SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
PROSES PENYUSUNAN
PERATURAN KEPALA DAERAH
WORKSHOP PENGADAAN BARANG/JASA BLUD
DASAR :
 UU NOMOR 23 TAHUN
PEMERINTAHAN DAERAH
 UU NOMOR 12 TH 2011 TTG
2014 TENTANG
PEMBENTUKAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
 PERPRES NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG
UU NOMOR 12 TH 2011 TTG
PERATURAN PERUNDANG-
PELAKSANAAN
PEMBENTUKAN
UNDANGAN
 PERMENDAGRI NO. 1 TH 2014 TENTANG
PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH
Pengertian
• Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan
tertulis yang memuat norma hukum yangmengikat
secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh
lembaga negara atau pejabat yangberwenang
melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan
Perundang-undangan.
JENIS DAN HIERARKI
Pasal 7 UU 12 Tahun 2011
(1)Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri
atas:
a. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Perppu;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
(2)Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan sesuai
dengan hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
JENIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LAIN
Pasal 8 UU Nomor 12 Tahun 2011
(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang
ditetapkan oleh MPR, DPR, DPD, MA, MK, BPK, KY, BI,
Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang
dibentuk dengan UU atau Pemerintah atas perintah UU,
DPRD Provinsi, Gubernur, DPRD Kabupaten/Kota,
Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang
setingkat.
(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud
pada ayat
(1)diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum
mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan
kewenangan.
Pengertian
• Produk Hukum Daerah adalah produk hukum
berbentuk Peraturan meliputi perda atau
nama lainnya, Perkada, Peraturan Bersama
KDH,Peraturan DPRD,dan berbentuk
Keputusan meliputi Keputusan KDH,
Keputusan DPRD,Keputusan Pimpinan DPRD
dan Keputusan BadanKehormatan DPRD.
PEMBENTUKANPRODUK
HUKUMDAERAH
1.
TERTIBMATERIMUATAN
2.
TERTIBPROSES
PEMBENTUKAN
3.
TERTIBASAS
HUKUM
4.
TERTIBIMPLEMENTASI
1.
TERTIB MATERIMUATAN:
Materi muatan tdk bertentangan dg PUUlbhtinggi,
Materi muatan tdk bertentangan dg kepentinganumum,
Materi muatan menyelesaikan masalah/menjawab
kebutuhan
PEMBENTUKAN
PRODUK HKM
UU 12/2011
Permendagri 1/2014
PERUNDANG-
UNDANGAN
PERENCANAAN
PERSIAPAN
2. TERTIBPROSES
PEMBENTUKAN
SKPDPemrakarsa
menyusun draft
Pembahasan dalam
rangka harmonisasi
dan sinkronisasi
(melibatkanSKPD
pemrakarsa danSKPD
terkait
FINALISASI
Pengundangan
dalam Berita
Daerah
Penandatanganan
oleh Gubernur
Penomoran
MekanismePenyusunan Peraturan
Gubernur/Bupati/Walikota
PengajuanParaf
Koordinasi:
SKPD Pemrakarsa
Kepala Biro Hukum
Asisten yangmembidangi
Asisten Pemerintahan
Sekda
Wakil Gubernur
sosialisasi
Naskah
Salinan
diSKPD
Naskah Asli /
minute diBiro
Hukum
DisampaikankeBiro
Hukum SETDA
Menerima Draft
Rankepgub dandokumen
pendukung dari SKPD
Pemrakarsa
Pembahasan dalam
rangka harmonisasi
dan sinkronisasi
(melibatkanSKPD
pemrakarsa danSKPD
terkait substansi
(bila perlu)
FINALISASI
Penandatanganan
oleh Gubernur
Penomoran
MekanismePenyusunan
Keputusan Gubernur
PengajuanParaf
Koordinasi:
SKPD Pemrakarsa
Kepala Biro Hukum
Asisten yangmembidangi
Asisten Pemerintahan
Sekda
Wakil Gubernur
Dokumentasi
Naskah
Salinan
diSKPD
Naskah
Asli /
minutedi
Biro
Hukum
3.
TERTIBASASHUKUM:
LexSpederogate leg Generalis
LexSuperderogate leg Inverior
LexPosteriori derogate leg Priori
ASASHUKUM
• Peraturan yang lebih khusus mengesampingkan peraturan yang
bersifat umum terhadap hierarki peraturan yang setingkat
apabila perbedaan baik tujuan, maksud maupun maknanya (Lex
Specialis derogate legGeneralis).
Contoh : UU No. 13 Tahun 2012 ttg Keistimewaan DIY dengan UU No. 32
Tahun2004.
• Peraturan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan yg
lebih rendah tingkatannya (Lex Superior derogate legInverior).
Contoh : PERDA tidak boleh bertentangan dengan UU, PP Perpres, Kepres,
Permen.
• Peraturan yang baru mengesampingkan peraturan yang lama
terhadap hierarki peraturan yang setingkat apabila terdapat
perbedaan baik tujuan, maksud maupun maknanya (Lex Posterior
derogate legPriori).
contoh : UU No. 12 tahun 2011 ttg PPP mengesampingkan UU No. 10
Tahun 2004 ttgPPP.
• .
Sosialisasi.
Manajemen (Aparatur,anggaran,
sarana).
Penegakan.
4. TERTIB IMPLEMENTASI
KERANGKA PERATURAN PERUU-AN
A. JUDUL
B. PEMBUKAAN
1. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
2. Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-undangan
3. Konsiderans
4. Dasar Hukum
5. Diktum
C. BATANG TUBUH
1.Ketentuan Umum
2. Materi Pokok yang Diatur
3. Ketentuan Pidana (jika diperlukan)
4. Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)
5. Ketentuan Penutup
D. PENUTUP
E. PENJELASAN (jika diperlukan)
F. LAMPIRAN (jika diperlukan)
Lampiran UU no. 12 tahun 2012
JUDUL
• Judul Peraturan Perundang–undangan memuat keterangan
mengenai jenis, nomor, tahun pengundangan atau penetapan, dan
nama Peraturan Perundang–undangan
• Judul Peraturan Perundang-undangan ditulis seluruhnya
denganhuruf kapital yang diletakkan di tengah marjin tanpa diakhiri
tanda baca
• Judul Peraturan Perundang-undangan tidak boleh ditambah dengan
singkatan atau akronim
Contoh :
PERATURAN DAERAH PROVINSI
DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
NOMOR 8 TAHUN 2007
TENTANG
KETERTIBAN UMUM
PEMBUKAAN
Pembukaan Peraturan Perundang–undangan terdiri atas:
a. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa;
b. Jabatan pembentuk Peraturan Perundang-undangan;
c. Konsiderans;
d. Dasar Hukum; dan
e. Diktum
Jabatan pembentuk Peraturan Perundang–undangan ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah
marjin dan diakhiri dengan tanda baca koma
Contoh jabatan pembentuk Peraturan Daerah Kota:
WALIKOTA DUMAI,
Konsiderans diawali dengan kata Menimbang
contoh
Konsiderans memuat uraian singkat mengenai pokok pikiran
yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukan
Peraturan Perundang–undangan
Konsiderans Peraturan Daerah cukup memuat satu pertimbangan
yang berisi uraian ringkas mengenai perlunya melaksanakan
ketentuan pasal atau beberapa pasal dari Undang–Undang atau
Peraturan Pemerintah yang memerintahkan pembentukan
Peraturan Daerah tersebut dengan menunjuk pasal atau
beberapa pasal dari Undang–Undang atau Peraturan
Pemerintah yang memerintahkan pembentukannya
DASAR HUKUM
Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat
Dasar hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-undangan; dan
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan pembentukan
Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Perundang–undangan yang digunakan sebagai dasar hukum hanya
Peraturan Perundang–undangan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi
Penulisan Undang–Undang dan Peraturan Pemerintah, dalam dasar hukum
dilengkapi dengan pencantuman Lembaran Negara Republik Indonesia dan
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia yang diletakkan di antara
tanda baca kurung
Penulisan Peraturan Daerah dalam dasar hukum dilengkapi dengan
pencantuman Lembaran Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dan tambahan
Lembaran Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota yang diletakkan di antara tanda
baca kurung
Diktum
Diktum terdiri atas:
a. kata Memutuskan;
b. kata Menetapkan; dan
c. jenis dan nama Peraturan Perundang-undangan
Jenis dan nama yang tercantum dalam judul Peraturan Daerah
dicantumkan lagi setelah kata Menetapkan tanpa frasa Provinsi,
Kabupaten/Kota, serta ditulis seluruhnya dengan huruf kapital
dan diakhiri dengan tanda baca titik.
Batang tubuh
Batang tubuh Peraturan Perundang-undangan memuat semua materi
muatan Peraturan Perundang-undangan yang dirumuskan dalam pasal
atau beberapa pasal
Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh
dikelompokkan ke dalam:
a. ketentuan umum;
b. materi pokok yang diatur;
c. ketentuan pidana (jika diperlukan);
d. ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan
e. ketentuan penutup
Urutan pengelompokan adalah sebagai berikut:
a. bab dengan pasal atau beberapa pasal tanpa bagian dan paragraf;
b. bab dengan bagian dan pasal atau beberapa pasal tanpa paragraf; atau
c. bab dengan bagian dan paragraf yang berisi pasal atau beberapa pasal
Ketentuan Umum
Ketentuan umum diletakkan dalam bab satu. Jika dalam
Peraturan Perundang-undangan tidak dilakukan
pengelompokan bab, ketentuan umum diletakkan dalam
pasal atau beberapa pasal awal.
Ketentuan umum dapat memuat lebih dari satu pasal.
Ketentuan umum berisi:
a. batasan pengertian atau definisi;
b. singkatan atau akronim yang dituangkan dalam batasan
pengertian atau definisi; dan/atau
c. hal-hal lain yang bersifat umum yang berlaku bagi pasal atau
beberapa pasal berikutnya antara lain ketentuan yang
mencerminkan asas, maksud, dan tujuan tanpa dirumuskan
tersendiri dalam pasal atau bab.
Ketentuan Umum
Apabila rumusan definisi dari suatu Peraturan Perundang-
undangan dirumuskan kembali dalam Peraturan
Perundang-undangan yang akan dibentuk, rumusan
definisi tersebut harus sama dengan rumusan definisi
dalam Peraturan Perundang-undangan yang telah
berlaku tersebut.
Jika suatu kata atau istilah hanya digunakan satu kali, namun kata
atau istilah itu diperlukan pengertiannya untuk suatu bab, bagian
atau paragraf tertentu, kata atau istilah itu diberi definisi
Materi Pokok yang Diatur
Materi pokok yang diatur ditempatkan langsung setelah bab
ketentuan umum, dan jika tidak ada pengelompokkan bab,
materi pokok yang diatur diletakkan setelah pasal atau
beberapa pasal ketentuan umum
Ketentuan Penutup
Ketentuan Penutup ditempatkan dalam bab terakhir. Jika
tidak diadakan pengelompokan bab, Ketentuan Penutup
ditempatkan dalam pasal atau beberapa pasal terakhir
Pada umumnya Ketentuan Penutup memuat ketentuan mengenai:
a. penunjukan organ atau alat kelengkapan yang melaksanakan
Peraturan Perundang-undangan;
b. nama singkat Peraturan Perundang-undangan;
c. status Peraturan Perundang-undangan yang sudah ada; dan
d. saat mulai berlaku Peraturan Perundang-undangan
Penandatanganan pengesahan atau penetapan Peraturan
Perundangundangan memuat:
a. tempat dan tanggal pengesahan atau penetapan;
b. nama jabatan;
c. tanda tangan pejabat; dan
d. nama lengkap pejabat yang menandatangani, tanpa
gelar,
pangkat, golongan, dan nomor induk pegawai
Pengundangan Peraturan Perundang-undangan memuat:
a. tempat dan tanggal Pengundangan;
b. nama jabatan yang berwenang mengundangkan;
c. tanda tangan; dan
d. nama lengkap pejabat yang menandatangani, tanpa gelar,
pangkat, golongan, dan nomor induk pegawai.
PENJELASAN
Setiap Undang-Undang, Peraturan Daerah Provinsi dan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota diberi penjelasan
Peraturan Perundang-undangan di bawah Undang-Undang
(selain Peraturan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota) dapat
diberi penjelasan jika diperlukan
SELAMAT
BERDISKUSI

More Related Content

What's hot

Pengawasan dan Pemeriksaan oleh dprd
Pengawasan dan Pemeriksaan oleh dprdPengawasan dan Pemeriksaan oleh dprd
Pengawasan dan Pemeriksaan oleh dprdAlma'Arif Pangulu
 
Badan permusyawaratan desa
Badan permusyawaratan desaBadan permusyawaratan desa
Badan permusyawaratan desaEka Saputra
 
Refleksi sistem penegakan hukum pemilu
Refleksi sistem penegakan hukum pemiluRefleksi sistem penegakan hukum pemilu
Refleksi sistem penegakan hukum pemiluAhsanul Minan
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Dadang Solihin
 
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahannurul khaiva
 
Produk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahProduk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahArdi Susanto
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahSiti Sahati
 
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)Yudhi Aldriand
 
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Frans Dione
 
Peraturan Daerah (Perda)
Peraturan Daerah (Perda)Peraturan Daerah (Perda)
Peraturan Daerah (Perda)Izzatul Ulya
 
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahPerspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahMassaputro Delly TP
 
Pemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuPemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuYudhi Aldriand
 
Peran Camat Dalam Pemerintahan Desa
Peran Camat Dalam Pemerintahan DesaPeran Camat Dalam Pemerintahan Desa
Peran Camat Dalam Pemerintahan Desasuryokoco suryoputro
 
Dasar adm desa
Dasar adm desaDasar adm desa
Dasar adm desaDelian Ea
 

What's hot (20)

Pengawasan dan Pemeriksaan oleh dprd
Pengawasan dan Pemeriksaan oleh dprdPengawasan dan Pemeriksaan oleh dprd
Pengawasan dan Pemeriksaan oleh dprd
 
Badan permusyawaratan desa
Badan permusyawaratan desaBadan permusyawaratan desa
Badan permusyawaratan desa
 
Tahapan pilkades
Tahapan pilkadesTahapan pilkades
Tahapan pilkades
 
Partai politik
Partai politikPartai politik
Partai politik
 
Refleksi sistem penegakan hukum pemilu
Refleksi sistem penegakan hukum pemiluRefleksi sistem penegakan hukum pemilu
Refleksi sistem penegakan hukum pemilu
 
Spb 2.1 kebijakan pemerintah ttg desa
Spb 2.1 kebijakan pemerintah ttg desaSpb 2.1 kebijakan pemerintah ttg desa
Spb 2.1 kebijakan pemerintah ttg desa
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
 
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
 
Produk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahProduk Hukum Daerah
Produk Hukum Daerah
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
 
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
 
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
 
Peraturan Daerah (Perda)
Peraturan Daerah (Perda)Peraturan Daerah (Perda)
Peraturan Daerah (Perda)
 
Musyawarah desa
Musyawarah desaMusyawarah desa
Musyawarah desa
 
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahPerspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
 
Pemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuPemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktu
 
Peran Camat Dalam Pemerintahan Desa
Peran Camat Dalam Pemerintahan DesaPeran Camat Dalam Pemerintahan Desa
Peran Camat Dalam Pemerintahan Desa
 
Contoh sk perangkat desa
Contoh sk perangkat desaContoh sk perangkat desa
Contoh sk perangkat desa
 
Presentasi uu desa versi terbaru
Presentasi uu desa versi terbaruPresentasi uu desa versi terbaru
Presentasi uu desa versi terbaru
 
Dasar adm desa
Dasar adm desaDasar adm desa
Dasar adm desa
 

Similar to proses penyusunan perkada

PEMBENTUKAN PERDA.pptx
PEMBENTUKAN PERDA.pptxPEMBENTUKAN PERDA.pptx
PEMBENTUKAN PERDA.pptxP3KHAMppp
 
materi_234_10. Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan (Bagian I) - 1A...
materi_234_10. Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan (Bagian I) - 1A...materi_234_10. Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan (Bagian I) - 1A...
materi_234_10. Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan (Bagian I) - 1A...Habibi494769
 
Teknik penyusunan produk hukum daerah
Teknik penyusunan produk hukum daerahTeknik penyusunan produk hukum daerah
Teknik penyusunan produk hukum daerahSoniarwan1
 
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdfVyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdfodisyahputra1
 
KONSEP HUKUM KEPUTUSAN TUN DAN KOPETENSI PTUN
KONSEP HUKUM KEPUTUSAN TUN DAN KOPETENSI PTUNKONSEP HUKUM KEPUTUSAN TUN DAN KOPETENSI PTUN
KONSEP HUKUM KEPUTUSAN TUN DAN KOPETENSI PTUNsherlcoklekipiouw
 
Download teknik penyusunan peraturan di desa
Download teknik penyusunan peraturan di desaDownload teknik penyusunan peraturan di desa
Download teknik penyusunan peraturan di desaDoni Retro
 
materi_234_10. Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan (Bagian I) - 1E...
materi_234_10. Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan (Bagian I) - 1E...materi_234_10. Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan (Bagian I) - 1E...
materi_234_10. Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan (Bagian I) - 1E...SubditSumberdayaPend
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiNandya Guvita
 
Bentuk undang-undang.pptx
Bentuk undang-undang.pptxBentuk undang-undang.pptx
Bentuk undang-undang.pptxtarmujiahmad
 
4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undanganHIMA KS FISIP UNPAD
 
Teknik penyusunan naskah akademik
Teknik penyusunan naskah akademikTeknik penyusunan naskah akademik
Teknik penyusunan naskah akademikJoseph Sitepu
 
REGULASI DAN PENYUSUNAN DOKUMEN.pptx
REGULASI DAN PENYUSUNAN DOKUMEN.pptxREGULASI DAN PENYUSUNAN DOKUMEN.pptx
REGULASI DAN PENYUSUNAN DOKUMEN.pptxpuskesmaspenanae
 
Urgensi Penyusunan Propemperda dan Propemperkada dalam Penyusunan Produk.pptx
Urgensi Penyusunan Propemperda dan Propemperkada dalam Penyusunan Produk.pptxUrgensi Penyusunan Propemperda dan Propemperkada dalam Penyusunan Produk.pptx
Urgensi Penyusunan Propemperda dan Propemperkada dalam Penyusunan Produk.pptxharunsuryagmailcomHa
 
materi_234_4. PROSES PEMBENTUKA PUU (Ses Ditjen PP) (1)_2.pdf
materi_234_4. PROSES PEMBENTUKA PUU (Ses Ditjen PP) (1)_2.pdfmateri_234_4. PROSES PEMBENTUKA PUU (Ses Ditjen PP) (1)_2.pdf
materi_234_4. PROSES PEMBENTUKA PUU (Ses Ditjen PP) (1)_2.pdfsekretariskakanwil
 
Pengharmonisasian PUU ESDM.ppt
Pengharmonisasian PUU ESDM.pptPengharmonisasian PUU ESDM.ppt
Pengharmonisasian PUU ESDM.pptEkoApril
 
Teknik penyusunan peraturan permenlu
Teknik penyusunan peraturan permenluTeknik penyusunan peraturan permenlu
Teknik penyusunan peraturan permenluRisa Sutrisno
 

Similar to proses penyusunan perkada (20)

PEMBENTUKAN PERDA.pptx
PEMBENTUKAN PERDA.pptxPEMBENTUKAN PERDA.pptx
PEMBENTUKAN PERDA.pptx
 
materi_234_10. Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan (Bagian I) - 1A...
materi_234_10. Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan (Bagian I) - 1A...materi_234_10. Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan (Bagian I) - 1A...
materi_234_10. Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan (Bagian I) - 1A...
 
Teknik penyusunan produk hukum daerah
Teknik penyusunan produk hukum daerahTeknik penyusunan produk hukum daerah
Teknik penyusunan produk hukum daerah
 
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdfVyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
 
KONSEP HUKUM KEPUTUSAN TUN DAN KOPETENSI PTUN
KONSEP HUKUM KEPUTUSAN TUN DAN KOPETENSI PTUNKONSEP HUKUM KEPUTUSAN TUN DAN KOPETENSI PTUN
KONSEP HUKUM KEPUTUSAN TUN DAN KOPETENSI PTUN
 
Download teknik penyusunan peraturan di desa
Download teknik penyusunan peraturan di desaDownload teknik penyusunan peraturan di desa
Download teknik penyusunan peraturan di desa
 
Legal drafting
Legal draftingLegal drafting
Legal drafting
 
materi_234_10. Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan (Bagian I) - 1E...
materi_234_10. Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan (Bagian I) - 1E...materi_234_10. Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan (Bagian I) - 1E...
materi_234_10. Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan (Bagian I) - 1E...
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu ii
 
Bentuk undang-undang.pptx
Bentuk undang-undang.pptxBentuk undang-undang.pptx
Bentuk undang-undang.pptx
 
4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan
 
Teknik penyusunan naskah akademik
Teknik penyusunan naskah akademikTeknik penyusunan naskah akademik
Teknik penyusunan naskah akademik
 
REGULASI DAN PENYUSUNAN DOKUMEN.pptx
REGULASI DAN PENYUSUNAN DOKUMEN.pptxREGULASI DAN PENYUSUNAN DOKUMEN.pptx
REGULASI DAN PENYUSUNAN DOKUMEN.pptx
 
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undanganMekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
 
Urgensi Penyusunan Propemperda dan Propemperkada dalam Penyusunan Produk.pptx
Urgensi Penyusunan Propemperda dan Propemperkada dalam Penyusunan Produk.pptxUrgensi Penyusunan Propemperda dan Propemperkada dalam Penyusunan Produk.pptx
Urgensi Penyusunan Propemperda dan Propemperkada dalam Penyusunan Produk.pptx
 
Peraturanpresiden
PeraturanpresidenPeraturanpresiden
Peraturanpresiden
 
materi_234_4. PROSES PEMBENTUKA PUU (Ses Ditjen PP) (1)_2.pdf
materi_234_4. PROSES PEMBENTUKA PUU (Ses Ditjen PP) (1)_2.pdfmateri_234_4. PROSES PEMBENTUKA PUU (Ses Ditjen PP) (1)_2.pdf
materi_234_4. PROSES PEMBENTUKA PUU (Ses Ditjen PP) (1)_2.pdf
 
Peraturan Perpu
Peraturan PerpuPeraturan Perpu
Peraturan Perpu
 
Pengharmonisasian PUU ESDM.ppt
Pengharmonisasian PUU ESDM.pptPengharmonisasian PUU ESDM.ppt
Pengharmonisasian PUU ESDM.ppt
 
Teknik penyusunan peraturan permenlu
Teknik penyusunan peraturan permenluTeknik penyusunan peraturan permenlu
Teknik penyusunan peraturan permenlu
 

Recently uploaded

PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxssuser8905b3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (14)

PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 

proses penyusunan perkada

  • 1. PROSES PENYUSUNAN PERATURAN KEPALA DAERAH WORKSHOP PENGADAAN BARANG/JASA BLUD
  • 2. DASAR :  UU NOMOR 23 TAHUN PEMERINTAHAN DAERAH  UU NOMOR 12 TH 2011 TTG 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN  PERPRES NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG UU NOMOR 12 TH 2011 TTG PERATURAN PERUNDANG- PELAKSANAAN PEMBENTUKAN UNDANGAN  PERMENDAGRI NO. 1 TH 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH
  • 3. Pengertian • Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yangmengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yangberwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.
  • 4. JENIS DAN HIERARKI Pasal 7 UU 12 Tahun 2011 (1)Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas: a. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; c. Undang-Undang/Perppu; d. Peraturan Pemerintah; e. Peraturan Presiden; f. Peraturan Daerah Provinsi; dan g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. (2)Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
  • 5. JENIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LAIN Pasal 8 UU Nomor 12 Tahun 2011 (1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh MPR, DPR, DPD, MA, MK, BPK, KY, BI, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan UU atau Pemerintah atas perintah UU, DPRD Provinsi, Gubernur, DPRD Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat. (2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang- undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.
  • 6. Pengertian • Produk Hukum Daerah adalah produk hukum berbentuk Peraturan meliputi perda atau nama lainnya, Perkada, Peraturan Bersama KDH,Peraturan DPRD,dan berbentuk Keputusan meliputi Keputusan KDH, Keputusan DPRD,Keputusan Pimpinan DPRD dan Keputusan BadanKehormatan DPRD.
  • 8. 1. TERTIB MATERIMUATAN: Materi muatan tdk bertentangan dg PUUlbhtinggi, Materi muatan tdk bertentangan dg kepentinganumum, Materi muatan menyelesaikan masalah/menjawab kebutuhan
  • 9. PEMBENTUKAN PRODUK HKM UU 12/2011 Permendagri 1/2014 PERUNDANG- UNDANGAN PERENCANAAN PERSIAPAN 2. TERTIBPROSES PEMBENTUKAN
  • 10. SKPDPemrakarsa menyusun draft Pembahasan dalam rangka harmonisasi dan sinkronisasi (melibatkanSKPD pemrakarsa danSKPD terkait FINALISASI Pengundangan dalam Berita Daerah Penandatanganan oleh Gubernur Penomoran MekanismePenyusunan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota PengajuanParaf Koordinasi: SKPD Pemrakarsa Kepala Biro Hukum Asisten yangmembidangi Asisten Pemerintahan Sekda Wakil Gubernur sosialisasi Naskah Salinan diSKPD Naskah Asli / minute diBiro Hukum DisampaikankeBiro Hukum SETDA
  • 11. Menerima Draft Rankepgub dandokumen pendukung dari SKPD Pemrakarsa Pembahasan dalam rangka harmonisasi dan sinkronisasi (melibatkanSKPD pemrakarsa danSKPD terkait substansi (bila perlu) FINALISASI Penandatanganan oleh Gubernur Penomoran MekanismePenyusunan Keputusan Gubernur PengajuanParaf Koordinasi: SKPD Pemrakarsa Kepala Biro Hukum Asisten yangmembidangi Asisten Pemerintahan Sekda Wakil Gubernur Dokumentasi Naskah Salinan diSKPD Naskah Asli / minutedi Biro Hukum
  • 12. 3. TERTIBASASHUKUM: LexSpederogate leg Generalis LexSuperderogate leg Inverior LexPosteriori derogate leg Priori
  • 13. ASASHUKUM • Peraturan yang lebih khusus mengesampingkan peraturan yang bersifat umum terhadap hierarki peraturan yang setingkat apabila perbedaan baik tujuan, maksud maupun maknanya (Lex Specialis derogate legGeneralis). Contoh : UU No. 13 Tahun 2012 ttg Keistimewaan DIY dengan UU No. 32 Tahun2004. • Peraturan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan yg lebih rendah tingkatannya (Lex Superior derogate legInverior). Contoh : PERDA tidak boleh bertentangan dengan UU, PP Perpres, Kepres, Permen. • Peraturan yang baru mengesampingkan peraturan yang lama terhadap hierarki peraturan yang setingkat apabila terdapat perbedaan baik tujuan, maksud maupun maknanya (Lex Posterior derogate legPriori). contoh : UU No. 12 tahun 2011 ttg PPP mengesampingkan UU No. 10 Tahun 2004 ttgPPP. • .
  • 15.
  • 16.
  • 17. KERANGKA PERATURAN PERUU-AN A. JUDUL B. PEMBUKAAN 1. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa 2. Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-undangan 3. Konsiderans 4. Dasar Hukum 5. Diktum C. BATANG TUBUH 1.Ketentuan Umum 2. Materi Pokok yang Diatur 3. Ketentuan Pidana (jika diperlukan) 4. Ketentuan Peralihan (jika diperlukan) 5. Ketentuan Penutup D. PENUTUP E. PENJELASAN (jika diperlukan) F. LAMPIRAN (jika diperlukan) Lampiran UU no. 12 tahun 2012
  • 18. JUDUL • Judul Peraturan Perundang–undangan memuat keterangan mengenai jenis, nomor, tahun pengundangan atau penetapan, dan nama Peraturan Perundang–undangan • Judul Peraturan Perundang-undangan ditulis seluruhnya denganhuruf kapital yang diletakkan di tengah marjin tanpa diakhiri tanda baca • Judul Peraturan Perundang-undangan tidak boleh ditambah dengan singkatan atau akronim Contoh : PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG KETERTIBAN UMUM
  • 19. PEMBUKAAN Pembukaan Peraturan Perundang–undangan terdiri atas: a. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa; b. Jabatan pembentuk Peraturan Perundang-undangan; c. Konsiderans; d. Dasar Hukum; dan e. Diktum Jabatan pembentuk Peraturan Perundang–undangan ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah marjin dan diakhiri dengan tanda baca koma Contoh jabatan pembentuk Peraturan Daerah Kota: WALIKOTA DUMAI,
  • 20. Konsiderans diawali dengan kata Menimbang contoh Konsiderans memuat uraian singkat mengenai pokok pikiran yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukan Peraturan Perundang–undangan Konsiderans Peraturan Daerah cukup memuat satu pertimbangan yang berisi uraian ringkas mengenai perlunya melaksanakan ketentuan pasal atau beberapa pasal dari Undang–Undang atau Peraturan Pemerintah yang memerintahkan pembentukan Peraturan Daerah tersebut dengan menunjuk pasal atau beberapa pasal dari Undang–Undang atau Peraturan Pemerintah yang memerintahkan pembentukannya
  • 21. DASAR HUKUM Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat Dasar hukum memuat: a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-undangan; dan b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan pembentukan Peraturan Perundang-undangan Peraturan Perundang–undangan yang digunakan sebagai dasar hukum hanya Peraturan Perundang–undangan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi Penulisan Undang–Undang dan Peraturan Pemerintah, dalam dasar hukum dilengkapi dengan pencantuman Lembaran Negara Republik Indonesia dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia yang diletakkan di antara tanda baca kurung Penulisan Peraturan Daerah dalam dasar hukum dilengkapi dengan pencantuman Lembaran Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dan tambahan Lembaran Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota yang diletakkan di antara tanda baca kurung
  • 22. Diktum Diktum terdiri atas: a. kata Memutuskan; b. kata Menetapkan; dan c. jenis dan nama Peraturan Perundang-undangan Jenis dan nama yang tercantum dalam judul Peraturan Daerah dicantumkan lagi setelah kata Menetapkan tanpa frasa Provinsi, Kabupaten/Kota, serta ditulis seluruhnya dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik.
  • 23. Batang tubuh Batang tubuh Peraturan Perundang-undangan memuat semua materi muatan Peraturan Perundang-undangan yang dirumuskan dalam pasal atau beberapa pasal Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh dikelompokkan ke dalam: a. ketentuan umum; b. materi pokok yang diatur; c. ketentuan pidana (jika diperlukan); d. ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan e. ketentuan penutup Urutan pengelompokan adalah sebagai berikut: a. bab dengan pasal atau beberapa pasal tanpa bagian dan paragraf; b. bab dengan bagian dan pasal atau beberapa pasal tanpa paragraf; atau c. bab dengan bagian dan paragraf yang berisi pasal atau beberapa pasal
  • 24. Ketentuan Umum Ketentuan umum diletakkan dalam bab satu. Jika dalam Peraturan Perundang-undangan tidak dilakukan pengelompokan bab, ketentuan umum diletakkan dalam pasal atau beberapa pasal awal. Ketentuan umum dapat memuat lebih dari satu pasal. Ketentuan umum berisi: a. batasan pengertian atau definisi; b. singkatan atau akronim yang dituangkan dalam batasan pengertian atau definisi; dan/atau c. hal-hal lain yang bersifat umum yang berlaku bagi pasal atau beberapa pasal berikutnya antara lain ketentuan yang mencerminkan asas, maksud, dan tujuan tanpa dirumuskan tersendiri dalam pasal atau bab.
  • 25. Ketentuan Umum Apabila rumusan definisi dari suatu Peraturan Perundang- undangan dirumuskan kembali dalam Peraturan Perundang-undangan yang akan dibentuk, rumusan definisi tersebut harus sama dengan rumusan definisi dalam Peraturan Perundang-undangan yang telah berlaku tersebut. Jika suatu kata atau istilah hanya digunakan satu kali, namun kata atau istilah itu diperlukan pengertiannya untuk suatu bab, bagian atau paragraf tertentu, kata atau istilah itu diberi definisi
  • 26. Materi Pokok yang Diatur Materi pokok yang diatur ditempatkan langsung setelah bab ketentuan umum, dan jika tidak ada pengelompokkan bab, materi pokok yang diatur diletakkan setelah pasal atau beberapa pasal ketentuan umum
  • 27. Ketentuan Penutup Ketentuan Penutup ditempatkan dalam bab terakhir. Jika tidak diadakan pengelompokan bab, Ketentuan Penutup ditempatkan dalam pasal atau beberapa pasal terakhir Pada umumnya Ketentuan Penutup memuat ketentuan mengenai: a. penunjukan organ atau alat kelengkapan yang melaksanakan Peraturan Perundang-undangan; b. nama singkat Peraturan Perundang-undangan; c. status Peraturan Perundang-undangan yang sudah ada; dan d. saat mulai berlaku Peraturan Perundang-undangan
  • 28. Penandatanganan pengesahan atau penetapan Peraturan Perundangundangan memuat: a. tempat dan tanggal pengesahan atau penetapan; b. nama jabatan; c. tanda tangan pejabat; dan d. nama lengkap pejabat yang menandatangani, tanpa gelar, pangkat, golongan, dan nomor induk pegawai Pengundangan Peraturan Perundang-undangan memuat: a. tempat dan tanggal Pengundangan; b. nama jabatan yang berwenang mengundangkan; c. tanda tangan; dan d. nama lengkap pejabat yang menandatangani, tanpa gelar, pangkat, golongan, dan nomor induk pegawai.
  • 29. PENJELASAN Setiap Undang-Undang, Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota diberi penjelasan Peraturan Perundang-undangan di bawah Undang-Undang (selain Peraturan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota) dapat diberi penjelasan jika diperlukan