4. Pendahuluan
Islam adalah agama samawi yang terakhir yang
menyempurnakan agama-agama sebelumnya.
Karena kesempurnaannya, Islam mengatur
seluruh aspek kehidupan manusia dan menjadi
pedoman untuk semua aktivitas manusia.
Aturan – aturan tersebut yang pasti berupa
prinsip-prinsip dalam berkehidupan.
Konsep bisnis
dalam Islam tidak
sekedar
berhubungan
dengan
kebendaan atau
materi tetapi juga
berhubungan
dengan keilahian.
Salah satu aspek
kehidupan yang di-
atur dalam Islam
adalah kegiatan
ekonomi dan bisnis,
yang meliputi
Jual
Beli
Utang
Piutang
Pinjam
Meminjam
Dan
lainnya
Sebagai
konsekuensinya,
setiap muslim
harus berpegang
teguh pada prinsip
– prinsip Islam
dalam
menjalankan
bisnisnya..
5. dasar (al-thabi’ah); kebiasaan,
kelaziman (al-‘adat); peradaban yang
baik (al-muruah).
Bisnis diartikan sebagai suatu usaha
komersil di bidang dunia usaha.
Usaha komersil ini sangatlah luas
yang meliputi pertanian, produksi,
distribusi, transportasi, komunikasi,
usaha jasa dan lain-lain yang
bergerak dalam bidang membuat dan
memasarkan barang dan jasa ke
konsumen.
Materi Akhlak
dalam Berbisnis
Pengertian Akhlak dan Bisnis
Akhlak secara bahasa berasal dari
Bahasa Arab, yaitu bentuk infinitif dari
kata akhlaqa, yang berarti perangai
(al-sajiyah); kelakuan, tabi’at, watak
Pendidikan Agama Islam
Sedangkan secara istilah atau terminologi, para ulama’
Sedangkan secara istilah atau terminologi, para ulama’ mendefinisikan akhlak
bermacam-macam, diantaranya adalah:
1. Menurut Ibnu Miskawaih, Akhlak ialah keadaan jiwa yang selalu mendorong
manusia untuk berbuat, tanpa memikirkan lebih lama (spontan) tentang
perbuatan itu.
2. Menurut Imam al-Ghazali dalam kitab yang ditulisnya Ihya Ulum al Din
m
e
n
d
e
f
i
n
i
s
i
mk
a
en
ndb
ea
fih
nw
isa
ia
kk
ah
nl
a
bk
erm
me
acr
u
ap
ma
-k
ma
n
acas
mi
f
a
,t
dy
iaa
nn
tg
arat
e
nr
yt
a
an
aa
dm
alad
ha
:l
a
mjiwa yang
menimbulkanbermacam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah
tanpamemerlukan pemikiran dan pertimbangan.
3. Menurut Abu bakar Jabir Al Jazairy, Akhlak merupakan bentukkejiwaan yang
tertanam dalam diri manusia yang menimbulkanperbuatan baik dan buruk, terpuji
dan tercelah dengan disengaja.
4. Menurut Muhamad Bin’Ilan Ash-Shadieqy, akhlak adalah suatupembawaan dalam
diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatanbaik, dengan mudah (tanpa
dorongan dari orang lain).
5. Menurut Al- Qurtuby, akhlak merupakan suatu perbuatanyang bersumber dari
adab kesopanannya di sebut akhlak, karenaperbuatan itu termasuk bagian dari
kejadiannya.
Bisnis
1. Hugher dan Kapoor mendefinisikan bisnis sebagai suatu usaha kegiatan usaha
individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa
guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
2. Brown dan Petrello mengartikan bisnis sebagai suatu lembaga yang
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
6. Tujuan Makro dan Mikro Ekonomi dalam Islam
Pengawasan mekanisme distribusi, pasar,
sirkulasi, dan netralisasi pemerintah
sebagai wasit persaingan sehat serta
pemeliharaan keseimbangan umum yang
sinergik dengan kaedah
Mengadakan kemakmuran
bagi kepentingan public
1 2 3 4
Kegiatan ekonomi dalam Islam mempunyai dua tujuan yaitu tujuan duniawi dan tujuan ukhrowi
yang diimplementasikan secara ganda dalam prakteknya.
M
A
K
R
O
Pengendalian
mu’alamat
maslahah
5
Pengarahan perilaku
konsumen agar meng-
indahkan norma-
norma, nilai ekonomi
dan agama
6
Menciptakan keadilan dan
pemerataan pendapatan
nasional
Memberdayakan secara
optimal peran bait mal
bagi pemerataan dan
perkembangan ekonomi
umat dan keumatan
7. Tujuan Makro dan Mikro Ekonomi dalam Islam
Zakat, infaq, dan sedekah
Menabung dan mengelola
usaha agar banyak orang
dipekerjakan untuk men-
cukupi nafkah
1 2 3 4
M
I
K
R
O
Menunaikan
haji
5
Mewariskan harta
kepada keturunan
6
Mencukupi nafkah dasar
Memfasilitasi
silaturrahmi
Mewakafkan untuk bekal
akherat
7
8. Akhlak dalam berbisnis
Kejujuran
Tidak men-
jelekkan bisnis
orang lain
Memberi man-
faat kepada
orang lain
Tidak menipu
Tidak
menimbun
barang
Bebas dari
riba
Tidak
memonopoli
Hanya menjual
komoditas bisnis
yang halal
Bisnis dilakukan
dengan suka rela
tanpa paksaan
Membayar upah
karyawan sebelum
keringat kering
Panduan akhlak dalam berbisnis telah diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW:
9. Imam Ghazali menyampaikan bahwa para pelaku bisnis
harus memegang prinsip-prinsip sebagai berikut:
Jika seseorang memerlukan sesuatu,
kita harus memberikan dengan laba
yang minimal. Jika perlu tanpa
keuntungan.
Jika seseorang membeli barang dari
orang miskin, harga sewajarnya
dilebihkan.
Bagi mereka yang sudah membeli,
tidak puas dan ingin
mengembalikannya, maka harus
diterima kembali.
Pengutang dianjurkan untuk membayar
hutangnya lebih cepat.
Jika ada orang yang berhutang dan
tidak mampu membayar, maka
diperpanjang, tidak memberatkan dan
sebaiknya dibebaskan.
Jika penjualan dilakukan dengan kredit,
maka sebaiknya jangan memaksa
pembayaran jika pembeli belum
mampu.
10. 01 Target hasil
Profit-materi dan benefit-non materi, Tujuan bisnis harus tidak hanya
untuk mencari profit (qimah madiyah atau nilai
tingginya, tetapi juga harus dapat memperoleh
materi) setinggi-
dan memberikan
benefit (keuntungan atau manfaat) nonmateri kepada internal
organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan)
02 Pertumbuhan
Jika profit materi dan profit non materi telah diraih, perusahaan harus
berupaya menjaga pertumbuhan agar selalu meningkat. Upaya
peningkatan ini juga harus selalu dalam koridor syariah, bukan
menghalalkan segala cara.
03 Keber-
langsungan
Target yang telah dicapai dengan pertumbuhan setiap tahunnya harus
dijaga keberlangsungannya agar perusahaan dapat exis dalam kurun
waktu yang lama.
04 Keberkahan
Semua tujuan yang telah tercapai tidak akan berarti apa-apa jika tidak
ada keberkahan di dalamnya. Maka bisnis Islam menempatkan
berkah sebagai tujuan inti, karena ia merupakan bentuk dari
diterimanya segala aktivitas manusia. Keberkahan ini menjadi bukti
bahwa bisnis yang dilakukan oleh pengusaha muslim telah mendapat
ridla dari Allah Swt, dan bernilai ibadah.
Tujuan Bisnis dalam Islam
11. Landasan Normatif Akhlak dalam Berbisnis
Konsep tauhid merupakan
dimensi vertikal Islam
sekaligus horizontal yang
memadukan segi politik,
sosial ekonomi kehidupan
manusia menjadi kebulatan
yang homogen yang
konsisten dari dalam dan
luas sekaligus terpadu
dengan alam luas.
Ajaran Islam berorientasi pada
terciptanya karakter manusia
yang memiliki sikap dan prilaku
yang seimbang dan adil dalam
konteks hubunganantara
manusia dengan dirisendiri,
dengan orang lain (masyarakat)
dan dengan lingkungan.
sebagai khalifah di
Manusia
mukabumi sampai
mempunyai
batas-batas
kehendak
tertentu
bebas untuk mengarahkan
kehidupannya kepada
yang akan
dianugerahi
dicapainya.
kehendak
tujuan
Manusia
bebas
(free will) untuk membimbing
kehidupannya sebagai khalifah.
Segala kebebasan dalam
melakukan bisnis oleh
manusia tidak lepas dari
pertanggungjawaban yang
harus diberikan atas
aktivitas yang dilakukan
sesuai dengan apa yang
ada dalam al-Qur’an” Tiap-
tiap diri bertanggung
jawab atas apa yang telah
diperbuatnya”
1
2
3
4
12. Akhlak dalam Produksi
Bahan Produksi
Etika kerja produksi
Prinsip dalam produksi
1. Berasal dari sumber daya alam
2. Asal bahan harus halal
3. Bahan thayyib, baik dan bermutu
1. Bersungguh – sungguh
2. Amanah
3. Jujur
4. Bersih dan suci
5. Higienis
6. Tidak terjadi pemborosan
7. Buruh dan majikan tunaikan kewajiban masing-masing
1. Rezeki akan didapat dengan bekerja dan berusaha (Al Mulk 67:15)
2. Bekerja adalah ibadah.
3. Tujuan bekerja adalah mencapai tujuan hidup
4. Islam menganjurkan manusia untuk bekerja secara tekun
5. Berproduksi dalam lingkaran halal dan tidak melewati batas
a
b
c
Akhlak dalam bidang produksi dibagi tiga aspek, yaitu:
13. Akhlak dalam Konsumsi
Memanfaatkan harta
untuk untuk kebaikan
dan menjauhi sifat
kikir.
Menggunakan harta
untuk kemanfaatan
yang membawa ke-
baikan.
Sasaran membelanjakan
harta di jalan Allah, diri
dan keluarga, kaum
kerabat dan masyarakat.
Menggunakan
harta secukup-
nya.
Harta wajib dibelanjakan.
1
2
3
4
5
14. Prinsip Islam dalam Konsumsi
Memanfaatkan harta
dalam kebaikan dan
menjauhi sifat kikir.
Membelanjakan harta hukumnya
wajib, bukan sekedar anjuran,
memanfaatkan barang dilakukan
setelah beriman kepada Allah.
Islam melarang
mubadzir.
Memanfaatkan harta secukupnya
untuk menikmati karunia Allah
dan mewujudkan kemaslahatan
umum. Biasakan menabung dan
hidup sederhana.
Sasaran belanja adalah
fisabilillah, diri dan keluarga.
Maksudnya adalah zakat
(wajib) dan shadaqah
(sunnah).
1
2
3
4
5
15. Sirkulasi Islam berpegang pada kebebasan dalam tatanan muamalah.Manusia bebas membeli,
menjual, tukar menukar barang dan jasa. Islam tidak menganut kebebasan mutlak dari kaum
indrustialis dan liberalis, yaitu menetapkan harga dengan sesuka hati, membeli semurah-
murahnya, menjual semahal-mahalnya, seperti kaum muthaffifin (Al Muthaffifin 1-3).
Tentang pasar, Islam menolak sistem perdagangan sentralistik dan perorangan (tunggal) yang
membentuk negara kapitalis mengambil rezeki rakyatnya.Prinsip Islam adalah perdagangan
kebebasan berdasar keadilan, agama, dan etika. Dasarnya adalah norma, etika, agama, dan
perikemanusiaan. Aturan-aturan Islam : menegakkan laragan (Al Maidah 2), bersikap benar,
amanah, jujur, melarang mudharat, menegakkan toleransi, persaudaraan, perdamaian untuk
bekal menuju akhirat.
Akhlak dalam
Sirkulasi
16. Prinsip – prinsip dalam sirkulasi
a
b
Benar, amanah dan
jujur (Qs. 40:8) (HR.
Tirmidzi No. 1209
dari Abu Said Al-
Khudry)
Menegakkan keadil-
an dan mengharam-
kan bunga (Qs 11:
18, 2:279)
Menerapkan kasih
sayang dan me-
larang monopoli (Qs.
28:8)
Menegakkan toleran-
si dan persaudaraan
(Qs. 2: 280)
c
d
e
f
Berpegang pada
prinsip bahwa per-
dagangan adalah
bekal menuju akhirat
(Qs. 62: 9-11, 24: 37)
Menegakkan larang-
an memperdagang-
kan barang yang di-
haramkan (Qs. 5: 2)
17. Images & Contents
Akhlak Dalam
Distribusi
1.Kewajiban
distribusi
2.Kewajiban
distribusi dari hasil
produksi
Distribusi hasil produksi
1. Upah atau gaji untuk
para pekerja
2. Keuntungan sebagai
imbalan modal yang
dipinjam oleh
pengelola proyek
3. Sewa tanah yang
digunakan untuk
melaksanakan proyek
4. Laba bagi para
manajer yang
mengelola, dan
mengurusi
pelaksanaan proyek
dan sebagai
penanggung jawab
Sistem distribusi dalam
Islam terbagi atas:
1. Laba perniagaan
2. Infaq
3. Kaffarat
4. Upah kerja
5. Bagi hasil
6. Warisan
7. Sadaqoh
8. Zakat
9. Diyat
10. Dan lain-lain
Prinsip
distribusi
Islam
adalah
dalam
sendi
kebebasan dan keadilan.
Kebebasan artinya bebas
mendistribusikan
manusia
fil Ardl
sesuai
sebagai
untuk
tugas
Khalifah
memiliki fitrah, eksistensi
dan keahliannya (Al
Baqarah 30-31).
Keadilan artinya terkendali,
terikat dengan keadilan
yang diwajibkan Allah,
dengan menghargai fitrah
dan kemuliaan manusia.
18. Langkah-langkah sukses dalam berbisnis menurut Islam
Menggunakan modal dengan harta halal
guna meraih keuntungan di dunia dan
pahala di akhirat
Berakhlak mulia, yaitu sabar, tekun, ulet,
adil, tepat janji, tanggung jawab, dan
tawakkal kepada Allah.
Kerja keras, pintar, pantang menyerah untuk
memperbaiki nasib, mengoptimalkan segala
potensi akal sehat
Niat yang benar
untuk beribadah
Menentukan cita-cita dengan positif thinking
kepada Allah sebagai penentu rezeki, diri
sendiri dan orang lain, sehingga terciptanya
motivasi tinggi untuk bekerja sungguh-
sungguh
1
2
3
4
5
19. Riba’
Kata riba berasal dari bahasa Arab, secara etimologis
berarti tambahan (azziyadah),6 berkembang (an-numuw),
membesar (al-'uluw)7 dan meningkat (al-irtifa').
Menurut terminologi ilmu fiqh, riba merupakan tambahan
khusus yang dimiliki salah satu pihak yang terlibat tanpa
adanya imbalan tertentu.
Riba sering juga diterjemahkan dalam bahasa Inggris
sebagai "Usury" dengan arti tambahan uang atas modal
yang diperoleh dengan cara yang dilarang oleh syara', baik
dengan jumlah tambahan yang sedikit atau pun dengan
jumlah tambahan banyak.
Berbicara riba identik dengan bunga bank atau rente, sering
kita dengar di tengah-tengah masyarakat bahwa rente
disamakan dengan riba.
0
20. Tahapan Larangan Riba
Dalam surat Ar-Rum
ayat 39 Allah
kan secara
menyata-
nasehat
bahwa Allah tidak me-
nyenangi orang yang
melakukan riba.
tahap kedua,
Pada
Allah
surat
menurunkan
An-Nisa' ayat
160-161.
gambarkan
sesuatu
riba di-
sebagai
pekerjaan
yang dhalim dan batil.
Dalam surat Ali Imran
ayat 130, Allah tidak
mengharamkan riba
secara tuntas, tetapi
melarang dalam ben-
tuk lipat ganda.
Tahap keempat
Turun surat al-Baqarah ayat
275-279 yang isinya tentang
pelarangan riba secara tegas,
jelas, pasti, tuntas, dan mutlak
mengharamannya dalam
berbagai bentuknya, dan tidak
dibedakan besar kecilnya.
Tahap pertama
Tahap kedua
Tahap ketiga
21. Macam Riba
Riba Nasi'ah
penangguhan atas pe
nyerahan atau peneri-
maan jenis barang ri-
bawi yang diperlukan
dengan jenis barang ri
bawi lainnya
Riba nasi'ah muncul
dan terjadi karena
adanya perbedaan,
perubahan,
tambahan
atau
antara
yang diserahkan saat
ini dan yang
diserahkan kemudian
Riba Qard
Riba akibat hutang-piut
ang
yaitu suatu manfaat
atau tingkat kelebihan
tertentu yang disyarat
kan terhadap yang ber
hutang (muqtarid), dan
Riba Jahiliyah ( ار
ق
ر
ب
ر
ر
ه
ي
ل ), yaitu hutang
yang dibayar dari poko
knya, karena si pemin-
jam tidak mampu mem
bayar hutangnya pada
waktu yang ditetapkan.
Riba Fadl
Riba akibat jual-beli
yaitu pertukaran antar
barang sejenis dengan
atau takaran
kadar
yang
barang
berbeda dan
yang di-
pertukarkan termasuk
dalam jenis barang
ribawi.
1
2
3
22. Korupsi
Menurut ajaran Islam, korupsi
dinamakan dengan ghululan atau
ghullun, yang secara harfiah berarti
belenggu besi atau khianat.
Menurut Ibnu Katsir ghullul
bermakna khianat dalam urusan
harta rampasan
mencuri sesuatu
perang,
dari
atau
harta
sebelum
rampasan
dibagikan.
perang
Kemudian kata
untuk
sekarang digunakan
perbuatan khianat dalam
ghulul
setiap
suatu
urusan secara sembunyi-sembuyi.
praktek korupsi
Penyebab Terjadinya Korupsi
Menurut Hasibuan, penyebab terjadinya
adalah
1. Lemahnya keyakinan terhadap agama:
2. Pemahaman keagamaan yang keliru
3. Adanya kesmepatan dan system yang rapuh
4. Mentalitas yang rapuh
5. Faktor ekonomi/gaji kecil
6. Faktor budaya
7. Faktor kebiasaan dan kebersamaan
8. Penegakan hokum yang lemah
9. Hilangnya rasa bersalah
10. Hilangnya nilai kejujuran
11. Sikap tamak dan serakah
12. Ingin cepat kaya tanpa usaha dan kerja keras
13. Terjerat pada sifat materialistis, kapitalistik dan
hedonistic
dan kurang
14. Manajemen kurang baik, kurang efektif
efisien
15. Modernisasi
Bentuk bentuk Korupsi
1. Korupsi Transaktif
2. Korupsi Eksortif (memeras)
3. Korupsi Nepotistik (kekerabatan)
4. Korupsi Investif
5. Korupsi Suportif
6. Korupsi Autogenik
7. Korupsi Defensif
Dampak / bahaya Korupsi
1. Inefisiensi, pemborosan
sumber sumber ke-
kurangan negara, men-
ciptakan keburukan –
keburukan umum dan
mengacaukan
kebijakan.
mengalokasikan
sumber-sumber
2. Distribusi,
kembali
keuangan kepada kaum
kaya dan penguasa, militer,
dan polisi, hakim dan
kejaksaan, anggota dewan,
partai politik, dan orang-
orang
tertentu
atau
yang
lembaga
memiliki
kekuasaan monopoli.
3. Insentif-insentif,
mengacaukan
pegawai dan warga
tenaga
negara
ke arah usaha mencari upah
korupsi yang secara sosial
tidak produktif, menciptakan
resiko, mendorong langkah-
langkah pencegahan yang
tidak produktif,
daerah-daerah
sehingga
memiliki
angka korupsi sangat tinggi
4. Politik, menimbulkan
alienasi dan sinisme
masyarakat serta men-
ciptakan
ketidakstabilan
masyarakat
23. Madarhat Korupsi Dalam Islam
2. Perbuatan korupsi men
jadi penyebab kehina-
an dan siksa api neraka
pada hari Kiamat.
3. Orang yang mati dalam
keadaan membawa har
ta ghulul, ia tidak men-
dapat jaminan atau ter-
halang msuk surga.
4. Allah tidak menerima
shodaqah seseorang
dari harta ghulul.
5. Harta korupsi adalah
harta haram, sehingga
ia menjadi salah satu
penyebab yang meng-
halangi terkabulnya
doa.
1. Pelaku ghulul akan di-
belenggu, atau ia akan
membawa hasil korup-
sinya pada hari kiamat
(QS Ali Imron ayat 161)