Bisnis dalam Islam bertujuan untuk mencapai empat target utama yaitu profit materi dan non materi, pertumbuhan, keberlangsungan, dan keberkahan. Beberapa prinsip utama bisnis Islam adalah kejujuran, kewajaran, keseimbangan, bersaing secara sehat, etos kerja, dan profesionalisme. Implementasi bisnis Islam mengacu pada contoh Nabi Muhammad SAW yang melakukan bisnis secara profesional dan sesuai syariah.
2. Nama Anggota Kelompok :
Erni Indriyana
Annisa Putri
Aprilia
Nofitasari
Alfiati Perwitasari
Ary Permana Putra
Ermas Sari Yani
Mutia Nur Aliza
Amanda Fajri
Azura
HandariVania
Rahma Azura
Rahma Karima
3. Pengertian Bisnis
Secara historis kata bisnis berasal dari
bahasa inggris yaitu “Business”,
dari kata dasar “Busy” yang artinya
“Sibuk”. Sibuk dalam mengerjakan
aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan. Dalam
kamus bahasa
indonesia bisnis merupakan usaha
dagang ; usaha komersial. Bisnis
mempunyai dua pengertian yang
berbeda, yaitu yang pertama bisnis
adalah
sebuah perusahaan sedangkan
pengertian yang kedua bisnis
adalah sebuah
kegiatan.
Secara etimologi, bisnis mempunyai arti
dimana seseorang atau
sekelompok dalam keadaan yang sibuk
dan menghasilkan keuntungan atau
profit bagi dirinya atau kelompok.
Bisnis merupakan suatu istilah untuk
menjelaskan segala aktivitas berbagai
institusi dari yang menghasilkan
barang
dan jasa yang perlu untuk kehidupan
masyarakat sehari-hari. Yang
dimaksud
barang dan jasa dari pengertian diatas,
barang adalah suatu produk yang
berwujud secara fisik. Artinya, ia dapat
dilihat, diraba, dirasa dan atau
dicium.
4. Secara umum bisnis diartikan
sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan oleh
manusia untuk memperoleh
pendapatan atau penghasilan atau
rizki dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan
keinginan hidupnya dengan cara
mengelola
sumber daya ekonomi secara efektif
dan efisien. Adapun sektor-
sektor
ekonomi bisnis tersebut meliputi
sektor pertanian, sektor industri,
jasa, dan
perdagangan.
jadi dapat disimpulkan bahwa
bisnis merupakan serangkaian
kegiatan yang
terdiri dari tukar menukar, jual-
beli, memproduksi-
memasarkan, bekerja
mempekerjakan dan interaksi
manusia lainnya dengan
maksud memperoleh
keuntungan.
5. 1. Menciptakan atau memproduk suatu barang atau jasa.
2. Memasarkan produk kepada konsumen.
3. Membuat dan mempertanggung jawabkan transaksi keuangan.
4. Merekrut, mempekerjakan, melatih dan mengevaluasi karyawan.
5. Memperoleh dan mengelola dana.
6. Memproses informasi.
a. Sumber daya manusia, yang sekaligus berperan sebagai operator dan pengendalian
organisasi bisnis.
b. Sumber daya alam, termasuk tanah dengan segala yang dihasilkannya.
c. Modal, meliputi keseluruhan alat dan perlengkapan, mesin serta bangunan, dan tentu
saja dana yang dipakai dalam memproduksi dan mendistribukan barang dan jasa.
d. Entrepreneurship, yang terutama mencakup aspek ketrampilan dan keberanian untuk
mengombinasikan ketiga faktor produksi diatas untuk mewujudkan suatu bisnis dalam
rangka mengasilkan barang dan jasa.
Secara umum terdapat empat jenis input yang digunakan oleh
seluruh pelaku bisnis, yaitu :
Enam pokok aktivitas yang di garap oleh sebuah entenitas bisnis,
yaitu :
6. a. Memperoleh keuntungan
b. Membuka peluang pekerjaan
c. Manfaat ekonomi
d. Tersedia sarana dan prasarana
e. Membuka isolasi wilayah
f. Meningkatkan persatuan dan membantu pemerataan pembagunan
Al-Qur’an menjelaskan tentang konsep
bisnis dengan beberapa kata
diantaranya: al Tijarah (berdagang,
berniaga), al-bai’u (menjual), dan
tadayantum (muamalah). 20 Al-Tijarah
berasal dari kata dasar t-j-r, tajara,
tajaran wal tajiran yang mempunyai arti
dagang dan berniaga. 21 Dalam Al-
Qur’an terma tijarah ditemui sebanyak
delapan kali dan tijaratahum tersebut satu
kali.
Jual beli atau dalam bahasa Arab al-
bai’ menurut etimologi adalah tukar
menukar sesuatu dengan sesuatu yang
lain.dapat dipahami bahwa jual beli
menurut bahasa sebagai tukar menukar
apa saja, baik antara barang dengan
barang, maupun barang dengan uang.
Selain al-bai’ dan tijarah, dalam al-
Qur’an bisnis juga disebut dengan kata
tadayantumyang disebut satu kali pada
surat al-Baqarah ayat 282.( yaitu
bermua'malah)adalah kegiatan ekonomi,
seperti: jual-beli, sewa menyewa, dan
hutang piutang, dan lainnya.
Keuntungan bisnis baik bagi perusahaan, pemerintah, maupun masyarakat,
antara lain :
Bisnis Berbasis Syariah
7. Prinsip Berbisnis Dalam Islam
Allah SWT telah memerintahkan kepada umatnya untuk mencari rezeki yang halal. Dalam
Al-Qur’an surah al-baqarah: 275 Allah SWT berfirman, artinya: “Allah menghalalkan
jual-beli dan mengharamkan riba” (Al Baqarah (2) : (275)).
Thayyibah atau tuuba (sebagai jamak) berarti sesuatu yang baik atau elok dan
memberikan manfaat tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga mitra bisnis dan
masyarakat luas. Dalam Al-Qur’an surah an Nahl: 9 yang artinya:“Barang siapa
yang mengerjakan amal salah, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sungguh akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sungguh akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari pada apa yang telah mereka kerjakan”. (An Nahl (16) : (97)).
Halal
Thayyib
Beberapa prinsip (syari’at) yang harus dijalankan dalam praktik bisnis islam
diantaranya sebagai berikut.
8. Kejujuran adalah, seorang pembisnis harus berkomitmen dalam jual-belinya dengan
berlaku terus terang dan transparan untuk melahirkan ketentraman dalam hati,
hingga Allah memberikan keberkahan dalam muamalahnya, dan mengangkat
derajatnya di surga ke derajat para nabi. “Hai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kalian kepada Allah dan katakanlahperkataan yang benar”. QS. (Al-
Ahzab (33) : (70)
Salah satu bentuk kewajaran dalam berbisnis adalah dalam mengambil keuntungan.
Produsen boleh mengambil keuntungan, perantara (grosir) boleh menikmati
keuntungan, dan pengecer pun boleh memperoleh laba. Namun, keuntungan tersebut
seharusnya dalam porsi wajar. Pada kenyataanya dalam kondisi berbagai hal,
terkadang keuntungan diambil secara tidak wajar.
Menurut ajaran Islam dalam berbisnis haruslah dilakukan untuk menjaga
keseimbangan dan keselarasan dengan alam raya serta memakmurkan bumi. Hal
tersebut tersurah dalam firman Allah SWT dalam Al- Qur’an surat Huud: 61.
Ayat Al-Qur’an tersebut menunjukan bahwa menurut ajaran Islam, kaum Muslim
hendaknya tidak hanya mengejar keuntungan bisnis tetapi sekaligus menjaga
keseimbangan dan keduanya semata-mata adalah ibadah kepada Allah SWT.
Kejujuran
Kewajaran
Keseimbangan
9. Dalam bersaing seorang pebisnis sangat mengutamakan bersaing secara sehat dan
menjauhi segala perbuatan yang berakibat pasar terdistorsi bukan saja merugikan
orang lain, tetapi lebih dari itu karena tidak dibenarkan (dilarang) oleh syariah.
Islam adalah agama amal (kerja), baik untuk kepentingan hidup di dunia maupun
kehidupan setelah mati di akhirat. Islam memerintahkan para penganutnya untuk
memiliki etos kerja yang tinggi.
Profesional adalah sebutan bagi orang yang ahli dalam bidang tertentu, yang dipelajari
secara khusus. Ajaran Islam menuntut umatnya bersikap professional ketika bekerja
atau menjalankan bisnis. Ada beberapa sabda dan teladan yang bisa menjadi acuan
dalam bersikap profesional. Sebagai contoh, Rasulullah SAW, pernah memberikan
peringatan kalau umat Islam meninggalkan profesionalisme. Dalam sebuah riwayat,
Rasullah SAW bersabda yang artinya : “Apabila sesuatu urusan itu diserahkan kepada
yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.” (HR Bukhari).41
Bersaing Secara Sehat
Etos Kerja
Profesional
10. Landasan Normatif Etika Bisnis
dalam Islam
Landasan normatif etika bisnis dalam islam bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah
Nabi Muhammad Saw. Dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. Tauhid (kesatuan) • Dari konsep ini, islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi
dan social demi membentuk kesatuan.
2.Keseimbangan
(Keadilan)
• Ajaran islam berorientasi dalam terciptanya karakter manusia yang
memiliki sikap dan perilaku yang seimbang dan adil dalam konteks
hubungan antara manusia dengan diri sendiri, dengan masyarakat
dan dengan lingkungan (muslich, 2010:24)
3. Kehendak bebas
• Dalam bisnis, manusia memiliki kebebasan untuk membuat suatu
perjanjian atau tidak untuk melaksanakan aktifitas bisnis tertentu
dan berkreasi mengembangkan potensi bisnis yang ada (Beekun,
1997:24)
4.Pertanggung jawaban
• Segala kebebasan dalam melakukan bisnis , manusia tidak boleh
lepas dari pertanggungjawaban yang harus diberikan atas aktifitas
yang dilakukan. Sesuai dengan al-qur’an surat Al-Mudatsir ayat 38
yaitu “tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah
diperbuatnya”
11. Orientasi Bisnis dalam Islam
Bisnis dalam islam bertujuan untuk mencapai 4 hal utama, yaitu :
1. Target hasil : Profit-materi dan Benefit-non materi
Tujuan bisnis tidak hanya untuk mencari profit (qimah madiyah/nilai materi) setinggi-tingginya, tetapi
juga harus memperoleh benefit (keuntungan/manfaat) nonmateri kepada internal organisasi perusahaan
dan eksternal (lingkungan), seperti terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian social dan sebagainya.
2. Pertumbuhan
Jika profit materi dan non-materi telah diraih, perusahaan harus berupaya menjaga pertumbuhan agar
selalu meningkat. Upaya peningkatan ini juga harus selalu dalam koridor syariah, bukan menghalalkan
segala cara.
3. Keberlangsungan
Target yang telah dicapai dengan pertumbuhan setiap tahunnya harus dijaga keberlangsungannya agar
perusahaan dapat eksis dalam kurun waktu yang lama.
4. keberkahan
Keberkahan ini menjadi bukti bahwa bisnis yang dilakukan oleh pengusaha muslim telah mendapat ridho
dari Allah SWT. dan bernilai ibadah. Hal ini sesuai dengan misi diciptakannya manusia untuk beribadah
kepada Allah SWT (Yusanto dan karebet, 2002:20)
12. Implementasi Bisnis Islam
Implementasi Bisnis Islam Muhammad adalah Nabi terakhir (khatamul anbiya) yang
membawa contoh tentang Tauhid, Syariah, Ibadah dan Muamalah yang disempurnakan
dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Pernyataan yang tegas dalam Al-Qur’an kata
uswatun khasanah mempunyai suri teladan yang baik sempurna-menunjukan bentuk-
wujud yang sempurna, yang dapat dilihat oleh mata, yang dapat ditiru dalam kata,
dapat dicontoh dalam perbuatan, bukan sesuatu yang gaib, karena beliau seperti manusia
pada umunya. Allah berfirman,Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa
seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu
adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (al-Kahfi (18):(110)) 45
Sebagaimana disebut dalam QS al-Kahfi: 110, bahwa Muhammad sebagai Rasul Allah
tetap sebagai manusia biasa, artinya beliau juga makan, minum, bekerluarga,
bertetangga, berbisnis, berpolitik, pemimpin agama dan umat sekaligus pemimpin Negara
yang sukses
Secara umum bahwa implementasi bisnis adalah sebuah siklus kegiatan bisnis yang terus
berulang yang dilakukan secara profesional, inovatif dan untuk membangun mega bisnis
dengan patok baku sistem syariah.
13. a. Hindari bisnis yang haram dan syuhbat Ada dua hal penting dalam syubat
b. Hindari ketidakadilan dan kezalimaan Dalam bisnis syariah,
c. Jangan menipu atau berbohong
1. Orang jatuh ke dalam perkara haram padahal ia menyangka tidak haram.
2. Orang sengaja mendekatinya hingga jatuh ke dalam perbuatan yang haram (sedikit demi
sedikit pasti melakukan perbuatan haram – dosa besar baginya).
Kezaliman (aldzulm) adalah sesuatu yang diharamkan atas diri-Nya sebagaimana ia mengharamkan
atas hamba-hamba-Nya. Dalam Al-Qu’an tidak kurang dari 12 ayat dalam 8 surat Allah
merekomendasikan dan mencintai orang yang bersikap adil, misalnya dalam surat al-Maidah ayat 42
Jujur adalah motivator yang abadi dalam budi pekerti dan perilaku seorang muslim, sebagai salah
satu sarana untuk memperbaiki amalnya, menghapus dosa-dosanya dan sarana untuk bisa masuk ke
surga. Ada beberapa bentuk kejujuran dalam berbisnis, antara lain pebisnis harus komitmen dalam
jual-belinya dengan berlaku terus terang dan transparan. Kedua, pebisnis dalam memasarkan barang
dagangannya harus diajuhkan dari iklan yang licik dan sumpah yang palsu, atau memberikan
informasi yang salah tentang barang dagangannya untuk menipu calon pembeli. Ketiga, seorang
pebisnis harus menjaga kolegakoleganya dan mencintai mereka sebagaimana dia mencintai dirinya
sendiri.
Akhlak ekonomi yang rusak mendorong pelakunya untuk menghalalkan segala macam cara :
14. Hindari perang harga Dalam literatur pemasaran bahwa harga
merupakan;
a. pertanda bagi pembeli artinya harga tinggi sebagai indikator jaminan
bahwa merek tersebut merupakan produk berkualitas tinggi atau kata
lain harga merupakan instrumen persaingan artinya harga digunakan
sebagai cara menyerang pesaing. sebagai pengganti nilai-kualitas
b. harga merupakan instrumen persaingan artinya harga digunakan sebagai
cara menyerang pesaing. Islam mengakui bahwa cara untuk
meningkatkan kinerja finansial, maka harga digunakan sebagai metode
penentuan target harga, pengembalian investasi dalam jangka pendek.
Tetapi Islam melarang kegiatan-kegiatan yang mengarah pada terjadinya
praktik perang harga. Islam melarang praktik bisnis dengan cara
meninggikan harga, atau melebihkan (an-najsyu) harga barang, untuk
mengusik penjual yang lain.
15. Pengembangan Bisnis Dalam
Syari’at Islam
Sejak zaman Rasulullah SAW umat Islam telah menggeluti dunia bisnis
dan berhasil. Banyak diantara para sahabat yang menjadi pengusaha besar
dan mengembangkan jaringan bisnisnya melewati batas teritorial Mekkah
ataupun Madinah. Dengan berlandaskan ekonomi syariah dan nilai-nilai
keislaman, mereka membangun kehidupan bisnisnya. Tak terkecuali dalam
hal transaksi dan hubungan perdagangan, dalam hal manajemen perusahaan
pun mereka berpedoman pada nilai-nilai keislaman. Demikian juga dalam
seluruh pengambilan keputusan bisnisnya, pengembangan sangat
diperlukan guna mencapai tujuan bisnis. Namun harus dipahami, bahwa
praktek-praktek bisnis seharusnya dilakukan setiap manusia, sesuai ajaran
Islam yang telah ditentukan batas-batasnya.
Oleh karena itu, ajaran Islam yang mendasari cara mengembangkan usaha
menurut syariah, antara lain :
16. 1. Niat yang baik
Niat yang baik
adalah pondasi dari
amal perbuatan.
Jika niatnya baik
usaha amalnya
juga baik,
sebaiknya jika
niatnya rusak,
maka amalnya juga
rusak,
sebagaimana
hadits Rasulullah
berikut ini:
“Sesungguhnya
amalan itu
tergantung pada
niatnya. Dan
seseorang sesuai
dengan apa yang
ia niatkan”. (HR.
Bukhari)
2. Berinteraksi dengan akhlak
Akhlak menempati posisi puncak dalam rancang bangun
ekonomi Islam, karena inilah yang menjadi tujuan Islam dan
dakwah para nabi, yaitu untuk menyempurnakan akhlak.
3. Percaya pada takdir dan ridha
Seorang wirausaha muslim wajib mengimani/percaya pada takdir,
baik atau buruk. Tidak sempurna keimanan seseorang tanpa
mengimani takdir Allah. Setelah percaya dengan takdir, maka ia
pun harus berdzikir dan bersyukur bila menerima keuntungan
dalam hartanya dan tidak akan bergembira secara
berlebihanlebihan, sebagaimana diingatkan Allah dalam
firmannya:
“Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.”(QS. Al-A‟raf:69)
Begitu pula jika sebaliknya, maka tetap ridha dan sabar
menghadapi dan menjalaninya, karena dalam setiap kejadian pasti
ada hikmah yang tersembunyi.
17. 6. Selalu tepat waktu karena terlatih dalam shalat
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu
duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah
shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman”. (QS. An-Nisa‟:103)
Kedisiplinan akan membuat kita selalu memperhitungkann waktu untuk menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Bila kita bisa selalu disiplin,
siapapun yang berkepentingan dengan kita, termasuk pelanggan, akan senang bekerjasama
dengan kita karena mereka bisa membuat perhitungan dengan baik dalam urusan mereka.
5. Bersikap rendah hati dan menghindari kesombongan
Siapapun yang bergaul dengan kita-sebagai pembeli, pegawai, pemberi kerja, dan
sebagainya-tidak menyukai orang yang sombong karena ketika disombongi, ia akan merasa
direndahkan harga-dirinya.
“janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang
telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan
janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap
orangorang yang beriman” (Al-Hijr: 88)
4. Bersyukur
Wirausahaa muslim adalah wirausaha yang selalu bersyukur kepada Allah. Bersyukur
merupakan konsekuensi logis dari bentuk rasa terimakasih kita atas nikmat-nikmat yang sudah
Allah berikan selama ini, hal ini akan selalu diingatnya, karena Allah sudah mengingatkannya
dalam Al-Qur’an:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim:7)
18. Dunia bisnis yang merupakan interaksi antara berbagai tipe manusia
sangat berpotensi menjerumuskan para pelakunya ke dalam hal-hal yang
diharamkan. Baik karena didesak oleh kebutuhan ekonomi, baik dilakukan secara
sendiri atau bersekongkol dengan orang lain secara tidak sah atau karena ketatnya
persaingan yang membuat dia melakukan hal-hal yang terlarang dalam agama.
Prilaku semacam ini bukanlah prilaku pelaku bisnis yang baik dan utama
sebagaimana diajarkan dalam Islam. Kegiatan bisnis dalam Islam, tidak boleh
dilaksanakan tanpa aturan. Islam memberikan rambu-rambu pedoman dalam
melakukan kegiatan usaha, mengingat pentingnya masalah ini juga mengingat
banyaknya manusia yang tergelincir dalam perkara bisnis ini. Karena itulah
seorang Muslim yang akan menjadi pelaku bisnis harus memahami hukum-hukum
dan aturan Islam yang mengatur tentang mu’amalah. Sehingga ia bisa memilah
yang halal dari yang haram, atau bahkan yang bersifat samar-samar atau syubhat.