SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
 Latar belakang
Masalah kehidupan ekonomi manusia selalu menarik perhatian, baik secara individual
maupun sosial. Manusia telah mengerahkan berbagai macam usaha untuk mengatasi
persoalan yang sulit tetapi penting. Dalam islam, keagungan tuhan menjadi hal yang
mendasar bagi segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, tak peduli watak dan coraknya baik
itu bersifat spritual,ekonomis, politis, ataupun sosial. Allah adalah pencipta dan pemilik
segala sesuatu. Sebagaimana firmannya dalam surah Al-Baqarah ayat 29 dan Al-Hadid ayat 5
َّ‫و‬َ‫س‬َ‫ف‬ ِ‫اء‬َ‫م‬َّ‫الس‬ َ‫َل‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫و‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ َُّ‫ُث‬ ‫ا‬ً‫يع‬َِ‫َج‬ ِ‫ض‬ْ‫األر‬ ِ‫ِف‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ِِّ ُ‫ك‬ِِ َ‫و‬ُ‫ه‬ََ ٍ‫ا‬ََ‫ا‬َََ َََْْ‫س‬ ََّّ ُ‫اه‬
‫يم‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada dibumiuntuk kamu dan Dia berkehendak menuju
langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu(QS.Al-
Baqarah:29)”
ُ‫ور‬ُ‫األم‬ ََُ‫ج‬ْ‫ر‬ُ‫ت‬ َِّ‫اَّلل‬ َ‫َل‬ِ‫إ‬ََ ِ‫ض‬ْ‫األر‬ََ ٍِ‫ا‬ََ‫ا‬َ‫م‬َّ‫الس‬ ُ‫ك‬ْ‫ل‬ُ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬
“Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi. Dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan
(QS. Al-Hadid : 5)”
Selain memberikan Fasilitas kehidupan. Allah juga menurunkan aturan
(syari’ah),sistem sosial yang mengatur kehidupan manuasia dalam ranah politik,manajemen
,sosial,ekonomi, yang sesuai dengan rahasia penciptaan-Nya, yakni beribadah kepada Allah.
Inilah yang mendasari lahirnya hak-hak asasi bagi setiap orang untuk berusaha mendapatkan
hak dan bagiannya dari pemberian Allah swt di muka bumi, baik di daratan maupun di
lautan, dan tak seorangpun dapat mengklaimnya atas dasar warna
kulit,kepercayaan(agama),ataupun suku.setiap orang memiliki hak yang sama untuk berusaha
mendapatkan bagiannya dari rezeki yang diberikan Allah swt di atas bumi ini.
Kebebasan bekerja dan berusaha untuk mencari nafkah dijamin dan dilindungi oleh
negara Islam, sejauh usahanya itu sesuai dengan peraturan dan perundangan dan tidak
melibatkan perbuatan yang tidak baik atau zalim. Al-qur’an juga menganjurkan agar manusia
2
bekerja keras di dunia ini untuk meraih kehidupan yang baik dan bahagia di akhirat,.
Sebagaimana firmannya dalam surah Al-Qashash ayat 77:
َ‫ي‬ْ‫ُّن‬‫الد‬ ََّ ِ‫م‬ َ‫ك‬َْ‫ي‬ِ‫ص‬َ‫ن‬ َ‫س‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ ‫ال‬ََ َ‫ة‬َ‫ر‬ِ‫اآلخ‬ َ‫َّار‬‫الد‬ َُّ‫اَّلل‬ َ‫اك‬َ‫آت‬ ‫ا‬َ‫يم‬ِ‫ف‬ ِ‫غ‬َ‫ت‬ِْ‫ا‬ََ‫ال‬ََ َ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َُّ‫اَّلل‬ ََّ َ‫س‬ْ‫َح‬‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬ َّْ ِ‫س‬ْ‫َح‬‫أ‬ََ ‫ا‬
ِ‫إ‬ ِ‫ض‬ْ‫األر‬ ِ‫ِف‬ َ‫اد‬َ‫س‬َ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫غ‬َْْ‫ت‬ََّ ‫ي‬ِ‫د‬ِ‫س‬ْ‫ف‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُّ‫ب‬ُِ‫ُي‬ ‫ال‬ ََّ‫اَّلل‬ َّ‫ن‬
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeriakhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuatbaikkepadamu,dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.(QS.Al-Qashash:77)”
Rasullah Saw. juga mewajibkan kepada umat manusia agar berusaha dengan jujur
dan terhormat sesuai dengan sabda beliau, yang artinya:”kewajiban berikutnya bagi orang
yang telah melakukan shalat adalah mencari nafkah dengan jujur.”1
Dalam konsep Islam bahwa bisnis termasuk kegiatan mu’amalah, yaitu kegiatan yang
berhubungan sesama manusia, dan itu cukup banyak menghabiskan waktu. Aktivitas manusia
dalam bermu’amalah sangat penting untuk menghidupkan semangat islam dalam amal dan
ibadah sosial.
Peran pengusaha Islam dalam upaya pemerataan ekonomi ini sangat diharapkan,
bahkan harus mampu menjadi aktor pembangun ekonomi, mengingat penduduk Indonesia di
dominasi oleh umat Islam, dan tentu saja sebagian besar dari rakyat miskin itu adalah umat
Islam2.
Hidup manusia tidak dapat terlepas dari dunia bisnis atau usaha. Dalam dunia bisnis
ada yang berperan sebagai pencari bahan baku mentah,memproduksi,menjual dan menjadi
konsumen. Pada sisi lain, seorang konsumen uga berperan sebagai penjual, mungkin menjual
barang, mungin juga jasa. Seorang guru,dokter,bidan, buruh pabrik,buruh bangunan dan sopir
misalnya,mereka tidak menjual barang tetapi jasa.
Dengan demikian semua manusia pada hakikatnya adalah pedagang atau pengusaha.
Mereka semua bekerja, mencari uang untuk memenuhi kehidupan hidup bak pemenuhan
kebutuhan lahiriah maupun pemenuhan kepuasan bathiniah.
1 Afzalur Rahman, Ensiklopediana ilmu dalam Al-Qur’an,hal.204
2 Ali Hasan,Manejemen bisnis syari’ah,hal.3
3
Berdasarkan apa yang dijual , pengusaha dapat dibedakan menjadi dua yaitu
pengusaha barang dan pengusaha jasa. Sedangkan produktivitas dan penghasilan mereka
sangat dipengaruhi oleh keahlian dan keterampilan dibadang masing-masing. Di Indonesia
umat Islam masih banyak yang tergolong miskin, baik deaerah perkotaan maupun daerah
pedesaan. Kelemahan ekonomi kaum muslim Indonesia bukan disebabkan oleh karena faktor
beragama Islam tetapi lebih disebabkan oleh faktor budaya orang Islam Indonesia itu sendiri
dan juga karena faktor kesejarahan. Bila dilihat kembali sejarah dunia usaha di
Indonesia,setidaknya ditemukan 3 periode penentu yaitu masa kerajaan,masa penjajahan dan
masa kemerdekaan3.
Kemiskinan tidak selalu karena rendahnya etos kerja. Petani-petani ladang
misalnya,adalah pekerja keras. Mereka membanting tulang untuk menggarap tanah tetapi
mengapa mereka belum hidup secara layak. Kekuatan otot ternyata tidak cukup untuk
menghadapi tantangan hidup. Itulah sebabnya Allah memberikan kekuatan lain yaitu
kekuatan otak agar manusia dapat berfikir dan berbudaya,jeli dalam melihat peluang,bekerja
secara profesional,efektif dan efeisien sehingga produktivitasnya tinggi .Tantangan bangsa
Indonesia terutama umat Islam sebagai penduduk mayoritas masih sangat berat. Hanya ada
satu senjata yang dapat melawan model penjajahan baru ini sekaligus untuk membangkitkan
perekonomian umat, yaitu penguasaan IPTEK. Kenyataan ini hendaknya dapat menjadi
dorongan yang kuat bagi setiap muslim untuk bekerja keras mengejar ketertinggalannya.
3 Ibid hal 26
4
BAB II
PEMBAHASAN
Bisnis itu dalam Islam merupakan kegiatan berdagang. Kegiatan Bisnis Syariah dalam
Islam sangat berbeda dengan kegiatan ekonomi sekuler (kapitalis) yang beranggapan bahwa
dalam setiap urusan bisnis tidak dikenal adanya etika sebagai kerangka acuan, sehingga
dalam pandangan kaum kapitalis bahwa kegiatan bisnis amoral. Prinsip ini menunjukkan
bahwa setiap kegiatan Bisnis Syariah tidak ada hubungannya dengan moral apa pun, bahkan
agama sekalipun. Menurut ekonomi kapitalis setiap kegiatan ekonomi didasarkan pada
perolehan kesejahteraan materi sebagai tujuan utama. Dalam Bisnis Syariah manusia
memiliki peranan yang sangat penting sebagai pelaku bisnis.
Agama Islam diturunkan untuk menjawab persoalan manusia secara keseluruhan yang
dalam fungsinya sebagai Khalifatullah fil ardh (god vicegent en earth) yaitu menggunakan
ajaran agama Islam untuk mewujudkan misi Allah dimuka bumi ini.Dalam Islam dikenal
syari’ah sebagai God’s laws atau Islamic laws yang mengatur persoalan ibadah dan
muamalah.4
Landasan syari’ah adalah kebijaksanaan dan kebahagiaan manusia di dunia dan di
akhirat. Yang bertujuan untuk memajukan kesejahteraan manusia yang terletak pada jaminan
atas keyakinan,intelektual,harta dan masa depan.5
Kebutuhan terhadap harta,kekayaan adalah wajar, karena untuk melaksanakan
perintah Allah, contohnya bahwa ibadah itu perlu dukungan harta-kekayaan, terus contoh
yang lainnya, apabila orang lain yang kesulitan dan sangat memerlukan uang untuk makan,
apa selamanya cukup dengan senyum saja? Atau mau zakat fitrah apa bisa dibayar cicilan,
atau juga mau naik haji apa Cuma di angan-angan? Oleh karena itu kita umat manusia di
wajibkan untuk berusaha mencari kebutuhan hidup sehari-hari baik untuk pribadi maupun
untuk keluarga. Allah menyuruh manusia dalam beberapa hal:
1. Kerja keras untuk mencari rezeki dengan cara-cara yang dihalalkan Allah
4 Ibid,hal 4
5 Ibid,hal 5
5
2. Mencari rezeki yang telah ditebarkan Allah di muka bumi dan tidak boleh
melupakannya
3. Ketika sudah memperoleh hasil rezeki, maka bersyukurlah kepada Allah
4. Membelanjakan sebagian rezekinya di jalan Allah.
Islam menetapkan target-target bisnis yang ingin dicapai, seperti:6
1. Hasil (profit), baik beupa materi dan non materi(manfaat), ending dari setiap usaha
adalah:
a) Mencari profit dalam bentuk materi yang sebanyak-banyaknya dengan cara yang
halal, bukan dengan cara haram dan bukan pula dengan menghalalkan segala
cara.
b) Mencari manfaat non materi baik intenal maupun eksternal, seperti
persaudaraan,silaturahmi,kepedulian sosial, bersedekah, yang semuanya dapat
menjadi sarana secara bersama-sama untuk mendekatkan diri kepada Allah.
2. Pertumbuhan (growth), bisnis yang baik adalah bisnis yang secara terus-menerus
dapat meningkat dari tahun ke tahun, dengan cara:
a) Meningkatkan kualitas produksi dan atau pelayanan
b) Investasi syari’ah
3. Keberlangsungan( sustainable), orientasi bisnis yang benar adalah adanya
keberlangsungan jangka panjang.
4. Keberkahan adalah faktor penting dalam bisnis syari’ah.
Prinsip syariah Islam dalam pengelolaan harta menekankan pada keseimbangan
antara kepentingan individu dan masyarakat. Harta harus dimanfaatkan untuk hal-hal
produktif terutama kegiatan investasi yang merupakan landasan aktivitas ekonomi dalam
masyarakat. Tidak setiap orang mampu secara langsung menginvestasikan hartanya untuk
menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, diperlukan suatu lembaga yang menghubungkan
masyarakat pemilik dana dan pengusaha yang memerlukan dana (pengelola dana). Salah satu
bentuk lembaga perantara tersebut adalah bank yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah.
Ekonomi Islam pada tataran aplikasi tidak dapat dilepaskan dari regulasi yang berlaku
di suatu daerah, yang dalam hal ini di Indonesia. Penetapan suatu regulasi sangat erat
6 Ibid, hal 6
6
kaitannya dengan kebijakan pemerintah setempat dan sikap masyarakat terhadap objek
regulasi tersebut.
Dengan lahirnya sistem ekonomi Islam di Indonesia yang dimotori oleh Majelis
Ulama Indonesia, telah mendorong pemerintah untuk merumuskan regulasi guna dijadikan
pijakan juridis dalam operasionalnya. Dengan adanya regulasi tersebut, tidak hanya dijadikan
sebagai landasan juridis, tetapi telah mendorong tumbuh kembangnya kelembagaan Ekonomi
Islam.
I. Ekonomi Islam
Ekonomi Syariah (Islam), merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi syariah
berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun negara kesejahteraan (Welfare State). Berbeda
dari kapitalisme karena Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang
miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu, ekonomi dalam kaca mata Islam
merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah7.
Setiap system ekonomi mempunyai ciri-ciri yang melekat pada system ekonomi
tersebut, serta merupakan pembeda antara system ekonomi itu dengan system ekonomi
lainnya. Sistem ekonomi kapitalis bercirikan pemilikan mutlak individu atas harta dan faktor-
faktor produksi, persaingan, dan pasar bebas (oree – fight iompetition), minimnya peran dan
intervensi negara dalam aktivitas ekonomi serta adanya system perbankan yang didasarkan
pada bunga (interest – based banking).
Sistem ekonomi sosialis memepunyai beberapa ciri pokok seperti kepemilikan harta
dan faktor-faktor produksi oleh negara atau kelompok masyarakat, peran langsung dan
intervensi negara terhadap kegiatan perekonomian dan mekanisme pasar serta dominasi
badan usaha milik negara dalam perekonomian
Dunia ekonomi bisnis saat ini mulai mengalami pergeseran yang signifikan menuju
bisnis syariah yang sebelumnya menerapkan prinsip konvensional. Bisnis dengan prinsip
Syariah maksudnya bisnis yang menerapkan hukum Islam dalam kegiatan usaha berdasarkan
fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam bidang syariah.
7 Wikipedia Indonesia“http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_syariah”.
7
Sistem ekonomi Islam yang dibangun atas landasan tauhid, menempatkan materi atau
benda sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Manusia, di sisi lain, adalah mahluk yang diciptakan Allah dan wajib taat dan berbakti
kepada-Nya. Namun manusia diberi tugas atau amanah sebagai khalifatullah atau wakil Allah
di muka bumi dan dalam melakukan fungsinya sebagai mahluk dan khalifatullah itu manusia
wajib memenuhi ketentuan hukum (Syariah) serta berpedoman kepada perilaku (akhlak) yang
mulia. Atas dasar aqidah dengan bimbingan syariah dan akhlak, maka system ekonomi Islam
sebenarnya dapat dan seharusnya lebih berperan dalam perekonomian dunia, termasuk
khususnya di Indonesia.
Ada beberapa prinsip dasar yang menjadi landasan bagi system ekonomi Islam,
diantaranya:
(1) prinsip halal atau haram (right or wrong). Hanya Allah yang dapat menentukan halal atau
haramnya suatu benda atau kegiatan, manusia mengikutinya dengan mengacu kepada Al
Qur’an dan Sunnah Rasul.
(2) Prinsip kemanfaatan (use, utility). Manusia sepenuhnya dapan memanfaatkan nikmat
yang dikaruniakan Allah, dengan memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan.
(3) Prinsip kesederhanaan (moderation). Dalam melakukan kegiatan ekonomi, seperti
mengkonsumsi dan memiliki barang tidak boleh berlebihan.
(4) Prinsip kebebasan ekonomi (economic freedom). Setiap orang bebas melakukan kegiatan
ekonomi dan menjalani profesi apapun dalam koridor yang ditetapkan.
(5) prinsip keadilan ekonomi (economic justice). Prinsip ini harus menjiwai setiap kegiatan
ekonomi yang dilakukan, seperti: produksi, konsumsi, distribusi, pertukaran, dan
perdagangan.8
Mewujudkan Bisnis Syariah di Indonesia harus seiring dengan asas demokrasi
ekonomi, yaitu kegiatan usaha yang mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan
dan kemanfaatan. Sedangkan Bisnis berasaskan prinsip Syariah adalah kegiatan usaha yang
tidak mengandung riba, maisir, gharar, objek haram dan menimbulkan kezaliman.
8 Achjar Iljas(2004).SistemEkonomi Idaman (Modal.No. 23 Desember 2004), hlm. 62.
8
Dalam Al Qur'an surat Al Baqarah Ayat 275 disebutkan bahwa
… َّ‫الش‬ ُ‫ه‬ُ‫ط‬ََّْ‫خ‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ُ‫وم‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬‫ال‬ِ‫إ‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫وم‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ‫ال‬ ‫ا‬َِِ‫ر‬‫ال‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ك‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ ََّ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ِ‫س‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ََّ ِ‫م‬ ُ‫ن‬‫ا‬َ‫ط‬ْ‫ي‬
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba,tidakdapatberdirimelainkan sepertiberdirinya orang
yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila…(QS.Al-Baqarah:275) “
Juga dijelaskan bahwa Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. riba nasiah ialah
pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. riba fadhl ialah
penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya Karena
orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi
dengan padi, dan sebagainya.
Kekuatan sistem ekonomi syariah memang begitu nyata sebagai dasar bisnis. Jadi
bisnis syariah saat ini bukan lagi menjadi alternatif. Akan tetapi bisnis syariah harus menjadi
tujuan karena dapat membawa perbaikan dalam kehidupan bisnis kita.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan oleh Ketua Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI) KH Ma'ruf Amin bahwa "Fakta sudah berbicara, bahwa sistem
ekonomi konvensional yang selama ini diterapkan banyak negara di dunia, tidak hanya
merugikan tetapi juga membahayakan umat manusia. Karena sistem ekonomi konvensional,
yang diuntungkan hanyalah kelompok tertentu, bukan orang banyak. Sebaliknya, ekonomi
syariah justru membawa perbaikan dan kesejahteraan bagi umat manusia.
Bisnis syariah dapat menciptakan asas keadilan, kejujuran, transparansi, antikorupsi
dan eksploitasi, sehingga mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap
pelaku bisnis/usaha. Simpelnya, menerapkan bisnis dengan berdasarkan prinsip ekonomi
Islam memberi kesejahteraan kepada masyarakat.
Menerapkan konsep syariah dapat dimulai dari kegiatan bisnis keseharian kita, seperti
bisnis Busana Muslim. Bisnis Syariah merupakan solusi pemenuhan kebutuhan manusia yang
berlandaskan nilai-nilai Islam. Begitu pentingnya peranan Bisnis Syariah dalam menopang
dinamika ekonomi yang selaras dengan cita-cita Proklamasi akan kesejahteraan, maka sudah
saatnya kita mulai membangun dan mewujudkan Bisnis Syariah.
9
II. Regulasi Ekonomi Islam
Secara juridis regulasi ekonomi Islam di Indonesia diwakili oleh perbankan syariah
sebagai pionir pelaksanaan sistem ekonomi Islam secara real dan legal. Untuk menjawab
kebutuhan masyarakat bagi terwujudnya sistem perbankan yang sesuai syariah, pemerintah
telah memasukkan kemungkinan terlaksananya sistem tersebut dalam undang-undang.
Undang Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan secara implisit, telah membuka
peluang kegiatan usaha perbankan yang memiliki dasar operasional sistem ”bagi hasil”, yang
secara rinci dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 tentang Bank
Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Ketentuan perundang-undangan tersebut telah dijadikan
sebagai dasar hukum beroperasinya bank syariah di Indonesia, yang menandai dimulainya era
sistem perbankan ganda (dual banking system) di Indonesia.
Perbankan ganda atau dual banking system, yaitu penggunaan perbankan
konvensional dan syariah yang berjalan secara paralel. Keberadaan dua sistem perbankan
yang berkembang secara paralel dan mempunyai hubungan keuangan yang terbatas satu sama
lain akan menciptakan diversifikasi risiko keuangan secara beragam, yang akhirnya dapat
mengurangi problem risiko sistemik pada saat terjadi krisis keuangan. Artinya pengembangan
bank syariah dapat meningkatkan ketahanan sistem perbankan nasional. Namun di sisi lain,
dalam operasionalnya, dapat membawa konsekuensi terjadinya benturan hukum yang
disebabkan adanya perbedaan yang prinsip antara ketentuan hukum yang berlaku bagi bank
konvensional dengan bank syariah. Kegiatan bisnis perbankan syariah di luar aspek syariah-
mencakup berbagai aspek hukum termasuk hukum perbankan, hukum perusahaan dan hukum
dagang.
Karena hukum yang diberlakukan tersebut bersifat umum, maka pada bagian-bagian
tertentu akan terdapat permasalahan yang tidak terhindarkan lantaran adanya kontradiksi
antara hukum positif yang berlaku dengan prinsip-prinsip syariah dalam operasional bank
syariah, dan dengan demikian akan juga mempengaruhi hubungan antara bank syariah
dengan nasabahnya. Undang-undang tentang perbankan yang mengatur tentang sistem
syari’ah adalah sebagai berikut:
A. Undang Undang RI No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
10
1. Dalam Pasal 1 angka 12 undang-undang ini disebutkan tentang bagi hasil keuntungan.
Secara lengkap sebagai berikut:
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.9
2. Pasal 13 huruf c. Lengkapnya sebagai berikut:
Usaha Bank Perkreditan rakyat meliputi; Menyediakan pembiayaan bagi nasabah
berdasarkan prinsp bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah.
B. UU RI No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 Tentang
Perbankan
1. Dalam Pasal 1 angka 12 disebutkan:
Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil;
2. Dalam Pasal 1 angka 13 disebutkan:
Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak
lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya
yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi
hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah),
prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan
barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya
pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain
(ijarah wa iqtina);
3. Dalam Pasal 1 angka 23 disebutkan:
9 Undang Undang RI No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
11
Agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam
rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah;
4. Dalam Pasal 6 huruf m disebutkan:
Menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
5. Dalam Pasal 7 huruf c disebutkan:
Melakukan kegiatan penyertaan maodal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan
kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus
menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia
6. Dalam Pasal 8 disebutkan:
(1) Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berasarkan Prinsip Syariah, Bank Umum
wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atau itikad dan
kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau
mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan.
(2) Bank Umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan dan pembiayaan
berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
7. Dalam Pasal 11 disebutkan:
(1) Bank Indonesia menetapkan ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit
atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, pemberian jaminan, penempatan
investasi Surat Berharga atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh Bank
kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait, termasuk lepada
perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama dengan bank yang bersangkutan.
(2) Bank Indonesia menetapkan ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit
atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, pemberian jaminan, penempatan
investasi surat berharga, atau hal lain yang serupa yang dapat dilakukan oleh bank
kepada:
a. Pemegang saham yang memiliki 10% (sepuluh perseratus) atau lebih dari modal
disetor bank;
12
b. Anggota dewan komisaris;
c. Anggota direksi;
d. Keluarga dari pihak sebagaimana dimaksud dalam huhruf a, huruf b, dan huruf c;
e. Pejabat bank lainnya; dan
f. Perusahaan-perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan dari pihak-pihak
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e.
(3) Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, bank
dilarang melampaui batas maksimum pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan
Prinsip Syariah sebagaimana diatur dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4).
8. Dalam Pasal 13 c disebutkan:
Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
9. Dalam Pasal 29 ayat (3) disebutkan:
Dalam memberikan Kredit atau Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah dan melakukan
kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan
kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank.
10. Dalam Pasal 37 ayat (1) huruf c disebutkan:
Dalam hal suatu bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya,
Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar:
a. Pemegang saham menambah modal;
b. Pemegang saham mengganti dewan komisaris dan atau direksi bank;
c. Bank menghapusbukukan kredit atau pembiayaan berdasar-kan Prinsip Syariah yang
macet dan memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya;
d. Bank melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain;
e. Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban;
f. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada pihak lain;
g. Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan/atau kewajiban bank kepada bank atau
pihak lain.10
10 UU RI No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
13
Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998, Bank konvesional dapat melakukan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syari’ah, melalui :11
a. Pendirian Bank Syari’ah baru
b. Konversi dari kantor pusat bank konvensional
c. Konversi dari kantor cabang konvensional
d. Pembukaan kantor cabang syari’ah baru dari bank konvensional dan
e. Peningkatan status dan konversi kantor cabang pembantu bank konvensional menjadi
kantor cabang bank syari’ah.
C. UU RI No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia
Dalam Pasal 11 ayat (1) dan (2) disebutkan:
(1) Bank Indonesia dapat memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah
untuk jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari kepada Bank untuk mengatasi
kesulitan pendanaan jangka pendek Bank yang bersangkutan.
(2) Pelaksanaan pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), wajib dijamin oleh Bank penerima dengan agunan yang
berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar jumlah kredit atau
pembiayaan yang diterimanya.12
D. UU RI Nomor 21 tentang Perbankan Syariah yang disahkan tanggal 17 Juni 2008
Menteri Agama Maftuh Basyuni menyatakan positif dengan terbitnya UU baru. Hal
ini sejalan dengan dinamika perbankan yang tengah diramaikan bisnis pembiayaan berbasis
syariah. Menurut Menteri Agama, dengan lahirnya UU ini perbankan syariah tetap akan
berada di bawah regulasi Bank Indonesia. Sedangkan, masalah penerapan tatakelola sesuai
syariah akan berada di bawah pengawasan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ke depannya,
MUI akan memiliki perwakilan di BI sebagai Dewan Pengawas Syariah. “Dari fatwa yang
dikeluarkan MUI nantinya akan diadopsi dalam peraturan Bank Indonesia“, jelasnya.
11 Zainul Arifin, Memahami Bank Syari’ah : lingkup,peluang,tantangan dan prospek, Alfabet, Jakarta, 1999,
hlm.14
12 UU RI No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia.
14
Memperhatikan peraturan perundangan yang telah dikutip di atas, nampak sekali telah
terjadi perubahan secara drastis yang berkaitan dengan regulasi bidang ekonomi Islam,
khususnya bidang perbankan syariah. Dalam tempo sejak tahun 1992 sampai dengan tahun
2008 telah lahir peraturan perundangan yang mengatur tentang ekonomi Islam sebanyak 6
undang-undang, dalam hal ini tentang perbankan syariah, yaitu:
1. Undang Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
2. Undang Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas UU No.
7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
3. Undang Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia
4. Undang Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharharga
Syariah Negara (SBSN)
5. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 21 tentang Perbankan Syariah yang disahkan
tanggal 17 Juni 2008
6. Undang Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2006 Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama
Geliat sistem ekonomi Islam di Indonesia bisa dikatakan sedikit terlambat dibanding
negara-negara muslim lainnya. Sekitar tahun 90-an, instrument perbankan syari’ah muncul di
Indonesia dengan Bank Muamalat sebagai Bank Islam pertama pada tahun 1992. Padahal di
negara jiran seperti malaysia, tahun-tahun tersebut sudah menunjukan perkembangan
perbankan Islam yang cukup memuaskan.
Adapun peraturan-peraturan yang diterapkan masih terbatas pada Peraturan Bank
Indonesia (BI) yang merujuk pada fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI). Sedangkan fatwa itu sendiri hanya merupakan sebuah pendapat hukum yang
tidak mengikat.13
Upaya positivisasi hukum ekonomi syari’ah mulai terarahkan setelah direvisinya UU
No 7 tahun 1989 menjadi UU no 3 tahun 2006 tentang Peradilan Agama. Dalam revisi
tersebut disebutkan bahwa Peradilan Agama saat ini tidak hanya berwenang menyelesaikan
sengketa di bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf dan sodaqoh saja, melainkan juga
13 Abdul Mughits, Kompilasi hukumEkonomi Syari’ah (KHES) DalamTinjauan Hukum Islam.DalamJurnal Al -
Mawarid Edisi XVIII tahun 2008,hlm143
15
menangani permohonan pengangkatan anak (adopsi) dan menyelesaikan sengketa dalam
zakat, infaq serta ekonomi syari’ah.14
Konsekuensi dari perluasan kewenangan tersebut, para penegak hukum yang ada di
Peradilan Agama khususnya dan Mahkamah Agung pada umumnya harus mempersiapkan
dan meningkatkan capability-nya sebagai pemberi keadilan bagi masyarakat, khususunya
dalam materi-materi baru yang diamanatkan Undang-Undang tersebut, utamanya perihal
ekonomi syari’ah.15
Sebagai tindak lanjut dari hal tersebut, Mahkamah Agung membentuk Tim
Penyusunan Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) yang diketuai oleh Prof. Dr. H.
Abdul Manan, S.H., S.IP, M.Hum. Keberadaan KHES ini memang sangat diperlukan sebagai
pegangan dan rujukan hakim Peradilan Agama dalam memutus sengketa ekonomi syari’ah.
Untuk menyusun draft KHES tersebut, tim dari Mahkamah Agung telah menyelenggarakan
berbagai acara diskusi dan seminar yang mengkaji draft naskah tersebut dengan lembaga,
ulama dan para pakar. Sehingga hanya dalam waktu kurang lebih satu tahun penyusunan
KHES sudah dirampungkan. Namun demikian, sebagai upaya maksimalisasi dan
penyempurnaan KHES menuju format ideal, tentunya upaya kritisasi dan tanggapan dari
berbagai pihak perlu untuk terus ditindak lanjuti sampai saat ini.
14 Lihat Pasal 49 Undang-UndangNo 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan Agama
15Menurut Penjelasanpasal 49 UU No 3 tahun 2006 tersebut disebutkan bahwa yang dimaksud dengan
ekonomi syari’ah adalah perbuatan atau kegiatan usaha yangdilaksanakan menurutprinsip syari’ah, antara
lain meliputi: a) Bank Syari’ah (b) Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah; (c) Asuransi Sayri’ah; (d) Reasura nsi
Syari’ah;(e) Reksadana Syari’ah;(f) Obligasi dan Surat Berharga berjangka Menengah Syari’ah; (g) Sekuritas
Syari’ah; (h) Pembiayaan Syari’ah; (i) pegadaian Syari’ah; (j) dana pensiun lembaga Keuangan Syari’ah; (k)
bisnis Syari’ah.
16
BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan
Regulasi ekonomi Islam di Indonesia telah berjalan sesuai dengan perkembangan
dinamika kebutuhan masyarakat. Para pelaku ekonomi dalam menjalankan fungsinya sangat
memperhatikan kemungkinan resiko, baik sifatnya positif maupun yang negatif. Karena suatu
tindakan ekonomi, bagi para ekonom tidak mungkin dilaksanakan secara gambling.,
mengingat modal yang dijalankannya belum tentu modal sendiri, tetapi tentu melibatkan
modal pihak lain yang harus dipertanggung jawabkan.
Pemilihan para ekonom/pebisnis untuk menjalankan usahanya dengan sistem
Ekonomi Islam merupakan pilihan yang tepat untuk meningkatkan akan kesadaran haramnya
riba. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa sistem Ekonomi Islam telah “menjanjikan”
kepada mereka sesuatu yang memberi harapan, yaitu keuntungan.
Perkembangan pesat Ekonomi Islam di Indonesia telah direspon positif oleh
pemerintah, hal ini dibuktikan dengan dikeluarkannya regulasi yang signifikan berupa
undang-undang dan peraturan pemerintah, sehingga para pelaku ekonomi Islam mempunyai
pijakan hukum yang jelas, sekaligus lembaga pengawalnya, yaitu Pengadilan Agama.
Ekonomi syari’ah adalah perbuatan atau kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut
prinsip syari’ah, antara lain meliputi:
a. bank syari’ah;
b. lembaga keuangan mikro syari’ah.
c. asuransi syari’ah;
d. reasuransi syari’ah;
e. reksa dana syari’ah;
f. obligasi syari’ah dan surat berharga berjangka menengah syari’ah;
g. sekuritas syari’ah;
h. pembiayaan syari’ah;
i. pegadaian syari’ah;
j. dana pensiun lembaga keuangan syari’ah; dan
k. bisnis syari’ah.16
16 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.
17
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad. Ekonomi Syari’ah. Yogyakarta: graha ilmu.2008
A.Karim Adiwarman, Bank Islam. cet.7,Jakarta:PT Rajagrafindo Persada. 2010
Abu Sinn Ahmad Ibrahim, Manajemen Syari’ah. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.2008
Sri Imaniyati Neni, Hukum Ekonomi dan Ekonomi Islam. Bandung : Mandar Maju. 2002
http://www.pdfseeker.net/pdf/analisis-peran-perbankan-syariah-dalam-pembiayaan.
htmlhttp://www.badilag.net
research.mercubuana.ac.id/.../Faktor-Pendukung-Institusi-Lembaga-...
etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail..
http://etd.eprints.ums.ac.id/2443/1/B200040261.pdf
www.ebookpp.com/bi/bisnis-properti-syariah-pdf.html
http://omperi.wikidot.com/sejarah-hukum-perbankan-syariah-di-indonesia
http://www.syariahbisnis.com/bisnissyariah.html

More Related Content

What's hot

Pengantar Manajemen Risiko Bank Syariah (2020)
Pengantar Manajemen Risiko Bank Syariah (2020)Pengantar Manajemen Risiko Bank Syariah (2020)
Pengantar Manajemen Risiko Bank Syariah (2020)Aji Erlangga Martawireja
 
Tugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UASTugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UASDevia13
 
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATPERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATUofa_Unsada
 
PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI INDONESIA MENUJU KONVERGENSI IFRS
PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI INDONESIA MENUJU KONVERGENSI IFRSPERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI INDONESIA MENUJU KONVERGENSI IFRS
PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI INDONESIA MENUJU KONVERGENSI IFRSNur Kholisah
 
Sejarah Bank di Indonesa powerpoint
Sejarah Bank di Indonesa powerpointSejarah Bank di Indonesa powerpoint
Sejarah Bank di Indonesa powerpointMuhalida Zia
 
Makalah kegiatan bank
Makalah kegiatan bankMakalah kegiatan bank
Makalah kegiatan bankteguh zhee
 
Tingkat kesehatan bank
Tingkat kesehatan bankTingkat kesehatan bank
Tingkat kesehatan bankAsep Sahwani
 
sistem dan perhitungan bagi hasil
sistem dan perhitungan bagi hasilsistem dan perhitungan bagi hasil
sistem dan perhitungan bagi hasilnelifaizah
 
Otoritas jasa keuangan (ojk)
Otoritas jasa keuangan (ojk)Otoritas jasa keuangan (ojk)
Otoritas jasa keuangan (ojk)febyapratiwi
 
Internal rate of return perhitungannya sederhana namun tidak sederhana
Internal rate of return perhitungannya sederhana namun tidak sederhanaInternal rate of return perhitungannya sederhana namun tidak sederhana
Internal rate of return perhitungannya sederhana namun tidak sederhanaFuturum2
 
Rekonsiliasi Bank - Akuntansi Keuangan Menengah
Rekonsiliasi Bank - Akuntansi Keuangan MenengahRekonsiliasi Bank - Akuntansi Keuangan Menengah
Rekonsiliasi Bank - Akuntansi Keuangan MenengahAdora Aline A.
 

What's hot (20)

Makalah bprs
Makalah bprsMakalah bprs
Makalah bprs
 
Pengantar Manajemen Risiko Bank Syariah (2020)
Pengantar Manajemen Risiko Bank Syariah (2020)Pengantar Manajemen Risiko Bank Syariah (2020)
Pengantar Manajemen Risiko Bank Syariah (2020)
 
Tugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UASTugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UAS
 
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATPERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
 
Zakat dan wakaf
Zakat dan wakafZakat dan wakaf
Zakat dan wakaf
 
PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI INDONESIA MENUJU KONVERGENSI IFRS
PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI INDONESIA MENUJU KONVERGENSI IFRSPERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI INDONESIA MENUJU KONVERGENSI IFRS
PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI INDONESIA MENUJU KONVERGENSI IFRS
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Sejarah Bank di Indonesa powerpoint
Sejarah Bank di Indonesa powerpointSejarah Bank di Indonesa powerpoint
Sejarah Bank di Indonesa powerpoint
 
Makalah kegiatan bank
Makalah kegiatan bankMakalah kegiatan bank
Makalah kegiatan bank
 
Makalah BANK UMUM
Makalah BANK UMUMMakalah BANK UMUM
Makalah BANK UMUM
 
Tingkat kesehatan bank
Tingkat kesehatan bankTingkat kesehatan bank
Tingkat kesehatan bank
 
BANK EKONOMI KELAS X
BANK EKONOMI KELAS XBANK EKONOMI KELAS X
BANK EKONOMI KELAS X
 
PPT Akuntansi Mudharabah
PPT Akuntansi MudharabahPPT Akuntansi Mudharabah
PPT Akuntansi Mudharabah
 
Akuntansi Musyarakah
Akuntansi MusyarakahAkuntansi Musyarakah
Akuntansi Musyarakah
 
sistem dan perhitungan bagi hasil
sistem dan perhitungan bagi hasilsistem dan perhitungan bagi hasil
sistem dan perhitungan bagi hasil
 
Otoritas jasa keuangan (ojk)
Otoritas jasa keuangan (ojk)Otoritas jasa keuangan (ojk)
Otoritas jasa keuangan (ojk)
 
Internal rate of return perhitungannya sederhana namun tidak sederhana
Internal rate of return perhitungannya sederhana namun tidak sederhanaInternal rate of return perhitungannya sederhana namun tidak sederhana
Internal rate of return perhitungannya sederhana namun tidak sederhana
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Laporan Keuangan Bank
Laporan Keuangan BankLaporan Keuangan Bank
Laporan Keuangan Bank
 
Rekonsiliasi Bank - Akuntansi Keuangan Menengah
Rekonsiliasi Bank - Akuntansi Keuangan MenengahRekonsiliasi Bank - Akuntansi Keuangan Menengah
Rekonsiliasi Bank - Akuntansi Keuangan Menengah
 

Similar to OPTIMALISASI BISNIS SYARIAH

CTU 241 ( PENGENALAN EKONOMI ISLAM & PRINSIP EKONOMI ISLAM )
CTU 241 ( PENGENALAN EKONOMI ISLAM & PRINSIP EKONOMI ISLAM )CTU 241 ( PENGENALAN EKONOMI ISLAM & PRINSIP EKONOMI ISLAM )
CTU 241 ( PENGENALAN EKONOMI ISLAM & PRINSIP EKONOMI ISLAM )Farah Mohammed Yusoff
 
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6TyoSuliez
 
Ekonomi dan bisnis dalam pandangan islam.ppt
Ekonomi dan bisnis dalam pandangan islam.pptEkonomi dan bisnis dalam pandangan islam.ppt
Ekonomi dan bisnis dalam pandangan islam.ppterniindriyana
 
AKHLAK_DALAM_BERBISNIS dalam islam atau muslim
AKHLAK_DALAM_BERBISNIS dalam islam atau muslimAKHLAK_DALAM_BERBISNIS dalam islam atau muslim
AKHLAK_DALAM_BERBISNIS dalam islam atau muslimrimanurmalasarispd
 
Inspirasi Wirausahawan Sukses
Inspirasi Wirausahawan SuksesInspirasi Wirausahawan Sukses
Inspirasi Wirausahawan Sukseslaila zulfa
 
Hotnida hasibuan
Hotnida hasibuanHotnida hasibuan
Hotnida hasibuankhotneeda
 
pengurusan & keusahawanan islam
pengurusan & keusahawanan islampengurusan & keusahawanan islam
pengurusan & keusahawanan islamAnas Masud
 
Etika berbisnis dalam islam
Etika berbisnis dalam islamEtika berbisnis dalam islam
Etika berbisnis dalam islamAgus Setia
 
Islam Sebagai Konsep Ekonomi Islam
Islam Sebagai Konsep Ekonomi IslamIslam Sebagai Konsep Ekonomi Islam
Islam Sebagai Konsep Ekonomi IslamAsikin Aja
 
2 rancang bangun ekonomi islam
2 rancang bangun ekonomi islam2 rancang bangun ekonomi islam
2 rancang bangun ekonomi islamXINYOUWANZ
 
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM Ruyung Movia
 
Makalah tafsir lebih joss n oce
Makalah tafsir lebih joss n oceMakalah tafsir lebih joss n oce
Makalah tafsir lebih joss n oceOpissen Yudisyus
 
Modul 3 pai xii paskar
Modul 3 pai xii paskarModul 3 pai xii paskar
Modul 3 pai xii paskarWahyu Mulyana
 
Pengantar fiqh muamalat maliah dalam islam
Pengantar fiqh muamalat maliah dalam islamPengantar fiqh muamalat maliah dalam islam
Pengantar fiqh muamalat maliah dalam islamAbdul Ghani
 
Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi
Kelompok 4 tafsir hadits ekonomiKelompok 4 tafsir hadits ekonomi
Kelompok 4 tafsir hadits ekonomiOpissen Yudisyus
 
00 seputar bisnis islami
00 seputar bisnis islami00 seputar bisnis islami
00 seputar bisnis islamiEncep Bahauddin
 

Similar to OPTIMALISASI BISNIS SYARIAH (20)

CTU 241 ( PENGENALAN EKONOMI ISLAM & PRINSIP EKONOMI ISLAM )
CTU 241 ( PENGENALAN EKONOMI ISLAM & PRINSIP EKONOMI ISLAM )CTU 241 ( PENGENALAN EKONOMI ISLAM & PRINSIP EKONOMI ISLAM )
CTU 241 ( PENGENALAN EKONOMI ISLAM & PRINSIP EKONOMI ISLAM )
 
Menjana jati diri muslim
Menjana jati diri muslimMenjana jati diri muslim
Menjana jati diri muslim
 
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
 
Ekonomi dan bisnis dalam pandangan islam.ppt
Ekonomi dan bisnis dalam pandangan islam.pptEkonomi dan bisnis dalam pandangan islam.ppt
Ekonomi dan bisnis dalam pandangan islam.ppt
 
AKHLAK_DALAM_BERBISNIS dalam islam atau muslim
AKHLAK_DALAM_BERBISNIS dalam islam atau muslimAKHLAK_DALAM_BERBISNIS dalam islam atau muslim
AKHLAK_DALAM_BERBISNIS dalam islam atau muslim
 
Inspirasi Wirausahawan Sukses
Inspirasi Wirausahawan SuksesInspirasi Wirausahawan Sukses
Inspirasi Wirausahawan Sukses
 
Ekonomi syari’ah
Ekonomi syari’ahEkonomi syari’ah
Ekonomi syari’ah
 
Hotnida hasibuan
Hotnida hasibuanHotnida hasibuan
Hotnida hasibuan
 
pengurusan & keusahawanan islam
pengurusan & keusahawanan islampengurusan & keusahawanan islam
pengurusan & keusahawanan islam
 
Etika berbisnis dalam islam
Etika berbisnis dalam islamEtika berbisnis dalam islam
Etika berbisnis dalam islam
 
Islam Sebagai Konsep Ekonomi Islam
Islam Sebagai Konsep Ekonomi IslamIslam Sebagai Konsep Ekonomi Islam
Islam Sebagai Konsep Ekonomi Islam
 
2 rancang bangun ekonomi islam
2 rancang bangun ekonomi islam2 rancang bangun ekonomi islam
2 rancang bangun ekonomi islam
 
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
 
Makalah tafsir lebih joss n oce
Makalah tafsir lebih joss n oceMakalah tafsir lebih joss n oce
Makalah tafsir lebih joss n oce
 
Modul 3 pai xii lb
Modul 3 pai xii lbModul 3 pai xii lb
Modul 3 pai xii lb
 
Modul 3 pai xii paskar
Modul 3 pai xii paskarModul 3 pai xii paskar
Modul 3 pai xii paskar
 
Pengantar fiqh muamalat maliah dalam islam
Pengantar fiqh muamalat maliah dalam islamPengantar fiqh muamalat maliah dalam islam
Pengantar fiqh muamalat maliah dalam islam
 
Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi
Kelompok 4 tafsir hadits ekonomiKelompok 4 tafsir hadits ekonomi
Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi
 
00 seputar bisnis islami
00 seputar bisnis islami00 seputar bisnis islami
00 seputar bisnis islami
 
Ekonomi Islam
Ekonomi IslamEkonomi Islam
Ekonomi Islam
 

More from Taufik Rahman

Tugas laporan akhir KKN
Tugas laporan akhir KKNTugas laporan akhir KKN
Tugas laporan akhir KKNTaufik Rahman
 
laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah
laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah
laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah Taufik Rahman
 
Jadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama Kandangan
Jadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama KandanganJadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama Kandangan
Jadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama KandanganTaufik Rahman
 
Laporan kelompok praktikum Di Pengadilan Agama Kandangan
Laporan kelompok praktikum Di Pengadilan Agama Kandangan Laporan kelompok praktikum Di Pengadilan Agama Kandangan
Laporan kelompok praktikum Di Pengadilan Agama Kandangan Taufik Rahman
 
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI NegaraSejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI NegaraTaufik Rahman
 
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI NegaraSejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI NegaraTaufik Rahman
 
Nama nama anak laki-laki dari gelar nabi muhammad
Nama nama anak laki-laki dari gelar nabi muhammadNama nama anak laki-laki dari gelar nabi muhammad
Nama nama anak laki-laki dari gelar nabi muhammadTaufik Rahman
 
Daftar fatwa dewan syariah
Daftar fatwa dewan syariahDaftar fatwa dewan syariah
Daftar fatwa dewan syariahTaufik Rahman
 
ayat muamalat jual beli
ayat muamalat jual beliayat muamalat jual beli
ayat muamalat jual beliTaufik Rahman
 
manajemen bisnis (muamalat love cafe)
manajemen bisnis (muamalat love cafe)manajemen bisnis (muamalat love cafe)
manajemen bisnis (muamalat love cafe)Taufik Rahman
 
Hukum pertanahan indonesia
Hukum pertanahan indonesiaHukum pertanahan indonesia
Hukum pertanahan indonesiaTaufik Rahman
 
Hukumk zakat & perwakafan
Hukumk zakat & perwakafanHukumk zakat & perwakafan
Hukumk zakat & perwakafanTaufik Rahman
 
RAHASIA DIBALIK AYAT
RAHASIA DIBALIK AYATRAHASIA DIBALIK AYAT
RAHASIA DIBALIK AYATTaufik Rahman
 
Daftar saluran tv lengkap dengan kode kodenya
Daftar saluran tv lengkap dengan kode kodenyaDaftar saluran tv lengkap dengan kode kodenya
Daftar saluran tv lengkap dengan kode kodenyaTaufik Rahman
 
Skripsi "Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen ( Dalam Perjanjian Jual beli te...
Skripsi "Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen ( Dalam Perjanjian Jual beli te...Skripsi "Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen ( Dalam Perjanjian Jual beli te...
Skripsi "Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen ( Dalam Perjanjian Jual beli te...Taufik Rahman
 

More from Taufik Rahman (20)

Tugas laporan akhir KKN
Tugas laporan akhir KKNTugas laporan akhir KKN
Tugas laporan akhir KKN
 
laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah
laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah
laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah
 
Jadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama Kandangan
Jadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama KandanganJadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama Kandangan
Jadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama Kandangan
 
Laporan kelompok praktikum Di Pengadilan Agama Kandangan
Laporan kelompok praktikum Di Pengadilan Agama Kandangan Laporan kelompok praktikum Di Pengadilan Agama Kandangan
Laporan kelompok praktikum Di Pengadilan Agama Kandangan
 
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI NegaraSejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
 
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI NegaraSejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
 
Nama nama anak laki-laki dari gelar nabi muhammad
Nama nama anak laki-laki dari gelar nabi muhammadNama nama anak laki-laki dari gelar nabi muhammad
Nama nama anak laki-laki dari gelar nabi muhammad
 
Daftar fatwa dewan syariah
Daftar fatwa dewan syariahDaftar fatwa dewan syariah
Daftar fatwa dewan syariah
 
Ayat ayat muamalat
Ayat ayat muamalatAyat ayat muamalat
Ayat ayat muamalat
 
Leasing
LeasingLeasing
Leasing
 
ayat muamalat jual beli
ayat muamalat jual beliayat muamalat jual beli
ayat muamalat jual beli
 
perwalian
perwalianperwalian
perwalian
 
etika bisnis
etika bisnisetika bisnis
etika bisnis
 
manajemen bisnis (muamalat love cafe)
manajemen bisnis (muamalat love cafe)manajemen bisnis (muamalat love cafe)
manajemen bisnis (muamalat love cafe)
 
Hukum pertanahan indonesia
Hukum pertanahan indonesiaHukum pertanahan indonesia
Hukum pertanahan indonesia
 
Hukumk zakat & perwakafan
Hukumk zakat & perwakafanHukumk zakat & perwakafan
Hukumk zakat & perwakafan
 
Viva darul amien
Viva darul amienViva darul amien
Viva darul amien
 
RAHASIA DIBALIK AYAT
RAHASIA DIBALIK AYATRAHASIA DIBALIK AYAT
RAHASIA DIBALIK AYAT
 
Daftar saluran tv lengkap dengan kode kodenya
Daftar saluran tv lengkap dengan kode kodenyaDaftar saluran tv lengkap dengan kode kodenya
Daftar saluran tv lengkap dengan kode kodenya
 
Skripsi "Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen ( Dalam Perjanjian Jual beli te...
Skripsi "Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen ( Dalam Perjanjian Jual beli te...Skripsi "Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen ( Dalam Perjanjian Jual beli te...
Skripsi "Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen ( Dalam Perjanjian Jual beli te...
 

Recently uploaded

SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 

Recently uploaded (20)

SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 

OPTIMALISASI BISNIS SYARIAH

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN  Latar belakang Masalah kehidupan ekonomi manusia selalu menarik perhatian, baik secara individual maupun sosial. Manusia telah mengerahkan berbagai macam usaha untuk mengatasi persoalan yang sulit tetapi penting. Dalam islam, keagungan tuhan menjadi hal yang mendasar bagi segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, tak peduli watak dan coraknya baik itu bersifat spritual,ekonomis, politis, ataupun sosial. Allah adalah pencipta dan pemilik segala sesuatu. Sebagaimana firmannya dalam surah Al-Baqarah ayat 29 dan Al-Hadid ayat 5 َّ‫و‬َ‫س‬َ‫ف‬ ِ‫اء‬َ‫م‬َّ‫الس‬ َ‫َل‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫و‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ َُّ‫ُث‬ ‫ا‬ً‫يع‬َِ‫َج‬ ِ‫ض‬ْ‫األر‬ ِ‫ِف‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ِِّ ُ‫ك‬ِِ َ‫و‬ُ‫ه‬ََ ٍ‫ا‬ََ‫ا‬َََ َََْْ‫س‬ ََّّ ُ‫اه‬ ‫يم‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada dibumiuntuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu(QS.Al- Baqarah:29)” ُ‫ور‬ُ‫األم‬ ََُ‫ج‬ْ‫ر‬ُ‫ت‬ َِّ‫اَّلل‬ َ‫َل‬ِ‫إ‬ََ ِ‫ض‬ْ‫األر‬ََ ٍِ‫ا‬ََ‫ا‬َ‫م‬َّ‫الس‬ ُ‫ك‬ْ‫ل‬ُ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ “Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi. Dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan (QS. Al-Hadid : 5)” Selain memberikan Fasilitas kehidupan. Allah juga menurunkan aturan (syari’ah),sistem sosial yang mengatur kehidupan manuasia dalam ranah politik,manajemen ,sosial,ekonomi, yang sesuai dengan rahasia penciptaan-Nya, yakni beribadah kepada Allah. Inilah yang mendasari lahirnya hak-hak asasi bagi setiap orang untuk berusaha mendapatkan hak dan bagiannya dari pemberian Allah swt di muka bumi, baik di daratan maupun di lautan, dan tak seorangpun dapat mengklaimnya atas dasar warna kulit,kepercayaan(agama),ataupun suku.setiap orang memiliki hak yang sama untuk berusaha mendapatkan bagiannya dari rezeki yang diberikan Allah swt di atas bumi ini. Kebebasan bekerja dan berusaha untuk mencari nafkah dijamin dan dilindungi oleh negara Islam, sejauh usahanya itu sesuai dengan peraturan dan perundangan dan tidak melibatkan perbuatan yang tidak baik atau zalim. Al-qur’an juga menganjurkan agar manusia
  • 2. 2 bekerja keras di dunia ini untuk meraih kehidupan yang baik dan bahagia di akhirat,. Sebagaimana firmannya dalam surah Al-Qashash ayat 77: َ‫ي‬ْ‫ُّن‬‫الد‬ ََّ ِ‫م‬ َ‫ك‬َْ‫ي‬ِ‫ص‬َ‫ن‬ َ‫س‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ ‫ال‬ََ َ‫ة‬َ‫ر‬ِ‫اآلخ‬ َ‫َّار‬‫الد‬ َُّ‫اَّلل‬ َ‫اك‬َ‫آت‬ ‫ا‬َ‫يم‬ِ‫ف‬ ِ‫غ‬َ‫ت‬ِْ‫ا‬ََ‫ال‬ََ َ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َُّ‫اَّلل‬ ََّ َ‫س‬ْ‫َح‬‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬ َّْ ِ‫س‬ْ‫َح‬‫أ‬ََ ‫ا‬ ِ‫إ‬ ِ‫ض‬ْ‫األر‬ ِ‫ِف‬ َ‫اد‬َ‫س‬َ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫غ‬َْْ‫ت‬ََّ ‫ي‬ِ‫د‬ِ‫س‬ْ‫ف‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُّ‫ب‬ُِ‫ُي‬ ‫ال‬ ََّ‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeriakhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuatbaikkepadamu,dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(QS.Al-Qashash:77)” Rasullah Saw. juga mewajibkan kepada umat manusia agar berusaha dengan jujur dan terhormat sesuai dengan sabda beliau, yang artinya:”kewajiban berikutnya bagi orang yang telah melakukan shalat adalah mencari nafkah dengan jujur.”1 Dalam konsep Islam bahwa bisnis termasuk kegiatan mu’amalah, yaitu kegiatan yang berhubungan sesama manusia, dan itu cukup banyak menghabiskan waktu. Aktivitas manusia dalam bermu’amalah sangat penting untuk menghidupkan semangat islam dalam amal dan ibadah sosial. Peran pengusaha Islam dalam upaya pemerataan ekonomi ini sangat diharapkan, bahkan harus mampu menjadi aktor pembangun ekonomi, mengingat penduduk Indonesia di dominasi oleh umat Islam, dan tentu saja sebagian besar dari rakyat miskin itu adalah umat Islam2. Hidup manusia tidak dapat terlepas dari dunia bisnis atau usaha. Dalam dunia bisnis ada yang berperan sebagai pencari bahan baku mentah,memproduksi,menjual dan menjadi konsumen. Pada sisi lain, seorang konsumen uga berperan sebagai penjual, mungkin menjual barang, mungin juga jasa. Seorang guru,dokter,bidan, buruh pabrik,buruh bangunan dan sopir misalnya,mereka tidak menjual barang tetapi jasa. Dengan demikian semua manusia pada hakikatnya adalah pedagang atau pengusaha. Mereka semua bekerja, mencari uang untuk memenuhi kehidupan hidup bak pemenuhan kebutuhan lahiriah maupun pemenuhan kepuasan bathiniah. 1 Afzalur Rahman, Ensiklopediana ilmu dalam Al-Qur’an,hal.204 2 Ali Hasan,Manejemen bisnis syari’ah,hal.3
  • 3. 3 Berdasarkan apa yang dijual , pengusaha dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengusaha barang dan pengusaha jasa. Sedangkan produktivitas dan penghasilan mereka sangat dipengaruhi oleh keahlian dan keterampilan dibadang masing-masing. Di Indonesia umat Islam masih banyak yang tergolong miskin, baik deaerah perkotaan maupun daerah pedesaan. Kelemahan ekonomi kaum muslim Indonesia bukan disebabkan oleh karena faktor beragama Islam tetapi lebih disebabkan oleh faktor budaya orang Islam Indonesia itu sendiri dan juga karena faktor kesejarahan. Bila dilihat kembali sejarah dunia usaha di Indonesia,setidaknya ditemukan 3 periode penentu yaitu masa kerajaan,masa penjajahan dan masa kemerdekaan3. Kemiskinan tidak selalu karena rendahnya etos kerja. Petani-petani ladang misalnya,adalah pekerja keras. Mereka membanting tulang untuk menggarap tanah tetapi mengapa mereka belum hidup secara layak. Kekuatan otot ternyata tidak cukup untuk menghadapi tantangan hidup. Itulah sebabnya Allah memberikan kekuatan lain yaitu kekuatan otak agar manusia dapat berfikir dan berbudaya,jeli dalam melihat peluang,bekerja secara profesional,efektif dan efeisien sehingga produktivitasnya tinggi .Tantangan bangsa Indonesia terutama umat Islam sebagai penduduk mayoritas masih sangat berat. Hanya ada satu senjata yang dapat melawan model penjajahan baru ini sekaligus untuk membangkitkan perekonomian umat, yaitu penguasaan IPTEK. Kenyataan ini hendaknya dapat menjadi dorongan yang kuat bagi setiap muslim untuk bekerja keras mengejar ketertinggalannya. 3 Ibid hal 26
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN Bisnis itu dalam Islam merupakan kegiatan berdagang. Kegiatan Bisnis Syariah dalam Islam sangat berbeda dengan kegiatan ekonomi sekuler (kapitalis) yang beranggapan bahwa dalam setiap urusan bisnis tidak dikenal adanya etika sebagai kerangka acuan, sehingga dalam pandangan kaum kapitalis bahwa kegiatan bisnis amoral. Prinsip ini menunjukkan bahwa setiap kegiatan Bisnis Syariah tidak ada hubungannya dengan moral apa pun, bahkan agama sekalipun. Menurut ekonomi kapitalis setiap kegiatan ekonomi didasarkan pada perolehan kesejahteraan materi sebagai tujuan utama. Dalam Bisnis Syariah manusia memiliki peranan yang sangat penting sebagai pelaku bisnis. Agama Islam diturunkan untuk menjawab persoalan manusia secara keseluruhan yang dalam fungsinya sebagai Khalifatullah fil ardh (god vicegent en earth) yaitu menggunakan ajaran agama Islam untuk mewujudkan misi Allah dimuka bumi ini.Dalam Islam dikenal syari’ah sebagai God’s laws atau Islamic laws yang mengatur persoalan ibadah dan muamalah.4 Landasan syari’ah adalah kebijaksanaan dan kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat. Yang bertujuan untuk memajukan kesejahteraan manusia yang terletak pada jaminan atas keyakinan,intelektual,harta dan masa depan.5 Kebutuhan terhadap harta,kekayaan adalah wajar, karena untuk melaksanakan perintah Allah, contohnya bahwa ibadah itu perlu dukungan harta-kekayaan, terus contoh yang lainnya, apabila orang lain yang kesulitan dan sangat memerlukan uang untuk makan, apa selamanya cukup dengan senyum saja? Atau mau zakat fitrah apa bisa dibayar cicilan, atau juga mau naik haji apa Cuma di angan-angan? Oleh karena itu kita umat manusia di wajibkan untuk berusaha mencari kebutuhan hidup sehari-hari baik untuk pribadi maupun untuk keluarga. Allah menyuruh manusia dalam beberapa hal: 1. Kerja keras untuk mencari rezeki dengan cara-cara yang dihalalkan Allah 4 Ibid,hal 4 5 Ibid,hal 5
  • 5. 5 2. Mencari rezeki yang telah ditebarkan Allah di muka bumi dan tidak boleh melupakannya 3. Ketika sudah memperoleh hasil rezeki, maka bersyukurlah kepada Allah 4. Membelanjakan sebagian rezekinya di jalan Allah. Islam menetapkan target-target bisnis yang ingin dicapai, seperti:6 1. Hasil (profit), baik beupa materi dan non materi(manfaat), ending dari setiap usaha adalah: a) Mencari profit dalam bentuk materi yang sebanyak-banyaknya dengan cara yang halal, bukan dengan cara haram dan bukan pula dengan menghalalkan segala cara. b) Mencari manfaat non materi baik intenal maupun eksternal, seperti persaudaraan,silaturahmi,kepedulian sosial, bersedekah, yang semuanya dapat menjadi sarana secara bersama-sama untuk mendekatkan diri kepada Allah. 2. Pertumbuhan (growth), bisnis yang baik adalah bisnis yang secara terus-menerus dapat meningkat dari tahun ke tahun, dengan cara: a) Meningkatkan kualitas produksi dan atau pelayanan b) Investasi syari’ah 3. Keberlangsungan( sustainable), orientasi bisnis yang benar adalah adanya keberlangsungan jangka panjang. 4. Keberkahan adalah faktor penting dalam bisnis syari’ah. Prinsip syariah Islam dalam pengelolaan harta menekankan pada keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat. Harta harus dimanfaatkan untuk hal-hal produktif terutama kegiatan investasi yang merupakan landasan aktivitas ekonomi dalam masyarakat. Tidak setiap orang mampu secara langsung menginvestasikan hartanya untuk menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, diperlukan suatu lembaga yang menghubungkan masyarakat pemilik dana dan pengusaha yang memerlukan dana (pengelola dana). Salah satu bentuk lembaga perantara tersebut adalah bank yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Ekonomi Islam pada tataran aplikasi tidak dapat dilepaskan dari regulasi yang berlaku di suatu daerah, yang dalam hal ini di Indonesia. Penetapan suatu regulasi sangat erat 6 Ibid, hal 6
  • 6. 6 kaitannya dengan kebijakan pemerintah setempat dan sikap masyarakat terhadap objek regulasi tersebut. Dengan lahirnya sistem ekonomi Islam di Indonesia yang dimotori oleh Majelis Ulama Indonesia, telah mendorong pemerintah untuk merumuskan regulasi guna dijadikan pijakan juridis dalam operasionalnya. Dengan adanya regulasi tersebut, tidak hanya dijadikan sebagai landasan juridis, tetapi telah mendorong tumbuh kembangnya kelembagaan Ekonomi Islam. I. Ekonomi Islam Ekonomi Syariah (Islam), merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi syariah berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun negara kesejahteraan (Welfare State). Berbeda dari kapitalisme karena Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu, ekonomi dalam kaca mata Islam merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah7. Setiap system ekonomi mempunyai ciri-ciri yang melekat pada system ekonomi tersebut, serta merupakan pembeda antara system ekonomi itu dengan system ekonomi lainnya. Sistem ekonomi kapitalis bercirikan pemilikan mutlak individu atas harta dan faktor- faktor produksi, persaingan, dan pasar bebas (oree – fight iompetition), minimnya peran dan intervensi negara dalam aktivitas ekonomi serta adanya system perbankan yang didasarkan pada bunga (interest – based banking). Sistem ekonomi sosialis memepunyai beberapa ciri pokok seperti kepemilikan harta dan faktor-faktor produksi oleh negara atau kelompok masyarakat, peran langsung dan intervensi negara terhadap kegiatan perekonomian dan mekanisme pasar serta dominasi badan usaha milik negara dalam perekonomian Dunia ekonomi bisnis saat ini mulai mengalami pergeseran yang signifikan menuju bisnis syariah yang sebelumnya menerapkan prinsip konvensional. Bisnis dengan prinsip Syariah maksudnya bisnis yang menerapkan hukum Islam dalam kegiatan usaha berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam bidang syariah. 7 Wikipedia Indonesia“http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_syariah”.
  • 7. 7 Sistem ekonomi Islam yang dibangun atas landasan tauhid, menempatkan materi atau benda sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia, di sisi lain, adalah mahluk yang diciptakan Allah dan wajib taat dan berbakti kepada-Nya. Namun manusia diberi tugas atau amanah sebagai khalifatullah atau wakil Allah di muka bumi dan dalam melakukan fungsinya sebagai mahluk dan khalifatullah itu manusia wajib memenuhi ketentuan hukum (Syariah) serta berpedoman kepada perilaku (akhlak) yang mulia. Atas dasar aqidah dengan bimbingan syariah dan akhlak, maka system ekonomi Islam sebenarnya dapat dan seharusnya lebih berperan dalam perekonomian dunia, termasuk khususnya di Indonesia. Ada beberapa prinsip dasar yang menjadi landasan bagi system ekonomi Islam, diantaranya: (1) prinsip halal atau haram (right or wrong). Hanya Allah yang dapat menentukan halal atau haramnya suatu benda atau kegiatan, manusia mengikutinya dengan mengacu kepada Al Qur’an dan Sunnah Rasul. (2) Prinsip kemanfaatan (use, utility). Manusia sepenuhnya dapan memanfaatkan nikmat yang dikaruniakan Allah, dengan memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan. (3) Prinsip kesederhanaan (moderation). Dalam melakukan kegiatan ekonomi, seperti mengkonsumsi dan memiliki barang tidak boleh berlebihan. (4) Prinsip kebebasan ekonomi (economic freedom). Setiap orang bebas melakukan kegiatan ekonomi dan menjalani profesi apapun dalam koridor yang ditetapkan. (5) prinsip keadilan ekonomi (economic justice). Prinsip ini harus menjiwai setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan, seperti: produksi, konsumsi, distribusi, pertukaran, dan perdagangan.8 Mewujudkan Bisnis Syariah di Indonesia harus seiring dengan asas demokrasi ekonomi, yaitu kegiatan usaha yang mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan dan kemanfaatan. Sedangkan Bisnis berasaskan prinsip Syariah adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung riba, maisir, gharar, objek haram dan menimbulkan kezaliman. 8 Achjar Iljas(2004).SistemEkonomi Idaman (Modal.No. 23 Desember 2004), hlm. 62.
  • 8. 8 Dalam Al Qur'an surat Al Baqarah Ayat 275 disebutkan bahwa … َّ‫الش‬ ُ‫ه‬ُ‫ط‬ََّْ‫خ‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ُ‫وم‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬‫ال‬ِ‫إ‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫وم‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ‫ال‬ ‫ا‬َِِ‫ر‬‫ال‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ك‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ ََّ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ِ‫س‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ََّ ِ‫م‬ ُ‫ن‬‫ا‬َ‫ط‬ْ‫ي‬ “Orang-orang yang makan (mengambil) riba,tidakdapatberdirimelainkan sepertiberdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila…(QS.Al-Baqarah:275) “ Juga dijelaskan bahwa Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya Karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Kekuatan sistem ekonomi syariah memang begitu nyata sebagai dasar bisnis. Jadi bisnis syariah saat ini bukan lagi menjadi alternatif. Akan tetapi bisnis syariah harus menjadi tujuan karena dapat membawa perbaikan dalam kehidupan bisnis kita. Hal ini diperkuat oleh pernyataan oleh Ketua Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) KH Ma'ruf Amin bahwa "Fakta sudah berbicara, bahwa sistem ekonomi konvensional yang selama ini diterapkan banyak negara di dunia, tidak hanya merugikan tetapi juga membahayakan umat manusia. Karena sistem ekonomi konvensional, yang diuntungkan hanyalah kelompok tertentu, bukan orang banyak. Sebaliknya, ekonomi syariah justru membawa perbaikan dan kesejahteraan bagi umat manusia. Bisnis syariah dapat menciptakan asas keadilan, kejujuran, transparansi, antikorupsi dan eksploitasi, sehingga mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku bisnis/usaha. Simpelnya, menerapkan bisnis dengan berdasarkan prinsip ekonomi Islam memberi kesejahteraan kepada masyarakat. Menerapkan konsep syariah dapat dimulai dari kegiatan bisnis keseharian kita, seperti bisnis Busana Muslim. Bisnis Syariah merupakan solusi pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Begitu pentingnya peranan Bisnis Syariah dalam menopang dinamika ekonomi yang selaras dengan cita-cita Proklamasi akan kesejahteraan, maka sudah saatnya kita mulai membangun dan mewujudkan Bisnis Syariah.
  • 9. 9 II. Regulasi Ekonomi Islam Secara juridis regulasi ekonomi Islam di Indonesia diwakili oleh perbankan syariah sebagai pionir pelaksanaan sistem ekonomi Islam secara real dan legal. Untuk menjawab kebutuhan masyarakat bagi terwujudnya sistem perbankan yang sesuai syariah, pemerintah telah memasukkan kemungkinan terlaksananya sistem tersebut dalam undang-undang. Undang Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan secara implisit, telah membuka peluang kegiatan usaha perbankan yang memiliki dasar operasional sistem ”bagi hasil”, yang secara rinci dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Ketentuan perundang-undangan tersebut telah dijadikan sebagai dasar hukum beroperasinya bank syariah di Indonesia, yang menandai dimulainya era sistem perbankan ganda (dual banking system) di Indonesia. Perbankan ganda atau dual banking system, yaitu penggunaan perbankan konvensional dan syariah yang berjalan secara paralel. Keberadaan dua sistem perbankan yang berkembang secara paralel dan mempunyai hubungan keuangan yang terbatas satu sama lain akan menciptakan diversifikasi risiko keuangan secara beragam, yang akhirnya dapat mengurangi problem risiko sistemik pada saat terjadi krisis keuangan. Artinya pengembangan bank syariah dapat meningkatkan ketahanan sistem perbankan nasional. Namun di sisi lain, dalam operasionalnya, dapat membawa konsekuensi terjadinya benturan hukum yang disebabkan adanya perbedaan yang prinsip antara ketentuan hukum yang berlaku bagi bank konvensional dengan bank syariah. Kegiatan bisnis perbankan syariah di luar aspek syariah- mencakup berbagai aspek hukum termasuk hukum perbankan, hukum perusahaan dan hukum dagang. Karena hukum yang diberlakukan tersebut bersifat umum, maka pada bagian-bagian tertentu akan terdapat permasalahan yang tidak terhindarkan lantaran adanya kontradiksi antara hukum positif yang berlaku dengan prinsip-prinsip syariah dalam operasional bank syariah, dan dengan demikian akan juga mempengaruhi hubungan antara bank syariah dengan nasabahnya. Undang-undang tentang perbankan yang mengatur tentang sistem syari’ah adalah sebagai berikut: A. Undang Undang RI No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
  • 10. 10 1. Dalam Pasal 1 angka 12 undang-undang ini disebutkan tentang bagi hasil keuntungan. Secara lengkap sebagai berikut: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.9 2. Pasal 13 huruf c. Lengkapnya sebagai berikut: Usaha Bank Perkreditan rakyat meliputi; Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsp bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah. B. UU RI No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan 1. Dalam Pasal 1 angka 12 disebutkan: Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil; 2. Dalam Pasal 1 angka 13 disebutkan: Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina); 3. Dalam Pasal 1 angka 23 disebutkan: 9 Undang Undang RI No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
  • 11. 11 Agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah; 4. Dalam Pasal 6 huruf m disebutkan: Menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 5. Dalam Pasal 7 huruf c disebutkan: Melakukan kegiatan penyertaan maodal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia 6. Dalam Pasal 8 disebutkan: (1) Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berasarkan Prinsip Syariah, Bank Umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atau itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan. (2) Bank Umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan dan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 7. Dalam Pasal 11 disebutkan: (1) Bank Indonesia menetapkan ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, pemberian jaminan, penempatan investasi Surat Berharga atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh Bank kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait, termasuk lepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama dengan bank yang bersangkutan. (2) Bank Indonesia menetapkan ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, pemberian jaminan, penempatan investasi surat berharga, atau hal lain yang serupa yang dapat dilakukan oleh bank kepada: a. Pemegang saham yang memiliki 10% (sepuluh perseratus) atau lebih dari modal disetor bank;
  • 12. 12 b. Anggota dewan komisaris; c. Anggota direksi; d. Keluarga dari pihak sebagaimana dimaksud dalam huhruf a, huruf b, dan huruf c; e. Pejabat bank lainnya; dan f. Perusahaan-perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan dari pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e. (3) Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, bank dilarang melampaui batas maksimum pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana diatur dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4). 8. Dalam Pasal 13 c disebutkan: Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 9. Dalam Pasal 29 ayat (3) disebutkan: Dalam memberikan Kredit atau Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank. 10. Dalam Pasal 37 ayat (1) huruf c disebutkan: Dalam hal suatu bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar: a. Pemegang saham menambah modal; b. Pemegang saham mengganti dewan komisaris dan atau direksi bank; c. Bank menghapusbukukan kredit atau pembiayaan berdasar-kan Prinsip Syariah yang macet dan memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya; d. Bank melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain; e. Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban; f. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada pihak lain; g. Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan/atau kewajiban bank kepada bank atau pihak lain.10 10 UU RI No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
  • 13. 13 Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998, Bank konvesional dapat melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syari’ah, melalui :11 a. Pendirian Bank Syari’ah baru b. Konversi dari kantor pusat bank konvensional c. Konversi dari kantor cabang konvensional d. Pembukaan kantor cabang syari’ah baru dari bank konvensional dan e. Peningkatan status dan konversi kantor cabang pembantu bank konvensional menjadi kantor cabang bank syari’ah. C. UU RI No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia Dalam Pasal 11 ayat (1) dan (2) disebutkan: (1) Bank Indonesia dapat memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah untuk jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari kepada Bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek Bank yang bersangkutan. (2) Pelaksanaan pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib dijamin oleh Bank penerima dengan agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang diterimanya.12 D. UU RI Nomor 21 tentang Perbankan Syariah yang disahkan tanggal 17 Juni 2008 Menteri Agama Maftuh Basyuni menyatakan positif dengan terbitnya UU baru. Hal ini sejalan dengan dinamika perbankan yang tengah diramaikan bisnis pembiayaan berbasis syariah. Menurut Menteri Agama, dengan lahirnya UU ini perbankan syariah tetap akan berada di bawah regulasi Bank Indonesia. Sedangkan, masalah penerapan tatakelola sesuai syariah akan berada di bawah pengawasan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ke depannya, MUI akan memiliki perwakilan di BI sebagai Dewan Pengawas Syariah. “Dari fatwa yang dikeluarkan MUI nantinya akan diadopsi dalam peraturan Bank Indonesia“, jelasnya. 11 Zainul Arifin, Memahami Bank Syari’ah : lingkup,peluang,tantangan dan prospek, Alfabet, Jakarta, 1999, hlm.14 12 UU RI No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia.
  • 14. 14 Memperhatikan peraturan perundangan yang telah dikutip di atas, nampak sekali telah terjadi perubahan secara drastis yang berkaitan dengan regulasi bidang ekonomi Islam, khususnya bidang perbankan syariah. Dalam tempo sejak tahun 1992 sampai dengan tahun 2008 telah lahir peraturan perundangan yang mengatur tentang ekonomi Islam sebanyak 6 undang-undang, dalam hal ini tentang perbankan syariah, yaitu: 1. Undang Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan 2. Undang Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan 3. Undang Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia 4. Undang Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharharga Syariah Negara (SBSN) 5. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 21 tentang Perbankan Syariah yang disahkan tanggal 17 Juni 2008 6. Undang Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2006 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama Geliat sistem ekonomi Islam di Indonesia bisa dikatakan sedikit terlambat dibanding negara-negara muslim lainnya. Sekitar tahun 90-an, instrument perbankan syari’ah muncul di Indonesia dengan Bank Muamalat sebagai Bank Islam pertama pada tahun 1992. Padahal di negara jiran seperti malaysia, tahun-tahun tersebut sudah menunjukan perkembangan perbankan Islam yang cukup memuaskan. Adapun peraturan-peraturan yang diterapkan masih terbatas pada Peraturan Bank Indonesia (BI) yang merujuk pada fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Sedangkan fatwa itu sendiri hanya merupakan sebuah pendapat hukum yang tidak mengikat.13 Upaya positivisasi hukum ekonomi syari’ah mulai terarahkan setelah direvisinya UU No 7 tahun 1989 menjadi UU no 3 tahun 2006 tentang Peradilan Agama. Dalam revisi tersebut disebutkan bahwa Peradilan Agama saat ini tidak hanya berwenang menyelesaikan sengketa di bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf dan sodaqoh saja, melainkan juga 13 Abdul Mughits, Kompilasi hukumEkonomi Syari’ah (KHES) DalamTinjauan Hukum Islam.DalamJurnal Al - Mawarid Edisi XVIII tahun 2008,hlm143
  • 15. 15 menangani permohonan pengangkatan anak (adopsi) dan menyelesaikan sengketa dalam zakat, infaq serta ekonomi syari’ah.14 Konsekuensi dari perluasan kewenangan tersebut, para penegak hukum yang ada di Peradilan Agama khususnya dan Mahkamah Agung pada umumnya harus mempersiapkan dan meningkatkan capability-nya sebagai pemberi keadilan bagi masyarakat, khususunya dalam materi-materi baru yang diamanatkan Undang-Undang tersebut, utamanya perihal ekonomi syari’ah.15 Sebagai tindak lanjut dari hal tersebut, Mahkamah Agung membentuk Tim Penyusunan Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) yang diketuai oleh Prof. Dr. H. Abdul Manan, S.H., S.IP, M.Hum. Keberadaan KHES ini memang sangat diperlukan sebagai pegangan dan rujukan hakim Peradilan Agama dalam memutus sengketa ekonomi syari’ah. Untuk menyusun draft KHES tersebut, tim dari Mahkamah Agung telah menyelenggarakan berbagai acara diskusi dan seminar yang mengkaji draft naskah tersebut dengan lembaga, ulama dan para pakar. Sehingga hanya dalam waktu kurang lebih satu tahun penyusunan KHES sudah dirampungkan. Namun demikian, sebagai upaya maksimalisasi dan penyempurnaan KHES menuju format ideal, tentunya upaya kritisasi dan tanggapan dari berbagai pihak perlu untuk terus ditindak lanjuti sampai saat ini. 14 Lihat Pasal 49 Undang-UndangNo 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan Agama 15Menurut Penjelasanpasal 49 UU No 3 tahun 2006 tersebut disebutkan bahwa yang dimaksud dengan ekonomi syari’ah adalah perbuatan atau kegiatan usaha yangdilaksanakan menurutprinsip syari’ah, antara lain meliputi: a) Bank Syari’ah (b) Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah; (c) Asuransi Sayri’ah; (d) Reasura nsi Syari’ah;(e) Reksadana Syari’ah;(f) Obligasi dan Surat Berharga berjangka Menengah Syari’ah; (g) Sekuritas Syari’ah; (h) Pembiayaan Syari’ah; (i) pegadaian Syari’ah; (j) dana pensiun lembaga Keuangan Syari’ah; (k) bisnis Syari’ah.
  • 16. 16 BAB III PENUTUP  Kesimpulan Regulasi ekonomi Islam di Indonesia telah berjalan sesuai dengan perkembangan dinamika kebutuhan masyarakat. Para pelaku ekonomi dalam menjalankan fungsinya sangat memperhatikan kemungkinan resiko, baik sifatnya positif maupun yang negatif. Karena suatu tindakan ekonomi, bagi para ekonom tidak mungkin dilaksanakan secara gambling., mengingat modal yang dijalankannya belum tentu modal sendiri, tetapi tentu melibatkan modal pihak lain yang harus dipertanggung jawabkan. Pemilihan para ekonom/pebisnis untuk menjalankan usahanya dengan sistem Ekonomi Islam merupakan pilihan yang tepat untuk meningkatkan akan kesadaran haramnya riba. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa sistem Ekonomi Islam telah “menjanjikan” kepada mereka sesuatu yang memberi harapan, yaitu keuntungan. Perkembangan pesat Ekonomi Islam di Indonesia telah direspon positif oleh pemerintah, hal ini dibuktikan dengan dikeluarkannya regulasi yang signifikan berupa undang-undang dan peraturan pemerintah, sehingga para pelaku ekonomi Islam mempunyai pijakan hukum yang jelas, sekaligus lembaga pengawalnya, yaitu Pengadilan Agama. Ekonomi syari’ah adalah perbuatan atau kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syari’ah, antara lain meliputi: a. bank syari’ah; b. lembaga keuangan mikro syari’ah. c. asuransi syari’ah; d. reasuransi syari’ah; e. reksa dana syari’ah; f. obligasi syari’ah dan surat berharga berjangka menengah syari’ah; g. sekuritas syari’ah; h. pembiayaan syari’ah; i. pegadaian syari’ah; j. dana pensiun lembaga keuangan syari’ah; dan k. bisnis syari’ah.16 16 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.
  • 17. 17 DAFTAR PUSTAKA Muhammad. Ekonomi Syari’ah. Yogyakarta: graha ilmu.2008 A.Karim Adiwarman, Bank Islam. cet.7,Jakarta:PT Rajagrafindo Persada. 2010 Abu Sinn Ahmad Ibrahim, Manajemen Syari’ah. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.2008 Sri Imaniyati Neni, Hukum Ekonomi dan Ekonomi Islam. Bandung : Mandar Maju. 2002 http://www.pdfseeker.net/pdf/analisis-peran-perbankan-syariah-dalam-pembiayaan. htmlhttp://www.badilag.net research.mercubuana.ac.id/.../Faktor-Pendukung-Institusi-Lembaga-... etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail.. http://etd.eprints.ums.ac.id/2443/1/B200040261.pdf www.ebookpp.com/bi/bisnis-properti-syariah-pdf.html http://omperi.wikidot.com/sejarah-hukum-perbankan-syariah-di-indonesia http://www.syariahbisnis.com/bisnissyariah.html