SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
JADMIKO ANOM
Peraturan Daerah adalah
peraturan perundang-undangan
yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah
dengan persetujuan bersama
Kepala Daerah
 Undang-Undang Dasar 1945;
 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
 UU/Peraturan Pemerintah Pengganti UU;
 Peraturan Pemerintah;
 Peraturan Presiden;
 Peraturan Daerah Provinsi; dan
 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Produk Hukum Daerah berbentuk peraturan berdasarkan
Permendagri No. 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah jo. Permendagri No. 120 Tahun 2018 meliputi:
 Peraturan Daerah;
 Peraturan Kepala Daerah;
 Peraturan Bersama Kepala Daerah; dan
 Peraturan DPRD.
Secara hierarki, kedudukan Peraturan Daerah berada pada
urutan pertama dan menjadi acuan peraturan yang berada di
bawahnya
Berdasarkan ketentuan butir 39 Lampiran II UU No. 12/2011, dasar
pembentukan Peraturan Daerah dibedakan menjadi:
1. Yang memberikan dasar kewenangan
 Pasal 18 ayat (6) UUD 1945
 Undang-Undang tentang Pembentukan Daerah yang
bersangkutan
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
2. Yang memerintahkan
 peraturan perundang-undangan yang memerintahkan secara
tegas pembentukan Peraturan Daerah.
 Perencanaan dilakukan dalam suatu
Program Pembentukan Peraturan Daerah
 Disusun oleh DPRD dan kepala daerah
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
berdasarkan skala prioritas pembentukan
rancangan Perda.
 memberikan gambaran objektif tentang kondisi umum mengenai
permasalahan pembentukan Peraturan Daerah;
 menetapkan skala prioritas penyusunan rancangan Peraturan Daerah untuk
jangka panjang, menengah atau jangka pendek sebagai pedoman bersama
dalam pembentukan Peraturan Daerah;
 menyelenggarakan sinergi antar lembaga yang berwenang membentuk
Peraturan Daerah;
 mempercepat proses pembentukan Peraturan Daerah dengan memfokuskan
kegiatan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah menurut skala prioritas
yang ditetapkan; dan
 menjadi sarana pengendali kegiatan pembentukan Peraturan Daerah
 Program Pembentukan Peraturan Daerah memuat program
Pembentukan Peraturan Daerah dengan judul rancangan
peraturan daerah, materi yang diatur serta keterkaitannya
dengan Peraturan Perundang-undangan lainnya.
 Materi yang diatur serta keterkaitannya dengan Peraturan
Perundang-undangan lainnya merupakan keterangan mengenai
rancangan peraturan daerah yang meliputi:
 latar belakang dan tujuan penyusunan;
 sasaran yang ingin diwujudkan;
 pokok pikiran, lingkup atau obyek yang akan diatur; dan
 jangkauan dan arah pengaturan.
 dalam rangka penyelenggaraan otonomi
daerah dan tugas pembantuan;
 menampung kondisi khusus daerah;
 penjabaran lebih lanjut peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi.
Pasal 14 UU No. 12/2011 ttg Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Jo.
Pasal 236 ayat (3) dan ayat (4) UU No. 23/2014 ttg Pemerintahan Daerah
1. Judul
2. Pembukaan
3. Batang Tubuh
4. Penutup
5. Penjelasan
6. Lampiran (Jika Diperlukan)
 Judul harus singkat, jelas, tetapi mencerminkan
norma yang diatur.
 Judul memuat keterangan mengenai jenis,
nomor, tahun penetapan, dan nama Peraturan
Daerah
 Nama Peraturan Daerah dibuat secara singkat
dengan hanya menggunakan 1 (satu) kata atau
frasa tetapi secara esensial mempunyai makna
dan mencerminkan isi Peraturan Daerah
 Judul ditulis dengan huruf kapital yang
diletakkan di tengah marjin tanpa diakhiri tanda
baca.
 Judul tidak boleh ditambah dengan singkatan
atau akronim.
 Nama daerah tidak disebutkan 2 (dua) kali pada
suatu judul Peraturan Daerah
1. Frasa
“DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
ESA”
2. Jabatan Pembentuk Peraturan Daerah
3. Konsiderans : Menimbang
4. Dasar Hukum : Mengingat
5. Diktum
 Konstatasi fakta mengenai urgensinya dibuat suatu
peraturan harus disusun sedemikian rupa untuk setiap
pertimbangan yang satu dengan pertimbangan
berikutnya tidak boleh berdiri sendirisendiri maknanya,
tetapi alur pikirannya harus berkesinambungan secara
rentet.
 Memuat uraian singkat mengenai pokok-pokok pikiran
yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan
peraturan perundang-undangan.
 Pokok-pokok pikiran memuat unsur filosofis, yuridis,
dan sosiologis yang menjadi latar belakang
pembuatannya
 Filosofis:
Peraturan yang dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup,
kesadaran dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan
serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila
dan Pembukaan UUD Negara RI tahun 1945.
 Sosiologis
Peraturan yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam berbagai aspek.
 Yuridis:
Peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum
atau mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan
aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang akan
dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat
 Konsideran cukup memuat satu pertimbangan yang berisi uraian singkat
mengenai perlunya melaksanakan ketentuan Pasal atau beberapa Pasal dari UU
atau PP yang memerintahkan pembentukan Peraturan Daerah tersebut dengan
menunjuk Pasal atau beberapa Pasal dari UU atau PP yang memerintahkan
pembentukannya.
Contoh:
 Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum perlu menetapkan
Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Bantuan Hukum;
 Memuat dasar kewenangan pembuatan peraturan perundang-undangan dan
peraturan peraturan perundang-undangan yang memerintahkan pembuatan
peraturan perundang-undangan.
 Dasar hukum pembentukan Perda adalah Pasal 18 ayat (6) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, UU tentang Pembentukan Daerah dan UU
tentang Pemerintahan Daerah.
 Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar hukum hanya
peraturan perundang-undangan yang tingkatannya lebih tinggi atau sama.
 Peraturan perundang-undangan yang akan dicabut dengan peraturan
perundangan yang dibentuk atau belum resmi berlaku tidak boleh dijadikan
dasar hokum.
 Apabila lebih dari satu, urutan pencantuman perlu memperhatikan tata urutan
peraturan perundang-undangan dan jika tingkatannya sama disusun secara
kronologis berdasarkan saat pengundangan atau penetapannya.
 Diikuti dengan penyebutan Lembaran Daerah dan Tambahan Lembaran
Daerah
 Setiap frasa diakhiri dengan tanda baca “titik koma (;). Walaupun untuk akhir
frasa huruf terakhir.
Contoh:
Peraturan Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota … Tahun … Nomor … tentang …
(Lembaran Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota … Tahun … Nomor …, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor …)
 Diktum terdiri atas :
a. kata memutuskan
b. kata menetapkan;
c. jenis dan nama Peraturan Perundang-undangan.
CONTOH DIKTUM
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Dan
GUBERNUR JAWA BARAT
Memutuskan :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN
PERMUKIMAN KUMUH
1. Ketentuan Umum;
2. Materi Pokok Yang Diatur
3. Ketentuan Pidana; (Jika Diperlukan)
4. Ketentuan Peralihan; (Jika Diperlukan)
5. Ketentuan Penutup
1. Batasan pengertian atau definisi
2. Singkatan atau akronim yang digunakan dalam peraturan
3. Hal-hal lain yang bersifat umum yang berlaku bagi pasal-pasal berikutnya
antara lain ketentuan yang mencerminkan asas, maksud, dan tujuan
4. Frasa Pembuka dalam ketentuan umum Peraturan Daerah berbunyi: “Dalam
Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:”
5. Jika ketentuan umum memuat batasan pengertian atau definisi, singkatan
atau akronim lebih dari satu, maka masing-masing uraiannya diberi nomor
urut dengan angka Arab dan diawali dengan huruf kapital serta diakhiri
dengan tanda baca titik.
6. Kata atau istilah yang dimuat dalam ketentuan umum hanyalah kata atau
istilah yang digunakan berulang-ulang di dalam pasal atau beberapa pasal
selanjutnya
 Definisi:
 Harus diambil dari definisi yang sudah disebutkan dalam Peraturan Perundang-
undangan di atasnya;
 Tidak boleh dikurangi atau ditambahkan, hanya disesuaikan dengan substansi.
 Pengertian
 Dibuat sesuai dengan kebutuhan.
 Perbedaan singkatan dan akronim:
Contoh singkatan:
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Contoh akronim:
Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL)
 Frasa yang digunakan adalah :
Singkatan>>>>>>> yang selanjutnya disingkat…….
Akronim >>>>>>> yang selanjutnya disebut……..
Ditempatkan langsung setelah bab ketentuan umum, dan jika tidak ada
pengelompokan bab, materi pokok yang diatur diletakkan setelah pasal-pasal
ketentuan umum
 Sanksi administratif atau sanksi keperdataan atas pelanggaran norma tersebut
dirumuskan menjadi satu bagian (Pasal) dengan norma yang memberikan sanksi
administratif atau sanksi keperdataan.
 Jika norma yang memberikan sanksi administratif atau keperdataan terdapat
lebih dari satu Pasal, sanksi administratif atau sanksi keperdataan dirumuskan
dalam Pasal terakhir dari bagian (Pasal tersebut).
Sanksi administratif dapat berupa:
a. Pencabutan izin;
b. Pembubaran;
c. Pengawasan
d. Pemberhentian sementara;
e. Denda administrative
Sanksi keperdataan berupa, antara lain:
 ganti kerugian
 Peraturan Daerah boleh memuat ketentuan pidana (Pasal 15 UU
No.12/2011 jo. Pasal 238 UU No. 23/2014) tetapi tetap dibatasi
sebagai berikut :
 Lamanya pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan.
 Banyaknya denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah).
 Perda dapat memuat ancaman pidana kurungan atau pidana
denda selain sebagaimana tersebut di atas, sesuai dengan yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan
1. Ketentuan pidana tidak boleh diberlakukan surut
2. Dalam hal ketentuan pidana berlaku untuk siapa saja,
maka untuk subyek ditulis “setiap orang“.
3. Bila ketentuan pidana hanya berlaku untuk subyek
tertentu, maka harus secara tegas disebut subyek
tersebut, misalnya Pegawai Negeri Sipil, Pengemudi dan
lain-lain.
4. Rumusan ketentuan pidana harus menyatakan secara
tegas kualifikasi pidana yang dijatuhkan bersifat
kumulatif, alternatif, atau kumulatif alternatif
Memuat penyesuaian pengaturan tndakan hukum atau hubungan
hukum yang sudah ada berdasarkan Peraturan Perundangundangan
yang lama terhadap Peraturan Perundang-undangan yang baru,
yang bertujuan untuk:
 Menghindari terjadinya kekosongan hukum;
 Menjamin kepastian hukum;
 Memberikan perlindungan hukum bagi pihak yang terkena
dampak perubahan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
dan
 Mengatur hal-hal yang bersifat transisional atau bersifat
sementara
Memuat ketentuan mengenai:
 penunjukan organ atau alat kelengkapan yang melaksanakan peraturan
perundang-undangan
 nama singkat Peraturan Perundang-undangan;
 status Peraturan Perundang-undangan yang sudah ada; dan
 saat mulai berlaku Peraturan Perundang-undangan
 Tidak menggunakan frasa ….. mulai berlaku efektif pada
tanggal ….. atau yang sejenisnya, karena frasa ini
menimbulkan ketidakpastian mengenai saat berlakunya
suatu Peraturan Perundang-undangan yaitu saat
diundangkan atau saat berlaku efektif.
 Saat mulai berlakunya Peraturan Perundang-undangan,
pelaksanaanya tidak boleh ditetapkan lebih awal
daripada saat mulai berlaku Peraturan Perundang-
undangan yang mendasarinya.
 Peraturan Perundang-undangan hanya dapat dicabut
dengan Peraturan Perundang-undangan yang
tingkatannya sama atau lebih tinggi.

More Related Content

Similar to PEMBENTUKAN PERDA.pptx

DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDADASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDAAde Suerani
 
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDPenjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDAde Suerani
 
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDPenjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDAde Suerani
 
(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011Ade Suerani
 
Download teknik penyusunan peraturan di desa
Download teknik penyusunan peraturan di desaDownload teknik penyusunan peraturan di desa
Download teknik penyusunan peraturan di desaDoni Retro
 
permendagri-80-2015.docx
permendagri-80-2015.docxpermendagri-80-2015.docx
permendagri-80-2015.docxssuserd0787d
 
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak waliProses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak waliGaluh Insani
 
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdfVyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdfodisyahputra1
 
Slide Hasil Tesis.pptx
Slide Hasil Tesis.pptxSlide Hasil Tesis.pptx
Slide Hasil Tesis.pptxdedybachrie
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiNandya Guvita
 
Akmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.ppt
Akmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.pptAkmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.ppt
Akmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.pptYogieNovri
 
Makalah 150321033553-conversion-gate01
Makalah 150321033553-conversion-gate01Makalah 150321033553-conversion-gate01
Makalah 150321033553-conversion-gate01aidha muthalib
 
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Dadang DjokoKaryanto
 
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Dadang DjokoKaryanto
 
Uu no 12_th_2011
Uu no 12_th_2011Uu no 12_th_2011
Uu no 12_th_2011buayyaa
 
Teknik penyusunan naskah akademik
Teknik penyusunan naskah akademikTeknik penyusunan naskah akademik
Teknik penyusunan naskah akademikJoseph Sitepu
 

Similar to PEMBENTUKAN PERDA.pptx (20)

DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDADASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
 
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDPenjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
 
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDPenjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
 
(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011
 
Download teknik penyusunan peraturan di desa
Download teknik penyusunan peraturan di desaDownload teknik penyusunan peraturan di desa
Download teknik penyusunan peraturan di desa
 
permendagri-80-2015.docx
permendagri-80-2015.docxpermendagri-80-2015.docx
permendagri-80-2015.docx
 
Membuat peraturan desa
Membuat peraturan desaMembuat peraturan desa
Membuat peraturan desa
 
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak waliProses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
 
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdfVyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
 
Slide Hasil Tesis.pptx
Slide Hasil Tesis.pptxSlide Hasil Tesis.pptx
Slide Hasil Tesis.pptx
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu ii
 
Akmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.ppt
Akmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.pptAkmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.ppt
Akmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.ppt
 
Materi muatan raperda lh
Materi muatan raperda lhMateri muatan raperda lh
Materi muatan raperda lh
 
Makalah 150321033553-conversion-gate01
Makalah 150321033553-conversion-gate01Makalah 150321033553-conversion-gate01
Makalah 150321033553-conversion-gate01
 
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
 
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
 
Uu 12 tahun 2011
Uu 12 tahun 2011Uu 12 tahun 2011
Uu 12 tahun 2011
 
Uu no 12_th_2011
Uu no 12_th_2011Uu no 12_th_2011
Uu no 12_th_2011
 
UU no. 12 tahun 2011
UU no. 12 tahun 2011UU no. 12 tahun 2011
UU no. 12 tahun 2011
 
Teknik penyusunan naskah akademik
Teknik penyusunan naskah akademikTeknik penyusunan naskah akademik
Teknik penyusunan naskah akademik
 

Recently uploaded

HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...Indra Wardhana
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptxmohamadhafiz651
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxINTANAMALINURAWALIA
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxekahariansyah96
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 

Recently uploaded (11)

HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 

PEMBENTUKAN PERDA.pptx

  • 2. Peraturan Daerah adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan bersama Kepala Daerah
  • 3.  Undang-Undang Dasar 1945;  Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;  UU/Peraturan Pemerintah Pengganti UU;  Peraturan Pemerintah;  Peraturan Presiden;  Peraturan Daerah Provinsi; dan  Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
  • 4. Produk Hukum Daerah berbentuk peraturan berdasarkan Permendagri No. 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah jo. Permendagri No. 120 Tahun 2018 meliputi:  Peraturan Daerah;  Peraturan Kepala Daerah;  Peraturan Bersama Kepala Daerah; dan  Peraturan DPRD. Secara hierarki, kedudukan Peraturan Daerah berada pada urutan pertama dan menjadi acuan peraturan yang berada di bawahnya
  • 5. Berdasarkan ketentuan butir 39 Lampiran II UU No. 12/2011, dasar pembentukan Peraturan Daerah dibedakan menjadi: 1. Yang memberikan dasar kewenangan  Pasal 18 ayat (6) UUD 1945  Undang-Undang tentang Pembentukan Daerah yang bersangkutan  Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah 2. Yang memerintahkan  peraturan perundang-undangan yang memerintahkan secara tegas pembentukan Peraturan Daerah.
  • 6.  Perencanaan dilakukan dalam suatu Program Pembentukan Peraturan Daerah  Disusun oleh DPRD dan kepala daerah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun berdasarkan skala prioritas pembentukan rancangan Perda.
  • 7.
  • 8.  memberikan gambaran objektif tentang kondisi umum mengenai permasalahan pembentukan Peraturan Daerah;  menetapkan skala prioritas penyusunan rancangan Peraturan Daerah untuk jangka panjang, menengah atau jangka pendek sebagai pedoman bersama dalam pembentukan Peraturan Daerah;  menyelenggarakan sinergi antar lembaga yang berwenang membentuk Peraturan Daerah;  mempercepat proses pembentukan Peraturan Daerah dengan memfokuskan kegiatan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah menurut skala prioritas yang ditetapkan; dan  menjadi sarana pengendali kegiatan pembentukan Peraturan Daerah
  • 9.  Program Pembentukan Peraturan Daerah memuat program Pembentukan Peraturan Daerah dengan judul rancangan peraturan daerah, materi yang diatur serta keterkaitannya dengan Peraturan Perundang-undangan lainnya.  Materi yang diatur serta keterkaitannya dengan Peraturan Perundang-undangan lainnya merupakan keterangan mengenai rancangan peraturan daerah yang meliputi:  latar belakang dan tujuan penyusunan;  sasaran yang ingin diwujudkan;  pokok pikiran, lingkup atau obyek yang akan diatur; dan  jangkauan dan arah pengaturan.
  • 10.
  • 11.  dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan;  menampung kondisi khusus daerah;  penjabaran lebih lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Pasal 14 UU No. 12/2011 ttg Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Jo. Pasal 236 ayat (3) dan ayat (4) UU No. 23/2014 ttg Pemerintahan Daerah
  • 12. 1. Judul 2. Pembukaan 3. Batang Tubuh 4. Penutup 5. Penjelasan 6. Lampiran (Jika Diperlukan)
  • 13.  Judul harus singkat, jelas, tetapi mencerminkan norma yang diatur.  Judul memuat keterangan mengenai jenis, nomor, tahun penetapan, dan nama Peraturan Daerah  Nama Peraturan Daerah dibuat secara singkat dengan hanya menggunakan 1 (satu) kata atau frasa tetapi secara esensial mempunyai makna dan mencerminkan isi Peraturan Daerah
  • 14.  Judul ditulis dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah marjin tanpa diakhiri tanda baca.  Judul tidak boleh ditambah dengan singkatan atau akronim.  Nama daerah tidak disebutkan 2 (dua) kali pada suatu judul Peraturan Daerah
  • 15. 1. Frasa “DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA” 2. Jabatan Pembentuk Peraturan Daerah 3. Konsiderans : Menimbang 4. Dasar Hukum : Mengingat 5. Diktum
  • 16.  Konstatasi fakta mengenai urgensinya dibuat suatu peraturan harus disusun sedemikian rupa untuk setiap pertimbangan yang satu dengan pertimbangan berikutnya tidak boleh berdiri sendirisendiri maknanya, tetapi alur pikirannya harus berkesinambungan secara rentet.  Memuat uraian singkat mengenai pokok-pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan peraturan perundang-undangan.  Pokok-pokok pikiran memuat unsur filosofis, yuridis, dan sosiologis yang menjadi latar belakang pembuatannya
  • 17.  Filosofis: Peraturan yang dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan UUD Negara RI tahun 1945.  Sosiologis Peraturan yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.  Yuridis: Peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat
  • 18.  Konsideran cukup memuat satu pertimbangan yang berisi uraian singkat mengenai perlunya melaksanakan ketentuan Pasal atau beberapa Pasal dari UU atau PP yang memerintahkan pembentukan Peraturan Daerah tersebut dengan menunjuk Pasal atau beberapa Pasal dari UU atau PP yang memerintahkan pembentukannya. Contoh:  Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 ayat (2) Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Bantuan Hukum;
  • 19.  Memuat dasar kewenangan pembuatan peraturan perundang-undangan dan peraturan peraturan perundang-undangan yang memerintahkan pembuatan peraturan perundang-undangan.  Dasar hukum pembentukan Perda adalah Pasal 18 ayat (6) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, UU tentang Pembentukan Daerah dan UU tentang Pemerintahan Daerah.  Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar hukum hanya peraturan perundang-undangan yang tingkatannya lebih tinggi atau sama.  Peraturan perundang-undangan yang akan dicabut dengan peraturan perundangan yang dibentuk atau belum resmi berlaku tidak boleh dijadikan dasar hokum.
  • 20.  Apabila lebih dari satu, urutan pencantuman perlu memperhatikan tata urutan peraturan perundang-undangan dan jika tingkatannya sama disusun secara kronologis berdasarkan saat pengundangan atau penetapannya.  Diikuti dengan penyebutan Lembaran Daerah dan Tambahan Lembaran Daerah  Setiap frasa diakhiri dengan tanda baca “titik koma (;). Walaupun untuk akhir frasa huruf terakhir. Contoh: Peraturan Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota … Tahun … Nomor … tentang … (Lembaran Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota … Tahun … Nomor …, Tambahan Lembaran Daerah Nomor …)
  • 21.  Diktum terdiri atas : a. kata memutuskan b. kata menetapkan; c. jenis dan nama Peraturan Perundang-undangan. CONTOH DIKTUM Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Dan GUBERNUR JAWA BARAT Memutuskan :
  • 22. Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH
  • 23. 1. Ketentuan Umum; 2. Materi Pokok Yang Diatur 3. Ketentuan Pidana; (Jika Diperlukan) 4. Ketentuan Peralihan; (Jika Diperlukan) 5. Ketentuan Penutup
  • 24. 1. Batasan pengertian atau definisi 2. Singkatan atau akronim yang digunakan dalam peraturan 3. Hal-hal lain yang bersifat umum yang berlaku bagi pasal-pasal berikutnya antara lain ketentuan yang mencerminkan asas, maksud, dan tujuan 4. Frasa Pembuka dalam ketentuan umum Peraturan Daerah berbunyi: “Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:” 5. Jika ketentuan umum memuat batasan pengertian atau definisi, singkatan atau akronim lebih dari satu, maka masing-masing uraiannya diberi nomor urut dengan angka Arab dan diawali dengan huruf kapital serta diakhiri dengan tanda baca titik. 6. Kata atau istilah yang dimuat dalam ketentuan umum hanyalah kata atau istilah yang digunakan berulang-ulang di dalam pasal atau beberapa pasal selanjutnya
  • 25.  Definisi:  Harus diambil dari definisi yang sudah disebutkan dalam Peraturan Perundang- undangan di atasnya;  Tidak boleh dikurangi atau ditambahkan, hanya disesuaikan dengan substansi.  Pengertian  Dibuat sesuai dengan kebutuhan.
  • 26.  Perbedaan singkatan dan akronim: Contoh singkatan: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Contoh akronim: Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL)  Frasa yang digunakan adalah : Singkatan>>>>>>> yang selanjutnya disingkat……. Akronim >>>>>>> yang selanjutnya disebut……..
  • 27. Ditempatkan langsung setelah bab ketentuan umum, dan jika tidak ada pengelompokan bab, materi pokok yang diatur diletakkan setelah pasal-pasal ketentuan umum
  • 28.  Sanksi administratif atau sanksi keperdataan atas pelanggaran norma tersebut dirumuskan menjadi satu bagian (Pasal) dengan norma yang memberikan sanksi administratif atau sanksi keperdataan.  Jika norma yang memberikan sanksi administratif atau keperdataan terdapat lebih dari satu Pasal, sanksi administratif atau sanksi keperdataan dirumuskan dalam Pasal terakhir dari bagian (Pasal tersebut).
  • 29. Sanksi administratif dapat berupa: a. Pencabutan izin; b. Pembubaran; c. Pengawasan d. Pemberhentian sementara; e. Denda administrative Sanksi keperdataan berupa, antara lain:  ganti kerugian
  • 30.  Peraturan Daerah boleh memuat ketentuan pidana (Pasal 15 UU No.12/2011 jo. Pasal 238 UU No. 23/2014) tetapi tetap dibatasi sebagai berikut :  Lamanya pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan.  Banyaknya denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).  Perda dapat memuat ancaman pidana kurungan atau pidana denda selain sebagaimana tersebut di atas, sesuai dengan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
  • 31. 1. Ketentuan pidana tidak boleh diberlakukan surut 2. Dalam hal ketentuan pidana berlaku untuk siapa saja, maka untuk subyek ditulis “setiap orang“. 3. Bila ketentuan pidana hanya berlaku untuk subyek tertentu, maka harus secara tegas disebut subyek tersebut, misalnya Pegawai Negeri Sipil, Pengemudi dan lain-lain. 4. Rumusan ketentuan pidana harus menyatakan secara tegas kualifikasi pidana yang dijatuhkan bersifat kumulatif, alternatif, atau kumulatif alternatif
  • 32. Memuat penyesuaian pengaturan tndakan hukum atau hubungan hukum yang sudah ada berdasarkan Peraturan Perundangundangan yang lama terhadap Peraturan Perundang-undangan yang baru, yang bertujuan untuk:  Menghindari terjadinya kekosongan hukum;  Menjamin kepastian hukum;  Memberikan perlindungan hukum bagi pihak yang terkena dampak perubahan ketentuan Peraturan Perundang-undangan; dan  Mengatur hal-hal yang bersifat transisional atau bersifat sementara
  • 33. Memuat ketentuan mengenai:  penunjukan organ atau alat kelengkapan yang melaksanakan peraturan perundang-undangan  nama singkat Peraturan Perundang-undangan;  status Peraturan Perundang-undangan yang sudah ada; dan  saat mulai berlaku Peraturan Perundang-undangan
  • 34.  Tidak menggunakan frasa ….. mulai berlaku efektif pada tanggal ….. atau yang sejenisnya, karena frasa ini menimbulkan ketidakpastian mengenai saat berlakunya suatu Peraturan Perundang-undangan yaitu saat diundangkan atau saat berlaku efektif.  Saat mulai berlakunya Peraturan Perundang-undangan, pelaksanaanya tidak boleh ditetapkan lebih awal daripada saat mulai berlaku Peraturan Perundang- undangan yang mendasarinya.  Peraturan Perundang-undangan hanya dapat dicabut dengan Peraturan Perundang-undangan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi.