2. PENGANTAR
Lahirnya seorang juara tidak dapat terlepas dari peranan
pelatih.
Atlit dengan bakat pembawaannya merupakan modal dasar
lahirnya seorang juara.
Persaingan ketat dalam olahraga dewasa ini telah
melibatkan para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu.
Artinya, untuk dapat memenangkan pertandingan tidaklah
cukup bermodalkan bakat saja dan mutlak diperlukan
bantuan dari berbagai disiplin ilmu dan pelatih adalah
pemegang utamanya.
3. Apakah Psikologi Olahraga?
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dalam hubungan dengan
lingkungannya, mulai dari perilaku
sederhana sampai yang kompleks.
Perilaku yang ditampilkan seseorang dapat
bersumber dari luar ataupun dari dalam
dirinya sendiri.
4. Penerapan psikologi ke dalam bidang olahraga
ini adalah untuk membantu agar bakat olahraga
yang ada dalam diri seseorang dapat
dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya
hambatan dan faktor-faktor yang ada dalam
kepribadiannya.
Dengan kata lain, tujuan umum dari psikologi
olahraga adalah untuk membantu seseorang
agar dapat menampilkan prestasi optimal, yang
lebih baik dari sebelumnya.
5. Mengapa Psikologi Olahraga
Diperlukan dalam Olahraga?
Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat
menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik dalam
hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan
olahraganya menurun.
Mereka dapat menjadi tegang. denyut nadi meningkat,
berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya,
dan mereka merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini
seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat
menampilkan permainan terbaiknya.
Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang
psikologi olahraga, khususnya dalam pengendalian stres.
6. Psikologi olahraga juga diperlukan agar
atlet berpikir mengenai mengapa
mereka berolahraga dan apa yang ingin
mereka capai?
Sekali tujuannya diketahui, latihan-
latihan ketrampilan psikologis dapat
menolong tercapainya tujuan tersebut.
7. Bagaimanakah Psikologi Olahraga
Dapat Membantu Atlet Agar
Memiliki Mental yang Tangguh?
Atlet harus dipandang secara
individual, yang satu berbeda dengan
yang lainnya.
Membantu mengenal profil setiap
atlet, dapat dilakukan pemeriksaan
psikologis, yang biasa dikenal dengan
“psikotes”, dengan bantuan
psikometri.
8. Profil psikologis atlet biasanya
berupa gambaran kepnbadian
secara umum, potensi intelektual.
dan fungsi daya pikimya yang
dihubungkan dengan olahraga.
9. Atlet berbakat tidak hanya bisa
dilihat dari profil psikologisnya saja,
karena ini tidak bisa memastikan
anak akan berhasil atau gagal,
karena banyak faktor lain yang
mempengaruhinya
10. Aspek-aspek Psikologis yang
berperan dalam Olahraga
Berpikir Positif
Penetapan sasaran
Motivasi
Emosi
Kecemasan dan Ketegangan
Kepercayaan diri
Komunikasi
Konsentrasi
Evaluasi Diri
11. BERPIKIR POSITIF
Membiasakan diri berpikir positif, maka akan
berpengaruh sangat baik untuk menumbuhkan
rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan
menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.
Berpikir positif merupakan modal utama untuk
dapat memiliki ketrampilan psikologis atau
mental yang tangguh.
Pikiran positif akan diikuti dengan tindakan dan
perkataan positif pula, karena pikiran akan
menuntun tindakan.
12. contoh, jika dalam bermain bulutangkis terlintas
pikiran negatif seperti, “takut salah, takut out, takut
bola pukulannya tanggung” dan sebagainya, maka
kemungkinan terjadi akan lebih besar. Karena itu
cobalah dan biasakan untuk selalu berpikir positif.
Saat memberikan instruksi kepada atlet. Daripada
mengatakan: “Kamu ini susah sekali sih diajarnya…,
salah terus…! Awas, jangan berhenti sebelum bisa!”,
lebih baik mengatakannya dengan cara yang positif
walaupun maksudnya sama: “Ayo, coba lagi pelan-
pelan, kamu pasti bisa melakukannya. Perhatikan,
tangannya, begini… langkahnya, ke sini… kena
bolanya, di sini… ayo dicoba”.
13. Sebagai pelatih, tunjukkan Anda
percaya bahwa atlet Anda memiliki
peluang untuk dapat berprestasi baik.
Cemooh, celaan, dan kritik yang pedas
yang tidak pada tempatnya, justru akan
membuat atlet bereaksi negatif dan
berakibat akan menurunkan motivasi
yang diikuti dengan penurunan
prestasi.
14. PENETAPAN SASARAN
Penetapan sasaran (goal setting)
merupakan dasar dan latihan mental.
Pelatih perlu membantu setiap atletnya
untuk menetapkan sasaran, baik sasaran
dalam latihan maupun dalam
pertandingan.
Sasaran tersebut mulai dan sasaran jangka
panjang, menengah, sampai sasaran jangka
pendek yang lebih spesifik.
15. 3 SYARAT MENETAPKAN SASARAN
Sasaran harus menantang
Sasaran yang ditentukan harus sedemikan rupa, sehingga
atlet merasa tertantang untuk dapat mencapai sasaran
tersebut
Sasaran harus dapat dicapai
Buatlah sasaran itu cukup tinggi, tapi relevan, sehingga dlm
pencapaiannya harus dg kerja keras. Jgn terlalu tinggi
sehingga mustahil utk mencapainya, akibatnya motivasi
berlatih menurun
Sasaran harus meningkat
Mulai dari sasaran yang relatif rendah, kemudian buatlah
sasaran tersebut makin lama makin tinggi
16. MOTIVASI
Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri
seseorang untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dalam
mencapai tujuan tertentu.
Motivasi yang kuat menunjukkan bahwa dalam diri orang
tersebut tertanam dorongan kuat untuk dapat melakukan
sesuatu.
Motivasi ada yg intrinsik dan ekstrensik
Motivasi yang baik tidak mendasarkan dorongannya pada
faktor ekstrinsik seperti hadiah atau penghargaan dalam
bentuk materi
motivasi yang baik, kuat, dan lebih lama menetap adalah
faktor intrinsik yang mendasarkan pada keinginan pribadi
17. Utk mengembangkan motivasi intrinsik,
peran pelatih dan orangtua sangat besar.
Pelatih perlu melakukan pendekatan dan
menumbuhkan kepercayaan diri pada atlet
secara positif.
Ajarkan atlet untuk dapat menghargai diri
sendiri, oleh karena itu, pelatih harus
memperlihatkan bahwa ia menghargai hasil
kerja atlet secara konsekuen.
18. EMOSI
Faktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut
sikap dan perasaan atlet secara pribadi terhadap
diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di
sekelilingnya.
Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan
seperti senang, sedih, marah, cemas, takut, dan
sebagainya.
Bentuk-bentuk emosi tersebut terdapat pada
setiap orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan
di sini adalah bagaimana kita mengendalikan
emosi tersebut agar tidak merugikan diri sendiri.
19. sambungan
Pengendalian emosi dalam pertandingan
olahraga seringkali menjadi faktor penentu
kemenangan
pelatih harus mengetahui dengan jelas
bagaimana gejolak emosi atlet asuhannya, bukan
saja dalam pertandingan tetapi juga dalam
latihan dan kehidupan sehari-hari.
Pelatih perlu tahu kapan dan hal apa saja yang
dapat membuat atletnya marah, senang, sedih,
takut, dan sebagainya.
Gejolak emosi dapat mengganggu keseimbangan
psikofisiologis seperti gemetar, sakit perut,
20. KECEMASAN DAN KETEGANGAN
Kecemasan biasanya berhubungan dengan perasaan
takut akan kehilangan sesuatu, kegagalan, rasa salah,
takut mengecewakan orang lain, dan perasaan tidak
enak lainnya.
Kecemasan-kecemasan tersebut membuat atlet menjadi
tegang, sehingga bila ia terjun ke dalam pertandingan
maka dapat dipastikan penampilannya tidak akan
optimal.
Untuk itu, telah banyak diketahui berbagai teknik untuk
mengatasi kecemasan dan ketegangan yang
penggunaannya tergantung dari macam kecemasannya.
21. Tekniki mengatasi ketegangan dan
kecemasan dlm pertandingan
Identifikasikan dan temukan sumber utama dan
permasalahan yang menimbulkan kecemasan.
Lakukan latihan simulasi, yaitu latihan di bawah kondisi
seperti dalam pertandingan sesungguhnya.
Usahakan untuk mengingat, memikirkan dan
merasakan kembali saat-saat ketika mencapai
penampilan paling baik atau paling mengesankan.
Lakukan latihan relaksasi progresif, yaitu melakukan
peregangan alau pengendoran otot-otot tertentu secara
sistematis dalam waktu tertentu.
Lakukan latihan otogenik, yaitu bentuk latihan
relaksasi yang secara sistematis memikirkan dan
merasakan bagian-bagian tubuh sebagai hangat dan
berat.
22. Lakukan latihan pernapasan dengan
bernapas melalui mulut dan hidung serta
secara sadar
Dengarkan musik (untuk mengalihkan
perhatian).
h. Berbincang-bincang, berada dalam
situasi sosial (untuk mengalihkan
perhatian).
Membuat pernyataan-pernyataan positif
terhadap diri sendiri untuk melakukan
sesuatu yang diperlukan saat itu.
23. KEPERCAYAAN DIRI
Kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu faktor
penentu suksesnya seorang atlet.
Kurang atau hilangnya rasa percaya diri terhadap
kemampuan diri sendiri mengakibatkan atlet tampil di
bawah kemampuannya.
mestinya atlet jgn ragu akan kemampuannya, sepanjang ia
telah berlatih secara sungguh-sungguh dan memiliki
pengalaman bertanding yang memadai.
Peran pelatih dalam menumbuhkan rasa percaya diri
atletnya sangat besar
Berikan penghargaan kepada anak
24. KONMUNIKASI
Lakukan komunikasi 2 arah antara anak dg
pelatih, jgn timbul salah pengertian yg
menyebabkan anak merasa diperlakukan tidak
adil, anak tdk percaya dg pelatih
Keterbukaan pelatih dalam hal pogram latihan
akan membantu terjalinnya komunikasi yang
baik
Pelatih membuat aturan dan sanksi dalam
latihan dan menjelaskannya kepada anak
Peraturan yang sudah dibuat, haruslah dijalankan
secara konsekuen
25. KONSENTRASI
kesadaran seseorang tertuju kepada suatu obyek
tententu dalam waktu tertentu
Dalam olahraga, konsentrasi sangat penting
peranannya
Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul
akibat terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya
akurasi lemparan, pukulan, tendangan & tembakan
sehingga tidak mengenai sasaran.
Untuk menghindari keadaan tersebut, perlu
dilakukan latihan berkonsentrasi.
26. EVALUASI DIRI
usaha atlet untuk mengenali keadaan yang terjadi
pada dirinya sendiri
Utk mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya
untuk mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukannya
pelatih perlu menginstruksikan atletnya untuk
memiliki buku catatan harian mengenai latihan dan
pertandingan
27. Isi buku catatan
- Target jangka panjang, menengah, dan jangka pendek dalam
latihan dan pertandingan
- Sesuatu yang dilakukan dan dipikirkan sebelum latihan atau
pertandingan.
- Suatu gerakan atau penampilan mengesankan.
- Catatan mengenai kelemahan dan kelebihan lawan yang
akan dihadapi dan strategi menghadapinya.
- Hasil dan jalannya pertandingan.
- Hal yang mengganggu emosi atau membuat penampilan
jadi buruk.
- Penghargaan yang didapat atas suatu keberhasilan.
29. Sebelum hari pertandingan
Kumpulkan data mengenai kekuatan dan kelemahan
lawan
Pantau kemajuan atlet
Pantau tingkat kecemasan atlet
Pada saat tidak latihan, pastikan bahwa atlet tidak
“hidup dan berpikir” mengenai pertandingannya 24 jam
sehari
Satu hari menjelang pertandingan, biasanya cukup
latihan ringan saja dan tidak perlu berada di lapangan
terlalu lama
malam hari sebelum bertanding, tidurlah pada saat yang
tepat, tidak perlu tidur terlalu cepat. Sebelum tidur,
lakukan latihan relaksasi dan visualisasi
30. Pada hari pertandingan
Bangun tidur pada saat yang tepat, malamnya
harus tidur cukup dan tidak berlebihan
Berangkatlah ke tempat pertandingan pada
saat yang tepat
Di tempat pertandingan pelatih perlu
mengenali atlet mana yang berada didekat
teman-temannya dan mana yang lebih suka
menyendiri
Sambil melakukan pemanasan, atlet
hendaknya meningkatkan level `semangat’ dlan
tetap berpikir positif
31. Saat bertanding
Relaksasi.
Pusatkan perhatian semata-mata hanya terhadap permainan yang
sedang dijalani. Kesalahan yang baru atau pernah terjadi, clan
yang mungkin terjadi jangan dihiraukan.
Berpikir positif dan optimis, jangan biarkan pikiran-pikiran
negatif.
Jangan terlalu banyak menganalisa.
Bermainlah dengan irama sendiri, jangan terbawa irama lawan.
Menjalankan strategi yang telah disiapkan. Jangan diubah jika
strategi itu berjalan.
Hindari hal-hal negatif seperti, menyalahkan diri sendiri secara
berlebihan, .
Jika bermain bagus, jangan bertanya apa perlu saya mengganti
apapun; biarkan berjalan demikian. Jangan mengendor jika
sedang leading (memimpin pertandingan), clan tidak perlu
kasihan jika lawan mendapat angka nol.
32. Setelah hari pertandingan
Mintalah atlet mencatat hal-hal posisitf
maupun negatif yang dirasa berpengaruh
terhadap penampilannya dalam
pertandingan
Evaluasi penampilan dalam pertandingan
Putuskan apakah perlu diadakan
penyesuaian terhadap program latihan
Pusatkan perhatian terhadap aspek-aspek
positif dari penampilan dalam
pertandingan
33. Pelatih Sebagai Pembina Mental
Atlit
Pelatih dalam olahraga dapat mempunyai fungsi
sebagai pembuat atau pelaksana program latihan,
sebagai motivator, konselor, evaluator dan yang
bertanggung jawab terhadap segala hal yang
berhubungan dengan kepelatihan tersebut.
Kepribadian seorang pelatih dapat pula
membentuk kepribadian atlet yang menjadi
asuhannya