬
‫َّل‬
َ
‫أ‬َٰ َ‫م‬َٰ َ
‫ت‬َ‫ٱۡل‬
َ
‫ف‬
ْ
‫وا‬ُ‫ح‬ِ‫ك‬‫ٱن‬َ‫ِن‬‫م‬ ‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ل‬ َ‫اب‬ َ‫ط‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ء‬
ٓ
‫ا‬ َ‫س‬ِ‫ٱلن‬َ‫م‬َٰ ََ‫ۡث‬
ٰٓ َ
‫َن‬‫د‬
َ
‫أ‬
َ
‫ِك‬‫ل‬ََٰ
‫ذ‬ ۡۚ‫م‬
ُ
‫ك‬ُ‫ن‬َٰ َ‫م‬‫ي‬
َ
‫أ‬ ‫ت‬
َ
‫ك‬
َ
‫ل‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫و‬
َ
‫أ‬
ً
‫ة‬َ‫د‬ِ‫ح‬َٰ َ‫و‬
َ
‫ف‬
ْ
‫وا‬
ُ
‫ل‬ِ‫د‬‫ع‬
َ
‫ت‬
‫ا‬
‫َّل‬
َ
‫أ‬ ‫م‬ُ‫ت‬‫ف‬ِ‫خ‬ ‫ن‬ِ‫إ‬
َ
‫ف‬ َۖ
َ‫ع‬َٰ َ‫ب‬ُ‫ر‬َ‫و‬
َ
‫ث‬َٰ َ
‫ل‬
ُ
‫ث‬َ‫و‬
ْ
‫وا‬
ُ
‫ول‬ُ‫ع‬
َ
‫ت‬
‫ا‬
‫َّل‬
َ
‫أ‬٣
3. Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan
yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain)
yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan
dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu
miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya
Menurut pandangan Jumhur Ulama’, ayat 3 pada surat An-Nisa’ turun
setelah perang Uhud, ketika banyak pejuang Islam (mujahidin) yang gugur di
medan perang. Sebagai konsekuensinya, banyak anak yatim dan janda yang
ditinggal mati oleh ayah dan suaminya. Akibatnya banyak anak yatim yang
terabaikan dalam kehidupan, pendidikan, dan masa depannya.11
Menurut pandangan Quraisy Shihab menjelaskan sebagaimana ayat di atas
tidak mewajibkan poligami atau menganjurkannya, ia hanya berbicara tentang
bolehnya poligami itu pun merupakan pintu kecil yang hanya dapat dilalui oleh
9
Mahmud Syaltut, Islam, ‘Aqidah wa Syari’ah, (Kairo: Dar al-Qolam, 1996), hlm. 269.
10
Huzaimah Tahido Yanggo, Masail Fiqhiyah: Kajian Hukum Islam Kontemporer, hlm. 149.
11
Khoiruddin Nasution, Riba dan Poligami, (Yogyakarta: Academia, 1996), hlm.85
7
orang yang amat sangat membutuhkannya dan dengan syarat yang tidak ringan.
Dengan demikian, pembahasan tentang poligami dalam pandangan Al-Quran
hendaknya tidak ditinjau dari segi ideal, atau baik dan buruknya, tetapi harus dilihat
dari sudut pandang penetapan hukum dalam aneka kondisi yang mungkin terjadi.12
2. POLIANDRI
Pengertian
Secara etimologi, poliandri berasal dari kata Yunani yaitu polus yang
artinya banyak, aner yang artinya negatif dan andros yang artinya laki-laki. Dalam
bahasa inggris poliandri disebut polyandri dan dalam baha Arab disebut ‫البعول‬ ‫تعدد‬
yang berarti bersuami lebih dari seorang pria.13
Secara terminologi, Menurut Musfir al-Jahrani, perkawinan poliandri
adalah perkawinan seorang wanita pada waktu yang sama mempunyai suami lebih
dari satu. Sebenarnya dalam hal ini beberapa orang yang menyukai kelezatan
biologis lebih menyukai bentuk ini.14
Hukum Poliandri
Sepakat Ulama Hukum Islam menetapkan bahwa perkawinan dengan
wanita yang sudah mempunyai suami tidak sah dan dituntut hukuman rajam, bila
terbukti sudah pernah berkumpul. Oleh karena itu, perkawinan tersebut hukumny
haram, karena berdasarkan firman Allah SWT:
َ‫۞و‬ُ‫ت‬َٰ َ‫ن‬ َ‫ص‬‫ح‬ُ‫م‬‫ٱل‬َ‫ِن‬‫م‬ِ‫ء‬
ٓ
‫ا‬ َ‫س‬ِ‫ٱلن‬َ‫ب‬َٰ َ
‫ِت‬‫ك‬ َۖ‫م‬
ُ
‫ك‬ُ‫ن‬َٰ َ‫م‬‫ي‬
َ
‫أ‬ ‫ت‬
َ
‫ك‬
َ
‫ل‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬
‫ا‬
‫َّل‬ِ‫إ‬ِ
‫ا‬
‫ٱّلل‬‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ل‬
‫ا‬
‫ِل‬‫ح‬
ُ
‫أ‬َ‫و‬ ۡۚ‫م‬
ُ
‫ك‬‫ي‬
َ
‫ل‬
َ
‫ع‬
‫ا‬َ‫م‬
َ
‫ف‬ ۡۚ
َ‫ني‬ِ‫ح‬ِ‫ف‬َٰ َ
‫س‬ُ‫م‬ َ‫ۡي‬
َ
‫غ‬ َ‫ِني‬‫ن‬ ِ‫ص‬
‫ح‬
‫ُّم‬ ‫م‬
ُ
‫ِك‬‫ل‬َٰ َ‫و‬‫م‬
َ
‫أ‬ِ‫ب‬
ْ
‫وا‬
ُ
‫غ‬َ‫ت‬‫ب‬
َ
‫ت‬ ‫ن‬
َ
‫أ‬ ‫م‬
ُ
‫ِك‬‫ل‬ََٰ
‫ذ‬ َ‫ء‬
ٓ
‫ا‬َ‫ر‬َ‫و‬ ‫ا‬‫ا‬‫م‬‫م‬ُ‫ت‬‫ع‬َ‫ت‬‫م‬َ‫ت‬‫ٱس‬ِ‫ب‬ِ‫ه‬‫ۦ‬‫ا‬‫ن‬ُ‫ه‬‫ِن‬‫م‬
12
M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Jilid 3, hlm. 410
13
Mahjuddin, Masail Fiqhiyah: Kasus-kasus Aktual Dalam Hukum Islam, hlm. 64.
14
Musfir al-Jahrani, Poligami dari Berbagai Persepsi, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997)
hlm. 32
8
َ
‫ف‬‫ا‬‫ن‬
ُ
‫ون‬
ُ
‫ات‬‫ا‬‫ن‬
ُ
‫ن‬َ‫ور‬ُ‫ج‬
ُ
‫أ‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫م‬ُ‫ت‬‫ي‬
َ
‫ض‬َٰ َ‫ر‬
َ
‫ت‬ ‫ا‬َ‫ِيم‬‫ف‬ ‫م‬
ُ
‫ك‬‫ي‬
َ
‫ل‬
َ
‫ع‬ َ‫اح‬َ‫ن‬ُ‫ج‬
َ
‫َّل‬َ‫و‬ۡۚ‫ة‬
َ
‫يض‬ِ‫ر‬
َ
‫ف‬‫ۦ‬ِ‫د‬‫ع‬َ‫ب‬ ۢ‫ن‬ِ‫م‬ِ‫ة‬
َ
‫يض‬ِ‫ر‬
َ
‫ف‬‫ٱل‬ِ‫إ‬
‫ا‬
‫ن‬
َ ‫ا‬
‫ٱّلل‬‫ا‬‫ِيم‬‫ك‬َ‫ح‬ ‫ا‬ً‫ِيم‬‫ل‬
َ
‫ع‬
َ
‫ن‬
َ
‫َك‬٢٤
24. dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-
budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-
Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari
isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri
yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka
maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi
kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan
mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Dan juga hadis Nabi SAW:
َ
‫َّل‬
‫ح‬
‫ِل‬
َ
‫َي‬‫ئ‬ِ‫ر‬
ْ
‫م‬ ِ‫َّل‬ُ‫ِن‬‫م‬
ْ
‫ؤ‬ُ‫ي‬ِ‫ّلل‬‫اا‬ِ‫ب‬ِ‫م‬ْ‫و‬َ ْ
‫اۡل‬َ‫و‬ِ‫ِر‬‫خ‬
َ ْ
‫اَّل‬
ْ
‫ن‬
َ
‫أ‬َ ِ‫ق‬ ْ‫س‬َ‫ي‬ُ‫ه‬َ‫اء‬َ‫م‬
َ
‫ع‬ْ‫ر‬َ‫ز‬ِ‫ه‬ِ
ْ
‫ۡي‬
َ
‫غ‬
“Tidak halal bagi seseorang yang beriman pada Allah dan hari akhir
menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (vagina istri orang lain).
(H.R. Abu Dawud [2158] 15
).16
15
Abi Dawud Sulaiman, Sunan Abi Dawud, (Beirut: Dar al-Kotob al-Ilmiyah, 2011). Juz 2,
hlm. 113.
16
Mahjuddin, Masail Fiqhiyah: Kasus-kasus Aktual Dalam Hukum Islam, hlm. 70..
9
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2010. Kompilasi Hukum Islam. Jakarta: Akademika Pressindo.
Basyir, Ahmad Azhar. 2007. Hukum Perkawinan Islam. Yogyakarta UII Press.
Jahrani, al, Musfir. 1997. Poligami dari Berbagai Persepsi. Jakarta: Gema Insani
Press.
Mahjuddin. 2012. Masail Fiqhiyah: Kasus-kasus Aktual Dalam Hukum Islam.
Jakarta: Kalam Mulia.
Mulia, Siti Musdah. 2007. Islam Menggugat Poligami. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Nasution, Khoiruddin. 1996. Riba dan Poligami. Yogyakarta: Academia.
Redaksi Sinar Grafika. 2006. Undang-undang Pokok Perkawinan. Jakarta: Sinar
Grafika.
Shihab, M. Quraisy. 2002. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.
Sulaiman, Abi Dawud. 2011. Sunan Abi Dawud. Beirut: Dar al-Kotob al-Ilmiyah.
Suprapto, Bibit. 1990. Liku-Liku Poligami. Yogyakarta: Al Kautsar.
Syaltut, Mahmud. 1996. Islam, ‘Aqidah wa Syari’ah. Kairo: Dar al-Qolam.
Tihami, Fikih Munakahat. 2010. Jakarta: Rajawali Pers.
Yanggo, Huzaimah Tahido. 2005. Masail Fiqhiyah: Kajian Hukum Islam
Kontemporer. Bandung: Angkasa.

More Related Content

What's hot

Ringkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyah
Ringkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyahRingkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyah
Ringkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyahAryiyza El-bariz
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Marhamah Saleh
 
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Marhamah Saleh
 
Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiMarhamah Saleh
 
Presentasi agama "Poligami"
Presentasi agama "Poligami"Presentasi agama "Poligami"
Presentasi agama "Poligami"Akmal
 
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)Hestifidiah
 
Makalah fiqih tentang haji dan umroh
Makalah fiqih tentang haji dan umrohMakalah fiqih tentang haji dan umroh
Makalah fiqih tentang haji dan umrohjuniska efendi
 
Mabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika UmatMabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika UmatErwin Wahyu
 
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAMfissilmikaffah1
 
Presentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan MutahPresentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan MutahMarhamah Saleh
 
1. Sirah Nabawiyah: mukoddimah
1. Sirah Nabawiyah: mukoddimah1. Sirah Nabawiyah: mukoddimah
1. Sirah Nabawiyah: mukoddimahMuhammad Jamhuri
 
Islam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan FeminismeIslam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan FeminismeAdiba Qonita
 

What's hot (20)

Ringkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyah
Ringkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyahRingkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyah
Ringkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyah
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
 
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
 
Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh Poligami
 
Fiqh zakat
Fiqh zakatFiqh zakat
Fiqh zakat
 
Presentasi agama "Poligami"
Presentasi agama "Poligami"Presentasi agama "Poligami"
Presentasi agama "Poligami"
 
Makalah puasa 2
Makalah puasa 2Makalah puasa 2
Makalah puasa 2
 
POWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAMPOWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAM
 
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
 
Makalah nikah beda agama
Makalah nikah beda agamaMakalah nikah beda agama
Makalah nikah beda agama
 
Makalah fiqih tentang haji dan umroh
Makalah fiqih tentang haji dan umrohMakalah fiqih tentang haji dan umroh
Makalah fiqih tentang haji dan umroh
 
Materi Dakwah
Materi DakwahMateri Dakwah
Materi Dakwah
 
Mabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika UmatMabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika Umat
 
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
 
Presentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan MutahPresentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan Mutah
 
1. Sirah Nabawiyah: mukoddimah
1. Sirah Nabawiyah: mukoddimah1. Sirah Nabawiyah: mukoddimah
1. Sirah Nabawiyah: mukoddimah
 
Islam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan FeminismeIslam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan Feminisme
 
Bank, rente dan fee
Bank, rente dan feeBank, rente dan fee
Bank, rente dan fee
 
Kondisi politik, sosial Indonesia kedatangan islam
Kondisi politik, sosial Indonesia kedatangan islamKondisi politik, sosial Indonesia kedatangan islam
Kondisi politik, sosial Indonesia kedatangan islam
 
Keutamaan shodaqoh
Keutamaan shodaqohKeutamaan shodaqoh
Keutamaan shodaqoh
 

Similar to Poligami dan Poliandri Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah

Poligami menurut hukum islam dan hukum positif
Poligami menurut hukum islam dan hukum positifPoligami menurut hukum islam dan hukum positif
Poligami menurut hukum islam dan hukum positifRizki Gumilar
 
5 haries poligami indon
5 haries poligami indon5 haries poligami indon
5 haries poligami indonZulfah Salam
 
konsep-poligami-dalam-hukum-islam-hariyanti
konsep-poligami-dalam-hukum-islam-hariyantikonsep-poligami-dalam-hukum-islam-hariyanti
konsep-poligami-dalam-hukum-islam-hariyantinur cholis
 
Makalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryMakalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryEloknadlifah
 
Makalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryMakalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryAhayiwinaningsih
 
Makalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryMakalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryikafia maulidia
 
Makalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryMakalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryikafia maulidia
 
Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2tyasputri9
 
Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2tyasputri9
 
Perkawinan Via Telepon
Perkawinan Via TeleponPerkawinan Via Telepon
Perkawinan Via Teleponkriwiliwiliwil
 
LK- RESUME KB 2.pdf
LK- RESUME KB 2.pdfLK- RESUME KB 2.pdf
LK- RESUME KB 2.pdfyuzrilOde
 
PPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptx
PPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptxPPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptx
PPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptxZidanKirii
 

Similar to Poligami dan Poliandri Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah (20)

MEMANFAATKAN POLIGAMI DI ERA MILENIAL: KAJIAN DALAM TAFSIR AL-MISBAH
MEMANFAATKAN POLIGAMI DI ERA MILENIAL: KAJIAN DALAM TAFSIR AL-MISBAHMEMANFAATKAN POLIGAMI DI ERA MILENIAL: KAJIAN DALAM TAFSIR AL-MISBAH
MEMANFAATKAN POLIGAMI DI ERA MILENIAL: KAJIAN DALAM TAFSIR AL-MISBAH
 
Poligami menurut hukum islam dan hukum positif
Poligami menurut hukum islam dan hukum positifPoligami menurut hukum islam dan hukum positif
Poligami menurut hukum islam dan hukum positif
 
Poligami
PoligamiPoligami
Poligami
 
5 haries poligami indon
5 haries poligami indon5 haries poligami indon
5 haries poligami indon
 
Poligami dalam perspektif ulama
Poligami dalam perspektif ulamaPoligami dalam perspektif ulama
Poligami dalam perspektif ulama
 
Poligami dalam Islam: Opini
Poligami dalam Islam: OpiniPoligami dalam Islam: Opini
Poligami dalam Islam: Opini
 
konsep-poligami-dalam-hukum-islam-hariyanti
konsep-poligami-dalam-hukum-islam-hariyantikonsep-poligami-dalam-hukum-islam-hariyanti
konsep-poligami-dalam-hukum-islam-hariyanti
 
Makalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryMakalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usry
 
Makalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryMakalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usry
 
Makalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryMakalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usry
 
Makalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryMakalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usry
 
Fiqh munakahat
Fiqh munakahatFiqh munakahat
Fiqh munakahat
 
Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2
 
Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2
 
Makalah pernikahan
Makalah pernikahanMakalah pernikahan
Makalah pernikahan
 
Perkawinan Via Telepon
Perkawinan Via TeleponPerkawinan Via Telepon
Perkawinan Via Telepon
 
PAI.pptx
PAI.pptxPAI.pptx
PAI.pptx
 
LK- RESUME KB 2.pdf
LK- RESUME KB 2.pdfLK- RESUME KB 2.pdf
LK- RESUME KB 2.pdf
 
PPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptx
PPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptxPPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptx
PPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptx
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 

More from AZA Zulfi

Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita Karir
Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita KarirIddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita Karir
Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita KarirAZA Zulfi
 
Hukum Bank Asi dan Bank Sperma
Hukum Bank Asi dan Bank SpermaHukum Bank Asi dan Bank Sperma
Hukum Bank Asi dan Bank SpermaAZA Zulfi
 
Hukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
Hukum KB, Sterilisasi dan AborsiHukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
Hukum KB, Sterilisasi dan AborsiAZA Zulfi
 
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena BerzinaHukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena BerzinaAZA Zulfi
 
Nikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin Gantung
Nikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin GantungNikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin Gantung
Nikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin GantungAZA Zulfi
 
Nikah Melalui Teknologi Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Nikah Melalui Teknologi Dalam Perspektif Masail FiqhiyahNikah Melalui Teknologi Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Nikah Melalui Teknologi Dalam Perspektif Masail FiqhiyahAZA Zulfi
 
Nikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyah
Nikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyahNikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyah
Nikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyahAZA Zulfi
 
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail FiqhiyahPernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail FiqhiyahAZA Zulfi
 
Presentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan Kloning
Presentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan KloningPresentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan Kloning
Presentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan KloningAZA Zulfi
 
Makalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan Kloning
Makalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan KloningMakalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan Kloning
Makalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan KloningAZA Zulfi
 
Makalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level Marketing
Makalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level MarketingMakalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level Marketing
Makalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level MarketingAZA Zulfi
 
Makalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan Qazaf
Makalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan QazafMakalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan Qazaf
Makalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan QazafAZA Zulfi
 
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...AZA Zulfi
 
Makalah Fikih Munakahat tentang Dzihar
Makalah Fikih Munakahat tentang DziharMakalah Fikih Munakahat tentang Dzihar
Makalah Fikih Munakahat tentang DziharAZA Zulfi
 
Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...
Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...
Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...AZA Zulfi
 
Makalah Instrumen HAM Internasional
Makalah Instrumen HAM InternasionalMakalah Instrumen HAM Internasional
Makalah Instrumen HAM InternasionalAZA Zulfi
 
Tasyri pada masa_nabi_saw
Tasyri pada masa_nabi_sawTasyri pada masa_nabi_saw
Tasyri pada masa_nabi_sawAZA Zulfi
 
Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran
Pengetahuan dan Ukuran KebenaranPengetahuan dan Ukuran Kebenaran
Pengetahuan dan Ukuran KebenaranAZA Zulfi
 
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .pptSejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .pptAZA Zulfi
 

More from AZA Zulfi (20)

Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita Karir
Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita KarirIddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita Karir
Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita Karir
 
Hukum Bank Asi dan Bank Sperma
Hukum Bank Asi dan Bank SpermaHukum Bank Asi dan Bank Sperma
Hukum Bank Asi dan Bank Sperma
 
Hukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
Hukum KB, Sterilisasi dan AborsiHukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
Hukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
 
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena BerzinaHukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
 
Nikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin Gantung
Nikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin GantungNikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin Gantung
Nikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin Gantung
 
Nikah Melalui Teknologi Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Nikah Melalui Teknologi Dalam Perspektif Masail FiqhiyahNikah Melalui Teknologi Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Nikah Melalui Teknologi Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
 
Nikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyah
Nikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyahNikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyah
Nikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyah
 
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail FiqhiyahPernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
 
Presentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan Kloning
Presentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan KloningPresentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan Kloning
Presentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan Kloning
 
Makalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan Kloning
Makalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan KloningMakalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan Kloning
Makalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan Kloning
 
Makalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level Marketing
Makalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level MarketingMakalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level Marketing
Makalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level Marketing
 
Makalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan Qazaf
Makalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan QazafMakalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan Qazaf
Makalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan Qazaf
 
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
 
Makalah Fikih Munakahat tentang Dzihar
Makalah Fikih Munakahat tentang DziharMakalah Fikih Munakahat tentang Dzihar
Makalah Fikih Munakahat tentang Dzihar
 
Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...
Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...
Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...
 
Makalah Instrumen HAM Internasional
Makalah Instrumen HAM InternasionalMakalah Instrumen HAM Internasional
Makalah Instrumen HAM Internasional
 
Tasyri pada masa_nabi_saw
Tasyri pada masa_nabi_sawTasyri pada masa_nabi_saw
Tasyri pada masa_nabi_saw
 
Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran
Pengetahuan dan Ukuran KebenaranPengetahuan dan Ukuran Kebenaran
Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran
 
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .pptSejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 

Recently uploaded

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 

Poligami dan Poliandri Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah

  • 1. RESUME MASAIL FIQHIYAH POLIGAMI DAN POLIANDRI Resume Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Masail Fiqhiyah Dosen Pengampu : Dr. Isnawati Rais, M.A Disusun Oleh : Ahmad Zulfi Aufar 11150440000003 Hukum Keluarga 5B FAKULTAS SYARIAH dan HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
  • 2. 2 1. POLIGAMI A. Pengertian Secara etimologi poligami dalam bahasa Inggris “poligamy” dan dalam bahasa arab disebut ‫الزوجات‬ ‫تعدد‬ yang artinya beristri lebih dari seorang wanita.1 Poligami berasal dari bahasa yunani terdiri dari dua pokok kata, yaitu Polu dan Gamein. Polu berarti banyak, Gamein berarti kawin. Jadi Poligami berarti perkawinan yang banyak.2 Secara terminologi, Drs. Sidi Ghazalba mendefinisikan poligami adalah perkawinan antara seorang laki-laki dengan wanita lebih dari satu orang. Sebenarnya istilah poligami mengandung pengertian poligini dan poliandri. Tetapi karena poligami yang banyak terdapat di Indonesia dan negara-negara yang memakai Hukum Islam maka tanggapan tentang poligini adalah poligami.3 B. Sejarah Poligami Poligami adalah masalah-masalah kemanusiaan yang tua sekali hampir seluruh bangsa di dunia, sejak zaman dahulu kala tidak asing dengan poligami. Misalnya sejak dahulu kala poligami sudah dikenal orang-orang Hindu, bangsa Israel, Persia, arab Romawi, Babilonia, Tunisia, dan lain-lain.4 Banyak orang salah faham tentang poligami. Mereka mengira poligami itu baru dikenal setelah Islam. Mereka menganggap Islamlah yang membawa ajaran tentang poligami, bahkan secara ekstrim berpendapat bahwa jika bukan karena Islam, poligami tidak dikenal dalam sejarah manusia. Sebenarnya sejak zaman sebelum Nabi Muhammad, poligami telah banyak dilakukan.5 1 Mahjuddin, Masail Fiqhiyah: Kasus-kasus Aktual Dalam Hukum Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2012), hlm. 64. 2 Bibit Suprapto, Liku-Liku Poligami (Yogyakarta: Al Kautsar, 1990), hlm. 11 3 Huzaimah Tahido Yanggo, Masail Fiqhiyah: Kajian Hukum Islam Kontemporer, (Bandung: Angkasa, 2005), hlm. 147. 4 Tihami, Fikih Munakahat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm.352 5 Siti Musdah Mulia, Islam Menggugat Poligami, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm. 44.
  • 3. 3 C. Tujuan Poligami Adapun tujuan poligami adalah : 1. Kebebasan individual: setiap orang bebas dan bertanggungjawab untuk menentukan pasangan hidupnya sendiri, entah jumlah pasangannya nol, satu, dua atau pun tiga. 2. Cinta; kalau seorang pria jatuh cinta pada seorang perempuan dan demikian juga sebaliknya, maka pasangan ini berhak untuk kawin kendatipun ini bukan perkawinan pertama mereka dan juga bukan dengan pasangan pertama. 3. Ekonomis: kalau seorang laki-laki bisa menghidupi ekonomi sekian istri dengan semua anak mereka, ia memiliki modal ekonomi kuat untuk berpoligami. 4. Dukungan psikologis: jika istri-istri tua rela menerima kehadiran istri-istri muda, si suami tidak mengalami kendala internal untuk ia berpoligami. 5. Berpoligami bukanlah tindakan kriminal (sekalipun ada UU Perkawinan), apalagi jika poligami dilakukan karena alasan cinta. 6. Poligami tidak otomatis akan membuahkan ketidakadilan gender, jika si suami sungguh-sungguh dapat memperlakukan semua istrinya dengan respek, cinta dan keadilan. 7. Poligami tidak otomatis menghina dan merendahkan kaum perempuan, malah bisa terjadi hal sebaliknya. 8. Poligami tidak otomatis menodai atau merendahkan agama apapun, sejauh orang yang berpoligami tetap bisa menjalankan ibadahnya dengan setia. 9. Poligami paralel dengan tindakan membentuk masyarakat yang jumlah anggotanya lebih besar. 10. Poligami adalah seni yang lebih advanced membangun rumah tangga; dan tidak ada satu karya senipun yang harus dimusuhi. 6 6 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam, (Yogyakarta UII Press, 2007), hlm 76.
  • 4. 4 D. Prosedur Poligami di Indonesia Aturan-aturan dalam melakukan poligami telah diatur dalam Pasal 40 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 yang menyatakan bahwa apabila seorang suami bermaksud untuk beristri lebih dari seorang, maka ia wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada pengadilan.7 Hal ini diatur lebih lanjut dalam Pasal 56, 57, dan 58 Kompilasi Hukum Islam sebagai berikut:  Pasal 56 KHI 1) Suami yang hendak beristeri lebih dari satu orang harus mendapat izin dari Pengadilan Agama. 2) Pengajuan permohonan izin dimaksud pada ayat (1) dilakukan menurut tata cara sebagaimana diatur dalam Bab VIII Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975. 3) Perkawinan yang dilakukan dengan isteri kedua, ketiga atau ke empat tanpa izin dari Pengadilan Agama, tidak mempunyai kekuatan hukum.  Pasal 57 KHI Pengadilan Agama hanya memberikan izin kepada suami yang akan beristri lebih dari seorang apabila: a) Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri; b) Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan; c) Isteri tidak dapat melahirkan keturunan. Kalau Pengadilan Agama sudah menerima permohonan izin poligami, kemudian ia memeriksa berdasarkan Pasal 57 KHI : a) Ada atau tidaknya alasan yang memugkinkan seorang suami kawin lagi; 7 Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang Pokok Perkawinan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hlm. 46.
  • 5. 5 b) Ada atau tidaknya persetujuan dari istri, baik persetujuan lisan maupun tulisan, apabila persetujuan itu merupakan persetujuan lisan, persetujuan itu harus diucapkan di depan sidang pengadilan; c) Ada atau tidaknya kemampuan suami untuk menjamin keperluan hiduo istri-istri dan anak-anak, dengan memperlihatkan: i. Surat keterangan mengenai penghasilan suami yang ditandatangani oleh bendahara tempat bekerja, atau ii. Surat keterangan pajak penghasilan, atau iii. Surat keterangan lain yang dapat diterima oleh pengadilan.  Pasal 58 KHI Dengan tidak mengurangi ketentuan Pasal 41 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, persetujuan istri atau istri-istri dapat diberikan secara tertulis atau dengan lisan, tetapi sekalipun telah ada persetujuan tertulis, persetujuan ini dipertegas dengan persetujuan lisan istri pada sidang Pengadilan Agama. Adapun tata cara teknis pemeriksaan menurut Pasal 42 PP Nomor 9 Tahun 1975 adalah sebagai berikut: 1) Dalam melakukan pemeriksaan mengenai hal-hal pada Pasal 40 dan 41, Pengadilan harus memanggil dan mendengar istri yang bersangkutan. 2) Pemeriksaan pengadilan untuk itu dilakukan oleh hakim selambat- lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya surat permohonan beserta lampiran-lampirannya.8 E. Hukum Poligami Menurtu Mahmud Syaltut, hukum poligami adalah mubah. Poligami dibolehkan selama tidak dikhawatirkan terjadinya penganiayaan terhadap para istri. Jika terdapat kekhawatiran terjadinya penganiayaan dan untuk melepaskan diri dari 8 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2010), hlm. 126.
  • 6. 6 kemungkinan dosa yang dikhawatirkan itu, dianjurkan agar mencukupkan beristri satu orang saja.9 Menurut Zamakhsyari dalam kitabnya al-Kasyaf mengatakan bahwa poligami menurut syariat Islam adalah rukhsoh sama halnya dengan rukhshah bagi musafir dan orang sakit yang dibolehkan buka puasa. Darurat yang dimaksud adalah berkaitan dengan tabiat laki-laki dari segi kecenderungannya untuk bergaul lebih dari seorang istri.10 Dasar hukum pendapat tersebut yaitu, firman Allah SWT: ‫ِإَون‬‫م‬ُ‫ت‬‫ف‬ِ‫خ‬ِ‫ِف‬ ْ ‫وا‬ ُ‫ط‬ِ‫س‬‫ق‬ ُ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫َّل‬ َ ‫أ‬َٰ َ‫م‬َٰ َ ‫ت‬َ‫ٱۡل‬ َ ‫ف‬ ْ ‫وا‬ُ‫ح‬ِ‫ك‬‫ٱن‬َ‫ِن‬‫م‬ ‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ل‬ َ‫اب‬ َ‫ط‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ء‬ ٓ ‫ا‬ َ‫س‬ِ‫ٱلن‬َ‫م‬َٰ ََ‫ۡث‬ ٰٓ َ ‫َن‬‫د‬ َ ‫أ‬ َ ‫ِك‬‫ل‬ََٰ ‫ذ‬ ۡۚ‫م‬ ُ ‫ك‬ُ‫ن‬َٰ َ‫م‬‫ي‬ َ ‫أ‬ ‫ت‬ َ ‫ك‬ َ ‫ل‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫و‬ َ ‫أ‬ ً ‫ة‬َ‫د‬ِ‫ح‬َٰ َ‫و‬ َ ‫ف‬ ْ ‫وا‬ ُ ‫ل‬ِ‫د‬‫ع‬ َ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫َّل‬ َ ‫أ‬ ‫م‬ُ‫ت‬‫ف‬ِ‫خ‬ ‫ن‬ِ‫إ‬ َ ‫ف‬ َۖ َ‫ع‬َٰ َ‫ب‬ُ‫ر‬َ‫و‬ َ ‫ث‬َٰ َ ‫ل‬ ُ ‫ث‬َ‫و‬ ْ ‫وا‬ ُ ‫ول‬ُ‫ع‬ َ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫َّل‬ َ ‫أ‬٣ 3. Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya Menurut pandangan Jumhur Ulama’, ayat 3 pada surat An-Nisa’ turun setelah perang Uhud, ketika banyak pejuang Islam (mujahidin) yang gugur di medan perang. Sebagai konsekuensinya, banyak anak yatim dan janda yang ditinggal mati oleh ayah dan suaminya. Akibatnya banyak anak yatim yang terabaikan dalam kehidupan, pendidikan, dan masa depannya.11 Menurut pandangan Quraisy Shihab menjelaskan sebagaimana ayat di atas tidak mewajibkan poligami atau menganjurkannya, ia hanya berbicara tentang bolehnya poligami itu pun merupakan pintu kecil yang hanya dapat dilalui oleh 9 Mahmud Syaltut, Islam, ‘Aqidah wa Syari’ah, (Kairo: Dar al-Qolam, 1996), hlm. 269. 10 Huzaimah Tahido Yanggo, Masail Fiqhiyah: Kajian Hukum Islam Kontemporer, hlm. 149. 11 Khoiruddin Nasution, Riba dan Poligami, (Yogyakarta: Academia, 1996), hlm.85
  • 7. 7 orang yang amat sangat membutuhkannya dan dengan syarat yang tidak ringan. Dengan demikian, pembahasan tentang poligami dalam pandangan Al-Quran hendaknya tidak ditinjau dari segi ideal, atau baik dan buruknya, tetapi harus dilihat dari sudut pandang penetapan hukum dalam aneka kondisi yang mungkin terjadi.12 2. POLIANDRI Pengertian Secara etimologi, poliandri berasal dari kata Yunani yaitu polus yang artinya banyak, aner yang artinya negatif dan andros yang artinya laki-laki. Dalam bahasa inggris poliandri disebut polyandri dan dalam baha Arab disebut ‫البعول‬ ‫تعدد‬ yang berarti bersuami lebih dari seorang pria.13 Secara terminologi, Menurut Musfir al-Jahrani, perkawinan poliandri adalah perkawinan seorang wanita pada waktu yang sama mempunyai suami lebih dari satu. Sebenarnya dalam hal ini beberapa orang yang menyukai kelezatan biologis lebih menyukai bentuk ini.14 Hukum Poliandri Sepakat Ulama Hukum Islam menetapkan bahwa perkawinan dengan wanita yang sudah mempunyai suami tidak sah dan dituntut hukuman rajam, bila terbukti sudah pernah berkumpul. Oleh karena itu, perkawinan tersebut hukumny haram, karena berdasarkan firman Allah SWT: َ‫۞و‬ُ‫ت‬َٰ َ‫ن‬ َ‫ص‬‫ح‬ُ‫م‬‫ٱل‬َ‫ِن‬‫م‬ِ‫ء‬ ٓ ‫ا‬ َ‫س‬ِ‫ٱلن‬َ‫ب‬َٰ َ ‫ِت‬‫ك‬ َۖ‫م‬ ُ ‫ك‬ُ‫ن‬َٰ َ‫م‬‫ي‬ َ ‫أ‬ ‫ت‬ َ ‫ك‬ َ ‫ل‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ا‬ ‫َّل‬ِ‫إ‬ِ ‫ا‬ ‫ٱّلل‬‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ِل‬‫ح‬ ُ ‫أ‬َ‫و‬ ۡۚ‫م‬ ُ ‫ك‬‫ي‬ َ ‫ل‬ َ ‫ع‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ ‫ف‬ ۡۚ َ‫ني‬ِ‫ح‬ِ‫ف‬َٰ َ ‫س‬ُ‫م‬ َ‫ۡي‬ َ ‫غ‬ َ‫ِني‬‫ن‬ ِ‫ص‬ ‫ح‬ ‫ُّم‬ ‫م‬ ُ ‫ِك‬‫ل‬َٰ َ‫و‬‫م‬ َ ‫أ‬ِ‫ب‬ ْ ‫وا‬ ُ ‫غ‬َ‫ت‬‫ب‬ َ ‫ت‬ ‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫م‬ ُ ‫ِك‬‫ل‬ََٰ ‫ذ‬ َ‫ء‬ ٓ ‫ا‬َ‫ر‬َ‫و‬ ‫ا‬‫ا‬‫م‬‫م‬ُ‫ت‬‫ع‬َ‫ت‬‫م‬َ‫ت‬‫ٱس‬ِ‫ب‬ِ‫ه‬‫ۦ‬‫ا‬‫ن‬ُ‫ه‬‫ِن‬‫م‬ 12 M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Jilid 3, hlm. 410 13 Mahjuddin, Masail Fiqhiyah: Kasus-kasus Aktual Dalam Hukum Islam, hlm. 64. 14 Musfir al-Jahrani, Poligami dari Berbagai Persepsi, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997) hlm. 32
  • 8. 8 َ ‫ف‬‫ا‬‫ن‬ ُ ‫ون‬ ُ ‫ات‬‫ا‬‫ن‬ ُ ‫ن‬َ‫ور‬ُ‫ج‬ ُ ‫أ‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫م‬ُ‫ت‬‫ي‬ َ ‫ض‬َٰ َ‫ر‬ َ ‫ت‬ ‫ا‬َ‫ِيم‬‫ف‬ ‫م‬ ُ ‫ك‬‫ي‬ َ ‫ل‬ َ ‫ع‬ َ‫اح‬َ‫ن‬ُ‫ج‬ َ ‫َّل‬َ‫و‬ۡۚ‫ة‬ َ ‫يض‬ِ‫ر‬ َ ‫ف‬‫ۦ‬ِ‫د‬‫ع‬َ‫ب‬ ۢ‫ن‬ِ‫م‬ِ‫ة‬ َ ‫يض‬ِ‫ر‬ َ ‫ف‬‫ٱل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬ ‫ن‬ َ ‫ا‬ ‫ٱّلل‬‫ا‬‫ِيم‬‫ك‬َ‫ح‬ ‫ا‬ً‫ِيم‬‫ل‬ َ ‫ع‬ َ ‫ن‬ َ ‫َك‬٢٤ 24. dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak- budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan- Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan juga hadis Nabi SAW: َ ‫َّل‬ ‫ح‬ ‫ِل‬ َ ‫َي‬‫ئ‬ِ‫ر‬ ْ ‫م‬ ِ‫َّل‬ُ‫ِن‬‫م‬ ْ ‫ؤ‬ُ‫ي‬ِ‫ّلل‬‫اا‬ِ‫ب‬ِ‫م‬ْ‫و‬َ ْ ‫اۡل‬َ‫و‬ِ‫ِر‬‫خ‬ َ ْ ‫اَّل‬ ْ ‫ن‬ َ ‫أ‬َ ِ‫ق‬ ْ‫س‬َ‫ي‬ُ‫ه‬َ‫اء‬َ‫م‬ َ ‫ع‬ْ‫ر‬َ‫ز‬ِ‫ه‬ِ ْ ‫ۡي‬ َ ‫غ‬ “Tidak halal bagi seseorang yang beriman pada Allah dan hari akhir menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (vagina istri orang lain). (H.R. Abu Dawud [2158] 15 ).16 15 Abi Dawud Sulaiman, Sunan Abi Dawud, (Beirut: Dar al-Kotob al-Ilmiyah, 2011). Juz 2, hlm. 113. 16 Mahjuddin, Masail Fiqhiyah: Kasus-kasus Aktual Dalam Hukum Islam, hlm. 70..
  • 9. 9 DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman. 2010. Kompilasi Hukum Islam. Jakarta: Akademika Pressindo. Basyir, Ahmad Azhar. 2007. Hukum Perkawinan Islam. Yogyakarta UII Press. Jahrani, al, Musfir. 1997. Poligami dari Berbagai Persepsi. Jakarta: Gema Insani Press. Mahjuddin. 2012. Masail Fiqhiyah: Kasus-kasus Aktual Dalam Hukum Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Mulia, Siti Musdah. 2007. Islam Menggugat Poligami. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Nasution, Khoiruddin. 1996. Riba dan Poligami. Yogyakarta: Academia. Redaksi Sinar Grafika. 2006. Undang-undang Pokok Perkawinan. Jakarta: Sinar Grafika. Shihab, M. Quraisy. 2002. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati. Sulaiman, Abi Dawud. 2011. Sunan Abi Dawud. Beirut: Dar al-Kotob al-Ilmiyah. Suprapto, Bibit. 1990. Liku-Liku Poligami. Yogyakarta: Al Kautsar. Syaltut, Mahmud. 1996. Islam, ‘Aqidah wa Syari’ah. Kairo: Dar al-Qolam. Tihami, Fikih Munakahat. 2010. Jakarta: Rajawali Pers. Yanggo, Huzaimah Tahido. 2005. Masail Fiqhiyah: Kajian Hukum Islam Kontemporer. Bandung: Angkasa.